ABSTRAK
Kemampuan menghafal AlQur‟an melatih anak untuk berkonsentrasi tinggi. Semakin banyak ayat yang
bisa dihafal oleh anak dan hafalannya ini terpelihara dengan baik, berarti konsentrasi anak akan semakin tinggi.
Pada umumnya semakin banyak ayat yang dihafal, semakin cepat untuk menghafal ayat-ayat lainnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa terjadi proses perbaikan konsentrasi menjadi semakin tinggi, apabila semakin banyak
ayat-ayat Al Qur‟an yang dihafal. Konsentrasi yang tinggi akan melatih anak untuk memiliki kemampuan
berfikir tingkat tinggi yang baik.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2 Populasi penelitian adalah
seluruh Mahasiswa semester II FITK UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo TA 2016/2017. Sampel penelitian
ditentukan secara purposive sampling terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen IIA sebagai kelas tahfidz terdiri
dari 23 mahasiswa dan kelas IIB sebagai kelas kontrol (non tahfidz) terdiri dari 23 mahasiswa. Pengumpulan
data menggunakan teknik tes untuk HOTS, dokumentasi untuk indeks prestasi mahasiswa, dan angket untuk data
motivasi berprestasi mahasiswa. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava dua jalan dengan bantuan software
SPSS 14.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada pengaruh aktivitas menghafal AlQuran terhadap higher
order thingking skils (HOTS) dengan 𝐹𝐴 = 1140,19 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13 ; 2) Ada pengaruh motivasi berprestasi
tinggi dan rendah terhadap higher order thingking skils (HOTS) 𝐹𝐵 = 11,14 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13; 3) Ada
interaksi antara aktivitas menghafal dan motivasi berprestasi terhadap higher order thingking skils (HOTS)
dengan 𝐹𝐴𝐵 = 1130,31 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13;
PENDAHULUAN Permasalahan
Realita hari ini kebanyakan mahasiswa
Interaksi antara komunitas muslim dengan muslim menjauh dari Al-Qur‟an. Sedikit sekali
kitab sucinya, Al-Qur‟an, dalam lintasan sejarah dari mereka yang mencoba berinteraksi dengan
Islam, selalu mengalami perkembangan yang Al-Qur‟an baik membaca dengan mentadaburi
dinamis. Bagi umat Islam, Al-Qur‟an bukan saja maknanya maupun dengan cara menghafalnya.
sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup, Membacanyapun sudah mulai jarang. Remaja
akan tetapi juga sebagai penyembuh bagi sekarang lebih akrab dengan gadget daripada
penyakit, penerang dan sekaligus kabar AlQur‟
gembira. Oleh karena itu, mereka berusaha Mahasiswa muslim merupakan simbol
untuk berinteraksi dengan Al-Qur‟an dengan pemuda, penyandang predikat tertinggi bagi
cara mengekpresikan melalui lisan, tulisan, siswa muslim yang mengenyam perguruan
maupun perbuatan, baik berupa pemikiran, tinggi di Indonesia. Ajaran Islam menuntut
pengalaman emosional maupun spiritual. semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang,
semakin tinggi akhlak dan moral yang tertanam.
Mahasiswa yang bermoral dan berakhlak
menjadi tumpuan masyarakat. Akhlak dan
~~ 25 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
moral yang melekat pada mahasiswa muslim yang bisa dihafal oleh anak dan hafalannya ini
bersumber pada Al-Qur‟an. Salah satu cara terpelihara dengan baik, berarti konsentrasi anak
untuk mendekatkan diri kepada Al-Qur‟an akan semakin tinggi. Pada umumnya semakin
adalah menghafalnya. Pribadi penghafal Al- banyak ayat yang dihafal, semakin cepat untuk
Qur‟an akan senantiasa teriringi nilai-nilai menghafal ayat-ayat lainnya. Hal ini
spiritual sehingga akhlak Al-Qur‟an akan mengindikasikan bahwa terjadi proses
melekat pada orang tersebut sebagaimana perbaikan konsentrasi menjadi semakin tinggi,
akhlak Rasulullah, ”yang artinya akhlak apabila semakin banyak ayat-ayat Al-Qur‟an
Rasulullah adalah Al- Qur‟an”. yang dihafal. Jika kosentrasi tinggi maka
Menghafal Al-Qur‟an merupakan ciri dimungkinkan akan semakin mudah dalam
khas umat muslim dan jumlah penghafal Al- memahami kuliah yang di dapat. Sehingga
Qur‟an di dunia ini cukup banyak. Menurut kemampuan berfikirnya tidak hanya mengingat,
harian Republika (Yuwanto, 2010) penghafal tetapi bisa sampai memiliki kemampuan berfikir
Al-Qur‟an di Pakistan mencapai angka 7 juta tingkat tinggi (HOTS).
