Anda di halaman 1dari 15

ASTALOG.

COM – Sel adalah satu unit dasar dari tubuh manusia dimana setiap organ merupakan
penyatuan dari berbagai macam sel yang dipersatukan satu sama lain oleh dukungan struktur-
strukktur interselular. Setiap jenis sel dikhususan untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Terdapat
sekitar 100 triliun sel yang menyusun tubuh manusia. Walaupun banyak sel pada manusia yang
berbeda satu sama lain, tetapi umumnya seluruh sel mempunyai sifat-sifat dasar yang mirip satu
sama lain, seperti:

 Oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada setiap sel untuk melepaskan
energi.
 Secara umum, sel akan mengubah makanan menjadi energi.

 Setiap sel akan melepaskan hasil akhir reaksinya ke cairan di sekitarnya.

 Hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan jika sel tertentu
mengalami kerusakan, maka sel sejenis yang lain akan beregenerasi.

Struktur Sel Manusia


Secara anatomis, sel-sel yang menyusun tubuh manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari:

1. Membran sel atau membran plasma merupakan lapisan yang sangat tipis yang memisahkkan
sel dengan dunia luarnya.
2. Sitoplasma merupakan cairan sel yang bertempat di antara inti sel dan membran plasma.
Fungsi dari sitoplasma adalah sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel.

3. Inti sel atau nukleus merupakan dari sel yang memiliki membran nukleus yang tersusun oleh
fosfolipid dan protein yang memisahkan isi dari nukleus dengan sitoplasma. Nukleus
berfungsi untuk memerintahkan pembentukan zat-zat imia bagi sel, dan untuk mengendalikan
produksi sel, serta untuk mengatur perkembangan sifat secara genetika.

Macam-macam Sel pada Tubuh Manusia


1) Jaringan Epitel

Jaringan epitel adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan
organ, rongga dan saluran baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel dapat dibagi 2, yaitu:

 Epitelium penutup dan pelapis adalah lapisan sel yang menutupi bagian internal dan
eksternal dari permukaan tubuh dan organ serta melapisi rongga tubuh dan organ berongga.
Lapisan sel ini dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
 Endotelium adalah epitelium yang melapisi pembuluh darah.

 Mesotelium adalah epitelium yang melapisi beberapa rongga tubuh.

 Epitelium glandular atau epitel kelenjar berasal dari epitelium yang melapisi atau menutupi
sel-sel yang tumbuh sampai kedalam jaringan penunjang. Epitel kelenjar tersusun atas
beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan (absorpsi) dan
menyekresikan senyawa kimia. Epitel kelenjar dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu:

 Kelenjar eksokrin mempertahankan duktus atau suatu hubungan ke permukaan


tubuh. Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitel tanpa
melalui pembuluh.

 Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang berhubungan dengan kelenjar darah


sehingga hasil sekresi kelenjar ini masuk ke pembuluh darah dan mengalir bersama
darah.

2) Sel Saraf (Neuron)

Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.
Sel-sel neuron terbagi atas 3 bagian, yaitu badan sel, dendrit, dan neurit (akson) yang masing-masing
mempunyai fungsi berbeda. Ketiga bagian sel saraf tersebut membentuk satu kesatuan yang
menyusun sel saraf dan membuatnya bekerja dengan baik.  Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel
saraf dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Sel saraf sensorik berfungsi untuk menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
2. Sel saraf motorik berfungsi untuk mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.

3. Sel saraf intermediate berfungsi untuk menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensorik atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.

3) Sel Otot

Sel otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya untuk menggerakkan organ-organ tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat
berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan
memendek. Sel otot dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Jaringan otot polos


2. Jaringan otot lurik

3. Jaringan otot jantung/miokardium

4) Sel Tulang

Pembentukan tulang dimulai dari sel tulang (osteoblas) yang merupakan sel-sel mesenkim khusus.
Sel tulang mensekresi substansi intersel, osteoit yang pada mulanya terdiri atas substansi dasar yang
lembut, serta serabut-serabut kolagen. Sel tulang berkembang menjadi osteosit-osteosit dan sel-sel
tulang defenitif.
5) Sel Darah

Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi yang vital. Darah adalah
jaringan cair, dimana volume darah pada manusia secara keseluruhan sekitar 1/12 berat badan atau
sekitar 5 liter. Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam
darah yang terdiri dari:

1. Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.
2. Sel darah putih (leukosit) adalah sel yang membentuk komponen darah dan berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh.

3. Keping darah (trombosit)


STRUKTUR DAN FUNGSI
 

1)      Darah

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan
penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haimaartinya darah. Darah merupakan salah satu
jaringan karena tersusun atas sel-sel yang memiliki fungsi tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut,
struktur darah yang berupa cairan bukanlah masalah untuk penyebutan jaringan darah. Darah
yang berupa cairan ini sangatlah istimewa karena meski berbupa cairan, didalam darah terdapat
substansi-substansi terlarut yang tidak dimiliki oleh cairan lainnya. Glukosa, asam amino,
antibodi, enzim, dan berbagai jenis nutrisi lain ditemukan dalam darah. Sistem transportasi dari
meterial-material tersebut digunakan untuk menjaga keseimbangan sel-sel dalam tubuh.

Darah  merupakan cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah
tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama
kadar oksigen dan karbondioksida. Apabila kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi
merah muda, tetapi bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna darahnya menjadi merah
tua. Volume darah pada manusia adalah 8% berat badannya.

Darah adalah jaringan ikat dengan sel-sel yang tersuspensi dalam plasma. Volume darah yang ada
dalam tubuh seseorang diperkirakan ± 8% dari berat badan seseorang. Tubuh manusia umumnya
mengandung 4-6 L darah.

Fungsi Umum Darah:

 Mengangkut sari makanan


Sari-sari makanan seperti asam lemak, asam amino, dan monosakarida masuk ke dalam sistem
sirkulasi melalui kapiler yang berada di villi usus halus. Sari-sari makanan ini diangkut menuju
ke dalam sel-sel tubuh. Sari-sari makanan ini untuk metabolisme, aktivitas, dan membentuk sel-
sel atau jaringan yang baru.

 Pengangkutan O2 dan CO2


Pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dilakukan oleh sel darah merah.
Kandungan oksigen dalam darah 0,36 % – 20 %. Karbon dioksida hasil respirasi sel dilepas dari
plasma dan masuk ke dalam dinding kapiler secara difusi, kemudian dibawa ke paru-paru untuk
dibuang. Karbon dioksida yang ada dalam darah antara 2,7% hingga 60%. Sebagian karbon
dioksida membentuk hidrogen karbonat atau bikarbonat berupa ion (HCO 3–) yang diangkut ke
plasma dan sel darah merah. Di paru-paru, hidrogen karbonat diuraikan menjadi air dan karbon
dioksida. Karbon dioksida dalam pembuluh kapiler secara difusi masuk ke dalam alveolus paru-
paru.
 Ekskresi yaitu pengangkutan Urea untuk dibuang
Tubuh dalam melakukan metabolisme menghasilkan zat-zat sisa yang bersifat racun, misalnya
urea dan asam urat. Zat sisa ini oleh darah diangkut ke ginjal untuk menjalani beberapa proses
agar bisa dikeluarkan dari tubuh.

 Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)


Tubuh saat beraktivitas akan melepaskan panas. Panas yang dihasilkan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh darah sehingga di seluruh tubuh terdapat kesamaan temperatur. Jika udara di
lingkungan dingin, maka pembuluh kapiler akan menciut untuk menghemat panas tubuh. Ketika
udara di lingkungan panas, maka pembuluh kapiler akan melebar dan aliran darah semakin cepat
sehingga panas tubuh dapat diedarkan ke seluruh tubuh.

 Imunologi (mengandung antibodi tubuh)


 Distribusi hormon
Di dalam tubuh terdapat kelenjar yang menghasilkan hormon. Hormon ini diangkut oleh plasma
dan dikirim ke bagian tubuh yang memerlukannya.

  Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)


Jika sampel darah diambil, sel-sel darah dapat dipisahkan penyusunnya dengan cara memasukkan
darah tersebut ke dalam alat sentrifugasi dan  memutarnya dengan kecepatan tertentu. Unsur
seluler (sel dan fragmen sel), yang berkisar sekitar 45 % dari volume darah akan mengendap ke
dasar  tabung reaksi sedangkan plasma transparan berwarna kekuningan sebanyak 55 % berada
diatasnya. Berikut ini adalah gambar dari hasil pemisahan unsure-unsur darah :
A.    Plasma

Plasma merupakan cairan yang sebagian besar tersusun atas air, tetapi juga mengandung
molekul utama seperti mineral, protein, hormon, glukosa dan nutrisi lainnya. Berikut ini
adalah komponen penyusun plasma :

Bahan Penyusun Fungsi Utama

Air Pengangkut untuk mengangkut zat-zat lain

Ion-          Natrium Keseimbangan osmotik, penyangga pH dan


pengaturan permeabilitas membrane
–          Kalium

–          Kalsium

–          Magnesium
–          Klorida

–          Bikarbonat

Protein Plasma-          Albumin

–          Fibrinogen – Keseimbangan osmotic, penyangga pH,-


Penggumpalan

–          Imunoglobin (antibody) – Pertahanan

Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai macam zat, baik zat organik
maupun zat anorganik dan zat  yang berguna maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga
jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat dikelompokkan
menjadi beberapa macam, yaitu:

a)      Zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam lemak, kolesterol, serta
garam-garam mineral.

b)      Zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon,dan antibodi.

c)      Protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino, yaitu:

 Albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan  osmotik darah


 Fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
 Globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat
penting.
d)     Zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.

e)      Gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O 2 , CO2 dan N2.
B.     Sel Darah

Sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah,yaitu sekitar 40-50 % dari total
komponen darah. Sel-sel darah terdiri atas tiga macam, yaitu:

Jenis Sel Fungsi


Jumlah (per mm3 darah)
Mengangkut oksigen dan
membantu mengangkut
Eritrosit 5-6 juta karbondioksida

Leukosit 5000-10000 Pertahanan dan kekebalan

Trombosit (Platelets) 250000-400000 Penggumpalan darah

1.      Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah merupakan sel darah yang paling banyak jumlahnya. Setiap millimeter kubuk
darah manusia mengandung  5-6 juta sel darah merah per mm3darah.
Sel darah merah (eritrosit) merupakan sel pembawa oksigen. Tidak seperti sel pada umumnya,
eritrosit tidak memiliki nukleus (inti sel) maupun mitokondria. Hal tersebut yang membuat sel
darah merah memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga mudah untuk berpindah dalam darah.
Namun, dikarenakan sel darah merah tidak memiliki mitokondria untuk melakukan respirasi, ia
menggunakan sebagian dari oksigen dan nutrisi lainnya untuk melakukan metabolisme. Eritrosit
hanya mampu hidup sekitar 120 hari. Setiap detiknya, 2 juta sel darah merah mati dan 2 juta
lainnya lahir (terbentuk) dalam sum-sum tulang. Fungsi utama dari eritrosit ini adalah
membawa/mengikat oksigen. Oksigen diikat oleh protein besar yang biasa dikenal dengan
hemoglobin. Tiap 1 molekul hemoglobin mampu mengikat 4 molekul oksigen dan dalam satu sel
darah merah terdapat 300 juta molekul hemoglobin.

Sel darah merah dibentuk oleh sumsum tulang remaja. Sumsum tulang tersebut sudah mampu
memproduksi sel darah merah sebelum masa balita. Sel darah merah terbentuk dengan susunan
sel yang lengkap seperti pada umunya. Namun, semakin berkembang sel darah merah tidak
memiliki inti sel (nukleus). Setiap sel darah merah memiliki diameter 7 mikron dan tebal 2
mikron. Jika dihitung, dalam 1 ml darah manusia terdapat 5 juta sel darah merah. Volume rata-
rata dari sel darah merah sebanyak 5 liter. Tiap sel darah merah memiliki saluran sirkulasi dari
jantung menuju pembuluh kapiler dan kembali ke jantung setiap 45 detik.

