Musim berubah menjadi lebih indah. Bunga yang mekar
tumbuh subur menghiasi taman bunga Girls High School. Bunga yang tadinya malu untuk menampakkan dirinya kini memperindah kawasan ini. Bunga mawar merah yang harumnya tiada tara tercium oleh setiap murid yang akan masuk, seakan memberi sambutan suka cita kepada siswi baru yang akan belajar di sekolah khusus wanita ini. Sekolah yang dipenuhi oleh para remaja putri ini tentunya memiliki sejuta cerita menarik, diantara seperti legenda Sahabat Tak Sejati yang controversial. Legenda ini menceritakan tentang persahabatan lima siswi yang putus karena mereka jatuh cinta. Mereka enggan menceritakan hal ini kepada sahabat mereka karena malu akan ditertawai, padahal sebelum kejadian ini tidak ada rahasia, dan dusta di antara mereka. Setelah kejadian ini mereka lebih cenderung menyendiri dan jarang bersama sampai akhirnya mereka meningalkan sekolah tersebut. Girls High School dikenal dengan keindahan arsitekturna. Salah satu sudut yang paling mencuri perhatian adalah sebuah dinding dengan tulisan berwarna merah yang bertuliskan Sahabat Tak Sejati yang konon katanya merupakan tempat yang paling keramat di sekolah tersebut sehingga tempat ini dijuluki sudut merah. Hal ini menarik perhatian Amell, Niza, Putrhi, Luna, Bian dan Saffa. Oleh sebab itu mereka sering bersama ke tempat ini untuk membuktikan bahwa legenda itu not true. Mereka sudah berteman akrab sejak dua tahun, dan mereka kini telah kelas tiga, yang artinya mereka akan pergi meninggalkan masa sekolah. "Berat rasanya akan meninggalkan masa terindah dalam hidup ini" ujar Puthri. "Ya, karena mempunyai sahabat seperti kalian merupakan anugerah Tuhan yang sangat indah yang Tuhan berikan. I love you all, aku sayang kalian semua." sambung Luna. Lantas refleks mereka berpelukan seperti di akhir film Telebabis sambil tertawa.
"Sepertinya legenda itu hanya bohongan ya sob. Buktinya kita
masih sahabatan sampai sekarang dan tak ada yang dapat memisahkan kita karena kita sahabat sejati. Ya gak ??" celoteh Saffa. "Huuss..." teriak mereka mengejutkan Saffa dan kemudian mereka tertawa melihat reaksi Saffa yang terkejut ketakutan.
Tak lama satelah percakapan itu mereka menjalani
serangkaian ujian, alhasil mereka jarang bersama lagi sejak saat itu. Mulai saat itu hubungan mereka menjadi dingin. Sebenarnya hal ini dipicu oleh sebuah kesalah pahaman yang sepele. Beberapa hari sebelumnya seperti biasanya mereka berkumpul di sudut merah hanya untuk sekedar berbincang- bincang. Awalnya semua baik-baik saja mereka akrab seperti biasanya sampai akhirnya saat akan kembali ke kamar masing-masing, tiba-tiba Saffa menceritakan bahwa ia telah jatuh cinta, hal yang dianggap tabu oleh Niza dan Amell. Sementara itu Puthri dan Luna sudah tiba di kamar mereka dan heran mengapa empat sahabat mereka yang lain belum tiba, tetapi mereka tidak terlalu memikirkannya dan kembali melanjutkan belajar karena besok akan menggikuti final examination. Di sisi lain, Niza dan Amell terkejut ketika Saffa mencurahkan isi hatinya, tetapi Bian menghalangi Saffa untuk melanjutkan mengatakan hal tersebut karena Bian lah orang pertama yang mengetahui hal ini dan mengganggap bahwa hal ini tidak perlu diketahui orang orang lain karena ini adalah hal yang sangat pribadi. Kemudian Bian menarik tangan Saffa dan membawanya pergi dan berkata jangan pernah menceritakan ini kepada Puthri.
Sejak hari itu persahabatan mereka renggang seperti ada jarak
yang memisahkan mereka. Mereka semua menyadari hal tersebut dan mulai penasaran apa yang terjadi. Bian dan Saffa lebih suka berdua saja tanpa menghiraukan sahabatnya yang lain bahkan lebih senang berteman dengan Rani, Jani, dan Keyney. Sedangkan Niza, Amell, Puthri, dan Luna heran dengan apa yang terjadi. "Sob, sebenarnya apa yang terjadi sih ??" Tanya Luna. Putrhi menjawab Aku heran mengapa hal ini dapat terjadi". Sedangkan Niza dan Amell hanya membisu karena sampai saat itu mereka tidak berani menceritakan hal tersebut.
Sampai pada suatu malam, mereka berempat bicara sebagai
sahabat dan akhirnya mereka telah mengetahui sebenarnya dan hal ini sangat menyakitkan. "Apaaa?? Saffa ngomong gitu ??. Dia juga ingin merahasiakan hal ini kepada akuuu?? mengapa ?? apakah bagi dia aku seember itu ??. Aku gak nyangka kalau sahabat bisa seperti ini. Aku kecewa." ujar Puthri dengan emosi. Lalu Luna pun ikut memberi tanggapan "Iya.. lalu mengapa Bian juga harus merahasiakan hal ini..?? apakah mereka tidak percaya kepada kita?".
Suasana semakin tegang mulai saat itu. Mereka terpecah
menjadi dua kubu yang bermusuhan. Hari-hari yang seperti ini berlangsung lebih dari dua minggu. Kini tiada lagi canda tawa, tiada lagi keakraban, tiada lagi kebersamaan yang seindah dulu, yang lebih menyakitkan adalah mengapa ini harus terjadi sekarang disaat semuanya terasa sangat indah. Sampai akhirnya Niza sudah muak dengan semua ini dan dibantu oleh Amell tentunya, mereka mengumpulkan semua sahabatnya dan mereka berbicara tentang semua yang terjadi. Tetapi semua ini tampaknya tidak ada gunanya lagi karena sudah tidak ada kepercayaan dan rasa saling memiliki diantara mereka. Ditambah dengan kepenatan Saffa dan Bian terhadap semua ini dan telah menemukan sahabat baru yang mungkin lebih baik dari sahabat sebelumnya. Sejak hari itu persahabatan mereka seperti membatu dan hingga kinipun ketika mereka telah menemukan jati diri. Suatu senja ketika Niza dan Puthri bertemu setelah sekian tahun tak bertemu di saat kehidupan telah berubah. Ternyata memang benar adanya tak ada yang sejati di dunia ini termasuk persahabatan". Ujar Niza. "Ya... sepertinya kisah legenda sahabat tak sejati kembali terjadi" balas Puthri.
Kini kehidupan telah berubah setelah hari itu mereka telah
meneruskan legenda sahabat tak sajati.. Namun semuanya benar-benar berubah, kini Puthri telah menjadi seorang insinyur mahir, Niza telah berhasil dalam karirnya di dunia pendidikan, begitu pula dengan Luna dan Amell yang telah berhasil di bidang kesehatan. Akan tetapi Bian dan Saffa tak tahu berada dimana dan bagaimana keadaan mereka, dan penyebab keretakan persahabatan mereka pun masih menjadi tanda tanya.