Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga 2019 Cetak Final V3-Optimized
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga 2019 Cetak Final V3-Optimized
DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA
2019
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami telah
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja (Lkj) Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2019, yang
pada dasarnya merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi tahun
2019.
Laporan Kinerja ini adalah salah satu upaya Direktorat Jenderal Bina Marga
untuk melakukan perbaikan kinerja yang berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan kualitas kinerjanya. Dalam Laporan Kinerja tahun 2019 ini,
Ir. SUGIYARTANTO, MT Direktorat Jenderal Bina Marga melaporkan kinerjanya melalui Analisa dan
Evaluasi dari capaian sasaran strategis dan sasaran program yang ditargetkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019
Akhir kata, melalui laporan ini diharapkan pencapaian kinerja pada masa
mendatang dapat lebih ditingkatkan, baik perbaikan pelaksanaan tugas maupun
melalui penyempurnaan perencanaan kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga.
Ir. SUGIYARTANTO, MT
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
A. CAPAIAN KINERJA a. Target Indikator Kinerja Program Tingkat Kemantapan Jalan Nasional
pada Tahun 2019 adalah 98,00%, dengan realisasi yang berhasil diraih
Capaian kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun Anggaran 2019 dapat pada akhir tahun 2019 sebesar 92,81%. Kinerja yang dicapai sebesar
94,70% dimana terdapat deviasi kurang sebesar 5,19% dari target yang
dijelaskan sebagai berikut:
ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya:
Sasaran program “Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional“ B. Target Indikator Kinerja Program Tingkat Aksesibilitas Jalan
Nasional pada Tahun 2019 adalah 88,30%, dengan realisasi yang berhasil
diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja program, yaitu tingkat kemantapan jalan
diraih pada akhir tahun 2019 sebesar 87,00%. Kinerja yang dicapai
nasional yang dicapai melalui kegiatan preservasi jalan dan tingkat aksesibilitas jalan
sebesar 98,52% dimana terdapat deviasi kurang sebesar 1,30% dari target
nasional yang dicapai melalui kegiatan pembangunan jalan.
yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan,
diantaranya:
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
1. PKSN Long Pahangai di Kalimantan Timur belum terakses karena jalan 3. Kinerja Output
penghubung yang dibangun belum fungsional dan rencananya akan
TARGET TARGET PK
diselesaikan di tahun 2020 (RKA-KL 2020: Sp. Long Pahangai - Long Bagun- NO OUTPUT SAT REVIU REVISI REALISASI
RENSTRA (JUNI 2019)
Tering);
1 Jalan yang Terpelihara km 46.914,00 46.931,39 46.419,52
2. PKSN Nunukan diasumsikan masih belum terakses dan baru akan terakses
2 Jalan yang Ditingkatkan km 103,00 47,30 46,22
ditahun 2022 setelah rencana pembangunan jalan akses PLBN Sei Nyamuk
(Sebatik Utara) selesai dibangun; 3 Jembatan yang Dipelihara m 430.032,00 502.240,33 490.859,35
3. PKSN Tou Lumbis diasumsikan baru terakses di 2021 sesuai dengan rencana 4 Jembatan yang Ditingkatkan m 6.216,00 1.265,50 1.226,64
pembangunan jalan 3000 Km yaitu jalan akses PLBN Labang (Mensalong - 5 Jalan yang Dibangun km 732,00 480,09 456,43
Tou Lumbis);
6 Jembatan yang Dibangun m 10.029,00 18.580,96 16.939,49
4. PKSN Kefamenanu di NTT belum terakses karena di 2015-2019
7 Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun km 42,00 12,74 20,55
pembangunan jalan dialokasikan untuk mengakses PKSN Atambua dan
Terminal ALBN Kefamenanu yang berada diluar perbatasan. PKSN 8 Dukungan Jalan Daerah* km 414,00 3,00 3,00
Kefamenanu rencananya baru akan diakses di tahun 2023 setelah Keterangan: * belum termasuk penanganan ruas jalan daerah/non nasional melalui Diskresi Menteri
pembangunan Sektor Barat NTT dan Akses PLBN Oepoli dan Napan selesai
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019 telah melaksanakan
dibangun;
penanganan jalan daerah sesuai dengan Surat Menteri PUPR tanggal 29 November
5. PKSN Tanah Merah di Boven Digoel diasumsikan belum terakses dan baru 2019 perihal Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non Nasional dengan
akan terakses setelah pembangunan Akses PLBN Yetetkun (RKA-KL 2020) Pendanaan APBN sepanjang 276,44 km (termasuk dengan 3,00 km yang terdapat
selesai dibangun di tahun 2020; pada output Dukungan Jalan Daerah) dengan realisasi 261,57 km (termasuk dengan
3,00 km yang terdapat pada output Dukungan Jalan Daerah) (jalan), 1.253 m dengan
6. Bandara Waingapu diasumsikan masih belum terakses dan baru akan
realisasi 911,60 m (jembatan), dan 12.640 m dengan realisasi 10.875,62 m (jembatan
terakses setelah pembangunan Relokasi Jalan Nasional Bandara Waingapu gantung). Total alokasi anggaran Rp 2.783.183.464.000,- dengan realisasi Rp
(Missing Link) selesai dibangun di 2021; 2.269.549.281.590.000,-. Penanganan jalan daerah melalui Diskresi Menteri tersebut
7. KEK Kendal diasumsikan masih belum terakses dan baru akan terakses tersebar dalam output – output sesuai dengan jenis penanganannya (preservasi jalan
dan jembatan, pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan fly over/ underpass/
setelah pembangunan jalan Akses KEK Kendal - KPI Patebon (industri Baja)
terowongan).
selesai di tahun 2024.
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
Akan tetapi apabila output itu digabung sesuai dengan status kewenangan PSN Krian – Legundi – Bunder – Manyar dan Pasuruan – Probolinggo senilai Rp. 1,1
penanganan, maka output tersebut bisa juga dimasukkan sebagai output untuk Trilyun dari total keseluruhan Rp. 1,7 Trilyun. Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap
Dukungan Jalan Daerah, sehingga output Dukungan Jalan Daerah secara tidak pada tanggal 11 Desember 2019 dan 16 Desember 2019. Adapun sisa pengembalian
langsung sudah mencapai 276,44 km dari target 414,00 km.Sehingga alokasi akan dilaksanakan pada tahun 2020 dengan optimalisasi sisa tender.
APBN berdasarkan penugasan tersebut menjadi:
3. Proses Lelang
Ÿ Ketidaksiapan kelengkapan dokumen lelang sehingga menyebabkan
D. PENINGKATAN KUALITAS KINERJA
terjadinya keterlambatan proses lelang pada beberapa paket pekerjaan
sehingga mengakibatkan rendahnya realisasi fisik dan anggaran karena
Untuk meningkatkan kualitas kinerja di tahun anggaran berikutnya, Direktorat
pelaksanaan tidak dapat sesuai dengan target hingga akhir tahun 2019;
Jenderal Bina Marga telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Ÿ Jumlah personil Pokja pada BP2JK masih sangat terbatas, sehingga
beberapa jadwal penetapan pemenang yang telah ditetapkan tidak 1. Mengintegrasikan data berbasis spasial pada Geodatabase Bina Marga
terpenuhi; dalam penyusunan program penanganan jalan dan jembatan, yang terdiri dari:
Ÿ Lelang ulang pada beberapa paket pekerjaan sehingga menyebabkan a. Pengumpulan dan verifikasi data kondisi jalan (IRI, PCI, lendutan, traffic,
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan. foto, video) menggunakan platform berbasis ArcGIS Web pada aplikasi
SMD Jalan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas data koordinat
4. Faktor Sosial dan Keamanan
dan panjang ruas jalan di lapangan;
Ÿ Adanya kondisi ancaman keamanan yang disebabkan adanya kelompok
b. Melakukan simulasi program penanganan jalan berdasarkan data kondisi
kriminal sipil bersenjata sehingga perlu dilakukan penghentian sementara
berbasis spasial menggunakan AgileAssets / IRMS V.3 yang terkoneksi
pekerjaan, terutama pada ruas – ruas jalan yang berada di kawasan
dengan SMD Jalan melalui web service GISPortal Bina Marga;
pegunungan tengah Provinsi Jayapura;
c. Melakukan analisa dan monitoring ketidaksesuaian penanganan
Ÿ Pemalangan dari sekelompok masyarakat yang menuntut ganti rugi (berdasarkan data koordinat POK) dengan data kondisi di lapangan (data
terhadap hak ulayat tanah sehingga menyebabkan pengeluaran tambahan IRI, PCI, foto dan video) m
yang relatif besar, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang berada di
wilayah Provinsi Jayapura.
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
2. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi lain terkait
6. Meningkatkan mitigasi risiko bencana melalui:
pembebasan lahan;
a. Penyusunan Peta Curah Hujan Harian/bulanan yang terintegrasi
3. a. Pembentukan BP2JK (Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi) di 34
dengan data BMKG sebagai dasar kesiagaan PPK fisik di lapangan
provinsi di Indonesia sebagai pengganti Unit Layanan Pengadaan (ULP) di
terhadap resiko cuaca ekstrim dan longsor;
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sehingga diharapkan proses dan hasil pengadaan barang dan jasa lebih b. Pengelolaan WhatsApp Center yang terintegrasi dengan website dan
efektif, efisien, transparan, berkualitas dan akuntabel; akun social media Ditjen Bina Marga untuk mengumpulkan informasi
bencana alam, serta menyampaikannya pada PPK bersangkutan di
b. Meningkatkan kualitas desain (DED) dengan memastikan setiap DED yang lapangan;
digunakan valid, tidak ada yang over desain, output penanganan sesuai
kebutuhan dan penyusunan Engineering Estimate (EE)/Owner Estimate c. Penggunaan aplikasi berbasis mobile (ArcGIS Collector dan ArcGIS
(OE)/Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disusun secara professional/tidak ada Survey123) dan web (GISPortal Bina Marga) sebagai alat bantu
mark-up; Balai/Satker/PPK dalam melaporkan kejadian bencana, berikut
monitoring progres penanganan dampak bencana;
c. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan Value Engineering (VE) di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga pada penyusunan perencanaan teknis d. K e r j a s a m a l i n t a s s t a k e h o l d e r s d a l a m p e n y e l e n g g a r a a n
atau desain; penanggulangan bencana alam.
DAFTAR ISI
Tugas dan Fungsi 5
Struktur Organisasi 18
Isu Strategis 23
02
PERENCANAAN
KINERJA
Uraian Singkat Renstra 53
Perjanjian Kinerja 56
Metode Pengukuran 59
Pengukuran Kinerja
Sasaran Strategis 60
Pengukuran Kinerja
Sasaran Program 60
Target Tahun Ini Menurut 67
Renstra
04
AKUNTABILITAS
KAPASITAS KINERJA
03
Capaian Kinerja Organisasi 91
ORGANISASI Perbandingan Kinerja
Organisasi 113
Sumber Daya Manusia 71 Realisasi Anggaran 129
Sarana dan Prasarana 84 Paket-Paket Strategis DJBM
Daftar Isian Pelaksanaan 86 Tahun 2019 132
Anggaran (DIPA) Paket yang Diresmikan 143
Paket yang Diresmikan 155
05
penutup
Permasalahan 159
Langkah ke Depan 160
Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019
BAB
1
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019 Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen
merupakan agenda penting dalam reformasi
birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah
saat ini. Sistem manajemen pemerintahan
diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas
sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi
pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah
menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem
pertanggungjawaban yang jelas, teratur dan efektif
yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
1 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 2
Jalan Pulau
Morotai
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
3 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 4
Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan Kemudian prinsip penyusunan laporan
secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja kinerja adalah:
yang disusun berdasarkan rencana kerja yang
diterapkan dalam rangka pelaksanaan APBN. Hal
1 Fokus pada realisasi pencapaian kinerja organisasi
terpenting dalam pelaporan kinerja adalah pengukuran
terhadap target yang ditetapkan;
kinerja dan evaluasi, serta pengungkapan (disclosure)
secara memadai hasil analisis dari pengukuran kinerja.
2 Menyajikan keberhasilan dan kegagalan /
permasalahan; dan
Tujuan pelaporan kinerja adalah, sebagai
berikut: 3 Memuat evaluasi dan analisis.
Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan kepada
2
bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan Direktorat Jenderal Bina Marga. Dengan adanya laporan
Jalan Perbatasan
Kalimantan Utara
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
5 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 6
Jembatan Gantung
Seburing
Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas memberikan Direktorat Pembangunan Jalan mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur organisasi di penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman pembangunan jalan,
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Dalam melaksanakan tugas pembinaan teknik pelaksanaan manajemen konstruksi pembangunan jalan,
tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga menyelenggarakan pembinaan teknik pembangunan jalan serta pelaksanaan pemantauan dan
fungsi: evaluasi kinerja pembangunan jalan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Pembangunan Jalan menyelenggarakan fungsi:
1
Pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana; 1
Penyusunan kebijakan keterpaduan perencanaan dan sistem jaringan jalan;
2
Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha dan rumah tangga 2
Direktorat Jenderal; Pembinaan dan penyusunan pemrograman penyelenggaraan jalan nasional;
3 3
Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi Pembinaan teknik perencanaan dan teknik pemrograman jalan daerah,
advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan termasuk konektivitas jaringan jalan;
komunikasi publik; dan
4
Pembinaan, penyusunan dan pengembangan teknik lingkungan dan
4 keselamatan jalan;
Pelaksanaan administrasi dan akuntansi barang milik negara, leger jalan
nasional dan jalan tol
5
Pembinaan dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja
penyelenggaraaan jalan; dan
6
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
9 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 10
Direktorat Pembangunan Jalan mempunyai tugas melaksanakan Direktorat Preservasi Jalan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman pembangunan jalan, penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman teknik preservasi
pembinaan teknik pelaksanaan manajemen konstruksi pembangunan jalan, jalan, pembinaan teknik preservasi jalan, pelaksanaan pemantauan dan
pembinaan teknik pembangunan jalan serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja preservasi jalan, serta pembinaan dan pengawasan
evaluasi kinerja pembangunan jalan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, sertifikasi Asphalt Mixing Plant. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Pembangunan Jalan menyelenggarakan fungsi: Direktorat Preservasi Jalan menyelenggarakan fungsi:
1
1 Penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman preservasi jalan;
Penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman pembangunan jalan;
2
2 Pembinaan perencanaan dan pemrograman preservasi jalan;
Pembinaan teknik pelaksanaan pembangunan jalan daerah;
3
3 Pembinaan teknik pelaksanaan preservasi jalan daerah termasuk konektivitas
Pembinaan teknik pelaksanaan manajemen konstruksi pembangunan jalan; jaringan jalan;
4 4
Pembinaan teknik geometrik, perkerasan, dan drainase; Pembinaan teknik rekonstruksi
5 5
Pembinaan teknik geometrik dan manajemen lereng; Pembinaan teknik pemeliharaan
6 6
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan jalan; dan Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja preservasi jalan;
7 7
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat; dan
8
Koordinasi, pemantauan, dan evaluasi penanggulangan darurat bencana
alam serta penaggungalangannya
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
11 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 12
Direktorat Jembatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan mempunyai tugas
bimbingan teknis standar dan pedoman teknik jembatan, pembinaan teknik melaksanakan penyusunan, pembinaan pelaksanaan standar dan
jembatan, pembinaan teknik terowongan dan jembatan khusus serta pelaksanaan evaluasi kinerja jalan perkotaan, pembinaan pelaksanaan jalan
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja jembatan. Dalam perkotaan, pembinaan pelaksanaan jalan bebas hambatan, serta
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jembatan menyelenggarakan melaksanakan pengadaan tanah. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
fungsi:
Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan menyelenggarakan fungsi:
1 1
Penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman jembatan; Pembinaan teknik pengembangan dan pemrograman jalan bebas hambatan;
2 2
Pembinaan teknik pelaksanaan pembangunan dan preservasi Pembinaan teknik perencanaan dan pelaksanaan jalan bebas hambatan;
jembatan daerah;
3
3 Pembinaan teknik pelaksanaan, perencanaan dan pemrograman jalan
Pembinaan perencanaan dan pemrograman jembatan; metropolitan dan kota besar;
4 4
Pembinaan perencanaan teknik jembatan; Pengadaan tanah;
5 5
Pembinaan teknik terowongan dan jembatan khusus; Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja jalan bebas hambatan dan
jalan perkotaan; dan
6
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja jembatan; dan 6
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
7
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
13 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 14
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
sesuai dengan jabatan fungsional masing–masing berdasarkan peraturan Rakyat No. 05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
perundang–undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 20/PRT/M/2016 tentang
atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai jenis dan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga menaungi
Kelompok Jabatan Fungsional tersebut dikoordinasikan oleh seorang tenaga 22 Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional yang
fungsional tingkat ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Jumlah tenaga terdiri dari 8 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, 14 Balai
fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Pelaksanaan Jalan Nasional.
Penugasan jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur melalui
pimpinan Unit Organisasi dan Unit Kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pengadaan, pembangunan dan preservasi
jalan dan jembatan, pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan,
penyediaan dan pengujian bahan dan peralatan serta keselamatan dan laik
fungsi jalan dan jembatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta penyediaan konsultasi teknik perencanaan, pemrograman
dan pelaksanaan jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
15 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 16
1
Penyusunan program tahunan pembangunan jalan dan penyusunan
rencana pelaksanaan jalan;
2
Pelaksanaan dan pengendalian analisis mengenai dampak
lingkungan;
3
Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa;
Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
4
Pengendalian penyusunan analisis harga satuan pekerjaan jalan
dan jembatan;
11
5 Pelaksanaan audit keselamatan jalan;
Pengendalian dan pengawasan pengadaan tanah jalan nasional,
pengadaan tanah jalan bebas hambatan dan jalan tol; 12
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi standar pelayanan minimal
6 jalan;
Pengendalian pencegahan, mitigasi dan penanggulangan bencana
yang berdampak pada jalan; 13
Pelaksanaan pengujian mutu konstruksi;
7
Pengendalian perencanaan dan pengawasan pembangunan dan 14
preservasi jalan dan jembatan nasional termasuk penyesuaian Pengadaan, pemanfaatan, penyimpanan, pemeliharaan, dan
kontrak perencanaan dan pengawasan; pelayanan bahan dan peralatan jalan dan jembatan;
15
8 Penyediaan konsultasi teknik perencanaan, pemrograman dan
Pengendalian pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan dan pelaksanaan jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan;
jembatan nasional termasuk penyesuaian kontrak pelaksanaan
konstruksi;
16
Dukungan verifikasi data jaringan dan usulan pemrogram jalan
9 daerah; dan
Penyiapan rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta
pemanfaatan sumber daya konstruksi pelaksanaan pembangunan
dan preservasi jalan termasuk jalan bebas hambatan dan jalan to 17
Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan
yang dilaksanakan konstruksi oleh pemerintah; akuntansi barang milik negara selaku unit akuntansi wilayah serta
laporan kinerja pelaksanaan tata usaha, kepegawaian, keuangan,
10 umum, barang milik negara, hukum, komunikasi publik dan rumah
Pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap
rencana kerja pembangunan jalan tol yang dilaksanakan oleh Badan tangga serta koordinasi dengan instansi terkait
Usaha Jalan Tol;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
17 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 18
Jembatan
Kali Kuto
1
Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan program dan anggaran; Peraturan-peraturan tersebut menjadi
dasar penjabaran struktur organisasi dan
2
Evaluasi teknis jembatan khusus dan terowongan untuk mendapatkan pelaksanaan tugas serta fungsi seluruh unit
persetujuan;
kerja di bawah Kementerian Pekerjaan
3 Umum dan Perumahan Rakyat, termasuk
Inspeksi berkala dan luar biasa;
Direktorat Jenderal Bina Marga.
4 Satminkal Eselon I: 1 Unit
Pelaksanaan analisa perilaku jembatan khusus dan terowongan;
Gambaran umum struktur organisasi Unit Kerja Eselon II: 14 Unit
5 Direktorat Jenderal Bina Marga dapat dilihat
Penyiapan saran teknis jembatan khusus dan terowongan;
dari jumlah eselon di bawahnya. Adapun Unit Kerja Eselon III: 70 Unit
6 komposisi jumlah unit kerja eselon di
Inventarisasi, registrasi dan klarifikasi bahaya jembatan khusus dan Unit Kerja Eselon IV: 194 Unit
terowongan; dan lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
(termasuk Badan Pengatur Jalan Tol) pada terdiri dari 6 Direktorat, 8
7 tahun 2016 sebagai berikut:
Pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, BBPJN, 14 BPJN, dan 1 BJKT
perlengkapan, pengelolaan barang milik negara, urusan rumah tangga Balai
dan koordinasi dengan instansi terkait serta komunikasi publik
Direktorat Jenderal
BINA MARGA
19
Sekretariat
Direktorat Jenderal
Direktorat
Tahun Anggaran 2019
Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT Perencanaan dan
Keterpaduan Perencanaan Pemrograman Jalan
Standar dan Pedoman Standar dan Pedoman Standar dan Pedoman
dan Sistem Jaringan Bebas Hambatan
kelompok Jabatan
UPT/BALAI
Fungsional
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019
Bina Marga, Badan Pengatur Jalan Tol, dan Badan Usaha Jalan Tol.
20
Jalan Tol
Cimanggis - Cibitung
Struktur BPJT terdiri dari seorang Kepala (merangkap
anggota) dan empat orang Anggota. Kepala BPJT adalah
pejabat Kementerian Pekerjaan Umum sebagai wakil
unsur Pemerintah, sedangkan empat orang Anggota
BPJT masing-masing adalah pejabat Kementerian
Pekerjaan Umum dan pejabat Kementerian Keuangan
(sebagai wakil unsur Pemerintah), seorang dari asosiasi
profesi (wakil unsur pemangku kepentingan), dan
seorang dari akademisi (wakil unsur masyarakat).
Pada tahun 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 4 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI
Banjarmasin
mengalami perubahan struktur organisasi melalui Peraturan Menteri Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
5 XI Banjarmasin
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang XX Pontianak
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan 6 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV
Palu
Rakyat dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV
7 Palu
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI
Rakyat Nomor 05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kendari
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang 8 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
XVIII Jayapura
Umum dan Perumahan Rakyat. Dampak dari perubahan struktur organisasi, 9 XVIII Jayapura
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXII
Merauke
antara lain: Perubahan tugas dan fungsi Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis,
Perubahan wilayah kerja dari Unit Pelaksana Teknis, Penyesuaian pada Daftar
Isian Pagu Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Bina Marga.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
25 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 26
Perbatasan NTT
KALTARA Batugade
1 TIMOR Direktorat Jenderal Bina Marga
2 LESTE
Haliwen
MOTAAIN menangani Perbatasan di Wilayah
Turiskain 3
Nusa Tenggara Timur yang
KALTIM Fulur
lor
Nualain berbatasan langsung dengan Timor
KALBAR ATAMBUA Henes
Dafala
Tanjunggredeb 4 Suai
Leste. Penanganan Jalan dan
Laktutus
5 Jembatan yang dilakukan Direktorat
KALIMANTAN TIMUR
BETUN Jenderal Bina Marga di Nusa
g MOTAMASIN
Singkawan Sangkulirang Tenggara Timur sepanjang 176,2
muarawahu
Balaikarangan
km.
PONTIANAK A
KALIMANTAN BARAT Sorong Manokwari
Telukbatang Muarateweh
Sorong Selatan
Balikpapan Sarmi
a Sandai
Waropen
Belangiran Segmen 1
PALANGKARAYA Jaya Wijaya Waris-Yetti
Pankalanbun Timika Yahukimo
Pegunungan
Bintang
Sampit Asmat APUA
AN SELATAN P
BANJARMASIN Segmen 2 Yetti - Ubrub - Oksibil
Mappi
Royen Digoel
Oksibil-Tanah Merah-
Segmen 3
Marauke
Muting- Merauke
Perbatasan Kalimantan
Sorong Manokwari
Sorong Selatan
Balikpapan Sarmi
Waropen
Kab. Sarmi
FakFak
JAYAPURA
Paniae Toukara
Kaimana Puncak Jaya
Keerom
Jaya Wijaya
Timika Yahukimo
Pegunungan
Bintang
Asmat PAPUA
c. Trans Papua
Mappi
Royen Digoel
Sejak tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan jembatan tersebut digunakan oleh pelajar sekolah,
Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga, mendukung kegiatan ekonomi warga desa dan
turut membantu aksesibilitas masyarakat yang tinggal di menghubungkan minimal 2 (dua) desa. Sejak tahun 2015, seiring
wilayah terpencil dan terisolir melalui pembangunan jembatan dengan tingginya kebutuhan dan mengingat keterbatasan pendanaan
gantung. Direktorat Jenderal Bina Marga secara aktif terus dari Pemerintah Daerah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
membangun Jembatan Gantung guna mempermudah akses Rakyat berinisiatif membangun jembatan gantung di berbagai provinsi.
antar desa melintasi sungai dan mendukung kegiatan harian Selama ini banyak jembatan gantung di pedesaan dibangun secara
warga desa terhadap pekerjaan, pendidikan dan kesehatan. swadaya dengan teknologi sederhana, sehingga dari segi keamanan dan
Jembatan gantung yang dibangun oleh Direktorat Jenderal desain kurang layak. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman sebagai
Bina Marga terutama diperuntukkan untuk pejalan kaki. sarana penyeberangan masyarakat, sejak tahun 2015 sampai
Kondisi geologis wilayah Indonesia dengan gunung, lembah, dengan tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga telah
dan sungai yang secara fisik memisahkan lokasi tempat tinggal membangun sejumlah 330 unit jembatan gantung.
penduduk dengan sekolah, pasar, serta pemukiman lain,
secara alami memerlukan jembatan penyeberangan.
PETA PENANGANAN JALAN MENDUKUNG
KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)
TAHUN 2019
33
KSPN
Likupang
Tahun Anggaran 2019
KSPN Marauke
KSPN
Borobudur Labuan Bajo
KSPN
Mandalika
KSPN Danau Toba (Sumatera Utara), antara lain: KSPN Mandalika (Nusa Tenggara Barat), antara lain:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
a. Jalan Pangururan - Ambarita - Tomok - Onan Runggu; a. Jalan Bandara Internasional Lombok (BIL) - Kuta (Mandalika);
b. Jalan Bts. Kab. Dairi Dolok Sanggul - Siborong borong - b. Jalan Cakranegara - Mantang; Mataram - Gerung - Kuripan;
Bts. Kab. Tobasa - Salimbat - Parapat - Sp. Silangit - Ampenan - Pemenang;
Bandara Silangit; c. Jalan Pemenang - Bayan - Sembalun;
c. Jalan Bts. Prov. Aceh - Bts. Kota Sidikalang - Panji -
Merek - Bts. Kab. Dairi - Bts. Kab. Samosir dan Jalan
Dalam Kota Sidikalang; KSPN Likupang (Sulawesi Utara), antara lain:
d. Jalan T. Tinggi - P. Siantar - Parapat (Lingkar Luar Parapat); a. Jalan Maesa (Akses Terminal Liwas) (Manado), Bts. Kota Manado,
e. Jalan Balige By Pass Ringroad, Kairagi - Airmadidi - Kauditan - Bts. Kota Bitung,
Dalam Kota Bitung;
KSPN Borobudur (Jawa Tengah), antara lain: b. Jalan Girian - Kema - Rumbia - Buyat;
c. Jalan Girian (Bitung) - Likupang;
a. Jalan Pringsurat - Secang - Bts. Yogya;
b. Jalan Yogyakarta - Tempel - Pakem - Prambanan; d. Jalan Akses Pariwisata Likupang;
e. Manado Ringroad I
Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga fokus pada 5 Kawasan
Nasional Tahun 2010-2025. Sampai dengan tahun 2019 ini, terdapat 10
Dari tahun 2015-2018, jalan bebas hambatan atau jalan tol yang
telah beroperasi sepanjang 782 km. Jalan bebas hambatan atau
jalan tol yang beroperasi selama periode tersebut tersebar di Trans
Sumatera, Trans Jawa, Jabodetabek, dan Non Trans.
Penghubung
Palu - Parigi
Tahun Anggaran 2019
Trans Maluku
Marauke
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Jalan Penghubung Gorontalo - Manado, antara lain: Jalan Penghubung Palu - Parigi, antara lain:
a. Jalan Airmadidi - Tondano - Kairagi - Mapanget; a. Jalan Toboli - Parigi - Tumora;
b. Jalan Wori - Bts Kota Manado, Girian - Likupang; b. Jalan Toboli - Kebun Kopi;
c. Jalan Likupang - Wori; c. Jalan Kebun Kopi - Nupabomba;
d. Jalan Kairagi - Bts. Kota Manado - Airmadidi - Bitung; c. Jalan Nupabomba Tawaeli;
e. Jalan Kema - Rumbia - Buyat;
f. Jalan Buyat - Molobog - Onggunoi;
Jalan Lingkar Morotai, antara lain:
g. Jalan Onggunoi - Pinolosian - Molibagu - Matali - Torosik;
a. Jalan Sofi - Wayabula;
h. Jalan Molibagu - Doloduo;
b. Jembatan Ruas Jalan Daruba - Wayabula;
I. Jalan Botuliyodu - Jln. Yos Sudarso - Jln. Kalengkongan -
Jln. Jalaludin Tantu - Jln. Mayor Dullah - Taludaa
(Bts. Prov. Sulut);
Perbatasan
Kalimantan
Trans
Papua
Perbatasan
Papua
Marauke
Perbatasan
Nusa Tenggara Timur
Jalan Perbatasan Kalimantan, antara lain: Jalan Perbatasan Nusa Tenggara Timur, antara lain: Jalan Trans Papua, antara lain:
a. Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayam/Entikong - Rasau 2 (MYC); a. Pembangunan Jalan Strategis di Pulau Timor Jalan a. Pembangunan Jalan Sinak - Ilaga;
b. Pembangunan Jalan Parallel Perbatasan Nanga Era - Bts. Kaltim; Terminal ALBN Kefamenanu; b. Pembangunan Jalan Dekai - Kenyam
c. Pembangunan Jalan Ruas Rasau - Jasa - Sei Kelik; b. Pembangunan Jalan Akses PLBN Oepoli; (MYC Lanjutan);
d. Pembangunan Jalan Bts. Kalbar - Tiong Ohang (ZENI-1); c. Pembangunan Jalan Sp. Nurobo - Umusukaer; c. Pembangunan Jalan Wanggar - Kwatisore -
e. Pembangunan Jalan Long Pahangai - Long Boh (ZENI-2); d. Pembangunan Jalan Motaain - Haikesak - Nualain; Kamp. Muri 1 & 2;
f. Pembangunan Jalan Tiong Ohang - Long Pahangai; e. Pembangunan Jalan Dafala - Nualain; d. Pembangunan Jalan Wanggar - Kwatisore -
g. Pembangunan Jalan Long Boh - Metulang - Long Nawang (MYC); Kamp. Muri III;
e. Pembangunan Jalan Sugapa - Beoga;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019
h. Pembangunan Jalan Long Nawang - Long Pujungan; Jalan Perbatasan Papua, antara lain:
f. Pembangunan Jalan Enarotali - Sugapa
i. Pembangunan Jalan Long Pujungan - Long Kemuat; a. Pembangunan Jalan Ubrub - Towe Hitam - Oksibil;
j. Pembangunan Jalan Malinau - Long Semamu; b. Pembangunan Jalan Akses PLBN Sota (Kab. Merauke);
c. Pembangunan Jalan Akses PLBN Yetetkun (Distrik Ninati
38
Boven Digoel);
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
39 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 40
Marauke
h. Pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan
umum.
