Anda di halaman 1dari 125

SKRIPSI

RENCANA PENGEMBANGAN WADUK KOLAM REGULASI NIPA-

NIPA SEBAGAI OBJEK WISATA DI DESA MONCONGLOE LAPPARA

KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

NIPA-NIPA RESERVOIR DEVELOPMENT PLAN AS A TOURIST

ATTRACTION IN MONCONGLOE LAPPARA VILLAGE, MUZZLE SUB-

DISTRICT MAROS DISTRICT.

RISKAWATI
1815042016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
2021
SKRIPSI

RENCANA PENGEMBANGAN WADUK KOLAM REGULASI NIPA-


NIPA SEBAGAI OBJEK WISATA DI DESA MONCONGLOE LAPPARA
KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan
Geografi

RISKAWATI
1815042016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Rencana Pengembangan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata Di Desa Moncongloe

Lappara Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros

Nama : Riskawati
NIM : 1815042016
Program Studi : Pendidikan Geografi

Menyetujui,
Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muhammad Yusuf , S.Si.,S.Pd.,M.Pd. Drs. H. Sukri Nyompa. S.H., M.Si., Ph.D
Nip. 198308082010121004 Nip.196003051986011001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Ketua Jurusan Geografi


Pendidikan Geografi Fakultas MIPA

Dr. Erman Syarif , S.Pd., M.Pd Uca, S.Si., M.P., Ph.D


Nip. 198107052006041001 Nip. 197112311998021001

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan tuntut tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tapi


tuntut dirimu karena menunda adabmu kepada Allah SWT.”

Terima kasih ya Allah

Engkau telah menurunkan kasih terbesar Mu,

Kasih sayang yang diwakili oleh seoarang Ibu.

Kupersembahkan karya ini sepenuhnya kepada kedua orang tuaku ibunda Hajrah
dan Ayahanda Sabollah serta saudara-saudaraku yang setiap saat mendoakan dan
tak henti memberi semangat, terima kasih untuk pengorbanan dan kasih sayang
yang telah diberikan selama ini.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dalam Pernyataan keaslian ini, saya yang bertanda tangan dibawah ini dalam hal

ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya yang saya buat sendiri,semua

sumber yang saya kutip dan gunakan telah saya tulis dengan benar, maka dengan

ini saya bersedia menerima sanksi yang sebelumnya telah ditetapkan oleh FMIPA

Universitas Negeri Makassar.

Hormat penulis pernyataan

Ttd

Nama : Riskawati

Nim : 1815042016

Tanggal : 11 Oktober 2021

iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Negeri Makassar, saya yang bertanda tangan
di bawah ini

Nama : Riskawati
Nim : 1815042016
Program Studi : Pendidikan Geografi S1
Jurusan : Geografi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Negeri Makassar Hak Bebas Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :
Rencana Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek
Wisata Di Desa Moncongloe Lappara Kecamatan Moncongloe Kabupaten
Maros
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Negeri Makassar berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta, serta tidak
dikomersialkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Makassar
Pada tanggal : 18 Oktober 2021
Menyetujui: Yang menyatakan
Pembimbing I

Dr. Muhammad Yusuf , S.Si.,S.Pd.,M.Pd Riskawati


Nip. 198107052006041001

iv
ABSTRAK

Riskawati, 2021. Rencana Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


Sebagai Objek Wisata Di Desa Moncongloe Lappara Kecamatan Moncongloe
Kabupaten Maros. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh bapak Dr.
Muhammad Yusuf, S.Si.,S.Pd.,M.Pd. Dan bapak Drs.H. Sukri Nyompa.
S.H.,M.Si.,Ph.D).

Tujuan Penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui potensi yang ada di waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa Kabupaten Maros, (2) mengetahui perencanaan
pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata
Kabupaten Maros. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian untuk memahami fenomena-fenomena tentang apa yang dialami
oleh subyek penelitian sedangkan deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada yaitu keadaan dan gejala
pada saat penelitian dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis deskriptif
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan potensi apa saja yang mendukung
pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata. serta
peran pemerintah daerah, masayarakat lokal, dan pengelolah dalam rencana
pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata. Pada
penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa merupakan
waduk yang memiliki fungsi serba guna, selain sebagai pengendali banjir Kota
Makassar dan Penyedia air irigasi juga sebagai objek wisata bagi masyarakat lokal
maupun masyarakat luar daerah. Waduk ini terletak di Desa Moncongloe Lappara
Kabupaten Maros yang di resmikan oleh presiden Republik Indonesia Joko
Widodo pada 18 Maret 2021. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah Bahwa
potensi yang ada pada Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yaitu waduk tersebut
dapat dikembangkan sebagai wisata pendidikan, wisata pertanian, wisata
memancing, wahana air, sarana olahraga, dan taman bermain anak. Selain itu
dalam pengembangannya didukung pula dengan aksesibilitas, infrastruktur, serta
sarana dan prasarana yang baik sehingga waduk tersebut sangat berpotensi
dikembangkan sebagai objek wisata. selain itu, faktor pendorong yang sangat
tinggi dalam pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek
wisata adalah adanya dukungan besar dan respon positif dari Pemerintah Desa,
Pengelola, Masyarakat, dan Pengunjung. Menurut Pemerintah Desa dan
Masyarakat dengan adanya pengembangan waduk sebagai objek wisata maka
akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat yang ada di
Desa Moncongloe Lappara Khususnya masyarakat yang memiliki tingkat
perekonomian rendah. Dari Hasil Penelitian, Pemerintah Desa dan Pengelola
masih terus berencana dan berusaha mengembangkan waduk sebagai objek wisata

Kata Kunci : Rencana Pengembangan, Objek Wisata, Analisis Deskriptif

v
ABSTRACT

Riskawati, 2021. Plan for Development of Nipa-Nipa Reservoir Reservoir as a


Tourist Attraction in Moncongloe Lappara Village, Moncongloe District, Maros
Regency. Essay. Departement of Geography, Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, Makassar State University (supervised by Mr. Dr. Muhammad Yusuf,
S.Si., S.Pd., M.Pd, and Mr. Drs. H. Sukri Nyompa. SH, M.Si, Ph.D).
The purpose of this study was to (1) determine the potential that exists in the
Nipa-Nipa Regulatory Pond Reservoir, Maros Regency, (2) determine the
planning for the development of the Nipa-Nipa Regulatory pond Reservoir as a
tourist attraction in Maros Regency. The type of research conducted by the author
is to use a qualitative method with a descriptive approach. Qualitative research is
research to understand the phenomena experienced by research subjects while
descriptive qualitative is research that describes all existing symptoms or
conditions, namely the conditions and symptoms at the time the research was
conducted. The data analysis technique used in this research is descriptive
qualitative analysis. Qualitative descriptive analysis techniques are used to
describe what potential supports the development of the Nipa-Nipa Regulatory
Pond Reservoir as a tourist attraction. And the role of local governments, local
communities, and managers in the development plan for the Nipa-Nipa
Regulatory Pond Reservoir is a reservoir that has a function as a flood controller
ini Makassar City and a provider of irrigation water. In addition, the Nipa-Nipa
Regulatory Pond Reservoir is a reservoir that is used as a tourist attraction for
local communities and people outside the region, this reservoir is located ini
Moncongloe Lappara Village, Maros Regency which was inaugurated by the
president of the Republik of Indonesia Joko Widodo on March 18 2021. This
Nipa-Nipa regulation is a reservoir under the auspices of the pompengan Je’ne
Berang River Basin Center. Based on the result of this study, the very high driving
factors in the development of the Nipa-Nipa Regulatory Pond Reservoir as a
tourist attraction are the support of the Regional Government, Managers,
Community, Visitors, as well as the potential in the form of facilities and
infrastructure, Accessibility, Accommodation, beautiful natural scenery,
Attactions and the size of the reservoir area. Although there are people who do not
expect the benefits to be derived from the development of the Nipa-Nipa
Regulatory Pond Reservoir as e tourist attraction, the community hopes that the
reservoir can be further developed so that tourist interest is high to visit the Nipa-
Nipa regulation Pond Reservoir as a tourist attraction.
Keywords: Development Plan, Tourist Attraction, Descriptive Analysis

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada seluruh umat manusia.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar

Rasulullah Muhammad SAW, sang pemimpin agung yang selamanya menjadi

teladan umat manusia, para sahabat, keluarganya serta pengikutnya yang suci

sebagai penggenggam cahaya islam hingga akhir zaman.

Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah kepada seluruh umat manusia,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bentuk perjuangan

selama penulis menuntut ilmu pada Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar,

dengan judul “Rencana Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Sebagai Objek Wisata Di Desa Moncongloe Lappara Kecamatan Moncongloe

Kabupaten Maros”. Diajukan Sebagai salah satu persyaratan untuk dapat

memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

Penulis amat menyadari dari awal hingga akhir penulis skripsi ini begitu

jauh dari kata sempurna dan penyusunan serta rangkaian kata yang masih

terbilang banyak kekurangan. Hal ini tentu disebabkan karena kemampuan,

keuletan, serta pengetahuan penulis yang masih begitu minim dan terbatas.

Namun, karena berkat petunjuk Allah SWT dan do’a Kedua orangtua serta

bantuan dari berbagai pihak, berupa bimbingan, motivasi, pikiran, tenaga dan doa

hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Rasa tulus dan Hormat penulis

vii
mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang

setinggi- tingginya kepada orang tua saya Ibunda tercinta Hajrah dan Ayahanda

Sabollah yang telah melahirkan, membesarkan, mengasuh, menyayangi,

menasehati, mendidik, dan mendoakan penulis sejak lahir sampai sekarang

dengan tulus, penuh kasih sayang dan pengorbanan lahir batin, sehingga dapat

menyelesaikan studi dengan baik, semoga beliau selalu diberi umur panjang,

kesehatan, dan lindungan dari yang maha kuasa Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang teristimewa kepada Bapak Dr.

Muhammad Yusuf, S.Si.,S.Pd.,M.Pd. Selaku Penasehat akademik dan

pembimbing I, dan Bapak Drs. H. Sukri Nyompa. S.H.,M.Si.,Ph.D. selaku

Pembimbing II yang sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan, motivasi dan saran selama penulis menempuh studi sehingga

penulisan skripsi ini selesai. Semoga Allah SWT selalu melindungi beliau dan

diberi apapun yang menjadi hajat beliau. Tak lupa pula penulis ucapkan terimah

kasih tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof Dr.H. Husain Syam, M.TP.IPU.,ASENG Eng. selaku Rektor

Universitas Negeri Makassar.

2. Bapak Drs. Suwardi Annas, M.Si., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

3. Bapak Uca, S.Si.,M.P.,Ph.D. selaku Ketua Jurusan, dan Ibu Dr. Hasriyanti,

S.Si., M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan Geografi FMIPA UNM atas segala

bantuan, dan petunjuk serta bimbingan dan dorongan, yang diberikan selama

ini.

viii
4. Bapak Dr. Erman Syarif, S.Pd.,M.Pd. sebagai ketua Prodi Pendidikan

Geografi FMIPA UNM.

5. Kepada Ibu Dr. Hasriyanti, S.Si., M.Pd. selaku penguji I dan Dr.

Maddatuang, M.Si. selaku pengujin II, terima kasih atas bimbingan, arahan,

kritikan dan saran-saran kepada penulis yang sifatnya membangun.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan

bantuan, dan ilmu pengetahuan serta bimbingan selama penulis menempuh

pendidikan di jurusan Geografi FMIPA UNM.

7. Seluruh Staf Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Makassar yang

telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan urusan-

urusan akademik selama penulis menempuh pendidikan di jurusan Geografi

FMIPAUNM.

8. Bapak Abd. Rahman Selaku Pengelola/ Bidang Operasional Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa Desa Moncongloe Lappara.

9. Bapak Sirajuddin selaku Kepala Desa Moncongloe Lappara

10. Bapak Muh. Aris Adam selaku Sekretaris Desa Moncongloe Lappara dan

seluruh staf yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian

dilaksanakan.

11. Bapak An. Amiruddin.J selaku Kepala Dusun Manggempang

12. Terima kasih Kepada kak Rizal selaku bagian Bidang Operasional Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

13. Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Winda Selvia, Nur Rahmi, Suharfina,

Hamida, Dewa Agung Ayu Parwati, Wde Nur Rahmah, Nur Laela A

ix
Tikuliling, , Nila alifia, Sakinah dan Mawarni atas dukungan, motivasi,

arahan, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis selama

menempuh pendidikan.

14. Terima kasih kepada teman-teman Pendidikan Geografi 2018 yang telah

bersama penulis dalam suka maupun duka menuntut ilmu dengan penuh

semangat dalam setiap hal yang dilakukan serta memberikan makna tentang

kebersamaan.

15. Terima kasih kepada teman-teman Atlas 2018 dengan kebersamaan yang

telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan semoga sukses

dikemudian hari.

16. Terima kasih kepada saudara-saudariku Sukriadi, Nurmilah, Risnawati dan

Jaja Sabollah yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis.

17. Terima kasih untuk Semua pihak atas bantuan yang telah di berikan namun

tidak sempat dicantumkan namanya dalam ruangan terbatas ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan arahan selama ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan

dari Allah SWT.

Wassalam,

Makassar, Oktober 2021

Riskawati

x
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL ................................................................................................................ ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................................ iii
ABSTRAK ..............................................................................................................v
ABSTRACK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................6
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................6
B. Penelitian Terdahulu ...........................................................................15
C. Kerangka Berfikir ................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................18
A. Jenis Penelitian ....................................................................................18
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................18
C. Desain Penelitian .................................................................................19
D. Populasi dan Sampel ...........................................................................19
E. Defenisi Operasional Variabel ............................................................20
F. Prosedur Penelitian ..............................................................................24
G. Teknik Pengumpulan data ...................................................................26
H. Instrumen Penelitian ............................................................................28

xi
I. Teknik Anlisis Data .............................................................................37
J. Pemeriksaan Pengabsahan Data ..........................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................73
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................40
B. Hasil Penelitian ...................................................................................53
C. Pembahasan .........................................................................................69
BAB V PENUTUP ................................................................................................73
A. Kesimpulan..........................................................................................73
B. Saran ....................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................75
LAMPIRAN ..........................................................................................................78

xii
DAFRAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................24
4.1 Prasasti Peresmian Waduk Nipa-Nipa ...................................................41
4.2 Peta Lokasi Penelitian ...........................................................................44
4.3 Kondisi Jalan .........................................................................................46
4.4 Kamar Mandi .........................................................................................47
4.5 Mushollah ..............................................................................................48
4.6 Gazebo ...................................................................................................49
4.7 Tempat Sampah .....................................................................................50
4.8 Lahan Parkir ..........................................................................................51
4.9 Warung Makan ......................................................................................52
4.10 Ruang Hijau ...........................................................................................53
4.11 Panorama Alam Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ............................54
4.12 Wisata Pertanian ....................................................................................57
4.13 Taman Bermain Anak ............................................................................58
4.14 Sarana Olahraga .....................................................................................59
4.15 Kolam Air Mancur ...............................................................................61
4.16 Wahana Air ............................................................................................62
4.17 Papan Informasi .....................................................................................63
4.18 Pengunjung Waduk Nipa-Nipa..............................................................78

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam

yang melimpah serta memiliki wilayah yang sangat luas membentang dari Sabang

sampai Merauke dengan segudang keindahan alam dan keanekaragaman Suku

Bangsa, Budaya, Agama, Ras, Bahasa dan Kepercayaan. Selain itu, Indonesia

juga memiliki banyak potensi dalam bidang pariwisata yang sangat bagus dan

layak untuk dikembangkan. Dari tahun ke tahun dunia kepariwisataan saat ini

dapat dirasakan semakin bertambah pesat dan menjadi sector yang strategis bagi

setiap Negara untuk penambah devisa Negara. Untuk itu, penting bagi pemerintah

khususnya pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada dapat meningkatkan

perekonomiannya dengan memanfaatkan potensi alam dan budaya yang menjadi

ciri khas setiap daerah, karena dengan berkembangnya suatu daerah dengan

mudah dapat meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat dan menambah

devisa suatu Negara.

Pariwisata merupakan suatu perjalanan atau kegiatan yang dibutuhkan

seseorang dalam mencari hiburan. Karena dengan berwisata maka seseorang akan

mampu menghilangkan rasa stress, kejenuhan dalam bekerja, relaksasi, serta dapat

menghilangkan tekanan pada dirinya. Selain itu, dengan berwisata kita dapat

mengetahui budaya maupun sejarah atau suku yang ada pada suatu daerah atau

pariwisata spritualisme (Yuwana, 2010 dalam Angga Pradikta,2013). Pariwisata

1
2

juga memiliki peran dalam terbukanya lapangan pekerjaan, mendorong kemajuan

pembangunan atau pengembangan suatu daerah, serta dapat memperkenalkan

potensi-potensi yang terdapat pada suatu Daerah tersebut.

Sebagaimana dinyatakan dalam dalam suatu Undang-Undang Nomor 10

Tahun 2009 tentang kepariwisataan, bahwa daya tarik objek wisata yaitu semua

yang termasuk keanekaragaman kekayaan alam, social, budaya maupun hasil

ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan, keunggulan dan keunikan serta

mempunyai ciri khas tersendiri sehingga menjadi sasaran kunjungan wisatawan

karena daya tariknya yang luar biasa. Dari undang-undang tersebut maka kita bisa

menyimpulkan bahwa daya tarik wisata ada tiga yaitu wisata alam, wisata budaya

dan wisata yang merupakan hasil cipta atau karya manusia.