dari sekitar 134 juta penduduk, jalur Gaza Kemampuan berfikir tingkat tinggi
Palestina 60 ribu orang, Libya 1 juta orang dari (higher order thingking skils atau HOTS)
7 juta penduduk, Arab Saudi 6 ribu orang, dan sangatlah penting bagi mahasiswa. Kemampuan
Indonesia sendiri jumlah penghafalnya 30 ribu berfikir tingkat tinggi merupakan suatu
dari sekitar 250 juta penduduk1. Meski kemampuan berfikir yang tidak hanya
demikian, penghafal Al-Qur‟an di Indonesia membutuhkan kemampuan megingat saja,
termasuk sangat minim karena hanya ada 0,01% namun membutuhkan kemampuan lain yang
dari total 250 juta penduduk. Wilayah yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif
menyumbang angka 0,01% penghafal Al- dan kritis. Kemampuan atau keterampilan
Qur‟an tersebut diantaranya terdapat di daerah berpikir tingkat tinggi tersebut jauh lebih
Wonosobo. Jumlah tersebut lebih banyak dibutuhkan di masa kini daripada di masa-masa
ditemukan di pondok pesantren daripada di sebelumnya. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
rumah-rumah. sangat berperan di dalam meningkatkan daya
Menghafal Al-Qur‟an akan melatih nalar para mahasiswa. Jika mahasiswa memiliki
sensitifitas indera pendengaran anak. Apabila nalar yang baik, tidak akan mudah terpengaruh
anak sudah terlatih sensitif mendengar, maka dengan hal-hal buruk di sekitarnya.
dia akan mudah dan cepat memahami secara Di jaman yang penuh pergerakan islam
benar nasehat/pelajaran dari guru/orang tuanya. yang radikalisme ini memungkinkan akan
Dengan demikian peluang salah paham menjadi banyak para pemuda yang mudah terpengaruh
kecil. Pengajaran dan nasehat untuk dengan hal-hal yang kelihatan baik sesaat tanpa
memahamkan sesuatu kepada anak-anak lebih memikirkan efek jauh ke depan baik didunia
banyak menggunakan lisan dan mendengar. maupun di akherat. Dengan nalar yang baik para
Oleh karena itu kecepatan memahami ilmu yang pemuda dan mahasiswa akan menyaring dengan
dijelaskan pendidik sangat berhubungan secara pemahaman yang baik terhadap hal-hal baru
signifikan dengan sensitifitas dan kecermatan yang masuk, baik secara langsung di dalam
mendengar kalimat demi kalimat yang kampus dan luar kampus maupun melalui
diungkapkan guru, termasuk intonasi mediaonline. Nalar yang baik akan
berbicaranya. mengarahkan mahasiswa dalam menyaring
Tahfidz Al-Qur‟an melatih anak untuk segala informasi yang di dapatkan, sehingga
berkonsentrasi tinggi. Semakin banyak ayat akan menjadi pribadi muslim yang baik, pribadi
muslim yang transformatif, humanis, dan
1
E.Yuwanto, Jumlah Penghafal Alquran Indonesia qurani. Pribadi muslim yang seperti ini tidak
Terbanyak di Dunia. Dari ROL REPUBLIKA akan mudah terpengaruh dengan hal-hal yang
ONLINE, http://www.republika.co.id/berita/dunia- bersifat radikal seperti yang sekarang ini marak
islam/islam-nusantara/10/09/24/136336-jumlah- dikampus-kampus besar.
penghafal-alquran-indonesia-terbanyak-di-dunia.
diunduh 15 April 2017.
~~ 26 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 27 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 28 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 29 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 30 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
melibatkan pengaturan diri dalam proses berbagi pengetahuan dengan teman; (5) saling
berpikir. Seorang individu tidak dapat memberi dan menerima balikan; (6)
dipandang berpikir tingkat tinggi apabila ada menyelesaikan tugas dalam bentuk kolaboratif,
orang lain yang membantu di setiap tahap; 8) dan (7) berkontribusi dalam menghadapi
Berpikir tingkat tinggi melibatkan penggalian tantangan.
makna, dan penemuan pola dalam Newman and Wehlage (2011)
ketidakteraturan; Berpikir tingkat tinggi menyatakan bahwa ”HOT requires students to
merupakan upaya sekuat tenaga dan kerja keras; manipulate informations and ideas in ways that
10) Berfikir tingkat tinggi melibatkan kerja transform their meaning and implications, such
mental besar-besaran yang diperlukan dalam as when students combine facts and ideas in
elaborasi dan pemberian pertimbangan8. order to synthesize, generalize, explain,
Keterampilan berpikir tingkat tinggi hypothize, or arrive at some conclusion or
mahasisawa dalam kegiatan perkuliahan dapat interpretation. Dengan HOT mahasiswa akan
dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam belajar lebih mendalam, knowledge is thick,
menyelesaikan soal yang bersifat analisis dan mahasiswa akan memahami konsep lebih baik.
menuntut berfikir kritis. Dengan HOTS Hal itu sesuai dengan karakter yang substantif
mahasiswa akan belajar lebih mendalam, untuk suatu pelajaran ketika siswa mampu
knowledge is thick, mahasiswa akan memahami mendemonstrasikan pemahamannya secara baik
konsep lebih baik. Hal itu sesuai dengan dan mendalam. Dengan HOT siswa dapat
karakter yang substantif untuk suatu perkuliahan membedakan ide atau gagasan secara jelas,
ketika mahasiswa mampu mendemonstrasikan berargumen dengan baik, mampu memecahkan
pemahamannya secara baik dan mendalam. masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan,
Dengan HOTS siswa dapat membedakan ide mampu berhipotesis dan memahami hal-hal
atau gagasan secara jelas, berargumen dengan kompleks menjadi lebih jelas.
baik, mampu memecahkan masalah, mampu Thomas dan Thorne menyatakan bahwa
mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis bahwa HOT dapat dipelajari, HOT dapat
dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih diajarkan pada peserta didik, dengan HOT
jelas. keterampilan dan karakter mahasiswa dapat
Mc Loughlin and Luca menyatakan ditingkatkan. Selanjutnya dikatakan bahwa ada
bahwa HOT means the capacity to go beyond perbedaan hasil pembelajaran yang cenderung
the information given, to adopt a critical stance, hafalan dan pembelajaran HOT yang
to evaluate, to have metacognitive awarness and menggunakan pemikiran tingkat tinggi.
problem solving capacities9. Dengan HOTS Berpikir berarti menggunakan kemampuan
mahasiswa menjadi pemikir yang mandiri, analitis, kreatif, perlu praktek, dan intelegensi
argumen yang dikemukakan dapat merupakan semacam itu diperlukan dalam kehidupan
petunjuk kualitas kemampuan mahasiswa. sehari-hari. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
HOTS akan menghasilkan aktivitas belajar yang semacam metakognitif merupakan bagian dari
produktif khususnya dalam interaksi socio- kemampuan berpikir tingkat tinggi
cognitive, misalnya dalam hal: (1) memberi dan (HigherOrder Thinking)10.
menerima bantuan; (2) mengubah dan Lazer menyatakan level high order
melengkapi sumber informasi; (3) melibatkan diri pada pengintegrasian dan
mengelaborasi dan menjelaskan konsep; (4) sintesis kecerdasan kedalam kehidupan nyata.