Jembatan
Jalan dan Jembatan Pendukung Outlet (Bandara/Pelabuhan), antara lain: 4. Teknis Pemanfaatan Bagian-bagian
No.11/PRT/M/2010
Jalan
14
No.11/PRT/M/2010
Jalan
4. Dokumen Penetapan
Akses Bandara
Pasal 6 ayat (2) Permen PU No.11/PRT/M/2010 Seluruh dokumen di atas harus tersedia
Akses Pelabuhan
Jalan
Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan
Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019 Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019
NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK
Mendukung Aksesibilitas
1 Penanganan Jalan Silangit - Muara Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis Penanganan Jalan Trans Mentawai (Trans
14 Pulau Siberut)
Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Pusat Kesehatan)
2 Penanganan Jalan Akses Pelabuhan Ketek Sumatera Utara Mendukung Simpul Transportasi 15 Penanganan Jalan Matur - Palembayan Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
3 Penanganan Jalan Balige Bypass Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis 16 Penanganan Jalan Muaro - Silokek Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
6 Penanganan Jalan Dukungan Sail Nias Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis Penanganan Jalan Akses Kampus
19 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
Universitas Andalas
Penanganan Jalan Palembayan - Palupuah 22 Penanganan Jembatan Lubuk Pauh Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
9 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
(Sp. Pata)
Mendukung Aksesibilitas
Penanganan Jembatan Aie Abu Nagari Aie
10 Penanganan Jalan Abai - Sungai Dareh Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis 23 Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Digin
Pusat Kesehatan)
Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan
Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019 Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019
NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK
Penanganan Jalan Simpang Sagara - Penanganan Jalan Akses Pondok Nusa Tenggara
35 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 49 Mendukung Kawasan Strategis
Simpang Cibareg (Garut, Jabar Selatan) Pesantren Al-Madinah Barat
Penanganan Jalan Cisalak - Karyabakti Penanganan Jalan Akses Pariwisata Nusa Tenggara
36 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 50 Mendukung Kawasan Strategis
(Cianjur, Jabar Selatan) Nihiwatu (Pulau Sumba) Timur
Penanganan Sarana dan Prasarana SMK Penanganan Jalan Labuan Bajo - Terang - Nusa Tenggara
39 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 53 Mendukung Kawasan Strategis
Negeri Tegalwaru - Kab. Purwakarta Pelabuhan Bari Timur
Penanganan Jalan Mekarjaya - Tagoglay Penanganan Jembatan pada Ruas Kolbano Nusa Tenggara Mendukung Pertahanan
40 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 54
(Sukabumi, Jabar Selatan) - Boking Timur Keamanan dan Perbatasan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
47 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 48
Dari usulan penanganan jalan daerah / non nasional tahap II terdapat pekerjaan
yang tidak dapat dilaksanakan, beberapa diantaranya adalah Pengaspalan Taman
Lalu Lintas Cibubur, Pelapisan ulang (Hotmix) Jalan Lingkungan Makodam IV
Diponegoro, dan Penanganan Ruas Jalan Suli - Tial - Tengatenga - Tulehu.
TOTAL Rp 319.592.699.000,-
Penanganan Lereng
Kebon Kopi
BAB
2
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sebuah
organisasi memiliki acuan rencana guna menentukan
target yang akan dicapai, khususnya pada tiap tahun
berjalan. Dalam penentuan target tahun berjalan,
Direktorat Jenderal Bina Marga mengacu pada dokumen
perencanaannya yaitu Reviu Renstra Direktorat Jenderal
Bina Marga 2015-2019.
Sasaran Strategis:
Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing
Indikator:
Tingkat Konektivitas Jalan Nasional (%)
Sasaran Program:
Meningkatnya kemantapan dan aksesibilitas jalan nasional
Harapan Stakeholders dan Customer dapat dipenuhi melalui internal proccess Tingkat Jalan yang
Kemantapan Terpelihara
PERENCANAAN,
PEMROGRAMAN, DAN
Jalan Nasional
SK2. Peningkatan SK5. Peningkatan Pengaturan dan Jembatan yang
PENGENDALIAN Pengaturan dan Pembinaan Jalan Bebas Hambatan, 98% pada Terpelihara
Pembinaan
Pembangunan Jalan
Perkotaan, dan
Fasilitasi Jalan Daerah Meningkatnya Tingkat tahun 2019
Dukungan Konektivitas Meningkatnya
SK1. Peningkatan SK3. Peningkatan
Internal Proses pengaturan dan Pengaturan dan
SK6. Peningkatan Pengaturan,
Konektivitas bagi Jalan Nasional Kemantapan dan
Pengusahaan,
pembinaan
pengembangan
Pembinaan dan Pengawasan Jalan Tol
Penguatan 94,1% Aksesibilitas
Preservasi Jalan
jaringan
Daya Saing pada tahun 2019 Jalan Nasional
jalan SK4. Peningkatan SK6. Peningkatan Pelaksanaan
Pengaturan dan Jalan yang
Preservasi dan Ditingkatkan
Pembinaan Kapasitas Jalan Nasional
Jembatan
Jembatan yang
Tingkat Ditingkatkan
Aksesibilitas
Pembangunan Jalan
Jalan Nasional
88,3% pada Pembangunan
tahun 2019 Jembatan
Untuk melaksanakan internal proses yang diperlukan
Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan
SK8. Dukungan Manajemen dan
Learning & Growth Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Penanganan Jalan
Daerah
Hasil capaian Sasaran Strategis dan Sasaran Program Direktorat 2.2. Perjanjian Kinerja
Jenderal Bina Marga didukung oleh output-output Reviu Renstra
Direktorat Jenderal Bina Marga, seperti Panjang Jalan yang Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
Terpelihara, Panjang Jembatan yang Terpelihara, Panjang Jalan yang instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
Ditingkatkan, Panjang Jembatan yang Ditingkatkan, Panjang Jalan melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui
yang Dibangun, Panjang Jembatan yang Dibangun, dan Penanganan perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan
Jalan Daerah. Dukungan tersebut dapat dijelaskan menggunakan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
cascading, sebagai berikut: tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
57 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 58
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB RI No. 53 Tahun 2014 tentang INDIKATOR KINERJA PROGRAM /
NO TARGET PK AWAL TARGET REVISI
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas INDIKATOR KINERJA OUTPUT
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET 3 Pelebaran Jalan Menuju Standar 440,13 km 440,16 km
output. Berdasarkan Dokumen Perjanjian Kinerja Balai Besar/ Balai Pelaksanaan - Pembangunan Jalan 405,61 km 480,09 km
Jalan Nasional target kinerja untuk output-output fisik yang mendukung RPJMN
- Non Pembangunan Jalan 372,30 km 333,51 km
2015-2019 adalah sebagai berikut:
10 Pembangunan Jembatan 18.828,09 m 20.172,56 m
Tabel Target Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019 berdasarkan PK Awal (Status Januari 2019)
dan Revisi (Status Juni 2019)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
59 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 60
membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam peran infrastruktur jalan sebagai prasarana yang melayani pergerakan orang dan
dokumen Perjanjian Kinerja. Di samping itu, pengukuran kinerja juga harus dilakukan pergerakan barang. Peningkatan cakupan pelayanan maupun kualitas pelayanan
jalan merupakan salah satu upaya dalam memperkuat daya saing nasional. Oleh
dengan membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam
karena itu, ekonomi nasional maupun ekonomi regional dan lokal tidak dapat
dokumen Rencana Strategis. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah menjamin
berjalan apabila masyarakat tidak dapat beraktivitas secara lancar.
adanya peningkatan pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas kinerja.
Tingkat kemantapan jalan nasional menjadi tolak ukur baiknya layanan jalan Sementara itu kegiatan preservasi jembatan terdiri atas pemeliharaan rutin
nasional mendukung kegiatan transportasi masyarakat dan dunia usaha. jembatan, pemeliharaan berkala jembatan, rehabilitasi jembatan dan penggantian
Kemantapan jalan nasional diukur berdasarkan persentase panjang jalan jembatan.
nasional dalam kondisi baik dan sedang dibandingkan panjang jalan nasional
secara keseluruhan. a. Kemantapan Berdasarkan Pelayanan (IRI: International Roughness
Index) adalah:
Acuan yang digunakan untuk mengukur kemantapan jalan adalah Peraturan
Survey Ketidakrataan (IRI) dilaksanakan untuk mengetahui kondisi jalan
Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011 Tanggal 3 Oktober 2011, Pasal 1
berdasarkan type permukaan dari sisi tingkat Pelayanan, hasil survey IRI
Butir 14 dan Lampiran – Kriteria Teknis Pemeliharaan Jalan butir 2 Tabel
yang dilakukan oleh Balai diinput kedalam Sistem Masukan Data (SMD)
Penentuan Kondisi Ruas Jalan (B, S, RR, RB) Berdasarkan Nilai RCI atau IRI vs
Jalan dan selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai sumber data dalam
Lalu Lintas (LHRT).
menjawab setiap kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pimpinan.
Jalan dikategorikan dalam kondisi mantap jika kondisi jalan tersebut dalam
kondisi Baik dan Sedang, dan dikategorikan dalam kondisi yang tidak mantap jika
kondisi jalan tersebut dalam kondisi Rusak Ringan dan Rusak Berat. Konsep
Kemantapan Jalan Nasional Direktorat Jenderal Bina Marga adalah pelayanan
(performance), dimana pengguna jalan bisa merasakan nyaman, aman dan
dapat memanfaatkan kecepatan secara optimum sehingga jalan dapat berfungsi
secara fungsional.
Jalan
Tidak = Kondisi Jalan Rusak Ringan + Kondisi Jalan Rusak Berat
Mantap
1. PP No.13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang 5. Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Wilayah Nasional untuk menentukan lokasi dan Nasional untuk menentukan lokasi bandara pengumpul primer, pengumpul
delineasi dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat sekunder dan pengumpul tersier baik eksisting maupun rencana yang secara
Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis
hirarki memenuhi ketentuan untuk diakses oleh jalan nasional sesuai dengan
Nasional (PKSN);
pasal 18 ayat 2 – PP No. 13 tahun 2017;
2. PP No.50 tahun 2011 tentang Rencana Induk
6. KP no.432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 untuk
menentukan lokasi dan delineasi dari Kawasan untuk menentukan lokasi Pelabuhan Utama dan Pengumpul baik eksisting
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN); maupun rencana yang secara hirarki memenuhi ketentuan untuk diakses oleh
jalan nasional sesuai dengan Pasal 18 ayat 2 – PP No.13 tahun 2017;
3. PP No.2 Tahun 2018 tentang Kebijakan Industri
Nasional Tahun 2015-2019 untuk menentukan rencana 7. Kepmenhub No. KM 109 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Terminal Tipe A
kawasan industri prioritas nasional. Sementara untuk di seluruh wilayah Indonesia.
kawasan industri eksisting berdasarkan data GIS, data
tersebut dapat diakses di: Setelah data-data tersebut diolah dalam bentuk GIS dan dilakukan overlay
DASAR http://geoportal.kemenperin.go.id/pencarian?kategori
=Lingkungan%20Terbangun
dengan data GIS jalan nasional terbaru, maka proses identifikasi pusat-pusat
kegiatan yang telah terakses dengan jalan nasional dapat dilakukan. Tingkat
aksesibilitas jalan nasional dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
4. Untuk peraturan yang menaungi Kawasan Ekonomi
CANAAN
TI : Tingkat Aksesibilitas (%)
c. KEK Galang Batang (Peraturan-Pemerintah SNa : Jumlah Pusat Kegiatan yang telah terakses
No.42 Tahun 2017) Jalan Nasional
d. KEK Maloy (PP No.85 Tahun 2014) SSN : Total Jumlah Pusat Kegiatan
e. KEK Mandalika (PP No.52 Tahun 2014)
f. KEK Morotai (PP No.50 Tahun 2014)
Hasil perhitungan Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional dapat dilihat pada lampiran II
g. KEK Palu (PP No.31 Tahun 2014)
Laporan Kinerja pada Buku Evaluasi Pencapaian Aksesibilitas 2015-2019.
h. KEK Sei Mangke (PP No.29 Tahun 2012)
i. KEK Singashari (PP No.68 Tahun 2019
j. KEK Sorong (PP No.31 Tahun 2016)
k. KEK Tanjung Apiapi (PP No.51 Tahun 2014)
l. KEK Tanjung Kelayang (PP No.6 Tahun 2016)
m. KEK Tanjung Lesung (PP No.26 Tahun 2012)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
67 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 68
Pada tabel berikut disajikan sandingan indikator kinerja output pada Reviu Renstra
Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019 dan indikator kinerja output pada
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
Dokumen Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA OUTPUT PADA PADA DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA
1 NO
Meningkatnya Dukungan Konektivitas bagi Penguatan Daya Saing REVIU RENSTRA 2015-2019 TAHUN 2019
arah program, kebijakan dan sasaran Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015- 6 Panjang Jembatan yang Dibangun Pembangunan Jembatan
2019 yang tertuang dalam dokumen Reviu Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 7 Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
dan Perumahan Rakyat. 8 Dukungan Jalan Daerah Dukungan Jalan Daerah
Keterangan:
(*) merupakan komponen di dalam Output Preservasi Jembatan
(**) merupakan komponen di dalam Output Pembangunan Jembatan
Tabel Sandingan Output Reviu Renstra dengan Output DIPA Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
69 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 70
Tabel Target Direktorat Jenderal Bina Marga berdasarkan Reviu Renstra, Target Awal (Status Januari 2019),
Target Revisi (Status Juni 2019), dan Target DIPA Akhir (Status Desember 2019)
Underpass
Katamso
BAB
3
BAB III
KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sebuah
organisasi akan dipengaruhi oleh kapasitas
dan kapabilitasnya dalam mengelola
kapasitas tersebut, dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran. Kapasitas organisasi yang dimiliki oleh Direktorat
Sumber
Jenderal Bina Marga digolongkan menjadi
Daya Manusia (SDM), Sarana dan
Prasarana, serta Anggaran yang Dikelola.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
71 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 72
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan
1200
daya fsik yang dimiliki individu. SDM merupakan faktor sentral dalam pengelolaan
400
PNS
44% Menurut data pada akhir 200
mengelola sumber daya PNS 382 432 339 175 242 597 363 386 339 288 388 198 491 244 394 321 114 172 167 181 306 53
Terjadi penurunan sebanyak 316 pegawai ASN jika dibandingkan dengan Unit Kerja
kondisi sumber daya manusia pada akhir tahun 2018, dimana pada saat itu terdapat Sebaran Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian per Unit Kerja
16.809 pegawai ASN yang terdiri dari 7.575 pegawai PNS dan 9.234 pegawai Non
PNS.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
73 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 74
Perempuan
Laki - Laki
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa jumlah ASN di Direktorat Jenderal Bina
7.296
paling banyak terdapat di BBPJN VIII Surabaya yaitu 948 orang atau 11% dari
PEREMPUAN
pegawai non PNS sebanyak 599 orang (74%) dan pegawai PNS sebanyak 208
600
1.954
orang (26%) yang tersebar pada 3 (tiga) Satuan Kerja yaitu Direktorat Jalan Bebas
Hambatan dan Perkotaan, Pengadaan Tanah Jalan Tol Wilayah I dan Pengadaan
Tanah Jalan Tol Wilayah II. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah pegawai PNS, paling
500
banyak terdapat di BBPJN VI Jakarta yaitu 597 orang atau 8% dari total jumlah
pegawai PNS di lingkungan Direktorat jenderal Bina Marga. Adapun untuk data ini
LAKI - LAKI
pegawai CPNS belum dimasukkan karena masih dalam status OJT dan belum
5.342
400
mendapatkan SK penempatan.