Semua objek wisata memiliki tujuan dalam pengembangannya, namun

tujuan dalam pengembangan pariwisata bukan hanya sekedar meningkatkan

devisa suatu Negara, melainkan pariwisata diharapkan mampu berperan sebagai

agen of development dengan kata lain sebagai katalisator dalam pembangunan.

Selain itu, tujuan dalam pengembangan pariwisata akan berhasil dengan optimal

apabila ditunjang oleh potensi suatu deaerah berupa kekayaan alam maupun

buatan manusia. Keuntungan dalam pengembangan kepariwisataan pada suatu

daerah dapat memperoleh kesempatan kerja, meningkatkan nilai suatu produk dari

hasil kebudayaan, meningkatkan pendapatan nasional, peningkatan kesempatan

berusaha dan dapat meningkatkan percepatan proses pemerataan pendapatan.

(Yoeti, 2008).
3

Daerah yang ada di Sulawesi Selatan telah banyak dimanfaatkan sebagai

kawasan pariwisata dan dalam pengembangannya pun dikelola dengan berbagai

macam tujuan salah satunya yaitu dengan tujuan komersial. Sama halnya dengan

waduk yang ada di Desa Moncongloe Kabupaten Maros yang di kembangkan

dengan tujuan komersial. Waduk merupakan tempat perairan yang dibuat oleh

manusia pada permukaan tanah dengan tujuan dapat membendung atau

menampung air sungai maupun air hujan, sehingga air tersebut dapat

dimanfaatkan pada musim kering. Air waduk memiliki berbagai macam manfaat

seperti sumber air minum, perikanan, pembangkit listrik, tempat rekreasi, dan lain

sebagainya.

Di Negara Indonesia khususnya di Sulawesi selatan banyak waduk yang di

manfaatkan sebagai tempat wisata (rekreasi), waduk memiliki potensi dari wisata

air yang layak untuk di kembangkan. Kondisi ini dapat kita lakukan mengingat

pariwisata di daerah Kabupaten Maros saat ini masih terus berkembang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Ketika seseorang merasakan kejenuhan dengan

kondisi keseharian biasanya mereka menuntut untuk mendapatkan hiburan yang

dapat menyegarkan kembali pikiran mereka secara optimal dan agar dapat

kembali beraktifitas seperti sediakala. sehingga dengan wisata berbasis alam dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan manusia

akan hiburan atau rekreasi (Wulandari, 2021).

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang berada pada wilayah Kabupaten

Maros dan Kabupaten Gowa dibangun pada tahun 2015 hingga 2019 dan

kemudian diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada kamis 18 Maret 2021.
4

Luas waduk tersebut yaitu 83,93 Ha dengan kapasitas tampungan mencapai 2,74

juta m³. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini memiliki manfaat utama yaitu

dapat mengurangi resiko dampak banjir yang ada di wilayah Kota Makassar.

Selain itu, Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini diyaniki mampu mereduksi

banjir sebesar 157 meter kubik per detik. Untuk cara kerja Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini yaitu menyimpan air untuk sementara waktu selama

terjadinya musim hujan atau puncak banjir, setelah itu air yang ditampung

kemudian di alirkan kembali ke sungai-sungai yaitu ke sungai Moncongloe ke

hilir sungai Tallo, dengan cara tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat

besar bagi masyarakat yang terkena dampak banjir, terutama masyarakat yang

berada di enam kecamatan yakni Kecamatan Moncongloe, Pattallassang,

Manggala, Tamalanreaa, Tallo dan Pannakkukang.

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa selain memiliki fungsi pengurangan

resiko dampak banjir, juga memiliki fungsi lain yang dimanfaatkan untuk kegiatan

Pariwisata. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa kerap dijadikan sebagai tempat

wisata bagi Masyarakat yang ada di Desa Moncongloe dan para pengunjung dari

luar daerah yang datang untuk kegiatan pariwisata seperti spot foto, sarana

olahraga, tempat bermain anak, tempat memancing, tempat untuk menikmati

keindahan panorama waduk dan taman rekreasi yang tertata rapi. Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa yang dibangun memiliki beberapa fasilitas umum dan sarana

prasarana yang telah disediakan bagi para pengunjung seperti Gazebo, tempat

parkir, Mushollah dan taman bermain anak. Panorama Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa ini memiliki potensi berupa objek daya tarik wisata,akomodasi dan
5

aksesibilitas yang bagus. Namun, sampai saat ini potensi pariwisata yang ada di

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa belum dimanfaatkan secara maksimal oleh

pemerintah daerah, hal ini dapat dilihat dari belum diresmikannya Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata secara resmi pada hal dilihat dari potensi

kunjungan wisatawan yang setiap harinya mengalami peningkatan. Selain itu,

dalam hal fasilitas dan atraksi berupa wahana yang disediakan masih kurang

memadai. Oleh karena itu Waduk Nipa-Nipa ini masih sangat membutuhkan

pengembangan akan atraksi objek wisata serta fasilitas yang memadai, sehingga

akan menjadikan waduk sebagai objek wisata yang memiliki daya tarik lebih

tinggi. Pengembangan waduk sebagai objek wisata di perbatasan tiga daerah ini

membawa banyak manfaat besar bagi perekonomian masyarakat khususnya

masyarakat yang ada di Desa Moncongloe. Hal ini dikarenakan dengan

berkembangnya suatu objek wisata dapat memajukan suatu daerah dan menambah

perekonomian suatu daerah.

Pemerintah Daerah, Pengelola dan Masyarakat sekitar memegang peranan

yang sangat penting bagi perkembangan waduk sebagai objek wisata mengingat

besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki waduk tersebut maka perlu

dikembangkan sebagai kawasan pariwisata, hal ini dikarenakan dari Pemerintah

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sendiri belum sepenuhnya ikut terlibat dalam

kegiatan proses pengembangan dan pengelolaannya. Oleh karena itu, Waduk

Kolam Nipa-Nipa masih sangat membutuhkan pengembangan yang baik agar

layak dijadikan sebagai tempat wisata yang dikenal banyak orang dan dapat

menarik wisatawan untuk berkunjung serta menjadi destinasi wisata unggulan di


6

di Kabupaten Maros. Dari latar belakang diatas maka peneliti begitu tertarik untuk

melakukan penelitian yang judul “Rencana Pengembangan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata di Desa Moncongloe Lappara

Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros”

B. Rumusan Masalah

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa merupakan waduk yang mempunyai

pemandangan yang indah dan masih alami namun belum diresmikan oleh

pemerintah. Berdasarkan survei yang telah dilakukan sebelum melakukan

penelitian di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini, bahwa Waduk tersebut

mempunyai fasilitas, akomodasi, infrastruktur, aksesibilitas dan obyek daya tarik

wisata yang bagus. Namun masih diperlukan adanya pengembangan yang baik.

Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat memiliki peranan yang penting

dalam pengembangannya. Adapun rumusan masalah yang dijadikan sebagai

dasar analisis dalam penelitian ini yaitu :

1. Apa saja potensi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Kabupaten

Maros?

2. Bagaimana perencanaan pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

sebagai objek wisata?


7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan gambaran latar belakang diatas

adapun tujuan dalam penelitin ini yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui potensi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Kabupaten Maros.

2. Untuk mengetahui perencanaan pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa sebagai objek wisata di Kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini manfaat yang diharapkan antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan

memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya khususnya dalam

pengembangan objek wisata yang ada di Kabupaten Maros.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang

alternatif pemecahan masalah terkait rencana pengembangan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata beserta manfaatnya terutama

masyarakat sekitar.
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pariwisata

Pariwisata merupakan perjalanan ke suatu tempat dengan tujuan untuk

menikmati sebuah obyek wisata yang memiliki keindahan dan daya tarik

tersendiri. Dalam berwisata seseorang tidak harus tinggal menetap melainkan

hanya bermasud untuk rekreasi. Selain itu, berwisata merupakan perjalanan yang

hanya untuk mencari kenikmatan sesaat, menjelajahi wilayah yang baru, dan

mencari perubahan suasana. Kenikmatan itu bisa bersumber dari pemandangan

alamnya yang indah, kekhasan suatu budaya, makanan dan minumannya, dan

terdapat hewan Langkah, yang menjadi sumber perhatian wisatawan

(Muharto,2020). Sedangkan menurutt (Primantoro 2015) mengatakan bahwa

wisata adalah suatu usaha yang diyakini mampu mendukung pengembangan suatu

daerah dalam sector ekonomi sehingga dapat memberikan sumbangan devisa bagi

suatu Negara.

Dalam Undang-undangg nomor 10 tahun 2009 mengatakan bahwa dalam

pengembangan pariwisata yang harus dibutuhkan adalah adanya fasilitas dan

pelayanan baik yang dapat mendukung pengembangan objek wisata. disamping

itu, pemerintah dan pengelola mempunyai wewenang besar dalam pengembangan

objek wisata, sehingga pemerintah harus terus berupaya bagaimana agar suatu

8
9

objek wisata dapat berkembang dengan pesat sehingga dengan begitu dapat

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada pada daerah tersebut.

Pariwisata mampu meningkatkan ekonomi masyarakat lokal secara cepat

dan merata oleh karena itu, pariwisata harus mendapat perhatian utama bagi

pemerintah dalam pengembangannya. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah

dengan pengembangkan destinasi wisata yang ada di daerah di setiap daerah.

Tujuannya yaitu untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui pemanfaatan

secara optimal seluruh elemen-elemen yang terkait dengan sektor industri

pariwisata.

Dalam dunia pariwisata secara tidak langsung, dampak yang ditimbulkan

tidak serta merta hanya dampak positif saja melainkan terdapat pula dampak

negative yang bisa timbul. Dampak negatif yang bisa ditimbulkan industri

pariwisata yaitu terjadinya degradasi lingkungan bila pengelolaannya tidak

dilakukan dengan baik. Dengan terjadinya degradasi lingkungan maka secara

otomatis akan berdampak pula pada ekonomi dan sosial budaya masyarakatnya.

Untuk itu pengelolaan pariwisata harus mempertimbangkan keseimbangan aspek

lingkungan, sosial budaya dan ekonomi suatu daerah. (Diane Tangien dan Hendry

Kumaat, 2020).
10

2. Jenis–jenis Pariwisata

Menurut undang-undang No.9 tahun 1990 bahwa yang harus dilakukan

dalam pengembangan objek wisata yaitu dengan membuat sesuatu yang baru

pada objek wisata itu yang tidak ada pada objek wisata lain serta mengelola

objek wisata dengan baik sehingga objek wisata tersebut menjadi sasaran dalam

kunjungan wisatawan.

Menurut (Mappi 2001) dalam skripsi Angga (2013) bahwa objek wisata

memiliki 3 jenis kelompok yang pertama wisata alam yang didalamnya terdiri

dari berbagai macam objek wisata yaitu objek wisata pantai, gunung, sungai ,

laut cagar alam kawasan lindung dll, yang kedua wisata budaya yang terdiri dari

upacara kelahiran, tari- tarian tradisional, bagunan bersejarah, cagar budaya, adat

istiadat, museum, pertunjukan, festival, peninggalan tradisonal, dan masih

banyak lagi. Sedangkan jenis objek wisata yang ketiga yaitu objek wisata buatan

manusia yang terdiri dari sarana permainan, fasilitas olahraga, taman rekreasi,

taman nasional, hiburan (lawak atau akrobatik), sulap, dll.

Pengembangan Objek wista pada suatu daerah yang harus dibutuhkan

dalam pengembangannya adalah harus mengetahui keadaan social ekonomi

masyarakatnya terutama social budaya, adat istiadat, nilai-nilai agama serta

lingkungan hidup masyarakat pada daerah tersebut. Selain itu dalam

pengembangan objek wisata yang baik harus melibatkan pemerintah daerah,

alangkah lebih baiknya lagi apabila masyarakat ikut terlibat dalam

pengembangannya.
11

3. Potensi dan Peluang Pariwisata

Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang ada di daerah tempat

objek wisata itu berada yang mampu membuat orang-orang mau datang

berkunjung ketempat itu karena keindahannya. Terdapat 3 macam potensi

pariwisata yang ada di Indonesia yaitu potensi alam, potensi budaya dan potensi

manusia. Potensi alam merupakan segala sesuatu yang berasal dari alam yang

mampu dikembangkan dan dikelola oleh manusia untuk memenuhui kebutuhan

hidupnya. Potensi bentang alam tersebut misalnya gunung, pantai, hutan dll.

Sedangkan potensi budaya merupakan hal alamia yang ada pada suatu daerah

yang dapat dikembangkan sehingga mampu menghasilkan hal yang baru.

Potensi budaya tersebut dapat berupa kesenian, kerajinan tangan, sejarah nenek

moyang, monument, dll. Sedangkan potensi manusia merupakan hal yang dapat

dilakukan manusia dengan mengandalkan faktor fisik manusia yang dapat

digunakan untuk kepentingan dalam menenhui kebutuhan hidup manusia itu

sendiri.

Berdasarkan penjelasan potensi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa

dalam pengembangan objek wisata terlebih dahulu harus memperhatikan dan

melihat potnesi yang ada pada daerah tersebut. Karena objek wisata agar bisa

menarik untuk dikunjungi apabila ada sesuatu yang hal yang membuat

pengunjung tertarik untuk datang ketempat itu. Jika perlu suatu obyek wisata

mampu menyediakan atraksi wisata dan kerajinan yang dapat menggambarkan


12

ciri khas suatu objek wisata di daerah itu. Selain itu dengan adanya aktivitas

yang disediakan oleh pihak pengelola objek wisata maka dapat mengurangi rasa

jenuh wisatawan (Iwan,2012).

4. Unsur-Unsur Pariwisata

Menurut James. J Spilane bahwa syarat yang membuat wisatawan menarik

mengunjungi suatu objek wisata yaitu harus adanya unsur pokok yang mampu

membuat wisatawan merasa puas dalam menikmati perjalanannya yaitu : unsur-

unsur tersebut meliputi:

a. Atraction (Daya Tarik wisata)

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang ada pada objek wisata yang

mampu membuat wisatawan tertarik dalam mengunjungi objek wisata itu, baik

yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, keunikan, kebudayaan, fasilitas,

maupun keindahan objek wisata.

b. Facility (fasilitas)

Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata yang

dapat digunakan wisatawan sesuai dengan keinginannya selama melakukan

perjalanan wisata. kebutuhan wisatawan akan sarana dan prasarana selama berada

pada tempat wisata yaitu toilet, mushollah, tempat parker, gazebo, warung makan,

c. Infrastructure

Infrastruktur merupakan fasilitas dasar yang memiliki peran penting bagi

objek wisata. dapat pula dikatakan sebagai kebutuhan dasar fisik yang wajib ada

pada objek wisata karena dengan infrastruktur maka dapat mendukung kelancaran
13

suatu aktifitas ekonomi pada objek wisata. Ada lima infrastruktur yang dianggap

penting dalam suatu pariwisata antara lain :

1. Fasilitas air bersih

2. Sumber energy listrik

3. Jaringan komunikasi

4. Fasilitas rekreasi dan olahraga

5. Jalan raya

d. Transportasi

Transportasi merupakan Industry pariwisata yang menyediakan jasa

angkutan. jasa angkutan memiliki pengaruh besar dalam bidang wisata, sebab

dengan adanya transportasi dan jasa angkutan akan mempermudah pengunjung

untuk sampai pada tempat wisata yang ingin dikunjunginya.

e. Hospitality (Keramah-tamahan)

Keramah tamahan merupakan seseorang maupun kelompok yang

mengatur dan mengurus suatu objek wisata. keramah tamahan sangat penting bagi

suatu destinasi wisata, karena walaupun objek wisata sudah bagus dalam hal

fasilitas, aksesibilitas dan atraksinya namun jika tidak ada yang mengurus maka

kedepannya pasti akan berantakan atau terbengkalai.

Kondisi suatu objek wisata merupakan salah satu hal yang penting untuk

diperhatikan khususnya pemerintah daerah dalam pengembanganya, termasuk

dengan memperhatikan potensi atau daya Tarik yang biasa disediakan oleh objek

wisata guna menarik wisatawan untuk berkunjung.


14

5. Sarana dan Prasarana Pariwisata

1. Sarana pariwisata

Sarana wisata adalah fasilitas yang ada pada objek wisata yang dapat

digunakan oleh wisatawan ketika berwisata, fungsi dari sarana pariwisata ini

yaitu sebagai fasilitas pemenuhan kebutuhan yang dapat memudahkan proses

kegiatan pengunjung dalam menikmati perjalanan wisatanya.

Menurut (Suwantoro) ada berbagai macam sarana dalam pariwisata yang

dapat menunjang pengembangan objek wisata menjadi lebih baik yaitu: toilet,

tempat sampah, mushollah, alat transportasi, rumah makan, hotel, biro

perjalanan, tempat parkir dan sarana pendukung lainnya yang dapat membuat

wisatawan puas akan pelayanan yang telah di sediakan. Sarana pendukung yang

baik pada objek wisata akan dapat terlihat dari kepuasan wisatawan dalam

menikmati perjalanan wisatanya.

2. Prasarana Pariwiisata

Menurut (Suwantoro 2004) bahwa Prasarana wisata merupakan unsur

pelengkap yang dapat menunjang kegiatan berwisata dan mutlak dibutuhkan bagi

setiap individu dalam perjalananannya menuju daerah tujuan wisata. Prasarana

wisata tersebut diantaranya yaitu sumber air, sumber listrik, jaringan

telekomunikasi, jalan, jembatan dan lain sebagainya. Prasarana dalam dunia

kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist suply” artinya perlu adanya

persiapan yang disediakan atau dipersiapkan dalam mengembangkan dunia

industry pariwisata, sebab kegiatan dalam berwisata pada hakekatnya tidak

hanya untuk melengkapi sarana dan prasarana pawisata namun dalam dunia
15

pariwisata yang harus di butuhkan adalah tersedianya pelayanan yang baik

seperti keramahan pengelola dan masyarakat sehingga dapat menunjang

kenyamanan pengunjung dalam berwisata.

6. Aspek-aspek Geografi Pariwisata

Geografi pariwisata adalah bidang ilmu geografi manusia yang kajian

ilmunya meliputi seluruh wilayah yang ada dipermukaan bumi yang dikaji secara

komprehensif baik dari segi fisis geografis maupun aspek manusianya.

Karakteristik wilayah yang ada di permukaan bumi dapat dibedakan dengan

melihat kondisi fisik geografisnya. Wilayah di permukaan bumi dapat pula

dikatakan sebagai region, region memiliki karakteristik yang berbeda kerana

dilatarbelakangi oleh pola relasi atau hubungan manusia dengan wilayah tempat

tinggalnya. Kajian geografi pariwisata merupakan seluruh aspek yang terkait

dengan aktifitas wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata yang meliputi

destinasi wisata, fasilitas pariwisata, dan aspek lain yang dapat mendukung

wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.

Konsep esensial geografi yang berkaitan erat terhadap pembahasan

pariwisata meliputi konsep jarak, letak, keterjangkauan, persebaran, interaksi,

diferensiasi keruangan, nilai dan keterpaduan. Adapula Peranan geografi

pariwisata dalam kepariwisataan meliputi :


16

1. Dapat mengetahui kesesuaian lahan pada daerah tujuan pariwisata

2. Mengkaji kembali permasalahan dalam dunia kepariwisataan dengan

menggunakan pendekatan dan prinsip geografi.

3. Memetakan daerah tujuan wisata

7. Konsep Waduk

1. PengertianWaduk

Menurut (Notohadiprawiro et al 2008), pengerian waduk secara umum

adalah tempat penampungan air yang sengaja dibuat oleh manusia. air pada

waduk tersebut bertujuan agar pada saat musim kemarau dapat dipergunakan dan

dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu waduk merupakan air yang dibendung

dan di tampung untuk sementara waktu dan kemudian airnya di alirkan kembali

pada derah-daerah tertentu.

Sedangkan menurut (Krisanti,2006) Waduk merupakan wadah

penampungan air yang terbentuk secara alami dari sungai- sungai maupun rawa-

rawa yang di manfaatkan dengan tujuan tertentu, waduk tersebut memiliki beberapa

bagian-bagian system yang meliputi tubuh bendungan (main dam), tempat

genangan (storage) serta bangunan-bangunan pelengkap lainnya, diantaranya yaitu:

1) Konservasi dalam pemanfaatan kelebihan air yang di tampung yang memiliki

beberapa tujuan, misalnya; PLTA, Irigasi dan lain sebagainya.

2) Bendungan yang digunakan sebagai pengendali banjir dengan cara

menampung kelebihan aliran air, baik air hujan maupun air permukaan yang

kemudian pengeluarannya di atur secara teratur.


17

2. Pengembangan Waduk Sebagai Objek wisata

Pengembangan objek wisata merupakan cara atau usaha yang dilakukan

pemerintah, pengelola, dan masyarakat dalam mengelola objek wisata secara

baik dan tersistematis sehingga dapat menarik wisatawan dalam mengunjungi

objek wisata tersebut. Dengan berkembangnya objek wisata yang baik dan

terstruktur dapat menambah estetika keindahan objek wisata dan membuat

wisatawan semakin tertarik untuk mengunjungi objek wisata itu. Dalam suatu

Pengembangan yang dibutuhkan bukan hanya sekedar melakukan suatu kegiatan,

namun juga harus adanya sesuatu yang dapat dilakukan diantaranya yaitu

perencanaan yang terkonsep, manajemen kegiatan yang terstruktur, pelaksanakan

pengembangan yang baik serta tujuan yang ingin dicapai. Manfaat dari

pengembangan objek wisata diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup,

pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat yang berada di daerah

tempat wisata itu. (Tivani,2016)

Dalam UUD No.19.Tahun 1990 disandingkan dengan UUD. No.10 tahun

2009. Bahwa usaha pengembangan bisa dilakukan ketika kesadaran bisa berujuk

pada sebuah keuntungan dalam peningkatan pendapan daerah, sebab dengan

pengembangan suatu daerah dapat mengurangi banyaknya tingkat pengangguran

dari waktu kewaktu, sehingga langkah pengembangan dianggap efektif untuk

dilakukan.

Pada pengembangan destinasi objek wisata tidak semerta-merta

dilakukan begitu saja. Artinya tidak dilakukan tanpa adanya sebuah perencanaan

yang baik serta terarah dalam hal ini untuk menunjang keberhasilan pariwisata.
18

3. Fungsi waduk

Waduk yang ada di Indonesia memiliki beberapa fungsi menurut

(Naryanto 2009) antara lain: fungsi ekonomi, social, ekologi dan budaya. Fungsi

sosial, ekonomi, dan budaya pada waduk merupakan fungsi yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup manusia, diantaranya yaitu sebagai sumber air

minum, kebutuahn pertaanian, pembangkit listrik, industry pariwisata dan lain

sebagainnya. sedangkan fungsi ekologi pada waduk merupakan suatu rangkaian

yang memiliki fungsi besar seperti pengendali banjir, pengaturan air, serta

tempat hidup atau habitat hewan yang dilindungi.

Waduk di Indonesia saat ini mengalami degradasi dalam pemanfaatnya,

itu semua disebabkan karena kurangnya profesionalisme dan kepedulian

pemerintah dalam pengelolaanya. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan

fungsi kualitas dan kuantitas pada waduk maka yang dapat dilakukan yaitu

menjaga terjadinya perubahan alih fungsi lahan di daerah tangkapan air yang

dapat mengakibatkan terjadinya erosi dan sedimentasi sehingga kualitas air yang

ada diwaduk tetap terjaga serta tidak menurunkan kapasitas cadangan air pada

waduk.

Keberadaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang terletak di Desa

Moncongloe Kabupaten Maros memiliki fungsi yang berbeda dari waduk-waduk

lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa selain

berfungsi sebagai pengendalii banjir dan sumber pengairan pertanian juga dijadikan

sebagai tempat wisata bagi masayarakat local dan pengunjung dari luar daerah.

Keistimewaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa terletak pada keindahan panorama


19

alamnya dan fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Walapun Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa belum diresmikan sebagai objek wisata namun wisatawan yang

berdatangan lumayan banyak dengan tujuan untuk rekreasi. Waduk Nipa-Nipa belum

banyak diketahui oleh masyarakat luar Daerah Maros namun ada beberapa

pengunjung yang datang dari luar daerah dengan tujuan untuk berlibur ke Waduk

Nipa-Nipa. Pengunjung yang datang biasanya bertujuan untuk melakukan olahraga

dan spot foto dibuktikan ketika peneliti melakukan surfei lapangan sebelum

melakukan penelitian pada Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini.

8. Konsep Perencanaan

Perancanaan merupakan suatu rangkaian yang ditentukan atau di

persiapkan sebelum berlangsungnya proses kegiatan yang akan terlaksana.

Kegiatan dari hasil perencanaan biasanya di lakukan pada waktu-waktu tertentu

yang telah di tetapkan sebelum terjadinya proses kegiatan. Pengertian

perencanaan pada hakekatnya merupakan hal yang disusun dan dipikirkan

kemudian mengambil suatu kesimpulan mengenai bagaimana cara pelaksanaan

rencana yang telah disusun kemudian perencanaan tersebut bisa dilaksanakan agar

tujuan yang di ingin dicapai dapat terlaksana secara sistematis dan

berkesinambungan.
20

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

a. Penelitian Ian Asriandy (2016) dalam skripsi yang berjudul Strategi

Pengembangan Obyek Wisata Bissapu Di Kabupaten Bantaeng. Tujuan

penelitiannya yaitu untuk mengidentifikasi bagaimana sekiranya strategi

pengembangan yang akan di upayakan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata

Kabupaten Bantaeng serta mengimplementasikan strategi pengembangan

yang akan di laksanakan. Lokasi penelitian ini berada pada Kabupaten

Bantaeng dan jenis Penelitiannya yaitu penelitian Kualitatif. Subjek dalam

penelitian ini yaitu Pemerintah Dinas dan Kebudayaan pariwisata Kab.

Bantaeng dan pengunjung wisata. sedangkan hasil penelitian ini yaitu

menurut analisis dalam penelitian tersebut bahwa strategi yang akan

dikembangkan untuk destinasi wisata Bissapu Kab. Bantaeng, strategi yang

akan digunakan dalam melakukan pengembangan yaitu dengan melengkapi

sarana dan prasarana dari destnasi objek wisata ini, yang kemudian akan

dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai target dan harapan para

pengunjung, sehingga dengan begitu mampu memberikan konstribusi dalam

hal anggaran maupun pendapatan daerah itu.

b. Penelitian Angga Pradikta (2013) dengan judul penelitian strategi

pengembangan objek wisata waduk Gunongrowo Indah Dalam Upaya (PAD)

Kab. Pati. Tujuan penelitian ini yaitu Dalam hal ini untuk mengetahui

bagainamana kontribusi objek wisata Gunungrowo indah terhadap PAD dan

mengungkap strategi yang tercanangkan oleh pemerintah. Lokasi penelitian


21

ini berada di Kabupaten Pati dan jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif.

Subjek dalam penelitian ini yaitu pemerintah setempat kabupaten Pati dan

masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa strategi yang perlu di lakukan pada objek wisata ini

yaitu meningkatkan promosi, meningkatkan sarana dan prasarana, dan

memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh objek wisata waduk Gunungrowo

indah. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini diungkap fakta bahwa

kontribusi destinasi objek wisata Gunungrowo ini terhadap PAD tergolong

kecil, dilihat dari hasil itu maka perlu diadakan sebuah upaya maupun langka

sehingga tercapai hasil yang lebih maksimal.

c. Penelitian Dela Anggun Afifah (2017) dengan judul penelitian “Strategi

Pengembangan Wisata Waduk Bening Widas di Kabupaten Madiun, Jawa

Timur”. Tujuan penelitian ini yaitu dalam hal mengetahui profil dan

bagaimana strategi pengembangan pada waduk bening widas. Lokasi pada

penelitian ini yaitu Kabupaten Madiun dan jenis penelitiannya yaitu

penelitian kualitatif. Variable dalam penelitian ini adalah Pemerintah

Kabupaten madiun penduduk. Hasil dalam penelitian ini yaitu dalam

meningkatkan kujungan wisata pada waduk bening widas harus adanya kerja

sama yang baik antara pengelola dan pemerintah maupun dinas kebudayaan

dan pariwisata. Adapula potensi wahana yang disuguhkan pada waduk

bening widas sangat beraneka ragam sehingga dapat mendukung

pengembangan waduk bening widas lebih baik lagi. Perbedaan penelitian ini

terletak pada analisis penelitian. Sedangkan untuk persamaannya yaitu


22

Penelitian mengenai “Strategi Pengembangan Objek Wisata Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros,” memiliki

persamaan dalam penelitian ini yaitu dilihat dari sudut pandang dalam

perencanaannya dan pembahasannya yang sama-sama membahas tentang objek

wisata waduk.

d. Peneliti dari Dwi Pratiwi Wulandari Dkk, (2021) dengan judul penelitian

Pengembangan Waduk Jatiluhur Sebagai Kawasan Wisata di Kabupaten

Purwakarta. Alat analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

berbentuk pemaparan yang kemudian di analisis secara deskriptif lalu

dinarasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang

mendukung pengembangan waduk Jatiluhur sebagai objek wisata, hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan waduk sebagai

potensi yang berupa panorama alam yang indah, fasilitas yang lengkap,

pelayanan yang baik dan luasnya kawasan waduk Jatiluhur sehingga

membuat pengunjung merasa nyaman. Dari dari penelitian dwi putri dapat

dikatan bahwa penelitian yang saat ini saya lakukan sesuai dengan apa yang

diungkapkan dalam penelitian Dwi Pratiwi bahwa panorama alam yang

indah, luas kawasan waduk serta suasana waduk yang masih asri mampu

mendorong pengembangan waduk sebagai objek wisata.


23

C. Kerangka Berfikir Penelitian

Dalam pengembangan waduk sebagai objek wisata diperlukan adanya

perencanaan matang yang dilakukan oleh pengelola dan pemerintah sehingga

waduk tersebut dapat berkembang menjadi objek wisata yang mampu

memberikan manfaat yang besar. Kerangka berfikir dalam penelitian adalah

dasar pemikiran yang berpadu antara teori dan fakta dengan kata lain bahwa

suatu model yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain.

Untuk mengetahui perencanaan Pengembangan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sebagai objek wisata, maka perlu adanya kerangka berfikir. maka

dari itu, kerangka berpikir dapat disajikan dalam bentuk bagan yang

menunjukkan alur pikir peneliti dan keterkaitan antara hubungan variable

independen dan dependen.


24

Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa

Daya Tarik Wisata

Wisata Pertanian

Wisata Taman
Bemain anak

Wisata Memancing
Potensi Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa
Wahana Air

Sarana Olahraga

Kolam Air Mancur

Fasilitas

Pengembangan Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, Metode yang digunakan penulis adalah metode

yang bersifat kualitatif deskriptif dimana dalam prosedur penelitiannya

diharapkan mampu mengukur secara cermat mengenai Rencana Pengembangan

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata. Pada Penelitian, ini

penulis diharapkan mampu menjadi agent of change yaitu orang yang mampu

bertindak dan memahami fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan dan

kemudian mendeskripsikan keadaan atau fenomena tersebut dalam bentuk

analisis. Dalam penelitian ini untuk membuat peneliti mudah mendapatkan data

di lapangan maka peneliti dituntut sebagai instrument kunci, sebab dalam

pengambilan data dilapangan dilakukan dengan cara teknik triangulasi atau

gabungan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengungkapkan atau

mendapatkan data serta informasi yang berkaitan dengan bagaimana sekiranya

rencana yang dilakukan pengelola dan pemerintah untuk sebuah pengembangan

wisata (Mukhtar,2013).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa,dan

Kantor Desa Moncongloe Lappara, Alasan memilih lokasi tersebut Karena masih

kurangnya perhatian pemerintah dalam pengembangan Waduk Kolam Regulasi

25
26

Nipa-Nipa sebagai objek wisata. selain itu, tujuan penulis melakukan penelitian

di tempat ini yaitu untuk mengetahui bagaimana potensi dan karakteristik yang

dimiliki Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini dalam mendukung

pengembangannya sebagai objek wisata. oleh sebab itu, penulis begitu tertarik

dalam melakukan penelitian yang berjudul “Rencana Pengembangan Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata di Desa Moncongloe Lappara

Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Sedangkan waktu pelaksanaan yang

dilakukan peneliti dalam meneliti di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Ini yaitu

berlangsung pada bulan September samapi Oktober 2021 .

C. Desain Penelitian

Tahap-tahap kegiatan merupakan suatu langkah yang digunakan agar

mampu mendapatkan apa yang menjadi target untuk dicapai. Tahap kegiatan

tersebut meliputi:

1. Tahap Persiapan

Tahap Pesiapan merupakan hal yang perlu dilakukan, namun sebelum itu,

perlu terlebih dahulu merumuskan suatu permasalahan, menetukan judul,

menentukan tujuan penelitian, menentukan manfaat penelitian, kajian teori,

penentuan variable dan penentuan metode.

2. Tahap observasi awal

Tahap observasi awal yang dilakukan di Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa sebelum melakukan penelitian yaitu melakukan survei terhadap lokasi


27

penelitian. tujuannya yaitu untuk mengetahui keadaan objek wisata secara

langsung serta mengamati kondisi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa di lokasi

penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini adalah proses kelanjutan dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini

data diambil dengan menggunakan data kuisioner dan wawancara langsung.

4. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian adalah tahap terakhir pada sebuah penelitian. Dimana

pada tahap ini data yang di dapat di lapangan kemudian dianalisis dan

dideskripsikan secara menyeluruh yang terkait dengan rumusan masalah pada

penelitian.

D. Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2010) Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi

subjek dan objek dalam penelitian yang mempunyai kualitas atau karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai. Populasi adalah kumpulan

data yang terdiri dari objek atau subjek dalam penelitian yang memiliki

karakteristik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebagai suatu

kesimpulan. Dalam penelitian ini yang ditetapkan peneliti sebagai populasi yaitu

Waduk Kolam Regulasi Nipa–Nipa KecamatanMoncongloe, Kabupaten Maros.

