Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA
2019
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami telah
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja (Lkj) Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2019, yang
pada dasarnya merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi tahun
2019.

Terwujudnya good governance and clean government merupakan tuntutan


dalam penyelenggaraan manajemen pemerintahan dan pembangunan yang
berdaya guna dan berhasil guna serta bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme. Hal ini merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan
seluruh instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan
yang dilaksanakan.

Laporan Kinerja ini adalah salah satu upaya Direktorat Jenderal Bina Marga
untuk melakukan perbaikan kinerja yang berkesinambungan dalam rangka
meningkatkan kualitas kinerjanya. Dalam Laporan Kinerja tahun 2019 ini,
Ir. SUGIYARTANTO, MT Direktorat Jenderal Bina Marga melaporkan kinerjanya melalui Analisa dan
Evaluasi dari capaian sasaran strategis dan sasaran program yang ditargetkan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019

Dengan disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat memberikan informasi


secara transparan dan akuntabel terkait pengelolaan kinerja di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga kepada pihak yang berkepentingan.

Akhir kata, melalui laporan ini diharapkan pencapaian kinerja pada masa
mendatang dapat lebih ditingkatkan, baik perbaikan pelaksanaan tugas maupun
melalui penyempurnaan perencanaan kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga.

Jakarta, 23 Januari 2020


DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA

Ir. SUGIYARTANTO, MT
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
A. CAPAIAN KINERJA a. Target Indikator Kinerja Program Tingkat Kemantapan Jalan Nasional
pada Tahun 2019 adalah 98,00%, dengan realisasi yang berhasil diraih
Capaian kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun Anggaran 2019 dapat pada akhir tahun 2019 sebesar 92,81%. Kinerja yang dicapai sebesar
94,70% dimana terdapat deviasi kurang sebesar 5,19% dari target yang
dijelaskan sebagai berikut:
ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya:

1. Terdapat penanganan efektif yang belum maksimal;


1. Sasaran Strategis 2. Adanya penugasan - penugasan khusus di luar kewenangan, akan
tetapi dengan tetap mengedepankan aspek transparansi dan
Sasaran Strategis “Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya
kebutuhan khusus;
Saing” diukur melalui indikator kinerja tingkat konektivitas jalan nasional, dimana
target jalan yang terhubung pada jaringan jalan nasional pada Tahun 2019 adalah 3. Belum maksimalnya penanganan pemeliharaan jalan, terutama jalan
94,10%. Realisasi sasaran strategis yang berhasil diraih pada akhir Tahun 2019 dalam kondisi sedang;
sebesar 90,49%, dengan kinerja sebesar 96,16% dimana deviasi realisasi kurang
4. Kejadian bencana alam dan longsoran, yang sekaligus mengakibatkan
sebesar 3,61% dari target yang ditetapkan.
penurunan kemantapan jalan;

5. Alokasi pendanaan setiap tahun yang tidak sesuai dengan rencana


alokasi yang tercantum di dalam Rencana Strategis.
2. Sasaran Program

Sasaran program “Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional“ B. Target Indikator Kinerja Program Tingkat Aksesibilitas Jalan
Nasional pada Tahun 2019 adalah 88,30%, dengan realisasi yang berhasil
diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja program, yaitu tingkat kemantapan jalan
diraih pada akhir tahun 2019 sebesar 87,00%. Kinerja yang dicapai
nasional yang dicapai melalui kegiatan preservasi jalan dan tingkat aksesibilitas jalan
sebesar 98,52% dimana terdapat deviasi kurang sebesar 1,30% dari target
nasional yang dicapai melalui kegiatan pembangunan jalan.
yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan,
diantaranya:
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
1. PKSN Long Pahangai di Kalimantan Timur belum terakses karena jalan 3. Kinerja Output
penghubung yang dibangun belum fungsional dan rencananya akan
TARGET TARGET PK
diselesaikan di tahun 2020 (RKA-KL 2020: Sp. Long Pahangai - Long Bagun- NO OUTPUT SAT REVIU REVISI REALISASI
RENSTRA (JUNI 2019)
Tering);
1 Jalan yang Terpelihara km 46.914,00 46.931,39 46.419,52
2. PKSN Nunukan diasumsikan masih belum terakses dan baru akan terakses
2 Jalan yang Ditingkatkan km 103,00 47,30 46,22
ditahun 2022 setelah rencana pembangunan jalan akses PLBN Sei Nyamuk
(Sebatik Utara) selesai dibangun; 3 Jembatan yang Dipelihara m 430.032,00 502.240,33 490.859,35

3. PKSN Tou Lumbis diasumsikan baru terakses di 2021 sesuai dengan rencana 4 Jembatan yang Ditingkatkan m 6.216,00 1.265,50 1.226,64

pembangunan jalan 3000 Km yaitu jalan akses PLBN Labang (Mensalong - 5 Jalan yang Dibangun km 732,00 480,09 456,43
Tou Lumbis);
6 Jembatan yang Dibangun m 10.029,00 18.580,96 16.939,49
4. PKSN Kefamenanu di NTT belum terakses karena di 2015-2019
7 Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun km 42,00 12,74 20,55
pembangunan jalan dialokasikan untuk mengakses PKSN Atambua dan
Terminal ALBN Kefamenanu yang berada diluar perbatasan. PKSN 8 Dukungan Jalan Daerah* km 414,00 3,00 3,00
Kefamenanu rencananya baru akan diakses di tahun 2023 setelah Keterangan: * belum termasuk penanganan ruas jalan daerah/non nasional melalui Diskresi Menteri
pembangunan Sektor Barat NTT dan Akses PLBN Oepoli dan Napan selesai
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019 telah melaksanakan
dibangun;
penanganan jalan daerah sesuai dengan Surat Menteri PUPR tanggal 29 November
5. PKSN Tanah Merah di Boven Digoel diasumsikan belum terakses dan baru 2019 perihal Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non Nasional dengan
akan terakses setelah pembangunan Akses PLBN Yetetkun (RKA-KL 2020) Pendanaan APBN sepanjang 276,44 km (termasuk dengan 3,00 km yang terdapat
selesai dibangun di tahun 2020; pada output Dukungan Jalan Daerah) dengan realisasi 261,57 km (termasuk dengan
3,00 km yang terdapat pada output Dukungan Jalan Daerah) (jalan), 1.253 m dengan
6. Bandara Waingapu diasumsikan masih belum terakses dan baru akan
realisasi 911,60 m (jembatan), dan 12.640 m dengan realisasi 10.875,62 m (jembatan
terakses setelah pembangunan Relokasi Jalan Nasional Bandara Waingapu gantung). Total alokasi anggaran Rp 2.783.183.464.000,- dengan realisasi Rp
(Missing Link) selesai dibangun di 2021; 2.269.549.281.590.000,-. Penanganan jalan daerah melalui Diskresi Menteri tersebut
7. KEK Kendal diasumsikan masih belum terakses dan baru akan terakses tersebar dalam output – output sesuai dengan jenis penanganannya (preservasi jalan
dan jembatan, pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan fly over/ underpass/
setelah pembangunan jalan Akses KEK Kendal - KPI Patebon (industri Baja)
terowongan).
selesai di tahun 2024.
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
Akan tetapi apabila output itu digabung sesuai dengan status kewenangan PSN Krian – Legundi – Bunder – Manyar dan Pasuruan – Probolinggo senilai Rp. 1,1
penanganan, maka output tersebut bisa juga dimasukkan sebagai output untuk Trilyun dari total keseluruhan Rp. 1,7 Trilyun. Pembayaran dilakukan dalam 2 tahap
Dukungan Jalan Daerah, sehingga output Dukungan Jalan Daerah secara tidak pada tanggal 11 Desember 2019 dan 16 Desember 2019. Adapun sisa pengembalian
langsung sudah mencapai 276,44 km dari target 414,00 km.Sehingga alokasi akan dilaksanakan pada tahun 2020 dengan optimalisasi sisa tender.
APBN berdasarkan penugasan tersebut menjadi:

NO OUTPUT ALOKASI ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp)


B. CAPAIAN KEUANGAN
1 Penanganan Jalan Nasional 43.225.257.638.000,00 38.056.522.491.960,00
Berdasarkan data emonitoring online status 10 Januari 2019, penyerapan
2 Penanganan Jalan Daerah 1.579.097.406.000.00 1.498.465.818.800,00
keuangan Direktorat Jenderal Bina Marga adalah Rp. 40.326.071.773.550,- atau
3 Penanganan Jembatan 656.952.725.000,00 298.623.966.280,00 sebesar 91,68% terhadap DIPA revisi (status Juni 2019) dan 87,65% terhadap DIPA
4 Penanganan Jembatan Gantung 547.133.333.000,00 472.459.496.510,00
revisi akhir (status Desember 2019).

TOTAL 46.008.441.102.000,00 40.326.071.773.550,00

C. KENDALA / PERMASALAHAN UTAMA


Jika dibandingkan dengan target kinerja output Reviu Renstra, realisasi output
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019 berada di bawahnya atau dapat
dikatakan tidak mencapai target yang telah ditetapkan, kecuali untuk jembatan Permasalahan utama yang dihadapi Direktorat Jenderal Bina Marga pada
yang dipelihara dan jembatan yang dibangun. Ketercapaian tersebut disebabkan pelaksanaan kinerja TA. 2019, sebagai berikut:
karena adanya penugasan pada pembangunan jembatan gantung. Untuk
jembatan yang dipelihara, dikarenakan perlunya penggantian pada beberapa 1. Terdapat penanganan efektif yang belum maksimal
jembatan eksisting sehingga realisasi pada tahun 2019 melebihi dari target Reviu 2. Permasalahan Pembebasaan Lahan
Renstra. Beberapa kendala yang mengakibatkan hambatan pelaksanaan
pembebasan tanah, antara lain adalah:
Adapun untuk output yang tidak dapat mencapai target Reviu Renstra dikarenakan Terbatasnya alokasi dana untuk pengadaan tanah pada DIPA awal
Ÿ
terjadinya gagal lelang dan kendala pada pelaksanaan pekerjaan, seperti sehingga pemenuhannya harus mengandalkan dana sisa lelang;
pembebasan lahan dan juga kegagalan penyedia jasa dalam menyelesaikan Permasalahan pada tahap pelaksanaan pembebasan tanah di lapangan
Ÿ
pekerjaan. Selain tugas utama tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga diberikan yang diakibatkan kelemahan koordinasi, adanya perubahan peraturan,
tugas lain terkait dengan pembayaran pengembalian dana pengadaan tanah untuk dan kehati-hatian yang tinggi dalam proses penetapan harga dan
pembayaran ganti rugi;
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
C. KENDALA / PERMASALAHAN UTAMA 5. Bencana Alam
Terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, gempa bumi, dan banjir
Ÿ Tidak semua pemilik lahan menerima harga yang telah ditetapkan sehingga bandang pada beberapa daerah yang menyebabkan terhambatnya
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
diperlukan proses yang lebih lama dan harus diselesaikan melalui pengadilan;

3. Proses Lelang
Ÿ Ketidaksiapan kelengkapan dokumen lelang sehingga menyebabkan
D. PENINGKATAN KUALITAS KINERJA
terjadinya keterlambatan proses lelang pada beberapa paket pekerjaan
sehingga mengakibatkan rendahnya realisasi fisik dan anggaran karena
Untuk meningkatkan kualitas kinerja di tahun anggaran berikutnya, Direktorat
pelaksanaan tidak dapat sesuai dengan target hingga akhir tahun 2019;
Jenderal Bina Marga telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
Ÿ Jumlah personil Pokja pada BP2JK masih sangat terbatas, sehingga
beberapa jadwal penetapan pemenang yang telah ditetapkan tidak 1. Mengintegrasikan data berbasis spasial pada Geodatabase Bina Marga
terpenuhi; dalam penyusunan program penanganan jalan dan jembatan, yang terdiri dari:
Ÿ Lelang ulang pada beberapa paket pekerjaan sehingga menyebabkan a. Pengumpulan dan verifikasi data kondisi jalan (IRI, PCI, lendutan, traffic,
terlambatnya pelaksanaan pekerjaan. foto, video) menggunakan platform berbasis ArcGIS Web pada aplikasi
SMD Jalan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas data koordinat
4. Faktor Sosial dan Keamanan
dan panjang ruas jalan di lapangan;
Ÿ Adanya kondisi ancaman keamanan yang disebabkan adanya kelompok
b. Melakukan simulasi program penanganan jalan berdasarkan data kondisi
kriminal sipil bersenjata sehingga perlu dilakukan penghentian sementara
berbasis spasial menggunakan AgileAssets / IRMS V.3 yang terkoneksi
pekerjaan, terutama pada ruas – ruas jalan yang berada di kawasan
dengan SMD Jalan melalui web service GISPortal Bina Marga;
pegunungan tengah Provinsi Jayapura;
c. Melakukan analisa dan monitoring ketidaksesuaian penanganan
Ÿ Pemalangan dari sekelompok masyarakat yang menuntut ganti rugi (berdasarkan data koordinat POK) dengan data kondisi di lapangan (data
terhadap hak ulayat tanah sehingga menyebabkan pengeluaran tambahan IRI, PCI, foto dan video) m
yang relatif besar, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang berada di
wilayah Provinsi Jayapura.
RINGKASAN RINGKASAN
EKSEKUTIF EKSEKUTIF
2. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi lain terkait
6. Meningkatkan mitigasi risiko bencana melalui:
pembebasan lahan;
a. Penyusunan Peta Curah Hujan Harian/bulanan yang terintegrasi
3. a. Pembentukan BP2JK (Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi) di 34
dengan data BMKG sebagai dasar kesiagaan PPK fisik di lapangan
provinsi di Indonesia sebagai pengganti Unit Layanan Pengadaan (ULP) di
terhadap resiko cuaca ekstrim dan longsor;
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
sehingga diharapkan proses dan hasil pengadaan barang dan jasa lebih b. Pengelolaan WhatsApp Center yang terintegrasi dengan website dan
efektif, efisien, transparan, berkualitas dan akuntabel; akun social media Ditjen Bina Marga untuk mengumpulkan informasi
bencana alam, serta menyampaikannya pada PPK bersangkutan di
b. Meningkatkan kualitas desain (DED) dengan memastikan setiap DED yang lapangan;
digunakan valid, tidak ada yang over desain, output penanganan sesuai
kebutuhan dan penyusunan Engineering Estimate (EE)/Owner Estimate c. Penggunaan aplikasi berbasis mobile (ArcGIS Collector dan ArcGIS
(OE)/Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disusun secara professional/tidak ada Survey123) dan web (GISPortal Bina Marga) sebagai alat bantu
mark-up; Balai/Satker/PPK dalam melaporkan kejadian bencana, berikut
monitoring progres penanganan dampak bencana;
c. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan Value Engineering (VE) di lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga pada penyusunan perencanaan teknis d. K e r j a s a m a l i n t a s s t a k e h o l d e r s d a l a m p e n y e l e n g g a r a a n
atau desain; penanggulangan bencana alam.

d. Melaksanakan pelatihan Quantity Surveyor (QS) bekerja sama dengan


BPSDM yang diikuti oleh pelaksana teknis di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga;
4. Berupaya untuk terus melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama dengan
Pemerintah Daerah, TNI, POLRI, serta pendekatan sosial dengan penduduk
lokal, tokoh adat wilayah setempat, tokoh pemuda, dan tokoh agama untuk
meminimalisir konflik sosial dan resiko keamanan yang mungkin terjadi;
5. Memaksimalkan peran pengendalian pekerjaan utamanya pengendalian
terhadap waktu pelaksanaan yang ada, pengendalian mutu pelaksanaan,
manajemen sumber daya dan peralatan;
01
PENDAHULUAN JALUR PANSELA
Latar Belakang 1 JAWA BARAT

DAFTAR ISI
Tugas dan Fungsi 5
Struktur Organisasi 18
Isu Strategis 23

02
PERENCANAAN
KINERJA
Uraian Singkat Renstra 53
Perjanjian Kinerja 56
Metode Pengukuran 59
Pengukuran Kinerja
Sasaran Strategis 60
Pengukuran Kinerja
Sasaran Program 60
Target Tahun Ini Menurut 67
Renstra

04
AKUNTABILITAS
KAPASITAS KINERJA

03
Capaian Kinerja Organisasi 91
ORGANISASI Perbandingan Kinerja
Organisasi 113
Sumber Daya Manusia 71 Realisasi Anggaran 129
Sarana dan Prasarana 84 Paket-Paket Strategis DJBM
Daftar Isian Pelaksanaan 86 Tahun 2019 132
Anggaran (DIPA) Paket yang Diresmikan 143
Paket yang Diresmikan 155

05
penutup
Permasalahan 159
Langkah ke Depan 160

Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019
BAB
1
BAB I

PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019 Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen
merupakan agenda penting dalam reformasi
birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah
saat ini. Sistem manajemen pemerintahan
diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas
sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi
pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah
menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem
pertanggungjawaban yang jelas, teratur dan efektif
yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
1 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 2

1.1. Latar Belakang/Permasalahan


Penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian Negara/Lembaga
dilaksanakan oleh entitas akuntabilitas kinerja secara berjenjang mulai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dari tingkat Satuan Kerja hingga tingkat Kementerian Negara/Lembaga.
atau disingkat dengan SAKIP tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun Selaras dengan hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Perumahan Rakyat berkomitmen untuk terus meningkatkan implementasi
Pemerintah yang mana ketentuan implementasinya SAKIP secara menyeluruh. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya
diatur di dalam Peraturan Menteri Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Rakyat Nomor 09/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai entitas akuntabilitas kinerja
unit organisasi mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan SAKIP
SAKIP merupakan rangkaian sistematik dari di lingkungannya, termasuk melaksanakan pelaporan kinerja yang
berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang disajikan dalam Laporan Kinerja Interim maupun Laporan Kinerja
untuk tujuan penetapan dan pengukuran, Tahunan.
pengumpulan data, pengklarifikasian,
pengikshtisaran, dan pelaporan kinerja pada
instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Jalan Pulau
Morotai
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
3 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 4

Laporan kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan Kemudian prinsip penyusunan laporan
secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja kinerja adalah:
yang disusun berdasarkan rencana kerja yang
diterapkan dalam rangka pelaksanaan APBN. Hal
1 Fokus pada realisasi pencapaian kinerja organisasi
terpenting dalam pelaporan kinerja adalah pengukuran
terhadap target yang ditetapkan;
kinerja dan evaluasi, serta pengungkapan (disclosure)
secara memadai hasil analisis dari pengukuran kinerja.
2 Menyajikan keberhasilan dan kegagalan /
permasalahan; dan
Tujuan pelaporan kinerja adalah, sebagai
berikut: 3 Memuat evaluasi dan analisis.

1 Memberikan informasi capaian kinerja kepada


pemberi amanah atas kinerja yang telah dan Laporan kinerja ini disusun atas prestasi kinerja yang
seharusnya tercapai; dicapai selama tahun anggaran 2019 berdasarkan

Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan kepada
2
bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan Direktorat Jenderal Bina Marga. Dengan adanya laporan

kinerja. kinerja ini diharapkan dapat memberikan umpan balik


(feedback) untuk perbaikan kinerja di tahun yang akan
datang.

Jalan Perbatasan
Kalimantan Utara
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
5 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 6

Dalam menyelenggarakan tugas, Direktorat Jenderal Bina


Marga menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1 Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan;

2 Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan nasional;

3 Pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan konektivitas yang


1.2. Tugas dan Fungsi menjadi prioritas nasional;

4 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang


Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 135 Tahun penyelenggaraan jalan;
2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden RI Nomor 15 Tahun 2015 5 Pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang
tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pada pasal 2
penyelenggaraan jalan;
disebutkan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kementerian PUPR) mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
6 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan
jalan;
pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 7 Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Marga; dan

8 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Pekerjaan Umum


Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) dibawah Kementerian Pekerjaan
dan Perumahan Rakyat.
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Marga terdiri atas:
Rakyat 1 6
Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Jalan Bebas Hambatan
dan Perkotaan
2
Direktorat Pengembangan
“Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas Jaringan Jalan Kelompok Jabatan Fungsional
7
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
3 8
kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai Direktorat Pembangunan Jalan Balai Besar/Balai Pelaksanaan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” Jalan Nasional I s.d. XXII
4
Direktorat Preservasi Jalan
- Pasal 291 Permen PUPR 03/PRT/M/2019 - 9
Balai Jembatan Khusus
5 dan Terowongan
Direktorat Jembatan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
7 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 8

Jembatan Gantung
Seburing

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas memberikan Direktorat Pembangunan Jalan mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur organisasi di penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman pembangunan jalan,
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Dalam melaksanakan tugas pembinaan teknik pelaksanaan manajemen konstruksi pembangunan jalan,
tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Marga menyelenggarakan pembinaan teknik pembangunan jalan serta pelaksanaan pemantauan dan
fungsi: evaluasi kinerja pembangunan jalan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Pembangunan Jalan menyelenggarakan fungsi:
1
Pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi, dan tata laksana; 1
Penyusunan kebijakan keterpaduan perencanaan dan sistem jaringan jalan;
2
Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, tata usaha dan rumah tangga 2
Direktorat Jenderal; Pembinaan dan penyusunan pemrograman penyelenggaraan jalan nasional;

3 3
Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan, fasilitasi Pembinaan teknik perencanaan dan teknik pemrograman jalan daerah,
advokasi hukum, pemberian pertimbangan hukum serta penyelenggaraan termasuk konektivitas jaringan jalan;
komunikasi publik; dan
4
Pembinaan, penyusunan dan pengembangan teknik lingkungan dan
4 keselamatan jalan;
Pelaksanaan administrasi dan akuntansi barang milik negara, leger jalan
nasional dan jalan tol
5
Pembinaan dan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja
penyelenggaraaan jalan; dan

6
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
9 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 10

Direktorat Pembangunan Jalan Direktorat Preservasi Jalan

Direktorat Pembangunan Jalan mempunyai tugas melaksanakan Direktorat Preservasi Jalan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman pembangunan jalan, penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman teknik preservasi
pembinaan teknik pelaksanaan manajemen konstruksi pembangunan jalan, jalan, pembinaan teknik preservasi jalan, pelaksanaan pemantauan dan
pembinaan teknik pembangunan jalan serta pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja preservasi jalan, serta pembinaan dan pengawasan
evaluasi kinerja pembangunan jalan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, sertifikasi Asphalt Mixing Plant. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Pembangunan Jalan menyelenggarakan fungsi: Direktorat Preservasi Jalan menyelenggarakan fungsi:

1
1 Penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman preservasi jalan;
Penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman pembangunan jalan;
2
2 Pembinaan perencanaan dan pemrograman preservasi jalan;
Pembinaan teknik pelaksanaan pembangunan jalan daerah;
3
3 Pembinaan teknik pelaksanaan preservasi jalan daerah termasuk konektivitas
Pembinaan teknik pelaksanaan manajemen konstruksi pembangunan jalan; jaringan jalan;

4 4
Pembinaan teknik geometrik, perkerasan, dan drainase; Pembinaan teknik rekonstruksi

5 5
Pembinaan teknik geometrik dan manajemen lereng; Pembinaan teknik pemeliharaan

6 6
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan jalan; dan Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja preservasi jalan;

7 7
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat; dan

8
Koordinasi, pemantauan, dan evaluasi penanggulangan darurat bencana
alam serta penaggungalangannya
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
11 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 12

Jembatan Jalan Tol


Musi IV Cisumdawu

Direktorat Jembatan Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan

Direktorat Jembatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan mempunyai tugas
bimbingan teknis standar dan pedoman teknik jembatan, pembinaan teknik melaksanakan penyusunan, pembinaan pelaksanaan standar dan
jembatan, pembinaan teknik terowongan dan jembatan khusus serta pelaksanaan evaluasi kinerja jalan perkotaan, pembinaan pelaksanaan jalan
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja jembatan. Dalam perkotaan, pembinaan pelaksanaan jalan bebas hambatan, serta
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jembatan menyelenggarakan melaksanakan pengadaan tanah. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
fungsi:
Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan menyelenggarakan fungsi:

1 1
Penyusunan dan bimbingan teknis standar dan pedoman jembatan; Pembinaan teknik pengembangan dan pemrograman jalan bebas hambatan;
2 2
Pembinaan teknik pelaksanaan pembangunan dan preservasi Pembinaan teknik perencanaan dan pelaksanaan jalan bebas hambatan;
jembatan daerah;
3
3 Pembinaan teknik pelaksanaan, perencanaan dan pemrograman jalan
Pembinaan perencanaan dan pemrograman jembatan; metropolitan dan kota besar;

4 4
Pembinaan perencanaan teknik jembatan; Pengadaan tanah;

5 5
Pembinaan teknik terowongan dan jembatan khusus; Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja jalan bebas hambatan dan
jalan perkotaan; dan
6
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja jembatan; dan 6
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
7
Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
13 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 14

Kelompok Jabatan Fungsional Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
sesuai dengan jabatan fungsional masing–masing berdasarkan peraturan Rakyat No. 05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
perundang–undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 20/PRT/M/2016 tentang
atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai jenis dan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga menaungi
Kelompok Jabatan Fungsional tersebut dikoordinasikan oleh seorang tenaga 22 Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional yang
fungsional tingkat ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Jumlah tenaga terdiri dari 8 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, 14 Balai
fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Pelaksanaan Jalan Nasional.
Penugasan jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur melalui
pimpinan Unit Organisasi dan Unit Kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pengadaan, pembangunan dan preservasi
jalan dan jembatan, pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan,
penyediaan dan pengujian bahan dan peralatan serta keselamatan dan laik
fungsi jalan dan jembatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta penyediaan konsultasi teknik perencanaan, pemrograman
dan pelaksanaan jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
15 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 16

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan


Nasional menyelenggarakan fungsi:

1
Penyusunan program tahunan pembangunan jalan dan penyusunan
rencana pelaksanaan jalan;

2
Pelaksanaan dan pengendalian analisis mengenai dampak
lingkungan;

3
Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa;
Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
4
Pengendalian penyusunan analisis harga satuan pekerjaan jalan
dan jembatan;
11
5 Pelaksanaan audit keselamatan jalan;
Pengendalian dan pengawasan pengadaan tanah jalan nasional,
pengadaan tanah jalan bebas hambatan dan jalan tol; 12
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi standar pelayanan minimal
6 jalan;
Pengendalian pencegahan, mitigasi dan penanggulangan bencana
yang berdampak pada jalan; 13
Pelaksanaan pengujian mutu konstruksi;
7
Pengendalian perencanaan dan pengawasan pembangunan dan 14
preservasi jalan dan jembatan nasional termasuk penyesuaian Pengadaan, pemanfaatan, penyimpanan, pemeliharaan, dan
kontrak perencanaan dan pengawasan; pelayanan bahan dan peralatan jalan dan jembatan;

