OLEH:
Dewa Ayu Eka Agustiniari (19031003)
Gusti Ayu Putu Laksmi Patni (19031004)
I Kadek Doni Arisaputra (19031005)
Kartika Ratna Dewi (19031008)
Ni Putu Octa Anggendary (19031011)
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. J.P
b. Umur : 28 Tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Alamat : Br. Dinas Kaja, Busung Biu, Buleleng.
e. Pekerjaan : Guru Olahraga
f. Agama : Hindu
g. No. RM :-
Pasien mengeluh nyeri gerak, dan tekan pada lutut kanan dan keterbatasan
gerak seperti menekuk, berjalan dengan menggunakan lutut kanan.
Pasien datang pada tanggal 29-3-2023 dengan alat bantu dan keluhan nyeri
knee dextra terutama saat digerakan fleksi-ekstesi. Pasien memiliki riwayat
cidera saat bermain basket pada bulan februari 2023 dan masih belum
mendapatkan tindakan medis karena sedang mengikuti perlombaan.
Sebulan kemudian pasien merasakan nyeri pada knee dextra yang tidak
tertahankan dan memutuskan untuk memeriksakan ke RS.X. Setelah itu
pasien di diagnose adanya kerobekan ACL. Sehingga kemudian dilakukan
rekontruksi ACL pada knee dekstra. 4 hari kemudian pasien dirujuk ke
fisioterapi untuk menjalankan terapi dan memasuki rehabilitasi fase 1.
-
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Aktif
Sendi Gerakan ROM Nyeri
Interpretasi :
Range of motion pada knee dextra terbatas oleh karena adanya
nyeri dan luka operasi pada saat menggerakkan kearah fleksi dan
ektensi knee.
Pasif
Sendi Gerakan ROM Nyeri
Interpretasi :
Range of motion pada knee dextra saat gerakan pasif terbatas
pada gerakan fleksi dan ekstensi knee dextra
Isometrik Sendi Gerakan Nyeri Tahanan
Knee Fleksi + Tidak mampu menahan
dextra Ekstensi + tahanan minimal
Interpretasi :
Pada knee dextra terdapat nyeri dan tidak bisa melawan tahanan
minimal. Sedangkan pada knee sinistra tidak terdapat nyeri pada
fleksi knee dan mampu melawan tahanan maksimal.
Kekuatan MMT
otot Knee
Gerakan Dextra Sinistra
Fleksi 3 5
Ekstensi 3 5
Interpretasi :
Pada pemeriksaan diatas didapatkan hasil nilai pada
gerakan fleksi ekstensi dekstra yaitu 3 yang artinya
mampu melawan grafitasi. Sedangkan pada sisi sehat
(sinistra) pada gerakan fleksi ekstensi yaitu 5 yang artiya
mampu melawan tahanan maksimal
Pemeriksaan Goniometer
ROM Regio Dextra Sinistra
Interpretasi :
Didapatkan kesimpulan adanya oedema pada knee dextra
Panjang Midline
Regio Sinistra Hasil
tungkai
Knee True Lenght 103 cm
Upper Lenght 108 cm
Bone Lenght 95 cm
Regio Dextra Hasil
Knee True Lenght 105 cm
Upper Lenght 109 cm
Bone Lenght 96 cm
Interpretasi :
Didapatkan kesimpulan adanya perbedaan panjang tungkai
pada knee dextra
5. Membawa beban 0 1 2 3 4
1. Kekakuan di pagi 0 1 2 3 4
hari
Kekakuan 2. Kekakuan yang 0 1 2 3 4
terjadi di kemudian
hari
2. Menaiki tangga 0 1 2 3 4
3. Berdiri dari 0 1 2 3 4
duduk
0 1 2 3 4
4. Berdiri
5. Berbelok ke lantai 0 1 2 3 4
6. Berjalan di atas permukaan 0 2 3 4
yang datar
7. Masuk atau keluar mobil 0 1 2 3 4
8. Pergi berbelanja 0 1 2 3 4
9. Menaruh kaos kaki 0 1 2 3 4
10. Berbaring di tempat tidur 0 1 2 3 4
11. Membuka/mengambil 0 1 2 3 4
kaos kaki
12. Bangkit dari tempat tidur 0 1 2 3 4
13. Masuk/keluar bak tempat 0 1 2 3 4
mandi
14. Duduk 0 1 2 3 4
15. Keluar/masuk toilet 0 1 2 3 4
16. Melakukan tugas rumah 0 1 2 3 4
tangga ringan
17. Melakukan tugas rumah 0 1 2 3 4
tangga berat
Interpretasi :
Pemeriksaan ADL menggunakan womax dengan hasil 53
yang artinya berat.