300
Perempuan
200
24%
Laki-Laki
12.508 orang
Pegawai
100
berdasarkan
Jenis
Kelamin
Perempuan
0
BJKT
BPJT
BBPJN XIII
BPJN III
DIT. JBHP
BPJN X
BPJN XV
BPJN IX
BPJN XXI
BPJN XVII
BBPJN XVIII
BBPJN XI
BPJN IV
BPJN XVI
BPJN XIV
BPJN I
BBPJN II
DIT. JEMBATAN
SETDITJEN BM
BPJN XX
BPJN XIX
BPJN XXII
BPJN XII
DIT. PJJ
BBPJN VI
BBPJN VIII
BBPJN VII
DJBM
3.986 oramg
Laki - Laki
76%
Sebaran Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan
Laki - Laki
8.960
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran jumlah pegawai PNS di Unit
1000
PEREMPUAN
dari total jumlah pegawai PNS laki-laki dan 3% dari total jumlah pegawai di
1.956
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Sedangkan dominasi jumlah pegawai
900
PNS jenis kelamin laki-laki terhadap pegawai PNS jenis kelamin perempuan
terdapat pada BPJN XXII Merauke dengan proporsi jumlah pegawai PNS laki-laki
800
sebanyak 47 orang (89%) dan pegawai PNS perempuan sebanyak 6 orang (11%)
yang tersebar pada 5 (lima) Satuan Kerja yaitu BPJN XXII Merauke, Perencanaan
LAKI - LAKI
700
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua (Merauke), PJN Wilayah II
7.004
Provinsi Papua (Merauke), PJN Wilayah III Provinsi Papua (Tanah Merah), dan PJN
600
Wilayah VI Provinsi Papua (Timika). Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah pegawai
500
yaitu 163 orang atau 8% dari total jumlah pegawai PNS perempuan di lingkungan
400
Direktorat jenderal Bina Marga.
300
200
100
0
BJKT
BPJT
BBPJN XIII
BPJN III
DIT. JBHP
BPJN X
BPJN XV
BPJN IX
BPJN XXI
BPJN XVII
BBPJN XVIII
BBPJN XI
BPJN IV
BPJN XVI
BPJN XIV
BPJN I
BBPJN II
DIT. JEMBATAN
SETDITJEN BM
BPJN XX
BPJN XIX
BPJN XXII
BPJN XII
DIT. PJJ
BBPJN VI
BBPJN VIII
BBPJN VII
Unit Kerja / Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
77 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 78
< 20 tahun
0,03%
20-30 tahun
> 51 tahun 20,02% Apabila dilihat menurut usia,
17,82%
komposisi SDM Direktorat Jenderal
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran jumlah pegawai non PNS di Bina Marga adalah sebagai berikut:
Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Ÿ Usia < 20 tahun sebanyak 5
Marga didominasi oleh pegawai non PNS berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah orang (0,03%),
Pegawai
pegawai non PNS laki-laki terbanyak di BBPJN VIII Surabaya sejumlah 784 orang Ÿ Usia 20-30 tahun sebanyak
berdasarkan
atau 9% dari total jumlah pegawai non PNS laki-laki dan 5% dari total jumlah Usia 3.302 orang (20,02%),
pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Sedangkan dominasi Ÿ Usia 31-50 tahun sebanyak
jumlah pegawai non PNS jenis kelamin laki-laki terhadap pegawai non PNS jenis 10.247 orang (62,13%),
kelamin perempuan terdapat pada Direktorat Pembangunan Jalan yang mana Ÿ Usia ≥ 51 tahun sebanyak
seluruh pegawai non PNS berjenis kelamin laki-laki sejumlah 10 orang. Akan tetapi, 2.940 orang (17,82%).
jika dilihat dari jumlah pegawai non PNS berjenis jelamin perempuan, paling banyak 31-50 tahun
62,13%
terdapat di BBPJN VIII Surabaya yaitu 109 orang atau 8% dari total jumlah pegawai
non PNS perempuan di lingkungan Direktorat jenderal Bina Marga.
USIA PNS NON PNS CPNS
(thn) (org) (org) (org)
< 20 0 4 1
20 - 30 312 2.764
0 40 80 120 160 200 240 226
Laki - Laki
31 - 50 4.377 5.859
Perempuan 11
Sebaran Pegawai CPNS berdasarkan Jenis Kelamin TOTAL 7.296 8.960 238
29,70%
PNS NON PNS CPNS
20,06%
Jenderal Bina Marga didominasi oleh pegawai non PNS usia antara 31 sampai
17,72%
17,05%
dengan 50 tahun sebanyak 5.859 orang atau 35,52% dari total jumlah pegawai di
Direktorat Jenderal Bina Marga. Selain itu dapat diketahui bahwa pegawai PNS di
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga mayoritas berusia antara 31 sampai
7,36%
dengan 50 tahun sebanyak 4.377 orang atau 26,54% dari total jumlah pegawai di
3,83%
Direktorat Jenderal Bina Marga.
2,02%
1,44%
0,73%
0,08%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
S2 Apabila dilihat menurut tingkat
S3 8,09%
0,08% pendidikan, komposisi SDM Direktorat
S3 S2 S1/D4 D1-D3 < SMA
< SMA
46,75% Jenderal Bina Marga adalah sebagai
S3 S2 S1/D4 D1-D3 < SMA
berikut:
PNS 14 1.214 2.923 333 2.812
Ÿ S-3 sebanyak 14 orang (0,08%);
Non PNS 0 120 3.309 632 4.899
Ÿ S2 sebanyak 1.334 orang
CPNS 0 0 238 0 0
(8,09%);
Pegawai Apabila ditinjau berdasarkan
S1 sebanyak 6.470 orang GOL IV
berdasarkan Ÿ
5%
GOL I
Pendidikan
3% golongan PNS, pegawai di
(39,23%);
lingkungan Direktorat Jenderal
Ÿ D1-D3 sebanyak 965 orang Bina Marga didominasi oleh
(5,85%); golongan III sebanyak 4.326 orang
Pegawai atau 57% dari total jumlah pegawai
Ÿ ≤ SMA sebanyak 7.711 orang
S1 berdasarkan PNS di Direktorat Jenderal Bina
39,23% (46,75%). Golongan Marga, dengan penyumbang
D1-D3
5,85% terbesar adalah golongan III/C
GOL II sebanyak 1.413 orang atau 19%
36%
dari total jumlah pegawai PNS di
Dari total SDM Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu 16.494 pegawai, jumlah GOL III Direktorat Jenderal Bina Marga.
57%
pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:
GOLONGAN GOL I GOL II GOL III GOL IV TOTAL
Es. III
1,15%
Es. II PENDUKUNG SUBSTANTIF
0,21% Es. IV
23% 77%
Es. I 2,77%
0,21% Direktorat Jenderal Bina
Bila ditinjau dari
jabatannya, pegawai PNS Marga menjalankan program
di lingkungan Direktorat penyelenggaraan jalan
Jenderal Bina Marga terdiri sehingga kebutuhan pegawai
dari pejabat eselon I,
yang direkrut adalah pegawai
Pegawai JFT pejabat eselon II, pejabat Pegawai Non PNS
15,80% teknis yang sebagian besar berdasarkan
berdasarkan eselon III, pejabat eselon
Jabatan adalah laki-laki. Pegawai Jabatan
IV, staf Jabatan Fungsional
Tertentu (JFT) dan staf teknis tersebut mayoritas
ditetapkan setiap tahun pada akhir bulan Januari. Penilaian perilaku kerja pegawai
Pada Laporan Posisi Barang Milik Negara Ditjen Bina Marga
terdiri dari aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan
Semester I Tahun 2019, Nilai BMN sebelum penyusutan yaitu Rp.
kepemimpian. 1.423.225.357.517.830, dengan rincian sebagai berikut:
Saat ini, 100% Aparatur Sipil Negara (ASN) Direktorat Jenderal Bina Marga telah
NO JENIS BMN NILAI (Rp)
mempunyai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang menilainya diinput melalui sistem
Sasaran Kinerja Pegawai online untuk PNS dan manual untuk non PNS. Penilaian 1 Tanah 635.498.307.926.395
setiap pegawai dilakukan oleh atasan langsung dan 2 (dua) orang rekan sejawat 2 Gedung dan Bangunan 1.005.807.228.174
yang ditetapkan oleh atasan langsung. Sasaran Kinerja Pegawai Direktur Jenderal 3 Jalan dan Jembatan Irigasi dan Jaringan 413.653.849.939.879
Bina Marga Tahun 2019 disusun sesuai dengan sasaran program Direktorat
4 Peralatan dan Mesin 2.880.310.430.695
Jenderal Bina Marga yang tercantum dalam Dokumen Renstra Direktorat Jenderal
5 Aset Tetap Renovasi 23.076.265.693.188
Bina Marga Tahun 2015-2019 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
6 Aset Tetap Lainnya 13.791.530.978
Bina Marga Tahun 2019. Sasaran Kinerja Pegawai pejabat unit eselon di bawahnya
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan 33.652.202.705.414
merupakan turunan dari Sasaran Kinerja Pegawai Direktur Jenderal Bina Marga
8 Aset Kemitraan 290.659.659.916.676
sesuai Tugas dan Fungsi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
9 Aset Tak Berwujud 997.937.670.760
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
10 Persediaan 1.562.132.840.453
TOTAL 1.423.225.357.517.830
Tabel Sebaran Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
85 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 86
Pada awal tahun 2019 Direktorat Jenderal Bina Marga menerima anggaran senilai
Rp 40.318.736.335.000,00 yang tercantum di dalam Perjanjian Kinerja Awal Direktorat
Jenderal Bina Marga, dengan rincian sebagai berikut:
SBSN
19,45%
PLN
5,37%
PDP
0,00%
RPM
75,18%
Penyesuaian DIPA pada bulan Juni 2019 dilakukan dengan penambahan anggaran Menjelang akhir tahun 2019, DIPA Direktorat Jenderal Bina Marga kembali
pada pendamping, pinjaman luar negeri dan pemanfaatan sisa lelang pada sumber mengalami penyesuaian. Dimana pada adanya penambahan pendamping dan
dana SBSN, sehingga alokasi anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga berubah pinjaman luar negeri, sehingga revisi DIPA status Desember 2019 menjadi Rp
menjadi Rp 43.987.177.884.000,00 yang tercantum di dalam Perjanjian Kinerja Revisi 46.008.441.101.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
Direktorat Jenderal Bina Marga, dengan rincian sebagai berikut:
SBSN SBSN
24,60% 23,52%
PLN PLN
6,50% 10,60%
PDP PDP
RPM 0,17% RPM
0,01%
68,90% 65,71%
DIPA RPM PDP PLN SBSN JUMLAH DIPA RPM PDP PLN SBSN JUMLAH
REVISI REVISI
(Juni (Des
30.305.015.717 5.415.131 2.857.470.296 10.819.276.740 43.987.177.884 30.233.222.985 77.437.885 4.878.503.492 10.819.276.740 46.008.441.101
2019) 2019)
Struktur DIPA berdasarkan Sumber Dana (Status Juni 2019) Struktur DIPA berdasarkan Sumber Dana (Status Desember 2019)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
89 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 90
Kronologis revisi Anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Penambahan alokasi anggaran pada Direktorat Jenderal Bina Marga selama TA.
Umum selama TA. 2019 adalah sebagai berikut: 2019 terdapat pada:
Rp 40.318.736.335.000
2. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
Penambahan alokasi anggaran SBSN sebesar Rp. 2,97 Trilyun terjadi karena
adanya luncuran dari tahun anggaran 2019.
3. Pendamping (PDP)
REVISI
DIPA REVISI STATUS JUNI 2019
Penambahan alokasi anggaran PDP sebesar Rp. 35,5 Milyar sebagai
(Rupiah)
pendamping dari PHLN.
Rp 43.987.177.884.000
REVISI AKHIR
DIPA REVISI STATUS DES 2019
(Rupiah)
Rp 46.008.441.101.000
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019
BAB
4
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan
Instansi Pemerintah.
