Anda di halaman 1dari 6

e-Journal Keperawatan(e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF ( PUZZLE)


TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI DESA LINAWAN KECAMATAN PINOLOSIAN
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Inggried Claudia Muloke


Amatus Yudi Ismanto
Yolanda Bataha

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : Inggried.claudia@gmail.com

Abstrack: Preschoolers are children at aged 36-60 months, during this period a child is
prepared for school, where the senses and stimuli as well as acceptance of
the receptor and memory process should be ready so that a child is capable to study
with well, the learning process at this time is with play. &KLOGUHQ¶V NRJQLWLYH DELOLWy
could be indicated with play a game that using educational tool game. The purpose of
WKLV UHVHDUFK LV NQRZQ WKH LQIOXHQFH RI HGXFDWLRQDO WRRO JDPH SX]]OH RQ FKLOGUHQ¶V
cognitive development at aged 5-6 years in the village of Pinolosian Sub-district
Linawan Bolaang Mongondow Regency South. The design of this research uses pre-
experiment method with one group pretest-posttest design. Sampling techniques uses
sampling size, at least about 30 respondents. The results of statistical tests on Paired
Sample t-WHVW ZLWK D FRQILGHQFH OHYHO RI . DQG WKH REWDLQHG S YDOXH
0.000<0.05. The conclusion indicates that there is the influence of teducational
tool game (puzzle) FKLOGUHQ¶V FRJQLWLYH GHYHORSPHQW DW DJHG -6 years in the village of
Pinolosian Sub-district Linawan Bolaang Mongondow Regency South.

Keywords : Educational tool game (puzzle), Cognitive Development, preschoolers

Abstrak: Anak prasekolah adalah anak yang berumur 36-60 bulan, pada masa ini anak
dipersiapkan untuk sekolah, dimana panca indra dan sistim reseptor penerimaan
rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan
baik, proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Kemanpuan Kognitif
anak dapat ditunjukan dengan cara melaksanakan kegiatan bermain menggunakan alat
permainan yang mengandung unsur atau nilai edukatif. Tujuan Penelitian ini adalah
diketahui pengaruh alat permainan edukatif (puzzle) terhadap perkembangan kognitif
anak usia 5-6 tahun di desa Linawan Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan. Desain Penelitian ini menggunakan metode Pra Eksperimen
dengan pendekatan one group pretest-post test design. Teknik pengambilan Sampel
menggunakan sampling size sebesar minimal 30 orang responden. Hasil Uji Statistik
hasil uji Paired Sample t-test GHQJDQ WLQJNDW NHSHUFD\DDQ . GDQ GLSHUROHK p
value 0,000 < 0,05. Kesimpulan yaitu ada pengaruh alat permainan edukatif (puzzle)
terhadap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun di Desa Linawan Kecamatan
Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Kata Kunci : Alat Permainan Edukatif (Puzzle), Perkembangan Kognitif, Anak


prasekolah
e-Journal Keperawatan(e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN (Wahyuni & Maureen dalam Astuti,


