Anda di halaman 1dari 9

Preferensi Masyarakat terhadap Teknologi 3D Printing Building sebagai Inovasi Proses

Konstruksi

Rositha Mujica1, Rizki Dwika Aprilian2 , Hanson E. Kusuma2


1
Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung
2
Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung
rosithamujica@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan teknologi pada masa sekarang terus terjadi dari berbagai sector. Salahsatu
sector yang mengalami perkembangan teknologi adalah pada sector konstruksi.
Perkembangan teknologi dan digitalisasi di sector konstruksi termasuk perkembangan yang
lambat. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya sumber daya alam dan sumber
daya manusia. Selain itu, masyarakat sebagai pasar dan pelaku utama dari sector konstruksi
ini juga turut mengambil bagian penting agar pembangunan menggunakan teknologi menjadi
tepat sasaran. Khususnya dalam pembangunan rumah tinggal bagi masyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi masyarakat mengenai teknologi 3d
construction printing dalam pembangunan rumah tinggal, sehingga membuka potensi opsi
pembangunan yang sesuai dengan pembangunan. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuisioner online yang bersifat terbuka (open-ended) dan dibagikan secara bebas (non-random
sampling). Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif menggunakan analisis
isi. Temuan menunjukkan bahwa terdapat dua belas kategori pendapat masyarakat mengenai
penggunaan teknologi 3d construction printing, yaitu impresif, keberlanjutan, inovasi,
efektivitas, belum berpengalaman, kebermanfaatan, efisiensi, kompleksitas, mahal, murah,
dan uji kualitas.
Kata Kunci : Preferensi, 3D construction printing, Teknologi, Konstruksi
ABSTRACT
.
Keywords:
1. Pendahuluan
Perkembangan industry saat ini semakin pesat, dengan dukungan berbagai
sarana dan prasarana khususnya dengan kehadiran jaringan internet dan kemudahan
akses informasi. Industi 4.0 menjadi suatu keadaan yang mengubah dunia baik
melalui cara kita bertindak, dan juga bekerja. Khususnya pada dunia kontruksi,
pembangunan menjadi sebuah kebutuhan dimana manusia membutuhkan tempat
untuk bernaung dan tinggal sebagai kebutuhan papan. Dengan kecanggihan teknologi,
seperti perubahan waktu dulu kita mengirim pesan melalui pos, yang sampai dalam
beberapa hari, kini kita dapat menerima pesan hanya beberapa detik melalui sebuah
aplikasi smartphone. Perubahan ini dalam dunia konstruksi juga dapat diwujudkan.
Saat manusia dapat membuat suatu hunian yang dulunya membutuhkan waktu
berbulan-bulan bahkan tahunan,kini hanya dapat diwujudkan dalam hitungan hari
dengan jumlah pekerja yang terhitung sedikit.
Salah satu teknologi dalam proses pembangunan ini yaitu 3D printing
building. Sebuah teknologi yang dapat mengubah dunia yang terus berkembang
menjadi lebih cepat dan juga efektif. Teknologi 3D Printer sudah ditemukan pada
awalan tahun 1984, meski pada awalnya 3d printer hanya mencetak barang-barang
kecil dan sangat rumit, seperti Daging, sculpture, dan baju harganya pun terlatif
mahal, kini teknologi 3d printer menjadi teknologi yang mulai hadir di kehidupan kita
di berbagai industry. Industri bangunan menjadi salah satu aspek yang paling
berpolusi, dengan 3D Printing, ada kemungkinan untuk zero waste, mengurangi biaya
transportasi dan berkembangnya material recycle, dan ini merupakan kemajuan dalam
membuat perkotaan (Dus Architect in archdaily.com, 2014)
Perkembangan teknologi 3D printing building ini sudah cukup massif
dilakukan beberapa praktisi konstruksi di luar negeri sejak 2014(Izabela, 2016).
Cukup banyak penelitian mengenai teknologi ini dari literatur di luar negeri, teknologi
ini masih cukup asing dan belum pernah diterapkan di Indonesia. Dari sumber media
massa, kementrian PUPR, Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc pernah
mengungkapkan mengenai teknologi ini pada tahun 2017 melalui sebuah media
internet(katadata.co.id, 2017).