15
8 Penyediaan konsultasi teknik perencanaan, pemrograman dan
Pengendalian pelaksanaan pembangunan dan preservasi jalan dan pelaksanaan jalan daerah termasuk konektivitas jaringan jalan;
jembatan nasional termasuk penyesuaian kontrak pelaksanaan
konstruksi;
16
Dukungan verifikasi data jaringan dan usulan pemrogram jalan
9 daerah; dan
Penyiapan rencana kerja pengendalian dan pengawasan, serta
pemanfaatan sumber daya konstruksi pelaksanaan pembangunan
dan preservasi jalan termasuk jalan bebas hambatan dan jalan to 17
Pelaksanaan penyusunan laporan akuntansi keuangan dan
yang dilaksanakan konstruksi oleh pemerintah; akuntansi barang milik negara selaku unit akuntansi wilayah serta
laporan kinerja pelaksanaan tata usaha, kepegawaian, keuangan,
10 umum, barang milik negara, hukum, komunikasi publik dan rumah
Pelaksanaan koordinasi, evaluasi, dan pengawasan terhadap
rencana kerja pembangunan jalan tol yang dilaksanakan oleh Badan tangga serta koordinasi dengan instansi terkait
Usaha Jalan Tol;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
17 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 18

Jembatan
Kali Kuto

1.3. Struktur Organisasi

Sebagai manifestasi dari Peraturan Presiden RI Nomor


135 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden RI
Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Peraturan Menteri
Perumahan Rakyat tersebut maka disusun
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
Balai Jembatan Khusus dan Terowongan 03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Peraturan
Balai Jembatan Khusus dan Terowongan mempunyai tugas melaksanakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
evaluasi teknis dan penyiapan saran teknis jembatan khusus dan terowongan No. 05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
serta pemantauan perilaku jembatan khusus dan terowongan. Dalam Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 20/PRT/M/2016 tentang
melaksanakan tugas tersebut Balai Jembatan Khusus dan Terowongan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian
menyelenggarakan fungsi: Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1
Pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan program dan anggaran; Peraturan-peraturan tersebut menjadi
dasar penjabaran struktur organisasi dan
2
Evaluasi teknis jembatan khusus dan terowongan untuk mendapatkan pelaksanaan tugas serta fungsi seluruh unit
persetujuan;
kerja di bawah Kementerian Pekerjaan
3 Umum dan Perumahan Rakyat, termasuk
Inspeksi berkala dan luar biasa;
Direktorat Jenderal Bina Marga.
4 Satminkal Eselon I: 1 Unit
Pelaksanaan analisa perilaku jembatan khusus dan terowongan;
Gambaran umum struktur organisasi Unit Kerja Eselon II: 14 Unit
5 Direktorat Jenderal Bina Marga dapat dilihat
Penyiapan saran teknis jembatan khusus dan terowongan;
dari jumlah eselon di bawahnya. Adapun Unit Kerja Eselon III: 70 Unit
6 komposisi jumlah unit kerja eselon di
Inventarisasi, registrasi dan klarifikasi bahaya jembatan khusus dan Unit Kerja Eselon IV: 194 Unit
terowongan; dan lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
(termasuk Badan Pengatur Jalan Tol) pada terdiri dari 6 Direktorat, 8
7 tahun 2016 sebagai berikut:
Pengelolaan kepegawaian, keuangan, tata persuratan dan tata kearsipan, BBPJN, 14 BPJN, dan 1 BJKT
perlengkapan, pengelolaan barang milik negara, urusan rumah tangga Balai
dan koordinasi dengan instansi terkait serta komunikasi publik
Direktorat Jenderal
BINA MARGA
19

Sekretariat
Direktorat Jenderal

Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan Bagian Hukum dan Bagian Pengelolaan


Organisasi, dan Tata Barang Milik Negara
dan Umum Komunikasi Publik
Laksana

Direktorat
Tahun Anggaran 2019

Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat Jalan Bebas


Pengembangan
Pembangunan Jalan Peservasi Jalan Jembatan Hambatan dan Perkotaan
Jaringan Jalan

Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT Perencanaan dan
Keterpaduan Perencanaan Pemrograman Jalan
Standar dan Pedoman Standar dan Pedoman Standar dan Pedoman
dan Sistem Jaringan Bebas Hambatan

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT


SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT Pelaksanaan dan
Pemograman Manajemen Kontruksi Perencanaan dan Perencanaan dan Pegendalian Jalan Bebas
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga

Pemograman Pemograman Hambatan

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT


Analisa Data dan SUBDIREKTORAT
Geometrik Perkerasan Teknik dan Metropolitan dan Kota
Pengembangan Sistem Teknik Jembatan
dan Drainase Rekonstruksi Besar

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT


SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT
Lingkungan dan Geoteknik dan Teknik Terowongan dan
Teknik Pemeliharaan Pengadaan Tanah
Keselamatan Jalan Manajemen Lereng Jembatan Khusus

SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT


Pemantauan dan Pemantauan dan Pemantauan dan Pemantauan dan Pemantauan dan
Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi

kelompok Jabatan
UPT/BALAI
Fungsional
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019

sebagian wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan tol.

Bina Marga, Badan Pengatur Jalan Tol, dan Badan Usaha Jalan Tol.
20

Tol Balikpapan - Samarinda


Gerbang Tol Palaran

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor


Terkait wewenang, tugas, dan fungsi Badan Pengatur Jalan Tol diatur oleh
jawab kepada Menteri Pekerjaan Umum, bertujuan untuk melaksanakan
(BPJT) yang merupakan badan non struktural yang dibentuk di lingkungan

06/PRT/M/2018 tentang Wewenang, Tugas, dan Fungsi Direktorat Jenderal


Juni 2005 sebagai unit non struktural yang berada di bawah dan bertanggung
Secara formal BPJT dibentuk oleh Menteri Pekerjaan Umum pada tanggal 28
Jalan Tol dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2015.
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang
lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2017 tentang
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dan diatur lebih
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan amanat
Direktorat Jenderal Bina Marga didukung oleh Badan Pengatur Jalan Tol
Disamping dukungan unit-unit struktural sebagaimana dijelaskan di atas,
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
21 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 22

Jalan Tol
Cimanggis - Cibitung
Struktur BPJT terdiri dari seorang Kepala (merangkap
anggota) dan empat orang Anggota. Kepala BPJT adalah
pejabat Kementerian Pekerjaan Umum sebagai wakil
unsur Pemerintah, sedangkan empat orang Anggota
BPJT masing-masing adalah pejabat Kementerian
Pekerjaan Umum dan pejabat Kementerian Keuangan
(sebagai wakil unsur Pemerintah), seorang dari asosiasi
profesi (wakil unsur pemangku kepentingan), dan
seorang dari akademisi (wakil unsur masyarakat).

Untuk membantu dalam pelaksanaan fungsi dan tugas


BPJT maka dibentuk Sekretariat BPJT di lingkungan KEPALA BPJT
Kementerian Pekerjaan Umum sebagai unsur staf yang
mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan ANGGOTA BPJT
ANGGOTA BPJT ANGGOTA BPJT ANGGOTA BPJT
Wakil Unsur
administraf kepada BPJT. Sekretariat BPJT dipimpin oleh Wakil Unsur Wakil Unsur
Kementerian Asosiasi/
Wakil Unsur
Kementerian PUPR Kementerian Keuangan Kementerian Akademis
Profesi
seorang Sekretaris sebagai pejabat struktural sengkat
Eselon II/A.
Sekretaris BPJT
Sekretariat BPJT secara teknis operasional
bertanggung jawab kepada Kepala BPJT dan secara
administraf bertanggung jawab kepada Menteri. Struktur Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang Kepala Bidang
Operasi dan
Umum Investasi Teknik Pendanaan
Organisasi Sekretariat BPJT terdiri atas Bagian Umum, Pemeliharaan

Bagian Teknik, Bagian Investasi, Bidang Operasi dan


Kasubbag Administrasi Kasubdid Persiapan Kasubdid Perencanaan Kasubdid Operasi dan
Pemeliharaan serta Bidang Pendanaan sebagai staf dan Kepegawaian dan Pelayanan
Teknis Pemeliharaan I
Kasubdid Perencanaan
Investasi
struktural sengkat Eselon III. Kemudian pada ngkat di
bawahnya Sekretariat BPJT didukung sebelas staf
Kasubbag Keuangan Kasubdid Pengawasan Kasubbag Pengawasan Kasubdid Operasi dan
Kasubdid Pelaksanaan
Kontruksi Pemeliharaan
struktural Eselon IV sebagaimana tercantum pada tabel di
bawah ini.
Kasubbag Hukum dan
Humas
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
23 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 24

Berikut catatan perubahan yang disampaikan melalui Peraturan


Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
03/PRT/M/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Jalan sekitar
1.4. Isu Strategis Gunung Botak Perumahan Rakyat:
1.4. Isu Strategis
SEMULA MENJADI
NO
Unit Kerja/UPT Unit Kerja/UPT

Terkait penyelenggaraan infrastruktur jalan dan jembatan di tahun 2019,


Direktorat Jalan Bebas Hambatan, Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan
1
beberapa isu strategis yang dapat diangkat adalah sebagai berikut: Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah Perkotaan

2 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V


Palembang
a. Perubahan Struktur Organisasi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
3 V Palembang
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIX
Bandar Lampung

Pada tahun 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 4 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XI
Banjarmasin
mengalami perubahan struktur organisasi melalui Peraturan Menteri Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
5 XI Banjarmasin
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03/PRT/M/2019 tentang XX Pontianak
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan 6 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV
Palu
Rakyat dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIV
7 Palu
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI
Rakyat Nomor 05/PRT/M/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kendari
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang 8 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
XVIII Jayapura

Umum dan Perumahan Rakyat. Dampak dari perubahan struktur organisasi, 9 XVIII Jayapura
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXII
Merauke
antara lain: Perubahan tugas dan fungsi Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis,
Perubahan wilayah kerja dari Unit Pelaksana Teknis, Penyesuaian pada Daftar
Isian Pagu Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Bina Marga.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
25 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 26

Selain itu, terdapat penambahan pada Satuan Kerja di lingkungan Unit


Selaras dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Bina
Kerja/Unit Pelaksana Teknis, yaitu:
Marga berkomitmen untuk membangun infrastruktur jalan di
daerah perbatasan dan daerah tertinggal, antara lain
NO SATUAN KERJA
pembangunan jalan paralel perbatasan Kalimantan,
pembangunan jalan perbatasan Nusa Tenggara Timur
1 Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XIX Bandar Lampung - RDTL, pembangunan jalan perbatasan Papua -
Papua Nugini, dan pembangunan jalan Trans Papua
2 Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XX Pontianak melalui program pembangunan jalan dan jembatan pada
koridor – koridor baru di kawasan terluar dan tertinggal untuk
3 Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari memudahkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat sekitar.
Pengembangan jalan baru pada kawasan tersebut diharapkan
4 Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXII Merauke dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, tingkat
perekonomian regional dan pemerataan kesejahteraan di
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
5 seluruh wilayah Indonesia.
Papua (Merauke)

Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan


b. Penanganan Jalan dan Jembatan Perbatasan Jalan Nasional X (NTT), Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII
(Balikpapan), Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XVII
Sesuai dengan agenda NAWACITA Presiden Joko Widodo, (Manokwari), dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
terutama pada agenda 3 “Membangun Indonesia dari XVIII (Jayapura), Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XX
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam (Pontianak), Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXII (Merauke)
kerangka negara kesatuan” dan mengacu pada RPJMN 2015- ikut berperan aktif dalam melaksanakan salah satu dari 9
2019, salah satu program prioritas Pemerintah adalah (sembilan) Nawa Cita Presiden RI yang mana dalam
membangun infrastruktur jalan di kawasan-kawasan yang pelaksanaannya terfokus pada program penyelenggaraan
belum berkembang dan masih tertinggal, seperti jalan jalan.
perbatasan di Kalimantan, NTT, dan Papua serta
pembangunan Jalan Trans-Papua dan Jalan Pantai Selatan
Jawa.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
27 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 28

Perbatasan NTT
KALTARA Batugade
1 TIMOR Direktorat Jenderal Bina Marga
2 LESTE
Haliwen
MOTAAIN menangani Perbatasan di Wilayah
Turiskain 3
Nusa Tenggara Timur yang
KALTIM Fulur
lor
Nualain berbatasan langsung dengan Timor
KALBAR ATAMBUA Henes
Dafala
Tanjunggredeb 4 Suai
Leste. Penanganan Jalan dan
Laktutus
5 Jembatan yang dilakukan Direktorat
KALIMANTAN TIMUR
BETUN Jenderal Bina Marga di Nusa
g MOTAMASIN
Singkawan Sangkulirang Tenggara Timur sepanjang 176,2
muarawahu
Balaikarangan
km.

PONTIANAK A
KALIMANTAN BARAT Sorong Manokwari

Telukbatang Muarateweh
Sorong Selatan
Balikpapan Sarmi
a Sandai
Waropen

KALIMANTAN TENGAH Kab. Sarmi


Muara FakFak
JAYAPURA
Ketapang komau Kaimana
Paniae
Puncak Jaya
Toukara
Jayapura-Arso-
Keerom

Belangiran Segmen 1
PALANGKARAYA Jaya Wijaya Waris-Yetti
Pankalanbun Timika Yahukimo
Pegunungan
Bintang
Sampit Asmat APUA
AN SELATAN P
BANJARMASIN Segmen 2 Yetti - Ubrub - Oksibil
Mappi
Royen Digoel

Oksibil-Tanah Merah-
Segmen 3
Marauke
Muting- Merauke
Perbatasan Kalimantan

Penanganan Jalan dan Jembatan Perbatasan di Kalimantan adalah


Perbatasan Papua
sepanjang 1.933,08 km yang terbagi di Provinsi Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Untuk panjang penanganan di Direktorat Jenderal Bina Marga juga melaksanakan penanganan Jalan
Provinsi Kalimantan Barat sepanjang 849,77 km, panjang penanganan di dan Jembatan di Perbatasan Papua yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Kalimantan Timur sepanjang 243,34 km , dan panjang Papua New Guinea (PNG). Penanganan ini bertujuan untuk menghubungkan
penanganan di Provinsi Kalimantan Utara sepanjang 839,97 km. Jayapura – Merauke dengan panjang total penanganan sepanjang
1.098,24 km.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
29 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 30

Sorong Manokwari

Sorong Selatan
Balikpapan Sarmi

Waropen

Kab. Sarmi
FakFak
JAYAPURA
Paniae Toukara
Kaimana Puncak Jaya
Keerom

Jaya Wijaya

Timika Yahukimo
Pegunungan
Bintang

Asmat PAPUA

c. Trans Papua
Mappi
Royen Digoel

Jalan Trans-Pa p u a a d a l a h j a l a n n a si o n a l ya n g Dalam rangka mempercepat pembangunan


menghubungkan Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua, infrastruktur di Papua, pemerintah
membentang dari Kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga mengeluarkan Undang-Undang (UU) dan
Merauke di Provinsi Papua dengan total panjang mencapai Peraturan Presiden (Perpres) sebagai
landasan hukumnya, yakni Undang-undang
4.330,07 km. Marauke
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Dari total panjang tersebut, terbagi atas 3.259,45 km di Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-
Provinsi Papua dan 1.070,62 km di Provinsi Papua Barat. 2025 dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Jalan Trans-Papua memiliki arti penting sebagai infrastruktur 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
penghubung antara daerah-daerah di kedua provinsi tersebut, Menengah Nasional 2015-2019.
termasuk yang terisolasi.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
31 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 32

Untuk itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah


d. Pembangunan Jembatan Gantung
menyampaikan surat kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota
tertanggal 21 Desember 2015 perihal Jembatan Gantung untuk Pejalan
Sesuai dengan program NAWACITA Presiden Republik
Kaki yang isinya antara lain adalah agar Pemerintah Daerah
Indonesia, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
mengutamakan penggunaan anggaran daerah, diantaranya melalui DAK
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara
(Dana Alokasi Khusus) untuk perbaikan dan pemeliharaan jembatan
Kesatuan. Masih terdapat desa-desa yang terkendala pada
gantung, sementara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
aksesibilitas, baik antar desa hingga menuju ke pusat kegiatan
Rakyat, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga akan memberikan
yang perlu melintasi sungai. Sesuai Undang-Undang Nomor
pendampingan dan dukungan teknis yang dibutuhkan oleh Pemerintah
38 Tahun 2004 tentang Jalan, pada dasarnya kewenangan dan
Daerah.
tanggung jawab pembangunan jembatan gantung pejalan kaki
berada pada Pemerintah Daerah, khususnya Pemerintah
Untuk kriteria lokasi jembatan gantung, meliputi jembatan untuk
Kabupaten/Kota.
pejalan kaki yang kondisinya kritis atau bahkan runtuh. Selain itu

Sejak tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan jembatan tersebut digunakan oleh pelajar sekolah,
Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga, mendukung kegiatan ekonomi warga desa dan
turut membantu aksesibilitas masyarakat yang tinggal di menghubungkan minimal 2 (dua) desa. Sejak tahun 2015, seiring
wilayah terpencil dan terisolir melalui pembangunan jembatan dengan tingginya kebutuhan dan mengingat keterbatasan pendanaan
gantung. Direktorat Jenderal Bina Marga secara aktif terus dari Pemerintah Daerah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
membangun Jembatan Gantung guna mempermudah akses Rakyat berinisiatif membangun jembatan gantung di berbagai provinsi.
antar desa melintasi sungai dan mendukung kegiatan harian Selama ini banyak jembatan gantung di pedesaan dibangun secara
warga desa terhadap pekerjaan, pendidikan dan kesehatan. swadaya dengan teknologi sederhana, sehingga dari segi keamanan dan
Jembatan gantung yang dibangun oleh Direktorat Jenderal desain kurang layak. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman sebagai
Bina Marga terutama diperuntukkan untuk pejalan kaki. sarana penyeberangan masyarakat, sejak tahun 2015 sampai
Kondisi geologis wilayah Indonesia dengan gunung, lembah, dengan tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga telah
dan sungai yang secara fisik memisahkan lokasi tempat tinggal membangun sejumlah 330 unit jembatan gantung.
penduduk dengan sekolah, pasar, serta pemukiman lain,
secara alami memerlukan jembatan penyeberangan.
PETA PENANGANAN JALAN MENDUKUNG
KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN)
TAHUN 2019
33

KSPN Danau Toba

KSPN
Likupang
Tahun Anggaran 2019

KSPN Marauke
KSPN
Borobudur Labuan Bajo

KSPN
Mandalika

KSPN Danau Toba (Sumatera Utara), antara lain: KSPN Mandalika (Nusa Tenggara Barat), antara lain:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga

a. Jalan Pangururan - Ambarita - Tomok - Onan Runggu; a. Jalan Bandara Internasional Lombok (BIL) - Kuta (Mandalika);
b. Jalan Bts. Kab. Dairi Dolok Sanggul - Siborong borong - b. Jalan Cakranegara - Mantang; Mataram - Gerung - Kuripan;
Bts. Kab. Tobasa - Salimbat - Parapat - Sp. Silangit - Ampenan - Pemenang;
Bandara Silangit; c. Jalan Pemenang - Bayan - Sembalun;
c. Jalan Bts. Prov. Aceh - Bts. Kota Sidikalang - Panji -
Merek - Bts. Kab. Dairi - Bts. Kab. Samosir dan Jalan
Dalam Kota Sidikalang; KSPN Likupang (Sulawesi Utara), antara lain:
d. Jalan T. Tinggi - P. Siantar - Parapat (Lingkar Luar Parapat); a. Jalan Maesa (Akses Terminal Liwas) (Manado), Bts. Kota Manado,
e. Jalan Balige By Pass Ringroad, Kairagi - Airmadidi - Kauditan - Bts. Kota Bitung,
Dalam Kota Bitung;
KSPN Borobudur (Jawa Tengah), antara lain: b. Jalan Girian - Kema - Rumbia - Buyat;
c. Jalan Girian (Bitung) - Likupang;
a. Jalan Pringsurat - Secang - Bts. Yogya;
b. Jalan Yogyakarta - Tempel - Pakem - Prambanan; d. Jalan Akses Pariwisata Likupang;
e. Manado Ringroad I

KSPN Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), antara lain:


a. Jalan Labuan Bajo - Malwatar;
b. Jalan Labuan Bajo - Terang - Pelabuhan Bari;
e. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) antara lain:


dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019

Tenggara), dan KPPN Likupang (Sulawesi Utara).


Cakranegara - Mantang
Jalan
34

Rencana Induk Kepariwisataan yang termakhtub pada Peraturan

Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga fokus pada 5 Kawasan
Nasional Tahun 2010-2025. Sampai dengan tahun 2019 ini, terdapat 10

KSPN Danau Toba


Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang menjadi prioritas sesuai
Presiden Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan
Indonesia memiliki keindahan alam dan keragaman budaya sehingga

Bajo (Nusa Tenggara Timur), KSPN Wakatobi (Sulawesi


KSPN Mandalika (Nusa Tenggara Barat), KSPN Labuan
turis luar negeri. Guna mengakomodasi peluang tersebut, maka terdapat

(Sumatera Utara), KSPN Borobudur (Jawa Tengah),


mudah sekali menarik minat untuk berwisata, baik turis dalam negeri hingga
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
35 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 36

Dari tahun 2015-2018, jalan bebas hambatan atau jalan tol yang
telah beroperasi sepanjang 782 km. Jalan bebas hambatan atau
jalan tol yang beroperasi selama periode tersebut tersebar di Trans
Sumatera, Trans Jawa, Jabodetabek, dan Non Trans.

g. Paket Strategis Nasional

Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui


pengembangan infrastruktur di Indonesia, Pemerintah melakukan
upaya percepatan proyek-proyek yang dianggap strategis dan memiliki
f. Pembangunan Jalan Bebas Hambatan / Jalan Tol
urgensi tinggi untuk dapat direalisasikan dalam kurun waktu yang
singkat.
Dalam rangka menyediakan infrastruktur jalan yang lebih baik dana
man serta meningkatkan daya saing logistik nasional, selama kurun Pada 15 Juni 2017, Presiden Jokowi telah menetapkan Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan kedua
waktu 2015-2019 pemerintah menargetkan pembangunan 1.000 km
atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
jalan tol yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang merupakan proyek
Sulawesi. Penyelenggaraan pembangunan jalan bebas hambatan
infrastruktur sebagai upaya mewujudkan NAWACITA dalam kehidupan
atau jalan tol ini didukung dengan skema Kerjasama Pemerintah
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Badan Usaha (KPBU). Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) juga mendukung pembangunan jalan bebas Dalam upaya tersebut, pemerintah melalui Kementerian PUPR
Medan – Kualanamu, Cileunyi –
hambatan pada ruas Direktorat Jenderal Bina Marga selaku institusi yang
Sumedang – Dawuan, Solo – Kertosono, Balikpapan bertanggungjawab dalam hal penyediaan infrastruktur, mendapatkan
– Samarinda, Manado –Bitung. mandat untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang termasuk
kedalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Baik diamanatkan oleh
Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 maupun proyek infrastruktur
lain yang bernilai strategis untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat.
PETA PENANGANAN JALAN MENDUKUNG
PERPRES NOMOR 56 TAHUN 2018
TAHUN ANGGARAN 2019
37

Penghubung Lingkar Morotai


Gorontalo - Manado

Penghubung
Palu - Parigi
Tahun Anggaran 2019

Trans Maluku

Marauke
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga

Jalan Penghubung Gorontalo - Manado, antara lain: Jalan Penghubung Palu - Parigi, antara lain:
a. Jalan Airmadidi - Tondano - Kairagi - Mapanget; a. Jalan Toboli - Parigi - Tumora;
b. Jalan Wori - Bts Kota Manado, Girian - Likupang; b. Jalan Toboli - Kebun Kopi;
c. Jalan Likupang - Wori; c. Jalan Kebun Kopi - Nupabomba;
d. Jalan Kairagi - Bts. Kota Manado - Airmadidi - Bitung; c. Jalan Nupabomba Tawaeli;
e. Jalan Kema - Rumbia - Buyat;
f. Jalan Buyat - Molobog - Onggunoi;
Jalan Lingkar Morotai, antara lain:
g. Jalan Onggunoi - Pinolosian - Molibagu - Matali - Torosik;
a. Jalan Sofi - Wayabula;
h. Jalan Molibagu - Doloduo;
b. Jembatan Ruas Jalan Daruba - Wayabula;
I. Jalan Botuliyodu - Jln. Yos Sudarso - Jln. Kalengkongan -
Jln. Jalaludin Tantu - Jln. Mayor Dullah - Taludaa
(Bts. Prov. Sulut);

Jalan Trans Maluku, antara lain:


a. Jalan Taniwel - Saleman;
b. Jalan Piru - Sp. Eti;
c. Jalan Tamilouw - Haya - Tehoru - Laimu - Werinama;
d. Jalan Waisala - Piru - Sp. Pelita Jaya - Taniwel;

PETA PENANGANAN JALAN MENDUKUNG


PROYEK STRATEGIS NASIONAL SELAIN PERPRES NOMOR 56 TAHUN 2018
TAHUN ANGGARAN 2019

Perbatasan
Kalimantan

Trans
Papua

Perbatasan
Papua

Marauke

Perbatasan
Nusa Tenggara Timur

Jalan Perbatasan Kalimantan, antara lain: Jalan Perbatasan Nusa Tenggara Timur, antara lain: Jalan Trans Papua, antara lain:
a. Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayam/Entikong - Rasau 2 (MYC); a. Pembangunan Jalan Strategis di Pulau Timor Jalan a. Pembangunan Jalan Sinak - Ilaga;
b. Pembangunan Jalan Parallel Perbatasan Nanga Era - Bts. Kaltim; Terminal ALBN Kefamenanu; b. Pembangunan Jalan Dekai - Kenyam
c. Pembangunan Jalan Ruas Rasau - Jasa - Sei Kelik; b. Pembangunan Jalan Akses PLBN Oepoli; (MYC Lanjutan);
d. Pembangunan Jalan Bts. Kalbar - Tiong Ohang (ZENI-1); c. Pembangunan Jalan Sp. Nurobo - Umusukaer; c. Pembangunan Jalan Wanggar - Kwatisore -
e. Pembangunan Jalan Long Pahangai - Long Boh (ZENI-2); d. Pembangunan Jalan Motaain - Haikesak - Nualain; Kamp. Muri 1 & 2;
f. Pembangunan Jalan Tiong Ohang - Long Pahangai; e. Pembangunan Jalan Dafala - Nualain; d. Pembangunan Jalan Wanggar - Kwatisore -
g. Pembangunan Jalan Long Boh - Metulang - Long Nawang (MYC); Kamp. Muri III;
e. Pembangunan Jalan Sugapa - Beoga;
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019

h. Pembangunan Jalan Long Nawang - Long Pujungan; Jalan Perbatasan Papua, antara lain:
f. Pembangunan Jalan Enarotali - Sugapa
i. Pembangunan Jalan Long Pujungan - Long Kemuat; a. Pembangunan Jalan Ubrub - Towe Hitam - Oksibil;
j. Pembangunan Jalan Malinau - Long Semamu; b. Pembangunan Jalan Akses PLBN Sota (Kab. Merauke);
c. Pembangunan Jalan Akses PLBN Yetetkun (Distrik Ninati
38

Boven Digoel);
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
39 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 40

d. Pembangunan Jalan Baru Bts. Kota Singaraja - Mengwitani (MYC);


PETA PENANGANAN JALAN MENDUKUNG
PROYEK STRATEGIS NASIONAL SELAIN PERPRES NOMOR 56 TAHUN 2018
TAHUN ANGGARAN 2019

Marauke
h. Pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan

c. Pembangunan Fly Over Martadinata (Bogor) (MYC);


a. Pembangunan Jembatan Teluk Kendari (MYC);
Keselamatan jalan adalah adalah pemenuhan fisik elemen jalan terhadap

Jembatan Kawasan Strategis Kota, antara lain:


persyaratan teknis jalan dan kondisi lingkungan jalan yang menghindarkan atau

b. Pembangunan Jembatan Pulau Balang;


tidak menjadi sebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dalam mewujudukan jalan
yang berkeselamatan, terdapat metode yang salah satunya adalah Uji Laik
Fungsi Jalan. Hal itu dimaksudkan untuk mewujudkan kondisi suatu ruas jalan
yang memenuhi persyaratan teknis sehingga memberikan keselamatan bagi
pengguna jalan dan persyaratan administrasi untuk memberikan kepastian
hukum bagi penyelenggara jalan. Sehingga jalan dapat dioperasikan untuk
Strategis Kota

umum.
Jembatan

1. Teknis Geometrik Jalan 1. Memper mbangkan kebutuhan &


kemampuan daerah serta kondisi fisik
2. Teknis Struktur Perkerasan Jalan
lingkungan jalan
3. Teknis Struktur Bangunan
Akses Pelabuhan
Strategis Kota

Pelengkap Jalan 2. dapat dilakukan penurunan persyaratan

f. Pembangunan Underpass Bandara New Yogyakarta International Airport;


Persyaratan
Jembatan

teknis jalan kepada ngkat yang masih


Strategis Kota

Jalan dan Jembatan Pendukung Outlet (Bandara/Pelabuhan), antara lain: 4. Teknis Pemanfaatan Bagian-bagian

c. Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Tapang - Bunga Tanjung;


Jembatan
Jalan

memenuhi persyaratan keselamatan


Jalan
5. Teknis Penyelenggaraan 3. perlu penambahan perlengkapan jalan Teknis ULFJ
Manajemen Dan Rekayasa Lalu untuk mengatur lalu -lintas agar pengguna
Lintas jalan tetap mendapatkan perlindungan
keselamatan.
6. Teknis Perlengkapan Jalan
e. Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Patimban (MYC); 4. Harus berdasarkan rekomendasi dari Tim
d. Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Belang-Belang;

ULFJ dan izin dari penyelenggara jalan


seluruhnya mengacu kepada ketentuan
persyaratan teknis jalan yang berlaku
b. Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Tg. Mocoh;
Akses Pelabuhan

Pasal 4 Permen PU Pasal 5 Permen PU


Akses Bandara

No.11/PRT/M/2010
Jalan

a. Pembangunan Jalan Akses Bandara Letung;

14
No.11/PRT/M/2010
Jalan

1. Dokumen Petunjuk Dan


Perintah Perlengkapan Jalan
2. Dokumen Penetapan Status
Jalan
Untuk ruas jalan yang pembangunannya
Strategis Kota
Akses Pelabuhan

3. Dokumen Penetapan Kelas


Jembatan

dak memerlukan AMDAL, dapat juga


Jalan
dipakai dokumen lingkungan yang lain
Jalan

4. Dokumen Penetapan
Akses Bandara

Persyaratan seper UKL-UPL; DELH/DLH, serta


Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
Kepemilikan Tanah Rumija
Jalan

5. Dokumen Penetapan Leger


dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Administrasi ULFJ Jalan
6. Dokumen AMDAL

Pasal 6 ayat (2) Permen PU No.11/PRT/M/2010 Seluruh dokumen di atas harus tersedia
Akses Pelabuhan
Jalan

Pasal 6 ayat (1) Permen PU No.11/PRT/M/2010


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
41 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 42

Kondisi ini membuat terganggunya aktivitas pada


Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga telah melakukan evaluasi jalan nasional dan juga berpotensi rawan kecelakaan.
terhadap hasil pemenuhan Uji Laik Fungsi Jalan Nasional. Sesuai dengan hasil Untuk mengembalikan fungsi jalan nasional
pelaksanaan evaluasi Uji Laik Fungsi Jalan, maka didapatkan 2 (dua) ruas jalan sebagaimana mestinya dilakukan Perjanjian Kerja
nasional yang mendapatkan kategori Laik Fungsi berdasarkan kelengkapan SAma (PKS) / Corporate Social Responsibility (CSR)
persyaratan teknis dan persyaratan administrasinya yaitu: pembangunan Overpass dan Jembatan untuk
menghilangkan perlintasan sebidang tersebut.
1. (063) Ruas Jalan Akses Pelabuhan Taipa dengan panjang jalan 1,3 km;
2. (068) Ruas Jalan Putussibau - Nanga Era dengan panjang jalan 31,65 km. Perjanjian yang dilaksanakan sejak tahun 2017
menghabiskan total biaya sekitar Rp 189 Milyar dengan
total panjang 1.507,84 m yang terdiri dari overpass PT
Talenta Bumi (393,3 m), overpass PT. Binuang Mitra
Bersama (364,5 m), dan overpass PT Hasnur Jaya
International (357,1m), serta Jembatan PT. Antang
Gunung Meratus.

j. Direktif Presiden dan Diskresi Menteri

Sesuai dengan Surat Menteri Pekerjaan Umum


i. Inovasi dan Kreativitas Pendanaan Pembangunan dan Perumahan Rakyat dengan nomor
Jembatan dan Overpass di Kalimantan Selatan BM.02.02-Mn/1531 perihal Penugasan Penanganan
Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan Pendanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Pada Ruas Jalan Nasional Marabahan - Margasari yang berada di Provinsi
Anggaran 2019 pada tanggal 1 Agustus 2019, maka
Kalimantan Selatan terdapat persimpangan sebidang dengan hauling road milik
Direktorat Jenderal Bina Marga ditugaskan untuk
beberapa perusahaan pertambangan batubara, diantaranya pada Km Bjm
melaksanakan penanganan ruas jalan daerah/non
46+950 PT. Talenta Bumi, pada Km Bjm 54+050 PT. Binuang Mitra Bersama,
nasional dengan pendanaan Anggaran Pendapatan dan
pada Km Bjm 60+027 PT. Hasnur International, sedangkan pada Km Bjm
Belanja Negara Tahun Anggaran 2019. Ruas-ruas jalan
61+900 terdapat pelebaran penampang sungai menjadi kanal untuk perlintasan
yang ditugaskan antara lain:
kapal tongkang batubara PT. Antang Gunung Meratus.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
43 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 44

Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan
Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019 Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019

NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK

Mendukung Aksesibilitas
1 Penanganan Jalan Silangit - Muara Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis Penanganan Jalan Trans Mentawai (Trans
14 Pulau Siberut)
Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Pusat Kesehatan)

2 Penanganan Jalan Akses Pelabuhan Ketek Sumatera Utara Mendukung Simpul Transportasi 15 Penanganan Jalan Matur - Palembayan Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis

3 Penanganan Jalan Balige Bypass Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis 16 Penanganan Jalan Muaro - Silokek Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis

4 Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis Mendukung Aksesibilitas


Penanganan Jalan Siantar Bypass Penanganan Jalan Pasar Baru - Alahan
17 Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Panjang
Pusat Kesehatan)
Mendukung Aksesibilitas
5 Penanganan Jalan Afulu - Bts. Nias Barat Sumatera Utara (Daerah Terisolir, Tertinggal dan Penanganan Jalan Batu Bajanjang - Muaro
Pusat Kesehatan) 18 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
Sabia Ala

6 Penanganan Jalan Dukungan Sail Nias Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis Penanganan Jalan Akses Kampus
19 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
Universitas Andalas

Mendukung Aksesibilitas Mendukung Aksesibilitas


7 Pembangunan Jembatan Pulai Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan 20 Penanganan Jembatan Ganeh Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Pusat Kesehatan) Pusat Kesehatan)

Penanganan Jalan Padang Kotogadang - Mendukung Aksesibilitas


8 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis 21 Penanganan Jembatan Batang Jujuan Sumatera Barat
Palembayan (Daerah Terisolir, Tertinggal dan

Penanganan Jalan Palembayan - Palupuah 22 Penanganan Jembatan Lubuk Pauh Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
9 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis
(Sp. Pata)
Mendukung Aksesibilitas
Penanganan Jembatan Aie Abu Nagari Aie
10 Penanganan Jalan Abai - Sungai Dareh Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis 23 Sumatera Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Digin
Pusat Kesehatan)

Penanganan Jalan Tarusan - Mandeh - Penanganan Jalan dan Area Parkir


11 Sumatera Barat Mendukung Kawasan Strategis Mendukung Pertahanan
Teluk Kabung 24 Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Riau
Keamanan dan Perbatasan
Pekanbaru

Penanganan Jalan Lingkar Utara Kota Mendukung Aksesibilitas


12 Sumatera Barat Mendukung Konektivitas Penanganan Jalan Akses Transmigrasi di
Solok 25 Bengkulu (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Bengkulu Selatan
Pusat Kesehatan)

Penanganan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Mendukung Aksesibilitas


13 Sumatera Barat Mendukung Simpul Transportasi Penanganan Jalan Akses Transmigrasi di
Tapang - Bunga Tanjung 26 Bengkulu (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Bengkulu Utara
Pusat Kesehatan)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
45 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 46

Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan
Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019 Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019

NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK

Penanganan Jalan Akses Pondok


27 Penanganan Jalan Akses Bandara Letung Kepulauan Riau Mendukung Simpul Transportasi 41 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis
Pesantren Al-Zaytun - Kab. Indramayu

Penanganan Jalan Akses Pelabuhan Lanjutan Pembangunan Jalan Sejajar SS


28 Kepulauan Riau Mendukung Simpul Transportasi 42 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis
Tanjung Mocoh Jakasetia - Bekasi Selatan

Penanganan Jalan Mendukung Kawasan Mendukung Aksesibilitas


29 Kepulauan Riau Mendukung Kawasan Strategis Pembangunan Akses Jalan Utama Rumah
KEK Galang Batang 43 Jawa Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Sakit UI
Pusat Kesehatan

Pembangunan Jembatan di Ruas Jalan


30 Kepulauan Riau Mendukung Simpul Transportasi Mendukung Aksesibilitas
Setengar - Depih Penanganan Jalan Evakuasi Bencana
44 Jawa Tengah (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Erupsi Merapi
Pusat Kesehatan)
Pembangunan Jembatan Mendukung Pusat Mendukung Pertahanan
31 Kepulauan Riau
Pertahanan Pulau Natuna Keamanan dan Perbatasan Pembangunan Fly Over Purwosari
45 Jawa Tengah Mendukung Konektivitas
(Surakarta)

32 Pembangunan FO Martadinata Bogor Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis


46 Pembangunan Underpas UGM D.I. Yogyakarta Mendukung Kawasan Strategis

Pengaspalan Ksatrian Marinir Sutedi Mendukung Pertahanan


33 Penanganan Jalan Kuningan - Sidareja Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 47 Jawa Timur
Senaputra Karangpilang Surabaya Keamanan dan Perbatasan

Penanganan Jembatan Akses Pariwisata Nusa Tenggara


34 Penanganan Jalan Lingkar Timur Kuningan Jawa Barat Mendukung Konektivitas 48 Mendukung Kawasan Strategis
Samota Barat

Penanganan Jalan Simpang Sagara - Penanganan Jalan Akses Pondok Nusa Tenggara
35 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 49 Mendukung Kawasan Strategis
Simpang Cibareg (Garut, Jabar Selatan) Pesantren Al-Madinah Barat

Penanganan Jalan Cisalak - Karyabakti Penanganan Jalan Akses Pariwisata Nusa Tenggara
36 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 50 Mendukung Kawasan Strategis
(Cianjur, Jabar Selatan) Nihiwatu (Pulau Sumba) Timur

Penanganan Jalan Sp. Nurobo - Nusa Tenggara Mendukung Pertahanan


37 Penanganan Jalan Lingkar Timur Jatigede Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 51
Umusukaer Timur Keamanan dan Perbatasan

Penanganan Pemeliharaan Jalan Akses


Nusa Tenggara Mendukung Pertahanan
38 dan Jalan Lingkungan Komplek Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 52 Penanganan Jalan Poros Tengah Kupang
Timur Keamanan dan Perbatasan
Perkantoran BPSDM Cicaheum

Penanganan Sarana dan Prasarana SMK Penanganan Jalan Labuan Bajo - Terang - Nusa Tenggara
39 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 53 Mendukung Kawasan Strategis
Negeri Tegalwaru - Kab. Purwakarta Pelabuhan Bari Timur

Penanganan Jalan Mekarjaya - Tagoglay Penanganan Jembatan pada Ruas Kolbano Nusa Tenggara Mendukung Pertahanan
40 Jawa Barat Mendukung Kawasan Strategis 54
(Sukabumi, Jabar Selatan) - Boking Timur Keamanan dan Perbatasan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
47 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 48

Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan


Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahap I Tahun Anggaran 2019 Berdasarkan dari usulan yang tercantum dalam Surat Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan, Direktorat Jenderal Bina Marga usulan tahap I
NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK
melaksanakan 66 kegiatan dari 69 usulan kegiatan dengan mengalokasikan
anggaran sebesar Rp 2.463.590.765.000,00. Terdapat 3 (tiga) kegiatan yang
Mendukung Aksesibilitas
55 Penanganan Jalan Samaenre - Bulutana Sulawesi Selatan (Daerah Terisolir, Tertinggal dan tidak dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, yaitu Penanganan Jalan
Pusat Kesehatan)
dan Area Parkir Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru dan
56 Penanganan Jalan Makassar - Malino Sulawesi Selatan Mendukung Kawasan Strategis Penanganan Jalan Akses Transmigrasi Bengkulu Selatan. Hal tersebut
dikarenakan ada satu paket yang gagal lelang sehingga tidak dilaksanakan, yaitu
Mendukung Aksesibilitas
Penanganan Jalan Onondoa (Rampi) - Bts.
57
Prov. Sulteng
Sulawesi Selatan (Daerah Terisolir, Tertinggal dan Penanganan Jembatan Lubuk Pauh. Tahap I terdapat 66 kegiatan yang
Pusat Kesehatan)
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga telah termasuk Penanganan
Penanganan Jalan Akses Bandara Tampa
58 Sulawesi Barat Mendukung Simpul Transportasi
Padang Jembatan Gantung.
Penanganan Jalan Akses Pelabuhan
59 Sulawesi Barat Mendukung Simpul Transportasi
Belang-Belang
NO DUKUNGAN ALOKASI ANGGARAN
Penanganan Jalan Akses Pondok
60 Sulawesi Tengah Mendukung Kawasan Strategis 1 Mendukung Kawasan Strategis Rp 952.895.950.000,-
Pesantren Wali Songo I Poso

Penanganan Jalan Akses Bandara 2 Mendukung Simpul Transportasi Rp 224.254.814.000,-


61 Sulawesi Tenggara Mendukung Simpul Transportasi
Sugimanuru

3 Mendukung Pertahanan Keamanan dan Perbatasan Rp 50.480.923.000,-


Penanganan Jalan Akses Pariwisata
62 Sulawesi Utara Mendukung Kawasan Strategis
Likupang

Mendukung Aksesibilitas (Daerah Terisolir, Tertinggal


Mendukung Aksesibilitas 4 Rp 1.169.717.249.000,-
Penanganan Jalan dan Jembatan Bula - dan Pusat Kesehatan)
63 Maluku (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Masiwang - Air Nanang
Pusat Kesehatan)

Mendukung Aksesibilitas 5 Mendukung Konektivitas Rp 66.241.829.000,-


Penanganan Jalan dan Jembatan Akses
64 Papua Barat (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Pabrik Sagu
Pusat Kesehatan)
TOTAL Rp 2.463.590.765.000,-
Mendukung Aksesibilitas
Penanganan Jalan dan Jembatan Kab.
65 Papua (Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Asmat
Pusat Kesehatan)
Sesuai dengan Surat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
66 Pembangunan Jembatan Gantung Seluruh Indonesia
Mendukung Aksesibilitas dengan nomor BM.02.02-Mn/2254.1 perihal Penugasan Penanganan Ruas Jalan
(Daerah Terisolir, Tertinggal dan
Daerah/Non nasional dengan Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Dukungan Pemanfaatan Limbah Tahun Anggaran 2019 Tahap 2 pada tanggal 29 November 2019, maka Direktorat
67 Alat Pencacah Plastik Seluruh Indonesia
dan Teknologi Tepat Guna
Jenderal Bina Marga ditugaskan untuk melaksanakan penanganan ruas jalan
Dukungan Pemanfaatan Limbah
68 Pengadaan Bahan Olahan Karet Seluruh Indonesia
dan Teknologi Tepat Guna daerah/non nasional dengan pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
69 Penanganan Jalan Akses Pelabuhan Malala Sulawesi Tengah Mendukung Simpul Transportasi Tahun Anggaran 2019. Ruas-ruas jalan yang ditugaskan antara lain:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
49 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 50

Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan


Kemudian terdapat usulan penanganan jalan tahap II dengan jumlah 27 Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 Tahap II

kegiatan . Kegiatan tersebut terdapat 13 kegiatan yang merupakan


NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK
penghargaan PUPR terhadap Pemda Berprestasi. Direktorat Jenderal Bina
Marga melaksanakan 22 kegiatan dari 27 usulan kegiatan. Untuk pelaksanaan
usulan kegiatan tersebut, Direktorat Jenderal Bina Marga mengalokasikan anggaran 12
Peningkatan Kapasitas/Struktur Ruas Jalan
Jawa Tengah
Penghargaan PUPR (Pemda
Singget/Bts. Kab. Grobogan - Domplang - Cepu Berprestasi)
sebesar Rp 319.592.699.000,00.
Peningkatan Kapasitas/Struktur Ruas Jalan Penghargaan PUPR (Pemda
13 Jawa Tengah
Gogodalem - Plumutan, Kec. Bancak Berprestasi)
Tabel Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non nasional dengan
Pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 Tahap II Pelapisan Ulang (Hotmix) Jalan Lingkungan Penghargaan PUPR (Pemda
14 Jawa Tengah
Makodam IV Diponegoro Berprestasi)
NO DAFTAR USULAN KEGIATAN PROVINSI TEMATIK
Pengaspalan Jalur Area Pintu Utara dan Area
15 Jawa Tengah Mendukung Kawasan Strategis
Parkir Gelora Manahan Kota Surakarta

Karya Bakti Pembukaan Jalan Penghubung


Mendukung Pertahanan Pemeliharaan Rutin, Berkala, dan Rehabilitasi Penghargaan PUPR (Pemda
1 Kab. Mandailing Natal - Kab. Padang Sumatera Utara 16 Jawa Timur
Keamanan dan Perbatasan Ruas Jala Sepuh Gembol - Purut (R.10) Berprestasi)
Lawas - Bts. Prov. Sumatera Barat

Pemeliharaan Rutin, Berkala, dan Rehabilitasi Penghargaan PUPR (Pemda


2 Pembukaan Badan Jalan BOD Sibisa Sumatera Utara Mendukung Kawasan Strategis 17 Jawa Timur
Ruas Jalan Kahuripan - Ngepung (R.08) Berprestasi)

Rekonstruksi Ruas Jalan (007) Jl Brantas dan Ruas


Penghargaan PUPR (Pemda
Penanganan Jalan Pada Ruas Jalan Penghargaan PUPR (Pemda 18 Jalan (900) Jl Panglima Sudirman Kec. Nganjuk dan Jawa Timur
3 Riau Kab. Nganjuk Berprestasi)
Bagansiapiapi - Teluk Piyai (Kubu) Berprestasi)

Rekonstruksi Ruas Jalan (734) Ngrami -


Penghargaan PUPR (Pemda
19 Josuman dan Ruas Jalan (074) Nglundo - Jawa Timur
Penanganan Ruas Jalan Rengat - Kuala Penghargaan PUPR (Pemda Berprestasi)
4 Riau Nglinggo Kec. Gondang Kab. Nganjuk
Cinaku (Batas Inhil) Berprestasi)
Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Provinsi Nusa Tenggara Penghargaan PUPR (Pemda
20
Penanganan Longsor/Abrasi dan Aikmel - Suela Barat Berprestasi)
5 Pemeliharaan Berkala Ruas Jalan Bintunan Bengkulu Mendukung Mitigasi Bencana
- Ketahun (Non Status) Mendukung Aksesibilitas (Daerah
Nusa Tenggara
21 Jalan Nangaroro - Maonari - Raja Terisolir, Tertinggal dan Pusat
Timur Kesehatan)
Pembentukan Badan Jalan dan Perkerasan Mendukung Aksesibilitas
6 Lapis Permukaan Jalan Selat Lampa - Teluk Kepulauan Riau (Daerah Terisolir, Tertinggal dan Kalimantan Penghargaan PUPR (Pemda
Depih - Sp. Sekunyam (Pengalihan Trase) Pusat Kesehatan) 22 Rekonstruksi Jalan D.I. Panjaitan Samarinda
Timur Berprestasi)

Penghargaan PUPR (Pemda


7 Penanganan Batumarta Sumatera Selatan Mendukung Konektivitas 23 Pelebaran Jalan Pontak - Kalait - Lobu Sulawesi Utara
Berprestasi)

Penghargaan PUPR (Pemda Penanganan Ruas Jalan Suli - Tial -


8 Peningkatan Jalan Dalam Kota Sekayuh Sumatera Selatan 24 Maluku Mendukung Konektivitas
Berprestasi) Tengatenga - Tulehu

Penanganan Jalan Lingkungan Desa Pembangunan Jalan Telaga Ria - Kalkote -


9 Banten Mendukung Konektivitas 25 Papua Mendukung Kawasan Strategis
Margagiri Dapur Papua (Lebar 30 m)

Pekerjaan Rekonstruksi Jalan Merauke - Kuprik -


10 Penanganan Jalur Alternatif Kalimalang DKI Jakarta Mendukung Konektivitas 26 Tanah Miring
Papua Mendukung Kawasan Strategis

11 Penanganan Berkala Jalan Merauke - Kuprik - Tanah


Pengaspalan Taman Lalu Lintas Cibubur DKI Jakarta Mendukung Kawasan Strategis 27 Miring
Papua Mendukung Kawasan Strategis
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
51 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 52

Dari usulan penanganan jalan daerah / non nasional tahap II terdapat pekerjaan
yang tidak dapat dilaksanakan, beberapa diantaranya adalah Pengaspalan Taman
Lalu Lintas Cibubur, Pelapisan ulang (Hotmix) Jalan Lingkungan Makodam IV
Diponegoro, dan Penanganan Ruas Jalan Suli - Tial - Tengatenga - Tulehu.

NO DUKUNGAN ALOKASI ANGGARAN

1 Mendukung Kawasan Strategis Rp 32.624.460.000,-

Penghargaan PUPR (Pemda


2 Rp 169.149.563.000,-
Berprestasi)

Mendukung Pertahanan Keamanan dan


3 Rp 9.000.000.000,-
Perbatasan

Mendukung Aksesibilitas (Daerah


4 Terisolir, Tertinggal dan Pusat Rp 89.961.359.000,-
Kesehatan)

5 Mendukung Konektivitas Rp 13.048.127.000,-

6 Mendukung Mitigasi Bencana Rp 5.809.190.000,-

TOTAL Rp 319.592.699.000,-

Penanganan Lereng
Kebon Kopi
BAB
2
BAB II

PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sebuah
organisasi memiliki acuan rencana guna menentukan
target yang akan dicapai, khususnya pada tiap tahun
berjalan. Dalam penentuan target tahun berjalan,
Direktorat Jenderal Bina Marga mengacu pada dokumen
perencanaannya yaitu Reviu Renstra Direktorat Jenderal
Bina Marga 2015-2019.

Hal itu dimaksudkan agar pelaksanaan Direktorat


Jenderal Bina Marga lebih tepat guna dan tepat sasaran.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
53 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 54

Jalan Pulau Terluar


Halmahera

PERATURAN MENTERI PUPR NO.08/PRT/M/2018


REVIU RENSTRA DJBM 2015-2019

Sasaran Strategis:
Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing

Indikator:
Tingkat Konektivitas Jalan Nasional (%)

Sasaran Program:
Meningkatnya kemantapan dan aksesibilitas jalan nasional

2.1. Uraian Singkat Renstra Indikator:


1. Tingkat Kemantapan Jalan Nasional (%)
2. Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional (%)
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional,
salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga saat ini
adalah “menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan sangat terkait dengan kemantapan jalan nasional dan aksesibilitas wilayah.
perumahan rakyat untuk konektivitas nasional guna meningkatkan produktvitas, Kegiatan preservasi jalan dan jembatan meningkatkan kemantapan jalan nasional,
efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing sedangkan kegiatan pelebaran dan pembangunan jalan dan jembatan
bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan meningkatkan aksesibilitas suatu wilayah. Agregasi dari kemantapan dan
dan maritim”. Dari tujuan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan aksesibilitas akan meningkatkan konektivitas antar pusat pertumbuhan kawasan

Sasaran Strategis “Meningkatnya


Perumahan Rakyat memiliki di Indonesia.

Dukungan Konektivitas bagi Penguatan Daya Saing”.