OUTPUT/
Pada proses pengukuran kinerja dilakukan pula analisis SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR
SUB
STRATEGIS KINERJA PROGRAM PROGRAM
OUTPUT
akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian
kinerja kegiatan pada masing-masing program dan kebijakan dalam
rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana
Tingkat Jalan yang
ditetapkan dalam Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga Kemantapan Terpelihara
Jalan Nasional
98% pada Jembatan yang
Tahun 2015-2019 dengan Indikator Kinerja Program (IKP) dan Terpelihara
Meningkatnya Tingkat tahun 2019
Dukungan Konektivitas Meningkatnya
Output/Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai dasar pengukuran Kemantapan dan
Konektivitas bagi Jalan Nasional
Penguatan 94,1% Aksesibilitas
capaian kinerja penyelenggaraan jalan yang dilaksanakan oleh Daya Saing pada tahun 2019 Jalan Nasional
Jalan yang
Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019. Ditingkatkan
Jembatan yang
Tingkat Ditingkatkan
Aksesibilitas
Pembangunan Jalan
Jalan Nasional
88,3% pada Pembangunan
tahun 2019 Jembatan
4.1. Capaian Kinerja Organisasi Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan
Penanganan Jalan
Daerah
Sesuai Dokumen Reviu Renstra Direktorat Cascading Sasaran Strategis - Sasaran Program - Output
Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019, pada
tahun 2019 Direktorat Jenderal Bina Marga
mempunyai 1 (satu) sasaran strategis dan 1 (satu) Terdapat perbedaan output antara dokumen perencanaan dalam Renstra dengan
sasaran program dengan 2 (dua) indikator yang dokumen penganggaran dalam RKA-K/L, hal ini terjadi karena output yang terdapat
capaiannya harus diukur setiap tahunnya. dalam dokumen Renstra memiliki cakupan yang lebih global, sedangkan dalam
Pengukuran kinerja Direkorat Jenderal Bina dokumen RKA-K/L menjelaskan secara rinci terkait jenis penanganan, tetapi hal itu
Marga dilakukan pada output DIPA tahunan yang bukan merupakan suatu kendala dalam penilaian kinerja, karena output dalam Renstra
selanjutnya dimasukkan ke output Renstra dan terdiri dari beberapa output dalam RKA-K/L dengan skema pembagiannya seperti pada
dukungan untuk masing-masing Indikator Kinerja gambar di bawah
Program, sesuai dengan cascading Indikator
Kinerja berikut ini:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
93 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 94
SS
Pelebaran Jembatan
Peningkatan
Jembatan INDIKATOR KINERJA
Duplikasi Jembatan SASARAN SAT TARGET REALISASI DEVIASI KINERJA
STRATEGIS
Pembangunan Jalan
Pembangunan Tingkat Dukungan
Jalan Konektivitas Jalan % 94,10 90,49 -3,61 96,16
Pemeliharaan Rutin Jalan Baru
Nasional
Pembangunan Jembatan
Target jalan yang terhubung pada jaringan jalan nasional pada Tahun 2019 Sesuai dengan Dokumen Reviu Renstra Tahun 2015-2019, target Indikator
adalah 94,10%. Realisasi sasaran strategis yang berhasil diraih pada akhir Kinerja Sasaran Program Tingkat Kemantapan Jalan Nasional pada tahun
Tahun 2019 sebesar 90,49%, dengan kinerja sebesar 96,16% dimana deviasi 2019 adalah 98,00%. Pada tahun 2019, tingkat kemantapan jalan nasional yang
realisasi kurang sebesar 3,61% dari target yang ditetapkan. dicapai oleh Direktorat Jenderal Bina Marga senilai 92,81% dengan kinerja
yang dicapai sebesar 94,70% dari target dimana terdapat deviasi kurang sebesar
Sasaran strategis ini didukung oleh Sasaran Program Meningkatnya 5,19%. Hal ini disebabkan karena:
Kemantapan dan Aksesibiltas Jalan Nasional. Sasaran Program ini diukur dengan 1. Terdapat penanganan efektif yang belum maksimal;
menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Sasaran Program, yaitu Tingkat
2. Adanya penugasan - penugasan khusus di luar kewenangan, akan tetapi
Kemantapan Jalan Nasional dan Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional.
dengan tetap mengedepankan aspek transparansi dan kebutuhan khusus;
Dalam mendukung Sasaran Strategis, Direktorat Jenderal Bina Marga perlu ada 4. Kejadian bencana alam dan longsoran, yang sekaligus mengakibatkan
peningkatan Kemantapan dan Aksesibiltas Jalan Nasional. Meningkatnya penurunan kemantapan jalan;
Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional sebagai Sasaran Program memiliki 5. Alokasi pendanaan setiap tahun yang tidak sesuai dengan rencana alokasi
Indikator Kinerja, yaitu Tingkat Kemantapan Jalan Nasional dan Tingkat yang tercantum di dalam Rencana Strategis.
Aksesibilitas Jalan Nasional.
Indikator Kinerja Sasaran Program: Tingkat Kemantapan Jalan Nasional Indikator Kinerja Sasaran Program: Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional
IKP
INDIKATOR KINERJA
INDIKATOR KINERJA
SASARAN SAT TARGET REALISASI DEVIASI KINERJA
SASARAN SAT TARGET REALISASI DEVIASI KINERJA
PROGRAM
PROGRAM
Tingkat Kemantapan
% 98,00 92,81 -5,19 94,70 Tingkat Aksesibilitas
Jalan Nasional % 88,30 87,00 -1,30 98,52
Jalan Nasional
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
97 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 98
5. PKSN Tanah Merah di Boven Digoel diasumsikan belum terakses dan baru
Kemudian target untuk Indikator Kinerja Sasaran Program Tingkat
akan terakses setelah pembangunan Akses PLBN Yetetkun (RKA-KL 2020)
Aksesibilitas Jalan Nasional pada tahun 2019 adalah 88,30%. Pada tahun
selesai dibangun di tahun 2020;
2019, tingkat aksesibilitas jalan nasional yang dicapai oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga senilai 87,00% dengan kinerja yang dicapai sebesar 98,52% dari 6. Bandara Waingapu diasumsikan masih belum terakses dan baru akan
target dimana terdapat deviasi kurang sebesar 1,30. terakses setelah pembangunan Relokasi Jalan Nasional Bandara Waingapu
(Missing Link) selesai dibangun di 2021;
Hal ini disebabkan karena belum terselesaikannya pembangunan jalan yang
7. KEK Kendal diasumsikan masih belum terakses dan baru akan terakses
menghubungkan pusat kegiatan diantaranya:
setelah pembangunan jalan Akses KEK Kendal - KPI Patebon (industri Baja)
selesai di tahun 2024.
1. PKSN Long Pahangai di Kalimantan Timur belum terakses karena jalan
penghubung yang dibangun belum fungsional dan rencananya akan
Selain itu terdapat perubahan jumlah simpul transportasi Bandara dan Terminal Bus
diselesaikan di tahun 2020 (RKA-KL 2020: Sp. Long Pahangai - Long
Tipe A yang telah diakses menyesuaikan dengan perubahan hirarki dari simpul
Bagun- Tering);
transportasi berdasarkan Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019 tentang Tatanan
2. PKSN Nunukan diasumsikan masih belum terakses dan baru akan Kebandarudaraan Nasional dan Kepmenhub No. KM 109 Tahun 2019 tentang
terakses ditahun 2022 setelah rencana pembangunan jalan akses PLBN Penetapan Lokasi Terminal Tipe A, sehingga jumlah simpul transportasi bandara dan
Sei Nyamuk (Sebatik Utara) selesai dibangun; terminal bus tipe A yang sebelumnya berjumlah 186 meningkat menjadi 197 dengan
3. PKSN Tou Lumbis diasumsikan baru terakses di 2021 sesuai dengan perbandingan jumlah simpul transportasi yang sudah terakses tidak berbeda signifikan.
rencana pembangunan jalan 3000 Km yaitu jalan akses PLBN Labang Berkurangnya akses bandara sebanyak 4 akses jalan berdasarkan Kepemenhub 2019
(Mensalong - Tou Lumbis); diantaranya karena penurunan status bandara dari Pengumpul Tersier (PT) menjadi
Pengumpan (P) dan tidak dioperasikannya Bandara Temindung di Samarinda.
4. PKSN Kefamenanu di NTT belum terakses karena di 2015-2019
pembangunan jalan dialokasikan untuk mengakses PKSN Atambua dan
Terminal ALBN Kefamenanu yang berada diluar perbatasan. PKSN
Kefamenanu rencananya baru akan diakses di tahun 2023 setelah
pembangunan Sektor Barat NTT dan Akses PLBN Oepoli dan Napan
selesai dibangun;
Sasaran Program: Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional 102,81 93,56
Preservasi Rekonstruksi,
2 km 3.254,00 3.778,34 3.469,86 106,63 91,84
Rehabilitasi Jalan
Lanjutan
Keterangan: * belum termasuk penanganan ruas jalan daerah/non nasional melalui Diskresi Menteri
CAPAIAN
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
101 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 102
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata capaian kinerja untuk output fisik Direktorat Sesuai dengan Catatan Hasil Review Inspektorat Jenderal melalui Surat Inspektur
Jenderal Bina Marga tahun 2019 adalah 102,81% terhadap Target Awal (Status Juni Jenderal Nomor Pw 0105 – Ij / 1859 tanggal 18 November 2019 terkait usulan revisi
2019) dan 93,56% terhadap Target DIPA Revisi Akhir (Status Desember 2019). Hal penurunan volume pada output Preservasi Jembatan dan Penggantian Jembatan,
tersebut disebabkan oleh adanya penambahan volume target pada DIPA Revisi Akhir,
diusulkan sebagai berikut:
beberapa diantaranya adalah pada output Pembangunan Jalan, Pembangunan
Jembatan, dan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan.
SEMULA MENJADI KINERJA KINERJA THD
SASARAN PROGRAM / (DIPA (DIPA THD DIPA DIPA USULAN
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019 telah melaksanakan penanganan NO SAT SELISIH
IKP / IKK DES USULAN DES 2019 REVISI
2019) REVISI) (%) (%)
jalan daerah sesuai dengan Surat Menteri PUPR tanggal 29 November 2019 perihal
Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non Nasional dengan Pendanaan 1
Preservasi Rekonstruksi,
km 3.778,34 3.735,58 42,76 91,84 92,89
Rehabilitasi Jalan
APBN sepanjang 276,44 km (termasuk dengan 3,00 km yang terdapat pada output
Dukungan Jalan Daerah) dengan realisasi 261,57 km (termasuk dengan 3,00 km yang 3 Preservasi Jembatan m 58.187,62 57.651,12 536,50 98,42 99,34
terdapat pada output Dukungan Jalan Daerah) (jalan), 1.253 m dengan realisasi
4 Pembangunan Jalan km 916,32 906,52 9,80 86,56 87,50
911,60 m (jembatan), dan 12.640 m dengan realisasi 10.875,62 m (jembatan
gantung). Total alokasi anggaran Rp 2.783.183.464.000,- dengan realisasi Rp 5 Pembangunan Jembatan m 21.413,90 20.421,89 992,01 86,69 90,90
2.269.549.281.590.000,-. Penanganan jalan daerah melalui Diskresi Menteri tersebut Pembangunan Fly Over /
6 m 4.667,00 4.117,00 550,00 79,68 90,33
tersebar dalam output – output sesuai dengan jenis penanganannya (preservasi jalan Underpass / Terowongan
dan jembatan, pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan fly over/ underpass/ Tabel Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga terhadap Hasil Reviu Inspektorat Jenderal
terowongan).
Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengusulkan revisi penyesuaian target pada
Akan tetapi apabila output itu digabung sesuai dengan status kewenangan
beberapa output seperti rincian di atas, namun usulan tersebut tidak diproses lebih
penanganan, maka output tersebut bisa juga dimasukkan sebagai output untuk
Dukungan Jalan Daerah, sehingga output Dukungan Jalan Daerah secara tidak lanjut karena belum adanya data dukung berupa persetujuan Menteri Pekerjaan
langsung sudah mencapai 276,44 km dari target 414,00 km. Umum dan Perumahan Rakyat selaku Pengguna Anggaran (PA) di Kementerian
PUPR. Hal ini berakibat pada kinerja terhadap target revisi akhir menjadi lebih rendah
NO OUTPUT ALOKASI ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp)
dari seharusnya.
1 Penanganan Jalan Nasional 43.225.257.638.000,00 38.056.522.491.960,00
2 Penanganan Jalan Daerah 1.579.097.406.000.00 1.498.465.818.800,00 Kemudian apabila capaian Indikator Kinerja Output Direktorat Jenderal Bina Marga
3 Penanganan Jembatan 656.952.725.000,00 298.623.966.280,00 Tahun 2019 yang tercantum pada Perjanjian Kinerja disesuaikan dengan Indikator
Jenderal Bina Marga, yaitu pelaksanaan pengadaan atau pembebasan lahan. talangan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terhadap 69 ruas jalan tol yang
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina merupakan proyek strategis nasional. Sampai saat ini BUJT telah
Marga, antara lain: melaksanakan dana talangan sebesar ± 56 Triliun atau 72% dari total
alokasi LMAN. Dengan adanya skema dana talangan ini memungkinkan
a. Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Marga dengan Badan Usaha tercapainya target operasional jalan tol pada kurun waktu 2017-2019
Jalan Tol dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) antara lain Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol lainnya.
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) merupakan Badan Layanan
Pada tahun 2019 terdapat 53 (lima puluh tiga) Nota Kesepahaman atau
Umum (BLU) yang secara kelembagaan didirikan pada tanggal 16
Desember 2015 dengan legalitas antara lain melalui PMK No. Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Pengatur Jalan Tol
219/PMK.01/2015 tanggal 07 Desember 2015 tentang Organisasi dan Tata (BPJT), Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan Badan Usaha
Kerja Lembaga Manajemen Aset Negara. Jalan Tol (BUJT) dengan alokasi senilai Rp 18.642.900.000.000.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
105 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 106
Nota Kesepahaman yang terlaksana antara lain untuk c. Rencana Pembangunan Jalan ByPass Bandara Internasional
Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Non Trans, Jalan Tol Lombok (BIL) - Mandalika
Jabodetabek, dan Jalan Tol Trans Sumatera.
Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
b. Pengembalian Dana Pengadaan Tanah Jalan Tol IX Mataram telah melaksanakan pengadaan tanah yang melewati 7 Desa
Sesuai dengan Surat Menteri Nomor KU.02.07-Mn/2257 tanggal 29 di Kecamatan Pujut yaitu Tanak Awu, Ketara, Sengkol, Segala Anyar,
November 2019 perihal Pengembalian Dana Pengadaan Tanah Pengengat, Mertak dan Sukadana. Kegiatan Pengadaan Tanah Jalan
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar dan Jalan Tol Pasuruan Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) – Mandalika terdiri dari tahap
– Probolinggo Sebelum Ditetapkan Sebagai PSN, Direktorat perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan Hak. Pengadaan
Jenderal Bina Marga perlu mengembalikan dana pengadaan tanah Tanah telah mulai dilaksanakan dari pertengahan tahun 2019 dan akan
sebelum PSN untuk ruas jalan tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar diselesaikan sampai pelepasan hak pada Desember 2019. Terdapat 639
dan jalan tol Pasuruan – Probolinggo senilai Rp 1.704.444.242.375,-. bidang tanah yang terdampak pembangunan jalan, dimana terdapat 613
Nilai alokasi tersebut mengacu pada Laporan Hasil Verifikasi (LHV) bidang milik warga, 19 bidang milik PT. BTDC (ITDC), 4 bidang milik PT.
BPKP dan telah ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Angkasa Pura I, 1 bidang milik SD 1 Tonjer, 1 bidang milik SMP 15 Pujut
dengan kronologi sebagai berikut: serta 1 bidang milik Kementerian PUPR (BWS). Berikut dokumentasi pada
setiap tahapan Pengadaan Tanah untuk pembangunan jalan Bypass
Ÿ Telah dilaksanakan pembayaran tahap I pada tanggal 11 Bandara Internasional Lombok.
Desember 2019 dengan nilai Rp 503.410.625.865,-
berdasarkan DIPA revisi ke 02 tanggal 2 Oktober 2019; Total nilai penggantian ganti rugi pengadaan tanah untuk pembangunan
jalan Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) – Mandalika
Ÿ Telah dilaksanakan pembayaran tahap II pada tanggal 16
terhadap 639 bidang tersebut sebesar Rp 358.928.290.865,-. Bidang
Desember 2019 dengan nilai Rp 552.430.883.469,-
tanah yang telah dibayarkan pada tahun 2019 sebesar Rp
berdasarkan DIPA revisi ke 04 tanggal 6 Desember 2019.