Sedangkan Sampel merupakan sebagian dari anggota populasi yang

karakteristiknya hendak di teliti oleh peneliti dan dipelajari, kemudian hasil yang

diperolah dapat mewakili dari sebagian populasi. Yang akan menjadi sampel pada
28

penelitian ini yaitu Pengelola, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat sekitar.Dimana

peneliti menggunakan Teknik purposive samplling untuk pengelola, Pemerintah

Daerah dan Masyarakat sekitar. Purposive sampling adalah cara yang dilakukan

untuk menentukan sampel pada penelitian yang memiliki pertimbangan dalam

pengambilan sampelnya misalnya dalam penelitian yang dilakukan terdapat

seseorang yang dipercaya dapat mengetahui semua data yang ingin kita cari.

Sehingga dengan begitu dapat mempermudah peneliti dalam mempelajari situasi

social yang ada pada objek penelitian. Tujuan dari teknik tersebut agar data yang

didapatkan dilapangan dapat bisa lebih representatif.

E. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian adalah karakteristisk yang ditentukan peneliti

untuk dipelajari sehingga memperoleh suatu informasi (Sugiyono,2007). Suatu

variabel memikili batasan untuk diteliti, oleh karen itu peneliti harus memberi

batasan ruang lingkup pada penelitian ini dengan tujuan supaya semua nyata tanpa

adanya penafsiran, maka dari itu penggunaan dan pengadaan definisi variabel

sangat diperlukan.

Dalam hal ini Variabel yang terkait pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Segala Potensi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Kecamatan

Moncongloe Kabupaten Maros meliputi potensi ekonomi dan potensi Daya

Tarik Obyek Wisata serta potensi fisik yang menjadi pendukung

pengembangan obyek wisata (aksesibilitas, akomodasi, serta sarana dan

prasarana).
29

a. Potensi ekonomi merupakan sebuah peluang yang mempunyai kemungkinan

besar untuk bisa di kembangkan sehingga dengan begitu dapat menambah

devisa bagi suatu daerah.

b. Daya Tarik wisata adalah objek yang memiliki nilai keindahan, keunikan dan

keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil karya cipta manusia yang

menjadi sasaran dalam kunjungan wisata.

c. Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan untuk menempuh sebuah lokasi

yang dijangkau dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi.

d. Akomodasi adalah sarana yang disediakan untuk pengunjung agar dapat

memenuhi kebutuhan mereka ketika berwisata. Misalnya berupa penginapan,

rumah makan, Mushollah, Gazebo, toilet dan lain-lain.

e. Sarana merupakan segala jenis peralatan yang menjadi pelengkap dalam

perjalanan wisata yang dapat dipergunakan pengunjung dalam kegiatan

berwisata.

f. Prasarana merupakan peralatan utama yang dapat menunjang pengembangan

objek wisata. prasarana tersebut memiliki fungsi utama dalam mewujudkan

suatu tujuan yang ingin kita capai.

2. Perencanaan pengembangan wisata adalah rangkaian urutan yang perlu

dipersiapkan secara sistematis sebelum terlaksananya sebuah kegiatan yang

akan dilaksanakan sehingga dalam perencanaan yang matang dapat

menghasilkan sebuah output atau keluaran yang bagus dan berkualitas.


30

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan pendeskripsian mengenai proses demi

proser yang dipilih peneliti dalam melakukan penelitiann atau Langkah yang

digunakan peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Pada prosedur

penelitian ini terdapat 3 tahap yang harus ada pada penelitian yaitu:

1. Tahap deskripsi merupakan tahap peneliti dalam mendeskripsikan objek

yang ada pada lokasi penelitian contohnya peneliti dapat mendeskripsikan

apa yang di dengar dan dilihat saat melakukan penelitian dengan teknik

wawancara, observasi maupun dokumentasi

2. Tahap reduksi merupakan tahap awal peneliti dalam menganalisis data

dengan cara mereduksi segala informasi yang di dapat dilapangan mengenai

bagaimana peran pemerintah, pengelola dan masyarakat dalam Rencana

Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata.

3. Tahap seleksi merupakan tahap yang berfokus pada penguraian masalah

yang sedang ditetapkan peneliti. kemudian peneliti melakukan analisis

secara mendalam mengenai fokus masalah yang ada. Setelah itu, barulah

menarik sebuah kesimpulan tentang bagaimana Rencana Pengembangan

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata.


31

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam membantu

dan mempermudah peneliti dalam memperoleh sebuah data dan informasi

mengenai rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai

wisata yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumntasi.

1. Observasi

(Marzuki, 2005) mengemukakan bahwa Observasi ialah melakukan

pengamatan secara sistematis dan mendalam mengenai gejala atau fenomena yang

sedang diselidiki tanpa mengajukan pertanyaan apapun ke responden. Observasi

yang dilakukan peneliti terhadap penelitian ini yaitu mengenai Rencana

Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata.

sedangkan Sasaran observasi atau pengamatan pada penelitian ini yaitu mengenai

potensi yang ada di waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata yang

meliputi potensi ekonomi dan potensi fisik. Kemudian hasil dari observasi dalam

penelitian ini nantinya dapat di kelompokkan kedalam bentuk data berdasarkan

yang di temukan di lapangan baik mengenai fasilitas utama maupun fasilitas

penunjang dalam Waduk kolam Regulasi Nipa-Nipa ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data

dilapangan dengan cara tanya jawab antara pewawancara dan narasumber. Dari

hasil wawancara, jawaban yang diperoleh dari responden kemudian di catat atau

direkam agar nantinya dapat mempermudah peneliti saat mengalisis data hasil

wawancara. Wawancara pada penelitian ini dilakukan pada 4 narasumber yaitu


32

pengelola, pemerintah masyarakat dan pengunjung terkait dengan rencana

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek wisata.

(Hasan,2002).

Wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni wawancara dapat

dilakukan dengan menggunakan dua indicator yaitu wawancara sebagai pedoman

dan wawancara bebas atau mendalam. Wawancara mendalam sama halnya dengan

seseorang yang melakukan percakapan biasa. Wawancara mendalam bersifat luas

artinya pertanyaan tidak serta merta harus sesuai dengan pedoman wawancara

namun pertanyaan bisa di ubah pada saat melakukan wawancara dengan

responden.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk merekam objek, baik berupa objek audio,

video, maupun audio visual. Dokumentasi dalam hal ini dapat membantu peneliti

dalam mempermudah pengumpulan data di lapangan sebab data yang diperoleh

biasanya dapat berbentuk arsip, catatan-catatan, maupun laporan, dimana data

atau informasi yang dimaksud ditemukan pada informan yang bersangkutan.

Dengan adanya dokumentasi, maka peneliti mampu menarik kesimpulan atas

data yang diperoleh di lapangan, selain itu dokumentasi dapat memberikan

review dan ulasan kembali dari data yang telah ditemukan sebelumnya. Dalam

penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah untuk melengkapi data yang tidak
33

diperoleh dengan teknik observasi dan teknik laiinya. Untuk memperoleh data

yang tepat dan akurat, maka terlebih dahulu dibuat pedoman wawancara. Hal ini

bertujuan dalam pelaksanaan wawancara dapat terarah pada pokok permasalahan

yang telah dirumuskan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini merupakan sebuah alat yang diperlukan

untuk dipergunakan oleh peneliti saat melakukan penelitian. Dalam penelitian ini

yang menjadi alat utama dalam melakukan penelitian yaitu peneliti sendiri sebagai

instrument kunci. Sedangkan pedoman wawancara, pedoman observasi seperti

alat perekam suara dan gambar merupakan alat bantu peneliti dalam

mengumpulkan data.

1. Pedoman wawancara merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang telah

disusun sebelumnya, untuk diajukan kepada narasumber saat melakukan

wawancara.

2. Lembar observasi adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data pada lapangan melalui pengamatan secara langsung. Lembar observasi

dapat berupa susunan daftar cek yang berisikan data-data dari seluruh objek

yang akan diamati dilapangan.

3. Kamera merupakan aplikasi yang dapat dipergunakan dalam mengambil

sebuah gambar yang berupa data-data yang ada di lapangan. Maanfaat dari

kamera ini dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh data dengan

menggunakan media.
34

4. Alat perekaman merupakan alat yang dapat mempermudah peneliti dalam

memperoleh data hasil wawancara. Fungsi dari alat perekam ini mampu

mendengar secara berulang-ulang informasi yang diperoleh dari responden.

5. Pulpen dan buku tulis merupakan alat yang tidak kalah penting dalam

pengambilan data dilapangan sebab data dilapangan tidak akan mudah di

analisis tanpa adanya catatan tentang hal yang disampaikan responden

dilapangan.

I. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, Teknik analisis data adalah rangkaian yang di gunakan

dalam proses pengujian data yang kemudian dari hasil pengujiannya dapat di

jadikan sebagai bukti yang real dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian.

Untuk itu metode analisis data yang digunakan penulis pada penelitian ini

adalah kualitatif deskriptif. Maksud dari analisis deskriptif pada penelitian ini

yaitu menganalisis secara jelas tentang data yang ditemukan pada lapangan yang

kemudian menjadi kajian pokok dalam penelitian ini. Data yang diperoleh tersebut

bersumber dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dikumpulkan

kemudian melakukan penganalisisan, pemeriksaan, dan perbaikan lalu ditabulasi

dalam bentuk pendeskripsian lalu di analisis secara descriptive kualitatif.

Sedangkan untuk penelitian ini pendeskripsian yang dilakukan mengenai Rencana

Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata.


35

J. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk membuktikan bahwa didalam penelitiaan yang dilakukan untuk

menghindari keabsahan suatu data yang akan dianalisis, maka perlu adanya

pengujian data terlebih dahulu. Dalam pengujian tersebut antara lain :

1. Dalam Pengumpulan data yang dilakukan harus penuh dengan ketelatenan,

artinya data perlu dikumpulkan secara terus menerus pada subjek penelitian

yang sama.

2. Dapat yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan atau triangulasi pada

sumber lain dapat dipertanggung jawabkan.

3. Mengecek kembali subjek penelitian pada populasi yang telah ditentukan


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gamaran Umum

a. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Maros memiliki letak geografis yang secara tidak langsung

posisi wilayahnya berada di bagian barat Sulawesi Selatan, dengan titik kordinat

mencapai 40° 45’ - 50° 07’ lintang selatan dan 109° 205’ - 129° 12’ bujur timur.

Kabupaten Maros ini, berbatasan langsung dengan Kota Makassar, untuk jumlah

penduduknya yaitu sebesar 397.937 jiwa dengan sebaran penduduk mencapai 246

jiwa/km². Adapun batas wilayah pada Kabupaten Maros yaitu:

1. Untuk Sebelah Utara, Kabupaten Maros berbatasan dengan Kabupaten

Pangkep

2. Untuk sebelah Selatan, Kabupaten Maros berbatasan dengan Kabupaten

Gowa

3. Untuk sebelah Timur, Kabupaten Maros berbatasan dengan Kabupaten Bone

4. Dan untuk sebelah Barat, Kabupaten Maros berbatasan langsung dengan Selat

Makassar

Secara administratif, wilayah Kabupaten Maros ini pada umumnya terdiri

dari beberapa desa kecil yang dihuni penduduk meliputi 104 Desa. Untuk Desa

yang berada pada wilayah pantai berjumlah 10, untuk yang Desa terletak pada

daerah lembah berjumlah 5, sedangkan Desa yang terletak pada daerah perbukitan

terdapat 60 desa dan sisanya terdapat 60 desa yang berada pada wilayah datar.

36
37

Untuk Rentang ketinggian wilayah Kabupaten Maros berada pada 0 meter hingga

1.000 m. Kabupaten Maros terdiri dari berbagai macam Kondisi topografi yang

berbeda-beda pada setiap wilayah yaitu ada wiliyah yang berbukit, berpantai

hingga wilayah yang datar.

Wilayah Kabupaten Maros diidentik dengan daerah penyangga Kota

Makassar sebab terintegrasi langsung dalam proses pengembangan sebuah

kawasan yang bermetropolitan. Selain itu, Kabupaten Maros memiliki kedudukan

tinggi dengan kata lain bahwa Kabupaten Maros memiliki peran yang sangat

penting dalam proses pengembangan dan pembangunan yang ada di Kota

Makassar sebab kabupaten Maros pada bagian utara dijadikan sebagai pintu

gerbang kawasan Mamminasata sekaligus daerah perlintasan semua daerah. oleh

sebab itu, Kabupaten Maros memiliki potensi yang luar biasa terhadap

pengembangan yang ada di Kota Makkassar. Bukan hanya itu, Kabupaten Maros

juga menghadirkan berbagai macam tempat wisata alam yang dapat membuat

wisatawan merasa puasa dalam mengunjunginya. Berbagai macam wisata alam

yang disuguhkan di Kabupaten Maros di antaranya yaitu Taman Nasional

Bantimurung bulu saraung, wisata batu karst yang merupakan terbesar kedua di

dunia, wisata Rammang-Rammang, leang-leang dan masih banyak lagi. Selain itu,

Bandar udara yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan yakni Bandar Udara

Internasional Sultan Hasanuddin terdapat di wilayah Kabupaten Maros sehingga

Kabupaten ini memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor ekonomi.
38

Jarak untuk menempuh Kabupaten Maros apabila dari arah Kota

Makassar, memiliki jarang tempuh kurang lebih 30 km dan dengan waktu tempuh

sekitar 1 jam melewati jalan tol maupun jalan raya umum, selain itu kecamatan

yang ada di Kabupaten Maros juga telah di hubungkan dengan jalan yang beraspal

cukup baik. Tetapi untuk beberapa desa yang ada di Kabupaten Maros belum

sepenuhnya dihubungkan dengan jalan yang baik atau berasapal sampai ke kota

kecamatan masing-masing.

a. Kondisi Alam

Faktor kondisi alam yang memiliki pengaruh besar terhadap usaha

pertanian masyarakat yang ada di Kabupaten Maros yaitu curah hujan maupun

termperatur. Iklim yang ada di wilayah Maros merupakan iklim yang digolongkan

kedalam iklim tropis basah yang memiliki curah hujan rata-rata 297 mm per

bulan. Kabupaten ini memiliki curah hujan yang cukup sehingga kondisi pertanian

yang ada di Kabupaten ini tergolong subur. Untuk curah hujan yang tertinggi di

Kabupaten Maros terjadi pada bulan Februari dan untuk curah hujan yang rendah

biasanya terjadi pada dua bulan saja yakni juni dan agustus. Sedangkan untuk

rata-rata suhu udara minimum yaitu 24,4°C, dengan suhu udara dan rata-rata

maksimum sekitar 31,2°C. Kabupaten Maros memiliki flora endemic antara lain :

angrek kebutan, angsana, benying, beringin, bisoro, cempedak, enau, kayu hitam,

kemiri, kenanga, kracret, dan sepang.


39

b. Agama

Masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Maros sebagian besar

beragama islam. Selain itu, Masyarakat yang ada di Kabupaten ini juga masih

percaya akan adanya satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama yaitu;

Patoto-e yang airtinya dewa penentu nasib, Dewata Seuwa-e artinya dewa

tunggal dan turie a’rana yang aritinya dewa yang memiliki kehendak tertinggi.

Kabupaten Maros merupakan salah satu tempat bercampurnya antara dua

kebudayaan terbesar di Sulawesi Selatan dan sebagian besar masyarakatnya masih

percaya bahwa budaya dan adat itu memiliki nilai yang sakral dan keramat.

Sehingga ketika kita berada pada ruang lingkup masyarakat Kabupaten Maros

maka kita akan menemui perbedaan kebudayaan spiritual yang saling tumpang

tindi antara kebudayaan lain. Sedangkan untuk bahasa yang di gunakan atau

dituturkan oleh masyarakat Kabupaten Maros adalah bahasa bugis dan Makassar.

c. Budaya

Budaya Kabupaten Maros dilatarbelakangi dan diwarnai oleh dua etnis

besar yang berbeda yaitu Bugis dan Makassar yang dikenal sebagai daerah

pertemuan atau peralihan antara dua kebudayaan yang saling berpengaruh.

Nuansa budaya Kabupaten Maros dapat di dirasakan pada bagian tengah, utara

dan bagian timur dari wilayah maros itu sendiri sedangkan untuk nuansa budaya

Makassar dapat kita temukan pada bagian selatan dan barat dari wilayah Maros.

Kebudayaan masyarakat Maros banyak diwarnai oleh budaya bugis dan Makassar

yang saling isi mengisi dan akhirnya menjadi tipikal atau perpaduan akulturasi
40

yang memunculkan kekhasan budaya baru. oleh sebab itu Kabupaten Maros

melahirkan banyak unsur-unsur budaya berupa perpaduan yang saling kait

mengaitkan antara nilai- nilai agama dan budaya serta lingkungan alamnya.

Kabupaten Maros memilik banyak potensi dalam bidang pariwisata.

