==============================================================
KASUS 1
Toko A dan Toko B membentuk persekutuan dengan nama persekutuan “AB store”.
Masing-masing perusahaan membawa saldo buku besar per 31 Desember 2020 dengan
data sebagai berikut:
Dalam rupiah penuh
Account Names Toko A Toko B
Cash 3,400,000 22,345,000
Account Receivable 7,800,000 1,340,000
Inventory 56,000,000 46,375,000
Supplies 1,230,000 4,320,000
Office Equipment 20,000,000 55,000,000
Accum. Depr. Of Off. Equipment 2,000,000 5,500,000
Account Payable 4,530,000 12,430,000
A' Capital 81,900,000
B' Capital 111,450,000
Dari data yang ada kemudian dinilai dengan hasil sebagai berikut:
Toko A:
- Piutang usaha diperkirakan tidak dapat tertagih sebesar 2%
- Persediaan yang masih bisa dijual sebesar Rp.42.000.000
- Harga pasar Peralatan Kantor adalah Rp.18.250.000
Toko B:
- Piutang tak tertagih sebesar 5%
- Perlengkapan berdasarkan cek fisik sebesar Rp.3.550.000
- Harga pasar Peralatan Kantor Rp.45.000.000
KASUS 2
Pada tanggal 1 September 2019, PT Alexa melakukan penjualan kendaraan mobil Box
kepada CV Malingga berupa penjualan cicilan. Nilai Buku kendaraan tersebut sebesar
Rp.80.000.000,- dan dijual dengan harga 120.000.000,00. Berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak, CV Malingga diharuskan membayar uang muka sebesar Rp.
40.000.000,- dan sisanya dibayar dengan wesel sebanyak 10 kali cicilan dengan bunga
sebesar 14% dibayar setiap 3 bulan sekali.