NIM : P1337420120346
A. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun
kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila
pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang
disebut dengan pielonefritis kronis.
Patofisiologi
Demam
Menggigil
Nyeri punggung bagian bawah
Mual
Muntah
Pemeriksaan diagnostik
1. Whole blood
2. Urinalisis
3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu
ginjal, kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya
4. Creatinin
Penatalaksanaan :
Pencegahan :
a. minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongan kandung
kemih serta kontaminasi urin.
b. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
c. banyak istirahat di tempat tidur
d. terapi antibiotika
B. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa. Glomerulonefritis
merupakan peradangan dan kerusakan pada alat penyaring darah sekaligus kapiler ginjal
(Glamerulus).
Glomerulus kronis adalah suatu kondisi peradangan yang lama dari sel- sel
glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak membaik atau
timbul secara spontan.
Hematuria
Edema
Suhu tubuh tinggi
Muntah
Tidak nafsu makan
Diare
Pemeriksaan diagnostik
Penatalaksanaan
Pencegahan
Glomerulonephritis akut
Glomerulonephritis kronik
1. Menganjurkan pasien dan keluarga tentang rencana pengobatan yang dianjurkan dan
resiko ketidakpatuhan terhadap instruksi termasuk penjelasan dan penjadwalan untuk
evaluasi tindak lanjut tekanan darah urinalisis untuk protein dan cast, darah terhadap
BUN dan kreatinin
2. Rujuk pada perawat kesehatan rumah atau perawat yang bertugas di rumah untuk
pengkajian yang seksama atas kemajuan pasien dan penyuuhan berlanjut tentang
masalah-masalah yang harus dilaporkan
3. Pada pemberi asuhan keperawatan, diit yang dianjurkan dan modifikasi cairan, dan
penyluhan tentang obat-obatan.
C. Batu Saluran Kemih
Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran kemih individu terbentuk batu
berupa kristal yang mengendap dari urin. Urolithiasis merupakan obstruksi benda padat pada
saluran kencing yang terbentuk karena faktor presipitasi endapan dan senyawa tertentu.
Urolithiasis merupakan keadaan terjadinya penumpukkan oksalat, kalkuli (batu ginjal) pada
ureter, kandung kemih, atau pada daerah ginjal.
Patofisiologi
Batu yang tidak terlalu besar di dorong oleh peristaltik otot-otot sistem pelviokalise dan turun
ke ureter menjadi batu saluran kemih. Tenaga peristaltik ureter mencoba untuk mengeluarkan
batu sehingga turun ke kandung kemih. Batu yang berukuran kecil (< 5 mm) pada umumnya
dapat dikeeluarkan secara spontan, sedangkan yang lebih besar seruingkali tetap berada di
saluran kemih, menyebabkan reaksi peradangan, serta menimbulkan obstruksi kronis berupa
hidronefrosis dan hidroureter.
Nyeri atau pegal-pegal pada pinggang atau flank yang dapat menjalar ke perut bagian
depan, dan lipatan paha hingga sampai ke kemaluan.
Hematuria:buang air kecil berdarah. Urin berisi pasir, berwarna putih dan berbau
Nyeri saat buang air kecil
Infeksi saluran kencing
Demam.
Pemeriksaan diagnostik :
Penatalaksanaan :
a. Mengurangi nyeri
b. Pengangkatan batu
c. Terapi nutrisi dan medikasi
d. Batu kalsium
D. Gagal Ginjal
Gagal ginjal akut merupakan gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak dengan
tanda gejala khas berupa oliguria/anuria dengan peningkatan BUN ( Blood ureum nitrogen)
atau kreatinin serum. Gagal ginjal kronik adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan metabolic, cairan dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau azotemia.
Patofisiologi
Ditandai dengan penyempitan pembuluh darah ginjal dan menurunnya aliran darah
ginjal, terjadi hipoperfusi dan mengakibatkan iskemi tubulus renalis. Mediator vasokonstriksi
ginjal mungkin sama dengan agen neurohormonal yang meregulasi aliran darah ginjal pada
keadaan normal yaitu sistem saraf simpatis, sistem renin - angiotensin , prostaglandin ginjal
dan faktor faktor natriuretik atrial. Sebagai akibat menurunnya aliran darah ginjal maka akan
diikuti menurunnya filtrasi glomerulus.
Edema
Anoreksia
Penurunan volume cairan
Mual, muntah dan kehilangan nafsu makan
Pemeriksaan diagnostik :
Penatalaksanaan :
Pencegahan :
1. Batasi makanan tertentu seperti coklat, kacang-kacangan , daging sapi yang bisa
menyebabkan pembentukan batu ginjal
2. Batasi konsumsi dan penggunaan garam. Mengonsumsi terlalu banyak garam bisa
meningkatkan tekanan darah yang akhirnya akan menyebabkan gangguan pada
organorgan tubuh, termasuk ginjal.
3. Berhenti merokok
4. Mengendalikan gula darah dan tekanan darah.
Sumber :
Yanti Anggraini, Hasian Leniwita. 2019. Modul Keperawatan Medikal Bedah II. Universitas
Kristen Indonesia.