1580 2673 1 PB
1580 2673 1 PB
1 - April 2017
Abstrak
Metode Entire, Detail, Frame, Angle, Time (EDFAT) belum begitu dikenal dalam dunia
fotografi. Akan tetapi, metode terebut sebenarnya sudah lazim di kalangan praktisi, khususnya
fotografer jurnalistik. Untuk itu, penelitian dan penerapan EDFAT menjadi penting dilakukan,
mengingat dalam kenyataannya metode tersebut sangat efektif dan efisien. Peneletian ini
merupakan upaya untuk memahami dan menerapkan metode EDFAT. Subjek penelitian
ialah Bengkel Andong MBah Musiran yang berada di kawasan Jotawang, Yogyakarta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode EDFAT memang dapat diterapkan dalam penciptaan
karya fotografi, terlebih jika sebelum pemotretan, fotografer terlebih dahulu menghimpun
informasi yang berkaitan dengan subjek pemotretan.
Kata kunci: fotografi dokumenter, Bengkel Andong Mbah Musiran, metode EDFAT
Abstract
29
Pamungkas Wahyu Setiyanto, Irwandi, Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran
yang merupakan ekspresi ungkapan estetik si Penelitian ini, selain bertujuan untuk
fotografer. menerapkan metode EDFAT, juga bertujuan
Karya-karya fotografi dokumenter untuk mengenali dan memahaminya.
untuk kepentingan jurnalistik dan sebagai Diharapkan setelah penelitian, metode
karya seni dalam penciptaannya membutuhkan EDFAT akan dipaparkan secara tuntas dan
metode dan keterampilan tertentu. Fotografer dijadikan salah satu materi pembelajaran
seharusnya tidak sekadar memotret segala fotografi jurnalistik di Jurusan Fotografi,
hal dan hanya menyeleksi foto-foto yang FSMR, ISI Yogyakarta sehingga juga dapat
dianggap layak, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu tersosialisasikan dengan baik.
memikirkan pola alur, bobot, dan nilai penting Objek penciptaan karya fotografi
yang akan disampaikan kepada audien. dokumenter yang akan dijadikan sampel
Foto dokumenter yang diciptakan oleh penerapan metode EDFAT dalam penelitian ini
para jurnalis foto/pewarta foto biasanya lebih adalah Bengkel Andong Mbah Musiran yang
terstruktur. Hal ini karena pada umumnya ada di Desa Salakan, Jotawang, Yogyakarta.
para pewarta foto dalam mencipta karya Dipilihnya bengkel andong sebagai sampel
fotografi dokumenter menerapkan metode penelitian didasari beberapa hal, antara lain
EDFAT. Metode ini diperkenalkan oleh pertimbangan ketersediaan data, kelengkapan
Walter Cronkite School of Journalism and bengkel andong sebagai suatu objek yang
Telecommunication Arizona State University dapat menjadi “cerita”, dan pertimbangan
yang merupakan akronim dari Entire, Detail, pelestarian kebudayaan dan tradisi Yogyakarta
Frame, Angle, dan Time. Tujuan penerapan melalui visualisasi fotografis. Pemilihan
EDFAT ialah menggambarkan aspek-aspek bengkel andong juga diharapkan menjadikan
yang perlu diperhatikan dalam pemotretan guna penelitian ini bernilai multiguna, yakni
mendapatkan foto-foto yang komprehensif, sebagai penguatan praktik fotografi jurnalistik
variatif, baik dari sisi fotografis maupun dari yang berorientasi pada nilai intrinsik dan
segi pemaparan kejadian atau peristiwa. nilai “jual”-nya; peningkatan keterampilan
Akan tetapi, metode EDFAT yang sudah mahasiswa Jurusan Fotografi, ISI Yogyakarta
diterapkan dalam praktik pemotretan oleh para sebagai lembaga pendidikan fotografi di
pewarta foto di dunia fotografi jurnalistik, Indonesia; pendokumentasian salah satu bagian
ternyata belum begitu dikenal di ranah akademis kebudayaan tradisional Indonesia, khususnya
fotografi. Tampaknya, “Pengaruh” istilah decisive Yogyakarta; dan dapat memperkaya wacana
moment milik Henri Cartier Bresson (HCB) ranah fotografi seni di Indonesia.