Karakteristik eritrosit yang utama yaitu perubahan bentuk hal ini penting karena eritrosit harus
bersifat flexible untuk menyusup ke kapiler-kapiler yang sangat kecil. Peningkatan konsentrasi
hemoglobin atau penurunan fluiditas dapat menurunkan kemampuan berubah bentuk. Akumulasi
dari merman kalsium mengakibatkan sel kaku, berkerut dan mengurangi kemampuan berubah
bentuk.
Hemoglobin merupakan protein dengan berat molekul 66.000. hemoglobin terdiri dari 4 molekul.
2 molekul disebut beta chain dan 2 lainnya alpha chains. Chains ini tersusun atas asam amino dan
molekul sentral yang disebut heme. Pada setiap heme ini terdapat sebuah atom besi. Hem juga
mengatur sintesis hemoglobin dengan merangsang pembentukan protein globin. Hem
mempertahankan kompleks inisiasi ribosom dalam keadaan aktif.

Sintesis hemoglobin terjadi dalam masa pembentukan sel darah merah sejak masih berada pada
sum-sum tulang hingga berada dalam aliran darah. Besi merupakan atom yang sangat penting
dalam darah, karena disinilah terjadi ikatan oksigen. Ikatan antara atom besi dan oksigen ini
merupakan ikatan dua arah yang terjadi secara terus menerus. Reaksinya :

Hb + O2  ßà  HbO2


Oksigen mengalir dari paru-paru menuju kapiler, selanjutnya masuk dalam aliran darah yang
kemudian berdifusi masuk ke dalam sel darah merah yaitu ikatan dalam hemoglobin.Hemoglobin
memiliki volume 32 % dari total berat sel darah merah. Pada suatu saat, hemoglobin ini akan
mengalami kerusakan dan dirombak menjadi bilirubin. Bilirubin kemudian akan diserap oleh hati
yang digunakan sebagai zat warna empedu.

Ciri-ciri Eritrosit :

1)      Berukuran 7,5-7,7 µm

2)      Bentuknya bikonkaf dengan bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya. Hal
tersebut juga berfungsi untuk memperluas permukaan.

3)      Berwarna merah kekuningan karena adanya Hemoglobin (Hb) yang berfungsi untuk
mengikat oksigen

4)      Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc
darah

5)      Tidak berinti (khusus bagi mamalia)

6)      Tidak memiliki motokondria, metabolism aerobic menggunakan O 2 yang dibawanya


7)      Tidak dapat menembus dinding kapiler
8)      Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa. Hemoglobin
dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).

Dalam sel darah merah terdapat hemoglobin , sejenis protein pengikat dan pembawa
oksigen. Baru-baru ini, para peneliti telah menemukan bahwa hemoglobin juga berikatan dengan
molekul nitrat oksida (NO) Gas NO tersebut membantu proses pengiriman O2 dengan
merelaksasikan dinding kapiler. Reaksi ikatan O 2 dan Hemoglobin :                    Hb + O2          
HbO2
2.      Sel darah putih (leukosit)

Sel darah putih (leukosit) adalah bagian dari sistem imunitas yang membantu tubuh untuk
melawan penyakit maupun sel pengganggu lainnya.

Ciri-cirinya:

1)      Berukuran 10-12 µm

2)      Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc darah. Jumlah ini terus
meningkat untuk sementara waktu ketika tubuh sedang berperang melawan suatu infeksi.

3)      Mempunyai bentuk sangat bervariasi

4)      Selnya mempunyai nukleus (inti sel)

5)      Bergerak bebas secara ameboid

6)      Menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis untuk memakan bibit penyakit

Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikulo-
indotel. Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan kuman yang masuk kedalam
tubuh,yaitu dengan cara memakannya yang disebut  fagositosis. Jumlah leukosit dapat naik turun
tergantung dari ada tidaknya infeksi kuman-kuman tertentu. Fungsi fagosit sel darah tersebut
terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah. Kemampuan lekosit
untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut
Diapedesis. Gerakan lekosit mirip dengan amoeba Gerak Amuboid.
Leukosit dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu granulosit bila plasmanya bergranuler
dan agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler.

Leukosit granulosit dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1. Netrofil (62 % dari total Leukosit)


Bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral, bentuk intinya bermacam-macam seperti batang
dengan banyak granula merah jambu. Sel ini berdiameter 12-15 µm dan memiliki inti yang khas
padat terdiri atas sitoplasma pucat.

1. Basofil (0,4 %)
Basofil jarang ditemukan, biasanya berada pada darah tepi normal. Diameter basofil lebih kecil
dari neutrofil yaitu sekitar 9-10 µm. Plasmanya bersifat basah, berbintik-bintik kebiruan, dan
bersifat fagosit. Berperan pada reaksi alergi. Basofil memiliki banyak granula sitoplasma yang
menutupi inti dan melepaskan heparin, yaitu bahan yang dapat mencegah pembekuan darah.

1. Eusinofil (2,3%)
Mengandung granula berwama merah (Warna Eosin) disebut juga Asidofil. Berfungsi pada reaksi
alergi (terutama infeksi cacing). Bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam, berbintik-bintik
kemerahan yang jumlahnya akan meningkat bila terjadi infeksi.

Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Monosit (5,3 %)
Merupakan sel darah putih yang paling besar. Selnya berinti satu, besar berbentuk bulat panjang
dan bisa bergerak cepat. Masa hidup 4-8 jam dalam sirkulasi dan 4-5 hari dalam jaringan.
Monosit beredar dalam darah dan masuk ke jaringan yang cedera melewati membran kapiler yang
menjadi permeabel sebagai akibat dari reaksi peradangan. Monosit tidak bersifat fagosit, tetapi
setelah beberapa jam berada di jaringan akan  berkembang menjadi makrofag. Makrofag adalah
sel besar yang mampu mencerna bakteri sisa sel dalam jumlah yang sangat besar. Makrofag dapat
memfagosit sel darah merah dan sel darah putih lain yang telah lisis (rusak/pecah).
1. Limfosit (30 %)
Berinti satu, selnya tidak dapat bergerak bebas, ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini
berperan besar dalam pembentukan zat kebal (antibodi). Limfosit juga memiliki peranan
fungsional yang berbeda, yang semuanya berhubungan dengan reaksi imunitas dalam bertahan
terhadap serangan mikroorganisme, makromolekul asing dan sel-sel kanker.Sirkulasi limfosit
terus terjadi.

3.      Platelets (trombosit)

Ciri-cirinya:

1. Berukuran lebih kecil (2-4µm) dari eritrosit dan leukosit


2. Sel darah pembeku tidak berinti
3. Bentuknya tidak teratur
4. Bila tersentuh benda yang permukaannya kasar mudah pecah
Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah tulang. Trombosit terus dibetuk dan
dilepasan kedalam darah, tempat trombosit bertahan hidup 9-10 hari tidak memiliki nukleus dan
tidak sanggup membuat protein, trombosit tetap dapat melakukan berbagai aktivitas sel-sel utuh,
trombosit mengkonsumsi oksigen dan mempunyai metabolisme aktif yang tergantung pada enzim
pembangkit energi dari satu atau dua mitokondria kecil dalam sitoplasmanya. Trombosit sangat
penting bagi proses pembekuan darah. Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang
terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit.
Trombosit memiliki berbagai zat yang berfungsi untuk proses pembekuan darah. Pembekuan
darah terjadi secara bertahap dan cukup rumit karena melibatkan berbagai faktor pembekuan
darah.

Proses penggumpalan darah dimulai ketika endotelium pembuluh darah rusak dan jaringan ikat
pada dinding pembuluh tersebut terpapar ke darah. Selanjutnya otot-otot pada dinding pembuluh
darah mengalami kontraksi hingga membuat pembuluh menyempit. Penyempitan ini akan
mengurangi laju aliran darah. Trombosit menempel ke serat kolagen dalam jaringan ikat tersebut
dan mengeluarkan hormon serotonin dan zat kimia lain yang membuat trombosit saling
berdesakan kemudian menjadi lengket. Trombosit tersebut kemudian membuat sumbat yang
memberikan perlindungan darurat sehingga tidak terjadi kehilangan banyak darah. Penutup
tersebut diperkuat oleh gumpalan fibrin ketika kerusakan pembuluh darah semakin parah.