Core Business Direktorat Jenderal Bina Marga adalah penyelenggaraan jalan
Sasaran Strategis tersebut didukung oleh Sasaran Program Direktorat
nasional. Penyelenggaraan jalan nasional tersebut meliputi kegiatan pengaturan,
Jenderal Bina Marga sesuai Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga
pembinaan, pembangunan dan pengawasan. Seluruh unit kerja di Direktorat
yaitu “Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional”, Jenderal Bina Marga memiliki satu atau lebih fungsi penyelenggaraan jalan
dengan Indikator Kinerja Sasaran Program Tingkat Kemantapan Jalan nasional tersebut. Interaksi antar kegiatan utama Direktorat Jenderal Bina Marga
Nasional dan Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional. mendukung pencapaian sasaran program dapat dilihat pada gambar berikut.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
55 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 56

Harapan Stakeholders dan Customer yang harus dipenuhi


Meningkatnya kehandalan dan keterpaduan Infrastruktur Jalan dalam
mewujudkan konektivitas bagi penguatan daya saing untuk mensejahterakan OUTPUT/
masyarakat SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR
Customer/ SUB
Stakeholders STRATEGIS KINERJA PROGRAM PROGRAM
SP. Meningkatnya Kemantapan dan
OUTPUT
Aksesibilitas Jalan Nasional

Harapan Stakeholders dan Customer dapat dipenuhi melalui internal proccess Tingkat Jalan yang
Kemantapan Terpelihara
PERENCANAAN,
PEMROGRAMAN, DAN
Jalan Nasional
SK2. Peningkatan SK5. Peningkatan Pengaturan dan Jembatan yang
PENGENDALIAN Pengaturan dan Pembinaan Jalan Bebas Hambatan, 98% pada Terpelihara
Pembinaan
Pembangunan Jalan
Perkotaan, dan
Fasilitasi Jalan Daerah Meningkatnya Tingkat tahun 2019
Dukungan Konektivitas Meningkatnya
SK1. Peningkatan SK3. Peningkatan
Internal Proses pengaturan dan Pengaturan dan
SK6. Peningkatan Pengaturan,
Konektivitas bagi Jalan Nasional Kemantapan dan
Pengusahaan,
pembinaan
pengembangan
Pembinaan dan Pengawasan Jalan Tol
Penguatan 94,1% Aksesibilitas
Preservasi Jalan
jaringan
Daya Saing pada tahun 2019 Jalan Nasional
jalan SK4. Peningkatan SK6. Peningkatan Pelaksanaan
Pengaturan dan Jalan yang
Preservasi dan Ditingkatkan
Pembinaan Kapasitas Jalan Nasional
Jembatan
Jembatan yang
Tingkat Ditingkatkan
Aksesibilitas
Pembangunan Jalan
Jalan Nasional
88,3% pada Pembangunan
tahun 2019 Jembatan
Untuk melaksanakan internal proses yang diperlukan
Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan
SK8. Dukungan Manajemen dan
Learning & Growth Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya Penanganan Jalan
Daerah

Cascading Sasaran Strategis - Sasaran Program - Output

Peta Strategi Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga

Hasil capaian Sasaran Strategis dan Sasaran Program Direktorat 2.2. Perjanjian Kinerja
Jenderal Bina Marga didukung oleh output-output Reviu Renstra
Direktorat Jenderal Bina Marga, seperti Panjang Jalan yang Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
Terpelihara, Panjang Jembatan yang Terpelihara, Panjang Jalan yang instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
Ditingkatkan, Panjang Jembatan yang Ditingkatkan, Panjang Jalan melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui
yang Dibangun, Panjang Jembatan yang Dibangun, dan Penanganan perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan
Jalan Daerah. Dukungan tersebut dapat dijelaskan menggunakan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
cascading, sebagai berikut: tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
57 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 58

Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB RI No. 53 Tahun 2014 tentang INDIKATOR KINERJA PROGRAM /
NO TARGET PK AWAL TARGET REVISI
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas INDIKATOR KINERJA OUTPUT

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Bina


Tingkat Kemantapan Jalan Nasional
Marga tahun 2019 yang disusun pada awal tahun, secara rinci sebagai berikut:
1 Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan 43.180,49 km 43.237,23 km

2 Preservasi Rehabilitasi, Rekonstruksi Jalan 3.246,62 km 3.254,00 km

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET 3 Pelebaran Jalan Menuju Standar 440,13 km 440,16 km

4 Preservasi Rutin Jembatan 438.719,50 m 440.404,30 m

1. Tingkat Kemantapan Jalan 5 Preservasi Jembatan 55.206,70 m 55.323,91 km


98%
Meningkatnya Kemantapan Nasional
1 dan Aksesibilitas Jalan - Rehabilitasi Jembatan 20.601,90 m 19.548,41 m
Nasional 2. Tingkat Aksesibilitas Jalan
88,3% - Pemeliharaan Berkala Jembatan 33.985,30 m 35.301,60 m
Nasional
- Pelebaran Jembatan 619,50 m 473,90 m

Program: 6 Penggantian Jembatan 6.364,52 m 6.986,02 m


Rp 40.318.736.335.000,00
1. Program Penyelenggaraan Jalan
Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional
Tabel Target Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019 berdasarkan PK Awal (Status Januari 2019)
7 Pelebaran Jalan Menambah Lajur 42,67 km 42,67 km

Sasaran Program yang dicantumkan dalam Perjanjian Kinerja didukung oleh


8 Pembangunan Fly Over/Underpass/Terowongan 4.627,00 m 4.627,00 m
beberapa output-output fisik yang mendukung target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yang dijabarkan dalam indikator kinerja 9 Pembangunan Jalan 777,91 km 813,60 km

output. Berdasarkan Dokumen Perjanjian Kinerja Balai Besar/ Balai Pelaksanaan - Pembangunan Jalan 405,61 km 480,09 km
Jalan Nasional target kinerja untuk output-output fisik yang mendukung RPJMN
- Non Pembangunan Jalan 372,30 km 333,51 km
2015-2019 adalah sebagai berikut:
10 Pembangunan Jembatan 18.828,09 m 20.172,56 m

- Pembangunan Jembatan 7.356,79 m 7.033,84 m

- Pembangunan Jembatan Gantung 9.926,50 m 11.547,12 m

- Non Pembangunan Jembatan 800,00 m 800,00

- Duplikasi Jembatan 744,80 m 791,60 m

11 Pembangunan Jalan Bebas Hambatan 8,26 m 12,74 m

12 Dukungan Jalan Daerah 3,00 km 3,00 km

Tabel Target Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019 berdasarkan PK Awal (Status Januari 2019)
dan Revisi (Status Juni 2019)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
59 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 60

2.3. Metode Pengukuran 2.3.1. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis

Indikator Sasaran Strategis: TINGKAT KONEKTIVITAS JALAN NASIONAL


Pengukuran kinerja sebagai salah satu fondasi utama dalam menerapkan Konektivitas nasional sebagai wujud keterhubungan antar wilayah, antar pusat
manajemen kinerja yang merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi kegiatan, antar kawasan, antar inlet/outlet transportasi menjadi landasan
Pemerintah (SAKIP) wajib dilakukan oleh setiap entitas akuntabilitas kinerja, keberlangsungan dan lancarnya aktivitas masyarakat, merupakan salah satu
termasuk Direktorat Jenderal Bina Marga. Pengukuran kinerja dilakukan dengan kunci dalam penguatan daya saing. Kegiatan ekonomi tidak bisa dipisahkan dari

membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam peran infrastruktur jalan sebagai prasarana yang melayani pergerakan orang dan

dokumen Perjanjian Kinerja. Di samping itu, pengukuran kinerja juga harus dilakukan pergerakan barang. Peningkatan cakupan pelayanan maupun kualitas pelayanan
jalan merupakan salah satu upaya dalam memperkuat daya saing nasional. Oleh
dengan membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja yang tercantum dalam
karena itu, ekonomi nasional maupun ekonomi regional dan lokal tidak dapat
dokumen Rencana Strategis. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah menjamin
berjalan apabila masyarakat tidak dapat beraktivitas secara lancar.
adanya peningkatan pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas kinerja.

Konektivitas Nasional diukur melalui persentase simpul-simpul yang dapat


Direktorat Jenderal Bina Marga melakukan pengukuran kinerja secara berkala
terhubung yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan
(bulanan) dan tahunan. Pengukuran kinerja secara berkala (bulanan) Tahun 2019
nasional.
dilaporkan dalam dokumen Laporan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Bulanan mulai
bulan Januari hingga bulan Desember 2019. Sementara itu, pengukuran kinerja Tingkat Konektivitas = (0,6 x Tingkat Kemantapan) + (0,4 x Tingkat Aksesibilitas)
tahunan dilaporkan dalam dokumen Laporan Kinerja (Lkj) Direktorat Jenderal Bina
Marga Tahun 2019. Pengukuran kinerja tahunan dilakukan untuk mengukur 2.3.1. Pengukuran Kinerja Sasaran Program
keberhasilan sasaran strategis dan sasaran program Direktorat Jenderal Bina Marga
yang tercantum pada Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Indikator Sasaran Program 1: TINGKAT KEMANTAPAN JALAN NASIONAL
Tahun 2019 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga 2015-2019, Kondisi kemantapan jalan merupakan salah satu faktor penting untuk
sedangkan pengukuran kinerja secara berkala (bulanan) dilakukan untuk mengukur memperlancar pergerakan kendaraan. Kondisi jalan yang buruk (tidak mantap)
indikator kinerja output Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019. mengakibatkan kendaraan tidak dapat mencapai kecepatan optimal sehingga
waktu tempuh dan biaya operasi kendaraan bertambah. Pencapaian tingkat
kemantapan jalan akan mendukung upaya menekan biaya logistik nasional yang
saat ini masih tinggi.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
61 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 62

Tingkat kemantapan jalan nasional menjadi tolak ukur baiknya layanan jalan Sementara itu kegiatan preservasi jembatan terdiri atas pemeliharaan rutin
nasional mendukung kegiatan transportasi masyarakat dan dunia usaha. jembatan, pemeliharaan berkala jembatan, rehabilitasi jembatan dan penggantian
Kemantapan jalan nasional diukur berdasarkan persentase panjang jalan jembatan.
nasional dalam kondisi baik dan sedang dibandingkan panjang jalan nasional
secara keseluruhan. a. Kemantapan Berdasarkan Pelayanan (IRI: International Roughness
Index) adalah:
Acuan yang digunakan untuk mengukur kemantapan jalan adalah Peraturan
Survey Ketidakrataan (IRI) dilaksanakan untuk mengetahui kondisi jalan
Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011 Tanggal 3 Oktober 2011, Pasal 1
berdasarkan type permukaan dari sisi tingkat Pelayanan, hasil survey IRI
Butir 14 dan Lampiran – Kriteria Teknis Pemeliharaan Jalan butir 2 Tabel
yang dilakukan oleh Balai diinput kedalam Sistem Masukan Data (SMD)
Penentuan Kondisi Ruas Jalan (B, S, RR, RB) Berdasarkan Nilai RCI atau IRI vs
Jalan dan selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai sumber data dalam
Lalu Lintas (LHRT).
menjawab setiap kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pimpinan.

Jalan dikategorikan dalam kondisi mantap jika kondisi jalan tersebut dalam
kondisi Baik dan Sedang, dan dikategorikan dalam kondisi yang tidak mantap jika
kondisi jalan tersebut dalam kondisi Rusak Ringan dan Rusak Berat. Konsep
Kemantapan Jalan Nasional Direktorat Jenderal Bina Marga adalah pelayanan
(performance), dimana pengguna jalan bisa merasakan nyaman, aman dan
dapat memanfaatkan kecepatan secara optimum sehingga jalan dapat berfungsi
secara fungsional.

Untuk meningkatkan kemantapan jalan nasional, Direktorat Jenderal Bina


Marga perlu melaksanakan preservasi jalan dan jembatan pada ruas – ruas jalan
nasional. Kegiatan preservasi jalan terdiri atas pemeliharaan rutin jalan,
pemeliharaan preventif jalan, pemeliharaan rehabilitasi jalan, rekonstruksi jalan
dan pelebaran jalan menuju standar.

Flow Verifikasi Data Kemantapan Jalan Nasional


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
63 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 64

International Roughness Index (IRI) Rata-Rata


Centerline

Rekap kemantapan dihitung berdasarkan rata-rata nilai IRI


per segmen ruas. Rata-rata IRI ini dihitung berdasarkan
nilai IRI masing-masing lane. Kekurangan dari metode ini
adalah IRI yang digunakan untuk rekap kondisi dan
kemantapan bukan merupakan IRI asli per lane, tetapi IRI
yang sudah dilakukan rata-rata. Namun keuntungannya
adalah panjang total rekap sama dengan panjang ruas
jalan tersebut. Data capaian kemantapan jalan nasional per
ruas dan per provinsi 2019 berdasarkan SK Jalan Nasional
dapat dilihat pada lampiran I Laporan Kinerja di
Rekapitulasi Data Kemantapan Jalan Nasional Semester 2
Indikator Sasaran Program 2: TINGKAT AKSESIBILITAS JALAN NASIONAL
Tahun 2019.
Tingkat aksesibilitas didefinisikan sebagai banyaknya pusat kegiatan simpul
Kriteria Jalan Aspal Kriteria Jalan Tanah/Kerikil transportasi yang telah diakses oleh jalan nasional. Dalam hal ini pusat kegiatan
atau simpul transportasi didefinisikan telah terakses bila jalan nasional
Baik IRI <= 4 Baik IRI <= 10 menghubungkan sampai dengan pintu masuk (gate) dari masing-masing pusat
Sedang IRI > 4 & IRI <= 8 Sedang IRI > 10 & IRI <= 12 kegiatan. Tingkat aksesibilitas diukur berdasarkan persentase PKN, PKW, PKSN,
Rusak Ringan IRI > 8 & IRI <= 12 Rusak Ringan IRI > 12 & IRI <= 16 KSPN, KI, KEK dan simpul transportasi nasional yang telah diakses jalan nasional.
Rusak Berat IRI > 12 Rusak Berat IRI > 16

Pengukuran tingkat aksesibilitas dilakukan terlebih dahulu dengan


mengidentifikasi pusat kegiatan dan simpul transportasi baik eksisting maupun
rencana dengan menggunakan dokumen perencanaan dari berbagai sektor
Jalan Mantap = Kondisi Jalan Baik + Kondisi Jalan Sedang
terkait, antara lain:

Jalan
Tidak = Kondisi Jalan Rusak Ringan + Kondisi Jalan Rusak Berat
Mantap

Nilai Panjang Jalan Mantap


Kemantapan = x 100 (%)
Jalan Total Panjang Jalan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
65 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 66

1. PP No.13 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang 5. Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Wilayah Nasional untuk menentukan lokasi dan Nasional untuk menentukan lokasi bandara pengumpul primer, pengumpul
delineasi dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat sekunder dan pengumpul tersier baik eksisting maupun rencana yang secara
Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis
hirarki memenuhi ketentuan untuk diakses oleh jalan nasional sesuai dengan
Nasional (PKSN);
pasal 18 ayat 2 – PP No. 13 tahun 2017;
2. PP No.50 tahun 2011 tentang Rencana Induk
6. KP no.432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 untuk
menentukan lokasi dan delineasi dari Kawasan untuk menentukan lokasi Pelabuhan Utama dan Pengumpul baik eksisting
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN); maupun rencana yang secara hirarki memenuhi ketentuan untuk diakses oleh
jalan nasional sesuai dengan Pasal 18 ayat 2 – PP No.13 tahun 2017;
3. PP No.2 Tahun 2018 tentang Kebijakan Industri
Nasional Tahun 2015-2019 untuk menentukan rencana 7. Kepmenhub No. KM 109 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Terminal Tipe A
kawasan industri prioritas nasional. Sementara untuk di seluruh wilayah Indonesia.
kawasan industri eksisting berdasarkan data GIS, data
tersebut dapat diakses di: Setelah data-data tersebut diolah dalam bentuk GIS dan dilakukan overlay

DASAR http://geoportal.kemenperin.go.id/pencarian?kategori
=Lingkungan%20Terbangun
dengan data GIS jalan nasional terbaru, maka proses identifikasi pusat-pusat
kegiatan yang telah terakses dengan jalan nasional dapat dilakukan. Tingkat
aksesibilitas jalan nasional dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
4. Untuk peraturan yang menaungi Kawasan Ekonomi

PEREN- Khusus (KEK) antara lain:


a. KEK Arun Lhokseumawe (PP No.5 Tahun 2017) TI =
SNa
SSN
x 100 (%) Dimana:
b. KEK Bitung (PP No.32 Tahun 2014)

CANAAN
TI : Tingkat Aksesibilitas (%)
c. KEK Galang Batang (Peraturan-Pemerintah SNa : Jumlah Pusat Kegiatan yang telah terakses
No.42 Tahun 2017) Jalan Nasional
d. KEK Maloy (PP No.85 Tahun 2014) SSN : Total Jumlah Pusat Kegiatan
e. KEK Mandalika (PP No.52 Tahun 2014)
f. KEK Morotai (PP No.50 Tahun 2014)
Hasil perhitungan Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional dapat dilihat pada lampiran II
g. KEK Palu (PP No.31 Tahun 2014)
Laporan Kinerja pada Buku Evaluasi Pencapaian Aksesibilitas 2015-2019.
h. KEK Sei Mangke (PP No.29 Tahun 2012)
i. KEK Singashari (PP No.68 Tahun 2019
j. KEK Sorong (PP No.31 Tahun 2016)
k. KEK Tanjung Apiapi (PP No.51 Tahun 2014)
l. KEK Tanjung Kelayang (PP No.6 Tahun 2016)
m. KEK Tanjung Lesung (PP No.26 Tahun 2012)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
67 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 68

Adapun indikator kinerja output fisik pada Renstra Direktorat Jenderal


2.4. Target Tahun ini Menurut Reviu Renstra Bina Marga Tahun 2015-2019, sebagai berikut:

1. Panjang jalan yang terpelihara;


Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga adalah dokumen yang 2. Panjang jembatan yang terpelihara;
3. Panjang jalan yang ditingkatkan;
menjadi acuan dalam penyusunan program masing-masing unit kerja di lingkungan
4. Panjang jembatan yang ditingkatkan;
Direktorat Jenderal Bina Marga setiap tahunnya, mulai dari tahun 2015 sampai 5. Panjang jalan yang dibangun;
dengan tahun 2019. Seluruh target dari sasaran strategis, sasaran program dan 6. Panjang jembatan yang dibangun;
indikator kinerja output Tahun 2019 telah tertuang pada dokumen Renstra Direktorat 7. Panjang jalan bebas hambatan yang dibangun; dan
Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019. Adapun target dari sasaran strategis dan 8. Dukungan jalan daerah.
sasaran program Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019, sebagai berikut:

Pada tabel berikut disajikan sandingan indikator kinerja output pada Reviu Renstra
Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019 dan indikator kinerja output pada
NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
Dokumen Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA OUTPUT PADA PADA DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA
1 NO
Meningkatnya Dukungan Konektivitas bagi Penguatan Daya Saing REVIU RENSTRA 2015-2019 TAHUN 2019

- Tingkat Konektivitas Jalan Nasional % 94,1 Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan

1 Panjang Jalan yang Terpelihara Preservasi Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan


SASARAN PROGRAM
Pelebaran Jalan Menuju Standar
2 Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional
Preservasi Rutin Jembatan
- Tingkat Kemantapan Jalan Nasional % 98
2 Panjang Jembatan yang Terpelihara Preservasi Jembatan
- Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional % 88,3
Penggantian Jembatan
Tabel Target Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019 berdasarkan Reviu Renstra
Pelebaran Jalan Menambah Lajur
3 Panjang Jalan yang Ditingkatkan
Pembangunan Flyover/Underpass/Terowongan
Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019 juga Pelebaran Jembatan (*)
memuat target kinerja dari indikator kinerja output yang mendukung kinerja sasaran 4 Panjang Jembatan yang Ditingkatkan
Duplikasi Jembatan (**)
strategis dan sasaran program Direktorat Jenderal Bina Marga. Indikator kinerja
output Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019 telah disesuaikan dengan 5 Panjang Jalan yang Dibangun Pembangunan Jalan

arah program, kebijakan dan sasaran Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015- 6 Panjang Jembatan yang Dibangun Pembangunan Jembatan
2019 yang tertuang dalam dokumen Reviu Renstra Kementerian Pekerjaan Umum 7 Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
dan Perumahan Rakyat. 8 Dukungan Jalan Daerah Dukungan Jalan Daerah
Keterangan:
(*) merupakan komponen di dalam Output Preservasi Jembatan
(**) merupakan komponen di dalam Output Pembangunan Jembatan

Tabel Sandingan Output Reviu Renstra dengan Output DIPA Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
69 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 70

Adapun perbandingan target kinerja yang tercantum dalam Reviu Renstra


Direktorat Jenderal Bina Marga 2015-2019 dengan target kinerja yang didasarkan
Dokumen Perjanjian Kinerja Awal Tahun 2019, Target Revisi Tahun 2019 (status Juni
2019) dan DIPA Revisi Terakhir Tahun 2019, sebagai berikut:

TARGET TARGET TARGET TARGET DIPA


INDIKATOR KINERJA
NO SAT REVIU AWAL REVISI AKHIR
OUTPUT
RENSTRA (Jan 2019) (Jun 2019) (Des 2019)

Panjang Jalan yang


1 km 46.914 46.867 46.931 47.564
Terpelihara

Panjang Jembatan yang


2 m 430.032 499.671 502.240 502.250
Terpelihara

Panjang Jalan yang


3 km 103 47 47 48
Ditingkatkan

Panjang Jembatan yang


4 m 6.216 1.364 1.265 1.310
Ditingkatkan

Panjang Jalan yang


5 km 732 778 814 918
Dibangun

Panjang Jembatan yang


6 m 10.029 18.083 19.380 20.577
Dibangun

Panjang Jalan Bebas


7 km 42 8 13 21
Hambatan yang Dibangun

8 Dukungan Jalan Daerah km 414 3 3 3

Tabel Target Direktorat Jenderal Bina Marga berdasarkan Reviu Renstra, Target Awal (Status Januari 2019),
Target Revisi (Status Juni 2019), dan Target DIPA Akhir (Status Desember 2019)

Underpass
Katamso
BAB
3
BAB III

KAPASITAS ORGANISASI
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sebuah
organisasi akan dipengaruhi oleh kapasitas
dan kapabilitasnya dalam mengelola
kapasitas tersebut, dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran. Kapasitas organisasi yang dimiliki oleh Direktorat
Sumber
Jenderal Bina Marga digolongkan menjadi
Daya Manusia (SDM), Sarana dan
Prasarana, serta Anggaran yang Dikelola.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
71 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 72

Adapun sebaran pegawai Direktorat Jenderal Bina Marga berdasarkan Unit


3.1. Sumber Daya Manusia Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terbagi berdasarkan status PNS dan
non PNS dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan
1200
daya fsik yang dimiliki individu. SDM merupakan faktor sentral dalam pengelolaan

Jumlah Pegawai (Orang)


1000
suatu organisasi. SDM menjadi penggerak roda organisasi dalam mencapai dan
mewujudkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Oleh karena itu, produktivitas 800

organisasi sangat ditentukan oleh produktivitas SDM yang bersangkutan. 600

400
PNS
44% Menurut data pada akhir 200

tahun 2019 ini, Direktorat 0


BPJN BBPJN BPJN BPJN BBPJN BBPJN BBPJN BBPJN BPJN BPJN BBPJN BPJN BBPJN BPJN BPJN BPJN BPJN BBPJN BPJN BPJN BPJN BPJN
Jenderal Bina Marga Non PNS
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII
388 576 321 257 398 913 647 948 61 450 162 320 473 218 400 587 202 224 189 166 165 30

mengelola sumber daya PNS 382 432 339 175 242 597 363 386 339 288 388 198 491 244 394 321 114 172 167 181 306 53

Unit Pelaksana Teknis


manusia Aparatur Sipil
Sebaran Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian per Unit Pelaksana Teknis
Pegawai Negara (ASN) yang
berdasarkan tersebar di berbagai unit
Status kerja di Lingkungan 800
Kepegawaian
Direktorat Jenderal Bina

Jumlah Pegawai (Orang)


Marga, dengan total jumlah
ASN 16.494 pegawai yang 400
terdiri dari 7.296 pegawai
PNS, 8.960 pegawai Non
PNS dan 238 pegawai
Non PNS
54% CPNS CPNS. 0
2% DIT. DIT. PRESERVASI DIT. JEMBATAN DIT. JBHP BPJT BJKT
SETDITJEN BM DIT. PJJ PEMBANGUNAN JALAN
JALAN
Non PNS 88 56 10 28 36 599 38 10
PNS 146 88 65 74 80 208 49 13

Terjadi penurunan sebanyak 316 pegawai ASN jika dibandingkan dengan Unit Kerja

kondisi sumber daya manusia pada akhir tahun 2018, dimana pada saat itu terdapat Sebaran Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian per Unit Kerja
16.809 pegawai ASN yang terdiri dari 7.575 pegawai PNS dan 9.234 pegawai Non
PNS.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
73 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 74

Perempuan
Laki - Laki
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa jumlah ASN di Direktorat Jenderal Bina

Sebaran Pegawai PNS berdasarkan Jenis Kelamin


TOTAL
Marga masih didominasi oleh pegawai non PNS. Jumlah pegawai non PNS

7.296
paling banyak terdapat di BBPJN VIII Surabaya yaitu 948 orang atau 11% dari

per Unit kerja/Unit Pelaksana Teknis


total jumlah pegawai non PNS di lingkungan Direktorat jenderal Bina Marga.
Sedangkan dominasi jumlah pegawai non PNS terhadap pegawai PNS terdapat
pada Direktorat Jalan Bebas Hambatan dan Perkotaan dengan proporsi jumlah

PEREMPUAN
pegawai non PNS sebanyak 599 orang (74%) dan pegawai PNS sebanyak 208

600
1.954
orang (26%) yang tersebar pada 3 (tiga) Satuan Kerja yaitu Direktorat Jalan Bebas
Hambatan dan Perkotaan, Pengadaan Tanah Jalan Tol Wilayah I dan Pengadaan
Tanah Jalan Tol Wilayah II. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah pegawai PNS, paling

500
banyak terdapat di BBPJN VI Jakarta yaitu 597 orang atau 8% dari total jumlah
pegawai PNS di lingkungan Direktorat jenderal Bina Marga. Adapun untuk data ini

LAKI - LAKI
pegawai CPNS belum dimasukkan karena masih dalam status OJT dan belum

5.342

400
mendapatkan SK penempatan.

