Anda di halaman 1dari 2

Pada suatu hari disebuah sekolah, ada seorang anak laki-laki yang bernama Boy.

Ia menyukai
teman sekelasnya yang bernama Nuira. Boy dan Nuira sama-sama menyukai seni musik hingga mereka
memutuskan untuk masuk ke ekskull musik. Untuk masuk ke ekskul ini banyak yang harus dilakukan
terlebih dahulu salah satunya mereka harus menghafalkan beberapa lagu dan juga mempelajari
iramanya.

Singkat cerita, karena kepandaian Boy dalam seni musik, Ia pun memutuskan untuk membantu
Nuira agar bisa lulus bersama di ekskull musik ini. Setelah semua yang dilakukan Boy untuk
membantu Nuira, mereka pun dinyatakan lulus di ekskul Seni Musik dan timbullah perasaan diantara
kedua insan tersebut dengan definisi perasaan yang berbeda.

Setalah dinyatakan lulus, hal- hal indah yang dibayangkan oleh Boy jika mereka lulus ternyata
hanya bisa menjadi khayalan semata. Berharap hubungannya akan semakin dekat dengan Nuira, Nuira
justru lebih dekat dengan laki-laki lain yang ada di ekskulnya karena menganggap dirinya pantas untuk
menjadi idola semua orang bukan hanya menjadi idola dari seorang Boy. Selain itu, Boy yang
merupakan seorang muslim taat menjadikan ia dingin terhadap yang bukan mahromnya sehingga
membuat Nuira menjadi seperti tidak peduli lagi dengan Boy dan memilih mendekati laki-laki lain
yang dianggapnya mempunyai fisik yang lebih baik daripada Boy.

Hari demi hari terus terlewati, hingga ada sebuah pelatihan selama 2 minggu untuk orang –
orang dari ekskul seni musik agar dapat menampilkan bakatnya. Terdapat 8 sekolah yang mengikuti
pelatihan tersebut dan masing- masing sekolah hanya mengirimkan 4 orang sebagai perwakilannya. Di
sekolah Boy dan Nuira, Boy, Nuira dan dua teman lainnya lah yang menjadi perwakilan untuk
mengikuti pelatihan.

Selama pelatihan di pusat Nuira yang memang ingin menjadi idola di kalangan laki-lakipun tak
segan ngobrol hingga curhat pada mereka. Boy yang melihatpun tak dapat berbuat apa-apa lagi karena
semua itu adalah keputusan Nuira dan ia merasa bukanlah siapa - siapa lagi bagi Nuira hingga ia hanya
memendam “rasa” itu. Boy menganggap semua yang dilakukan Nuira adalah wajar karena pada
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial.

Di hari sebelum mereka menampilkan kesenian yang telah dilatih, para perwakilan saling
memberikan semangat satu sama lain agar dapat menampilkan hasil yang terbaik dan hari terakhir pun
tiba mereka dapat menampilkan kesenian yang telah dilatih dengan sempurna kemudian karena
pelatihan telah selesai perpisahanpun terjadi.

Dua bulan setelah perpisahan di pelatihan seni musik dan diikuti oleh liburan semester, mereka
mengadakan sharing session dengan teman-teman disekolahnya. Pada saat itu Boy sangat senang
karena dapat bertemu kembali dengan Nuira. Singkat cerita, merekapun mengadakan acara untuk
melepas kerinduan setelah libur tengah semester yang diadakan selama 2 hari 1 malam. Malampun
tiba, ketika Boy dan teman-temannya sedang berkumpul di satu meja yang berisi 4 buah kursi Nuira
duduk sendirian disalah satu meja lain yang berada di dekat meja Boy sehingga para lelaki yang
melihatnyapun langsung menghampiri Nuira dan itu semua tak luput dari pandangan Boy. Boy merasa
Nuira terlalu dekat dengan para lelaki dan ia tak pantas untuk Nuira, lagipula itu pilhan Nuira dan tidak
ada kaitannya sedikitpun dengan Boy.

Kemudian saat acara ramah tamah atau acara bebas, Nuira berbaring diatas meja dengan posisi
pipi kiri menempel di atas meja dan muka menghadap ke temannya yang laki-laki. Laki – laki inipun
turut mengikuti apa yang dilakukan Nuira sehingga posisi mereka saat ini saling berhadapan. Kejadian
ini tak luput dari pandangan Boy. Boy merasa hal seperti ini sudah tidak dapat ditoleransi lagi sehingga
ia memutuskan lari menuju ke kolam renang dan merenungkan kejadian yang barusaja ia lihat…..
BERSAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai