Anda di halaman 1dari 19

Nama : Vania Rahma Kurniawan

NIM : 2110713039
Introduksi Anatomi Fisiologi

Anatomi : Ilmu yang mempelajari struktur


Fisiologi : Ilmu yang mempelajari fungsi
Patofisiologi : Ilmu yang mempelajari kelainan fungsi
Perorganisasian struktur tubuh manusia :
 Kimiawi, terdiri dari kimia anorganik merupakan molekul sederhana berisi
satu atau dua elemen selain karbon tetapi ada beberapa pengecualian (H20,
O2, Fe, Ca, Na dan CO2) dan kimia organik yang bersifat complex.

 Sel adalah unit fungsional dan structural terkecil


 Jaringan adalah kelompok sel terdiri dari 4 yaitu :
- Jaringan epithelial
- Jaringan ikat
- Jaringan otot
- Jaringan syaraf
 Organ adalah gabungan jaringan contoh : hati, ginjal, lambung dll
 Sistem organ adalah gabungan dari beberapa organ yang membentuk suatu
sistem yang spesifik. Contoh :
 Sistem Integumen = mencegah menguapnya cairan tubuh
 Sistem Muskuler = menggerakan kerangka
 Sistem Skeletal = menyangga tubuh, melindungi bagian dalam tubuh
 Sistem Syaraf = menginterpretasikan informasi sensoris
 Sistem Endokrin = mengatur fungsi tubuh oleh hormon
 Sistem Sirkulasi = transportasi oksigen dan nutrien ke jaringan
 Sistem Limfatika = mengembalikan cairan jaringen ke dalam darah
 Sistem Respirasi = pertukaran O2 dan CO2 dalam darah dan udara
 Sistem Urinaria = membuang produk sisa dalam darah
 Sistem Digestiva = mengubah makanan menjadi zat sederhana
 Sistem Reproduksi = memproduksi sperma dan ovum

Rongga tubuh dan membrannya


Tubuh memiliki dua rongga utama yaitu :
 Cavum dorsalis ( rongga belakang tubuh ) terdiri dari cavum cranialis
dibentuk oleh tengkorak kepala dan cavum spinalis dibentuk vertebrata
berisi sumsum tulang belakang
 Cavum ventralis ( rongga depan tubuh ) terdiri dari cavum abdominalis
berisi organ hepar, gaster, intestinum, lien, ren, pankreas dilapisi oleh
membran peritoneum dan mesenterium dan juga cavum thorax yang berisi
organ jantung dan pulmo yang dilapisi oleh membrane pleura dan
pericardium
 Cavum pelvis ( rongga dada ) sub bagian cavum abdominalis berisi organ
vesica urinaria dan organ-organ reproduksi dan tidak dilapisi oleh
peritoneum.
Bidang-bidang imajiner tubuh dan bagian bagiannya untuk mementukan letak
suatu organ terbagi menjadi 5 potongan yaitu :
 Potongan frontal(bidang dari samping) terbagi menjadi depan dan belakang.
 Potongan sagittal (bidang depan belakang) terbagi menjadi kiri dan kanan.
 Potongan transversal (bidang horizontal) terbagi menjadi atas dan bawah.
 Potongan longitudinal potongan bidang searah dengan axis panjang.
 Potongan lintang potongan bidang tegak lurus dengan axis panjang.
Area-area pada abdomen menunjukan letak atau posisi suatu organ pada abdomen
terbagi menjadi :
 Area kuadran terbagi menjadi 4 bagian yaitu, kuadran kanan atas, kuadran
kanan bawah, kuadran kiri atas dan kuadran kiri bawah
 Sembilan area terbagi menjadi :
• Regio hypochondria dextra
• Regio epigastrik
• Regio hypochondria sinistra
• Regio lumbar dextra
• Regio umbilicalis
• Regio lumbar sinistra
• Regio iliaca dextra
• Regio hipogastrik
• Regio ilica sinistra
Istilah untuk menunjukan gerakan tubuh :
 Flexi, Gerakan yang mengecilkan sudut pada persendian
 Extensi, Gerakan meningkatkan besar sudut persendian
 Abduksi, Gerakan yang menjauh dari garis tengah tubuh
 Adduksi, Gerakan yang mendekat kearah garis tengah tubuh
 Rotasi, Gerakan memutar terhadap axis dan axis tetap
 Sirkumduksi, Gerakan memutar terhadap axis dan axis ikut berubah
Sel-Sel Tubuh Manusia
Struktur sel :
 Membran sel adalah dinding sel yang bersifat permeable
 Nukleus adalah pusat pengontrol kehidupan sel berisi nukleolus(membentuk
DNA)dan kromosom (terbuat dari DNA dan protein)
 Cytoplasma adalah tempat terjadinya reaksi kimiawi dalam sel
 Sel – sel organella
Retikulum  Transport material dalam sel
Endoplasma  Sintesa lipid
Ribosom  Sintesa protein
Aparatus  Memodifikasi dan menyortir molekul yang ada di
Golgi dalam sel dan transportasi di dalam sel maupun
dikeluarkan ke luar sel.

Mitikondria  Respirasi
 Produksi ATP
Lisosom  Menghancurkan jaringan rusak
Sentriol  Mengorganisir serabut spindel pada proses mitosis
sel
Silia  Menyapu material

Mekanisme Transportasi Seluler


-Difusi, molekul bergerak dari area konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah.
-Osmosis, air berdifusi ke area sedikit air atau ke area dengan kepekatan tinggi
-Difusi terfasilitasi, menggunakan enzym carrier untuk material yang tidak bisa
berdifusi sendiri.
-Filtrasi, kekuatan tekanan air dan material yang larut melalui membrane dengan
tekanan tinggi ke tekanan rendah
-Phagocytosis, sel yang bergerak memakan material tertentu
-Pinocytosis, sel diam memakan material kecil
Pembelahan Sel
Terbagi menjadi 2 tipe yaitu :

sumber : materikita.com
Meiosis

sumber : kompas.com
Jaringan Tubuh

 Jaringan adalah kelompok sel yang mempunyai kesamaan struktur dan


fungsi. Terbagi menjadi 5, yaitu :
Jaringan Epithelial
-Epitel pipih selapis berfungsi untuk
melewatkan zat melalui difusi dan
filtrasi. Terdapat pada alveoli dan
kapiler
-Epitel pipih berlapis berfungsi
untuk melindungi jaringan
dibawahnya dari gesekan. sumber : dosenpendidikan.co.id
Terdapat pada epidermis,batas bibir dan vagina.
-Epitel transisional berlapis, berfungsi untuk mengembang dan merengangkan
organ kemih saat penampungan urin. Terdapat pada vesica urinaria
-Epitel kubus selapis, berfungsi untuk sekresi (mengeluarkan) zat dan
melakukan proses absorbsi (penyerapan). Terdapat pada sel kelenjar thiroid
-Epitel silindris selapis, berfungsi untuk melakukan penyaringan zat yang
masuk pada tubuh dan juga berperan dalam mengeluarkan produk berupa lendir
dan enzim. Terdapat pada dinding intestinum/usus.
-Epitel silindris bersilia, terdapat pada trachea (untuk menyapu mucus).
pada tuba fallopian.
-Jaringan epitel kelenjar = memproduksi sekret
Terbagi menjadi 2 yaitu kelenjar uniseluler terdapat pada tractus respiratorius
dan kelenjar multiseluler yaitu eksokrin dan endokrin.

 Jaringan Ikat
Jaringan ikat dapat dibagi menjadi :
1. Darah, terdiri dari plasma, leukosit dan eritrosit serta platelet berfungsi untuk
transportasi material dalam darah
2. Jaringan ikat areolar, terdiri dari fibroblast, kolagen, cairan jaringan, dan sel
darah putih. Terdapat di dermis, epithelium
3. Jaringan ikat adipose, terdiri dari sel lemak yang menyimpan lemak. Terdapat
diantara kulit dan otot serta di sekitar mata dan ginjal
4. Jaringan ikat fibrosa, ada 2 macam jaringan ikat fibrosa regular dan irregular.
Strukturnya terdiri atas serabut kolagen yang kuat.
5. Jaringan ikat elastic, strukturnya terdiri atas serabut elastic terdapat pada sekitar
arteri dan alveoli.
6. Jaringan ikat tulang strukturnya terdiri ats sel osteosit dan matriks kalsium
bersifat kuat dan fleksibel. Terdapat pada tulang dan kerangka.
7. Kartilago strukturnya terdiri atas sel kondosit dan matriks protein. Terdapat pada
cuping hidung dan daun telinga.

 Jaringan Otot untuk berkontraksi dan


melakukan gerakan.
 Jaringan otot polos, bekerja involunter.
Terdapat di iris, dinding gaster dan
arteri vena. Sel bernukleus 1 dan polos sumber : materibelajar.co.id
 Jaringan otot skelet/rangka, bekerja volunteer. Melekat di tulang. Sel
berbentuk silindris, besar, bernukleus dan berlurik
 Jaringan otot jantung, sel seolah bercabang. Memiliki 1 nukleus. Lokasi di
dinding jantung.
 Jaringan saraf membangkitkan dan mengantarkan impuls/rangsangan
Bagian-bagiannya terdiri dari :
 Sel bodi (nucleus)
 Akson (membawa impuls
dari sel bodi)
 Dendrit (membawa
impuls ke sel bodi)
 Sinapsis, ruang antara 2
neuron
 Neurotransmitter mentransmisikan impuls untuk melewati sinaps sumber :
rumusrumus.com
 Neuroglia membentuk lapisan myelin
 Membran merupakan pembungkus jaringan pada permukaan.
Membran Epithelial terbagi menjadi 2, yaitu :
 Membran serosa melapisi rongga tubuh dan menghasilkan cairan serosa.
Terdapat di cavum thorax dan cavum abdominale.
 Membran mukosa melapisi tractus yang berhubungan dengan dunia luar dan
menghasilkan cairan mucus.
Membran Jaringan Ikat terbagi menjadi beberapa, yaitu :
 Fascia superficialis sebagai penyimpan lemak berada diantara kulit dan otot.
 Periosteum sebagai pelapis tulang berisi pembuluh darah,masuk ke tulang.
 Perichondrium berisi kapiler penyuplai darah ke kartilago dan melapisinya.
 Synovial sebagai sekresi cairan synovial dan melapisi rongga sendi.
 Fascia melapisi setiap otot skelet untuk dilekatkan di tendon.
 Menings melapisi otak, sumsum tulang belakang berisi cairan cerebrospinal.
Pengantar Kuliah Patologi

Patologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit.


Seorang ahli pathologi (pathologist) secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu :
 Experimental pathologist, meneliti klausa dan mekanisme penyakit.
 Anatomic pathologist, melakukan autopsi serta memeriksa cytologi.
 Clinical pathologist, menganalisa berbagai specimen seperti darah, urin dll.
Penyakit menyebabkan terjadinya perubahan structural dan fungsional tubuh dari
normal menjadi abnormal. Sedangkan sakit adalahkondisi seseorang yang
mengalami perubahan structural dan fungsional dari kondisi normal ke abnormal.
Patologi mempelajari urutan/sequence kejadian mulai dari kausa ke abnormalitas
struktur dan fungsi tubuh hingga ke manifestasi ( sakit ).
Beberapa istilah di patologi
o Pathogenesis, proses urutan kejadian penyakit
o Etiologi, ilmu tentang penyebab penyakit
o Diagnosis, proses penamaan penyakit sesuai kondisi pasien
o Sindrom, kumpulan dari gejala penyakit
Manifestasi penyakit pada manusia dapat berupa :
 Simpton atau gejala yang dirasakan
 Sign atau tanda fisik
 Abnormalitas labolatorium atau hasil tes lab yang tidak normal.
Penyakit organik atau penyakit oleh kelainan struktur tubuh disebabkan oleh
perubahan struktur anatomi tubuh (lesi). Lesi bisa berupa perubahan biokimia dan
morfologis. Secara garis besar penyakit organik dibagi menjadi 3, yaitu :
 Penyakitpenyakit genetik dan gangguan perkembangan terjadi karena
adanya abnormalitas pada gen/kromosom selama masa kehamilan.
 Penyakitpenyakit yang disebabkan injuri dan inflamasi disebabkan oleh agen
external berupa substansi fisik, kimiawi dan biologi. Juga agen internal
berupa insufiensi vaskuler, reaksi imunologis dan gangguan metabolik.
Efeknya dapat berupa sel mati (nekrosis) dan sel setengah mati (sublethal).
Reaksi dari adanya injuri dapat berupa reaksi inflamasi dan reaksi reparasi.

Hiperplasia merupakan reaksi proliferasi sel jaringan akibat adanya stimulus


berkepanjangan. Jika stimulus dihilangkan maka akan mengalami regresi ke
normal lagi. Sedangkan neoplasma terjadi akibat adanya perubahan genetis yang
mengakibatkan sel jaringan berproloferasi secara abnormal.

Penyakit akibat gangguan fungsional merupakan penyakit dimana onsetnya


dimulai tanpa adanya lesi. Contohnya gangguan mental. Penyebabnya bisa berupa :
 Penyebab external seperti cedera fisik, cedera kimiawi dan cedera biologis.
 Penyebab internal seperti vaskuler, imunologis dan metabolik.
Ada beberapa penyakit yang tidak dapat diklasifikasikan yaitu :
 Penyakit idiopatis : penyakit yang kausanya belum diketahui.
 Penyakit iatrogenik : penyakit karena reaksi pengobatan
 Penyakit nosokomial : penyakit yang didapat dari lingkungan RS.
Perjalanan penyakit secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu akut bersifat
singkat dan kronis bersifat lama.
Pendekatan terhadap perawatan pasien :
1. Penyakit simptomatik, kumpulkan fakta, interpretasikan fakta yang ada,
tegakan diagnosis, obati pasien dan follow up hasil pengobatan.
2. Penyakit asimptomatik, melakukan pendekatan lain dan temukan penyakit
pada fase asimptomatik dengan melakukan general check up atau tes tertentu
yang disebut skrinning dengan tujuan menemukan penyakit sedari awal dan
mencegah penyakit bertambah berat.
3. Penyakit potensial, pendekatan yang diharapkan adalah upaya pencegahan
penyakit (preventive medicine)
Skrining, Teknik yang digunakan bisa dengan Riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan laboratoris. Contoh skrining dan prosedur :
 Cervical (pap) smear = deteksi kanker servix
 Blood count = deteksi anemia
 Urinalysis = deteksi infeksi urin atau penyakit ginjal
 Fecal occult blood test = deteksi pendarahan tersembunyi.
Proses Dasar Penyakit
Proses dasar penyakit dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
 Injuri, inflamasi dan reparasi
 Hiperplasia dan Neoplasma
 Penyakit penyakit genetic dan kelainan perkembangan

Injuri mengakibatkan efek pada jaringan tubuh yang berurutan yaitu


Jaringan nekrosis/sublethal  reaksi inflamasi  reparasi.
- Jaringan nekrosis merupakan jaringan yang terdiri dari sel atau jaringan
yang mati pada area tubuh yang terlokalisir pada tempat terjadinya injuri.
- Jaringan sublethal terjadi bila injuri yang terjadi bersifat ringan, selsel atau
jaringan yang terkena injuri tidak mengalami kematian
Injuri akut dan nekrosis, injuri ini tidak begitu memberikan efek pada
jaringan ikat dan elemennya. Sedangkan sel yang mengalami injuri akut
dapat disebabkan oleh factor exogen dan endogen. Injuri akut yang sering
dialami oleh sel adalah karena anoxia(sel tidak mendapat oksigen),
hypoksia(sel kekurangan oksigen), trauma fisik, infeksi dan
hipersensitivitas.
 Jaringan nekrotik secara miskroskopis digolongkan menjadi :
o Nekrosis koagulasi, terjadi karena anoksia pada jaringan ditandai dengan
jaringan berwarna pucat dan jaringan bersifat padat tetapi teksturnya lunak.
o Nekrosis liquefaksi, disebabkan oleh bakteri golongan tertentu(pyogenic)
ditandai dengan timbulnya jaringan mati dan membentuk campuran yang
terdiri dari sel mati dan sel netrofil hancur yang berwarna krem.
o Nekrosis caseosa, disebabkan oleh mycrobacterium tuberculosa dan jamur
tertentu.
o Nekrosis enzimatik, biasanya akibat adanya defisiensi enzim ditandai
dengan jaringan seperti kapur dengan nodulus berwarna putih kekuningan
mirip dengan nekrosis caesosa
o Nekrosis ganggrenosa, merupakan nekrosis koagulasi yang mengalami
dekomposisi oleh bakteri saprofit.
Injuri kronis mengakibatkan berkurangnya ukuran dari jaringan yang terkena dan
akumulasi substansi di dalam sel.
Atrofi disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel dan menurunnya jumlah sel. Atrofi
terbagi menjadi empat macam, yaitu :
 Senile atrophy, disebabkan oleh penuaan karena dengan meningkatnya
usia maka jaringan akan mengecil dan fungsi jaringan akan menurun.
 Disuse atrophy, terjadi jika sel-sel tidak diaktifkan untuk melakukan
fungsi normalnya.
 Pressure athropy, disebakan oleh tekanan yang tetap pada jaringan
tertentu menyebabkan sel mengecil.
 Endocrine athropy, terjadi karena menurunnya stimulasi hormonal.
Akumulasi adalah adanya injuri kronis dengan proses akumulasi teretentu
mengakibatkan menurunnya fungsi sel setelah beberapa waktu. Disebabkan oleh
produk metabolisme dari tubuh dan materi exogen. Akibatnya adalah sel-sel
membesar dan fungsi sel menurun. Sedangkan berdasarkan metrisl yng
ditimbunnya maka akumulasi dapat dikalsifikasikan sebagai berikut :
 Akumulasi lipid/lemak (fatty change) pada fatty change lemak ditimbun
pada sel parenkim lemak. Sel yang terkena adalah sel yang terlibat pada
metabolisme lemak terutama sel hepar bisa menyebabkan diabetes mellitus
dan obesitas.
 Akumulasi karbohidrat terjadi penimbunan glycogen pada sel hepar dan sel
lain disebabkan oleh kelainan genetic yang menyebabkan proses pemecahan
glycogen menjadi glukosa terganggu. Bisa menyebabkan malfungsi.
 Akumulasi protein terbagi menjadi dua yaitu amyloid merupakan protein
abnormal yang ada dalam jaringan dan hyalin merupakan kondensasi dari
protein pada jaringan.
Inflamasi merupakan respons protektif tubuh untuk membatasi perluasan injuri.
Selain bersifat protektif inflamasi juga dapat memberikan efek merusak jaringan.
Proses inflamsi terbagi menjadi dua, yaitu :
 Inflamasi akut merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan
respons vaskuler dan seluler tubuh terhadap suatu injuri.
 Respon vaskuler berupa meningkatnya aliran darah pada area
inflamasi, meningkatnya permeabilitas sehinggga air, ekeltrolit dan
protein serum masuk ke dalam jaringan ada juga system kimiawi