Gambaran jumlah pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga saat

Jumlah Pegawai (Orang)


ini, dapat dilihat dalam gambar berikut:

300
Perempuan

200
24%

Laki-Laki
12.508 orang
Pegawai

100
berdasarkan
Jenis
Kelamin
Perempuan

0
BJKT

BPJT
BBPJN XIII

BPJN III

DIT. JBHP
BPJN X
BPJN XV

BPJN IX
BPJN XXI

BPJN XVII
BBPJN XVIII

BBPJN XI

BPJN IV
BPJN XVI

BPJN XIV

BPJN I
BBPJN II

DIT. PRESERVASI JALAN


DIT. PEMBANGUNAN JALAN
BBPJN V

DIT. JEMBATAN

SETDITJEN BM
BPJN XX
BPJN XIX
BPJN XXII

BPJN XII

DIT. PJJ
BBPJN VI
BBPJN VIII
BBPJN VII

DJBM
3.986 oramg

Laki - Laki
76%
Sebaran Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin

Unit Kerja / Unit Pelaksana Teknis (UPT)


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
75 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 76

Perempuan
Laki - Laki

Sebaran Pegawai Non PNS berdasarkan Jenis Kelamin


TOTAL

8.960
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran jumlah pegawai PNS di Unit

per Unit kerja/Unit Pelaksana Teknis


Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga didominasi oleh pegawai PNS berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah
pegawai PNS laki-laki terbanyak di BBPJN VI Jakarta sejumlah 472 orang atau 9%

1000
PEREMPUAN
dari total jumlah pegawai PNS laki-laki dan 3% dari total jumlah pegawai di

1.956
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Sedangkan dominasi jumlah pegawai

900
PNS jenis kelamin laki-laki terhadap pegawai PNS jenis kelamin perempuan
terdapat pada BPJN XXII Merauke dengan proporsi jumlah pegawai PNS laki-laki

800
sebanyak 47 orang (89%) dan pegawai PNS perempuan sebanyak 6 orang (11%)
yang tersebar pada 5 (lima) Satuan Kerja yaitu BPJN XXII Merauke, Perencanaan

LAKI - LAKI

700
dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua (Merauke), PJN Wilayah II

7.004
Provinsi Papua (Merauke), PJN Wilayah III Provinsi Papua (Tanah Merah), dan PJN

600
Wilayah VI Provinsi Papua (Timika). Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah pegawai

Jumlah Pegawai (Orang)


PNS berjenis jelamin perempuan, paling banyak terdapat di BBPJN XIII Makassar

500
yaitu 163 orang atau 8% dari total jumlah pegawai PNS perempuan di lingkungan

400
Direktorat jenderal Bina Marga.

300
200
100
0
BJKT

BPJT
BBPJN XIII

BPJN III

DIT. JBHP
BPJN X
BPJN XV

BPJN IX
BPJN XXI

BPJN XVII
BBPJN XVIII

BBPJN XI

BPJN IV
BPJN XVI

BPJN XIV

BPJN I
BBPJN II

DIT. PRESERVASI JALAN

DIT. PEMBANGUNAN JALAN


BBPJN V

DIT. JEMBATAN

SETDITJEN BM
BPJN XX

BPJN XIX
BPJN XXII

BPJN XII

DIT. PJJ
BBPJN VI
BBPJN VIII
BBPJN VII
Unit Kerja / Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
77 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 78

< 20 tahun
0,03%
20-30 tahun
> 51 tahun 20,02% Apabila dilihat menurut usia,
17,82%
komposisi SDM Direktorat Jenderal
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran jumlah pegawai non PNS di Bina Marga adalah sebagai berikut:
Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Ÿ Usia < 20 tahun sebanyak 5
Marga didominasi oleh pegawai non PNS berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah orang (0,03%),
Pegawai
pegawai non PNS laki-laki terbanyak di BBPJN VIII Surabaya sejumlah 784 orang Ÿ Usia 20-30 tahun sebanyak
berdasarkan
atau 9% dari total jumlah pegawai non PNS laki-laki dan 5% dari total jumlah Usia 3.302 orang (20,02%),
pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Sedangkan dominasi Ÿ Usia 31-50 tahun sebanyak
jumlah pegawai non PNS jenis kelamin laki-laki terhadap pegawai non PNS jenis 10.247 orang (62,13%),
kelamin perempuan terdapat pada Direktorat Pembangunan Jalan yang mana Ÿ Usia ≥ 51 tahun sebanyak
seluruh pegawai non PNS berjenis kelamin laki-laki sejumlah 10 orang. Akan tetapi, 2.940 orang (17,82%).
jika dilihat dari jumlah pegawai non PNS berjenis jelamin perempuan, paling banyak 31-50 tahun
62,13%
terdapat di BBPJN VIII Surabaya yaitu 109 orang atau 8% dari total jumlah pegawai
non PNS perempuan di lingkungan Direktorat jenderal Bina Marga.
USIA PNS NON PNS CPNS
(thn) (org) (org) (org)

< 20 0 4 1

20 - 30 312 2.764
0 40 80 120 160 200 240 226

Laki - Laki
31 - 50 4.377 5.859
Perempuan 11

LAKI - LAKI PEREMPUAN TOTAL


> 51 2.607 333
0
162 76 238

Sebaran Pegawai CPNS berdasarkan Jenis Kelamin TOTAL 7.296 8.960 238

< 20 tahun 20 - 30 tahun 31 - 50 tahun > 51 tahun

PNS Non PNS CPNS


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
79 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 80

29,70%
PNS NON PNS CPNS

Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa pegawai di lingkungan Direktorat

20,06%
Jenderal Bina Marga didominasi oleh pegawai non PNS usia antara 31 sampai

17,72%

17,05%
dengan 50 tahun sebanyak 5.859 orang atau 35,52% dari total jumlah pegawai di
Direktorat Jenderal Bina Marga. Selain itu dapat diketahui bahwa pegawai PNS di
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga mayoritas berusia antara 31 sampai

7,36%
dengan 50 tahun sebanyak 4.377 orang atau 26,54% dari total jumlah pegawai di

3,83%
Direktorat Jenderal Bina Marga.

2,02%
1,44%
0,73%
0,08%

0,00%
0,00%
0,00%

0,00%

0,00%
S2 Apabila dilihat menurut tingkat
S3 8,09%
0,08% pendidikan, komposisi SDM Direktorat
S3 S2 S1/D4 D1-D3 < SMA
< SMA
46,75% Jenderal Bina Marga adalah sebagai
S3 S2 S1/D4 D1-D3 < SMA
berikut:
PNS 14 1.214 2.923 333 2.812
Ÿ S-3 sebanyak 14 orang (0,08%);
Non PNS 0 120 3.309 632 4.899
Ÿ S2 sebanyak 1.334 orang
CPNS 0 0 238 0 0
(8,09%);
Pegawai Apabila ditinjau berdasarkan
S1 sebanyak 6.470 orang GOL IV
berdasarkan Ÿ
5%
GOL I
Pendidikan
3% golongan PNS, pegawai di
(39,23%);
lingkungan Direktorat Jenderal
Ÿ D1-D3 sebanyak 965 orang Bina Marga didominasi oleh
(5,85%); golongan III sebanyak 4.326 orang
Pegawai atau 57% dari total jumlah pegawai
Ÿ ≤ SMA sebanyak 7.711 orang
S1 berdasarkan PNS di Direktorat Jenderal Bina
39,23% (46,75%). Golongan Marga, dengan penyumbang
D1-D3
5,85% terbesar adalah golongan III/C
GOL II sebanyak 1.413 orang atau 19%
36%
dari total jumlah pegawai PNS di
Dari total SDM Direktorat Jenderal Bina Marga yaitu 16.494 pegawai, jumlah GOL III Direktorat Jenderal Bina Marga.
57%
pegawai berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:
GOLONGAN GOL I GOL II GOL III GOL IV TOTAL

PNS 199 2.620 4.088 389 7.296

CPNS 0 0 238 0 238


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
81 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 82

Es. III
1,15%
Es. II PENDUKUNG SUBSTANTIF
0,21% Es. IV
23% 77%
Es. I 2,77%
0,21% Direktorat Jenderal Bina
Bila ditinjau dari
jabatannya, pegawai PNS Marga menjalankan program
di lingkungan Direktorat penyelenggaraan jalan
Jenderal Bina Marga terdiri sehingga kebutuhan pegawai
dari pejabat eselon I,
yang direkrut adalah pegawai
Pegawai JFT pejabat eselon II, pejabat Pegawai Non PNS
15,80% teknis yang sebagian besar berdasarkan
berdasarkan eselon III, pejabat eselon
Jabatan adalah laki-laki. Pegawai Jabatan
IV, staf Jabatan Fungsional
Tertentu (JFT) dan staf teknis tersebut mayoritas

Jabatan Fungsional Umum ditempatkan di balai untuk


(JFU). melaksanakan pengawasan
pekerjaan secara langsung.
JFU
80,06%

Direktorat Jenderal Bina Marga telah menerapkan sistem penilaian prestasi

JABATAN ES. I ES. II ES. III ES. IV JFT JFU


secara utuh telah dilakukan secara tersistem dan online.

PNS 1 15 84 202 1.153 5.841


Penilaian prestasi kerja melalui penilaian SKP dilakukan secara bertahap, dengan
CPNS 0 0 0 0 0 238 tahapan perkembangan sebagai berikut:
TOTAL 1 15 84 202 1.153 6.079
1. Tahun 2013, penilaian SKP dilakukan secara manual, hanya melalui dokumen
fisik. Pada tahap ini masih disusun sistem penilai kerja pegawai sebelumnya
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai PNS di
melalui sistem DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pegawai).
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga menduduki Jabatan Fungsional umum
(JFU) sebanyak 5.841 orang atau 80,06% dari total jumlah pegawai PNS di Direktorat 2. Tahun 2014, penilaian SKP mulai dilakukan secara online, pada tahap ini
Jenderal Bina Marga. sudah tidak berlaku penilaian kerja pegawai melalui DP3 dan merupakan
masa transisi antara penerapan penilaian SKP online dan SKP manual.
Bila ditinjau dari jabatannya, pegawai non PNS di lingkungan Direktorat Jenderal
3. Tahun 2015-2019, penilaian SKP secara utuh telah dilakukan secara tersistem
Bina Marga terdiri dari substantif dan pendukung. Adapun jumlah pegawai non PNS
dan online.
substantif sebanyak 6.883 orang (77%) dan jumlah pegawai non PNS pendukung
sebanyak 2.077 orang (23%).
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
83 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 84

3.2. Sarana dan Prasarana


Setiap pegawai wajib menyusun SKP berdasarkan Rencana Strategis
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
(RENSTRA) dan Rencana Kerja (Renja) Tahunan. Rencana Kerja Tahunan yang
dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah
dimaksud adalah turunan dari Tugas Pokok dan Fungsi yang ditetapkan oleh
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03 Tahun 2019 suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Tersedianya sarana
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05 Tahun dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik, sangat
2019. SKP disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai yang memuat kegiatan dibutuhkan setiap organisasi dalam penyelenggarakan kegiatannya
tugas pokok jabatan dan target yang harus dicapai. Penilaian SKP meliputi aspek untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa adanya sarana dan
kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau biaya. SKP bersifat nyata dan dapat diukur yang prasarana, mustahil tujuan akan dicapai.

ditetapkan setiap tahun pada akhir bulan Januari. Penilaian perilaku kerja pegawai
Pada Laporan Posisi Barang Milik Negara Ditjen Bina Marga
terdiri dari aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan
Semester I Tahun 2019, Nilai BMN sebelum penyusutan yaitu Rp.
kepemimpian. 1.423.225.357.517.830, dengan rincian sebagai berikut:

Saat ini, 100% Aparatur Sipil Negara (ASN) Direktorat Jenderal Bina Marga telah
NO JENIS BMN NILAI (Rp)
mempunyai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang menilainya diinput melalui sistem
Sasaran Kinerja Pegawai online untuk PNS dan manual untuk non PNS. Penilaian 1 Tanah 635.498.307.926.395

setiap pegawai dilakukan oleh atasan langsung dan 2 (dua) orang rekan sejawat 2 Gedung dan Bangunan 1.005.807.228.174

yang ditetapkan oleh atasan langsung. Sasaran Kinerja Pegawai Direktur Jenderal 3 Jalan dan Jembatan Irigasi dan Jaringan 413.653.849.939.879

Bina Marga Tahun 2019 disusun sesuai dengan sasaran program Direktorat
4 Peralatan dan Mesin 2.880.310.430.695
Jenderal Bina Marga yang tercantum dalam Dokumen Renstra Direktorat Jenderal
5 Aset Tetap Renovasi 23.076.265.693.188
Bina Marga Tahun 2015-2019 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
6 Aset Tetap Lainnya 13.791.530.978
Bina Marga Tahun 2019. Sasaran Kinerja Pegawai pejabat unit eselon di bawahnya
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan 33.652.202.705.414
merupakan turunan dari Sasaran Kinerja Pegawai Direktur Jenderal Bina Marga
8 Aset Kemitraan 290.659.659.916.676
sesuai Tugas dan Fungsi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
9 Aset Tak Berwujud 997.937.670.760
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
10 Persediaan 1.562.132.840.453

11 Aset Lain-Lain 20.225.091.635.216

TOTAL 1.423.225.357.517.830

Tabel Sebaran Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
85 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 86

3.3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Pada awal tahun 2019 Direktorat Jenderal Bina Marga menerima anggaran senilai
Rp 40.318.736.335.000,00 yang tercantum di dalam Perjanjian Kinerja Awal Direktorat
Jenderal Bina Marga, dengan rincian sebagai berikut:

SBSN
19,45%

PLN
5,37%

PDP
0,00%

RPM
75,18%

DIPA RPM PDP PLN SBSN JUMLAH


Persentase Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Bina Marga Semester I Tahun 2019 AWAL
(Jan 30.310.430.848 - 2.166.750.000 7.841.555.487 40.318.736.335
2019)

Struktur DIPA berdasarkan Sumber Dana (Status Januari 2019)


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
87 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 88

Penyesuaian DIPA pada bulan Juni 2019 dilakukan dengan penambahan anggaran Menjelang akhir tahun 2019, DIPA Direktorat Jenderal Bina Marga kembali
pada pendamping, pinjaman luar negeri dan pemanfaatan sisa lelang pada sumber mengalami penyesuaian. Dimana pada adanya penambahan pendamping dan
dana SBSN, sehingga alokasi anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga berubah pinjaman luar negeri, sehingga revisi DIPA status Desember 2019 menjadi Rp
menjadi Rp 43.987.177.884.000,00 yang tercantum di dalam Perjanjian Kinerja Revisi 46.008.441.101.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
Direktorat Jenderal Bina Marga, dengan rincian sebagai berikut:

SBSN SBSN
24,60% 23,52%

PLN PLN
6,50% 10,60%

PDP PDP
RPM 0,17% RPM
0,01%
68,90% 65,71%

DIPA RPM PDP PLN SBSN JUMLAH DIPA RPM PDP PLN SBSN JUMLAH
REVISI REVISI
(Juni (Des
30.305.015.717 5.415.131 2.857.470.296 10.819.276.740 43.987.177.884 30.233.222.985 77.437.885 4.878.503.492 10.819.276.740 46.008.441.101
2019) 2019)

Struktur DIPA berdasarkan Sumber Dana (Status Juni 2019) Struktur DIPA berdasarkan Sumber Dana (Status Desember 2019)
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
89 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 90

Kronologis revisi Anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Penambahan alokasi anggaran pada Direktorat Jenderal Bina Marga selama TA.
Umum selama TA. 2019 adalah sebagai berikut: 2019 terdapat pada:

1. Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)

Penambahan alokasi anggaran PHLN terjadi pada kegiatan Pembangunan


PK AWAL Jalan Bebas Hambatan, Penanganan Jalan dan Jembatan pendukung, seperti
DIPA STATUS JAN 2019 KSPN Danau Toba dan KSPN Mandalika, dan Penanganan Pasca Bencana di
(Rupiah)
Palu.

Rp 40.318.736.335.000
2. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Penambahan alokasi anggaran SBSN sebesar Rp. 2,97 Trilyun terjadi karena
adanya luncuran dari tahun anggaran 2019.

3. Pendamping (PDP)
REVISI
DIPA REVISI STATUS JUNI 2019
Penambahan alokasi anggaran PDP sebesar Rp. 35,5 Milyar sebagai
(Rupiah)
pendamping dari PHLN.
Rp 43.987.177.884.000

REVISI AKHIR
DIPA REVISI STATUS DES 2019
(Rupiah)

Rp 46.008.441.101.000
BAB IV

AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019

BAB
4
Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,


kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan

dalam mewujudkan visi, misi dan strategi dari masing-masing

Instansi Pemerintah.

Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun

2019 bertujuan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja

guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan

kegagalan tahun 2019 dalam rangka pencapaian tujuan dan

sasaran dari Direktorat Jenderal Bina Marga.


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
91 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 92

OUTPUT/
Pada proses pengukuran kinerja dilakukan pula analisis SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR
SUB
STRATEGIS KINERJA PROGRAM PROGRAM
OUTPUT
akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian
kinerja kegiatan pada masing-masing program dan kebijakan dalam
rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana
Tingkat Jalan yang
ditetapkan dalam Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga Kemantapan Terpelihara
Jalan Nasional
98% pada Jembatan yang
Tahun 2015-2019 dengan Indikator Kinerja Program (IKP) dan Terpelihara
Meningkatnya Tingkat tahun 2019
Dukungan Konektivitas Meningkatnya
Output/Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai dasar pengukuran Kemantapan dan
Konektivitas bagi Jalan Nasional
Penguatan 94,1% Aksesibilitas
capaian kinerja penyelenggaraan jalan yang dilaksanakan oleh Daya Saing pada tahun 2019 Jalan Nasional
Jalan yang
Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2019. Ditingkatkan

Jembatan yang
Tingkat Ditingkatkan
Aksesibilitas
Pembangunan Jalan
Jalan Nasional
88,3% pada Pembangunan
tahun 2019 Jembatan
4.1. Capaian Kinerja Organisasi Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan

Penanganan Jalan
Daerah

Sesuai Dokumen Reviu Renstra Direktorat Cascading Sasaran Strategis - Sasaran Program - Output
Jenderal Bina Marga Tahun 2015-2019, pada
tahun 2019 Direktorat Jenderal Bina Marga
mempunyai 1 (satu) sasaran strategis dan 1 (satu) Terdapat perbedaan output antara dokumen perencanaan dalam Renstra dengan
sasaran program dengan 2 (dua) indikator yang dokumen penganggaran dalam RKA-K/L, hal ini terjadi karena output yang terdapat
capaiannya harus diukur setiap tahunnya. dalam dokumen Renstra memiliki cakupan yang lebih global, sedangkan dalam
Pengukuran kinerja Direkorat Jenderal Bina dokumen RKA-K/L menjelaskan secara rinci terkait jenis penanganan, tetapi hal itu
Marga dilakukan pada output DIPA tahunan yang bukan merupakan suatu kendala dalam penilaian kinerja, karena output dalam Renstra
selanjutnya dimasukkan ke output Renstra dan terdiri dari beberapa output dalam RKA-K/L dengan skema pembagiannya seperti pada
dukungan untuk masing-masing Indikator Kinerja gambar di bawah
Program, sesuai dengan cascading Indikator
Kinerja berikut ini:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
93 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 94

OUTPUT OUTPUT DIPA (FISIK)


RENSTRA
Adapun capaian kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2019, sebagai
berikut:
Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan

Pemeliharaan Preservasi Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan


Sasaran Strategis: Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi
Jalan Penguatan Daya Saing
Pelebaran Jalan Menuju Standar
Konektivitas nasional merupakan salah satu kunci dalam penguatan daya
saing. Kegiatan ekonomi tidak bisa dipisahkan dari peran infrastruktur jalan
sebagai prasarana yang melayani pergerakan orang dan pergerakan barang.
Preservasi Rutin Jembatan
Peningkatan cakupan pelayanan maupun kualitas pelayanan jalan merupakan
Pemeliharaan
Preservasi Jembatan salah satu upaya dalam memperkuat daya saing nasional.
Jembatan
Penggantian Jembatan
Sasaran strategis ini ditentukan dengan indikator kinerja tingkat konektivitas
jalan nasional, yang diukur melalui persentase simpul-simpul yang dapat
terhubung yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan dan pemeliharaan jalan
Pembangunan FO/UP/Terowongan
Peningkatan
Jalan nasional.
Pelebaran Jalan Menambah Lajur

SS
Pelebaran Jembatan
Peningkatan
Jembatan INDIKATOR KINERJA
Duplikasi Jembatan SASARAN SAT TARGET REALISASI DEVIASI KINERJA
STRATEGIS

Pembangunan Jalan
Pembangunan Tingkat Dukungan
Jalan Konektivitas Jalan % 94,10 90,49 -3,61 96,16
Pemeliharaan Rutin Jalan Baru
Nasional

Pembangunan Jembatan

Pembangunan Jalan Bebas Hambatan

Dukungan Jalan Daerah

Pengelompokkan Output DIPA terhadap Output dalam Renstra


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
95 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 96

Target jalan yang terhubung pada jaringan jalan nasional pada Tahun 2019 Sesuai dengan Dokumen Reviu Renstra Tahun 2015-2019, target Indikator

adalah 94,10%. Realisasi sasaran strategis yang berhasil diraih pada akhir Kinerja Sasaran Program Tingkat Kemantapan Jalan Nasional pada tahun

Tahun 2019 sebesar 90,49%, dengan kinerja sebesar 96,16% dimana deviasi 2019 adalah 98,00%. Pada tahun 2019, tingkat kemantapan jalan nasional yang

realisasi kurang sebesar 3,61% dari target yang ditetapkan. dicapai oleh Direktorat Jenderal Bina Marga senilai 92,81% dengan kinerja
yang dicapai sebesar 94,70% dari target dimana terdapat deviasi kurang sebesar
Sasaran strategis ini didukung oleh Sasaran Program Meningkatnya 5,19%. Hal ini disebabkan karena:
Kemantapan dan Aksesibiltas Jalan Nasional. Sasaran Program ini diukur dengan 1. Terdapat penanganan efektif yang belum maksimal;
menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Sasaran Program, yaitu Tingkat
2. Adanya penugasan - penugasan khusus di luar kewenangan, akan tetapi
Kemantapan Jalan Nasional dan Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional.
dengan tetap mengedepankan aspek transparansi dan kebutuhan khusus;

3. Belum maksimalnya penanganan pemeliharaan jalan, terutama jalan


Sasaran Program: Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan
Nasional dalam kondisi sedang;

Dalam mendukung Sasaran Strategis, Direktorat Jenderal Bina Marga perlu ada 4. Kejadian bencana alam dan longsoran, yang sekaligus mengakibatkan
peningkatan Kemantapan dan Aksesibiltas Jalan Nasional. Meningkatnya penurunan kemantapan jalan;
Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional sebagai Sasaran Program memiliki 5. Alokasi pendanaan setiap tahun yang tidak sesuai dengan rencana alokasi
Indikator Kinerja, yaitu Tingkat Kemantapan Jalan Nasional dan Tingkat yang tercantum di dalam Rencana Strategis.
Aksesibilitas Jalan Nasional.

Indikator Kinerja Sasaran Program: Tingkat Kemantapan Jalan Nasional Indikator Kinerja Sasaran Program: Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional

IKP
INDIKATOR KINERJA
INDIKATOR KINERJA
SASARAN SAT TARGET REALISASI DEVIASI KINERJA
SASARAN SAT TARGET REALISASI DEVIASI KINERJA
PROGRAM
PROGRAM

Tingkat Kemantapan
% 98,00 92,81 -5,19 94,70 Tingkat Aksesibilitas
Jalan Nasional % 88,30 87,00 -1,30 98,52
Jalan Nasional
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
97 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 98

5. PKSN Tanah Merah di Boven Digoel diasumsikan belum terakses dan baru
Kemudian target untuk Indikator Kinerja Sasaran Program Tingkat
akan terakses setelah pembangunan Akses PLBN Yetetkun (RKA-KL 2020)
Aksesibilitas Jalan Nasional pada tahun 2019 adalah 88,30%. Pada tahun
selesai dibangun di tahun 2020;
2019, tingkat aksesibilitas jalan nasional yang dicapai oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga senilai 87,00% dengan kinerja yang dicapai sebesar 98,52% dari 6. Bandara Waingapu diasumsikan masih belum terakses dan baru akan
target dimana terdapat deviasi kurang sebesar 1,30. terakses setelah pembangunan Relokasi Jalan Nasional Bandara Waingapu
(Missing Link) selesai dibangun di 2021;
Hal ini disebabkan karena belum terselesaikannya pembangunan jalan yang
7. KEK Kendal diasumsikan masih belum terakses dan baru akan terakses
menghubungkan pusat kegiatan diantaranya:
setelah pembangunan jalan Akses KEK Kendal - KPI Patebon (industri Baja)
selesai di tahun 2024.
1. PKSN Long Pahangai di Kalimantan Timur belum terakses karena jalan
penghubung yang dibangun belum fungsional dan rencananya akan
Selain itu terdapat perubahan jumlah simpul transportasi Bandara dan Terminal Bus
diselesaikan di tahun 2020 (RKA-KL 2020: Sp. Long Pahangai - Long
Tipe A yang telah diakses menyesuaikan dengan perubahan hirarki dari simpul
Bagun- Tering);
transportasi berdasarkan Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019 tentang Tatanan
2. PKSN Nunukan diasumsikan masih belum terakses dan baru akan Kebandarudaraan Nasional dan Kepmenhub No. KM 109 Tahun 2019 tentang
terakses ditahun 2022 setelah rencana pembangunan jalan akses PLBN Penetapan Lokasi Terminal Tipe A, sehingga jumlah simpul transportasi bandara dan
Sei Nyamuk (Sebatik Utara) selesai dibangun; terminal bus tipe A yang sebelumnya berjumlah 186 meningkat menjadi 197 dengan
3. PKSN Tou Lumbis diasumsikan baru terakses di 2021 sesuai dengan perbandingan jumlah simpul transportasi yang sudah terakses tidak berbeda signifikan.
rencana pembangunan jalan 3000 Km yaitu jalan akses PLBN Labang Berkurangnya akses bandara sebanyak 4 akses jalan berdasarkan Kepemenhub 2019
(Mensalong - Tou Lumbis); diantaranya karena penurunan status bandara dari Pengumpul Tersier (PT) menjadi
Pengumpan (P) dan tidak dioperasikannya Bandara Temindung di Samarinda.
4. PKSN Kefamenanu di NTT belum terakses karena di 2015-2019
pembangunan jalan dialokasikan untuk mengakses PKSN Atambua dan
Terminal ALBN Kefamenanu yang berada diluar perbatasan. PKSN
Kefamenanu rencananya baru akan diakses di tahun 2023 setelah
pembangunan Sektor Barat NTT dan Akses PLBN Oepoli dan Napan
selesai dibangun;

Tabel Jumlah Simpul Transportasi


CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
99

TAHUN ANGGARAN 2019


Target Awal merupakan Target DIPA Status Juni 2019 dan Target Revisi merupakan Target DIPA Status Desember 2019

KINERJA THD KINERJA THD


SASARAN PROGRAM / IKP / TARGET TARGET TARGET TARGET
NO SAT REAL
IKK AWAL REVISI AWAL REVISI
(%) (%)