Fibrin dibentuk melalui proses yang bertahap. Faktor penggumpalan yang dibebaskan oleh
trombosit yang mengumpul atau sel-sel yang rusak bercampur dengan faktor penggumpalan
dalam plasma akan membentuk aktivator yang mengubah sejenis protein plasma yang
disebut prothrombin ke bentuk aktifnya yaitu thrombin. Pengubahan ini memerlukan suatu enzim
aktivator yaitu enzimtrombokinase. Selain itu juga diperlukan faktor lain yaitu Ion Kalsium dan
vitamin K. Vitamin K diproduksi secara normal dalam usus besar oleh bakteri penyerapan
yaitu Eschericia coli. Adanya obat antibiotik yang dikonsumsi akan menghancurkan bakteri ini
dan mengurangi produktifitas vitamin K. Thrombin itu sendiri merupakan sejenis enzim yang
mengkatalisis tahapan akhir proses penggumpalan yaitu pengubahan fibrinogen menjadi fibrin.

C.    Pembentukan Sel Darah

Hemopoiesis (hematoiesis) yaitu proses pembentukan elemen-elemen berwujud darah. Proses


pembentukan ini terutama terjadi di sumsum tulang merah misalnya di epifisis tulang panjang
(pangkal lengan dan tulang paha), tulang pipih (tulang rusuk dan tulang kranium), vertebra dan
tulang panggul. Di dalam sumsum tulang merah, sel hemasitoblas membelah menjadi sel “blas”.
Sel-sel ini kemudian menjadi elemen berwujud darah dengan tergolong menjadi beberapa
kelompok.

Eritropoiesis

Eritropoiesis yaitu proses pembentukan darah khususnya darah merah (eritrosit). Proses ini
dimulai dengan terbentuknya proeritroblas yang berasal dari sel hemopoitik. Setelah 3-5 hari,
beberapa berkembang dengan proliferasi ribosom (penggandaan ribosom) dan sintesis
hemoglobin. Akhirnya, inti sel dikeluarkan, membuat depresi pada bagian pusat sel. Eritrosit
muda, yang biasa dikenal dengan retikulosit, yang masih mengandung beberapa ribosom dan
retikulum endoplasmik, memasuki aliran darah dan kemudian berkembang menjadi eritrosit
dewasa setelah 1-2 hari. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin (dibentuk di
ginjal dan hati).

Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio
pada minggu-minggu pertama. Setelah beberapa bulan, eritrosit terbentuk di dalam hati, kelenjar
limfe dan limfa sebelum dapat dibentuk pada sumsum tulang. Pembentukan sel darah mulai
terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa embrionik. Dengan bertambahnya usia
janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada sumsum tulang dan peranan hati dan limfa
semakin berkurang. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang kecuali limfosit
yang juga dibentuk di kalenjar limfe, thymus dan lien.

Pada orang dewasa, pembentukan sel darah diluar sumsum tulang (extramedullary hemopoiesis)
masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami kerusakan atau mengalami fibrosis. Setelah
usia 20 tahun sel darah diproduksi terutama pada tulang belakang, sternum, tulang iga dan
ilinium.

Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum
tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping
darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak
dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.

Globin dan hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit dipecah menjadi asam amino untuk
digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan. Zat besi dalam hem dari hemoglobin
dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin
diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-
hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Leukopoiesis

Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang dirangsang oleh adanya colony
stimulating factors atau faktor perangsang koloni. Penstimulasi (perangsang) koloni ini dihasilkan
oleh sel darah putih (leukosit) dewasa. Perkembangan dari setiap sel darah putih dimulai dengan
terjadinya pembelahan sel batang temopoitik menjadi sel “blas” seperti berikut ini.

1. Mieloblas yang akhirnya berkembang menjadi leukosit granular (granulosit) yaitu


eosinofil, neutrofil, dan basofil.
2. Monoblas berkembang menjadi monosit.
3. Limfoblas akan berkembang menjadi limfosit.
Tromopoiesis

Pembentukan keping darah dimulai dengan pembentukan megakarioblas dari sel batang
hemopoitik. Megakarioblas membelah tanpa sitokinesis menjadi megakariosit, sel raksasa dengan
inti besar dan multilobus (banyak ruang). Megakariosit kemudian terpecah-pecah menjadi
segmen-segmen ketika membran plasma tertekuk ke dalam sitoplasma

Anda mungkin juga menyukai