c. Algoritma Pemeriksaan
Post OP ACL knee Dextra Nyeri gerak dan tekan pada knee dextra diikuti keterbatasan gerak
Pasien mengeluh nyeri gerak, dan tekan pada lutut kanan dan keterbata
YA
Anamnesis
Pasien datang pada tanggal 29-3-2023 dengan alat bantu dan keluhan n
YA
Vital Sign
HR: 80x/mnt
BP: 127/73mmHg
RR: 18x/menit
SPO2:96%, BB: 60kg
suhu: 36,5 °C
YA Inspeksi Dinamis :
Pasien datang menggunakan alat bantu kruk
Pemeriksaan fisik Inspeksi dinamis dan statis Adanya keterbatasan gerak fleksi dan ekstesi pada knee dextra
Pasien tampak kesulitan saat bangkit dari posisi duduk ke berdiri
Tidak ada rasa pusig atau kunang-kuang saat kepala digerakkan
Tampak pola perapasan pasien normal
Inspeksi Statis :
Pasien tidur terlentang dengan adanya luka icisi pada knee dekstra
Ekspresi wajah pasien tampak menahan nyeri saat knee saat tidur
terlentang
Posisi knee dekstra semi fleksi saat tidur terlentang
Pemeriksaan Umum Aktif : saat di lakukan gerakan aktif didapatkan kesimpulan yaitu
Pemeriksaa
n Fugsi pasien belum mampu menggerakan Full ROM.
Gerak Dasar Pasif : saat di lakukan gerakan pasif didapatkan kesimpulan yaitu
pasien belum mampu menggerakan Full ROM
Isometrik : Pada knee dextra terdapat nyeri dan tidak bisa melawan
tahanan minimal. Sedangkan pada knee sinistra tidak terdapat nyeri pada
fleksi knee dan mampu melawan tahanan maksimal.
1. Nyeri diam: 0/10
Pengukuran nyeri dengan VAS (Visual Analoge2.Scale)
Nyeri tekan: 8/10
3. Nyeri gerak: 5/10
Diagnosa
Adanya nyeri gerak, gangguan aktivitas fungsional dan keterbatasan
gerak pada knee dextra et cause Post Op ACL Knee Dextra
DIAGNOSIS
ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
Body fuction :
- d4101 Squatting
- d4102 Kneeling
- d4152 Maintaining a kneeling position
- d4502 Walking long distance
Kognitif :
Pasien dapat melakukan latihan dengan baik sesuai dengan
instruksi dari fisioterapis.
Intrapersonal
Pasien memiliki motivasi sembuh yang sangat tinggi
Interpersonal
Pasien memiliki keinginan yang kuat untuk pulih kembali.
b. Environmental Factor
Fasilitator:
1. Support and relationship of immediate familly (e310)
Adanya support dari keluarga untuk kesembuhan pasien.
2. Health Profesionals (e355)
Mendapatkan penanganan yang baik dari fisioterapis.
Barier:
1. Individual attitudes of health professionals (e450)
Kebiasaan buruk dalam dirinya yang belum mampu dirubah.
Diagnosis Fisioterapi
Adanya nyeri gerak, gangguan aktivitas fungsional dan keterbatasan gerak pada knee
dextra et cause Post Op ACL Knee Dextra
PROGNOSIS
I. Quo ad vitam
Bonam
II. Quo ad sanam
Bonam
III. Quo ad cosmeticam
Bonam
Dubia ad Bonam
PLANNING
I. Jangka Pendek
I. Tabel Intervensi
Gait Training Latihan ini bertujuan Dilakukan Arif Pristianto, Taufik Dwi
Raharjo , Rita Setiyaningsih.
untuk memperbaiki sebanyak 10 kali
2019. Case Report: Intervensi
performa gerak baik repetisi dalam 2 Fisioterapi dalam
kemampuan meraih, kali sehari. Peningkatan Kemampuan
Fungsional Pasien pasca
mengenggam, Total Knee Replacement et
maupun causa Gonitis Tuberkulosis di
RS Orthopedi Prof. Dr.