2. Bahan dan Metode


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan grounded theory dan metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif bersifat terbuka, sehingga jawaban
dari responden tidak terbatas. Adapun granded theory merupakan pendekatan
penelitian yang menghasilakn penjelasan umum (teori) dari fenomena, proses,
Tindakan dan interaksi yang dibentuk oleh responden (Budiasih, 2014; Creswell,
2007). Data yang terkumpul diolah untuk dianalisis dan dikategorikan sesuai
kebutuhan penelitian.
Pemilihan sampel yaitu dengan metode non-random sampling dan memakai
Teknik accidental sampling. Accidental yang dalam Bahasa Indonesia adalah
kecelakaan, mengandung arti Teknik pengumpulan sampel secara kebetulan, jadi
bebas siapapun dapat mengisi kuisioner ini (Kumar, 2005). Langkah dalam
mengumpulkan data ini menggunakan quisioner online dan bersifat terbuka (open-
ended) Ketika menjawab pertanyaan, responden bebas untuk mengisi dan berpendapat
sehingga diharapkan jawaban sesuai harapan responden yang akan diolah dan
dianalisis peneliti sesuai dengan topik preferensi teknologi 3d Printingdalam dunia
Konstruksi menurut masyarakat Indonesia.
Kuisioner online ini dibagikan secara random via sosial media tanpa ada
Batasan dan karakteristik responden tertentu, sehingga responden dari berbagai
macam latar belakang (lokasi, umur, pekerjaan, jenis kelamin, maupun penghasilan)
dapat mengisi kuisioner ini. Proses pengumpulan data dilakukan dalam 1 minggu
dengan jumlah responden sebanyak 108 orang. Dengan rincian sebanyak 66 orang
berjenis kelamin perempuan, 42 orang adalah laki-laki. Rentang usia dari umur 65
tahun sampai 19 tahun. Sebanyak Generasi X (usia lebih dari 41 tahun) adalah 10
orang, Generasi Y (25-41tahun) adalah 47 orang, Generasi Z (dibawah 25 tahun)
adalah 51 orang. Adapaun kategori pekerjaannya adalah Wiraswasta, Pengangguran,
Pekerja Kasar, Mahasiswa/Pelajar, Karyawan Swasta, Freelancer, Dosen/guru, ASN,
dan Arsitek. Untuk penghasilan berkisar 0-3 juta hingga lebih dari 9 juta rupiah
perbulan. Asal domisili berbeda-beda mulai dari Yogyakarta, Tulungagung,
Tasikmalaya, Tanggerang kota, Surabaya, Sumedang, Sukabumi, Subang, Sidoarjo,
Semarang, Pekanbaru, Pati, Natuna, Medan, Malang, Makassar, Kuningan,
Pematangsiantar, Mojokerto, Madiun, Depok, Bogor, Bandung, Cirebon, Jayapura,
Jawa Tengah, Jakarta, Cilacap, Bojonegoro, Bekasi, Banten, Banjarmasin, Bandar
Lampung, Bali, hingga Kitakyushu.

Gambar 1: Penghasilan Responden


Data yang sudah didapat lalu dianalisis dengan metode analisis kualitatif isi
dalam tahapan open coding. Tahapan ini merupakan tahap mengidentifikasi segmen,
kode, dan kategori dari jawaban responden. Frekuensi dari masing-masing kategori
disajikan dalam bentuk diagram melalui analisis distribusi.

3. Hasil dan Pembahasan


Tahapan awal dalam penelitian ini adalah menganalisis isi dengan melakukan open
coding dari jawaban responden terkait pengetahuan mengenai 3d printing building
untuk konstruksi bangunan.