Penguasaan ranah kecerdasan biasanya
8 perwujudan dari penggunaan kecerdasan di
Fathul Jannah,“Keterampilan Berfikir Tingkat
Tinggi Peserta Didik SMA pada Pembelajaran
kejuruan atau pencarian minat. Pada level ini
Konsep Protis melalui Pendekatan Inkuiri siswa menyingkronkan nilai dan belajar
Terbimbing”,Pedagogik Jurnal Pendidikan,
10
Volume 8 Nomor 2, Oktober 2013,hal. 3. A. Thomas andG. Thorne,
9
C.Mc Loughlin and J. Luca, 2000, (http://otl.- (http://www.cdl.org/resource-
curtin.edu.au/tlf/tlf2000/mcloghlin.html, diakses library/articles/hot.php diakses tanggal 19 April
tanggal 13 April 2017). 2017).
~~ 31 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
bertanggung jawab untuk menciptakan di masa melebihi hasil kerja yang lampau, serta
depan11. mengungguli hasil kerja yang lain. Motivasi
Suyitno yang mengutip pendapat berprestasi seseorang didasarkan atas dua hal
Wiederhold, menyatakan bahwa model yaitu, adanya tendensi untuk meraih sukses dan
pemecahan masalah dipandang sebagai model adanya tendensi untuk menghindari kegagalan.
pembelajaran yang mampu meningkatkan Pada dasarnya keadaan motif itu dimiliki oleh
kemampuan siswa dalam berpikir tinggi (HOT). individu, namun keduanya mempunyai keadaan
Model pemecahan masalah dengan pola berpikir berbeda-beda dalam berbagai situasi dan kondisi
tinggi akan membawa siswa pada pengalaman menurut adanya
siswa menggunakan pengetahuan serta prestasi.
keterampilan secara maksimal untuk dapat Keberhasilan individu untuk mencapai
diterapkan dalam hal pemecahan masalah yang kebehasilan dan memenangkan persaingan
tidak rutin, penemuan pola pemecahan, berdasarkan standar keunggulan, sangat terkait
perampatan hasil serta kemampuan komunikasi dengan tipe kepribadian yang memiliki motif
yang baik, sehingga kebermaknaan belajar akan berprestasi lebih tinggi daripada motif untuk
lebih terasa12. menghindari kegagalan begitu pula sebaliknya,
apabila motif menghindari terjadinya kegagalan
C. Motivasi Berprestasi Mahasiswa lebih tinggi daripada motif sukses, maka
Istilah Need for achievement motivasi berprestasi seseorang cenderung
merupakansuatu fikiran yang berhubungan rendah. Jadi motivasi berprestasi atau
dengan bagaimana melakukan sesuatu achievement motivation merupakan suatu
denganbaik, lebih cepat lebih efisien dibanding dorongan yang berhubungan dengan bagaimana
dengan apa yang telah dilakukansebelumnya. melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih
Konsep motivasi berprestasi dirumuskan cepat, lebih efisien dibandingkan dengan apa
pertama kali oleh henry Alexander Murray. yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai usaha
Murray memakai istilah kebutuhan berprestasi mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi
(need for achievement) untuk motivasi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat
berprestasi, yang dideskripsikannya sebagai berupa prestasi oranglain maupun prestasi
hasrat atau tendensi untuk mengerjakan sesuatu sendiri.
yang sulit dengan secepat dan sebaik mungkin13. Karakteristik individu yang mempunyai
Motivasi berprestasi didefinisikan sebagai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu: 1)
usaha mencapai sukses atau berhasil dalam Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan,
kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas
yang dapat berupa prestasi orang lain maupun dengan hasil yang sebaik-baiknya; 2)
prestasi sendiri. Lindgren (1976: 67) Bertangungjawab, yaitu mampu
mengemukakan hal senada bahwa motivasi bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan
berprestasi sebagai suatu dorongan yang ada menentukan masa depannya, sehingga apa yang
pada seseorang sehubungan dengan prestasi, dicita-citakan berhasil tercapai; 3) Evaluatif,
yaitu menguasai, memanipulasi serat mengatur yaitu menggunakan umpan balik untuk
lingungan sosial maupun fisik, mengatasi segala menentukan tindakan yang lebih efektif guna
rintangan dan memelihara kualitas kerja yang mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak
tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk membuatnya putus asa, melainkan sebagai
pelajaran untuk berhasil; 4) Mengambil resiko
11 “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya
David Lazear, High Order Thinking The Multiple
Integences Way,(Chicago: Zephyr Press, 2004).