terlalu dominan sehingga foto jurnalistik dan Permasalahan yang akan dipaparkan di
dokumenter selalu diidentikkan dengan istilah sini sebenarnya mencakup dua hal, yaitu masalah
tersebut. Memang, istilah HCB tersebut sangat penelitian dan penciptaan. Hal ini perlu dilakukan
penting dalam foto jurnalistik dan dokumenter, supaya hasil penelitian dapat menjelaskan bagaimana
namun upaya untuk memperolehnya juga harus memahami dan menggunakan “kaca mata” EDFAT,
dikuasai. Salah satu upaya untuk mendapatkan khususnya ketika pemotret berhadapan dengan
decisive moment ialah penerapan metode EDFAT situasi tertentu yang akan didokumentasikan.
dalam pemotretan. Dalam kata lain, EDFAT digunakan untuk melihat
30
Jurnal Rekam, Vol. 13 No. 1 - April 2017
sesuatu berdasarkan konteks tertentu. Di sisi lain, Jurnalistik Mengenai Kerusuhan Mesir pada Harian
setelah pemotret memahami konteks dan objek Kompas”. EDFAT dalam penelitian ini hanya
pemotretannya, penerapan EDFAT akan dilakukan digunakan dalam membahas foto-foto tentang
dalam tataran operasional/pemotretan. Untuk itu, berbagai kerusuhan seputar demonstrasi untuk
masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana menjatuhkan Hosni Mubarak, bukan digunakan
menerapkan EDFAT untuk memahami konteks sebagai metode penciptaan. Penelitian yang cukup
bengkel Andong Mbah Musiran sebagai objek dekat dengan penelitian kali ini ialah apa yang
pemotretan dan bagaimana menerapkan EDFAT dilakukan oleh Shobri (2010) dalam laporan yang
pada tataran aspek pemotretannya. Upaya tersebut bejudul “Fotografi Pementasan Teater dengan
juga dilakukan untuk mengevaluasi metode EDFAT, Teknik Freeze Motion di Dalam Gedung Pertunjukan
baik dari sisi keunggulan maupun kelemahannya (Analisis Visual Foto Pementasan Maaf-Maaf-
ketika diterapkan di lapangan. Melalui penelitian Maaf dan Sayang Ada Orang Lain Produksi
dan penciptaan ini pula, akan lebih memantapkan Teater Lakon UPI Bandung)”. EDFAT dalam
wawasan jawaban apakah metode EDFAT dapat dan penelitian Shobri digunakan untuk menganalisis
layak dikembangkan dalam materi pembelajaran dan memotret, namun tidak ditinjau ulang secara
fotografi jurnalistik. kritis. Di samping itu, objek penelitiannya pun
berbeda, yaitu pementasan teater. Dari sisi tujuan,
PENCIPTAAN DAN PENELITIAN penelitian Sobri sangat berbeda dengan penelitian
TERDAHULU kali ini, yaitu menjelaskan, menerapkan, dan
Tentunya sudah banyak fotografer meninjau ulang metode EDFAT dari sisi kelebihan
yang membuat foto tentang Andong. Fotografer dan kekurangannya. Berdasarkan tinjauan pustaka
yang membuat karya tentang andong, antara yang telah dilakukan, penelitian dan penciptaan foto
lain Nugroho (2006) dengan judul tugas akhir dokumenter bertema bengkel andong di Yogyakarta
S-1 Jurusan Fotografi, FSMR, ISI Yogyakarta dengan metode EDFAT belum pernah dilakukan.
“Kehidupan Andong di Yogyakarta dalam Fotografi
Dokumentasi”. Nugroho memaparkan pemotretan LANDASAN TEORI
andong dalam konteks sebagai alat transportasi Fotografi Dokumenter
tradisional secara umum. Dari sisi aspek produksi, Pendekatan foto dokumenter akan
cakupan pembahasan yang dilakukan terlalu luas. digunakan dalam penelitian dan penciptaan ini.
Pemotretan yang dilakukan Nugroho merupakan Genre foto dokumenter dianggap tepat untuk
proses dari persiapan dan suasana ketika andong merefleksikan objek karena foto dokumenter
melakukan pekerjaan, belum menyentuh aspek menyajikan foto-foto secara, gamblang tanpa
penerapan EDFAT. Meskipun demikian, pemaparan adanya rekayasa, bisa langsung bercerita tentang
Nugroho dapat dijadikan pijakan awal untuk objek yang dimaksud sehingga diharapkan
membahas aspek penerapan metode EDFAT dalam penikmat foto bisa ikut merasakan sebuah
penciptaan foto dokumenter bengkel andong. fenomena seperti apa adanya. Ini agak berbeda
Dalam konteks yang berbeda, metode dengan genre esai foto, yang menempatkan
EDFAT juga pernah digunakan untuk menganalisis opini fotografer dalam posisi yang penting.
