Bahasa Indonesia Cerpen Rizni Aulia Rahamah
Bahasa Indonesia Cerpen Rizni Aulia Rahamah
negara
itu adalah korea selatan. Mereka sangat menyukai Negara itu. Teman ku itu yang
bernama Nadia, Shinnta, dan putri.
Pagi yang sangat cerah, terlihat dari sinar matahari yang bersinar begitu
indahnya menyorot bumi. Aku beraktivitas seperti biasanya, bersiap untuk
berangkat sekolah. Terlihat teman ku yang datang shinta dan putri, mereka
melakukan salam menggunakan bahsa korea. Seketika aku pun kaget dan menatap
mereka dengan rasa kecewa. Ini kah yang dikatakan pemuda Indonesia? Mereka
beragama islam bukannya masuk kelas mengucapkan salam malah mengucapkan
yang lain-lain.
Aku pun sangat jengkel kepada mereka karena aku sudah memperingat kan
meraka bahawa yang mereka lakukan itu tidak lah baik dan teman ku putra
membuat aku sabar dengan menepuk pundakku agar aku tenang, akupun hanya
menatap putra dan berharap mereka menjadi apa yang kami harapkan dan aku pun
sampai lapangan dan berbaris dengan rapi. Di sana tak ku lihat batang hidung para
pecinta korea tadi upacara pun dimulai, Saat kulihat jam tangan ku upacara bendera
sudah berlangsung selama 15 menit,kata hatiku mengatakan apakah merka ikut
upacara atau tidak.
Lalu kulihatlah kelas kudan sekeliling ku, kulihat bapak budi menyusuri
lorong hal yang sering dilakukan beliau saat upacra berlangsung, beliau sering
menjenguk kelas mengecek apakah siswa dan siswi ada yang tidak mengikuti
upacara.
Kemudian bapak budi melihat kelas ku dari ujung sampai ujung seoerti mata-
mata dan beliau pun masuk kedalam kelas ku,dan firasat ku pun tidak enak, tetap
aku lanjutkan kembali, tiba-tiba terdengar suara dari salah satu kelas akupun
berprasangka bahwa itu berasal dari kelasku. Tiba-tiba suasana khidmat upacara
pun pecah akibat suara tadi. Seluruh peserta upacara beserta guru menoleh kea rah
kelas ku dan keluarlah bapak budi dengan Nadia,Shinnta, dan putri.
Bapak rahman pun turun dari podium dengan rasa kesal menghampiri
mereka, mereka pun dimarahi oleh bapak budi dan bapak rahmat namun putrid
melawan dengan membela mereka kalau mereka belajar bahsa korea dan bapak
rahmat pun marah memberikan mereka hukuman karena mereka tidak sopan dan
kasar dengan memberikan hukuman mengikuti pelajaran tambahan disekolah yaitu
bahasa Indonesia dan pendidikan kewarganegaraan. Nadia,Shinnta, dan putrid
tidak terima tetapi bapak rahmat sudah mentapkan seperti itu, lalu upacara bendera
pun dibubarkan, aku mengajak putra mendekati mereka dan member tahu mereka
kalau itu hukuman untuk mereka agar mereka dapat berubah menjadi lebih baik
lagi dan mencintai Negara mereka sendiri.