yang ikut terlibat yaitu, system kinin, system komponen dan system
koagulasi yang memberikan reaksi berupa meningkatnya vaso
dilatasi dan terbentuknya proses koagulasi oleh fibrin.
 Respon seluler berupa bergeraknya leukosit neutrophil dan monosit
dari dalam darah ke jaringan. Ini menimbulkan efek pembatasan
penyebaran dari agen kausatif dan membersihkan debris. Adapun sel
yang rusak menyebabkan leukosit memakan debris, aliran limfe
meningkat dan mengangkut cairan di lesi dan netrofil memfagositkan
sel bakteri yang datang awal pada lesi.
Tanda-tanda utama inflamasi adalah :
- Kemerahan (rubor), karena meningkatnya aliran darah
- Pembengkakan (tumor), karena permeabilitas vaskuler meningkat
- Panas (calor), karena meningkatnya aliran darah
- Sakit (dolor), karena tekanan edema pada ujung syaraf
- Kehilangan fungsi (function laesa), karena sakit dan pembengkakan
 Inflamasi kronis terjadi karena inflamasi akut yang tetap berlangsung karena
agen kausa masih ada dan agen kausa tidak akut tapi terus memberi
stimulasi dalam waktu lama. Mirip dengan inflamasi akut tetapi lebih ringan.
Reaksi seluler lebih banyak sel limfosit dan ada plasma pada area
injuri.lebih bervariasi dalam bentuk dan tekstur. Secara umum seperti keras,
berwarna keabu-abuan dan berkilauan.
 Inflamasi granulomatosa, merupakan reaksi inflamasi yang ditandai dengan
kelompok makrofag yang besar. Terjadi sebab adanya respon terhadap
organisme dan materi asing. Granuloma dapat menjadi besar dan
jaringannya berwarna pucat, terdiri dari nodus kekuningan. Sel makrofag
pada granuloma disebut sel epitheliod karena mirip dengan sel epithel dan
mengandung banyak cytoplasma. Granuloma kecil bisa sembuh dengan
proses fibrosis, sedangkan granuloma besar dibatasi oeh dinding jaringan
fibrosa yang kuat. Penyebabnya antara lain karena tuberculosis, jamur dan
materal asing (debu, benang operasi dan cacing ).
Eksudat terjadi karena adanya kenaikan tekanan osmotic disebabkan oleh
konsentrasi protein yang meningkat yang disebabkan oleh proses inflamasi dan
obstruksi aliran limfa. Eksudat terbagi menjadi tiga yaitu :
 Eksudat serosa, terdiri dari cairan protein dalam jumlah kecil akibat adanya
krusakan jaringan ringan seperti lepuh pada luka bakar
 Eksudat fibrinosa, berisi cairan leukosit mati dan hidup dalam jumlah
banyak. Terjadi karena reaksi inflamasi.
Transudat terjadi karena menurunnya tekanan osmotis pada system vaskuler
tanpa kehilangan protein ke jaringan.
Proses reparasi terbagi menjadi dua golongan yaitu :
 Regenerasi, proses penggantian sel yang rusak dengan sel baru agar
fungsinya normal kembali. Syarat untuk regenerasi adalah sel yang rusak
merupakan sel yang bisa multiplikasi. Sek otak/neuron dan sel jantung tidak
bisa regenerasi. Kecepatan regenerasi berbeda. Jaringan yang berkapasitas
tinggi mengalami regenerasi adalah hepar, tubulus renal dan tulang.
 Fibrotisasi, proses mengganti jaringan yang rusak dengan jaringan ikat
fibrosa sehingga terbentuk bekas luka. Bisa terjadi di semua jaringan. Proses
fibrotisasi terdiri dai dua fase yaitu :
 Fase jaringan granulasi, terdiri dari jaringan kapiler dan fibroblast.
Fase dimulai saat injuri sudah established dan akan memicu
pertumbuhan kapiler baru dan fibroblast kearah injuri. Kapiler juga
membawa cairan dan sel mati pergi.
 Fase pembentukan scar, fibroblast memperbanyak diri dengan
membentuk jaringan kolagen yang banyak dan menggantikan
fibroblast dan kapiler. Nanti timbulah scar (cicatrix).
Faktor yang mempengaruhi replikasi
 Virulensi dari organisme penginfeksi
 Umur, makin tua proses reparasi makin berkurang
 Nutrisi buruk, diperlukan vit cukup untuk pembentukan kolagen
 Diabetes
 Terapi steroid