sesuai dengan batas kemampuan yang
12
A. Suyitno,Handout Kuliah Teori dimilikinya; 5) Kreatif dan inovatif, yaitu
PembelajaranMatematika,(Semarang: Jurusan mampu mencari peluang-peluang dan
Matematika FMIPA UNNES, 2006), hal. 25. menggunakan kesempatan untuk dapat
13
Ngalim Purwanto,Psikologi menunjukkan potensinya; 6) Menyukai
Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1993), hal. 20-21.
~~ 32 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan ada tiga komponen dari standar keunggulan
yang bersifat prestatif dan kompetitif. yang antara lain adalah: 1) Standar keunggulan
Menurut winkelachievement motivation tugas (berhubungan dengan pencapaian tugas
(motivasi berprestasi) adalah daya penggerak sebaik-baiknya); 2) Standar keunggulan diri
untuk mencapai taraf prestasi belajar yang (berhubungan dengan pencapaian prestasi yang
setinggi mungkin demi pengharapan kepada lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang
dirinya sendiri14. pernah dicapai selama ini); 3) Standar
Motivasi berprestasi bersifat tetap artinya keunggulan siswa lain (berhubungan dengan
jika seseorang memiliki motivasi berprestasi pencapaian prestasi yang lebih tinggi
tinggi maka pada waktu lain pun akan memiliki dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh
motivasi berprestasi tinggi pula, walaupun tidak siswa lain)17.
dalam semua hal. Motivasi untuk berprestasi Motivasi berprestasi dapat dibedakan
bersifat tetap, tidak disadari, dan tidak mudah menjadi dua, yaitu motivasi berprestasi yang
melemah oleh faktor-faktor situasional, seperti bersifat otonom dan motivasi berprestasi yang
kesukaran pekerjaan/tugas atau berfungsinya bersifat social. Motivasi berprestasi yang
insentif. Motivasi berprestasi ini dapat dimiliki bersifat otonom didasarkan pada standar yang
dalam gradasi yang tinggi, namun dapat juga ada pada diri sendiri yaitu prestasi yang pernah
dalam gradasi yang rendah (Stipek, dalam dicapai sebelumnya, sedangkan motivasi
Wolfoolk, 1994: 342). berprestasi yang bersifat social didasarkan pada
Motivasi berprestasi (achievement perbandingan yang berasal dari luar yaitu
motivation), adalah keinginan untuk prestasi orang lain18.
menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu Motivasi berprestasi individu didasarkan
yang standar kesuksesan dan untuk melakukan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses
suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai dan tendesi untuk menghindari kegagalan.
kesuksesan. Seseorang yang memiliki motivasi Individu yang memiliki tendensi untuk meraih
berprestasi yang tinggi biasanya akan lebih sukses kuat berarti ia memiliki motivasi untuk
mudah menyelesaikan permasalahannya15. meraih sukses yang lebih kuat daripada motif
Maslow menggolongkan motivasi untuk menghindari kegagalan dan responsif
berprestasi dalam satu hierarki kebutuhan yaitu dalam berbagai situasi dan sebaliknya19.
kebutuhan social. Kebutuhan akan perasaan Motivasi berprestasi sebagai dorongan
maju, dapat dinyatakan secara kategorikal yang dimiliki seseorang untuk mengatasi
bahwa pada umumnya manusia tidak senang hambatan dalam mencapai tujuan. Seseorang
apabila menghadapi kegagalan. Para ahli yang memiliki motivasi berprestasi
merumuskan kebutuhan ini sebagai need for menunjukkan adanya perjuangan untuk meraih
achievement. Sebaliknya ia akan merasa senang tujuan20.
dan bangga apabila ia meraih kemajuan, apapun Apabila disimpulkan pengertian motivasi
bentuk kemajuan itu16. berprestasi adalah merupakan suatu keinginan
Motivasi berprestasi adalah suatu yang mendorong individu untuk mencapai
dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang sukses dan mencapai standar keunggulan.
selalu berusaha atau berjuang untuk
meningkatkan atau memelihara kemampuannya 17
setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan Djaali,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Bumi
menggunakan standar keunggulan. Menurutnya Aksara, 2008), hal. 103.