Potensi wisata tersebut berupa potensi alam dan budaya yang memiliki

karakteristik yang unik dan berbeda dengan objek wisata lain. Pemdangan objek

wisata alam yang di suguhkan di Kabupaten ini membuat mata tak bosan untuk

memandanginya sebab dapat memuaskan hasrat bagi para pengunjung serta

menjadikan pengalaman berwisata yang tak terlupakan. Yang membuat

Kabupaten Maros unggul dalam bidang pariwisata disebabkan karena daerah

Maros memiliki objek wisata alam yang beraneka ragam jenis. Keragaman jenis

objek wisata alam membuat Kabupaten Maros menawarkan berbagai jenis pilihan

objek wisata yang menarik untuk di kunjungi dengan dominasi wisata alamnnya

yang masih sangat alami. Pesona alam yang memiliki keindahan luar biasa dan

budaya yang eksotis serta udara yang sejuk terbukti sebagai Kabupaten Maros

pantas menjadi objek wisata yang terkenal dimancanegara serta menjadi idaman

bagi wisatawan karna keindahan dan kekayaan yang dimilikinya.


41

b. Objek Penelitian Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Gambar 4.1 Prasasti Peresmian Waduk Kolam Regulasi Nipa-nipa

Di Kabupaten Maros memiliki banyak objek wisata namun Peneliti

memilih mengambil salah satu lokasi penelitian yang menurut peneliti layak untuk

dikembangkan sebagai objek wisata yaitu Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

yang terletak di Desa Moncongloe Lappara Kecamatan Moncongloe Kabupaten

Maros. Adapula batas Kecamatan pada lokasi penelitian ini yaitu disebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Manggala Kota Makassar, untuk disebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa, dan untuk

Koordinat lokasi yaitu :119°31’14” BT dan 5°9’54” LS. Sedangkan letak Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa berada di sebelah kanan sunggai tallo antara sungai

Mangalarang dan jembatan yang berada pada Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Adapun

batas-batas Desa Moncongloe Lappara yaitu: sebelah utara berbatasan langsung


42

dengan desa Moncongloe dan Kelurahan Paccerakkang, untuk sebelah Selatan

berbatas langsung dengan Desa Je’nemadingin dan Kelurahan Manggala,

sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Manggala dan untuk

sebelah Timur berbatasan dengan Desa Moncongloe Bulu.

Kolam Regulasi Nipa-Nipa dibangun pada tahun 2015 hingga 2019 oleh

Kementrian Pekerjaan umum dan dibawah naungan dan tanggungjawab Balai

Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang. Biaya dalam

pembangunan Kolam Regulasi Nipa-Nipa bersumber dari biaya APBN dengan

dana senilai Rp 321 dengan luas waduk mencapai 84 hektar. pembangunan yang

dilakukan pada waduk diikuti pula dengan pembangunan sarana prasarana

pelengkapnya seperti tampungan air, bangunan pelimpah (spillway), tanggul

keliling, jembatan syphon stasiun pompa, sluiceway, hingga area taman untuk

rekreasi. Dalam peresmian Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa diresmikan secara

langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo pada kamis 18 Maret 2021 di Desa

Moncongloe Lappara Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Peresmian

tersebut menandai bahwa telah dioperasikannya system pengaturan air guna

mereduksi potensi banjir yang sering terjadi di Kota Makassar dan sekitarnya

akibat luapan sungai Tallo bagian hilir. Dirjen sumber daya air kementrian PUPR

Jarot Widyoko menyampaikan metode pengendalian banjir wilayah hilir

dilakukan dengan cara mengatur aliran sungai Tallo. Kolam Regulasi Nipa-Nipa

untuk sementara waktu akan menyimpan air hujan dan air permukaan dalam

beberapa waktu, dan setelah itu air akan dialirkan pada sungai sungai yang ada di

wilayah Makassar.
43

Pintu masuk Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa terletak di pinggir jalan

poros Moncongloe Maros, dengan jarak 15 km dari kota Makassar. Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa dibuka setiap hari minggu untuk pengunjung yang ingin

melakukan rekreasi maupun olahraga. Tidak ada pungutan biaya yang di

bebankan oleh pihak pengelola bagi para pengunjung yang datang ke Waduk

Kolam Regulasi Nipa- Nipa Untuk menikmati keindahan waduk tersebut. Selain

itu Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa juga menyediakan fasilitas sarana dan

prasarana bagi para pengunjung seperti Mushollah, Gazebo, area parkir, toilet

umum, warung makan, taman bermain anak, dan arena out bound. Tujuan dari

pengadaan Fasilitas wisata tersebut yaitu diharapkan sebagai dasar potensi dalam

pengembangan objek wisata nantinya serta pengunjung diharapkan bisa

merasakan kepuasan saat berwisata dengan menggunakan fasilitas yang ada sesuai

dengan kebutuhan mereka ketika berwisata.


44

Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Moncongloe


45

a. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah kemudahan seseorang dalam menempun suatu

daerah. akomodasi yang dapat menunjang dan mendukung keberhasilan suatu

pengembangan pada objek wisata adalah aksesibilitas yang baik. sebab dengan

aksesibilitas yang baik akan mempermudah seseorang dalam menjagkau suatu

wilayah dalam suatu daerah. Dengan aksesibilitas yang baik pula dapat

memudahkan pengunjung/wisatawan untuk mencapai objek wisata yang

diinginkan. oleh sebab itu aksesibilitas perlu mendapat perhatian khusus dalam

pengembangan objek wisata. sebab semakin tinggi aksesibilitas maka semakin

mudah suatu derah untuk di jangkau dan semakin tinggi pula tingkat kenyamanan

wisatawan untuk datang berkunjung. Untuk menjangkau Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa di Desa Moncongloe Lappara dapat diakses dari Kota Makassar sekitar

15 Km.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, Kondisi jalan untuk menuju

ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sudah sangat baik dibuktikan dengan

kondisi jalan yang beraspal dari Kota Maros sampai ke Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa . Dahulu sebelum adanya Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa akses

untuk menuju ke lokasi tersebut kurang bagus, namun setelah dibangunnya

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa di perbatasan tiga daerah itu membuat akses

jauh lebih mudah. Untuk menuju ke kawasan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

ini maka dapat menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor, ataupun

mobil.
46

Gambar 4.3 Kondisi Jalan

b. Fasilitas

1. Kamar Mandi umum/toilet

Sesuai dengan pengamatan peneliti mengenai Kamar mandi yang ada di

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sudah sangat baik dan memadai. Karena

Kamar mandi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa berjumlah 3 unit.

Toilet yang ada di Waduk Kolam Kolam Regulasi Nipa-Nipa biasanya

dipergunakan pengunjung ketika berada pada ruang lingkup waduk, baik itu saat

melakukan rekreasi maupun olahraga. Pada setiap objek wisata, fasilitas yang

sangat penting dibutuhkan bagi para pengunjung adalah toilet, terutama objek

wisata air dituntut harus memiliki toilet untuk membuat wisatawan nyaman ketika

berwisata. Oleh karena itu toilet merupakan fasilitas kebutuhan yang sangat sanat

mendukung pengembangan suatu objek wisata sebab tolilet bukan bagian kecil

dari periwisata.
47

Gambar 4.4 Kamar mandi umum/toilet

2. Mushollah

Fasilitas yang tidak kalah penting yang harus ada di lokasi wisata dan

mendukung pengembangan suatu daerah menjadi objek wisata adalah tempat

ibadah. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini memiliki Mushollah yang terletak

di tengah-tengah taman yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

Mushollah tersebut merupakan sarana yang digunakan bagi para pengunjung

yang ingin beribadah pada saat berwisata. Dengan adanya mushollah ini dapat

membantu pengunjung muslim yang akan menunaikan ibadah. Menurut

pengelola mushollah yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa harus dijaga

kebersihannya. Mulai dari tempat mengambil air wudhu hingga karpet yang

digunakan dalam mushollah tersebut.


48

Gambar 4.5 Mushollah

3. Gazebo

Gazebo adalah salah satu fasilitas yang juga memiliki fungsi tidak kalah

penting dalam penunjang pengembangan suatu objek wisata. fungsi dari gazebo

adalah sebagai tempat istirahat pengunjung ketika berwisata. Gazebo yang

disediakan oleh Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa berjumlah 6 buah dengan

ukuran cukup besar yang bisa digunakan maksimal 8-12 orang. Gazebo ini biasa

digunakan bagi para pengunjung untuk bersantai melepas lelah setelah melakukan

jogging (olahraga) sambil menikmati pemandangan waduk, air mancur dan

taman-taman yang tertata rapi. Menurut peneliti jumlah Gazebo yang telah

disediakan di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sudah mendukung

pengembangan waduk tersebut sebagai objek wisata secara resmi, karena dengan

banyaknya gazebo mampu memberikan nilai lebih di mata pengunjung.


49

Gambar 4.6 Gazebo/tempat istirahat

4. Tempat sampah

Dalam upaya menjaga kebersihan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

maka perlu adanya tempat sampah yang disediakan pengelola objek wisata. dari

hasil pengamatan peneliti terhadap tempat sampah yang ada di Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa yaitu pengelola telah menyediakan tempat sampah di

berbagai titik pada waduk, tenpat sampah yang tersebar pada sekitar waduk

berjumlah 8 unit. Menurut pengelola bahwa Fungsi dari tempat sampah yang

disediakan pada waduk yaitu masyarakat ataupun pengunjung tidak lagi

membuang sampah pada area Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Dengan adanya

tempat sampah yang telah di sediakan ini diharapkan membuat para pengunjung

dan masyarakat sadar akan pentingnya menjaga suatu kebersihan terutama

kebersihan di area sekitar waduk.


50

Gambar 4.7 Tempat sampah

5. Lahan parkir

Lahan parkir adalah fasilitas yang juga memiliki fungsi yang tidak kalah

penting dalam pengembangan sebuah objek wisata. Untuk mendukung

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa, pengelola telah menyediakan

lahan parkir. Dengan adanya tempat parkir yang disediakan pengelola ini kepada

pengunjung maka dapat membuat pengunjung merasa aman dan tidak lagi

khawatir dengan kendaraannya yang di simpan di area parkir. Selain itu, Tidak

ada biaya parkir yang dibebankan bagi pihak pengunjung yang datang ke Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini, baik pengunjung yang berasal dari luar desa

maupun masyarakat desa yang datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa.


51

Gambar 4.8 Lahan Parkir

6. Warung Makanan dan Minuman

Dalam rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

sebagai objek wisata, Pemerintah Daerah telah menyediakan fasilitas berupa

warung makan yang bertemakan Teras Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

Warung makanan dan minuman yang ada di waduk tersebut dipergunakan

pengunjung ketika melakukan perjalanan wisata. dari hasil pengamatan yang

dilakukan peneliti bahwa warung makan yang ada pada Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa terdiri dari beberapa daftar menu makanan yang disugukan

diantaranya yaitu : ayam goreng wijen, ayam bakar, cumi asam manis, mie

goreng jawa, kentang goreng, kangkung cah, sarabba, jus alvokado, ikan bakar

parepe, udang goreng tepung, nasi goreng jakarta, pisang goreng coklat keju, pare

tumis, kelama batok, dan jus mangga. Warung makan yang ada pada sekitar

waduk tersebut terdapat 5 unit, salah satu dari warung makan tersebut dikelola
52

langsung oleh masyarakat lokal, dan pemerintah. Harga yang ditawarkan pun

bermacam-macam serta harganya cukup terjangkau.

Gambar 4.9 Warung Makan dan minuman

Gambar 4.9 Warung Makan dan minuman

7. Ketersediaan Ruang Hijau

Adanya ruang hijau di suatu tempat wisata akan membantu menyediakan

udara yang sejuk dan asri di sekitar tempat wisata. Hal itu juga merupakan upaya

yang dilakukan pengelola Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa untuk menjaga


53

kelestarian alam sekitar waduk. Dengan banyaknya tumbuhan dan tanaman hijau

dapat memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitar. Ruang hijau yang ada

di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa berada pada titik-titik tertentu tujuannya

agar memberikan sirkulasi udara yang baik bagi pengunjung yang datang

ketempat wisata tersebut.

Gambar 4.10 Ruang hijau

8. Panorama Alam yang Indah

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa selain memiliki taman yang bagus

juga memiliki pemandangan panorama matahari terbenam alias sunset yang indah.

Pengunjung yang datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sembari

menunggu matahari terbenam biasanya joging berkeliling di sekitar waduk

tersebut. Selain terdapat tempat bermain yang cukup luas disekitar waduk adapula

tempat duduk di tepi waduk yang mengarah pada waduk yang biasa di gunakan

bagi para pengunjung untuk menikmati sunset yang indah. Waduk Kolam
54

Regulasi Nipa-Nipa yang telah dilengkapi berbagai fasilitas untuk menunjang

aktivitas para wisatawan ini menjadi ramai menjelang sore karena memang

dijadikan salah satu spot favorit menikmati matahari terbenam.

Gambar 4.11 Panorama Alam Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

B. Hasil Penelitian

1. Potensi Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai

Objek Wisata

Atraksi merupakan sesuatu yang menjadi perhatian atau daya tarik objek

wisata. Tumbuhan menjadi salah satu bagian yang dapat menjadi daya tarik pada

objek wisata. selain itu, fungsi dari tumbuhan pada objek wisata yaitu memiliki

fungsi positif dan pengaruh besar terhadap kondisi udara pada objek wisata.

sebab dengan banyaknya tumbuhan pada objek wisata maka udara yang

dihasilkan semakin sejuk dan alami. Seperti hasil pengamatan peneliti terhadap

Waduk Kolam Regulasi Nipa Nipa bahwa tanaman yang ada pada waduk tersebut

memiliki kualitas yang bagus dan sudah banyak ditanami pepohonan oleh

pengelola waduk sehingga banyak masyarakat atau pengunjung memanfaatkannya


55

sebagai objek wisata. Kegiatan penanaman pohon di area waduk merupakan salah

satu upaya dalam mengajak masyarakat berperan aktif dalam upaya konservasi

sekaligus dapat menghasilkan potensi ekonomi bagi masyarakat lokal yang berada

disekitar bendungan sebagai tampungan air.

1. Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah salah satu komponen yang sangat penting bagi

pariwisata, menurut pengelola Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa dengan adanya

pengembangan daya tarik wisata maka akan mendorong kehadiran wisatawan ke

suatu daerah tujuan wisata. Jenis daya tarik wisata yang bisa dikembangkan di

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yaitu wisata pertanian, wisata pendidikan,

wisata budaya, wisata taman bermain anak, olahraga, camping, dan daya tarik

buatan manusia yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai sehingga menjadi

tujuan kunjungan wisatawan.

Dari hasil indetifikasi potensi daya tarik Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa terdiri dari keindahan alam (landscap alam, sungai), iklim udara yang masih

sejuk, kegiatan ekonomi masyarakat disekitar kawasan waduk, dan keramah

tamahan masyarakat disekitar waduk. Sedangkan kegiatan wisata yang bisa

dilakukan oleh pengunjung di waduk tersebut yaitu rekreasi, spot foto, dan

olahraga. Berikut merupakan atraksi wisata yang bisa dikembangkan di Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa yaitu:


56

a. Wisata Pertanian dan pendidikan

Wisata pertanian merupaka rangkaian kegiatan atau perjalanan wisata

yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensi berupa

pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman

aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya.

Lahan pertanian yang ada di sekitar Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa cukup

luas, dan biasanya di gunakan bagi masayarakat untuk menanam padi dan aneka

sayuran. Oleh sebab itu Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki potensi

wisata pertanian yang bisa dikembangkan sebagai salah satu atraksi wisata alam

yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Dengan adanya pengembangan

wisata pertanian ini maka akan menambah keindahan alam yang ada pada Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa, serta memberikan pengaruh besar terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada disekitar waduk.

Sedangkan Wisata pendidikan disebut juga sebagai wisata edukasi

merupakan suatu program dimana peserta yang melakukan kegiatan pariwisata

pada suatu tempat tertentu dalam suatu kelompok dapat memperoleh pengalaman

belajar secara langsung terkait dengan lokasi objek wisata yang dikunjunginya.

Tujuan dengan adanya wisata pendidikan dapat membuat anak lebih mudah

memahami materi pelajaran, dapat meningkatkan kreativitas anak serta mampu

mengasah keterampilan yang dimiliki anak. Sesuai dengan pengamatan peneliti

pada Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sangat cocok dikembangkan sebagai

wisata edukasi, dilihat dari potensi alam yang dimilikinya masih alami seperti

kawasan perkebunan dan persawahan yang ada disekitar waduk serta pepohonan
57

yang ada disekeliling waduk membuat mata tak bosan untuk memandanginya,

didukung pula dengan sarana dan prasarana yang dimiliki sudah lengkap sehingga

apabila ada pengunjung yang datang pada waduk tersebut membuat mereka betah

dan merasa puas dalam melakukan aktivitas perjalanan wisata.

Gambar 4.12 Wisata Pertanian

Gambar 4.12 Wisata Pertanian


58

b. Taman Bermain Anak

Taman bermain merupakan sebuah tempat atau fasilitas yang khusus

dirancang untuk anak-anak agar anak-anak dapat bermain di sana. Walaupun

tempat bermain biasanya hanya diperuntukkan kepada anak-anak namun

biasanya juga digunakan bagi kelompok usia lain. Dalam pengembangan Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa pengelola telah menyediakan fasilitas untuk

mempermudah pengunjung yang membawa anak-anaknya datang ke Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa untuk berekreasi dan bermain. Taman yang ada di

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sekarang ini sementara proses pengerjaan

namun sebagian telah selesai dan bisa di gunakan bagi para pengunjung yang

membawa anaknya datang ke waduk kolam regulasi nipa-nipa.

