Dalam sub soal NUMERIK akan selalu berhubungan dengan matematika dasar.
Matematika adalah ratu dari ilmu pengetahuan (Carl Friedrich Gauss - Matematikawan
Terbaik Jerman 1777 - 1855 M). Berikut beberapa dasar matematika yang perlu
diketahui agar dapat mengerjakan soal TIU lebih mudah.
Ada sebuah pepatah mengatakan “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Sama halnya
dengan kalimat itu, kita harus mengetahui dulu dasar dari matematika agar kita lebih
mudah dalam mengenali dan memahaminya. Sebelum kita masuk kedalam sub materi
dari NUMERIK, hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah mengenal bilangan
dan operasi dari bilangan itu sendiri. Berikut beberapa bilangan dasar yang sedikit
banyak harus kita pahami dan ingat terlebih dahulu.
1. Bilangan Asli (1, 2, 3, 4, 5, … dst.)
2. Bilangan Bulat Positif dan Negatif (…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, … dst.)
3. Bilangan Ganjil (…, -9, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, … dst.)
4. Bilangan Genap (…, -10, -8, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, 8, 10, … dst.)
5. Bilangan Prima 1-100
2 3 5 7 11
13 17 19 23 29
31 37 41 43 47
53 59 61 67 71
73 79 83 89 97
a. Berhitung
Berhitung adalah salah satu cabang dari matematika yang mempelajari operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan dan kombinasi.
Dalam soal CPNS, semua operasi hitung akan dijumpai dari penjumlahan hingga
kombinasi.
1. Penjumlahan adalah landasan akademis dasar yang perlu dimiliki setiap orang.
Untuk menyelesaikan penjumlahan dengan cepat dapat dilakukan dengan
beberapa trik sebagai berikut tanpa membuat cakaran yang menghabiskan
waktu.
a. Dengan menjumlahkan terlebih dahulu angka menjadi 10.
Contoh : 6 + 2 + 5 + 4 = .....
Jawab: perhatikan angka 6 dan 4. kedua angka tersebut jika
dijumlahkan hasilnya 10. Lalu jumlahkan angka 2 dan 5 mendapatkan
hasil 7.
Jadi hasilnya adalah 17.
2. Pengurangan
Salah satu cara mengerjakan soal pengurangan selain mengurangkan
langsung pembilang dan pengurang adalah dengan meminjam angka ke
angka lainnya. Misal : 90 – 37 = …
Bulatkan dulu pengurangnya (37) ke atas menjadi 40.
90 – 37 = …
90 – 40 = 50 (37+3 = 40)
Lalu tambahkan pembulatannya 3, maka 50 + 3 = 53 (selesai).
Jadi, 90 – 37 = 50 + 3 = 53
3. Perkalian
Untuk soal perkalian, hal pertama yang harus dipahami adalah
menghapal tambel perkalian dasar 1 sampai dengan 10. Jika kita tidak dapat
menghapal seluruh atau sebagian dari table perkalian dasar, kita dapat
menulis table tersebut sebelum mengerjakan soal dan ingat, tulislah table
tersebut sebelum waktu ujian dimulai. Terdapat beberapa cara yang mudah
diikuti dalam operasi perkalian sebagai berikut.
a. Penguraian Sederhana
Misal : 2 x 123 = …
123 = 100 + 20 + 3
2 x 123 = 2 x (100 + 20 + 3)
= (2 x 100) + (2 x 20) + (2 x 3)
= 200 + 40 + 6
= 246
Untuk penguraian 2 digit atau lebih dapat dilakukan dengan cara
yang sama.
b. Perkalian Bersusun
Misal : 23 x 9 = …
Untuk perkalian bersusun 3 digit atau lebih dapat dilakukan dengan cara
yang sama.
4. Pembagian
Untuk soal pembagian, anda harus menulisnya di kertas cakaran karena
tidak dapat dilakukan hanya dengan memikirkannya saja, apalagi bila soal
yang ada dengan jumlah angka yang banyak. Selain itu, hapalkan table
perkalian dasar karena perkalian dan pembagian adalah dasar matematika
yang saling berhubungan. Gunakanlah cara yang paling mudah anda pahami.
Berikut cara pembagian umum yang biasa kita gunakan.
Misal 1 : 8 = …
5. Perpangkatan
an = a × a × a × … × a sebanyak n kali
a adalah bilangan yang dipangkatkan (bilangan pokok)
n adalah pangkat (eksponen)
dengan n adalah bilangan bulat positif
contoh lain :
(-2)4 = (-2) × (-2) × (-2) × (-2)
= 4 × (-2) × (-2)
= (-8) × (-2)
= 16
b. Perkalian Aljabar
1. Perkalian dengan konstanta
Contoh 1 => 2y × 3 = 6y
d. Perpangkatan Aljabar
Contoh 1:
3 ¹/8 = 3 + ¹/8
= 3 + 0,125
= 3,125
Jadi, 3 ¹/8 = 3,125
b. Desimal ke Pecahan
Untuk mengubah bentuk desimal ke pecahan dapat dilakukan dengan
mengubah ke bentuk sepersepuluh.
1 angka di belakang koma ke seper 10
2 angka di belakang koma ke seper 100
3 angka di belakang koma ke seper 1000 dan seterusnya.