berjalan dilaksanaka Soeharso Surakarta. Program
n dengan latihan Studi Fisioterapi/Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas
penguatan, lingkup Muhammadiyah Surakarta :
gerak sendi, University Research
Colloqium
keseimbangan,
kontrol postural
II. Edukasi
DOI 10.1186/s12891-016-1104-x
EVALUASI
Absolut Tambahan*
2. Pengukuran
Kekuatan MMT
otot Knee
Gerakan Dextra Sinistra
Fleksi 3 5
Ekstensi 3 5
Interpretasi :
Pada pemeriksaan diatas didapatkan hasil nilai pada
gerakan fleksi ekstensi dekstra yaitu 3 yang artinya
mampu melawan grafitasi. Sedangkan pada sisi sehat
(sinistra) pada gerakan fleksi ekstensi yaitu 5 yang artiya
mampu melawan tahanan maksimal
Pemeriksaan Goniometer
ROM Regio Dextra Sinistra
Interpretasi :
Didapatkan kesimpulan adanya keterbatasan gerak pada
knee dextra .
Sensibilitas Benda Saat diberikan sentuhan pada knee dextra, hasilnya pasien
tajam bisa merasakan perbedaan saat diberikan tes tajam tumpul
tumpul dan mampu merasakan sentuhan ringan karena tidak
(pulpen) adanya gangguan sensasi sensorik
Lingkar Midline
Regio Dextra Hasil
segmen
Knee Middle Patella 46 cm
10 cm diatas MP 52 cm
20 cm diatas MP 62 cm
Regio Sinistra Hasil
Knee Middle Patella 44 cm
10 cm diatas MP 50 cm
20 cm diatas MP 60 cm
Interpretasi :
Didapatkan kesimpulan adanya oedema pada knee dextra
Panjang Midline
Regio Sinistra Hasil
tungkai
Knee True Lenght 103 cm
Upper Lenght 108 cm
Bone Lenght 95 cm
Regio Dextra Hasil
Knee True Lenght 105 cm
Upper Lenght 109 cm
Bone Lenght 96 cm
Interpretasi :
Didapatkan kesimpulan adanya perbedaan panjang tungkai
pada knee dextra
Nyeri Visual Nyeri diam : 0/10
Analog Nyeri gerak : 4/10
Scale Nyeri tekan : 8/10
(VAS)
Interpretasi :
Skala nyeri 0-1 : Tidak Nyeri
Skala nyeri 1-3 : Nyeri Ringan
Skala nyeri 3-7 : Nyeri Sedang
Skala nyeri 7-9 : Nyeri Berat
Skala nyeri 9-10 : Nyeri Sangat Berat
Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 0/10, nyeri
tekan 8/10, nyeri gerak 5/10.
Pemeriksaan Womex 1. Berjalan 0 1 2 3 4
ADL
2. Menaiki tangga 0 1 2 3 4
2. Kekakuan di pagi 0 1 2 3 4
hari
Kekakuan 3. Kekakuan yang 0 1 2 3 4
terjadi di kemudian
hari
2. Menaiki tangga 0 1 2 3 4
3. Berdiri dari duduk 0 1 2 3 4
4. Berdiri 0 1 2 3 4
5. Berbelok ke lantai 0 1 2 3 4
7. Berjalan di atas permukaan 0 1 2 3 4
yang datar
7. Masuk atau keluar mobil 0 1 2 3 4
8. Pergi berbelanja 0 1 2 3 4
9. Menaruh kaos kaki 0 1 2 3 4
10. Berbaring di tempat tidur 0 1 2 3 4
12. Membuka/mengambil 0 1 2 3 4
kaos kaki
12. Bangkit dari tempat tidur 0 1 2 3 4
14. Masuk/keluar bak tempat 0 1 2 3 4
mandi
14. Duduk 0 1 2 3 4
15. Keluar/masuk toilet 0 1 2 3 4
17. Melakukan tugas rumah 0 1 2 3 4
tangga ringan
18. Melakukan tugas rumah 0 1 2 3 4
tangga berat
Interpretasi :
Pemeriksaan ADL menggunakan womax dengan hasil 53
yang artinya berat.
DOKUMENTASI