Sasaran Program: Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional 102,81 93,56

IKP 1: Tingkat Kemantapan Jalan Nasional

Indikator Kinerja Kegiatan

Preservasi Pemeliharaan Rutin


1 km 43.237,23 43.318,59 42.491,09 98,27 98,09
Jalan

Preservasi Rekonstruksi,
2 km 3.254,00 3.778,34 3.469,86 106,63 91,84
Rehabilitasi Jalan

3 Pelebaran Jalan Menuju Standar km 440,16 467,64 458,57 104,18 98,06

4 Preservasi Rutin Jembatan m 440.404,30 439.922,51 427.300,30 97,02 97,13

5 Preservasi Jembatan m 55.323,91 58.187,62 57.268,64 103,52 98,42

6 Penggantian Jembatan m 6.986,02 7.614,31 6.692,57 95,80 87,89

Lanjutan

KINERJA THD KINERJA THD


SASARAN PROGRAM / IKP / TARGET TARGET TARGET TARGET
NO SAT REAL
IKK AWAL REVISI AWAL REVISI
(%) (%)

Sasaran Program: Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional

IKP 2: Tingkat Aksesibilitas Jalan Nasional

Indikator Kinerja Kegiatan

Pembangunan Fly Over /


7 m 4.627,00 4.667,00 3.718,88 80,37 79,68
Underpass / Terowongan

8 Pelebaran Jalan Menambah Lajur km 42,67 43,67 42,50 99,61 97,33

9 Pemeliharaan Rutin Jalan Baru km 2.149,79 2.153,79 2.128,00 98,99 98,80

10 Pembangunan Jalan km 813,60 935,06 810,91 99,67 86,72

a. Pembangunan Jalan km 480,09 524,94 456,43

b. Non Pembangunan Jalan km 333,51 410,12 354,48

11 Pembangunan Jembatan m 20.172,56 21.413,90 18.563,97 92,03 86,69

a. Pembangunan Jembatan m 7.033,84 7.137,19 6.063,87

b. Pembangunan jembatan Gantung m 11.547,12 12.640,01 10.875,62

c. Non Pembangunan Jembatan m 1.591,60 1.636,70 1.624,48

Pembangunan Jalan Bebas


12 km 12,74 21,25 20,55 161,27 96,68
Hambatan

13 Dukungan Jalan Daerah* km 3,00 3,00 3,00 100,00 100,00

Keterangan: * belum termasuk penanganan ruas jalan daerah/non nasional melalui Diskresi Menteri

CAPAIAN
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
101 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 102

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata capaian kinerja untuk output fisik Direktorat Sesuai dengan Catatan Hasil Review Inspektorat Jenderal melalui Surat Inspektur
Jenderal Bina Marga tahun 2019 adalah 102,81% terhadap Target Awal (Status Juni Jenderal Nomor Pw 0105 – Ij / 1859 tanggal 18 November 2019 terkait usulan revisi
2019) dan 93,56% terhadap Target DIPA Revisi Akhir (Status Desember 2019). Hal penurunan volume pada output Preservasi Jembatan dan Penggantian Jembatan,
tersebut disebabkan oleh adanya penambahan volume target pada DIPA Revisi Akhir,
diusulkan sebagai berikut:
beberapa diantaranya adalah pada output Pembangunan Jalan, Pembangunan
Jembatan, dan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan.
SEMULA MENJADI KINERJA KINERJA THD
SASARAN PROGRAM / (DIPA (DIPA THD DIPA DIPA USULAN
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019 telah melaksanakan penanganan NO SAT SELISIH
IKP / IKK DES USULAN DES 2019 REVISI
2019) REVISI) (%) (%)
jalan daerah sesuai dengan Surat Menteri PUPR tanggal 29 November 2019 perihal
Penugasan Penanganan Ruas Jalan Daerah/Non Nasional dengan Pendanaan 1
Preservasi Rekonstruksi,
km 3.778,34 3.735,58 42,76 91,84 92,89
Rehabilitasi Jalan
APBN sepanjang 276,44 km (termasuk dengan 3,00 km yang terdapat pada output
Dukungan Jalan Daerah) dengan realisasi 261,57 km (termasuk dengan 3,00 km yang 3 Preservasi Jembatan m 58.187,62 57.651,12 536,50 98,42 99,34
terdapat pada output Dukungan Jalan Daerah) (jalan), 1.253 m dengan realisasi
4 Pembangunan Jalan km 916,32 906,52 9,80 86,56 87,50
911,60 m (jembatan), dan 12.640 m dengan realisasi 10.875,62 m (jembatan
gantung). Total alokasi anggaran Rp 2.783.183.464.000,- dengan realisasi Rp 5 Pembangunan Jembatan m 21.413,90 20.421,89 992,01 86,69 90,90

2.269.549.281.590.000,-. Penanganan jalan daerah melalui Diskresi Menteri tersebut Pembangunan Fly Over /
6 m 4.667,00 4.117,00 550,00 79,68 90,33
tersebar dalam output – output sesuai dengan jenis penanganannya (preservasi jalan Underpass / Terowongan

dan jembatan, pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan fly over/ underpass/ Tabel Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga terhadap Hasil Reviu Inspektorat Jenderal
terowongan).

Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengusulkan revisi penyesuaian target pada
Akan tetapi apabila output itu digabung sesuai dengan status kewenangan
beberapa output seperti rincian di atas, namun usulan tersebut tidak diproses lebih
penanganan, maka output tersebut bisa juga dimasukkan sebagai output untuk
Dukungan Jalan Daerah, sehingga output Dukungan Jalan Daerah secara tidak lanjut karena belum adanya data dukung berupa persetujuan Menteri Pekerjaan
langsung sudah mencapai 276,44 km dari target 414,00 km. Umum dan Perumahan Rakyat selaku Pengguna Anggaran (PA) di Kementerian
PUPR. Hal ini berakibat pada kinerja terhadap target revisi akhir menjadi lebih rendah
NO OUTPUT ALOKASI ANGGARAN (Rp) REALISASI ANGGARAN (Rp)
dari seharusnya.
1 Penanganan Jalan Nasional 43.225.257.638.000,00 38.056.522.491.960,00

2 Penanganan Jalan Daerah 1.579.097.406.000.00 1.498.465.818.800,00 Kemudian apabila capaian Indikator Kinerja Output Direktorat Jenderal Bina Marga

3 Penanganan Jembatan 656.952.725.000,00 298.623.966.280,00 Tahun 2019 yang tercantum pada Perjanjian Kinerja disesuaikan dengan Indikator

4 Penanganan Jembatan Gantung 547.133.333.000,00 472.459.496.510,00


Kinerja Output pada Reviu Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga tahun
2015-2019, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
TOTAL 46.008.441.102.000,00 40.326.071.773.550,00
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
103 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 104

Setelah mulai berlaku efektinya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012


KINERJA THD
TARGET REVIU
NO OUTPUT SAT
RENSTRA
REALISASI RENSTRA Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
(%)
Umum, dimana pembiayaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum
1 Jalan yang Terpelihara km 46.914,00 46.419,52 98,95 merupakan kewajiban Pemerintah dan didorong oleh Peraturan Presiden
2 Jalan yang Ditingkatkan km 103,00 46,22 44,88 Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional,
maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
3 Jembatan yang Dipelihara m 430.032,00 490.859,35 114,14
salah satu inisiator mengusulkan dibentuknya suatu Lembaga
4 Jembatan yang Ditingkatkan m 6.216,00 1.226,64 19,73
Pembiayaan Pengadaan Tanah. Maka pada tahun 2016 sesuai Perpres
5 Jalan yang Dibangun km 732,00 456,43 62,35 No. 102 Tahun 2016 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi
6 Jembatan yang Dibangun m 10.029,00 16.939,49 168,91 Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Dalam Rangka Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional, LMAN memperoleh tugas tambahan (additional
Panjang Jalan Bebas Hambatan
7 km 42,00 20,55 48,92
yang Dibangun special task) yaitu tugas merencanakan pendanaan dan pendayagunaan
8 Dukungan Jalan Daerah km 414,00 3,00 0,72 lahan landbank serta melakukan pembayaran ganti rugi pengadaan tanah
Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga terhadap Reviu Renstra untuk proyek-proyek dalam program-program prioritas/strategis nasional.
Tahun Anggaran 2019

Dalam kurun waktu tahun 2016-2019, LMAN telah mengalokasikan


Selain Capaian Indikator Kinerja Output Direktorat Jenderal Bina Marga tahun
sebesar ± 77 Triliun ( 2016 = 16 T, 2017 = 25 T, 2018 =18 T, dan 2019 = 18 T)
2019 yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja (PK) terdapat pula beberapa
capaian di luar Perjanjian Kinerja (PK) yang telah dilaksanakan oleh Direktorat khusus untuk pembiayaan pengadaan tanah dengan mekanisme dana

Jenderal Bina Marga, yaitu pelaksanaan pengadaan atau pembebasan lahan. talangan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terhadap 69 ruas jalan tol yang

Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina merupakan proyek strategis nasional. Sampai saat ini BUJT telah
Marga, antara lain: melaksanakan dana talangan sebesar ± 56 Triliun atau 72% dari total
alokasi LMAN. Dengan adanya skema dana talangan ini memungkinkan
a. Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Marga dengan Badan Usaha tercapainya target operasional jalan tol pada kurun waktu 2017-2019
Jalan Tol dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) antara lain Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol lainnya.
Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) merupakan Badan Layanan
Pada tahun 2019 terdapat 53 (lima puluh tiga) Nota Kesepahaman atau
Umum (BLU) yang secara kelembagaan didirikan pada tanggal 16
Desember 2015 dengan legalitas antara lain melalui PMK No. Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Pengatur Jalan Tol

219/PMK.01/2015 tanggal 07 Desember 2015 tentang Organisasi dan Tata (BPJT), Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan Badan Usaha

Kerja Lembaga Manajemen Aset Negara. Jalan Tol (BUJT) dengan alokasi senilai Rp 18.642.900.000.000.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
105 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 106

Nota Kesepahaman yang terlaksana antara lain untuk c. Rencana Pembangunan Jalan ByPass Bandara Internasional
Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Non Trans, Jalan Tol Lombok (BIL) - Mandalika
Jabodetabek, dan Jalan Tol Trans Sumatera.
Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
b. Pengembalian Dana Pengadaan Tanah Jalan Tol IX Mataram telah melaksanakan pengadaan tanah yang melewati 7 Desa
Sesuai dengan Surat Menteri Nomor KU.02.07-Mn/2257 tanggal 29 di Kecamatan Pujut yaitu Tanak Awu, Ketara, Sengkol, Segala Anyar,
November 2019 perihal Pengembalian Dana Pengadaan Tanah Pengengat, Mertak dan Sukadana. Kegiatan Pengadaan Tanah Jalan
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar dan Jalan Tol Pasuruan Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) – Mandalika terdiri dari tahap
– Probolinggo Sebelum Ditetapkan Sebagai PSN, Direktorat perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan Hak. Pengadaan
Jenderal Bina Marga perlu mengembalikan dana pengadaan tanah Tanah telah mulai dilaksanakan dari pertengahan tahun 2019 dan akan
sebelum PSN untuk ruas jalan tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar diselesaikan sampai pelepasan hak pada Desember 2019. Terdapat 639
dan jalan tol Pasuruan – Probolinggo senilai Rp 1.704.444.242.375,-. bidang tanah yang terdampak pembangunan jalan, dimana terdapat 613
Nilai alokasi tersebut mengacu pada Laporan Hasil Verifikasi (LHV) bidang milik warga, 19 bidang milik PT. BTDC (ITDC), 4 bidang milik PT.
BPKP dan telah ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Angkasa Pura I, 1 bidang milik SD 1 Tonjer, 1 bidang milik SMP 15 Pujut
dengan kronologi sebagai berikut: serta 1 bidang milik Kementerian PUPR (BWS). Berikut dokumentasi pada
setiap tahapan Pengadaan Tanah untuk pembangunan jalan Bypass
Ÿ Telah dilaksanakan pembayaran tahap I pada tanggal 11 Bandara Internasional Lombok.
Desember 2019 dengan nilai Rp 503.410.625.865,-
berdasarkan DIPA revisi ke 02 tanggal 2 Oktober 2019; Total nilai penggantian ganti rugi pengadaan tanah untuk pembangunan
jalan Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) – Mandalika
Ÿ Telah dilaksanakan pembayaran tahap II pada tanggal 16
terhadap 639 bidang tersebut sebesar Rp 358.928.290.865,-. Bidang
Desember 2019 dengan nilai Rp 552.430.883.469,-
tanah yang telah dibayarkan pada tahun 2019 sebesar Rp
berdasarkan DIPA revisi ke 04 tanggal 6 Desember 2019.
226.999.880.509,- dengan jumlah 556 bidang, sedangkan untuk sisa
Total pengembalian dana pengadaan tanah yang telah bidang yang belum dibayarkan akan diselesaikan pada tahun

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga senilai Rp anggaran 2020 senilai Rp 131.928.410.356,- untuk 83 bidang.
1.055.841.509.334,-, sehingga masih terdapat sisa pengembalian Untuk pelaksanaan Kontruksi akan dilaksanakan tahun 2020 sampai

dana pengadaan tanah yang belum dibayarkan senilai Rp dengan awal 2021 sebelum ajang serial MotoGP bulan September 2021

648.602.733.041,-. dilaksanakan.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
107 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 108

LUAS (M2) VE merupakan sebuah proses pembuatan keputusan berbasis tim multidisiplin
JUMLAH
NO DESA BIDANG / yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk mencapai best
PERSIL M2 Ha
value dari sebuah proyek namun tetap konsisten dengan kualitas dan kinerja yang
1 Sukadana 157 227,747 22,77 disyaratkan.

2 Mertak 50 74,995 7,50


FxP Dimana:
3 Pengengat 171 256,953 25,70
V=
C V : Value
F : Function
4 Segala Anyar 62 66,899 6,69 P : Performance
C : Cost
5 Sengkol 80 111,149 11,11

6 Ketara 85 121,548 12,15


Dalam pelaksanaan perannya di sektor jalan, Ditjen. Bina Marga secara tidak

7 Tanak Awu 34 77,447 7,74 sadar telah menerapkan VE pada tahap planning/programming, desain, dan
konstruksi namun belum terstruktur. Sebagai contoh dalam penyusunan desain
TOTAL 639 936,738 93,67
jembatan. Apa yang merupakan fungsi jembatan tersebut? Menyalurkan barang,
jasa, orang, dari titik A ke titik B. Dengan VE, akan muncul banyak opsi pilihan jenis
d. Pelaksanaan Value Engineering (VE) Tahun 2019 di Lingkungan jembatan: jembatan biasa, suspension, cable stayed, dan lain-lain. Dalam proses
Direktorat Jenderal Bina Marga penentuan opsi tersebut, akan ditemukan jenis desain yang memiliki value paling
besar.
Value Engineering (VE) merupakan salah satu aktivitas yang
tertuang dalam Project Administration Manual (PAM) ADB Loan
3455-INO untuk mendukung tercapainya Output 2 : Strengthened
Capacity of MPWH in Public Investment Management. VE dalam
kegiatan ESP Ditjen. Bina Marga akan dilakukan oleh Tenaga Ahli
VE dibawah Project Management Consultant (PMC).

Bundaran
Patung Sapi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
109 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 110

Untuk mengaplikasikan peran Value Engineering (VE) di dalam penyelenggaran e. Peningkatan Quantity Surveyor (QS) Tahun 2019 di Lingkungan
jalan, maka disusun rencana program Value Engineering (VE) di Ditjen Bina Marga Direktorat Jenderal Bina Marga
sebagai berikut:
Seiring perkembangan jasa konstruksi Indonesia dalam beberapa tahun

2018 terakhir terdapat peningkatan kebutuhan kompetensi profesi disemua bidang

Ÿ Pengenalan VE di Ditjen Bina Marga melalui ESP dalam hal ini khususnya terhadap kualitas dan kompetensi Quantity Surveyor
Ÿ Pelatihan VE Level 1 #1 untuk Bina Marga, Konsultan, (QS). Banyaknya keluhan dari pihak Jasa Konstruksi terkait standar dan
HAVEI, dan Akademisi/Politeknik kompetensi Quantity Surveyor (QS) yang dirasa belum maksimal dalam
memahami keilmuan QS itu sendiri. Hal ini dapat dikatakan akibat belum
2019 adanya bidang studi “Quantity Surveying” di perguruan tinggi/ Universitas di
Ÿ Pengenalan VE di Ditjen Bina Marga Lanjutan
Indonesia sehingga para praktisi QS di Indonesia umumnya di jalankan oleh
Ÿ Pelatihan VE Level 2 #1 dan Level 1 #2,3,4 untuk Ditjen kelulusan dari latar belakang jurusan non – QS dengan pemahaman dan
Bina Marga, Konsultan, HAVEI, dan Akademisi/Politeknik
aplikasi sebagai praktisi QS yang berbeda – beda.
Ÿ Ujicoba VE pada proyek PPC 4 ESP
Ÿ Ujicoba VE pada 2 proyek diluar PPC ESP
Praktisi QS yang ada saat ini belum tentu memahami dalam menerapkan ke-
Ÿ Konsep Surat Edaran penggunaan VE pada penyusunan
ilmuan QS yang dipahami dengan Peraturan yang berlaku di Indonesia
DED
terutama untuk proyek-proyek Nasional yang akan diaudit oleh Badan Audit
2020 Negara seperti BPK dan BPKP sehingga hal ini menimbulkan banyak
Ÿ Pengenalan VE di Ditjen Bina Marga Lanjutan permasalahan pada pengelolaan kontrak konstruksi dan tidak jarang berujung
Ÿ Ujicoba VE pada proyek PPC ESP lainnya dispute dan penyelesaian di Pengadilan/BANI. Dengan tingginya kegiatan
Ÿ Surat Edaran Penggunaan VE pada pekerjaan DED pembangunan industri konstruksi menjadi semakin penting untuk Pemerintah
Ÿ Penerapan VE di seluruh Satker P2JN untuk pekerjaan menerapkan standar kompetensi Quantity Surveying yang berkualitas untuk
DED
mengawal anggaran proyek dalam penggunaan anggaran keuangan negara

Sampai dengan saat ini Direktorat Jenderal Bina Marga telah memiliki 42 orang yang dapat dipertanggungjawabkan

yang sudah memiliki pelatihan VE. Dari jumlah tersebut, 17 orang akan dilanjutkan
untuk mendapat sertifikat Internasional.
Bundaran
Patung Sapi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
111 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 112

Peran QS dalam Project Life Cycle - Assessment of Project Pelatihan Quantity Surveyor (QS) di lingkungan Direktorat Jenderal
Replacement
- Expert Evidence in Bina Marga tahun 2019
Arbitration & Mediation
- Advise on Selection of - Represent Client in
Contract Issues
Contractor
- Evaluation of Life Cycle
Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga bekerjasama dengan
- Preliminary Cost Advise - Preparation of Expenditure
- Project Feasibility Study Statements
- Cost Planning & Budget - Technical Auditing Badan Pengelola Sumber Daya Manusia melaksanakan pelatihan Quantity
Establishment
Surveyor (QS) dengan fokus terhadap Awareness Program selama 2 (dua)
hari untuk 2 (dua) batch dan diikuti oleh para Satuan Kerja sebagai peserta.
Feasibility Design Tender Construction
Others
Hari pertama adalah pelatihan untuk Satuan Kerja Wilayah Barat, sedangkan
Study Stage Stage Stage
hari kedua adalah pelatihan untuk Satuan Kerja Wilayah Timur.

Selain itu, ada pula pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Pengelola
- Budgetary Cost Control - Contract Documentation
- Advise on Contractual - Project Control Sumber Daya Manusia selama 2 (dua) hari dan dibagi menjadi 3 (tiga) batch.
- Method and Tendering - Interim Payment
Procedures - Evaluation of Variation
Topik pembahasannya dibagi per hari, yaitu hari pertama tentang Administrasi
Kontrak dan pada hari kedua tentang Standar Pengukuran untuk Pekerjaan
Civil.
Kemudian terdapat evaluasi permasalahan umum pada pelaksanaan proyek di
lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, antara lain:
Sampai dengan saat ini sudah dilakukan pelatihan QS kepada 81 orang

Evaluasi Permasalahan Umum di Proyek pegawai Direktorat Jenderal Bina Marga. Kedepannya pelatihan ini akan
dilanjutkan untuk menghasilkan adanya ahlinya QS bersertifikasi di setiap
ANGGARAN
NILAI
Klaim dari Pihak Kontraktor Provinsi.
PROYEK yang dibenarkan secara hukum

EVALUASI
PERMASALAHAN Manajemen Desain/Informasi
PERUBAHAN
PEKERJAAN pada proses lelang terkait item
UMUM pekerjaan yang kurang maksimal
DI PROYEK

Kurangnya pemahaman Kontrak


PEMAHAMAN Konstruksi yang mengakibatkan
KONTRAK
proses pelaksanaan Kontrak pada
KONSTRUKSI
saat pelaksanaan kurang efektif
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
113 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 114

4.2. Perbandingan Kinerja Organisasi Hingga akhir tahun 2017, Ditjen Bina Marga telah meningkatkan nilai
konektivitas mencapai 75,98% melebihi sasaran tahun 2017 sebesar
75%. Faktor utama terealisasinya sasaran konektivitas pada akhir tahun
Tahun 2019 adalah tahun kelima atau tahun terakhir dalam periode Rencana
2017 adalah fokus Ditjen Bina Marga dalam mengembangkan koridor –
Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga 2015-2019. Berdasarkan hasil review
koridor baru di kawasan terluar dan tertinggal Indonesia seperti di
keterkaitan antara sasaran program Ditjen Bina Marga dengan sasaran strategis
kawasan perbatasan Kalimantan, kawasan perbatasan NTT, kawasan
Kementerian PUPR, diperlukan penyempurnaan sasaran program yang lebih tepat
perbatasan Papua, dan jalur Trans Papua. Pengembangan jalan baru
untuk mendukung pencapaian sasaran strategis. Pada akhir tahun 2018 Direktorat
pada kawasan tersebut diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
Jenderal Bina Marga menyempurnakan sasaran-sasarannya melalui
masyarakat, tingkat perekonomian regional dan pemerataan
diterbitkannya Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2015 – 2019.
kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.
Perbandingan kinerja Sasaran Strategis dan Sasaran Program dapat dilihat pada
tabel berikut:
2018 2019
INDIKATOR KINERJA
SAT
INDIKATOR 2015 2016 2017 SASARAN STRATEGIS
TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA
KINERJA
SAT
SASARAN
STRATEGIS TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA Sasaran Strategis: Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing

Sasaran Strategis: Meningkatnya Dukungan Konektivitas Bagi Penguatan Daya Saing Tingkat Dukungan
Konektivitas Jalan % 89,7 89,7 100 94,1 90,49 96
Tingkat Dukungan Nasional
Konektivitas Jalan % 73 74,5 102 74 75,35 102 75 75,98 101
Nasional
Capaian Tingkat Konektivitas Jalan Nasional 2018 - 2019
Capaian Tingkat Konektivitas Jalan Nasional 2015 - 2017
Mulai tahun 2018 terjadi perubahan jumlah simpul transportasi Bandara dan
Konektivitas yang memadai disadari menjadi salah satu penentu meningkatnya Terminal Bus Tipe A yang telah diakses menyesuaikan dengan perubahan hirarki
daya saing logistik Indonesia di kancah internasional. Konektivitas yang baik dari simpul transportasi berdasarkan Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019
ditandai dengan terhubungnya Pusat - Pusat Kegiatan berskala Nasional secara tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan Kepmenhub No. KM 109 Tahun
sempurna dan tanpa hambatan. Mengacu pada RPJMN, ditargetkan hingga akhir 2019 tentang Penetapan Lokasi Terminal Tipe A, sehingga jumlah simpul
tahun 2019 Ditjen Bina Marga dapat meningkatkan konektivitas utama hingga 77%. transportasi bandara dan terminal bus tipe A yang sebelumnya berjumlah 186
Nilai konektivitas tersebut ditentukan berdasarkan persentase panjang jalan meningkat menjadi 197 dengan perbandingan jumlah simpul transportasi yang
nasional yang telah menghubungkan pusat – pusat kegiatan dibagi dengan sudah terakses tidak berbeda signifikan. Berkurangnya akses bandara sebanyak
rencana panjang jalan nasional yang akan menghubungkan seluruh pusat
4 akses jalan berdasarkan Kepemenhub 2019 diantaranya karena penurunan
kegiatan.
status bandara dari Pengumpul Tersier (PT) menjadi Pengumpan (P) dan tidak
dioperasikannya Bandara Temindung di Samarinda.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
115 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 116

INDIKATOR 2015 2016 2017


KINERJA
SAT
SASARAN
STRATEGIS TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA

Namun demikian, penurunan waktu tempuh tersebut sulit dilaksanakan


Sasaran Program: Menurunnya Waktu Tempuh pada Koridor Utama
apabila hanya mengandalkan kinerja Ditjen Bina Marga saja. Fungsi jalan
Waktu Jam/
Tempuh pada 100 2,7 2,7 100 2,6 2,64 98 2,5 2,56 98
arteri primer seringkali terganggu akibat adanya kegiatan masyarakat di
Koridor Utama km
tepi jalan seperti pasar tumpah, parkir liar, rumah makan, pertokoan, dll.
Ditjen Bina Marga tidak memiliki kewenangan untuk menertibkan kegiatan
Capaian Waktu Tempuh Pada Koridor Utama Tahun 2015 - 2017
masyarakat tersebut karena kewenangan penertiban berada pada
Sesuai dengan hasil kajian IndII pada tahun 2014, waktu tempuh perjalanan di pemerintah daerah setempat. Rencana Pembangunan jalan bebas
koridor utama transportasi darat Indonesia (lintas timur Sumatera dan lintas Pantai hambatan yang ditujukan sebagai alternatif jalan arteri primer untuk lalu
Utara Jawa) mencapai 2,7 jam/100 km. Sementara itu, waktu tempuh perjalanan lintas menerus dengan pengendalian akses masuk juga perlu dipercepat
dengan jarak yang sama (100 km) di kawasan regional seperti Malaysia, Singapura, pelaksanaannya terutama di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Namun,
dan Thailand hanya 1,5-2 jam perjalanan. Dengan kata lain, kecepatan rata-rata selain konsep jalan tol sebagai alternatif untuk jalan arteri perlu
kendaraan antar kota di Indonesia hanya ± 35 km/ jam, sedangkan kecepatan rata- ditambahkan rancangan konsep jaringan jalan berkinerja tinggi sebagai
rata kendaraan antar kota di negara tetangga mencapai ±60 km/jam. Hal tersebut tulang punggung bagi logistik angkutan darat.
menunjukkan rendahnya kinerja sistem transportasi dan logistik di Indonesia
dibandingkan negara lain di kawasan regional yang sama. Oleh karena itu, sesuai INDIKATOR 2015 2016 2017
KINERJA
dengan RPJMN 2015 - 2019, Pemerintah menargetkan agar waktu tempuh SAT
SASARAN
STRATEGIS TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA
perjalanan pada koridor utama di akhir tahun 2019 dapat mencapai 2,2 jam/100 km
(kecepatan rata-rata ±45 km/jam). Sasaran Program: Meningkatnya Pelayanan Jalan Nasional