Contoh soal : 4 + 9 + 14 + 19 + . . .
Dari deret bilangan diatas, tentukan S30 = . . ?
Penyelesaian :
Diketahui : a = 4 , b = 5
Un = a + ( n – 1 ) b
U30 = 4 + ( 30 -1 ) 5
= 4 + 29.5
= 4 + 145
= 149
maka , S30 adalah :
Cara 1
Sn = 1/2 n ( a+ Un )
S30 = 1/2 . 30 ( 4 + 149 )
= 15 x 153
= 2295
Cara 2
Sn = 1/2n [ 2a + ( n – 1 ) b ]
S30 = 1/2 30 [ 2.4 + ( 30 – 1 ) 5 ]
= 15 [ 8 + 29 .5 ]
= 15 ( 8 + 145 )
= 15 ( 153 )
= 2295
c. Perbandingan Kuantitatif
Perbandingan kuantitatif adalah upaya untuk membandingkan 2 atau lebih
objek yang sama dengan angka-angka.
Contoh 1: Membandingkan Umur
Umur Ahmad 10 tahun
Umur Made 30 tahun
Berapakah perbandingan umur Ahmad dan Made?
Penyelesaian:
Satuan = tahun
Ahmad : Made = 10 : 30
Jadi, perbandingan umur Ahmad dan Made adalah 10 : 30
FPB (Faktor Persekutuan terbesar) 10 dan 30 adalah 10
Penyelesaian:
Bentuk perbandingan keuntungan dapat dijadikan menjadi 1 kesatuan, yang
diilustrasikan sebagai berikut :
2. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai adalah jenis perbandingan dua atau lebih satuan,
saat salah satu nilai meningkat maka nilai lainnya ikut meningkat begitu juga
saat salah satu nilai menurun maka nilai lainnya ikut menurun.
Contoh kasus perbandingan senilai:
1. Waktu tempuh dan jarak tempuh suatu kendaraan
2. Waktu download dan besar file yang di download
3. Banyak bahan baku dan banyak produksi barang
4. Jumlah pekerja dan jumlah gaji yang dibayarkan perusahaan
5. Jumlah hewan ternak dan banyak makanan ternak
Penyelesaian :
Kasus di atas akan dibentuk
menjadi perbandingan senilai karena secara
logika matematika jika pekerja ditambah,
maka gaji bertambah.
Dapat dibentuk perbandingan senilai dengan variable
a = pekerja
b = gaji
Sehingga dapat dibentuk perbandingan senilai
a1 = jumlah pekerja 3 orang
a2 = jumlah pekerja 4 orang
b1 = Rp 600.000,00
b2 = gaji saat pekerja 4 orang
Menghitung b2 yaitu gaji saat 4 pekerja
Penyelesaian:
Kasus di atas akan dibentuk
menjadi perbandingan berbalik
nilai karena secara logika matematika jika
pekerja ditambah, waktu menyelesaikan
pekerjaan berkurang.
Satuan perbandingan berbalik nilai :
Dapat dibentuk perbandingan berbalik nilai dengan variable
a = pekerja
b = waktu
Sehingga dapat dibentuk perbandingan senilai
a1 = 12 pekerja
a2 = 18 pekerja
b1 = 3 bulan
b2 = waktu saat 18 pekerja
Menghitung b2 yaitu waktu saat 18 pekerja
Jawab :
Ruang sampel dadu (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6
Muncul angka prima (K) = {2, 3, 5} maka n(K) = 3
Sehingga peluang muncul angka bilangan prima yaitu:
contoh soal :
Karno mengendarai ssebuah mobil dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.
Ia berangkat dari kota Jakarta menuju kota Bandung pukul 04.00. Andai
Karno sampai di kota Bandung Pukul 07.00. Berapa Km jarak yang telah
ditempuh Karno ?
Jawab :
Keterangan Rumus jarak tempuh s = v x t
Waktu yang ditempuh = waktu tiba – waktu berangkat
= Pukul 07.00 – Pukul 04.00
= 3 jam
Jarak yang ditempuh = kecepatan X waktu
= 60 km/jam X 3 jam
= 180 km
Maka, Karno sudah menempuh jarak 180 km
3. Kecepatan Rata-Rata
Keterangan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
x1 = titik awal (m)
x2 = titik akhir (m)
t1 = waktu awal (s)
t2 = waktu akhir (s)
4. Aritmatika Sosial
Persen (%) adalah sebuah tipografi penulisan berjenis simbol yang
berfungsi untuk menyatakan perbandingan per seratus dari angka yang
dimuatnya.
Contoh : 45%
Persentase adalah nilai bagian dari suatu pernyataan (keutuhan) yang
dinyatakan dalam persen (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).
Contoh : Bunga tabungan suatu bank 6%
a. Untung dan Rugi
Untung= harga penjualan - harga pembelian
Harga penjualan= harga pembelian + untung
Harga pembelian= harga penjualan - untung
Rugi= Harga pembelian - Harga penjualan
Harga penjualan= Harga pembelian - Rugi
Harga pembelian= Harga penjualan + Rugi
b. Presentase Untung dan Rugi
Presentase Untung= (Untung (dalam Rp)/Harga pembelian) x 100%
Presentase Rugi= (Rugi (dalam Rp)/Harga pembelian) x 100%