Gambar 4.13 Taman bermain anak


59

c. Ruang Jongging Track

Menurut bapak Abd. Rahman saat melakukan wawancara, Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa nanti dapat berfungsi ganda. Tidak hanya berfungsi

mereduksi banjir, namun Waduk tersebut bakal didorong menjadi ruang publik.

Pernyataan tersebut juga di dukung oleh kepala Balai Besar Wilayah Sungai

Pompengan Jeneberang (BBWS-PJ) Adenan Rasyid mengatakan, Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa akan dikembangkan menjadi ruang publik terbuka. Salah

satunya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sarana olahraga. Sementara

ini, pihak BBWS-PJ telah menata Waduk Nipa-Nipa. Disepanjang jalan Waduk

Nipa-Nipa telah di tanami pepohonan. Selain itu, berbagai fasilitas pendukung

pun telah dibangun di Waduk Nipa-Nipa tersebut. Seperti taman dan tempat

bermain anak-anak. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa kerap dimanfaatkan oleh

warga sebagai tempat senam dan bersepeda, khususnya di akhir pekan, karena itu,

Pihaknya juga menyiapkan ruang Jongging track di Waduk Nipa-Nipa.

Gambar 4.14 Sarana Olahraga Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


60

d. Wisata Memancing

Keberadaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa bisa di manfaatkan untuk

membuka wisata memancing. Dengan penyelenggaraan wisata mancing dinilai

memiliki multifungsi, karena selain akan menarik minat wisatawan, juga akan

memberdayakan dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat sekitar Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Oleh karena itu, menurut peneliti waduk ini sangatlah

berpotensi untuk dikembangkan sebagai wisata mancing, sebab manfaat lain yang

dapat diperoleh dari pengembangan wisata mancing ini yaitu dapat menjadi sarana

untuk meningkatkan kesadaran bagi masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian

lingkungan waduk.

e. Kolam Air Mancur

Salah satu atraksi yang dapat mendukung pengembangan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata yaitu terdapat kolam air mancur di

tengah taman Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa, kolam tersebut terbuat dari

beton. Salah satu dari bagian bidang operasional Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa yakni kak Rizal mengatakan bahwa Kolam air mancur ini akan di fungsikan

apabila sudah di buka untuk umum sehingga untuk sementara ini sebagian dari

kolam tersebut masih dalam tahap pembangunan.


61

Gambar 4.15 Kolam Air Mancur

2. Wahana Air Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki luas lahan sekitar 83 hektar

dan disertai dengan pemandangan dan panorama alam yang cukup indah, namun

ketika kita melihat dari segi pengembangan wisata, saya rasa waduk ini perlu

mendapatkan perhatian khusus baik itu bagi Pemerintah Desa, Pemerintah Kota

maupun dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jene Berang (BBWS)

selaku pengelola dari waduk ini dalam upaya pengembangan waduk menjadi

tempat wisata. Karena jika kita melihat Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa dari

segi potensi wisata banyak sekali hal yang bisa dikembangkan, Sebagai contoh

yaitu wahana bermain diarea sekitar waduk seperti perahu air, sepeda air, banana

boat, dan masih banyak lagi. Pengelola dan pemerintah desa diharapkan dapat
62

memanfaatkan potensi waduk ini sebagai objek wisata karena aksesibilitas dan

fasilitas wisata dari waduk ini sudah sangat mendukung dalam pengembangannya

sebagai objek wisata.

Gambar 4.16 Wahana Air

3. Pelayanan

Pelayanan yang baik akan membuat suatu tempat wisata akan semakin

ramai dan banyak diminati wisatawan. Jenis pelayanan yang menunjang dalam

pariwisata adalah fasilitas, penginapan, atraksi wisata, pemandu wisata,

warung/penjual. Adapula Fasilitas pelayanan yang harus ada pada setiap objek

wisata yaitu papan informasi. Papan informasi berfungsi sebagai salah satu media

untuk memberikan informasi mengenai suatu perunjuk, peringatan maupun

larangan yang ada pada tempat wisata. Papan informasi pada Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini diharapkan dapat berfungsi bagi pengunjung sebagai

informasi tentang seputar Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Disamping itu, juga
63

perlu adanya pemandu wisata untuk memudahkan wisatawan mengenal bagian-

bagian objek wisata tersebut.

Gambar 4.16 Papan Informasi Wasuk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Gambar 4.17 Papan Informasi Wasuk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


64

2. Peranan Pemerintah Desa, Masyarakat dan Pengelola dalam

Perencanaan Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai

Objek Wisata

a. Pemerintah Desa

Pemerintah Desa merupakan pihak yang vital dalam suatu

pengembangan wilayah baik itu dalam mengambil suatu kebijakan, evaluasi

maupun control terhadap suatu wilayah itu sendiri. Pemerintah Desa harus selalu

bersinergi dengan masyarakat maupun pengelola objek wisata untuk menciptakan

wisata yang nyaman dan terstruktur karena Lembaga Desa memegang peranan

yang sangat sentral. Pemerintah harus senantiasa mendampingi masyarakat

maupun pengelola dan selalu siap memberikan bantuan dan penyuluhan kepada

masyarakat maupun pengelola. Pengembangan dan pengelolaan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa di Desa Moncongloe Lappara belum terstruktur dan masih

membutuhkan pengembangan yang baik, oleh karena itu dalam pengembangan

Waduk Kolam Reguulasi Nipa-Nipa harus adanya kordinasi yang baik antara

pihak Pemerintah Desa dengan Pengelola Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu Pemerintah Desa Moncongloe

Lappara Bapak Muh. Aris Adam 52 Tahun mengenai program pengembangan

apa yang telah dilakukan di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa agar bisa

dikembangkan sebagai objek wisata dia mengatakan bahwa :

“Menurut saya Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini dek memiliki potensi
yang luar biasa untuk dikembangkan, sebab selain sebagai pengendali
banjir kota Makassar juga digunakan sebagai tempat wisata bagi
masyarakat local maupun masyarakat luar daerah sehingga kami pihak
pemerintah Desa telah melakukan berbagai Program pengembangan
65

seperti membangun tempat usaha (social busines) di depan waduk Kolam


Regulasi Nipa-Nipa, tempat usaha tersebut bernama “Teras Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa” yang dikelola langsung oleh BUMDES
dimana tujuan utamanya yaitu meningkatkan kesejahteraan atau ekonomi
masyarakat dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan untuk menjalankan suatu usahanya”.selain itu dek,
keberadaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini ibarat segitiga emas
dimana daerah tempat dibangunnya waduk tersebut berbatasan langsung
dengan kabupaten Gowa,Maros dan Kota Makassar sehingga memiliki
potensi yang besar untuk bisa dikembangkan”. (wawancara 3 September
2021)

Berdasarkan hasil wawancara di atas kita bisa melihat bahwa Pemerintah

Desa merespon dengan baik dan sangat mendukung pengembangan waduk

tersebut sebagai objek wisata sehingga telah melakukan berbagai upaya dalam hal

pengembangan. Seperti yang di ungkapkan oleh Pemerintah Desa dia

mengemukakan bahwa:

“Upaya yang telah kami lakukan untuk meningkatkan daya Tarik Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata yaitu mengeluarkan SK
sadar wisata dimana tujuannya ini SK sadar wisata Mampu membuat
masyarakat berperan dalam pengembangan kepariwisataan serta dapat
memperkenalkan dan melestarikan potensi daya tarik wisata yang ada di
waduk itu dek. Sebab saya lihat potensi yang dimiliki waduk ini sangat
mendukung untuk pengembangan sebagai objek wisata dimana waduk ini
memiliki potensi alam, sumberdaya manusia, aksesibilitas, sarana dan
prasarana yang mendukung serta jarak tempuhnya kalau dari kota
sangat dekat atau stategis sebab waduk ini berada pada wilayah
perbatasan”. (Wawancara 3 september 2021)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut kita bisa menarik kesimpulan

bahwa dalam pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek

wisata Pemerintah Desa memiliki peran penting dalam pengembangan sumber

daya yang dimiliki daerahnya dan manfaat yang ada di daerahnya dalam upaya

peningkatan potensi pariwisata di daerah tersebut. Pemerintah Desa Moncongloe


66

Lappara telah melakukan kordinasi dengan pengelola dalam hal perencanaan

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata yaitu

dengan mengembangkan potensi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

dengan cara mempromosikan, menambah keindahan Waduk serta mengelola

kebersihan waduk tersebut. Selain itu Upaya yang telah dilakukan pemerintah

Desa untuk meningkatkan daya tarik Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai

objek wisata yaitu mengeluarkannya SK sadar wisata dimana tujuan kelompok

sadar wisata tersebut untuk meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai

subjek atau pelaku penting dalam pembangunan kepariwisataan serta dapat

memperkenalkan dan melestarikan potensi daya tarik wisata yang ada di Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Sebab, Potensi yang dimiliki Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sangat mendukung untuk pengembangan sebagai objek wisata dimana

waduk tersebut memiliki potensi alam, sumberdaya manusia, Aksesibilitas, sarana

dan prasarana yang mendukung, serta jarak tempuh objek wisata yang dekat

dengan kota.

Pihak pemerintah juga mengetahui adanya wisatawan yang sering

mengunjungi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa pada hari libur. Seperti yang

dikatakan oleh Pemerintah Desa:

“Saya sering datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa pada akhir


pekan. Biasanya saya hanya datang ke Teras waduk Nipa-Nipa untuk
nongrong bersama staf Desa Moncongloe Lappara, dan saya sering
melihat pengunjung yang berdatangan ke waduk ini untuk liburan.
Ternyata banyak pengunjung yang datang untuk olahraga pada sore hari
baik itu bersepeda di area waduk maupun jongging adapula saya lihat
pengunjung yang melakukan spot foto di area waduk ketika matahari mau
terbenam”. (Wawancara 3 September 2021)
67

Melihat potensi tersebut Pemerintah juga melakukan berbagai upaya

untuk memperkenalkan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa pada masyarakat.

Harapan pemerintah daerah terhadap pengembangan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sebagai objek wisata yaitu Kolam Regulasi Nipa-Nipa kedepannya bisa

diresmikan sebagai objek wisata yang terkenal dan dikenal banyak orang serta

dapat menjadi salah satu sumber andalan dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat Desa Moncongloe Lappara.

Jadi dapat di simpulkan bahwa peran pemerintah sudah efisien dalam

rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata

hal ini dapat dilihat dari program pengembangan yang telah dilakukan pemerintah

Desa terhadap Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata, walaupun

dalam pengembangan tersebut belum semaksimal apa yang diharapkan

Pengunjung.

b. Masyarakat

Terbangunnya Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa diharapkan akan

memberikan dampak dan manfaat pengurangan risiko banjir di enam kecamatan

setempat yakni Pattallassang, Moncongloe, Panakkukang, Tallo dan Tamalanrea.

Dari hasil wawancara 5 responden masyarakat yang bermukim disekitar lokasi

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa terdiri dari 4 orang peremupuan dan satu

orang laki-laki. Sebagian besar berumur 25-55 tahun. Presepsi Masyarakat hampir
68

sama tentang rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai

objek wisata. Menurut salah satu masyarakat Desa Moncongloe Lappara Bapak

Darwis 51 Tahun mengatakan bahwa;

“setuju sekalia dek punna anne wadukka bisa di kembangkan sebagai


tempat wisata sebab Anne andi’ riolo lahanga risekitar waduk Nipa-Nipa
tena sekali nia liriki ka dianggapki bellaa nampa akseska menuju anne
lokasia sanna susahna, tapi pasna ribangun anne wadukka semakin
banyak orang berdatangan membangun perumahan dan akitivitas
ekonomia semakin tinggi, jai poeng kucini masayaraka a’balu-balu
dallekanna wadukka”. (Wawancara 29 Agustus 2021).

“ saya setuju sekali dek kalau ada pembangunan kepariwisataan di waduk


nipa-nipa sebab Dahulu lahan disekitar Waduk Kolam Regulasi Nipa-
Nipa tak ada yang melirik karena dianggap jauh serta akses menuju
tempat tersebut sangat sulit tetapi dengan terbangunnya Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa ini membuat Aktivitas Ekonomi tinggi. perumahan
sudah mulai di bangun sehingga masyarakat yang ada di sekitar Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa sudah memulai memanfaatkan potensi yang
ada dengan cara mulai membangun tempat usaha di depan waduk”.
(Wawancara 29 Agustus 2021).

Dari hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan bahwa

perilaku masayarakat sangat mendukung akan pengembangan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa Sebagai objek wisata. Rencana pengembangan tersebut

mendapat respon positif oleh masyarakat setempat, karena dengan pengembangan

tersebut akan memberikan perubahan kearah yang lebih baik bagi daerah tempat

tinggalnya. Sebab dahulu lahan yang ada di sekitar Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa tak ada yang melirik karena dianggap jauh serta akses menuju tempat

tersebut sangat sulit namun dengan terbangunnya Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa di perbatasan tiga daerah tersebut membuat aktivitas runtutan ekonomi


69

semakin menggeliat. Infrastruktur dan perumahan sudah mulai dibangun sehingga

masyarakat sudah mulai memanfaatkan potensi yang ada.

Seperti halnya hasil wawancara ibu Wulan selaku masyarakat lokal dia

mengatakan bahwa;

“Dalam pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek


wisata tidak melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan
maupun pengelolaan waduk sebagai objek wisata namun masyarakat
sangat menginginkan agar bisa berpartisipasi dan membantu dalam
pengembangan waduk sebagai objek wisata”. (Wawancara 29 Agustus
2021).

Berdasarkan wawancara diatas Ibu Wulan tidak mengharapkan

keuntungan dengan adanya pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

sebagai objek wisata. Namun ia sangat mengharapkan agar waduk tersebut dapat

dikelola dan dikembangkan lebih lanjut sebagai objek wisata karena sebelum

adanya pandemi covid-19 Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ramai dikunjungi

oleh pengunjung dan sering dijadikan sebagai tempat olahraga namun sekarang

waduk tersebut di batasi bagi para pengunjung yang ingin masuk untuk

berolahraga dan menikmati keindahan taman-taman waduk tersebut. Ibu Wulan

dan ibu Damayanti juga mengatakan bahwa;

“Saya sering berinteraksi dengan wisatawan/pengunjung Waduk Kolam


Regulasi Nipa-Nipa ini. Karena sebagian besar masyarakat di sekitar
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa memiliki pekerjaan wiraswasta
(pedagang) sehingga sempat melihat atau berinteraksi dengan
wisatawan/pengunjung, selain itu apabila ada pengunjung yang dengan
sengaja atau tidak sengaja melakukan vandalisme atau pengrusakan pada
sekitar Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa maka perlu memberi sanksi
atau menegur secara lisan’. (Wawancara 29 Agustus 2021)
70

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa respon

masyarakat Ada yang pernah ikut serta dalam kegiatan pemeliharaan dan

pengelolaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa dalam artian membantu pengelola

agar Waduk Kolam Regulasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut Serta dapat

dikenal oleh banyak orang. Responden sangat mendukung program yang di

jalankan pemerintah daerah yaitu membangun tempat usaha yang bertemakan

“Teras Waduk Nipa-Nipa”, sebab program tersebut sangat bermanfaat bagi

masyarakat local dan bisa menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat yang

menjalankan usaha tersebut, karena apabila ada pengunjuung/wisatawan yang

datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa biasanya mampir ke teras waduk

nipa-nipa untuk menikmati makanan khas Moncongloe Lappara. Namun selama

adanya pandemi covid-19 pengunjung yang datang ke Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa semakin berkurang, sehingga membuat pendapatan warga yang

membuka usaha di depan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa menjadi menurun.

Namun harapan masyarakat yang ada sekitar Waduk Nipa-Nipa tersebut sangat

besar yakni Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa bisa di buka kembali setiap

harinya untuk pengunjung sehingga usaha yang mereka buka bisa ramai kembali

dikunjungi oleh wisatawan dan bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar.

c. Pengelola Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Dari hasil wawancara Bapak Abd. Rahman selaku pengelola/Bidang

Operasional Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa mengatakan bahwa;

“Kehadiran Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sangat berarti bagi


masyarakat terutama bagi warga dijalan inspekti pam, sebab dahulu
71

sebelum adanya Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa air selalu meluap ke


sepanjang jalan inspekti pam saat musim hujan, masyarakat tidak bisa
melewati jalan itu, bahkan tidak ada perumahan diruas jalan itu. Tanah
juga tidak laku. Namun sekarang pengembang berlomba-lomba
membangun perumahan dan sekarang kawasan ini sudah ramai bahkan
menjadi alternative masyarakat”.(Wawancara 29 Agustus 2021)

Berdasarkan wawancara diatas kita bisa melihat bahwa terbangunnya

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa menaruh banyak manfaat bagi masyarakat

terutama masyarakat yang berada disekitar jalan inspekti pam, sebab dahulu

sebelum adanya waduk tersebut membuat air selalu meluap kejalan saat musim

hujan tiba. Namun sejak keberadaan waduk tersebut membuat masyarakat bisa

melewati jalan tersebut saat musim hujan tiba. Selain sebagai pengendali banjir,

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sering dijadikan sebagai objek wisata bagi

masyarakat local maupun masyarakat luar daerah. Pada awal-awal Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini selesai dibangun kondisinya selalu ramai dikunjungi

bahkan banyak masyarakat yang masuk jogging dan foto-foto. Termasuk jadi

tempat memancing, namun selama adanya pandemic covid -19 tempat ini ditutup

padahal destinasi ini sangat bagus untuk di jadikan sebagai tempat olahraga dan

liburan.

