Anda di halaman 1dari 3

Dia SaudaraKu

Persaudaraan adalah

Hari itu matahari mulai menampakkan sinarnya dengan senyuman hangat, aku mulai
bergegas berangkat sekolah setelah sarapan, mandi dan beres2. “ Bu, aku berangkat sekolah
ya...”aku berpamitan dengan ibu sambil mencium tangannya yang halus. “ Ya nak hati2 di
jalan, ini ada uang sedikit untuk jajan kamu” sambung ibunya. “ Bapak mana bu?”tanyaku
pada ibu, “ oh bapakmu sudah berangkat kerja, ini sudah jam 7 jangan sampai kamu
terlambat” jawab ibuku,” Ya bu, tenang aku kan naik sepeda lagian sekolah kan nggak jauh
banget bu”,” Ya ibu tahu sudah sanah” kata ibuku.” Assalamualaikum..” pamitku,”
waalaikumussalam...”

Perjalanan menuju sekolah dengan sepeda ontel bersama teman-temanku merupakan


rutinitasku karna sekolahku tak jauh dari rumahku kira2 berjarak 1 km. Tak lama aku dan
teman-teman sampai di gerbang sekolah SMAN 02 Jogja. Setelah memarkirkan sepeda aku
berjalan dengan teman-temanku menuju kelas yang tak jauh dari parkiran. Tiba-tiba seorang
laki-laki yang berkulit putih membawa sepeda motor dengan kencang dan menyerempet
salah satu temanku,” aduh....”ujar temanku yang terserempet,spontan aku marah padanya
karena tidak hati-hati membawa motornya. “ Hei hati-hati dong kalau bawa sepeda motor,
untung saja temanku tak terluka” ujarku pada laki-laki itu. Anak laki-laki itu langsung
ngerem mendadak ketika ia tahu ada yang terserempet olehnya dan berkata “ Maaf aku tak
sengaja...”, “ oh iya tidak apa-apa kok” ujar temanku yang terserempet olehnya, Bel berbunyi
akhirnya anak laki-laki itu cepat-cepat memarkirkan sepeda motornya tanpa memperdulikan
aku dan teman-temanku. “ Eh itu anak main langsung pergi bukannya.....”, “ sudahlah lagian
aku tidak apa-apa kok Rin...”, “ eh malah ngobrol disini cepet yuk ini sudah bel” ajak salah
satu teman Fifi.” Oh yaya yuk masuk” sambungku

Ku duduk dengan Afi yang peringkat 1 di kelas. Suasana di dalam kelas sudah mulai ramai
seperti pasar yang mau buka karena pelajaran sudah di mulai. Pelajaran pertama kimia,
kemudian aku dan Afi mengambil buku kimia, lalu Bu Umi salah satu guru kimia di
sekolahku berkata pertemuan lalu ada soal yang belum di bahas tuntas , serentak aku dan
teman-temanku berkata ya bu, sekarang di bahas bu, baik, tetapi sebelum itu ada yang sudah
tau bagaimana cara mengerjakan soal itu? Tanya Bu Umi, “ Saya sudah tau bu” salah satu
temanku yang bernama Panji, dia memang terkenal jago kimianya sampai-sampai ia
mewakili OSN Kimia dari sekolahku dan juara 3 tingkat Provinsi. “ Ya coba Panji jelaskan
pada teman-temanmu” kata Bu Umi, “ Baik bu..” jawab Panji, Setelah Panji menjelaskan
pembahasan soal itu dengan jelas dan gamblang ,lalu Bu Umi melanjutkan materi Kimia.