Tingkat
Milyar
Penggunaan
Pada akhir tahun 2017 waktu tempuh perjalanan pada koridor utama masih pada Jalan
Kend. 101 102 101 116 117,13 101 122 134,86 132
Km
Nasional
angka 2,56 jam/100 km, belum dapat melampaui sasaran sebesar 2,5 jam/100
km. Ditjen Bina Marga terus berupaya untuk menjaga kondisi jalan nasional pada Capaian Tingkat Penggunaan Jalan Nasional Tahun 2015-2017

koridor utama tetap prima, meningkatkan kapasitas jalan nasional pada ruas – ruas
Salah satu indikator semakin baiknya kualitas layanan jalan nasional adalah
dengan lalu lintas padat, membangun by-pass serta perlintasan tak sebidang (fly over
berdasarkan tingkat penggunaan jalan nasional. Sesuai dengan Reviu Renstra
/ underpass) termasuk pada perlintasan sebidang jalur kereta api.
Ditjen Bina Marga, pada akhir tahun 2019, besarnya penggunaan jalan nasional
ditargetkan mencapai 133 milyar kendaraan km.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
117 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 118

Hingga akhir tahun 2017, penggunaan jalan nasional telah mencapai 134,86
milyar kendaraan km melebihi sasaran renstra di akhir tahun 2019. Penjualan mobil di Pada akhir tahun 2017, Ditjen Bina Marga baru dapat memberikan
Indonesia saat ini tertinggi di ASEAN mencapai 32,32% dari seluruh penjualan mobil fasilitasi terhadap jalan daerah sebesar 17% dari target 50%. Bentuk
di kawasan ASEAN (katadata.co.id, 2018). Rata – rata pertumbuhan kendaraan fasilitasi terhadap jalan daerah sementara ini berupa bantuan penanganan
bermotor dalam lima tahun terakhir mencapai ± 8%/per tahun (Polri, 2016). kerusakan jalan agar kondisinya kembali mantap. Walaupun demikian
mengingat terbatasnya kewenangan Ditjen Bina Marga pada penanganan
jalan daerah, bentuk fasilitasi yang ideal saat ini masih dirumuskan bersama
INDIKATOR 2015 2016 2017 dengan para stakeholder.
KINERJA
SAT
SASARAN
PROGRAM TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA
Berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Sasaran Program: Meningkatnya Fasilitasi terhadap Jalan Daerah untuk Mendukung Kawasan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5
Tingkat
Fasilitasi Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana
terhadap Jalan
% - - - 25 14 56 50 17 34
Daerah untuk Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015 – 2019, Sasaran
Mendukung
Kawasan Strategis Kementerian adalah kondisi yang akan dicapai secara nyata oleh
Capaian Tingkat Fasilitasi Jalan Daerah Tahun 2015-2017 Kementerian/Lembaga yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya hasil (outcome) satu atau beberapa program, sedangkan Sasaran
Peningkatan kondisi jalan daerah menjadi salah satu perhatian utama Program adalah hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka
Kementerian PUPR. Total panjang jalan daerah mencakup 91% dari total panjang pencapaian sasaran strategis Kementerian/Lembaga yang mencerminkan
jaringan jalan di Indonesia dan melayani sekitar 52% dari total kilometer kendaraan. berfungsinya keluaran (output).
Namun kondisi kemantapan rata-rata jalan daerah masih rendah yaitu hanya 68%
untuk jalan provinsi mantap dan hanya 59% mantap untuk jalan kabupaten/kota. Jalan Mengacu pada definisi di atas, karakteristik Sasaran Program Ditjen Bina
daerah merupakan bagian penting dari jaringan jalan yang dapat berfungsi untuk Marga sebagaimana tercantum pada dokumen Rencana Strategis
membantu peningkatan kinerja jaringan jalan nasional karena menghubungkan pusat Kementerian PUPR 2015 – 2019 lebih mendekati definisi Sasaran Strategis.
kegiatan lokal dengan pusat kegiatan nasional. Menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan pelayanan/penggunaan jalan
nasional merupakan outcome dari program – program Ditjen Bina Marga
selama ini.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
119 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 120

Namun demikian penurunan waktu tempuh dan peningkatan penggunaan jalan


2018 2019
nasional bukan hanya outcome dari program Ditjen Bina Marga saja namun agregat INDIKATOR KINERJA
SAT
SASARAN STRATEGIS
TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
dari outcome program – program instansi di luar Kementerian PUPR seperti program
Sasaran Program: Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional
pengembangan transportasi multimoda di Kementerian Perhubungan dan program
penertiban ruang pengawasan jalan oleh Pemerintah Daerah. Sementara itu Sasaran Tingkat Kemantapan
% 91,5 91,9 100 98 92,81 95
Jalan Nasional
Strategis Ditjen Bina Marga untuk meningkatkan kemantapan jalan nasional lebih
mendekati karakteristik Sasaran Program yang menekankan pada keluaran (output). Capaian Tingkat Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2018 - 2019

Agar program penyelenggaraan jalan nasional Ditjen Bina Marga lebih tepat Pada saat terjadi Reviu Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2015 –
mendukung sasaran pembangunan nasional 2015 – 2019, maka terjadi 2019 pada tahun 2018, terjadi penurunan target kemantapan tahun 2018
penyempurnaan pada sasaran strategis dan sasaran program Direktorat Jenderal dari Renstra semula 97% menjadi 91,5%. Adanya keterbatasan anggaran
Bina Marga. mengakibatkan perlunya strategi khusus dalam pemeliharaan jalan
nasional. Target kemantapan jalan di tahun 2019 sebesar 98% menjadi
INDIKATOR
KINERJA
2015 2016 2017 tidak realistis karena dalam pelaksanaannya terdapat banyak program
SAT
SASARAN
STRATEGIS TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA TARGET REAL KINERJA rekonstruksi jalan yang tidak tepat sasaran.

Sasaran Strategis: Meningkatnya Kemantapan Jalan Nasional


2018 2019
INDIKATOR KINERJA
SAT
Tingkat SASARAN STRATEGIS
Kemantapan TARGET REALISASI KINERJA TARGET REALISASI KINERJA
% 86 89,36 104 91 89,38 98 94 90,35 96
Jalan
Nasional Sasaran Program: Meningkatnya Kemantapan dan Aksesibilitas Jalan Nasional

Capaian Tingkat Kemantapan Jalan Nasional Tahun 2015-2017


Tingkat Kemantapan
% 91,5 91,9 100 98 92,81 95
Jalan Nasional

Selama kurun waktu 2015 – 2017, Ditjen Bina Marga telah merekonstruksi 3.700 Tingkat Aksesibilitas
% 87 86,41 99 88,3 87 99
Jalan Nasional
km jalan nasional dan merehabilitasi 2.674 km jalan nasional. Kondisi jaringan jalan
nasional yang sebelumnya hanya 86% mantap pada saat baseline tahun 2015 Capaian Sasaran Program Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2018 - 2019

berhasil meningkat menjadi 90,4% mantap pada akhir tahun 2017. Walaupun Kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Bina Marga saat ini sangat terkait dengan
demikian, capaian tersebut belum dapat menyamai target renstra yang seharusnya kemantapan jalan nasional dan aksesibilitas wilayah. Kegiatan preservasi jalan dan
sudah mencapai 94% mantap pada akhir tahun 2017 sehingga terdapat deviasi jembatan meningkatkan kemantapan jalan nasional, sedangkan kegiatan pelebaran
sebesar -3,6% mantap. dan pembangunan jalan dan jembatan meningkatkan aksesibilitas suatu wilayah.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
121 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 122

Agregasi dari kemantapan dan aksesibilitas akan meningkatkan konektivitas antar Direktorat Jenderal Bina Marga bertanggungjawab dalam program
pusat pertumbuhan kawasan di Indonesia. penyelenggaraan jalan nasional. Dari tahun ke tahun, terdapat beberapa
indikator kinerja output yang identic yaitu output-output fisik yang menjadi
Pada tahun 2019 Direktorat jenderal Bina Marga tidak dapat mencapai target core bussiness Direktorat Jenderal Bina Marga. Capaian kinerja Direktorat
kemantapan dan aksesibilitas jalan nasional. Hal ini disebabkan karena: Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, didapatkan dengan dibandingkan
1. Program rekonstruksi jalan yang tidak tepat sasaran; terhadap Target Perjanjian Kinerja Revisi pada Juni 2019. Adapun
perbandingan capaian kinerja dari output-output tersebut dalam 5 tahun
2. Alokasi anggaran yang digunakan diluar kewenangan Direktorat Jenderal
Bina Marga, antara lain pembangunan jembatan gantung dan pemberian dana terakhir, sebagai berikut:
untuk pemda berprestasi;

3. Kelalaian dalam penanganan pemeliharaan ruas dalam kondisi sedang;


4.2.1. Panjang Jalan yang Terpelihara
4. Bencana alam dan longsoran mengakibatkan tingkat kemantapan berkurang;

5. Belum terselesaikannya pembangunan jalan yang menghubungkan beberapa


pusat kegiatan; 106,76

6. Perubahan jumlah simpul transportasi Bandara dan Terminal Bus Tipe A yang
telah diakses menyesuaikan dengan perubahan hirarki dari simpul 101,11

transportasi berdasarkan Kepmenhub No. KM 166 Tahun 2019 tentang 98,91

Tatanan Kebandarudaraan Nasional dan Kepmenhub No. KM 109 Tahun 2019


tentang Penetapan Lokasi Terminal Tipe A, sehingga jumlah simpul 93,92
transportasi bandara dan terminal bus tipe A yang sebelumnya berjumlah 186
90,85
meningkat menjadi 197 dengan perbandingan jumlah simpul transportasi
yang sudah terakses tidak berbeda signifikan. 2015 2016 2017 2018 2019

Kinerja pada output Panjang Jalan yang Terpelihara pada tahun 2019 sebesar
98,91% atau lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
123 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 124

4.2.2. Panjang Jalan yang Ditingkatkan 4.2.4. Panjang Jembatan yang Ditingkatkan

100,48 100,03
97,61 97,73 96,93

86,46 86,46 85,17

77,43

2015 2016 2017 2018 2019

43,84
Kinerja pada output Panjang Jembatan yang Ditingkatkan pada tahun 2019
sebesar 96,93% atau lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018.
2015 2016 2017 2018 2019

Kinerja pada output Panjang Jalan yang Ditingkatkan pada tahun 2019
sebesar 97,73% atau lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018.
4.2.5. Panjang Jalan yang Dibangun

109,22
105,15
4.2.3. Panjang Jembatan yang Dipelihara 99,64
95,08

103,89
99,28 97,88 97,73
63,09
84,86

2015 2016 2017 2018 2019


2015 2016 2017 2018 2019

Kinerja pada output Panjang Jembatan yang Terpelihara pada tahun 2019
sebesar 97,73% atau lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018. Kinerja pada output Panjang Jalan yang Dibangun pada tahun 2019 sebesar
95,08% lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini dikarenakan terdapat
kendala pekerjaan di lapangan khususnya pada beberapa paket pekerjaan seperti di
Provinsi Kalimantan, yaitu Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayam/Entikong – Rasau
2 (MYC) dan Peningkatan Jalan Rasau – Jasa – Sei Kelik.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
125 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 126

Selain itu ada pula kendala pada keterlambatan proses kontrak yang dilakukan
pada paket-paket Pembangunan Jalan. Hal ini menyebabkan tidak dapat
diselesaikannya paket pekerjaan hingga akhir tahun 2019. Meskipun para penyedia Kinerja pada output Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun pada tahun
jasa memiliki komitmen untuk menyelesaikan pada masa denda. 2019 sebesar 161,27% lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal
tersebut dikarenakan terjadi percepatan penyelesaian Jalan Bebas Hambatan di
tahun 2019.
4.2.6. Panjang Jembatan yang Dibangun

109,53
4.2.8. Panjang Jalan Daerah yang Mendapat Dukungan
100,34 100,05

91,17
85,40
98,71 100,00 100,00

2015 2016 2017 2018 2019

Kinerja pada output Panjang Jembatan yang Dibangun pada tahun 2019 sebesar
57,82
91,17% atau lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun 2018. Hal ini dikarenakan
memang ada kendala pada pekerjaan Pembangunan Jembatan, yang salah satunya
pada Pembangunan Jembatan di Perbatasan Kalimantan yaitu pada paket
Pembangunan Jembatan Semi Permanen Paralel Perbatasan.

0,00
4.2.7. Panjang Jalan Bebas Hambatan yang Dibangun 2015

2015 2016 2017 2018 2019


161,27

Kinerja pada output Dukungan Jalan Daerah pada tahun 2019 sebesar 100%
130,11
dikarenakan memang tidak terdapat kendala yang menghambat pekerjaan di
lapangan.
98,98

63,24
54,27

2015 2016 2017 2018 2019


127

CAPAIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL


BINA MARGA TERHADAP REVIU RENSTRA 2015-2019
REALISASI
TARGET
SASARAN PROGRAM / IKP CAPAIAN
NO SAT REVIU KET
/ IKK 2015-2019
RENSTRA
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun Anggaran 2019

Panjang Jalan yang


1 km 47.017,00 35.437,28 45.715,38 46.572,79 44.749,32 46.419,52 47.017,00 tercapai
Terpelihara

Panjang Jembatan yang


2 m 445.875,00 354.421,00 382.773,47 488.709,12 486.737,39 490.859,35 445.875,00 tercapai
Terpelihara

Panjang Jalan yang tidak


3 km 3.334,00 1.928,83 1.176,78 66,50 58,88 46,22 3.277,21
Ditingkatkan tercapai
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga

Panjang Jembatan yang tidak


4 m 19.953,00 8.084,00 4.004,60 714,00 1.038,99 1.226,64 15.068,23
Ditingkatkan tercapai

Panjang Jalan yang tidak


5 km 4.185,00 1.286,00 559,00 775,59 766,36 456,43 3.843,38
Dibangun tercapai

- Pembangunan Jalan km 1.108,76 559,00 724,37 766,36 456,43

- Non Pembangunan km 177,24 0,00 51,22 2.509,20 354,48

- Pemeliharaan Rutin Jalan


km 2.128,00
Baru

REALISASI
TARGET
SASARAN PROGRAM / IKP CAPAIAN
NO SAT REVIU KET
/ IKK 2015-2019
RENSTRA
2015 2016 2017 2018 2019

Panjang Jembatan yang


6 m 49.827,00 7.970,00 6.982,00 9.473,00 16.638,06 16.939,49 58.002,55 tercapai
Dibangun

- Pembangunan Jembatan m 6.354,00 5.665,00 8.490,00 9.071,30 6.063,87

- Pembangunan Jembatan
m 812,00 720,00 854,00 7.566,76 10.875,62
Gantung

- Non Pembangunan m 804,00 597,00 129,00 224,04 1.624,48

Panjang Jalan Bebas


7 km 1.000 132,35 43,69 156,60 451,06 516,00 1.298,49 tercapai
Hambatan yang Dibangun

- Pemerintah km 20,87 15,71 27,96 30,13 20,55 115,53

- Swasta km 132,35 43,69 156,60 451,06 516,00 1.298,49

tidak
8 Dukungan Jalan Daerah km 500 0,00 74,37 6,91 11,00 3,00 95,28
tercapai
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Anggaran 2019

Angka Capaian 2015-2019 Pembangunan Jalan dan Jembatan merupakan total keseluruhan dari kegiatan
pada output tersebut (termasuk non pembangunan) pada 2015-2017 dan hanya pembangunan saja pada
tahun 2018-2019 (untuk jembatan, termasuk jembatan gantung)
128
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
129 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 130

CAPAIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


TAHUN ANGGARAN 2019 (PER UNIT KERJA)
KINERJA
KINERJA THD
PAGU REVISI THD PK
NO UNIT KERJA PAGU PK REVISI REALISASI REVISI AKHIR
AKHIR REVISI
(%)
(%)

1 PUSAT 2.000.814.600,00 2.657.151.108,00 2.235.181.975,06 111,71 84,12

2 BPJN I ACEH 853.562.449,00 1.112.562.257,00 1.071.310.289,99 125,51 96,29

3 BBPJN II MEDAN 2.920.287.746,00 2.934.356.430,00 2.851.567.158,00 97,65 97,18

4 BPJN III PADANG 1.803.775.299,00 1.636.180.979,00 1.433.010.859,67 79,45 87,58

5 BPJN IV JAMBI 1.541.048.485,00 1.536.968.317,00 1.475.451.947,74 95,74 96,00

4.3. Realisasi Anggaran 6 BBPJN V PALEMBANG 1.972.009.703,00 1.311.331.974,00 921.129.027,00 46,71 70,24

7 BBPJN VI JAKARTA 4.329.770.614,00 5.537.250.453,00 5.016.855.869,88 115,87 90,60

Salah satu sumber daya dari suatu organisasi 8 BBPJN VII SEMARANG 3.820.310.349,00 3.562.825.090,00 3.057.562.512.64 80,03 85,82

adalah sumber daya keuangan. Pada tahun 2019, 9 BBPJN VIII SURABAYA 2.970.331.990,00 2.886.216.880,00 2.438.993.303,00 82,11 84,50

seperti yang dijelaskan pada BAB III, Direktorat 10 BPJN IX MATARAM 642.690.651,00 836.685.608,00 751.561.927,00 116,94 89,83

Jenderal Bina Marga mendapatkan alokasi dana 11 BPJN X KUPANG 1.267.543.741,00 1.562.721.529,00 1.440.710.798,00 113,66 92,19

pada DIPA Awal Rp 43.987.177.884.000,-, 12 BBPJN XI BANJARMASIN 2.121.333.037,00 2.228.423.459,00 2.017.947.315,00 95,13 90,55

dimana kemudian setelah adanya penambahan 13 BPJN XII BALIKPAPAN 3.438.055.645,00 3.516.950.089,00 2.826.698.993,00 82,22 80,37

melalui PHLN dan SBSN alokasi dana Direktorat 14 BBPJN XIII MAKASSAR 1.358.146.517,00 1.358.021.994,00 1.231.663.510,55 90,69 90,70

Jenderal Bina Marga pada DIPA Revisi Terakhir 15 BPJN XIV PALU 1.242.520.283,00 1.197.007.780,00 1.020.399.086,14 82,12 85,25

Rp 46.008.441.101.000,- dengan realisasi 16 BPJN XV MANADO 1.698.353.562,00 1.805.034.358,00 1.751.550.422,00 103,13 97,04

sebesar Rp 40.326.071.773.550,-. 17 BPJN XVI AMBON 1.817.587.530,00 1.793.475.923,00 1.734.849.371,86 95,45 96,73

18 BPJN XVII MANOKWARI 1.599.003.297,00 1.901.390.870,00 1.677.601.979,00 104,92 88,23

Berikut disampaikan rekapitulasi progres 19 BBPJN XVIII JAYAPURA 2.668.657.521,00 2.646.026.167,00 2.224.016.564,10 83,34 84,05

keuangan tahun 2019 per unit kerja di lingkungan 20 BPJN XIX LAMPUNG 1.172.426.178,00 1.153.500.649,00 1.142.022.284,00 97,41 99,00

Direktorat Jenderal Bina Marga berdasarkan data 21 BPJN XX PONTIANAK 1.262.239.790,00 1.220.756.642,00 942.007.747,18 74,63 77,17

22 BPJN XXI KENDARI 714.588.963,00 675.305.204,00 510.865.303,75 71,49 75,65


E-monitoring Online per 10 Januari 2019
23 BPJN XXII MERAUKE 772.119.934,00 938.297.341,00 553.113.529,00 71,64 58,95

TOTAL DJBM 43.987.177.884,00 46.008.441.101,00 40.326.071.773.55 91,68 87,65


Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
131 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 132

CAPAIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Anggaran PK Revisi merupakan Target DIPA Status Juni 2019 dan Anggaran Revisi Akhir merupakan Target DIPA Status Desember 2019 4.4. Paket Strategis Nasional

Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui


pengembangan infrastruktur di Indonesia, Pemerintah melakukan upaya
percepatan proyek-proyek yang dianggap strategis dan memiliki urgensi
tinggi untuk dapat direalisasikan dalam kurun waktu yang singkat. Upaya
percepatan itu diejawantahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun
2018, Paket Strategis yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden (KSP), Paket
Dukungan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Direktif
Presiden/Diskresi Menteri, dan adanya tambahan Pendanaan melalui SBSN
TAHUN ANGGARAN 2019 (PER OUTPUT)

(Surat Berharga Syariah Negara).

Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga melaksanakan upaya


dalam percepatan pembangunan infrastruktur dengan pekerjaan sebagai
berikut:

1. Dukungan terhadap Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018

Pada Tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga melaksanakan


pekerjaan yang mendukung Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.
Dukungan tersebut berupa Penanganan Jalan Penghubung Gorontalo –
Manado, Penanganan Jalan Lingkar Morotai, Penanganan Jalan Trans
Maluku, dan Penanganan Jalan Penghubung Palu – Parigi.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
133 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 134

Ÿ Penanganan Jalan Penghubung Gorontalo – Manado - Preservasi Jalan Girian – Kema – Rumbia – Buyat

Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan penanganan Preservasi Jalan Girian – Kema – Rumbia – Buyat merupakan
jalan penghubung Gorontalo – Manado sepanjang 1.545,91 km dengan penanganan dengan panjang jalan sepanjang 129,61 km dan
anggaran Rp 422.579.694.000,-. Realisasi fisik pelaksanaan penanganan jalan penanganan jembatan sepanjang 1.122,1 m. Pagu anggaran yang
penghubung Gorontalo – Manado sebesar 99,99% dan realisasi anggaran dibutuhkan sebesar Rp 16.486.666.000,- dengan tanggal kontrak 20
sebesar 98,13% atau Rp 414.660.895.460,-. Paket pekerjaan fisik yang Maret 2019. Realisasi fisik paket Preservasi Jalan Girian – Kema –
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya: Rumbia – Buyat sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100%
atau Rp 16.486.666.000,-.
- Preservasi Jalan Buyat – Molobog – Onggunoi
Ÿ Penanganan Jalan Penghubung Palu - Parigi
Preservasi Jalan Buyat – Molobog – Onggunoi merupakan penanganan
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan
dengan panjang jalan sepanjang 84,27 km dan panjang jembatan sepanjang
penanganan jalan penghubung Palu - Parigi sepanjang 138,59 km dengan
424,00 m. Pagu anggaran yang dibutuhkan untuk paket pekerjaan ini
anggaran Rp 249.821.833.000,-. Realisasi fisik pelaksanaan penanganan
sebesar Rp 26.070.478.000,- dengan tanggal kontrak 19 Maret 2019.
jalan penghubung Palu - Parigi sebesar 99,42% dan realisasi anggaran
Realisasi fisik paket Preservasi Jalan Buyat – Molobog – Onggunoi sebesar
sebesar 77,11% atau Rp 192.647.073.920,-. Paket pekerjaan fisik yang
100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp 26.070.478.000,-.
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya:

- Peningkatan Jalan Pelebaran Jalan Menambah Lajur Kaiya - - Preservasi Jalan Toboli – Parigi – Tumora
Maelang
Preservasi Jalan Toboli – Parigi – Tumora merupakan penanganan
Peningkatan Jalan Pelebaran Jalan Menambah Lajur Kaiya – Maelang dengan panjang jalan sepanjang 112,03 km dan penanganan jembatan
merupakan penanganan dengan panjang jalan sepanjang 3,47 km dan sepanjang 1.033,40 m. Pagu anggaran yang dialokasikan sebsar Rp
penanganan jembatan sepanjang 48,00 m. Pagu anggaran yang dibutuhkan 6.864.183.000,- dengan tanggal kontrak 14 Februari 2019. Realisasi fisik
untuk paket pekerjaan ini sebesar Rp 63.532.828.000,- dengan tanggal paket Preservasi Jalan Toboli – Parigi – Tumora sebesar 100% dan
kontrak 19 Maret 2019. Realisasi fisik paket Peningkatan Jalan Pelebaran realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp 6.864.183.000,-
Jalan Menambah Lajur Kaiya – Maelang sebesar 100% dan realisasi
anggarannya sebesar 100% atau Rp 63.532.828.000,-.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
135 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 136

- Pemeliharaan Rutin Jalan Tawaeli – Nupabomba – Kebon Kopi – Ÿ Penanganan Jalan Trans Maluku
Toboli
Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan penanganan
Pemeliharaan Rutin Jalan Tawaeli – Nupabomba – Kebon Kopi – Toboli jalan Trans Maluku sepanjang 648,16 km dengan anggaran Rp 209.724.484.000,-
merupakan penanganan dengan panjang jalan 40,85 km dan penanganan . Realisasi fisik pelaksanaan penanganan jalan penghubung Trans Maluku
jembatan sepanjang 317,70 km. Pagu anggaran yang dialokasikan sebesar
sebesar 98,59% dan realisasi anggaran sebesar 99,17% atau Rp
Rp 3.746.808.000,-. Realisasi fisik paket Pemeliharaan Rutin Jalan Tawaeli –
207.974.455.700,-. Paket pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Direktorat
Nupabomba – Kebon Kopi – Toboli sebesar 100% dan realisasi keuangan
Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya:
sebesar 89,61% atau Rp 3.357.514.650,-

- Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba – Kebon - Preservasi Ruas Jalan Piru – Waisala – Piru – Sp. Pelita Jaya - Taniwel
Kopi – Toboli II (MYC) Preservasi Ruas Jalan Piru – Waisala – Piru – Sp. Pelita Jaya – Taniwel
Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba – Kebon Kopi – merupakan penanganan dengan panjang jalan sepanjang 129,89 km dan
Toboli II merupakan penanganan lanjutan dari tahun 2018 dengan penanganan jembatan sepanjang 418,00 m. Pagu anggaran yang dialokasikan
penanganan sepanjang 4,5 km. Nilai kontrak dari paket pekerjaan ini sebesar sebsar Rp 8.854.305.000,- dengan tanggal kontrak 8 Mei 2019. Realisasi fisik
Rp 111.899.927.000,- dengan tanggal kontrak 25 September 2018. Realisasi
paket Preservasi Ruas Jalan Piru – Waisala – Piru – Sp. Pelita Jaya – Taniwel
fisik paket Rekonstruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli – Nupabomba –
sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp
Kebon Kopi – Toboli II (MYC) sebesar 96,37% dan realisasi anggaran sebesar
8.854.305.000,-.
55,01% atau Rp 61.556.149.800,-.