Bapak Abd. Rahman juga mengatakan bahwa kiat-kiat atau cara yang

dilakukan oleh pihak pengelola dalam hal pengembangan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sebagai objek wisata adalah;

“Cara yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam hal pengembangan


Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata yaitu dengan
cara menjaga dan merawat taman-taman yang ada di Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa, menambahkan fasilitas yang belum ada, serta
72

menghijaukan sekitar Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa dengan tanaman


yang memiliki kualitas bagus atau produktif. Selain itu pengembangan
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini sementara berjalan dimana pagar
disekeliling waduk tersebut sudah mulai di kerja dan sedikit lagi sudah
rampung”.(Wawancara 29 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara di atas kita bisa menyimpulkan bahwa

upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam hal rencana pengembangan

sudah efektif. Dalam pengembangan kepariwisataan ini kedepannya memiliki

manfaat yang luar biasa bagi daerah tempat dibangunnya Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa ini. Berdasarkan hasil observasi peneliti bisa melihat dan memberikan

pandangan bahwa dampak positif yang terjadi kedepannya yaitu menambah

lapangan pekerjaan. Terciptanya lapangan pekerjaan tentu akan mengurangi

jumlah pengangguran yang ada di Indonesia Khususnya di Desa Moncongloe

sehingga akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Selain itu

pengelola juga mengatakan bahwa ;

“Tidak ada pungutan biaya yang dibebankan pihak pengelola bagi para
pengunjung yang datang Ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini,
sehingga sebelum adanya pandemic covid-19 Waduk Kolam Regulasi
Nipa-Nipa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan”. (Wawancara 29
Agustus 2021)

Menurut responden ada rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sebagai objek wisata rencana tersebut yaitu dengan menambah

keindahan taman Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa, menambah atraksi serta

membangun pagar Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa demi keamanan serta

kenyamanan pengunjung yang datang waduk tersebut. Selain itu bapak Abd.

Rahman juga mengatakan bahwa ;


73

“Potensi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa saat ini sangat
mendukung untuk di kembangkan sebagai objek wisata karena keberadaan
Waduk Nipa-Nipa yang strategis dan memiliki potensi sarana dan
parasarana yang bagus dan baru semua di bangun, memiliki daya tarik
tersendiri, serta social ekonomi yang dapat menunjang pengembangan
sebagai objek wisata”. selain itu waduk ini kami sangat jaga
kebersihannya. (Wawancara 29 Agustus 2021)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa memiliki potensi yaitu sarana dan prasarana yang lengkap,

akomodasi, aksesibilitas, daya tarik, serta social ekonomi yang dapat menunjang

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa tersebut sebagai objek wisata, selain itu juga

memiliki manfaat yang dapat mengurangi dampak banjir di daerah kota juga

dibuka sebagai tempat rekreasi dan olaharaga. Kondisi sarana dan prasarana yang

ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sekarang ini sangat bagus karena

fasilitas yang disediakan masih baru dibangun. Selain itu, Upaya yang dilakukan

pengelola untuk menarik pengunjung untuk mengunjungi Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa ini adalah dengan cara menjaga kebersihan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa karena yang paling penting dalam menarik pengunjung adalah

kebersihan suatu lokasi objek wisata. Pihak pengelola juga memanfatkan media

social untuk mempromosikan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa. Seperti halnya

dengan hasil wawancara dengan masyarakat setempat bahwa sanksi yang

diberikan terhadap pengunjung yang melakukan pengrusakan pada Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa baik sarana dan parasarana maupun taman yang ada di waduk

tersebut yaitu dengan menegur secara lisan serta mengeluarkan pengunjung dari

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa tersebut.


74

Adapula Kendala yang ditemukan oleh pihak pengelola dalam mengelola

dan mengembangkan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yaitu masih adanya

masyarakat yang tidak ingin membebaskan lahan perkebunannya yang ada di

sekitar Waduk Nipa-Nipa padahal kata responden masih ada yang perlu dibangun

atau di tambahkan dan rencananya taman yang ada di Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa ingin di perluas atau ditambah. Selain itu responden mengatakan

bahwa ;

“Dalam hal pembangunan yang ada di waduk kolam regulasi nipa-nipa


tidak bisa di tambah ini ditambah itu tanpa adanya persetujuan dari Op.
nanti sudah di ambil Op baru bisa di laksanakan namun sepanjang belum
di ambil OP itu tidak bisa diubah karena harus sesuai dengan apa yang
ada di gambar itu yang bisa dilaksanakan. Nanti setelah ada serah terima
antara PPK Proyek dengan kepala bidang OP baru kepala OP menyetujui
baru di laksanakan pembangunan”.(Wawancara 29 Agustus 2021)

Dari hasil wawancara di atas bahwa dalam proses pengembangan Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa bisa dilaksanakan jika sudah di setujui oleh kepala

bidang OP baru bisa di ubah namun selama belum disetuji OP maka tidak bisa di

ubah karena harus sesuai dengan apa yang ada digambar itu yang bisa di

laksanakan, nanti Setelah selesai serah terima antara pihak pimpinan proyek

dengan kepala bidang Op dan kemudian kepala bidang OP menyetuji baru bisa di

laksanakan jika ada fasilitas ataupun program yang perlu di tambahka di Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, peran pengelola untuk Pengembangan

Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa adalah harus adanya kordinasi yang baik

antara pengelola, masyarakat dan pemerintah daerah terkait rencana


75

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata sehingga

Waduk Di Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang ada di Desa Moncongloe Lappara

bisa dibuka secara resmi sebagai destinasi wisata yang bisa dikenal oleh banyak

orang.

d. Pengunjung

Wisatawan atau pengunjung adalah seseorang yang mendatangi suatu

lokasi dengan tujuan tertentu seperti rekreasi, liburan dan penelitian. Responden

untuk pengunjung yang diwawancara adalah sebanyak 6 orang. Terdiri dari 1

orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Sebagian besar usia pengunjung yang

datang berkisar 20-40 tahun. Dan juga asal pengunjung berbeda yaitu ada yang

berasal dari kota Makassar, Kab. Gowa, Kab. Takalar dan Kab.Maros.

Persepsi pertama tentang Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai

tempat wisata menurut Elfiani 21 tahun responden mengatakan bahwa ;

“Saya mengetahui tentang keberadaan atau informasi tentang Waduk


Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini melalui omongan tetangga. Alasan saya
mengunjungi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini adalah sekedar
rekreasi(Wawancara 7 September 2021).

Adapula persepsi kedua dari pengunjung tentang Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sebagai tempat wisata menurut Irfan 23 Tahun Mengatakan bahwa ;

“Saya mengetahui tentang keberadaan atau informasi tentang Waduk


Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini melalui media social di instagram. Alasan
saya mengunjungi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini adalah untuk
olahraga (jogging). Sedangkan untuk pelayanan yang ada di waduk ini
sudah bagus karena sikap pengelolanya sangat ramah kepengunjung”.
(Wawancara 7 September 2021)
76

Dari hasil wawancara di atas bahwa pengunjung mengetahui informasi

tentang Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa melalui masyarakat dan media sosial

dengan alasan sekedar rekreasi, sebagai pemburu foto yang menarik, dan

olahraga. Responden tersebut sudah tiga kali mengunjungi Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini untuk rekreasi. Aksesibilitas menuju lokasi Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa sudah sangat terjangkau karena dekat dengan Kota Makassar

dan kondisi jalan sudah beraspal dengan baik. Menurut responden tentang

pelayanan yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini sudah sangat bagus

karena sikap pengelola dan masyarakat sekitar lokasi Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa sudah menerima adanya wisatawan/pengunjung yang ingin berkunjung

dan berolahraga di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini. Pengelolaan Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa sudah sangat baik karena masalah pengembangannya

sudah dikembangkan dengan baik seperti halnya dengan fasilitas-fasilitas yang

ada sudah mendukung pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai

objek wisata.

Dari hasil wawancara responden kedua yakni Tasya 23 tahun beralamat

Kabupaten Takalar mengenai apa yang perlu di tambahkan di Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini agar bisa menjadi objek wisata yang banyak diminati

wisatawan/ pengunjung responden mengatakan bahwa ;

“Bagus kalau ini waduk kak ada semacam atraksinya berupa wahana air
ataupun tempat memancing dan juga bagus kalau di taman waduk ini
ditambahkan semacam tempat permainan anak dan kesan saya
mengunjungi waduk ini saya rasa menarik sebab selain banyak
pengunjung yang datang tempat ini sangat bagus untuk bersantai dan
berolahraga”. (Wawancara 7 September 2021 )
77

Dari hasil wawancara diatas pengunjung mengharapkan adanya atraksi

berupa aneka wahana air untuk menunjang Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

sebagai tempat wisata. Dan menurut responden bahwa kesan setelah berkunjung

ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini adalah waduk tersebut menarik akan

dikunjungi sebagai tempat wisata dan layak di kembangkan sebagai objek wisata.

Menurut responden ketiga yaitu ibu Nur Haedah, dimana pertama kali

mengetahui tentang keberadaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini adalah

berdasarkan cerita orang sekitar tempat tinggal responden. Seperti halnya dengan

responden yang pertama alasan untuk Mengunjungi Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa ini adalah untuk olahraga dan sekedar rekreasi. Hasil wawancara yang

dilakukan terhadap pengunjung tersebut bahwa Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa sangat cocok untuk dijadikan tempat wisata sebab banyak pengunjung yang

melakukan rekreasi dan olahraga pada setiap sore harinya. Selain itu, pengunjung

juga mengatakan bahwa waduk tersebut sangat cocok untuk dijadikan tempat

bersantai untuk menghilangkan rasa penat sambil menikmati suguhan

pemandangan indah sekitar Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang masih asri.

Jadi dapat disimpulkan dari hasil wawancara bahwa pengunjung

mengetahui keberadaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini berdasarkan cerita

orang sekitar ataupun dari social media. Sebagian besar tujuan

wisatawan/pengunjung mengunjungi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini


78

sekedar rekreasi, jogging (olahraga) dan sebagai pemburu foto yang menarik.

Menurut responden pengelolaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sudah

dikelola dengan baik, hal itu dilihat dari segi fasilitasnya maupun dari segi

pelayanannya.

Gambar 4.18 Pengunjung Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


79

C. Pembahasan

1. Potensi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Berdasarkan Analisis data diatas dapat dilihat bahwa Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa layak dikembangkan sebagai obyek wisata hal tersebut dapat

dilihat dari potensi yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

potensi wisata yang bisa dikembangkan pada Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

yaitu daya tarik objek wisata seperti wisata pendidikan, wisata pertanian, wisata

budaya, sarana olahraga, wisata memancing, wahana air, dan wisata taman

bermain anak. Dengan potensi tersebut maka Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

layak dikembangkan sebagai objek wisata karena didukung pula dengan

Aksesibilitas, kelengkapan sarana dan prasarana, infrastruktur, keindahan alam,

lokasi yang strategis, serta lingkungan yang masih asri dengan taman-taman yang

tertata rapi.

Keberadaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa selain sebagai

pengendali banjir Kota Makassar juga kerap dijadikan sebagai objek wisata oleh

masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya wisatawan yang datang

berkunjung dengan tujuan rekreasi, olahraga, dan pemburu foto yang menarik.

Dari hasil penelitian para pengunjung begitu tertarik dengan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini, bagi pengunjung Kolam Regulasi Nipa-Nipa adalah

waduk yang bisa dijadikan seabagai tempat wisata dan mampu memberikan

kenyamanan bagi pengunjung karena kesejukan udara yang dimilikinya. Menurut

pengunjung bahwa Ketika kita masuk ke kawasan Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa maka susana pemandangan yang ditampakkan begitu indah seperti


80

keindahan pemandangan waduk dengan backround pepohonan yang rindang,

suasana kehijauan pepohonan yang membuat sejuk, teduh dengan sunset yang

membuat mata tak bosan untuk memandanginya dari tepi Waduk Kolam Kolam

Regulasi Nipa-Nipa. Disana juga terdapat jalan yang beraspal mengitari Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang biasa di gunakan bagi para pengunjung untuk

jogging dan bersepeda.

Menurut peneliti Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini sangat

berpotensi untuk dikembangkan karena dengan pengembangan sektor pariwisata

secara optimal akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah,

menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat dan

pendapatan daerah. Selain itu, Berkembanganya Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa sebagai objek wisata akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat

yang ada di desa Moncongloe Lappara yakni secara ekonomis, sosial dan budaya.

Contohnya saja dengan banyaknya pengunjung yang datang ke Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa maka masyarakat yang tinggal didaerah tersebut akan

menghadirkan dan mendatangkan sebuah jajanan khas Desa Moncongloe Lappara

yang secara tidak langsung akan menambah estetich Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa serta meningkatkan penghasilan masyarakat. Hanya saja untuk atraksi

wisata masih perlu di tambahkan di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa seperti

wahana air dan spoot memancig, tujuannya yaitu agar semakin menambah minat

pengunjung untuk datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa.

Berdasarkan hasil penelitian Fitria (2017) dengan judul jurnal faktor-

faktor yang mendukung pengemangan objek wisata bukit khayangan di kota


81

sungai Penuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mendukung

pengembangan suatu objek wisata, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

faktor yang mendukung pengembangan objek wisata yaitu aksesibilitas yang baik,

akomodasi, atraksi objek wisata, sarana dan prasarana, serta sarana pendukung

lainnya. Melihat dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang

saya lakukan saat ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Fitria bahwa

pemerintah dan pengelola Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa saat ini telah

menyediakan beberapa fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata. Sarana

dan prasarana tersebut diantaranya toilet, Mushollah, Gazebo, Tempat Sampah,

Lahan parkir, Warung makan. Didukung pula dengan aksesibilitas yang baik serta

kebersihan, kerapian dan keindahan waduk. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan

melalui lingkungan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yang terlihat jauh lebih

rapi disertai dengan lingkungan yang sejuk dan bersih. Dalam Pengembangan

kepariwisataan juga tidak lepas dari faktor-faktor geografi baik unsur fisik

maupun non fisik (sosial, ekonomi, dan budaya). Masing-masing unsur tersebut

tidak dapat terpisahkan dalam pengembangannya karena saling mempengaruhi

satu sama lain.

Penelitian relevan, peneliti dari Wulandari Dkk, (2021) dengan judul

jurnal Pengembangan Waduk Jatiluhur Sebagai Kawasan Wisata Terpadu

Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang

mendukung pengembangan waduk Jatiluhur sebagai objek wisata, hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor pendorong yang sangat tinggi dalam pengembangan


82

waduk sebagai tempat wisata adalah potensi yang berupa panorama alam yang

indah dan luasnya kawasan waduk Jatiluhur serta suasana objek wisata yang

memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Melihat dari penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa penelitian yang saya lakukan saat ini sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh Dwi Pratiwi dkk bahwa panorama alam yang indah, luas

kawasan waduk serta suasana waduk yang masih asri mampu mendorong

pengembangan waduk sebagai destinasi wisata.

Penelitian relevan ke tiga yakni dari Achmad (2017), dengan judul

penelitian yaitu peran pemerintah daerah dalam pengembangan destinasi wisata

bahari Pulau Gili. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran

pemerintah dalam pengembangan suatu destinasi wisata. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki peran sangat penting dalam

pengembangan objek wisata sehingga pemerintah sudah berperan dalam

melakukan pembangunan pada destinasi pulau gili. Dengan adanya

pengembangan objek wisata pada suatu daerah dengan mudah dapat membuka

lapangan pekerjaan serta mampu menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan

serta ekonomi masyarakat lokal yang ada disekitar objek wisata. Melihat dari hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang saya lakukan saat ini

sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Achmad bahwa pemerintah daerah

memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan suatu objek wisata,

seperti halnya yang di ungkapkan Pemerintah Desa Moncongloe Lappara bahwa

dengan pengembangan waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata

tentunya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal yang bermukiman


83

disekitar waduk yang saat ini telah merintis usaha kuliner didepan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa.

2. Perencanaan Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

Dalam rencana mengembangkan suatu objek wisata yang harus

dibutuhkan adalah adanya kerjasama yang baik antara pihak pemerintah,

pengelola, maupun masyarakat sekitar wisata tersebut (Tolino 2017). Dari hasil

penelitian diketahui bahwa Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

sebagai objek wisata telah mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari

Pemerintah Desa, Masyarakat lokal maupun pihak Pengelola. Selain itu,

Pemerintah Desa yang terkait dengan pengembangan Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa juga mulai melakukan beberapa perencanaan dan saling berkordinasi

antara pihak pengelola/kepala bidang operasional Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa. Hal tersebut dapat dilihat dari program yang telah dilakukan Pemerintah

Desa dalam rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai

objek wisata. selain itu, Pemerintah Desa dan Masyarakat sangat mengharapkan

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa dapat dikelola lebih lanjut

sehingga dengan pengembangan waduk tersebut sebagai objek wisata dapat

bermanfaat untuk orang banyak.