Tidak terasa bel istirahat berbunyi setelah pelajaran kimia dan Bahasa Inggris, aku menuju ke
kantin bersama Afi dan teman-teman, disana aku melihat anak laki-laki yang tadi
menyerempet temanku Hani. Aku masih kesal dengannya akhirnya aku pura-pura tidak tahu
dia sambil buang muka. “ Hey... kamu siapa namanya?” Laki-laki itu menunjuk jarinya
padaku, aku sambil melewatinya karena aku mau membeli jajan yang dekat dengannya sama
teman-temanku. “ kamu manggil aku?” tanyaku. “ ya siapa lagi yang dekat jaraknya
denganku” jawabnya. “ oh, ada apa?” tanyaku kembali. “ kamu namanya siapa? “ tanyanya.
Akhirnya ku jawab dengan terpaksa karena tidak enak dia tanya namaku kalau tidak di jawab
dikiranya sok atau apa jadi ku jawab “ namaku Ririn, memangnya kenapa?, oh ya kamu
siapa? “. “ oh itu namamu cewe bawel, gapapa sih pengen tahu aja, kenalin aku Fandi kamu
tahu kan aku saudaranya KEPSEK disini?” jawabnya dengan gaya sok sambil mengulurkan
tangannya padaku. “ ih aku di katain bawel, itu karena kamu salah sudah tahu mau masuk
berangkatnya siang ya akhirnya buru-buru dan nyrempet temanku lagi gimana aku gak kesal
sama kamu, iya aku tahu memang kenapa? “ jawabku dengan nada sebal karena dia agak sok
sementara teman-temanku hanya mendengarkan obrolanku dengan Fandi. “ baguslah kalau
kamu tahu, jadi kamu bisa aku laporin ke KEPSEK karena bawel jadi aku telat masuk kelas
dan di hukum sama Pak Gatot, kamu tahu kan gimana kalau di hukum sama Pak Gatot”
Omelnya padaku. “ Hih kamu tambah nyebelin tahu kamu yang salah juga malah aku yang
mau di laporin, harusnya kamu tuh yang di laporin ke KEPSEK karena kesalahanmu “
Omelku juga padanya.” Sudahlah Rin, ayo kita beli jajan keburu masuk nih...” ucap salah
satu temanku yang bernama Syfa. Tanpa memperdulikan ucapan Syfa aku layanin si Fandi
untuk debat omel-omelan “ Ok-ok aku ngaku salah tapi temanmu gak papa kan?, aku kan
hanya bercanda dianggap serius banget sih hahaha” ucapnya sambil tertawa dengan teman-
temannya yang duduk-duduk dengannya di meja pojok dekat jajan siomay yang aku mau beli.
“ apa kamu bilang bercanda?, enak aja bawa-bawa nama KEPSEK kok bercanda aku serius
lho mau laporin kamu ke KEPSEK gak main-main kalau gak ke BK” Ucapku yang sedang
naik darah karena Fandi. “ Aduhhh kok jadi ribet gini si urusannya Rin... Sudahlah ayo ini
kan Cuma sepele lagian aku ga papa kok, kan dia juga cuma bercanda sama kamu” ucap Hani
yang tadi ke srempet. “ Gak bisa gitu Han, dia nyolot kaya gitu masa ku biarin Enak aja”
Ucapku pada Hani yang tangannya di Hansaplas karena luka tersempret oleh Fandi. “ Hih si
Ririn ini kan Cuma bercanda sudahlah tenang aja gak bakalan kok Fandi laporin kamu, aku
deh jaminannya” ucap salah satu teman Fandi yang ternyata aku kenal dia namanya Adam,
dia itu anak yang aku nge-fans karena dia anak yang pinter, cool dan yang lebih baiknya itu
dia ganteng cowo idaman para wanita banget di hampir semua kelas satu, kelasnya
bersebelahan dengan kelasku. “ Aduh ada dia lagi, tadi aku ngomel-ngomel lagi walaupun
nggak sama dia sih ngomel-ngomelnya tapi.....” gumamku sambil bengong karena ternyata
aku baru sadar bahwa ada dia di sebelahnya Fandi. “ Heyy... Rin kamu bengong ya?” Ucap
Anis, Hani, Syfa, Fandi dan Adam dengan kompak. “ Ehh ada apa?” tanyaku. “ Kamu ga
papa kan?, aku minta maaf siapa yah Hani yah maafin aku tadi iya bener apa yang di
omongin Ririn bener aku buru-buru, dan aku juga minta maaf yah Rin bukan maksudku buat
kamu marah dan sebel kayak gini “ ucap Fandi. “ Ya ga papa kok, santai aja ” jawab Hani.
Tapi aku masih gak bisa trima ga tau kenapa tapi akhirnya “ Hmmmm...... ya aku sudah
maafin kok, maaf juga aku udah ngomel-ngomel sama kamu Fan....” jawabku. “ Lah kayak
gini kan enak, di lihatnya kalian akur “ Ucap Adam. “ Iya tuh apa yang di bilang Adam
bener... kamu Rin sama Fandi akur kan enak lagian just small problem kok hampir aja be big
problem” ucap Anis yang memang dia itu pinter bahasa inggris jadi bilangnya agak sedikit-
sedikit bahasa inggris, dia juga di rumahnya setiap hari pake 3 bahasa yaitu bahasa Inggris,
bahasa Indonesia dan bahasa Cina, karena dia itu anak guru jadi di didik dari kecil kayak gitu,
Selain itu dia ikut lomba story telling,debat bahasa dan masih banyak lagi lomba bahasa yang
dia ikutin serta dia juga Sang Juara ( The Champion) dalam lomba itu. Menit berganti menit
ternyata bel sudah berbunyi, akhirnya aku buru-buru membeli siomay. “ eh ini sudah bel, aku
sama teman-temanku beli jajan ya” ucapku dengan mata yang tertuju pada Adam.

Dan Eh malah yang jawab Fandi,ya sih aku tahu bahwa Adam memang anak yang agak cuek,
“ Ya sanah cepetan, keburu masuk gurunya, kita juga duluan yah masuk kelas “, ya sih aku
tahu bahwa Adam memang anak yang agak cuek, tapi akhiran dia bilang “ ucap Fandi. Tapi
akhiran Adam bilang juga akhirnya padaku “ Ya kita duluan yah Rin, Han, Syf”. Ku jawab “
Ya Fan, Ok Dam”. Aku cepet-cepet beli jajan dan akhirnya masuk ke kelas karena takut di
hukum oleh guru pelajaran sekarang. Aku masuk ke kelas dan masuk pelajaran selanjutnya
yaitu pelajaran Biologi dan PKN.

Tak terasa bel pulang sudah berbunyi tepat pukul 13.20 WIB. Akhirnya aku pulang bersama
teman-temanku sambil meninggalkan kelas menuju masjid sekolah untuk shalat dzuhur.
Sekitar 15 menit kemudian aku dan teman-teman pulang menuju rumah masing-masing.

“Assalamua’alaikum” ujarku. “ Wa’alaikumussalam.......eh Rin baru pulang” jawab kakakku


yang bernama Bella. “ ya nih ka, ibu sama bapa ke mana?” tanyaku. “ ibu lagi ke pasar kalau
bapa kan belum pulang”

Anda mungkin juga menyukai