18
S. Haditono, Achievement Motivation,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
14
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran,(Jakarta: PT. 1979).
19
Gramedia, 1984), hal. 25. R. L. Atkinson, et al., Pengantar Psikologi Jilid 1
15
J. W. Santrock, Psikologi Pendidikan (edisi Edisi Keenam, (Jakarta: Erlangga, 1985).
20
kedua), (Penerjemah Tri Wibowo B.S). (Jakarta: Davis& Newstrom,Human Behavior at Work;
Kencana, 2007), hal. 501 Organizational Behavior, International Edition,
16
S. P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Singapore: Mc Graw Hill Book Company,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 156. 1989).
~~ 33 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 34 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 35 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
eksperimen dan kelas kontrol, masing-masing Gambar 2. Histogram nilai kemampuan awal
kelas terdiri dari 19 siswa sehingga secara siswa kelas kontrol
keseluruhan terdapat 38 siswa.
Setelah instrumen di uji cobakan, awal b. Data Higher Order Thinking Skils (HOTS)
penelitian adalah mengetahui kemampuan awal Mahasiswa
siswa yang diukur dari data dokumentasi berupa Kelas tahfidz dan kelas control diberikan
nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semester materi yang sama yaitu mekanika, setelah diberi
2, sedangkan skor HOTS diambil dari postest perlakuan pada kedua sampel tersebut diperoleh
untuk menentukan HOTS mahasiswa setelah hasil yang diukur dengan postest untuk
mendapat perlakuan yang berbeda. mengetahui hasil Higher Order Thinking Skils
2. Deskripsi Data (HOTS) Mahasiswa (kemampuan berfikir
a. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa mahasiswa tingkat tinggi). Rentang nilai yang
Data nilai kemampuan awal siswa diperoleh kelas eksperimen adalah 65 sampai
diperoleh dari data dokumentasi yang diambil 95, dan untuk kelas kontrol antara 60 sampai 90.
pada awal dimulainya penelitian, nilai Nilai rata-rata, standar deviasi dan variansi
kemampuan awal siswa memiliki rentang nilai dapat dilihat pada tabel 2, selengkapnya
dari 75 sampai 82 untuk kelas eksperimen dan disajikan dalam lampiran. Sedangkan untuk
untuk kelas kontrol memiliki rentang nilai 75 diagram batang dapat dilihat pada gambar 3 dan
sampai 82, sehingga dapat dikatakan antara gambar 4
kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
rentang nilai yang sama. Nilai rata-rata, variansi Tabel 3. Data HOTS kelas eksperimen dan
dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 2 kelas kontrol
berikut, secara terperinci disajikan pada Kelas Kelas
Nilai
lampiran. Eksperimen Kontrol
Rata-rata 78,6842 71,5789
Tabel 2.Rata-rata, Variansi, dan Standar Deviasi Standar
kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan 7,9656 9,8675
Deviasi
kelas kontrol Varians 63,4503 97,3684
Kelas Kelas
Nilai
Eksperimen Kontrol 6
Rata-rata 78,2632 78,4737 4
Standar 2
2,4909 2,0377
Deviasi 0 frekuensi
Varians 6,2047 4,1520
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
90-94
95-99
10
Gambar 3. Histogram nilai HOTS kelas
0 frekuensi eksperimen
75-77 78-80 81-83
6
Gambar 1. Histogram nilai kemampuan awal 4
siswa kelas eksperimen 2
0 frekuensi
20
80-84
90-94
60-64
65-69
70-74
75-79
85-89
95-99
10
frekuensi
0 Gambar 4. Histogram nilai HOTS kelas control
75-77 78-80 81-83
~~ 36 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 37 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
dan uji homogenitas dapat diketahui bahwa 0,14𝐹𝐴𝐵 = −1130,31. Harga 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf
prasyarat uji telah terpenuhi maka data yang signifikasi 5% dengan 𝑑𝑘𝐴 = 𝑑𝑘𝐵 = 𝑑𝑘𝐴𝐵 = 1
diperoleh dapat dianlisis dengan anava dua dan derajat kebebasan galat (error) = 34, atau
jalan. 𝐹0,05;1;34 diperoleh harga 4,13. Hasil pengujian
Dari hasil uji anava dua jalan diperoleh ini diterangkan dalam tabel 8 sebagai berikut.