Anak prasekolah adalah anak yang 2014).
berumur 36-60 bulan, pada masa ini anak Berdasarkan penelitian yang
dipersiapkan untuk sekolah, dimana panca dilakukan oleh Amala (2015) terdapat
indra dan sistim reseptor penerimaan pengaruh bermain puzzle terhadap
rangsangan serta proses memori harus perkembangan fungsi kognitif anak TK di
sudah siap sehingga anak mampu belajar Kecamatan Pinogaluman Kabupaten
dengan baik, proses belajar pada masa ini Bolaang Mongondow Utara. Selain itu
adalah dengan cara bermain (DepKes RI, penelitian yang dilakukan oleh Hasana
2006). (2013) menunjukkan adanya pengaruh
Bermain bagi anak usia dini alat permainan edukatif terhadap aspek
sangatlah penting, dengan bermain maka perkembangan anak pra sekolah di
proses belajar akan efektif danlebih cepat wilayah puskesmas Ondong.
ditangkap pada saat mereka bermain serta Menurut DepKes RI (2006),
salah satu manfaat dari bermain baik bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia
untuk pengembangan kognitif anak mengalami gangguan perkembangan, baik
(Fadlillah, 2014). Menurut Piaget perkembangan motorik kasar maupun
kemampuan kognitif adalah hasil dari halus, gangguan pendengaran, kecerdasan
hubungan perkembangan otak dan system kurang dan keterlambatan bicara.
nervous dan pengalaman-pengalaman Sedangkan data persentasi penduduk tuna
yang membantu individu untuk aksara 2014 yang dirilis oleh Direktorat
beradaptasi dengan lingkungannya Jendral (Dirjen) pendidikan anak usia dini
(Kliegman dkk, 2012). dan pendidikan masyarakat tahun 2015
Kemanpuan Kognitif anak dapat tercatat 1,2 % dari total penduduk Bolsel
ditunjukan dengan cara melaksanakan tahun 2014 sebesar 64 ribu jiwa masih
kegiatan bermain menggunakan alat buta aksara (Raldy, 2016).
permainan yang mengandung unsur atau Berdasarkan studi pendahuluan, di
nilai edukatif. Sedangkan perkembangan Desa Linawan, didapatkan dari 45 anak
kognitif adalah Perkembangan berfikir diantaranya 15 anak yang berusia 5-6
atau kecerdasan, yaitu kemampuan untuk tahun masih sulit mengenali bentuk,
mempelajari keterampilan dan konsep warna serta belum mampu menyebutkan
baru, keterampilan untuk memahami apa angka dan huruf. Serta hasil wawancara
yang terjadi di lingkungannya, serta kepada salah satu guru yang ada di desa
keterampilan menggunakan daya ingat Linawan bahwa belum ada pembelajaran
dan menyelesaikan soal-soal sederhana dengan menggunakan media permainan
(Wiyani, 2014). Menurut Soetjiningsih seperti puzzle, melainkan memakai media
(2012) APE (Alat Permainan Edukatif), papan tulis dan membuat anak-anak
dapat mengoptimalkan perkembangan merasa bosan. Berdasarkan uraian diatas
anak, disesuaikan dengan usia dan tingkat maka peneliti tertarik untuk melakukan
perkembangannya. Permainan puzzle, SHQHOLWLDQ GHQJDQ MXGXO ³Pengaruh Alat
merupakan jenis permainan edukatif untuk Permainan Edukatif (Puzzle) Terhadap
melatih pola pikir anak dalam menyusun Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6
potongan-potongan menjadi satu kesatuan Tahun di Desa Linawan Kecamatan
yang mempunyai bentuk yang utuh
e-Journal Keperawatan(e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Pinolosian Kabupaten Bolaang Penelitian dilakukan pada tanggal 8-


Mongondow Selatan?´ 16 November 2016, di desa Linawan
Kecamatan Pinolosian Kabupaten
METODE PENELITIAN Boolang Mongondow Selatan.
Penelitian ini menggunakan
metode Pra Eksperimen dengan HASIL dan PEMBAHSAN
A. Hasil Penelitian
pendekatan one group pretest-post test
1. Analisa Univariat
design (Setiadi, 2013). Dimana peneliti a. Umur
mendeskripsikan tentang bagaimana
pengaruh bermain puzzle terhadap Tabel 1. Karakteristik Responden
perkembangan fungsi kognitif pada anak Berdasarkan Umur
usia 5-6 tahun di desa Linawan Umur N %
Kecamatan Pinolosian Kabupaten 5 Tahun 19 63.3%
Bolaang Mongondow Selatan. 6 Tahun 11 36.7%
Populasi dalam penelitian ini Total 30 100%
adalah seluruh anak usia 5-6 tahun yang
Sumber : Data Primer
ada di desa Linawan Kecamatan Dari tabel 5.1 dapat diketahui mayoritas
Pinolosian Kabupaten Bolaang responden paling banyak umur 5 tahun
Mongondow Selatan yang berjumlah 45 dengan jumlah 19 responden (63.3%).
anak. Teknik pengambilan sampel
menggunakan penarikan bukan secara b. Jenis Kelamin
Tabel 2. Karakteristik Responden
acak (non random) yaitu berdasarkan pada
Berdasarkan Jenis Kelamin
suatu pertimbangan/kriteria tertentu
Jenis N %
(purposive sampling) yang sebelumnya
ditetapkan oleh peneliti, berdasarkan ciri Kelamin
atau sifat-sifat populasi yang sudah Laki-Laki 14 53.3%
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,
Perempuan 16 46.7%
2012). Kriteria inklusi sebgai berikut :
Anak usia prasekolah umur 5-6 tahun, Total 30 100%
anak dengan persetujuan orang tua Sumber : Data Primer
bersedia untuk diteliti,dan anak sehat.
Instrument yang digunakan dalam Berdasarkan table 5.2 dapat diketahui
penelitian ini adalah alat permainan mayoritas responden paling banyak adalah
edukatif (puzzle) diberikan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 16
SOP (Standar Oprasional Prosedur) responden (53,3%).
bermain pada anak yang telah dibuat dan
Lembaran Observasi, dilakukan guna c. Perkembangan Kognitif
mengamati kemampuan kognitif anak Sebelum dan Sesudah
yang dapat dilihat dari pencapaian 7 Bermain Puzzle
indikator penilaian kemampuan kognitif
anak yang di ambil berdasarkan check list Tabel 3. Karakteristik Perkembangan
indikator perkembangan anak usia 5-6 Kognitif Responden Sebelum Diberikan
tahun telah ditetapkan oleh Peraturan Alat Permainan Edukatif (Puzzle).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014
dan pengolahan dengan rating scale.
e-Journal Keperawatan(e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Perkembangan N Presentase Berdasarkan hasil uji normalitas data


kognitif sebelum diperoleh nilai skeweness/SE pre test
bermain puzzle perkembangan kognitif 1.41 dan nilai
skeweness/SE post test perkembangan
7 7 23.3%
kognitif 0.54 untuk itu berarti nilai
8 1 3.3% skeweness/SE pre test perkembangan
9 4 13.3% kognitif dan post test perkembangan
11 1 3.3% kognitif < 2, maka data tersebut
14 6 20.0% terdistribusi normal.
15 1 3.3%
16 2 6.7% b. Uji Hipotesis
17 1 3.3%
19 2 6.7% Tabel 5. Analisis pengaruh alat permainan
20 2 6.7% edukatif (puzzle) terhadap perkembangan
24 2 6.7% kognitif anak usia 5-6 tahun di Desa
27 1 3.3% Linawan Kecamatan Pinolosian
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Total 30 100% Variabel N Me- SD SE T P-
an val
Tabel 4. Karakteristik Perkembangan ue
Kognitif Responden Sesudah Diberikan P.
Alat Permainan Edukatif (Puzzle).
Kognitif 30 13. 5.8 1.0
Perkembangan
sebelum 50 41 66 -
kognitif sesudah N Presentase
7.4 0.0
bermain puzzle
P. 16. 6.2 1.1 98 00
7 2 6.7 %
Kognitif 30 60 84 47
8 2 6.7 %
9 2 6.7 % sesudah

11 1 3.3%
12 2 6.7 %
14 2 6.7 % B. Pembahasan
Hasil penelitian diperoleh adalah
15 2 6.7 %
ada pengaruh alat permainan edukatif
16 1 3.3% (Puzzle) terhadap perkembangan kognitif
17 2 6.7 % anak usia 5-6 tahun dari data terdapat
18 3 10.0% perbedaan selisih mean skor
19 3 10.0% perkembangan kognitif sebelum dan
20 1 3.3% sesudah diberikan alat permainan edukatif
21 2 6.7 % (puzzle) dengan nilai mean sebelum 13.50
dan sesudah 16.60.
25 2 6.7 %
Penelitian ini sejalan dengan
28 3 10.0% penelitian yang di lakukan oleh Amala
(2015) bahwa terdapat perbedaan
Total 30 100% perkembangan kognitif sebelum dan
setelah diberikan puzzle terhadap
2. Analisa Bivariat perkembangan kognitif anak-anak di TK.
a. Uji Normalitas Jika anak diberikan permainan yang
mengandung unsur edukatifnya maka
e-Journal Keperawatan(e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

dapat membantu mengoptimalkan kebutuhan dasar dibagi menjadi tiga, yaitu


perkembangan anak tersebut dan melatih asuh, asih dan asah.
daya ingat dari anak tersebut. Selain itu
hasil penelitian dari Permana (2007) SIMPULAN
berkesimpulan bahwa ada perbedaan Perkembangan kognitif sebelum
perkembangan anak pada kelompok anak diberi stimulasi alat permainan edukatif
pra sekolah yang mendapat stimulasi dan (puzzle) di desa Linawan Kecamatan
yang tidak mendapat stimulasi dengan alat Pinolosian Kabupaten Bolaang
permainan edukatif. Mongondow Selatan adalah mulai
Menurut Soetjingsih (2012) bahwa berkembang.
alat permainan edukatif adalah alat Perkembangan kognitif setelah diberi
permainan yang mengandung nilai stimulasi alat permainan edukatif (puzzle)
pendidikan sesuai usia dan tingkat di desa Linawan Kecamatan Pinolosian
perkembangan anak yang berfungsi untuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
merangsang perkembangan fisik, bahasa, adalah berkembang sesuai harapan.
kognitif dan sosial anak sehingga dapat Terdapat pengaruh alat permainan
mengoptimalkan perkembangan anak. edukatif (puzzle) terhadap perkembangan
Belajar dengan menggunakan alat kognitif anak usia 5-6 tahun di desa
permainan edukatif (puzzle) dengan baik Linawan Kecamatan Pinolosian
dan secara teratur perkembangan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
kognitifnya bisa berkembang dengan baik
dan cepat karena dibantu dengan DAFTAR PUSTAKA
permainan sebagai sarana belajar anak.
Perkembangan kognitif anak dapat ________(2006). Pedoman Pelaksanaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, bukan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
saja terletak dari pemberian stimulus Dini Tumbuh Kembang Anak
melalui permainan edukatif yang ditingkat Pelayanan Kesehatan
membuat anak mengalami perkembangan Dasar. Depkes RI.
kognitif. Di desa Linawan sendiri ada 2
anak yang sebelum dan sesudah diberikan Fadlillah. M, dkk. (2014). Pendidikan
stimulus dengan alat permainan edukatif Anak Usia Dini. Jakarta:
(puzzle) mempunyai nilai kognitif yang Kencana Prenadamedia Group
sama. Hal ini menunjukan perkembangan
kognitif tidak hanya melalui pemberian Hasana, Sry, Nur.,S,. (2013). Pengaruh
alat permainan edukatif namun adanya Alat Permainan Edukatif
faktor lain yang berperan. Terhadap Aspek Perkembangan
Tumbuh dan kembang seorang pada anak pra sekolah di
anak secara optimal dapat dipengaruhi Wilayah Puskesmas Ondong
oleh hasil Kabupaten kepulauan Siau
interaksi antara faktor genetis, herediter Tagulandang Biaro. E-journal:
dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Universitas Sam Ratulangi
Berdasarkan penelitian dari Nigrum Manado
(2015) bahwa ada pengaruh antara
lingkungan tempat tinggal dengan prestasi Kliegman, Robert, M., dkk (2012). Ilmu
belajar anak. Menurut Soetjiningsi (2000) Kesehatan Anak Nelson Ed. 15,
dalam Nursalam (2008) agar faktor Vol.1. Jakarta : EGC
lingkungan memberikan pengaruh yang
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
positif bagi tumbuh kembang anak maka
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
diperlukan pemenuhan juga atas
PT. Rineka Cipta
e-Journal Keperawatan(e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Nursalam, dkk. (2008). Asuhan


Keperawatan Bayi dan Anak
(untuk perawat dan bidan).
Jakarta : Salemba Medika.

Raldy. D (2016). ³ SHUVHQ 3HQGXGXN


%ROVHO %XWD +XUXI´. Artikel :
https://totabuanews.com/2016/0
9/12-persen-penduduk-bolsel-
buta-huruf. Diakses tanggal 15
september 2016 Pukul 8.15
WITA

Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soetjiningsih. (2012). Konsep Bermain


Pada Anak dalam Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wiyani, N. Andry. (2016). Konsep Dasar


PAUD. Yogyakarta: Gava
Media

Anda mungkin juga menyukai