Dalam masa pelaksanaan paket pekerjaan ini terdapat kendala - Pembangunan Jembatan Wai Yopitih II dan Wai Silali
pelaksanaannya, seperti: Pembangunan Jembatan Wai Yoputih II dan Wai Silali merupakan penanganan
1. Bencana alam gempa bumi, tsunami, likuifasi yang menyebabkan pembangunan jembatan dengan panjang 40,00 m. Pagu anggaran yang
dampak langsung terhadap koridor tawaeli – kebon kopi – toboli dialokasikan sebsar Rp 27.771.000.000,- dengan tanggal kontrak 20 Februari
dengan longsornya lereng atas di 46 lokasi dan 9 titik longsor 2019. Realisasi fisik paket Pembangunan Jembatan Wai Yoputih II dan Wai
menutup badan jalan sehingga arus kendaraan dan logistik terhenti.
Silali sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp
Sedangkan dampak tidak langsungnya berupa hambatan terhadap
27.771.000.000,-.
mobilisasi peralatan, material dan tenaga ke lokasi pekerjaan;

2. Terjadi longsor di beberapa lokasi setelah digali akibat curah hujan


tinggi
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
137 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 138

Ÿ Penanganan Jalan Lingkar Morotai 2. Proyek Prioritas Pantauan Kantor Staf Presiden (KSP)

Direktorat Jenderal Bina Marga pada tahun 2019, melaksanakan


Pada Tahun 2019, terdapat pekerjaan Direktorat Jenderal Bina Marga yang
penanganan jalan Lingkar Morotai sepanjang 201,89 km dengan anggaran
dipantau langsung oleh Kantor Staf Presiden (KSP) sesuai dengan Surat Kepala
Rp 273.862.786.000,-. Realisasi fisik pelaksanaan penanganan jalan
Staf Kepresidenan Nomor B-19/KSK/03/2019 perihal Pemantauan Program
penghubung Lingkar Morotai sebesar 100% dan realisasi anggaran sebesar
Prioritas Nasional Tahun 2019. Pemantauan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
99,09% atau Rp 271.365.393.550,-. Paket pekerjaan fisik yang dilaksanakan
Kantor Staf Presiden (KSP) dibagi per kelompok dukungannya, antara lain Jalan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, beberapa diantaranya:
dan Jembatan Perbatasan Kalimantan, Jalan dan Jembatan Perbatasan Nusa
Tenggara Timur, Jalan dan Jembatan Perbatasan Papua, Jalan dan Jembatan
- Pembangunan Jalan Sofi - Wayabula
Trans Papua, Jalan dan Jembatan Pendukung Outlet (Bandara/Pelabuhan), dan
Pembangunan Jalan Sofi - Wayabula merupakan penanganan
Jembatan Kawasan Strategis Kota.
pembangunan jalan dengan panjang 6,00 km. Pagu anggaran yang
dialokasikan sebsar Rp 27.822.974.000,- dengan tanggal kontrak 29
Maret 2019. Realisasi fisik paket Pembangunan Jalan Sofi – Wayabula Ÿ Perbatasan Kalimantan
sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp Penanganan jalan dan jembatan di Perbatasan Kalimantan terdapat di Provinsi
327.822.974.000,-. Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Kalimantan Utara.
Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga menangani jalan di paralel
- Pembangunan Jembatan Sofi – Wayabula 2 perbatasan Kalimantan dengan pekerjaan yang beberapa diantaranya, sebagai
Pembangunan Jalan Sofi - Wayabula merupakan penanganan berikut:
pembangunan jembatan dengan panjang 100,00 m. Pagu anggaran yang
dialokasikan sebsar Rp 32.234.445.000,- dengan tanggal kontrak 13 Mei - Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayam/Entikong – Rasau 2 (MYC)
2019. Realisasi fisik paket Pembangunan Jalan Sofi – Wayabula sebesar Paket Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayam/Entikong – Rasau 2 (MYC)
100% dan realisasi anggarannya sebesar 100% atau Rp merupakan penanganan pembangunan jalan yang dilaksanakan selama 2017-
32.234.445.000,-. 2019 dengan tanggal kontrak 24 Juli 2017. Panjang penanganan pekerjaan ini
pada tahun 2019 sepanjang 22,95 km dengan pagu anggaran Rp
124.724.583.000,-. Realisasi fisik paket pekerjaan ini pada tahun 2019 sebesar
33,80% dan realisasi anggarannya sebesar 27,25% atau senilai Rp
33.988.524.200,-. Dalam pelaksanaan terdapat kendala yang dialami, antara
lain:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
139 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 140

- Pembangunan Jalan Long Boh – Metulang – Long Nawang (MYC)


Dalam pelaksanaan terdapat kendala yang dialami, antara lain:
Paket Pembangunan Jalan Long Boh – Metulang – Long Nawang (MYC)
1. Cash flow penyedia jasa yang tidak lancar, sehingga mengakibatkan
merupakan pekerjaan yang dilaksanakan dari tahun 2017-2019. Panjang
rentetan masalah pengadaan peralatan, material dan tenaga kerja;
penanganan pada tahun 2019 sepanjang 5,7 km dengan pagu anggaran
2. Belum tersedianya material batu pecah (unpaved) karena masih senilai Rp 47.058.071.000,-. Realisasi fisik paket pekerjaan ini sebesar 100%
menunggu proses pengurusan izin peledakan; dan realisasi anggaran sebesar 55,00% atau senilai Rp 25.883.636.465,-.
3. Penyedia jasa tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Prosedur Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, terdapat kendala yang dialami, antara lain:
Kerja yang benar, sehingga mutu pekerjaan yang dihasilkan kurang 1. Pasokan BBM solar kembali normal setelah 1 bulan terhambat
dapat dipertanggungjawabkan dikarenakan Air Mahakam surut;

Dan terdapat upaya tindak lanjut yang dilakukan: 2. Material BBM dan material lainnya yang diangkut dengan LCT/Kapal
Kayu masih bertahan di sungai dikarenakan air Sungai Mahakam masih
1. Penyedia jasa harus menyiapkan dana pendukung (cash flow) untuk
surut dan telah terjadi selama 6 minggu.
mencapai progress yang sudah direncanakan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara maksimal;
Dan terdapat upaya tindak lanjut yang dilakukan:
2. Disarankan penyedia jasa sambil mengurus izin peledakan, membuat
1. Material BBM solar akan dilansir menggunakan kapal long boat
alternative lain untuk pengadaan material batu pecah;
kapasitas 5 ton sampai ke long bagun, dari long bagun BBM solar dan
3. Telah memberikan kesempatan sampai Show-Cause Meeting Tingkat material lainnya akna dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan mobil;
III, namun penyedia jasa gagal dan dilakukan pemutusan kontrak pada
2. Mencari alternatif lain (jalur darat) untuk membawa material yang ada di
tanggal 23 Desember 2019.
Desa Long Hubung.

Ÿ Perbatasan Nusa Tenggara Timur

Penanganan jalan dan jembatan di Perbatasan Nusa Tenggara Timur ini


termasuk dukungan jalan akses dari dan menuju Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) yang terdapat di Nusa Tenggara Timur. Penanganan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga antara lain:
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
141 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 142

- Pembangunan Jalan Akses PLBN Oepoli - Pembangunan Jalan Ubrub – Towe Hitam - Oksibil

Paket Pembangunan Jalan Akses PLBN Oepoli merupakan penanganan Paket Pembangunan Jalan Ubrub - Towe Hitam - Oksibil ini merupakan paket
dengan panjang 2,50 km dengan pagu anggaran Rp 12.753.685.000,-. yang mendukung penanganan ruas jalan perbatasan Papua. Pembangunan
Realisasi fisik paket pekerjaan ini sebesar 100% dan realisasi anggarannya ruas jalan ini bertujuan untuk memicu pengembangan wilayah yang
sebesar 100% atau senilai Rp 12.753.685.000,-. menghubungkan dengan kawasan perbatasan Negara Papua New Guinea,
Pelaksanaan pekerjaan berlokasi di Distrik Oksibil Kabupaten Pegunungan
- Pembangunan Jalan Sp. Nurobo - Umusukaer Bintang. Panjang penanganan T.A. 2019 untuk paket ini adalah sepanjang

Paket Pembangunan Jalan Sp. Nurobo - Umusukaer merupakan 9,94 Km. Progress pekerjaan paket ini sudah mencapai angka 100%. Masa

penanganan dengan panjang 4 km dengan pagu anggaran Rp Pelaksanaan : 240 HK.

15.552.731.000,-. Realisasi fisik paket pekerjaan ini sebesar 100% dan


Ÿ Trans Papua
realisasi anggarannya sebesar 100% atau senilai Rp 15.552.731.000,-.
Penanganan jalan dan jembatan di Trans Papua ini termasuk dukungan untuk
- Pembangunan Jembatan Nualain 2 mendukung konektivitas di Papua dan Papua Barat dengan tujuan dapat

Paket Pembangunan Jembatan Nualain 2 merupakan penanganan dengan meningkatkan ekonomi di Papua dan Papua Barat. Penanganan yang

panjang 20 m dengan pagu anggaran Rp 7.238.391.000,-. Realisasi fisik dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga antara lain:

paket pekerjaan ini sebesar 100% dan realisasi anggarannya sebesar 100%
- Pembangunan Jalan Kenyam – Gearek – Dekai (MYC Lanjutan)
atau senilai Rp 7.238.391.000,-.
Pembangunan Jalan baru Ruas Kenyam – Gearek – Dekai dengan panjang
Ÿ Perbatasan Papua total 44 km bertujuan mendukung kawasan-kawasan strategis dan produktof,

Penanganan jalan dan jembatan di Perbatasan Papua ini termasuk dukungan serta membuka daerah-daerah terpencil dan terisolasi. Penanganan tahun ini

jalan akses dari dan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang terdapat di sepanjang 19,78 km, realisasi fisik mencapai 100% dengan rekomposisi dan

Papua. Penanganan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga perpanjangan izin MYC. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

antara lain: pekerjaan adalah risiko keamanan akibat adanya ancaman dari kelompok
separatis bersenjata. Diusulkan perpanjangan waktu (198 HK) dan
perpanjangan izin MYC. Masa pelaksanaan 725 Hari Kalender.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
143 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 144

- Pembangunan Jalan Sinak – Ilaga III · Pembangunan Jalan Akses Jembatan Holtekamp (MYC)
Jenis pekerjaan pada Pembangunan Jalan Sinak - Ilaga III ini yaitu Drainase, Paket Pembangunan Jalan Akses Jembatan Holtekamp yang berada pada
Galian, Timbunan, Penyiapan Badan Jalan, dan Gorong-gorong Pipa Baja ruas Jalan Nasional Hamadi - Holtekamp - Skouw/ Bts. PNG merupakan paket
Bergelombang. Panjang Penangangan tahun ini 6,00 Km, progress saat ini kontrak tahun jamak (MYC) dengan masa pekerjaan selama 2 tahun (T.A.
83,62% Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan adalah kondisi 2018-2019) dengan nilai paket sebesar Rp 237.728.705.000,- yang berasal
curah hujan yang tinggi dan gangguan keamanan dari kelompok kriminal dari dana SBSN. Panjang penanganan Tahun Anggaran 2019 untuk paket ini
bersenjata. Telah dilakukan SCM dan terus berkoordinasi dengan pihak adalah sepanjang 3,25 Km. Realisasi progress fisik terhadap kontrak MYC
keamanan untuk melakukan pengawalan di lokasi pekerjaan. Masa saat ini sudah mencapai 100%.
Pelaksanaan 330 HK. Paket ini diberlakukan perpanjangan waktu pelaksanaan
90 HK hingga 30 Maret 2020.

4.5. Paket yang Diresmikan

Hingga akhir tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga telah menyelesaikan
pekerjaan yang kemudian diresmikan secara formal baik bersama Presiden
Republik Indonesia, maupun hanya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat bersama dengan Kepala Daerah setempat. Pekerjaan itu antara lain:

· Pembangunan Jembatan Pendekat Holtekamp (P5-P6-P7) (MYC)/PN019

Paket Pembangunan Jembatan Pendekat Holtekamp (P5-P6-P7)(MYC)/PN019


yang berada di ruas Jalan Nasional Hamadi - Holtekamp - Skouw/Bts. PNG
merupakan paket kontrak tahun jamak (MYC) dengan masa pekerjaan selama 2
· Pembangunan Jembatan Holtekamp (MYC)
tahun (T.A. 2018-2019). Panjang total penanganan paket ini adalah sepanjang
60 m dengan pagu Rp 155,000,000,000,-. Penanganan Tahun Anggaran 2019 Jembatan Holtekamp dan jalan pendekat yang menghubungkan Hamadi –
sepanjang 20 m dengan pagu Rp 70.823.299.000 yang berasal dari dana SBSN. Holtekamp – Koya sepanjang ±13,50 Km kelak diharapkan tidak hanya
Realisasi progress fisik saat ini sudah mencapai 100 %. menjadi solusi atas permasalahan kepadatan permukiman Kota Jayapura,
tetapi juga merupakan ruas jalan strategis menuju pintu perbatasan antara RI –
PNG di Skouw. Keberadaan jembatan ini dapat memangkas jarak tempuh
hingga 17 kilometer di antara kedua lokasi tersebut.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
145 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 146

Hal ini berpengaruh pada waktu tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami
yang akan menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw yang
sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam kini menjadi 60 menit. Dengan
desain jembatan yang didudukung oleh arsitektur yang indah, Jembatan
Holtekamp diharapkan juga bisa menjadi daya tarik dan icon kota Jayapura.
Melalui sinergitas antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Papua, dan
Pemerintah Kota Jayapura, maka upaya pengembangan wilayah
permukiman di wilayah Kota Jayapura diwujudkan melalui pembangunan
Jembatan Holtekamp sepanjang 433 Meter yang melintasi Teluk Youtefa,
Jalan Akses Sisi Hamadi sepanjang 425 Meter, Jalan Pendekat Jembatan
Youtefa sepanjang 9.950 Meter, Jembatan Pendekat Sisi Youtefa sepanjang
900 Meter. Pembangunan ini akan menghubungkan Hamadi – Holtekamp –
Koya. Dengan selesainya pembangunan ini, pada Senin, 28 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Menteri PUPR dan
Pemerintah Provinsi Papua melakukan peresmian jembatan sekaligus
mengumumkan secara resmi nama jembatan ini menjadi Jembatan Youtefa.

Jembatan Youtefa,
Papua
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
147 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 148

· Pembangunan Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo (BUJT)


Presiden kembali meresmikan jalan bebas hambatan, tepatnya Tol Pasuruan –
Probolinggo (Paspro) seksi 1-3 sepanjang 31,3 km. Ketiga seksi tersebut
adalah Seksi 1 Granti – Tonggas sepanjang 13,5 km, kemudian Seksi 2
Tonggas – Probolinggo Barat sepanjang 6,9 km, dan Seksi 3 Probolinggo Barat
– Probolinggo Timur sepanjang 10,9 km. Beroperasinya jalan tol tersebut
dapat mempersingkat waktu tempuh dari Pasuruan ke Probolinggo menjadi
hanya 30 menit.

· Pembangunan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (BUJT)


Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar yang merupakan bagian dari Jalan Tol
Trans Sumatera ini dibangunan sepanjang 140,9 km serta terbagi atas 9
(Sembilan) subseksi. Pembangunannya menelan biaya investasi sebesar Rp
16,8 Triliun. Jalan Tol ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 8 Maret 2019 di Gerbang Tol Natar, Lampung Selatan.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
149 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 150

· Pembangunan Jalan Tol Pandaan - Malang (BUJT)

Jalan Tol Pandaan – Malang terbagi atas 5 (lima) seksi sepanjang 38,5 km. Jalan
berbayar ini dilengkapi dengan lima buah simpang susun (SS) yaitu SS
Purwodadi, SS Lawang, SS Singosari, SS Pakis, dan SS Malang. Pembangunan
Jalan Tol ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 5,9 Triliun. Pada tanggal 13 Mei
2019, Presiden Republik Indonesia meresmikan seksi 1-3 dari Pandaan –
Singosari sepanjang 31 km di Gerbang Tol Singosari.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
151 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 152

· Pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu


Agung (BUJT)

Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung terbagi menjadi
2 (dua) seksi, yaitu seksi 1 ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu
Agung sepanjang 112 km, serta Seksi 2 ruas Pematang Panggang – Kayu
Agung sepanjang 77 km. Lebih lanjut, Tol Terpeka dibangun dengan 17
jembatan, enam simpang susun, dan 23 underpass. Selain itu, jalan berbayar
tersebut juga dilengkapi dengan enam GT yaitu GT Gunung Batin, GT
Menggala, GT Lambu Kibang, GT Way Kenanga, GT Simpang Pematang, dan
GT Kayu Agung. Peresmian jalan tol ini dilakukan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 15 November 2019.

· Pembangunan Jalan Tol Kunciran - Serpong (BUJT)

Jaringan Tol JORR mencakup Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran sepanjang


14,2 kilometer, kemudia Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 kilometer, lalu ruas · Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek (BUJT)
Serpong-Cinere dengan panjang 10,1 kilometer. Selain itu, Jaringan Tol JORR 2 Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dibangun dengan investasi Rp 16,2
juga terhubung dengan ruas Cimanggis-Cibitung dengan panjang 25,2 triliun. Sebagai kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk
kilometer serta Cibitung-Cilincing sepanjang 34 kilometer. Dari keseluruhan (WSKT) bersama dengan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) (KSO Waskita-
ruas tersebut, baru dua yang beroperasi yakni Cinere-Jagorawi dan Kunciran- Acset). Jalan tol ini memang dikhususkan bagi pengendara jarak jauh. Ini
Serpong. Pembangunan ruas Tol Kunciran-Serpong menghabiskan dana Rp 2 karena, tidak terdapat pintu keluar di sepanjang tol yang diklaim sebagai tol
triliun. Peresmian oleh Presiden Republik Indonesia pada 6 Desember 2019. dengan struktur melayang terpanjang di Indonesia. Jalan tol layang ini
menghubungkan Cikuning hingga Karawang Barat dengan panjang 36,4 km
dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Desember
2019.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
153 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 154

· Pembangunan Jalan Tol Balikpapan - Samarinda (BUJT)

Jalan Tol Balikpapan – Samarinda terdiri dari 5 (lima) seksi, yaitu seksi 1 ruas
Balikpapan – Samboja (22,03 km), seksi 2 ruas Samboja – Muara Jawa (30,98
km), seksi 3 ruas Muara Jawa – Palaran (17,50 km), seksi 4 ruas Palaran –
Samarinda (17,95 km), dan seksi 5 ruas Balikpapan – Sepinggan (11,09 km).
Jalan tol yang melintasi Kecamatan Samboja dan Kutai Kartanegara ini
dibangun dengan total nilai investasi sebesar Rp 9,9 Triliun. Presiden Republik
Indonesia meresmikan Tol Balikpapan – Samarinda seksi 2, 3, dan 4 pada
tanggal 17 Desember 2019.
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
155 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 156

4.6. Penghargaan yang Diterima

1. Pengelola SBSN Terbaik Tahun 2019


Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
III Provinsi Bali meraih pengelolaan Dana SBSN terbaik pada tahun 2019. Hal
tersebut diikuti dengan terpilihnya Pembangunan Shortcut Singaraja - Mengwitani
sebagai komponen penilaiannya.

Shortcut
Singaraja - Mengwitani
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
157 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 158

2. Rekor MURI Tahun 2019 3. AXIAM Award dan SAG Award


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Bina Marga mendapatkan penghargaan
Jenderal Bina Marga mendapatkan Rekor dari Museum Rekor Indonesia pada AXIAM Award dari Agile Asset dikarenakan oleh peningkatan kualitas jalan,
tahun 2019 atas Pembangunan Underpass (Lintas Bawah) Terpanjang. Rekor keamanan jalan, dan biaya pemeliharaan jalan. Selain itu, Direktorat Jenderal
ini didapatkan setelah peresmian Underpass New Yogyakarta International Bina Marga mendapatkan penghargaan SAG Award dari ESRI sebagai salah
Airport (NYIA) di Yogyakarta. satu piranti yang digunakan dalam bidang pemetaan.

Underpass
NYIA
BAB V

PENUTUP
LAPORAN KINERJA
DJBM TA. 2019 Dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019, Direktorat
Jenderal Bina Marga tentu saja menghadapi tantangan dan
kendala di lapangan sehingga beberapa kegiatan tidak dapat
terselesaikan sesuai target. Meskipun begitu, Direktorat
Jenderal Bina Marga terus mengupayakan mencari alternatif-
alternatif pelaksanaan sehingga pekerjaan dapat terlaksana
dengan baik.

Dengan harapan bahwa dengan penyelesaian pekerjaan yang


dimiliki oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dapat dirasakan
langsung manfaatnya oleh masyarakat.

BAB
5
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
159 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 160

5.1. Permasalahan
4. Faktor Sosial dan Keamanan
Ÿ Adanya kondisi ancaman keamanan yang disebabkan adanya
Permasalahan utama yang dihadapi Direktorat Jenderal Bina Marga pada kelompok kriminal sipil bersenjata sehingga perlu dilakukan
pelaksanaan kinerja TA. 2019, sebagai berikut: penghentian sementara pekerjaan, terutama pada ruas – ruas jalan
yang berada di kawasan pegunungan tengah provinsi Jayapura;
Ÿ Pemalangan dari sekelompok masyarakat yang menuntut ganti rugi
1. Terdapat penanganan efektif yang belum maksimal; terhadap hak ulayat tanah sehingga menyebabkan pengeluaran
2. Permasalahan Pembebasaan Lahan tambahan yang relatif besar, terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang
Beberapa kendala yang mengakibatkan hambatan pelaksanaan berada di wilayah Provinsi Jayapura.
pembebasan tanah, antara lain adalah 5. Bencana Alam
Ÿ Terbatasanya alokasi dana untuk pengadaan tanah pada DIPA awal
sehingga pemenuhannya harus mengandalkan dana sisa lelang; Terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, gempa bumi, dan banjir
bandang pada beberapa daerah yang menyebabkan terhambatnya
Ÿ Permasalahan pada tahap pelaksanaan pembebasan tanah di pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
lapangan yang diakibatkan kelemahan koordinasi, adanya
perubahan peraturan, dan kehati-hatian yang tinggi dalam proses
penetapan harga dan pembayaran ganti rugi;
Ÿ Tidak semua pemilik lahan menerima harga yang telah ditetapkan
sehingga diperlukan proses yang lebih lama dan harus diselesaikan 5.2. Langkah Ke Depan
melalui pengadilan

3. Proses Lelang Untuk meningkatan kualitas kinerja di tahun anggaran berikutnya, Direktorat
Ÿ Ketidaksiapan kelengkapan dokumen lelang sehingga Jenderal Bina Marga telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
menyebabkan terjadinya keterlambatan proses lelang pada 1. Mengintegrasikan data berbasis spasial pada Geodatabase Bina Marga
beberapa paket pekerjaan sehingga mengakibatkan rendahnya
dalam penyusunan program penanganan jalan dan jembatan, yang terdiri
realisasi fisik dan anggaran karena pelaksanaan tidak dapat sesuai
dari:
dengan target hingga akhir tahun 2019;
a. Pengumpulan dan verifikasi data kondisi jalan (IRI, PCI, lendutan, traffic,
Ÿ Jumlah personil Pokja pada BP2JK masih sangat terbatas, sehingga
foto, video) menggunakan platform berbasis ArcGIS Web pada aplikasi
beberapa jadwal penetapan pemenang yang telah ditetapkan tidak
SMD Jalan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas data koordinat
terpenuhi;
dan panjang ruas jalan di lapangan;
Ÿ Lelang ulang pada beberapa paket pekerjaan sehingga
menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bina Marga
161 Tahun Anggaran 2019 Tahun Anggaran 2019 162

b. Melakukan simulasi program penanganan jalan berdasarkan data 5. Memaksimalkan peran pengendalian pekerjaan utamanya pengendalian
kondisi berbasis spasial menggunakan AgileAssets / IRMS V.3 yang terhadap waktu pelaksanaan yang ada, pengendalian mutu pelaksanaan,
terkoneksi dengan SMD Jalan melalui web service GISPortal Bina manajemen sumber daya dan peralatan;
Marga; 6. Meningkatkan mitigasi risiko bencana melalui:
c. Melakukan analisa dan monitoring ketidaksesuaian penanganan a. Penyusunan Peta Curah Hujan Harian/bulanan yang terintegrasi
(berdasarkan data koordinat POK) dengan data kondisi di lapangan dengan data BMKG sebagai dasar kesiagaan PPK fisik di lapangan
(data IRI, PCI, foto dan video) menggunakan analisa berbasis spasial terhadap resiko cuaca ekstrim dan longsor;
pada GIS Portal Bina Marga; b. Pengelolaan WhatsApp Center yang terintegrasi dengan website
2. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi lain dan akun social media Ditjen Bina Marga untuk mengumpulkan
terkait pembebasan lahan; informasi bencana alam, serta menyampaikannya pada PPK
bersangkutan di lapangan;
3. a. Pembentukan BP2JK (Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi) di
c. Penggunaan aplikasi berbasis mobile (ArcGIS Collector dan ArcGIS
34 provinsi di Indonesia sebagai pengganti Unit Layanan Pengadaan
Survey123) dan web (GISPortal Bina Marga) sebagai alat bantu
(ULP) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Balai/Satker/PPK dalam melaporkan kejadian bencana, berikut
Rakyat sehingga diharapkan proses dan hasil pengadaan barang dan
monitoring progress penanganan dampak bencana;
jasa lebih efektif, efisien, transparan, berkualitas dan akuntabel;
d. Kerjasama lintas stakeholders dalam penyelenggaraan
b. Meningkatkan kualitas desain (DED) dengan memastikan setiap DED
penanggulangan bencana alam.
yang digunakan valid, tidak ada yang over desain, output penanganan
sesuai kebutuhan dan penyusunan Engineering Estimate (EE)/Owner
Estimate (OE)/Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disusun secara
professional/tidak ada mark-up;

4. Berupaya untuk terus melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama


dengan Pemerintah Daerah, TNI, POLRI, serta pendekatan sosial dengan
penduduk lokal, tokoh adat wilayah setempat, tokoh pemuda, dan tokoh
agama untuk meminimalisir konflik sosial dan resiko keamanan yang
mungkin terjadi;

Anda mungkin juga menyukai