harga statistik uji untuk 𝐹𝐴 = 1140,19𝐹𝐵 =
Total - 78824,88 37
- - - -
Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat Maka H0AB ditolak, yang menunjukkan ada
pada lampiran. interaksi antara aktivitas menghafal AlQuran dan
Keputusan uji diambil dari hasil analisis motivasi berprestasi mahasiswa terhadap HOTS
data berupa kesimpulan hasil pengujian hipotesis mahasiswa.
penelitian yaitu: Hasil uji hipotesis ada pengaruh aktivitas
H0A : Tidak ada pengaruh aktivitas menghafal menghafal AlQuran. Hal ini menunjukkan bahwa
AlQuran terhadap HOTS mahasiswa. aktivitas Tahfizh Al Qur‟an melatih anak untuk
HIA : Ada pengaruh aktivitas menghafal berkonsentrasi tinggi. Semakin banyak ayat yang
AlQuran HOTS mahasiswa. bisa dihafal oleh anak dan hafalannya ini
𝐹𝐴 = 1140,19 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13 terpelihara dengan baik, berarti konsentrasi anak
Maka H0A ditolak. Ini menunjukkan ada akan semakin tinggi. Pada umumnya semakin
pengaruh aktivitas menghafal AlQuran terhadap banyak ayat yang dihafal, semakin cepat untuk
HOTS mahasiswa. menghafal ayat-ayat lainnya. Hal ini
H0B : Tidak ada pengaruh motivasi berprestasi mengindikasikan bahwa terjadi proses perbaikan
mahasiswa yang tinggi dan rendah terhadap konsentrasi menjadi semakin tinggi, apabila
HOTS mahasiswa. semakin banyak ayat-ayat Al Qur‟an yang
HIB : Ada pengaruh motivasi berprestasi dihafal. Jika kosentrasi tinggi maka
mahasiswa yang tinggi dan rendah dimungkinkan akan semakin mudah dalam
terhadap HOTS mahasiswa memahami kuliah yang di dapat. Sehingga
𝐹𝐵 = 11,14 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13 kemampuan berfikirnya tidak hanya mengingat,
Maka H1B diterima, yang menunjukkan ada tetapi bisa sampai memiliki kemampuan berfikir
pengaruh motivasi berprestasi mahasiswa yang tingkat tinggi (HOTS).
tinggi dan rendah terhadap HOTS mahasiswa. Hasil analisis yang kedua bahwa ada
H0AB : Tidak ada interaksi antara aktivitas pengaruh motivasi berprestasi tinggi dan rendah
menghafal AlQuran dan motivasi terhadap HOTS mahasiswa. Hal ini berarti
berprestasi mahasiswa terhadap HOTS bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi
mahasiswa. berprestasi tinggi dimungkinkan akan sangat
HIAB : Ada interaksi antara aktivitas menghafal baik dalam menyelesaikan hafannya, begitu juga
AlQuran dan motivasi berprestasi dengan indeks prestasi akademiknya. Sedangkan
mahasiswa terhadap HOTS mahasiswa. kemampuan menghafal yang baik akan melatih
𝐹𝐴𝐵 = 1130,31 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13 nalar seseorang sehingga tidak mudah
terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat buruk.
~~ 38 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
~~ 39 ~~
S P E K T R A | Vol. IV No. 01, April 2018
P-ISSN : 2442-9910 | E-ISSN : 2548-642X Jurnal Kajian Pendidikan Sains
skils (HOTS) . Hal ini ditunjukkan dengan Jurnal Penelitian dan Evaluasi
𝐹𝐵 = 11,14 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13. Pendidikan. UNY Yokyakarta.