3.1. Hasil Analisis Preferensi Masyarakat mengenai pengetahuan 3d Printing


Building pada Dunia Kontruksi di Indonesia

Cara menamai Open coding berdasarkan jawaban responden dapat dilihat sebagai
berikut:
“Karena saya baru mendengar tentang 3D printing di dunia konstruksi”
(Perempuan, 21, Sidoarjo, Mahasiswa)
“Saya nyari informasi di sosial media” (Laki-laki, 27, Bandar Lampung,
Arsitek)
Berdasarkan kutipan diatas dianalisis dan didapatkan beberapa kata kunci yaitu :
“Baru mendengar”, “Mencari Informasi di Sosial Media”. Temuan kata-kata kunci
tersebut disatukan menjadi kategori(open coding). Berdasarkan hasil analisis dari
penelitian ini ditemukan 8 kategori terkait aspek-aspek Pengetahuan Teknologi 3D
Printing di dunia Konstruksi. Adapun pengelompokkan tersebut dibagi menjadi kode-
kode seperti pada (Tabel 1). Untuk aspek dibagi menjadi dua, yaitu aspek
Pengetahuan (Belum berpengalaman, Berpengalaman, Tahu dari Informasi, Edukasi
Formal) dan juga aspek Potensi(Keberlanjutan, Kemudahan, Kebaruan,
Kompleksitas).

Tabel 1: Hasil Coding Preferensi Pengetahuan Masyarakat mengenai 3D Printing


No Kategori F Kode
1 Belum 41 Tidak paham, Belum mengetahui, Tidak tahu,
berpengalaman Belum pernah melihat, Belum menggunakan,
Belum pernah dengar, baru mendengar di
konstruksi,Kurang tahu
2 Berpengalaman 27 Pernah mendengar, pernah melihat,Pernah
mengetahui,pernah membuat,pernah
mengetahui,bekerja di bidang arsitektur,sudah
mengetahui, pernah ikut pelatihan, pernah
membaca, pernah mendengar, mengetahui,
memberikan pengetahuan,
3 Tahu dari Informasi 33 Sumber Informasi Internet, Sumber Informasi
Youtube, Sumber Informasi Teman, Sumber
Informasi Penjual Rumah, Sumber Informasi
Media, Sumber Informasi Literatur, Sumber
Informasi Pameran, Sumber Informasi Iklan,
Sumber Informasi Artikel, Sumber Informasi
video, Sumber Informasi Film, Sumber
Informasi Dosen
4 Edukasi Formal 11 Edukasi Formal
5 Keberlanjutan 1 Mengikuti perkembangan, Terus berkembang
6 Kemudahan 1 Memudahkan pekerjaan, mempercepat
7 Kebaruan 5 Potensi, Dibanding konvensional, Teknologi
baru,
8 Kompleksitas 2 Saran, Resiko
(Sumber: Hasil analisis, 2021)
Analisis data ini menggunakan analisis distribusi. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa dalam pengetahuan mengenai Preferensi Masyarakat terhadap 3D Printing
Building di Dunia Konstruksi cukup tinggi dimana berdasarkan responden, sebanyak
61 orang menjawab Ya, 28 orang menjawab Tidak, dan 19 orang menjawab Mungkin.
Adapun yang menjawab ya dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kategorinya yaitu
tahu dari Informasi (bisa dari sosmed, youtube, artikel, dan sebagainya), berdasarkan
kompleksitas, kemudahan, keberlanjutan, kebaruan, edukasi formal, berpengalaman,
dan belum berpengalaman. Dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari data ini dapat dilihat bahwa alasan seseorang mengetahui mengenai teknologi ini
bermacam-macam.
“Dalam aplikasi bangunan belum pernah mendengar” (Laki-laki, Tangerang,
51th)
Seperti contohnya kalimat pernyataan ini dengan menjawab ‘Tidak’ pada pertanyaan
tentang ‘apakah mengetahui teknologi 3d Printing pada Dunia Konstruksi ini?’
beralasan pada kategori ‘Belum berpengalaman’ dengan kode Belum Mendengar.
“Karena pernah melihat video yang menggunakan alat tersebut” (Laki-laki,
Banten, 30th)
Dalam pernyataan tersebut, yang menjawab ‘Ya’ pada pertanyaan tentang ‘apakah
mengetahui teknologi 3d Printing pada Dunia Konstruksi ini?’beralasan pada kategori
‘Tahu dari Informasi’ dengan kode ‘Sumber Informasi Video’.
“Merugikan para pekerja kasar” (Laki-laki, Jakarta, 30th)
Pada alasan pernyataan ini, responden menjawab ‘Tidak’ pada pertanyaan tentang
‘apakah mengetahui teknologi 3d Printing pada Dunia Konstruksi ini?’. Pernyataan
tersebut termasuk pada kategori ‘Kompleksitas’.