foto-foto jurnalisitk oleh Mugdhiyana (2011) dalam Demikianlah, fotografer dokumenter
penelitiannya yang berjudul “Analisis Isi Foto harus menyampaikan kebenaran tanpa adanya
31
Pamungkas Wahyu Setiyanto, Irwandi, Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran
32
Jurnal Rekam, Vol. 13 No. 1 - April 2017
Jim Bryant yang menyatakan bahwa EDFAT adalah dasarnya digunakan untuk menangani pekerjaan
salah satu metode art of seeing (http://www.digital- dengan material bahan baku kayu dan besi. Alat-
photography-school.com/EDFAT-the-art-of-seeing alat itu antara lain: obeng, tang, kunci pas, senar,
diakses tanggal 17 Januari 2012, pukul 17:18 WIB) gergaji kayu, gergaji besi, dan tanggem. Bengkel ini
beroperasi setiap hari kerja pukul 09.00 – 17.00 WIB.
PEMBAHASAN
Gambaran Singkat Bengkel Andong Mbah Analisis dan Penerapan EDFAT pada
Musiran Bengkel Andong Mbah Musiran
Bengkel andong Mbah Musiran saat ini Berdasarkan gambaran situasi yang
bertempat di kawasan Jotawang, Salakan, Yogyakarta. diperoleh di lokasi bengkel, hasil pemotretan
Secara fisik bengkel ini memiliki luas 400 m² yang dengan penerapan EDFAT dapat dilihat dalam foto-
terdiri dari dua area, yaitu area terbuka dan area foto berikut ini.
beratap. Area terbuka merupakan tempat untuk 1. Entire: Pemotretan objek foto dengan
memarkir andong yang menunggu giliran perbaikan long shot dan angle tertentu
berikut kudanya, sedangkan area beratap merupakan Bagian-bagian utama bengkel andong
bagian utama bengkel tersebut. Di area beratap inilah disajikan secara long shot dan medium shot.
andong-andong diperbaiki. Area beratap di Bengkel
Andong Mbah Musiran terbagi menjadi dua ruangan,
yaitu ruangan depan yang digunakan sebagai lokasi
perbaikan dan perakitan andong, serta ruangan
belakang yang digunakan untuk pekerjaan yang
membutuhkan pemanasan besi. Kedua ruangan ini
merupakan bagunan semipermanen.
Jumlah pekerja di bengkel ini hanya dua
orang, Wido (45 tahun) dan Jono (40 tahun). Keduanya
putra Mbah Musiran. Mbah Musiran saat ini sudah
mengurangi aktivitasnya di bengkel mengingat Entire 1. Kuda yang sedang diistirahatkan dan
usianya yang sudah lanjut. Saat ini tanggung jawab andong yang sedang diperbaiki.
pengelolaan bengkel diserahkan kepada Jono.
Cakupan utama pekerjaan yang dapat
dilakukan dilakukan di bengkel ini ialah perbaikan
andong-andong domestik yang lazim dijadikan sarana
transportasi umum di Yogyakarta. Perbaikan as roda,
penggantian ban, perbaikan suspensi andong, dan
perbaikan kecil lainnya merupakan pekerjaan rutin
di bengkel ini. Selain itu, bengkel ini juga sering
menerima pesanan pembuatan kereta kuda yang
datang dari manca negara seperti Inggris dan Belanda.
Peralatan yang digunakan di bengkel Entire 2. Foto suasana bagian depan bengkel
andong.
ini bisa dikatakan cukup sederhana, namun pada
33
Pamungkas Wahyu Setiyanto, Irwandi, Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran
34
Jurnal Rekam, Vol. 13 No. 1 - April 2017
35
Pamungkas Wahyu Setiyanto, Irwandi, Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran
36
Jurnal Rekam, Vol. 13 No. 1 - April 2017
bagian yang merupakan unsur penting dalam diceritakan sejarah singkat bengkel andong dan
bengkel andong ditampilkan secara close- kondisinya saat ini. Untuk melengkapi narasi,
up hingga extreme close-up. Detail peralatan caption dicantumkan di semua foto yang terbagi
bengkel; tangan yang sedang memahat berikut dalam beberapa kelompok. Untuk menambah
kayu pahatan yang hampir terlepas dari kayu kesan dramatis dan karakter foto, foto esai ini
induknya; dan detail tangan pekerja yang disajikan dalam format hitam putih. Hasil dari
sedang memperbaiki as roda merupakan contoh aransemen dan penambahan narasi dapat dilihat
objek-objek pemotretan yang dapat diwujudkan berikut ini.
sisi detailnya. Prioritas berikutnya ialah frame.