3. Ada interaksi antara aktivitas menghafal dan Jannah,Fathul. 2013. Keterampilan Berfikir
motivasi berprestasi terhadap higher order Tingkat Tinggi Peserta Didik SMA pada
thingking skils (HOTS). Hal ini ditunjukkan Pembelajaran Konsep Protis melalui
dengan 𝐹𝐴𝐵 = 1130,31 ≥ 𝐹0,05;1;34 = 4,13 Pendekatan Inkuiri Terbimbing. Pedagogik
Jurnal Pendidikan, Oktober 2013,
Saran Volume 8 Nomor 2. Universitas
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada Muhamadiyah Palangkaraya.
pengaruh yang signifikan antara aktivitas Lazear, David. 2004. High Order Thinking The
menghafal AlQuran dan motivasi berprestasi Multiple Integences Way. Chicago: Zephyr
mahasiswa terhadap kemampuan berfikir tingkat Press.
tinggi. Hal ini sangat bagus untuk membekali Mc Loughlin, C. and Luca, J. 2000. (http://otl.-
remaja dan mahasiswa untuk biasa hidup dengan curtin.edu.au/tlf/tlf2000/mcloghlin.html,
mandiri dan dapat menyelesaikan permasahan diakses tanggal 13 April 2017).
hidupnya dengan baik. Sehingga dengan Muhsin, Abdul. 2014. Orang Sibukpun Bisa
demikian aktivitas menghafal AlQuran sangat Menghafal AlQuran. Kartosuro: PQS
dianjurkan untuk biasa dilakukan dimanapun. Publising.
Newman, FM and Wehlage, GG. 1993
DAFTAR PUSTAKA (http://mathdepartment.wiki.farmington.
k12.-mi.us) diakses tanggal 19 April
Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A 2017).
Taxonomy of Learning, Teaching, and Purwanto, Ngalim. 1993. Psikologi Pendidikan.
Assessing: A Revision of Bloom’s Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Taxonomy of Educational Objectives. Ruswandi. 2013. Budaya Menghafal Al-Quran
New York: Longman. Di Lingkungan Kampus. Yogyakarta.
Anita, Woolfolk.1994. Educational Psychology. Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi
Boston: Pearson Educational. kedua). (Penerjemah Tri Wibowo B.S).
Atabik, Ahmad. 2014. The Living Qur‟an: Jakarta. Kencana.
PoTreT Budaya Tahfiz AL-Qur‟an di Siagian, S. P. 2004. Teori Motivasi dan
nusantara. Jurnal Penelitian, Vol. 8, No. 1, Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Februari 2014. STAIN Kudus. Solichin, Salam. 2009. Sekitar Walisanga.
Atkinson, R. L., R.C. Atkinson, E. R. Hilgard. Kudus: Percetakan Menara Kudus, t.t
1985. Pengantar Psikologi. Jilid 1 Edisi Suyitno, A. 2006. Handout Kuliah Teori
Keenam. Jakarta: Erlangga. Pembelajaran Matematika. Semarang:
Brookhart, S. M. 2010. How to Assess Higher Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Order Thinking Skills in Your Classroom. Thomas, A. dan Thorne, G. S.a.
Alexandria: ASCD (http://www.cdl.org/resource-
Davis & Newstrom. 1989. Human Behavior at library/articles/hot.php diakses tanggal 19
Work; Organizational Behavior, April 2017).
International Edition, Singapore; Mc Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pengajaran.
Graw Hill Book Company. Jakarta: PT. Gramedia.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Yuwanto, E. (2010, September 25). Jumlah
Bumi Aksara. Penghafal Alquran Indonesia Terbanyak di
Haditono, S. 1979. Achievement Motivation. Dunia. Retrieved Oktober 1, 2012, dari
Yogyakarta: Gadjah Mada University ROL REPUBLIKA ONLINE:
Press. http://www.republika.co.id/berita/dunia-
Istiyono, Edy. 2014. Pengembangan Tes islam/islam-nusantara/10/09/24/136336-
Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi jumlah-penghafal-alquran-indonesia-
Fisika (PsyHOTS) Peserta Didik SMA. terbanyak-di-dunia
~~ 40 ~~