Gambar 1 Analisis Distribusi Frekuensi Pengetahuan 3D Printing Building

Pada Gambar 1 ditampilkan bahwa sebanyak 56% responden mengetahui mengenai


teknologi 3D Printing ini dengan berbagai macam kategori (Belum berpengalaman,
berpengalaman, edukasi formal, kebaruan, kemudahan, dan tahu dari informasi).
Sebanyak 25% responden memilik tidak mengetahui tentang teknologi ini dengan
kategori (Belum berpengalaman, Berpengalaman, Kebaruan, Keberlanjutan,
Kompleksitas, dan Tahu dari Informasi) . Lalu sebanyak 19% mengatakan mungkin
mengetahui mengenai Teknologi 3d Printing ini dengan kategori (Belum
berpengalaman, Berpengalaman, Edukasi Formal, Kompleksitas, Tahu dari
Informasi). Adanya opsi ‘Mungkin’ ini pada pertanyaan ‘apakah anda mengetahui
teknologi 3d printing dalam dunia konstruksi?’ dimaksudkan agar responden lebih
menjawab sesuai pengetahuannya, karena teknologi ini cukup baru di Indonesia
(sumber literatur jurnal dari Indonesia belum ada, pemberitaan mengenai teknologi ini
cukup jarang dan sedikit yang memang ‘niat’ untuk mencari pada sumber di internet).
Adanya opsi ‘mungkin’ untuk para responden yang memang sekiranya pernah dengar
tapi kurang paham dan ragu dengan menjawab ‘ya’ atau ‘tidak.
3.2 Analisis Kategori Pengetahuan Penggunaan Teknologi 3d Printing Building pada
Konstruksi

Pertanyaan mengetahui pengetahun penggunaan teknologi 3d Printing building ini


adalah untuk mengetahui sejauh mana masyarakat tahu dan dapat menjelaskan alasan
tentang kegunaan/manfaat dari teknologi dalam membangun rumah ini. Adapun hasil
analisisnya dari pertanyaan ini adalah sebagai berikut:
“baik karena mempermudah pekerjaan, namun meningkatkan angka
pengangguran para tenaga bangunan “ (Perempuan, Bandung, 27th)
Didalam alasan tersebut termasuk dalam beberapa kategori, seperti efisiensi, dan
kompleksitas,
Tabel 2: Hasil Coding Penggunaan mengenai 3D Printing menurut Masyarakat
No Kategori Kode
1 Impresif Bagus, Baik, Keren, Bentuk bangunan, Menarik, Menakjubkan,
Menantang Dekoratif, Sejarah Arsitektur, Rapih, Akurat,
Dukungan, Kaget, Tertarik, Lihat hasil
2 Keberlanjutan Kemajuan, Menjanjikan, Keberlanjutan, Masa Depan,
Membangun, Dampak Lingkungan,
3 Inovasi Kemajuan konstruksi, Teknologi berkembang, Kemajuan,
Revolusioner, Canggih, Inovatif, Teknologi Masa Depan, Solusi,
Berpotensi
4 Efektifitas Profesi lebih simpel, Fabrikasi material efektif, Presentasi tidak
lama, Sumber daya manusia, hasil lebih efektif, pekerjaan lebih
praktis, presisi, Akurat, Mudah, Mempermudah, Kemudahan
realisasi, Kemudahan, Bangunan sesuai rancangan, Sesuai
Spesifikasi pekerjaan
5 Belum Kurang mengetahui, Tidak mengetahui, Belum kayin, Tidak
bBerpengalaman paham, tidak tahu, belum praktikal, belum siap massal, belum
jelas
7 Kebermanfaatan Manfaat, Membantu Arsitek, Membantu Perencana, Teknologi
bagus, Membantu teknisi, Berguna, Membantu Klien,
Membantu Kontraktor, Membantu pekerjaan, Keberfungsian,
Sangat terperinci,
8 Efisiensi Efisiensi Pekerjaan, Hemat waktu, Pengurangan pekerjaan,
Pekerjaan cepat, Pembangunan cepat, Proses konstruksi cepat,
Waktu cepat, Lebih cepat selesai, Cepat, Akses,
9 Kompleksitas Meningkatkan pengangguran, Perbandingan, Keterbatasan,
Mengurangi lapangan kerja, Perlu kajian, Jumlah mesin kurang,
proses lama,sophisticated
10 Mahal Kesan mahal, Boros bahan, Mobilitas mahal
11 Murah Hemat pekerja, Minimalisir biaya, Mengurangi cost, Biaya
rendah, Murah, , Mengurangi biaya tukang
12 Uji Kualitas Mutu, Berkualitas, Kualitas kurang baik, Kekuatan
dipertanyakan, Uji Kekuatan
(Sumber: Hasil analisis, 2021)
Gambar 2 Kategori Pengetahuan Masyarakat tentang 3D Printing pada dunia Konstruksi