226.999.880.509,- dengan jumlah 556 bidang, sedangkan untuk sisa
Total pengembalian dana pengadaan tanah yang telah bidang yang belum dibayarkan akan diselesaikan pada tahun
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga senilai Rp anggaran 2020 senilai Rp 131.928.410.356,- untuk 83 bidang.
1.055.841.509.334,-, sehingga masih terdapat sisa pengembalian Untuk pelaksanaan Kontruksi akan dilaksanakan tahun 2020 sampai
dana pengadaan tanah yang belum dibayarkan senilai Rp dengan awal 2021 sebelum ajang serial MotoGP bulan September 2021
648.602.733.041,-. dilaksanakan.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
107 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 108
LUAS (M2) VE merupakan sebuah proses pembuatan keputusan berbasis tim multidisiplin
JUMLAH
NO DESA BIDANG / yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk mencapai best
PERSIL M2 Ha
value dari sebuah proyek namun tetap konsisten dengan kualitas dan kinerja yang
1 Sukadana 157 227,747 22,77 disyaratkan.
7 Tanak Awu 34 77,447 7,74 sadar telah menerapkan VE pada tahap planning/programming, desain, dan
konstruksi namun belum terstruktur. Sebagai contoh dalam penyusunan desain
TOTAL 639 936,738 93,67
jembatan. Apa yang merupakan fungsi jembatan tersebut? Menyalurkan barang,
jasa, orang, dari titik A ke titik B. Dengan VE, akan muncul banyak opsi pilihan jenis
d. Pelaksanaan Value Engineering (VE) Tahun 2019 di Lingkungan jembatan: jembatan biasa, suspension, cable stayed, dan lain-lain. Dalam proses
Direktorat Jenderal Bina Marga penentuan opsi tersebut, akan ditemukan jenis desain yang memiliki value paling
besar.
Value Engineering (VE) merupakan salah satu aktivitas yang
tertuang dalam Project Administration Manual (PAM) ADB Loan
3455-INO untuk mendukung tercapainya Output 2 : Strengthened
Capacity of MPWH in Public Investment Management. VE dalam
kegiatan ESP Ditjen. Bina Marga akan dilakukan oleh Tenaga Ahli
VE dibawah Project Management Consultant (PMC).
Bundaran
Patung Sapi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
109 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 110
Untuk mengaplikasikan peran Value Engineering (VE) di dalam penyelenggaran e. Peningkatan Quantity Surveyor (QS) Tahun 2019 di Lingkungan
jalan, maka disusun rencana program Value Engineering (VE) di Ditjen Bina Marga Direktorat Jenderal Bina Marga
sebagai berikut:
Seiring perkembangan jasa konstruksi Indonesia dalam beberapa tahun
Ÿ Pengenalan VE di Ditjen Bina Marga melalui ESP dalam hal ini khususnya terhadap kualitas dan kompetensi Quantity Surveyor
Ÿ Pelatihan VE Level 1 #1 untuk Bina Marga, Konsultan, (QS). Banyaknya keluhan dari pihak Jasa Konstruksi terkait standar dan
HAVEI, dan Akademisi/Politeknik kompetensi Quantity Surveyor (QS) yang dirasa belum maksimal dalam
memahami keilmuan QS itu sendiri. Hal ini dapat dikatakan akibat belum
2019 adanya bidang studi “Quantity Surveying” di perguruan tinggi/ Universitas di
Ÿ Pengenalan VE di Ditjen Bina Marga Lanjutan
Indonesia sehingga para praktisi QS di Indonesia umumnya di jalankan oleh
Ÿ Pelatihan VE Level 2 #1 dan Level 1 #2,3,4 untuk Ditjen kelulusan dari latar belakang jurusan non – QS dengan pemahaman dan
Bina Marga, Konsultan, HAVEI, dan Akademisi/Politeknik
aplikasi sebagai praktisi QS yang berbeda – beda.
Ÿ Ujicoba VE pada proyek PPC 4 ESP
Ÿ Ujicoba VE pada 2 proyek diluar PPC ESP
Praktisi QS yang ada saat ini belum tentu memahami dalam menerapkan ke-
Ÿ Konsep Surat Edaran penggunaan VE pada penyusunan
ilmuan QS yang dipahami dengan Peraturan yang berlaku di Indonesia
DED
terutama untuk proyek-proyek Nasional yang akan diaudit oleh Badan Audit
2020 Negara seperti BPK dan BPKP sehingga hal ini menimbulkan banyak
Ÿ Pengenalan VE di Ditjen Bina Marga Lanjutan permasalahan pada pengelolaan kontrak konstruksi dan tidak jarang berujung
Ÿ Ujicoba VE pada proyek PPC ESP lainnya dispute dan penyelesaian di Pengadilan/BANI. Dengan tingginya kegiatan
Ÿ Surat Edaran Penggunaan VE pada pekerjaan DED pembangunan industri konstruksi menjadi semakin penting untuk Pemerintah
Ÿ Penerapan VE di seluruh Satker P2JN untuk pekerjaan menerapkan standar kompetensi Quantity Surveying yang berkualitas untuk
DED
mengawal anggaran proyek dalam penggunaan anggaran keuangan negara
Sampai dengan saat ini Direktorat Jenderal Bina Marga telah memiliki 42 orang yang dapat dipertanggungjawabkan
yang sudah memiliki pelatihan VE. Dari jumlah tersebut, 17 orang akan dilanjutkan
untuk mendapat sertifikat Internasional.
Bundaran
Patung Sapi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
111 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 112
Peran QS dalam Project Life Cycle - Assessment of Project Pelatihan Quantity Surveyor (QS) di lingkungan Direktorat Jenderal
Replacement
- Expert Evidence in Bina Marga tahun 2019
Arbitration & Mediation
- Advise on Selection of - Represent Client in
Contract Issues
Contractor
- Evaluation of Life Cycle
Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga bekerjasama dengan
- Preliminary Cost Advise - Preparation of Expenditure
- Project Feasibility Study Statements
- Cost Planning & Budget - Technical Auditing Badan Pengelola Sumber Daya Manusia melaksanakan pelatihan Quantity
Establishment
Surveyor (QS) dengan fokus terhadap Awareness Program selama 2 (dua)
hari untuk 2 (dua) batch dan diikuti oleh para Satuan Kerja sebagai peserta.
Feasibility Design Tender Construction
Others
Hari pertama adalah pelatihan untuk Satuan Kerja Wilayah Barat, sedangkan
Study Stage Stage Stage
hari kedua adalah pelatihan untuk Satuan Kerja Wilayah Timur.
Selain itu, ada pula pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Pengelola
- Budgetary Cost Control - Contract Documentation
- Advise on Contractual - Project Control Sumber Daya Manusia selama 2 (dua) hari dan dibagi menjadi 3 (tiga) batch.
- Method and Tendering - Interim Payment
Procedures - Evaluation of Variation
Topik pembahasannya dibagi per hari, yaitu hari pertama tentang Administrasi
Kontrak dan pada hari kedua tentang Standar Pengukuran untuk Pekerjaan
Civil.
Kemudian terdapat evaluasi permasalahan umum pada pelaksanaan proyek di
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, antara lain:
Sampai dengan saat ini sudah dilakukan pelatihan QS kepada 81 orang
Evaluasi Permasalahan Umum di Proyek pegawai Direktorat Jenderal Bina Marga. Kedepannya pelatihan ini akan
dilanjutkan untuk menghasilkan adanya ahlinya QS bersertifikasi di setiap
ANGGARAN
NILAI
Klaim dari Pihak Kontraktor Provinsi.
PROYEK yang dibenarkan secara hukum
EVALUASI
PERMASALAHAN Manajemen Desain/Informasi
PERUBAHAN
PEKERJAAN pada proses lelang terkait item
UMUM pekerjaan yang kurang maksimal
DI PROYEK
4.2. Perbandingan Kinerja Organisasi Hingga akhir tahun 2017, Ditjen Bina Marga telah meningkatkan nilai
konektivitas mencapai 75,98% melebihi sasaran tahun 2017 sebesar
75%. Faktor utama terealisasinya sasaran konektivitas pada akhir tahun
Tahun 2019 adalah tahun kelima atau tahun terakhir dalam periode Rencana
2017 adalah fokus Ditjen Bina Marga dalam mengembangkan koridor –
Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga 2015-2019. Berdasarkan hasil review
koridor baru di kawasan terluar dan tertinggal Indonesia seperti di
keterkaitan antara sasaran program Ditjen Bina Marga dengan sasaran strategis
kawasan perbatasan Kalimantan, kawasan perbatasan NTT, kawasan
Kementerian PUPR, diperlukan penyempurnaan sasaran program yang lebih tepat
perbatasan Papua, dan jalur Trans Papua. Pengembangan jalan baru
untuk mendukung pencapaian sasaran strategis. Pada akhir tahun 2018 Direktorat
pada kawasan tersebut diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
Jenderal Bina Marga menyempurnakan sasaran-sasarannya melalui
masyarakat, tingkat perekonomian regional dan pemerataan
diterbitkannya Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2015 – 2019.
kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.
Perbandingan kinerja Sasaran Strategis dan Sasaran Program dapat dilihat pada
tabel berikut:
2018 2019
INDIKATOR KINERJA
SAT
INDIKATOR 2015 2016 2017 SASARAN STRATEGIS
TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA
KINERJA
SAT
SASARAN
STRATEGIS TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA Sasaran Strategis: Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing
Sasaran Strategis: Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing Tingkat Dukungan
Konektivitas Jalan % 89,7 89,7 100 94,1 90,49 96
Tingkat Dukungan Nasional
Konektivitas Jalan % 73 74,5 102 74 75,35 102 75 75,98 101
Nasional
Capaian Tingkat Konektivitas Jalan Nasional 2018 - 2019
Capaian Tingkat Konektivitas Jalan Nasional 2015 - 2017
Mulai tahun 2018 terjadi perubahan jumlah simpul transportasi Bandara dan
Konektivitas yang memadai disadari menjadi salah satu penentu meningkatnya Terminal Bus Tipe A yang telah diakses menyesuaikan dengan perubahan hirarki
daya saing logistik Indonesia di kancah internasional. Konektivitas yang baik dari simpul transportasi berdasarkan Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019
ditandai dengan terhubungnya Pusat - Pusat Kegiatan berskala Nasional secara tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan Kepmenhub No. KM 109 Tahun
sempurna dan tanpa hambatan. Mengacu pada RPJMN, ditargetkan hingga akhir 2019 tentang Penetapan Lokasi Terminal Tipe A, sehingga jumlah simpul
tahun 2019 Ditjen Bina Marga dapat meningkatkan konektivitas utama hingga 77%. transportasi bandara dan terminal bus tipe A yang sebelumnya berjumlah 186
Nilai konektivitas tersebut ditentukan berdasarkan persentase panjang jalan meningkat menjadi 197 dengan perbandingan jumlah simpul transportasi yang
nasional yang telah menghubungkan pusat – pusat kegiatan dibagi dengan sudah terakses tidak berbeda signifikan. Berkurangnya akses bandara sebanyak
rencana panjang jalan nasional yang akan menghubungkan seluruh pusat
4 akses jalan berdasarkan Kepemenhub 2019 diantaranya karena penurunan
kegiatan.
status bandara dari Pengumpul Tersier (PT) menjadi Pengumpan (P) dan tidak
dioperasikannya Bandara Temindung di Samarinda.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
115 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 116
Tingkat
Milyar
Penggunaan
Pada akhir tahun 2017 waktu tempuh perjalanan pada koridor utama masih pada Jalan
Kend. 101 102 101 116 117,13 101 122 134,86 132
Km
Nasional
angka 2,56 jam/100 km, belum dapat melampaui sasaran sebesar 2,5 jam/100
km. Ditjen Bina Marga terus berupaya untuk menjaga kondisi jalan nasional pada Capaian Tingkat Penggunaan Jalan Nasional Tahun 2015-2017
koridor utama tetap prima, meningkatkan kapasitas jalan nasional pada ruas – ruas
Salah satu indikator semakin baiknya kualitas layanan jalan nasional adalah
dengan lalu lintas padat, membangun by-pass serta perlintasan tak sebidang (fly over
berdasarkan tingkat penggunaan jalan nasional. Sesuai dengan Reviu Renstra
/ underpass) termasuk pada perlintasan sebidang jalur kereta api.
Ditjen Bina Marga, pada akhir tahun 2019, besarnya penggunaan jalan nasional
ditargetkan mencapai 133 milyar kendaraan km.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
117 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 118
Hingga akhir tahun 2017, penggunaan jalan nasional telah mencapai 134,86
milyar kendaraan km melebihi sasaran renstra di akhir tahun 2019. Penjualan mobil di Pada akhir tahun 2017, Ditjen Bina Marga baru dapat memberikan
Indonesia saat ini tertinggi di ASEAN mencapai 32,32% dari seluruh penjualan mobil fasilitasi terhadap jalan daerah sebesar 17% dari target 50%. Bentuk
di kawasan ASEAN (katadata.co.id, 2018). Rata – rata pertumbuhan kendaraan fasilitasi terhadap jalan daerah sementara ini berupa bantuan penanganan
bermotor dalam lima tahun terakhir mencapai ± 8%/per tahun (Polri, 2016). kerusakan jalan agar kondisinya kembali mantap. Walaupun demikian
mengingat terbatasnya kewenangan Ditjen Bina Marga pada penanganan
jalan daerah, bentuk fasilitasi yang ideal saat ini masih dirumuskan bersama
INDIKATOR 2015 2016 2017 dengan para stakeholder.
KINERJA
SAT
SASARAN
PROGRAM TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA
Berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Sasaran Program: Meningkatnya Fasilitasi terhadap Jalan Daerah untuk Mendukung Kawasan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5
Tingkat
Fasilitasi Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana
terhadap Jalan
% - - - 25 14 56 50 17 34
Daerah untuk Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015 – 2019, Sasaran
Mendukung
Kawasan Strategis Kementerian adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
Capaian Tingkat Fasilitasi Jalan Daerah Tahun 2015-2017 Kementerian/Lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya hasil (outcome) satu atau beberapa program, sedangkan Sasaran
Peningkatan kondisi jalan daerah menjadi salah satu perhatian utama Program adalah hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka
Kementerian PUPR. Total panjang jalan daerah mencakup 91% dari total panjang pencapaian sasaran strategis Kementerian/Lembaga yang mencerminkan
jaringan jalan di Indonesia dan melayani sekitar 52% dari total kilometer kendaraan. berfungsinya keluaran (output).