Dalam pemotretan yang memprioritaskan frame, Foto Esai Bengkel Andong Mbah Musiran
objek terlihat lebih fokus dan mengundang
perhatian mata. Pemotretan semacam ini Bengkel Andong Mbah Musiran
selain menambah nilai artistik foto, juga dapat Tak tok tak tok tak tok.... selalu terdengar
memberikan informasi tambahan, yaitu suasana di Bengkel Andong Mbah Musiran yang terletak
dan kondisi di sekitar objek pemotretan. di Desa Salakan, Jotawang, Yogyakarta.
Kesan dramatis sering kali dihasilkan dengan Suara benturan gagang tatah dan palu
pemotretan yang menitikberatkan pada diselingi bunyi desingan mesin bubut ini
angle atau sudut pandang pemotretan. Selain menjadi musik ritmis mengiringi para pekerja
informatif, foto dengan prioritas angle juga yang mereparasi atau memproduksi andong.
memberikan kesan keluasan kepada pemirsa Sesekali tercium bau kayu terbakar ketika para
foto. Terakhir, pemotretan dengan prioritas time pekerja sedang melubangi spare part kayu
menitikberatkan pada momen-momen penting andong dengan besi yang sudah dipanasi.
dalam sebuah rangkaian kejadian. Terdapat dua Sudah belasan tahun Bengkel Andong
kemungkinan dalam pemotretan tersebut, yaitu Mbah Musiran ini melakukan aktivitasnya.
penggunaan kecepatan rana tinggi dan rendah. Sekarang bengkel tersebut sudah sedikit
Kecepatan rana tinggi akan menghasilkan demi sedikit dipindahkan pengelolaannya
gambar yang “beku” sehingga dapat merekam kepada anaknya. Selain mereparasi hampir
kejadian yang hanya terjadi dalam waktu yang semua andong yang beroperasi di wilayah
singkat., sedangkan kecepatan rana rendah Jogjakarta, bengkel ini juga melayani pesanan
akan menunjukkan kesan gerak pada objek untuk membuat andong baru. Pesanan andong
yang dipotret. menurut tuturan Mbah Musiran (70) tidak
Penyajian foto-foto bengkel andong hanya datang dari para kusir andong, tetapi juga
yang telah diseleksi berdasarkan teori EDFAT datang dari manca negara yang digunakan untuk
akan dilakukan dengan cara aransemen ulang, kereta kerajaan atau kereta wisata. “Biasanya
penambahan narasi, dan penambahan caption. yang memesan dari luar negeri itu dari Eropa
Artinya foto-foto tadi dikemas dalam format foto Mas”, tuturnya. “Untuk memproduksi satu
esai. Mengingat foto-foto ini bertujuan untuk andong lokal butuh waktu 3-5 bulan, tapi kalau
memberikan gambaran umum tentang Bengkel pesenan dari luar negeri bisa setahunan Mas,”
Andong Mbah Musiran, narasi yang dibangun tambahnya.
lebih bersifat informatif. Dalam konteks ini,
37
Pamungkas Wahyu Setiyanto, Irwandi, Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran
38
Jurnal Rekam, Vol. 13 No. 1 - April 2017
39
Pamungkas Wahyu Setiyanto, Irwandi, Foto Dokumenter Bengkel Andong Mbah Musiran
KEPUSTAKAAN
Nugroho, W. W. (2006). Kehidupan Andong di
Yogyakarta dalam Fotografi Dokumentasi.
ISI Yogyakarta.
Peres, M. R. (2007). Focal Encyclopedia of
Photography: Digital Imaging, Theory
and Applications, History, and Science.
Amsterdam: Focal Press.
Shobri, F. (2010). Fotografi Pementasan Teater
Dengan Teknik Freeze Motion Di Dalam
Gedung Pertunjukan (Analisis visual foto
pementasan Maaf-Maaf-Maaf dan Sayang
Ada Orang Lain produksi Teater Lakon
UPI Bandung ). Universitas Komputer
Indonesia.
Streisel, J. (2007). High School Journalism:
A Practical Guide. North Carolina:
McFarland & Company Inc.
Stel Roda
SIMPULAN
Penerapan EDFAT pada kenyataannya
memang cukup efektif bila digunakan sebagai
pemandu dalam pemotretan dokumenter.
Buktinya, dengan melakukan tahapan-tahapan
pada EDFAT banyak informasi yang dapat
disampaikan melalui foto-foto yang dihasilkan.
40