Pada analisis mengenai pengetahuan penggunaan teknologi 3d printing building di


dunia konstruksi ini, kategori Impresif merupakan kategori yang tertinggi dengan 50
item, 24% dari 11 kategori. Didalam kategori ini ada kode-kode seperti : Bagus, Baik,
Keren, Bentuk bangunan, Menarik, Menakjubkan, Menantang Dekoratif, Sejarah
Arsitektur, Rapih, Akurat, Dukungan, Kaget, Tertarik, Lihat hasil. Disusul dengan
kategori Efisiensi dan efektifitas dengan masing-masing 32 items, dan 15% dari 11
kategori dengan kode efektifitas seperti Profesi lebih simpel, Fabrikasi material
efektif, Presentasi tidak lama, Sumber daya manusia, hasil lebih efektif, pekerjaan
lebih praktis, presisi, Akurat, Mudah, Mempermudah, Kemudahan realisasi,
Kemudahan, Bangunan sesuai rancangan, Sesuai Spesifikasi pekerjaan. Untuk kode
efisiensi adalah Efisiensi Pekerjaan, Hemat waktu, Pengurangan pekerjaan, Pekerjaan
cepat, Pembangunan cepat, Proses konstruksi cepat, Waktu cepat, Lebih cepat selesai,
Cepat, Akses. Disusul dengan 23 items, atau 11% dari kategori kebermanfaatan
yaitu kode Manfaat, Membantu Arsitek, Membantu Perencana, Teknologi bagus,
Membantu teknisi, Berguna, Membantu Klien, Membantu Kontraktor, Membantu
pekerjaan, Keberfungsian, Sangat terperinci. Lalu pada kategori 21 items dengan 10%
yaitu inovasi, dengan kode Kemajuan konstruksi, Teknologi berkembang, Kemajuan,
Revolusioner, Canggih, Inovatif, Teknologi Masa Depan, Solusi, Berpotensi. Untuk
selanjutnya yaitu kategori Berpengalaman sebesar 5% dengan kode Kurang
mengetahui, Tidak mengetahui, Belum yakin, Tidak paham, tidak tahu, belum
praktikal, belum siap massal, belum jelas. Kategori Murah 9 items, 4%, Kategori
Keberlanjutan 9 items 4%, Kategori Uji kualitas 5 items 2%, kategori mahal 4 items, 1.9%.

3.3. Analisis Keinginan Penggunaan Teknologi 3D Printer pada Bangunan Hunian


Responden

Pertanyaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat
untuk mengaplikasikan teknologi ini dalam kehidupan masyarakat. Adapun
pertanyaan penelitian ini adalah ‘Jika memungkinkan, apakah anda ingin rumah anda
dibangun dengan teknologi 3d printing?’ dan sertakan mengenai alasannya.
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3 Keinginan Masyarakat menggunakan Teknologi 3D Printing Building

Pada Gambar 3 ditunjukkan bahwa presentase Ya dan Mungkin memiliki porsi yang
sama yaitu 41% dengan 45 items. Sedangkan ‘Tidak’ sebanyak 18 items dan 16%.
Hal ini menunjukkan bahwa teknologi ini Sebagian besar diterima oleh masyarakat
namun dikarenakan kurang pemahaman dan pengetahuan sehingga banyak yang
menjawab mungkin. Hal ini dapat dilihat dari kategori alasan sebagai berikut:

Gambar 4 Kategori Keinginan Masyarakat menggunakan Teknologi 3D Printing Building

Terdapat 14 kategori pada pertanyaan ini yaitu Belum berpengalaman, belum teruji
kekuatan, efektifitas, efisiensi, harga mahal, harga murah, impresi, inovasi,
keberlanjutan, kebermanfaatan, kemudahan,kompleksitas, percaya konvensional, dan
solusi.
No Kategori Kode
1 Impresi (23) Desain impian, Hebat, Rapih, Bentuk unik, Terperinci,
Estetika, Kebanggaan, Oke, Terlihat nyata, Presisi,
Rapih, Unik, Menarik, Saran, Sangat menarik,
Gambaran rumah lebih jelas, mungkin, Kelau ada
memakai alat tersebut, Lebih jelas, Lebih detail, Lebih
Canggih, Keren, Bukan Bangunan Jadi, Keinginan,
Kurang tertarik, Lebih presisi, Tergantung hasil dan
desain
2 Keberlanjutan (9) Hemat energi, Ramah Lingkungan, Green building,
Perkembangan teknologi Konstrukssi, Berkalibrasi
dalam aspek Iklim, Sustainabaility, Penggunaan
Sustainable Material, Teknologi Pembangunan,
Kemajuan Teknolgi
3 Inovasi (14) Modern, Mencoba teknologi baru, Pemanfaatan
teknologi, Canggih dan presisi, Teknologi hasil lebih
baik, Pengalaman baru, Paradigma dan Inovasi baru,
Modern, Inovatif
4 Efektifitas (4) Efektifitas, Terstruktur, Akurat
5 Belum berpengalaman (23) Kurang memahami, Belum lihat langsung, Belum tau
biaya, Belum terbayang, Ingin tau lebih dalam, Belum
mengetahui, Tidak tahu gimana, Percobaan, Belum
pengujian, Belum yakin teknologi, Perlu tau lebih jauh,
Mencoba teknologi, Lihat nanti, Belum minat, Belum
yakin kualitas, Kurang mengetahui kualitas, Kurang
mengetahui biaya, kurang mengetahui perawatan,
Melihat proses konstruksi, Perlu tahu lebih jauh
6 Belum teruji kekuatan (15) Belum terjamin kekuatan, Kekuatan untuk gempa,
Belum tahu kekuatan, Pertimbangan kekuatan
konstruksi, Keamanan, kekokohan
7 Kebermanfaatan (6) Membantu dalam pembangunan, penggunaan
bermanfaat, memanfaatkan teknologi, membantu,
bermanfaat
8 Efisiensi (17) Efisiensi proses konstruksi, Proses, Efisiensi, Hemat
waktu, cepat, Lebih cepat, Bangunan jadi lebih cepat,
Mempercepat proses konstruksi, Cepat selesai
9 Harga Mahal (8) Biaya Mahal
10 Harga Murah (3) Murah, Terjangkau
11 Kemudahan (9) Kemudahan teknologi, Memudahkan pekerjaan,
Terbayang sesuai keinginan, Mempermudah
pembangunan, Kemudahan visualisasi
12 Kompleksitas (11) Ketersediaan sulit, Resiko, Kemungkinan cacat,
Keterbatasan alat, Ingin beli rumah jadi, Perbandingan
dengan konvensional, Material kurang yakin, Keadaan
keuangan, Sesuai budget, Tidak yakin mengenai biaya,
Tergantung Biaya
13 Percaya Konvensional (5) Konvensional, Lebih milih manual, Kesempatan kerja
untuk tukang, Setengah konvensional, Perbandingan
dengan pekerjaan manusia
14 Solusi (5) Pembangunan Villa, Solusi pembangunan, Minim
human error, Bisa melihat design dengan nyata,
Memberikan solusi
Tabel 3: Hasil Coding Implementasi Teknologi 3D Printing untuk Hunian Masyarakat
Dari hasil analisis diatas

Anda mungkin juga menyukai