Namun kondisi kemantapan rata-rata jalan daerah masih rendah yaitu hanya 68%
untuk jalan provinsi mantap dan hanya 59% mantap untuk jalan kabupaten/kota. Jalan Mengacu pada definisi di atas, karakteristik Sasaran Program Ditjen Bina
daerah merupakan bagian penting dari jaringan jalan yang dapat berfungsi untuk Marga sebagaimana tercantum pada dokumen Rencana Strategis
membantu peningkatan kinerja jaringan jalan nasional karena menghubungkan pusat Kementerian PUPR 2015 – 2019 lebih mendekati definisi Sasaran Strategis.
kegiatan lokal dengan pusat kegiatan nasional. Menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan pelayanan/penggunaan jalan
nasional merupakan outcome dari program – program Ditjen Bina Marga
selama ini.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
119 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 120
Agar program penyelenggaraan jalan nasional Ditjen Bina Marga lebih tepat Pada saat terjadi Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2015 –
mendukung sasaran pembangunan nasional 2015 – 2019, maka terjadi 2019 pada tahun 2018, terjadi penurunan target kemantapan tahun 2018
penyempurnaan pada sasaran strategis dan sasaran program Direktorat Jenderal dari Renstra semula 97% menjadi 91,5%. Adanya keterbatasan anggaran
Bina Marga. mengakibatkan perlunya strategi khusus dalam pemeliharaan jalan
nasional. Target kemantapan jalan di tahun 2019 sebesar 98% menjadi
INDIKATOR
KINERJA
2015 2016 2017 tidak realistis karena dalam pelaksanaannya terdapat banyak program
SAT
SASARAN
STRATEGIS TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA rekonstruksi jalan yang tidak tepat sasaran.
Selama kurun waktu 2015 – 2017, Ditjen Bina Marga telah merekonstruksi 3.700 Tingkat Aksesibilitas
% 87 86,41 99 88,3 87 99
Jalan Nasional
km jalan nasional dan merehabilitasi 2.674 km jalan nasional. Kondisi jaringan jalan
nasional yang sebelumnya hanya 86% mantap pada saat baseline tahun 2015 Capaian Sasaran Program Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2018 - 2019
berhasil meningkat menjadi 90,4% mantap pada akhir tahun 2017. Walaupun Kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Bina Marga saat ini sangat terkait dengan
demikian, capaian tersebut belum dapat menyamai target renstra yang seharusnya kemantapan jalan nasional dan aksesibilitas wilayah. Kegiatan preservasi jalan dan
sudah mencapai 94% mantap pada akhir tahun 2017 sehingga terdapat deviasi jembatan meningkatkan kemantapan jalan nasional, sedangkan kegiatan pelebaran
sebesar -3,6% mantap. dan pembangunan jalan dan jembatan meningkatkan aksesibilitas suatu wilayah.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
121 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 122
Agregasi dari kemantapan dan aksesibilitas akan meningkatkan konektivitas antar Direktorat Jenderal Bina Marga bertanggungjawab dalam program
pusat pertumbuhan kawasan di Indonesia. penyelenggaraan jalan nasional. Dari tahun ke tahun, terdapat beberapa
indikator kinerja output yang identic yaitu output-output fisik yang menjadi
Pada tahun 2019 Direktorat jenderal Bina Marga tidak dapat mencapai target core bussiness Direktorat Jenderal Bina Marga. Capaian kinerja Direktorat
kemantapan dan aksesibilitas jalan nasional. Hal ini disebabkan karena: Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, didapatkan dengan dibandingkan
1. Program rekonstruksi jalan yang tidak tepat sasaran; terhadap Target Perjanjian Kinerja Revisi pada Juni 2019. Adapun
perbandingan capaian kinerja dari output-output tersebut dalam 5 tahun
2. Alokasi anggaran yang digunakan diluar kewenangan Direktorat Jenderal
Bina Marga, antara lain pembangunan jembatan gantung dan pemberian dana terakhir, sebagai berikut:
untuk pemda berprestasi;
6. Perubahan jumlah simpul transportasi Bandara dan Terminal Bus Tipe A yang
telah diakses menyesuaikan dengan perubahan hirarki dari simpul 101,11
Kinerja pada output Panjang Jalan yang Terpelihara pada tahun 2019 sebesar
98,91% atau lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
123 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 124
4.2.2. Panjang Jalan yang Ditingkatkan 4.2.4. Panjang Jembatan yang Ditingkatkan
100,48 100,03
97,61 97,73 96,93
77,43
43,84
Kinerja pada output Panjang Jembatan yang Ditingkatkan pada tahun 2019
sebesar 96,93% atau lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018.
2015 2016 2017 2018 2019
Kinerja pada output Panjang Jalan yang Ditingkatkan pada tahun 2019
sebesar 97,73% atau lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018.
4.2.5. Panjang Jalan yang Dibangun
109,22
105,15
4.2.3. Panjang Jembatan yang Dipelihara 99,64
95,08
103,89
99,28 97,88 97,73
63,09
84,86
Kinerja pada output Panjang Jembatan yang Terpelihara pada tahun 2019
sebesar 97,73% atau lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018. Kinerja pada output Panjang Jalan yang Dibangun pada tahun 2019 sebesar
95,08% lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini dikarenakan terdapat
kendala pekerjaan di lapangan khususnya pada beberapa paket pekerjaan seperti di
Provinsi Kalimantan, yaitu Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayam/Entikong – Rasau
2 (MYC) dan Peningkatan Jalan Rasau – Jasa – Sei Kelik.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
125 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 126
Selain itu ada pula kendala pada keterlambatan proses kontrak yang dilakukan
pada paket-paket Pembangunan Jalan. Hal ini menyebabkan tidak dapat
diselesaikannya paket pekerjaan hingga akhir tahun 2019. Meskipun para penyedia Kinerja pada output Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun pada tahun
jasa memiliki komitmen untuk menyelesaikan pada masa denda. 2019 sebesar 161,27% lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal
tersebut dikarenakan terjadi percepatan penyelesaian Jalan Bebas Hambatan di
tahun 2019.
4.2.6. Panjang Jembatan yang Dibangun
109,53
4.2.8. Panjang Jalan Daerah yang Mendapat Dukungan
100,34 100,05
91,17
85,40
98,71 100,00 100,00
Kinerja pada output Panjang Jembatan yang Dibangun pada tahun 2019 sebesar
57,82
91,17% atau lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini dikarenakan
memang ada kendala pada pekerjaan Pembangunan Jembatan, yang salah satunya
pada Pembangunan Jembatan di Perbatasan Kalimantan yaitu pada paket
Pembangunan Jembatan Semi Permanen Paralel Perbatasan.
0,00
4.2.7. Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun 2015
Kinerja pada output Dukungan Jalan Daerah pada tahun 2019 sebesar 100%
130,11
dikarenakan memang tidak terdapat kendala yang menghambat pekerjaan di
lapangan.
98,98
63,24
54,27
REALISASI
TARGET
SASARAN PROGRAM / IKP CAPAIAN
NO SAT REVIU KET
/ IKK 2015-2019
RENSTRA
2015 2016 2017 2018 2019
- Pembangunan Jembatan
m 812,00 720,00 854,00 7.566,76 10.875,62
Gantung
tidak
8 Dukungan Jalan Daerah km 500 0,00 74,37 6,91 11,00 3,00 95,28
tercapai
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019
Angka Capaian 2015-2019 Pembangunan Jalan dan Jembatan merupakan total keseluruhan dari kegiatan
pada output tersebut (termasuk non pembangunan) pada 2015-2017 dan hanya pembangunan saja pada
tahun 2018-2019 (untuk jembatan, termasuk jembatan gantung)
128
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
129 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 130
4.3. Realisasi Anggaran 6 BBPJN V PALEMBANG 1.972.009.703,00 1.311.331.974,00 921.129.027,00 46,71 70,24
Salah satu sumber daya dari suatu organisasi 8 BBPJN VII SEMARANG 3.820.310.349,00 3.562.825.090,00 3.057.562.512.64 80,03 85,82
adalah sumber daya keuangan. Pada tahun 2019, 9 BBPJN VIII SURABAYA 2.970.331.990,00 2.886.216.880,00 2.438.993.303,00 82,11 84,50
seperti yang dijelaskan pada BAB III, Direktorat 10 BPJN IX MATARAM 642.690.651,00 836.685.608,00 751.561.927,00 116,94 89,83
Jenderal Bina Marga mendapatkan alokasi dana 11 BPJN X KUPANG 1.267.543.741,00 1.562.721.529,00 1.440.710.798,00 113,66 92,19
pada DIPA Awal Rp 43.987.177.884.000,-, 12 BBPJN XI BANJARMASIN 2.121.333.037,00 2.228.423.459,00 2.017.947.315,00 95,13 90,55
dimana kemudian setelah adanya penambahan 13 BPJN XII BALIKPAPAN 3.438.055.645,00 3.516.950.089,00 2.826.698.993,00 82,22 80,37
melalui PHLN dan SBSN alokasi dana Direktorat 14 BBPJN XIII MAKASSAR 1.358.146.517,00 1.358.021.994,00 1.231.663.510,55 90,69 90,70
Jenderal Bina Marga pada DIPA Revisi Terakhir 15 BPJN XIV PALU 1.242.520.283,00 1.197.007.780,00 1.020.399.086,14 82,12 85,25
Rp 46.008.441.101.000,- dengan realisasi 16 BPJN XV MANADO 1.698.353.562,00 1.805.034.358,00 1.751.550.422,00 103,13 97,04
sebesar Rp 40.326.071.773.550,-. 17 BPJN XVI AMBON 1.817.587.530,00 1.793.475.923,00 1.734.849.371,86 95,45 96,73
Berikut disampaikan rekapitulasi progres 19 BBPJN XVIII JAYAPURA 2.668.657.521,00 2.646.026.167,00 2.224.016.564,10 83,34 84,05
keuangan tahun 2019 per unit kerja di lingkungan 20 BPJN XIX LAMPUNG 1.172.426.178,00 1.153.500.649,00 1.142.022.284,00 97,41 99,00
Direktorat Jenderal Bina Marga berdasarkan data 21 BPJN XX PONTIANAK 1.262.239.790,00 1.220.756.642,00 942.007.747,18 74,63 77,17
Anggaran PK Revisi merupakan Target DIPA Status Juni 2019 dan Anggaran Revisi Akhir merupakan Target DIPA Status Desember 2019 4.4. Paket Strategis Nasional
Ÿ Penanganan Jalan Penghubung Gorontalo – Manado - Preservasi Jalan Girian – Kema – Rumbia – Buyat
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan penanganan Preservasi Jalan Girian – Kema – Rumbia – Buyat merupakan
jalan penghubung Gorontalo – Manado sepanjang 1.545,91 km dengan penanganan dengan panjang jalan sepanjang 129,61 km dan
anggaran Rp 422.579.694.000,-. Realisasi fisik pelaksanaan penanganan jalan penanganan jembatan sepanjang 1.122,1 m. Pagu anggaran yang
penghubung Gorontalo – Manado sebesar 99,99% dan realisasi anggaran dibutuhkan sebesar Rp 16.486.666.000,- dengan tanggal kontrak 20
sebesar 98,13% atau Rp 414.660.895.460,-. Paket pekerjaan fisik yang Maret 2019. Realisasi fisik paket Preservasi Jalan Girian – Kema –
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya: Rumbia – Buyat sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100%
atau Rp 16.486.666.000,-.
- Preservasi Jalan Buyat – Molobog – Onggunoi
Ÿ Penanganan Jalan Penghubung Palu - Parigi
Preservasi Jalan Buyat – Molobog – Onggunoi merupakan penanganan
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan
dengan panjang jalan sepanjang 84,27 km dan panjang jembatan sepanjang
penanganan jalan penghubung Palu - Parigi sepanjang 138,59 km dengan
424,00 m. Pagu anggaran yang dibutuhkan untuk paket pekerjaan ini
anggaran Rp 249.821.833.000,-. Realisasi fisik pelaksanaan penanganan
sebesar Rp 26.070.478.000,- dengan tanggal kontrak 19 Maret 2019.
jalan penghubung Palu - Parigi sebesar 99,42% dan realisasi anggaran
Realisasi fisik paket Preservasi Jalan Buyat – Molobog – Onggunoi sebesar
sebesar 77,11% atau Rp 192.647.073.920,-. Paket pekerjaan fisik yang
100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp 26.070.478.000,-.
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya:
- Peningkatan Jalan Pelebaran Jalan Menambah Lajur Kaiya - - Preservasi Jalan Toboli – Parigi – Tumora
Maelang
Preservasi Jalan Toboli – Parigi – Tumora merupakan penanganan
Peningkatan Jalan Pelebaran Jalan Menambah Lajur Kaiya – Maelang dengan panjang jalan sepanjang 112,03 km dan penanganan jembatan
merupakan penanganan dengan panjang jalan sepanjang 3,47 km dan sepanjang 1.033,40 m. Pagu anggaran yang dialokasikan sebsar Rp
penanganan jembatan sepanjang 48,00 m. Pagu anggaran yang dibutuhkan 6.864.183.000,- dengan tanggal kontrak 14 Februari 2019. Realisasi fisik
untuk paket pekerjaan ini sebesar Rp 63.532.828.000,- dengan tanggal paket Preservasi Jalan Toboli – Parigi – Tumora sebesar 100% dan
kontrak 19 Maret 2019. Realisasi fisik paket Peningkatan Jalan Pelebaran realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp 6.864.183.000,-
Jalan Menambah Lajur Kaiya – Maelang sebesar 100% dan realisasi
anggarannya sebesar 100% atau Rp 63.532.828.000,-.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
135 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 136
- Pemeliharaan Rutin Jalan Tawaeli – Nupabomba – Kebon Kopi – Ÿ Penanganan Jalan Trans Maluku
Toboli
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan penanganan
Pemeliharaan Rutin Jalan Tawaeli – Nupabomba – Kebon Kopi – Toboli jalan Trans Maluku sepanjang 648,16 km dengan anggaran Rp 209.724.484.000,-
merupakan penanganan dengan panjang jalan 40,85 km dan penanganan . Realisasi fisik pelaksanaan penanganan jalan penghubung Trans Maluku
jembatan sepanjang 317,70 km. Pagu anggaran yang dialokasikan sebesar
sebesar 98,59% dan realisasi anggaran sebesar 99,17% atau Rp
Rp 3.746.808.000,-. Realisasi fisik paket Pemeliharaan Rutin Jalan Tawaeli –
207.974.455.700,-. Paket pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Direktorat
Nupabomba – Kebon Kopi – Toboli sebesar 100% dan realisasi keuangan
Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya:
sebesar 89,61% atau Rp 3.357.514.650,-
- Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba – Kebon - Preservasi Ruas Jalan Piru – Waisala – Piru – Sp. Pelita Jaya - Taniwel
Kopi – Toboli II (MYC) Preservasi Ruas Jalan Piru – Waisala – Piru – Sp. Pelita Jaya – Taniwel
Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba – Kebon Kopi – merupakan penanganan dengan panjang jalan sepanjang 129,89 km dan
Toboli II merupakan penanganan lanjutan dari tahun 2018 dengan penanganan jembatan sepanjang 418,00 m. Pagu anggaran yang dialokasikan
penanganan sepanjang 4,5 km. Nilai kontrak dari paket pekerjaan ini sebesar sebsar Rp 8.854.305.000,- dengan tanggal kontrak 8 Mei 2019. Realisasi fisik
Rp 111.899.927.000,- dengan tanggal kontrak 25 September 2018. Realisasi
paket Preservasi Ruas Jalan Piru – Waisala – Piru – Sp. Pelita Jaya – Taniwel
fisik paket Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba –
sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp
Kebon Kopi – Toboli II (MYC) sebesar 96,37% dan realisasi anggaran sebesar
8.854.305.000,-.
55,01% atau Rp 61.556.149.800,-.