Hiperplasma dan Neoplasma
Hyperplasia adalah respon berlebih terhadap adanya stimulus atau rangsang, sel
dapat normal bila stimulus di hilangkan dengan syarat belum terjadi perubahan
permanen dari sel yang bersangkutan. Biasanya terjadi pada sel yang secara
fisiologis mengalami proliferasi yang kontinyu sperti sel epithelial dan sel darah
tetapi bisa juga terjadi pada sel jaringan yang sifatnya lebih stabil.
Contoh kondisi hyperplasia :
 Respon jaringan terhadap reaksi inflamasi misalnya pembesaran kelenjar
limfa, hyperplasia sumsum tulang.
 Respon jaringan terhadap kelebihan atau kekurangan hormone misalnya
thyroid goiter.
Neoplasma adalah pertumbuhan sel jaringan akibat adanya proliferasi secara
abnormal dari sel jaringan diluar mekanisme pertumbuhan seluler yang normal.
Akibat adanya mutasi genetik pada sel jaringan yang menyebabkan sel tersebut
mengalami proliferasi yang abnormal. Sel jaringan neoplasma berfungsi sebagai
organisme parasite yang menyerang host yang ditinggalinya. Bisa berasal dari sel
embriotonik ( neoplasma embryonal ) dan germinativum ataupun sel somatic yang
dewasa ( neoplasma teratoma ).
Klasifikasi neoplasma berdasarkan keganasannya :
 Benigna ( jinak/tumor), perkembangannya terbatas.
 Maligna ( ganas/kanker ), mempunyai tendensi untuk invasi ke jaringan
sekitar.
Pengertian Invasi dan Metastase
Invasi = penyebaran langsung ke jaringan sekitar.
Metastase = transplantasi sel neoplasma ke tempat yang baru.
Pemberian nama neoplasma, dinamakan sesuai tipe sel ditambah akhiran kata yang
bermakna neoplasma
 Neoplasma benigna ditambah dengan (-oma)
 Neoplasma maligna ditambah dengan kata
CARCINOMA (bila selselnya berasal dari jaringan epitelial )
SARCOMA (bila selselnya berasal dari selsel jaringan non epitelial)
Gambaran morfologis hyperplasia pada organ atau jaringan sangat bervariasi,
organ yang mengalami hyperplasia yang menyeluruh akan menunjukan tanda
peningkatan elemen seluler dari organ tersebut contoh :
 Hyperplasia nodus limfatikus, ditandai dengan meningkatnya sel limfosit
dan makrofag sebagai respon dari inflamasi.
 Hyperplasia mammae, ditandai dengan adanya peningkatan jumlah ukurn
kelenjar sebagai respon kehamilan
 Hyperplasia goiter, ditandai dengan pembesaran sel acini sebagai respon
terhadap defisiensi yodium.
 Hyperplasia prostat, ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar dan
stroma fibromoskuler yang merupakan respons terhadap rangsangan pada
pria usia lanjut.
Gambaran histologis pada organ atau jaringan yang hyperplasia seperti, sel
tampak normal tetapi tata sel mengalami perubahan jadi lebih padat, kadang
terdapat degenerasi dari sel dan timbulnya benjolan pada orgn tersebut, hiperlasia
pada jaringan epithelial merupakan titik awal perkembangan menuju keganasan,
sel ephitelial yang melapisi organ jika hyperplasia akan membentuk lesi yang
menonjol dan buram ( leukoplakia ).

Premaglinant hyperplasia, Penentu ada atau tidaknya premalignant hiperplasia


biasanya berdasarkan ada tidaknya perubahan atipikal pada seldisebut sel atipia ,
ditandai dengan : Meningkatnya ukuran serta pewarnaan dari inti sel, Bentuk inti
sel yang irreguler dan Menurunnya jumlah and maturitas dari cytoplasma
Metaplasma, Suatu kondisi hiperplasia disertai adanya perubahan dari
tipe jaringan menjadi berbeda. misalnya perubahan dari selsel epiel kolumner
menjadi selsel kuameus berlapis.
Hipertropi, pembesaran organ ditandai adanya pembesaran ukuran sel jaringan
terjadi secara diffuse. Contoh : pembesaran otot skelet pada olahragawan

Neoplasma benigna, mudah ditandai secara miskoskopis dan makroskopis karena


merupakan masa single. Jika bersal dari jaringan

Anda mungkin juga menyukai