Hip and Knee Assessment and Physical Examination
Hip and Knee Assessment and Physical Examination
Examination
Rabu, 19 Januari 2022 6.35 PM
A. Knee Evaluation
a. Anamnesis Nyeri lutut
i. Onset : Nyeri sejak kapan
ii. Location : Di bagian lutut depan, belakang lutut, samping lutut
(samping dalam atau luar)
iii. Durasi (nyeri terus menerus atau hilang timbul)
iv. Pemicu nyeri lutut? Istirahat nyeri timbul, jika naik tangga nyeri
timbul, jalan jauh nyerinya timbul
v. Karakteristik nyeri : Nyerinya tajam/ tumpul, nyerinya menjalar
atau tidak (untuk mengethaui keterlibatan saraf)
vi. Apakah ada hal yang menyebbkan nyeri lutut tambah parah
vii. Apakah ada hal yang dapat meredakan nyeri lutut
viii. Ada riwayat trauma nggak?
ix. Setelah trauma apakah masih mampu menopang berat
badan?
b. Anamnesis gangguan mekanik lutut
i. Keluhan mekanik lutut : Ada sensasi popping (seperti meletus),
sensasi locking (terkunci/ gerak tertahan), giving way (lutut
geser), mau oleng kalau jalan
1) Locking sensation --> meniskus robek
2) Popping sensation --> robek ligamen
3) Giving way --> subluksasi patella
4) Instabilitas --> ruptur ligamen
c. Anamnesis efusi/bengkak pada lutut
i. Onset :
□ onset yang cepat kurang dari 2 jam biasanya pada ruptur
ACL dan fraktur tibial plateau yang menyebabkan tibial
hemarthrosis
□ Onset lambat 24-36 jam dan efusinya ringan sampai
sedang --> cedera meniskus, atau sprain ligamen
RSA Page 1
sedang --> cedera meniskus, atau sprain ligamen
□ Efusi rekuren karena aktivitas --> cedera meniskus
d. Anamnesis mekanisme cedera/ trauma
i. Apakah ada tekanan langsung pada lutut
1) Force from anterior with the knee flexed --> PCL rupture
2) Force from radial to the lateral --> Ruptur of MPFL
3) Medial blow --> Lateral collateral ligament tear
ii. Apakah pasien sempat jatuh menumpu ke lantai, bagian tubuh
yang jadi tumpuan
iii. Apakah pasien berhenti bergerak secara spontan
iv. Apakah pasien cedera lutut setelah lompat
v. Ada gerakan terplintir gak
e. Anamnesis riwayat terapi
i. Tanyakan apakah sudah coba minum obat, terapi yang
dilakukan
f. Physical Examination
i. Inspeksi
□ kulit
Luka
Eritem
Bengkak
□ Atrofi otot
□ Asimetrisitas sisi kanan dan kiri
□ Minta pasien untuk berdiri : Amati adakah kelainan varus (X),
Valgus (O)
□ Gait :
Antalgia (nyeri akibat jalan)
Panjang langkah
Kelemahan otot
ii. Palpasi
□ Nyeri tekan pada sendi
□ Nyeri tekan pada jaringan soft tissue
Pes anserine
RSA Page 2
Tendon patella (patella ke tibia)
Iliotibial band
iii. Move
Fleksi --> 10 degree
RSA Page 3
□ Fleksi --> 10 degree
□ Ekstensi --> 130 degree
□ Abduksi dan adduksi --> pada kondisi ekstensi 0 derajat ,
fleksi 30 derajat
g. NVD examination
i. Sensori
RSA Page 4
4) Ekstensi jempol kaki --> N.peroneal
5) Fleksi jempol kaki --> N.Tibial
iii. Vaskular
h. Special Physical Examination
i. McMurray test
□ Identifikasi adanya nyeri atau bunyi klik saat genu fleksi
dan ekstensi dengan rotasi eksternal atau internal
□ Tujuannya mendempet meniskus dengan femoral dan tibia
□ Prosedur
a) Pasien pada posisi supinasi dengan lutut hiperfleksi
b) Pemeriksa mengangkat tumit pasien dengan satu
RSA Page 5
b) Pemeriksa mengangkat tumit pasien dengan satu
tangan dan tangan lain memegang lutut agar posisi
tak berubah
c) Untuk mengecek medial meniskus, lakukan eksternal
rotation kemudian di dorong ke arah valgus (medial )
ekstensikan
RSA Page 6
posterior
□ Jika ACL intak pasti ada end point saat ACL didorong ke
anterior dan posterior
iii. Pivot shift
□ Untuk mengecek ACL (PATOGNOMONIS ROBEK ACL)
□ Prosedur :
Pasien pada posisi supinasi
Lutut pasien pada posisi ekstensi
Internal rotasi ankle, valgus force (dorong ke dalem)
Kemudian fleksi tibial dengan kondisi tibia terfiksasi
oleh illiotibial band
Fleksikan 20-30 derajat
□ Positif jika ada palpable clunk pada saat fleksi
iv. Reverse pivot shift
□ Untuk mendiagnosis posterolateral ligament of the knee
(PCL, LCL, dan kompleks arkuata(lig.arcuata, popliteal
fibular ligament))
□ Prosedur
Pasien supine,
Genu pada posisi fleksi
Berikan valgus force
Rotasi eksternal tibia
Ekstensi tibia
□ Tibia akan terreduksi dari posisi subluksasi saat fleksi 20
derajat, Tibial plateau akan bergerak ke arah anterior dan
menyebabkan bunyi clunk
v. Posterior drawer test
□ Paling spesifik dalam pemeriksaan PCL (biasanya karena
hiperfleksi)
□ Pasien pada posisi supinasi, fleksi genu 90 derajat
□ Dua tangan pada proksimal tibia orong tibia ke arah
posterior dan tarik ke posisi normal ke anterior
□ Positif bila tidak ada end point , dan berlebihan translasi
tibia
vi. Dial test
RSA Page 7
vi. Dial test
□ Untuk mengetahui adanya posterolateral injury dengan
atau tanpa keterlibatan PCL
□ Prosedur
Disarankan pasien dalam posisi pronasi, kalau pasien
supinasi kita harus menyangga pahanya
Genu pada posisi fleksi 30 dan 90 derajat
◊ 30 derajat --> Posterolateral injury
◊ 90 derajat --> PCL injury
Kemudian ankle rotasi eksternal
Hitung derajat rotasi eksternal ankle jika >10 derajat
dinyatakan rotational injury
vii. Valgus test
□ Palpasi pada bagian medial lutut untuk mengtahui kondisi
MCL
□ Prosedur
Pasien supinasi, genu ekstensi
Dorong genu ke arah valgus
Fleksi genu 30 derajat kemudian geser lutut ke
samping arah medial
Ekstensi genu 0 derajat, lakukan hal yang sama --> jika
genu kendor, maka ada injury pada arcuate ligament
dan
viii. Varus test
□ Untuk mengidentifikasi injury pada LCL
Genu fleksi 30 derajat
Geser ke arah lateral dan ke posisi normal
Genu ekstensi 30 derajat
Geser ke lateral
B. Hip Evaluation
RSA Page 8