Dalam masa pelaksanaan paket pekerjaan ini terdapat kendala - Pembangunan Jembatan Wai Yopitih II dan Wai Silali
pelaksanaannya, seperti: Pembangunan Jembatan Wai Yoputih II dan Wai Silali merupakan penanganan
1. Bencana alam gempa bumi, tsunami, likuifasi yang menyebabkan pembangunan jembatan dengan panjang 40,00 m. Pagu anggaran yang
dampak langsung terhadap koridor tawaeli – kebon kopi – toboli dialokasikan sebsar Rp 27.771.000.000,- dengan tanggal kontrak 20 Februari
dengan longsornya lereng atas di 46 lokasi dan 9 titik longsor 2019. Realisasi fisik paket Pembangunan Jembatan Wai Yoputih II dan Wai
menutup badan jalan sehingga arus kendaraan dan logistik terhenti.
Silali sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp
Sedangkan dampak tidak langsungnya berupa hambatan terhadap
27.771.000.000,-.
mobilisasi peralatan, material dan tenaga ke lokasi pekerjaan;
Ÿ Penanganan Jalan Lingkar Morotai 2. Proyek Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)
Dan terdapat upaya tindak lanjut yang dilakukan: 2. Material BBM dan material lainnya yang diangkut dengan LCT/Kapal
Kayu masih bertahan di sungai dikarenakan air Sungai Mahakam masih
1. Penyedia jasa harus menyiapkan dana pendukung (cash flow) untuk
surut dan telah terjadi selama 6 minggu.
mencapai progress yang sudah direncanakan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara maksimal;
Dan terdapat upaya tindak lanjut yang dilakukan:
2. Disarankan penyedia jasa sambil mengurus izin peledakan, membuat
1. Material BBM solar akan dilansir menggunakan kapal long boat
alternative lain untuk pengadaan material batu pecah;
kapasitas 5 ton sampai ke long bagun, dari long bagun BBM solar dan
3. Telah memberikan kesempatan sampai Show-Cause Meeting Tingkat material lainnya akna dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan mobil;
III, namun penyedia jasa gagal dan dilakukan pemutusan kontrak pada
2. Mencari alternatif lain (jalur darat) untuk membawa material yang ada di
tanggal 23 Desember 2019.
Desa Long Hubung.
- Pembangunan Jalan Akses PLBN Oepoli - Pembangunan Jalan Ubrub – Towe Hitam - Oksibil
Paket Pembangunan Jalan Akses PLBN Oepoli merupakan penanganan Paket Pembangunan Jalan Ubrub - Towe Hitam - Oksibil ini merupakan paket
dengan panjang 2,50 km dengan pagu anggaran Rp 12.753.685.000,-. yang mendukung penanganan ruas jalan perbatasan Papua. Pembangunan
Realisasi fisik paket pekerjaan ini sebesar 100% dan realisasi anggarannya ruas jalan ini bertujuan untuk memicu pengembangan wilayah yang
sebesar 100% atau senilai Rp 12.753.685.000,-. menghubungkan dengan kawasan perbatasan Negara Papua New Guinea,
Pelaksanaan pekerjaan berlokasi di Distrik Oksibil Kabupaten Pegunungan
- Pembangunan Jalan Sp. Nurobo - Umusukaer Bintang. Panjang penanganan T.A. 2019 untuk paket ini adalah sepanjang
Paket Pembangunan Jalan Sp. Nurobo - Umusukaer merupakan 9,94 Km. Progress pekerjaan paket ini sudah mencapai angka 100%. Masa
Paket Pembangunan Jembatan Nualain 2 merupakan penanganan dengan meningkatkan ekonomi di Papua dan Papua Barat. Penanganan yang
panjang 20 m dengan pagu anggaran Rp 7.238.391.000,-. Realisasi fisik dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga antara lain:
paket pekerjaan ini sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100%
- Pembangunan Jalan Kenyam – Gearek – Dekai (MYC Lanjutan)
atau senilai Rp 7.238.391.000,-.
Pembangunan Jalan baru Ruas Kenyam – Gearek – Dekai dengan panjang
Ÿ Perbatasan Papua total 44 km bertujuan mendukung kawasan-kawasan strategis dan produktof,
Penanganan jalan dan jembatan di Perbatasan Papua ini termasuk dukungan serta membuka daerah-daerah terpencil dan terisolasi. Penanganan tahun ini
jalan akses dari dan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang terdapat di sepanjang 19,78 km, realisasi fisik mencapai 100% dengan rekomposisi dan
Papua. Penanganan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga perpanjangan izin MYC. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
antara lain: pekerjaan adalah risiko keamanan akibat adanya ancaman dari kelompok
separatis bersenjata. Diusulkan perpanjangan waktu (198 HK) dan
perpanjangan izin MYC. Masa pelaksanaan 725 Hari Kalender.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
143 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 144
- Pembangunan Jalan Sinak – Ilaga III · Pembangunan Jalan Akses Jembatan Holtekamp (MYC)
Jenis pekerjaan pada Pembangunan Jalan Sinak - Ilaga III ini yaitu Drainase, Paket Pembangunan Jalan Akses Jembatan Holtekamp yang berada pada
Galian, Timbunan, Penyiapan Badan Jalan, dan Gorong-gorong Pipa Baja ruas Jalan Nasional Hamadi - Holtekamp - Skouw/ Bts. PNG merupakan paket
Bergelombang. Panjang Penangangan tahun ini 6,00 Km, progress saat ini kontrak tahun jamak (MYC) dengan masa pekerjaan selama 2 tahun (T.A.
83,62% Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan adalah kondisi 2018-2019) dengan nilai paket sebesar Rp 237.728.705.000,- yang berasal
curah hujan yang tinggi dan gangguan keamanan dari kelompok kriminal dari dana SBSN. Panjang penanganan Tahun Anggaran 2019 untuk paket ini
bersenjata. Telah dilakukan SCM dan terus berkoordinasi dengan pihak adalah sepanjang 3,25 Km. Realisasi progress fisik terhadap kontrak MYC
keamanan untuk melakukan pengawalan di lokasi pekerjaan. Masa saat ini sudah mencapai 100%.
Pelaksanaan 330 HK. Paket ini diberlakukan perpanjangan waktu pelaksanaan
90 HK hingga 30 Maret 2020.
Hingga akhir tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga telah menyelesaikan
pekerjaan yang kemudian diresmikan secara formal baik bersama Presiden
Republik Indonesia, maupun hanya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat bersama dengan Kepala Daerah setempat. Pekerjaan itu antara lain:
Hal ini berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami
yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang
sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam kini menjadi 60 menit. Dengan
desain jembatan yang didudukung oleh arsitektur yang indah, Jembatan
Holtekamp diharapkan juga bisa menjadi daya tarik dan icon kota Jayapura.
Melalui sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, dan
Pemerintah Kota Jayapura, maka upaya pengembangan wilayah
permukiman di wilayah Kota Jayapura diwujudkan melalui pembangunan
Jembatan Holtekamp sepanjang 433 Meter yang melintasi Teluk Youtefa,
Jalan Akses Sisi Hamadi sepanjang 425 Meter, Jalan Pendekat Jembatan
Youtefa sepanjang 9.950 Meter, Jembatan Pendekat Sisi Youtefa sepanjang
900 Meter. Pembangunan ini akan menghubungkan Hamadi – Holtekamp –
Koya. Dengan selesainya pembangunan ini, pada Senin, 28 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Menteri PUPR dan
Pemerintah Provinsi Papua melakukan peresmian jembatan sekaligus
mengumumkan secara resmi nama jembatan ini menjadi Jembatan Youtefa.
Jembatan Youtefa,
Papua
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
147 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 148
Jalan Tol Pandaan – Malang terbagi atas 5 (lima) seksi sepanjang 38,5 km. Jalan
berbayar ini dilengkapi dengan lima buah simpang susun (SS) yaitu SS
Purwodadi, SS Lawang, SS Singosari, SS Pakis, dan SS Malang. Pembangunan
Jalan Tol ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 5,9 Triliun. Pada tanggal 13 Mei
2019, Presiden Republik Indonesia meresmikan seksi 1-3 dari Pandaan –
Singosari sepanjang 31 km di Gerbang Tol Singosari.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
151 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 152
Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung terbagi menjadi
2 (dua) seksi, yaitu seksi 1 ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu
Agung sepanjang 112 km, serta Seksi 2 ruas Pematang Panggang – Kayu
Agung sepanjang 77 km. Lebih lanjut, Tol Terpeka dibangun dengan 17
jembatan, enam simpang susun, dan 23 underpass. Selain itu, jalan berbayar
tersebut juga dilengkapi dengan enam GT yaitu GT Gunung Batin, GT
Menggala, GT Lambu Kibang, GT Way Kenanga, GT Simpang Pematang, dan
GT Kayu Agung. Peresmian jalan tol ini dilakukan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 15 November 2019.
Jalan Tol Balikpapan – Samarinda terdiri dari 5 (lima) seksi, yaitu seksi 1 ruas
Balikpapan – Samboja (22,03 km), seksi 2 ruas Samboja – Muara Jawa (30,98
km), seksi 3 ruas Muara Jawa – Palaran (17,50 km), seksi 4 ruas Palaran –
Samarinda (17,95 km), dan seksi 5 ruas Balikpapan – Sepinggan (11,09 km).
Jalan tol yang melintasi Kecamatan Samboja dan Kutai Kartanegara ini
dibangun dengan total nilai investasi sebesar Rp 9,9 Triliun. Presiden Republik
Indonesia meresmikan Tol Balikpapan – Samarinda seksi 2, 3, dan 4 pada
tanggal 17 Desember 2019.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
155 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 156
Shortcut
Singaraja - Mengwitani
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
157 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 158
Underpass
NYIA
BAB V
PENUTUP
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019 Dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019, Direktorat
Jenderal Bina Marga tentu saja menghadapi tantangan dan
kendala di lapangan sehingga beberapa kegiatan tidak dapat
terselesaikan sesuai target. Meskipun begitu, Direktorat
Jenderal Bina Marga terus mengupayakan mencari alternatif-
alternatif pelaksanaan sehingga pekerjaan dapat terlaksana
dengan baik.
BAB
5
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
159 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 160
5.1. Permasalahan
4. Faktor Sosial dan Keamanan
Ÿ Adanya kondisi ancaman keamanan yang disebabkan adanya
Permasalahan utama yang dihadapi Direktorat Jenderal Bina Marga pada kelompok kriminal sipil bersenjata sehingga perlu dilakukan
pelaksanaan kinerja TA. 2019, sebagai berikut: penghentian sementara pekerjaan, terutama pada ruas – ruas jalan
yang berada di kawasan pegunungan tengah provinsi Jayapura;
Ÿ Pemalangan dari sekelompok masyarakat yang menuntut ganti rugi
1. Terdapat penanganan efektif yang belum maksimal; terhadap hak ulayat tanah sehingga menyebabkan pengeluaran
2. Permasalahan Pembebasaan Lahan tambahan yang relatif besar, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang
Beberapa kendala yang mengakibatkan hambatan pelaksanaan berada di wilayah Provinsi Jayapura.
pembebasan tanah, antara lain adalah 5. Bencana Alam
Ÿ Terbatasanya alokasi dana untuk pengadaan tanah pada DIPA awal
sehingga pemenuhannya harus mengandalkan dana sisa lelang; Terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, gempa bumi, dan banjir
bandang pada beberapa daerah yang menyebabkan terhambatnya
Ÿ Permasalahan pada tahap pelaksanaan pembebasan tanah di pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
lapangan yang diakibatkan kelemahan koordinasi, adanya
perubahan peraturan, dan kehati-hatian yang tinggi dalam proses
penetapan harga dan pembayaran ganti rugi;
Ÿ Tidak semua pemilik lahan menerima harga yang telah ditetapkan
sehingga diperlukan proses yang lebih lama dan harus diselesaikan 5.2. Langkah Ke Depan
melalui pengadilan
3. Proses Lelang Untuk meningkatan kualitas kinerja di tahun anggaran berikutnya, Direktorat
Ÿ Ketidaksiapan kelengkapan dokumen lelang sehingga Jenderal Bina Marga telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
menyebabkan terjadinya keterlambatan proses lelang pada 1. Mengintegrasikan data berbasis spasial pada Geodatabase Bina Marga
beberapa paket pekerjaan sehingga mengakibatkan rendahnya
dalam penyusunan program penanganan jalan dan jembatan, yang terdiri
realisasi fisik dan anggaran karena pelaksanaan tidak dapat sesuai
dari:
dengan target hingga akhir tahun 2019;
a. Pengumpulan dan verifikasi data kondisi jalan (IRI, PCI, lendutan, traffic,
Ÿ Jumlah personil Pokja pada BP2JK masih sangat terbatas, sehingga
foto, video) menggunakan platform berbasis ArcGIS Web pada aplikasi
beberapa jadwal penetapan pemenang yang telah ditetapkan tidak
SMD Jalan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas data koordinat
terpenuhi;
dan panjang ruas jalan di lapangan;
Ÿ Lelang ulang pada beberapa paket pekerjaan sehingga
menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
161 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 162
b. Melakukan simulasi program penanganan jalan berdasarkan data 5. Memaksimalkan peran pengendalian pekerjaan utamanya pengendalian
kondisi berbasis spasial menggunakan AgileAssets / IRMS V.3 yang terhadap waktu pelaksanaan yang ada, pengendalian mutu pelaksanaan,
terkoneksi dengan SMD Jalan melalui web service GISPortal Bina manajemen sumber daya dan peralatan;
Marga; 6. Meningkatkan mitigasi risiko bencana melalui:
c. Melakukan analisa dan monitoring ketidaksesuaian penanganan a. Penyusunan Peta Curah Hujan Harian/bulanan yang terintegrasi
(berdasarkan data koordinat POK) dengan data kondisi di lapangan dengan data BMKG sebagai dasar kesiagaan PPK fisik di lapangan
(data IRI, PCI, foto dan video) menggunakan analisa berbasis spasial terhadap resiko cuaca ekstrim dan longsor;
pada GIS Portal Bina Marga; b. Pengelolaan WhatsApp Center yang terintegrasi dengan website
2. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi lain dan akun social media Ditjen Bina Marga untuk mengumpulkan
terkait pembebasan lahan; informasi bencana alam, serta menyampaikannya pada PPK
bersangkutan di lapangan;
3. a. Pembentukan BP2JK (Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi) di
c. Penggunaan aplikasi berbasis mobile (ArcGIS Collector dan ArcGIS
34 provinsi di Indonesia sebagai pengganti Unit Layanan Pengadaan
Survey123) dan web (GISPortal Bina Marga) sebagai alat bantu
(ULP) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Balai/Satker/PPK dalam melaporkan kejadian bencana, berikut
Rakyat sehingga diharapkan proses dan hasil pengadaan barang dan
monitoring progress penanganan dampak bencana;
jasa lebih efektif, efisien, transparan, berkualitas dan akuntabel;
d. Kerjasama lintas stakeholders dalam penyelenggaraan
b. Meningkatkan kualitas desain (DED) dengan memastikan setiap DED
penanggulangan bencana alam.
yang digunakan valid, tidak ada yang over desain, output penanganan
sesuai kebutuhan dan penyusunan Engineering Estimate (EE)/Owner
Estimate (OE)/Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disusun secara
professional/tidak ada mark-up;