Menurut pengelola/bidang operasional Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa bahwa saat ini kerjasama yang telah dilakukan antara Pemerintah Desa

terhadap pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa yaitu di bentuknya

kelompok sadar wisata serta sosial busines yang ada di depan Waduk Kolam
84

Regulasi Nipa-Nipa guna untuk pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa sebagai objek wisata. Masyarakat pun ingin agar Waduk Kolam Regulasi

Nipa-Nipa ini dapat dikembangkan sebagai objek wisata seperti pendapat salah

satu masyarakat yang membuka usaha warung makan di depan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa yaitu ibu Wulan mengatakan bahwa ingin agar Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini bisa dikembangkan sebagai objek wisata sebab Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan sehingga

dengan berkembangnya waduk tersebut sebagai objek wisata membuat

masyarakat yang membuka usaha bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Potensi suatu Desa dapat berupa sumber daya alam dan sumber daya

manusia, khususnya untuk potensi alam harus lebih di eksplorasi dan

dikembangkan sebagai salah satu desa wisata yang bisa diandalkan (Harahap

2015). Seperti halnya dengan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa apabila di

kembangkan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat

Desa Moncongloe Lappara dengan berkembangnya sebagai objek wisata, sebab

waduk tersebut memiliki potensi alam luar biasa yang dapat dikembangkan

sebagai destinasi wisata.

Dengan adanya pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

sebagai objek wisata akan memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal

yang memiliki tingkat perekonomian rendah. Misalkan membangun tokoh-tokoh

atau warung kecil yang menjadi pelengkap perjalanan para

wisatawan/pengunjung. Salah satu fungsi dalam pengembangan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa ini menjadi objek wisata adalah untuk mensejahterakan


85

masyarakat lokal dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan pengembangan

sehingga dapat meningkatkan perekomian mereka. Jadi terdapat dukungan yang

besar dari pengelola, pemerintah dan masyarakat lokal sekitar Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa mengenai adanya kegiatan pengembangan waduk tersebut

sebagai objek wisata.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil analisis data serta hasil yang dijelaskan pada pembahasan maka

peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai Rencana Pengembangan Waduk

Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata:

1. Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa merupakan waduk yang memiliki fungsi

serba guna, selain sebagai pengendali banjir Kota Makassar dan Penyedia air

irigasi juga di jadikan sebagai objek wisata. Waduk Kolam Regulasi Nipa-

Nipa ini merupakan waduk yang dijadikan sebagai objek wisata bagi

masyarakat lokal maupun masyarakat luar daerah, waduk ini terletak di Desa

Moncongloe Lappara Kabupaten Maros yang di resmikan oleh presiden

Republik Indonesia Joko widodo pada 18 Maret 2021.

2. Potensi yang mendukung pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

menjadi objek wisata adalah : Daya tarik wisata, keindahan alam yang masih

alami, wisata Pendidikan, wisata pertanian, wisata memancing wahana air,

dukungan pemerintah dan masyarakat serta didukung pula dengan Sarana dan

Prasarana, Aksesibilitas, infrastruktur, dan lokasi yang strategis.

3. Peran Pemerintah Desa dan Pengelola, dalam Pengembangan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata sudah efektif, hal tersebut dapat

dilihat dari program yang telah di lakukan oleh Pemerintah Desa. Namun

dalam Pengembangan dan pengelolaan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa di

86
87

Desa Moncongloe Lappara belum terstruktur dan masih membutuhkan

pengembangan yang lebih baik lagi.

B. SARAN

1. Bagi penduduk sekitar Waduk Kolam Regukasi Nipa-Nipa diharapkan

membantu menjaga kebersihan lokasi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa

agar kebersihan dan keindahan waduk tetap terjaga .

2. Pengelola diharapkan menjaga sarana dan prasarana yang sudah ada serta

menambah sarana dan prasarana yang belum ada di kawasan Waduk Kolam

Regulasi Nipa-Nipa.

3. Perlu adanya kerjasama yang lebih antara Pemerintah Daerah, Pengelola dan

Masyarakat lokal terkait Rencana Pengembangan Waduk Nipa-Nipa menjadi

objek wisata, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal

dan memberikan pemasukan dana bagi pemerintah daerah serta keuntungan

bagi pihak pengelola.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad. A, (2017). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Destinasi


Wisata Bahari Pulau Gili Nook Kabupaten Gresik. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). 49 (1). 116-121

Alvionita, A (2020). Pengembangan Objek Wisata Waduk Kubangkangkung


sebagai Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Kepariwisataan : Jurnal Ilmiah. 14 (3). 131-138

Ariani, Ni Ketut Desri dan Suryawan, Ida Badul. 2018. Perencanaan


Pengembangan Kawasan Pariwisata Pantai Lebih Desa Lebih, Kabupaten
Gianyar. Jurnal destinasi pariwisata. 6(2). 258-263

Astrid, S dkk (2008). Efektivitas Pemerintah Desa dalam Mengelala Dana Desa
Tonsewer Kecamatan Tomposo Barat. Jurusan Ilmu Pemerintah. 1(1). 1-
9.

Bapeda Kabupaten Tegal. 2005. Master Plan Kawasan Obyek Wisata Waduk
Cacaban Kabupaten Tegal. Bapeda. Slawi.

Dian Herdiana. 2019. Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata


Berbasis Masyarakat. Jurnal master pariwisata (JUMPA). 6(1). 63-85

Fitria, (2017) Faktor-Faktor Yang Mendukung Pengembangan Objek Wisata


Bukit Khayangan Di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Jurnal Nur El-
Islam. 4 (1). 90-106

Harahap, A (2017). Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan


Jumlah Hunian Hotel Terhadap Penerimaan Sub Sektor PDRB Industri
Pariwisata Di Provinsi Sumatra Utara Tahun 2004-2013. Jurnal JOM
Fekon. 4.(1). 647-661

Hasan, M.I . 2002. Pokok-pokok Materi Statistika 1 (Statistik Deskriptif). Edisi


Kedua. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Iwan. 2012. Metode Pengumpulan Data, Pengertian Data, Teknik Pengumpulan


Data, Teknik Pengumpulan Data, Pengertian Variabel dan Macam-Macam
Variabel. htm.

Krisanti. 2006. Permasalahan dan Strategi Pengelolaan Perairan Waduk:Contoh


Kasus Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata, Jawa Barat. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan & Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Kurniawan, Fitri Lukiastuti dan Hamdani, Muliawan, 2000. Manajemen Stratejik


dalam Organisasi. Yogyakarta:MedPress

88
89

Kusuma Reisky, E & Arifien, M (2020), Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi


Minat Kunjungan Wisatawan Di Objek Wisata Waduk Jatibarang,
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jurnal Geo Image (Spatial –
ecological-Regional). 9(2). 131-138.

Manap, H. Abdul. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta : Mitra


Wacana Media.

Marzuki, 2005. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UI. Yogyakarta.

MedIlk, S dan Burkart, A. J.. 1981. Tourism: Past, Present and Future. London:
Heinemann

Mudrikah, A dkk (2014). Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap GDP Indonesia


Tahun 2004-2009. Economics Development Analysis Journal. 3(2). 362-
371

Muharto, Dr. 2020, Pariwisata Berkelanjutan : Kombinasi Strategi dan


Paradigma Pembangunan Berkelanjutan. Yogyakarta : CV Budi Utama

Narbuko, C. 2005. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Naryanto et al. 2009. Indonesia diantara Berkah dan Musibah. Jakarta :


Kementrian Negara Riset dan Teknologi.

Notohadiprawiro etal.2008. Beberapa Fakta danAngka tentang Lingkungan Fisik


Waduk Wonogiri dan Kepentingannya sebagai Dasar Pengelolaan

Pradikta, Angga. 2013. Strategi Pengembangan Obyek WisataWaduk


Gunungrowo Indah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asti Daerah
(PAD) Kabupaten Pati. [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang. Fakultas
Ekonomi.

Primantoro. 2015. Kualitas Kawasan Pantai Depok, Gumuk Pasir Barchan, Pantai
Parangkusumo dan Pantai Parangtritis Berdasarkan Parameter
Geowisata : Jurnal Kepariwisataan. vol. 9(2)

Rangkuti, Freddy., 2015. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Setiyono, bambang. Dkk. 2012. Perencanaan Pengembangan Wisata Alam Dan


Pendidikan Lingkungan Di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) Cikampek. Jurnal wacana. 15(3). 62-69

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


90

dan R&D). Alfabeta. Bandung.

Sugiyono., 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryaningsih, Oktavia dan Nungraha, Tri. 2018. Peran Lembaga Desa Dalam
Pengembangan Desa Wisata Wanurejo Dan Dampaknya Terhadap
Perekonomian Masyarakat Lokal. Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara
(JMAN) .2(1). 120-128

Suwantoro,,G. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI

Tangian, Diane dan Kumaat, Hendry M.E. 2020. Pengantar Pariwisata. Bandung
: Polimdo Press

Tivani, Irene., 2016. Evaluasi Program Pengembangan Pariwisata di Kabupaten


Tana Toraja [skripsi]. Universitas Hasanuddin. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi
Negara.

Tolino, Iin. 2017. Strategi Pengembangan Objek Wisata Suaya (Kuburan Raja
Sangalla) Kabupaten Tana Toraja [Skripsi]. Universitas Negeri Makassar.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi
Pendidikan Geografi.

Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional.

Umar. Alimin., 2010. Metetode Penelitian Pendidikan. Makassar: Badan Penerbit


UNM.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang


Kepariwisataan

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : ANDI

Wulandari, D.P (2021). Pengembangan Waduk Jatiluhur Sebagai Kawasan


Wisata Terpadu Kabupaten Purwakarta. Rang Teknik Journal. 4(2). 384-
397

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Penerbit Angkasa

Yunus, Eddy. 2016. Manajemen Stategi. Edisi pertama. Yogyakarta : Andi.

Yuwana, et a/. 2010. Analisis Permintaan Kunjungan Objek Wisata Kawasan


Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjamegara_Universitas Diponegoro.
91

L
A
M
P
I
R
A
N
92

Lampiran Dokumentasi

Gambar 1: Wawancara dengan pengunjung Waduk Kolam Regulasi Nipa-


Nipa

Gambar 2: Pasca Wawancara dengan pengunjung luar daerah Waduk Kolam


Regulasi Nipa-Nipa
93

Gambar 3: Wawancara dengan Masyarakat sekaligus pedagang sekitar


waduk kolam regulasi nipa-nipa

Gambar 4: Wawancara dengan Pemerintah Desa Moncongloe Lappara


94

Gambar 5: Wawancara dengan Pengelola/Bidang Operasional Waduk Kolam regulasi


Nipa-Nipa

Gambar 6 : Wawancara Bidang Operasional Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


95

Gambar 7: Pasca wawancara dengan pengunjung

Gambar 8 : Pasca Wawancara dengan Pengunjung


96

Gambar 9: Pengunjung waduk kolam regulasi nipa-nipa

Gambar 10: Pengunjung waduk kolam regulasi nipa-nipa


97

Gambar 11: Proses pembangunan pagar Waduk kolam regulasi nipa-nipa

Gambar 12: Kondisi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


98

Gambar 13: Pintu Masuk Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa


99

Lampiran:
KUESIONER PENELITIAN

No. Kuesioner :
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Dengan hormat, sehubung dengan penelitian saya yang berjudul Rencana
Pengembangan Obyek Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek
Wisata di Desa Moncongloe Lappara Kecamatan Moncongloe Kabupaten
Maros, maka sebagai peneliti memohon kepada bapak/ibu, saudara/i kiranya
bersedia memberikan bantuan berupa data dan informasi yang akurat tentang
penelitian yang saya lakukan.
Dengan demikian bapak/ibu, saudara/I telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan studi di Jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar. Oleh
karena itu, kami sebagai peneliti sebelum dan sesudahnya mengucapkan banyak
terima kasi atas bantuan dan partisipasi yang bapak/ibu, saudara/i berikan.
Semoga bantuan yang bapak/ibu, saudara/i berikan bernilai ibadah disisi Allah
Subhanallahu Wa Ta’ala, Aamiin.

Biodata Peneliti
Nama : Riskawati
NIM : 1815042016
Fakultas/Jurusan : FMIPA/Geografi
100

No. Kuisioner :
KUISIONER PENELITIAN
(Untuk Masyarakat)

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Asal/Tempat Tinggal :
5. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Tamat Perguruan Tinggi
B. Keterangan Responden tentang obyek wisata waduk kolam regulasi
Nipa-Nipa
1. Apakah Bapak/ibu/saudara(i) penduduk asli di Desa Moncongloe Lappara
Kec.Moncongloe Kab. Maros?
a. Ya
b. Bukan (asal daerah………………………………………)
2. Apakah selama adanya Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa meningkatkan
pendapatan anda?
a. Ya/jenis pekerjaan………………../pendapatan perbulan…………..
b. Tidak
3. Apakah Bapak/ibu/saudara(i) tahu tentang perencanaan pengembangan
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
a. Ya/alasannya:…………………………………………..
b. Tidak
4. Apakah Bapak/ibu/saudara(i) ikut dalam kegiatan pemeliharaan /
rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai
101

objek wisata?
a. Iya
b. Pernah ikut
c. Kadang ikut
d. Tidak pernah ikut
5. Apakah Bapak/ibu/saudara(i) sering berinteraksi dengan pengunjung
atau wisatawan yang pernah berkunjung ke Waduk Kolam Regulasi
Nipa-Nipa ini?
a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. Pernah bebrapakali
6. Apakah ada pungutan biaya yang dibebankan oleh pihak pengelola bagi
pengunjung yang datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Ini?
a. Iya
b. Tidak ada
c. Pernah sekali
d. Sesekali dilakukan
7. Apakah pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini sebagai
objek wisata melibatkan masyarakat lokal ?
a. Iya
b. Tidak sama sekali
c. Kadang diikutsertakan
d. Pernah diikutsertakan
8. Apakah Bapak/ibu/saudara(i) mendapatkan keuntungan dengan adanya
Rencana Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai
objek wisata?
a. Iya
b. Tidak sama sekali
c. Pernah mendapat keuntungan
d. Tidak berharap mendapat keuntungan
102

9. Apakah Bapak/ibu/saudara(i) ingin agar Waduk Kolam Regulasi Nipa-


Nipa ini dapat dikembangkan menjadi objek wisata dan dikelola lebih
lanjut?
a. Iya
b. Tidak karena
c. Tergantung pengelola
d. Ragu-ragu
10. Apabila Bapak/ibu/saudara(i) dilibatkan dalam kegiatan pengembangan
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata, apa yang akan
Anda lakukan?
a. Melakukan kegiatan rekreasi
b. Menambah jumlah atraksi
c. Mengoptimalkan peran serta masyarakat disekitar kawasan Waduk
Nipa-Nipa dalam kegiatan pengembangan
d. Menjaga kebersihan, keasrian, dan keindahan kawasan Waduk Nipa-
Nipa
e. Lainnya……………………………………………………..
11. Apabila Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini dikembangkan sebagai
kawasan pariwisata, menurut Anda apakah dampak yang mungkin akan
timbul?
a. Semakin banyak sumber mata pencaharian masyarakat
b. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat
c. Terjaganya keamanan dan kebersihan disekitar waduk nipa-nipa
d. Lainnya………………………………………
12. Menurut Bapak/ibu/saudara(i) apa dampak negatif yang mungkin akan
timbul dari pengembangan waduk sebagai objek wisata?
a. Sebagai pemicu berubahnya tatanan nilai yang berlaku di masyarakat
b. Sebagai penyebab kemacetan dan kebisingan
c. Sebagai penyebab semakin kotor dan tercemarnya lingkungan waduk
d. Lainnya……………………………………………
13. Bagaimana Bapak/ibu/saudara(i) menyikapi, apabila ada pengunjung
103

yang dengan sengaja maupun tidak sengaja melakukan vandalism


(pengrusakan) di kawasan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa
a. Memberi sanksi
b. Membiarkannya saja
c. Menegur secara lisan
d. Melaporkannya kepada pihak pengelola
14. Apa yang dilakukan pihak pengelola untuk menarik wisatawan untuk
mengunjungi Waduk Nipa-Nipa Ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….

15. Apakah pihak pengelola memanfaatkan media sosial


untuk mempromosikan rencana pengembangan Waduk Nipa-Nipa Ini
sebagai objek wisata?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

16. Menurut Bapak/Ibu melihat dari sarana dan prasarana yang ada di Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa apakah layak untuk dikembangkan sebagai
objek wisata?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
17. Menurut Bapak/Ibu Dari segi aksesibilitas apakah Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa layak untuk dikembangkan sebagai objek wisata?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
18. Apa harapan Anda terhadap rencana pengembangan Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata dimasa yang akan datang?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
104

KUESIONER PENELITIAN

(Untuk Pengelolah)

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Asal/Tempat Tinggal :
B. Keterangan Responden tentang Agrowisata Pango-pango
1. Apakah ada rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai
objek wisata?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah Anda ikut dalam kegiatan pemeliharaan/ rencana pengembangan Waduk
Nipa-Nipa ini sebagai objek wisata?
a. Iya
b. Pernah ikut
c. Kadang ikut
d. Tidak pernah ikut
3. Apakah rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa- Nipa ini sebagai
objek wisata melibatkan masyarakat lokal ?
a. Iya
b. Tidak sama sekali
c. Kadang diikutsertakan
d. Pernah diikutsertakan
4. Apakah Anda mendapatkan keuntungan dengan adanya rencana pengembangan
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
a. Iya
105

b. Tidak sama sekali


c. Pernah mendapat keuntungan
d. Tidak berharap mendapat keuntungan
5. Apakah Anda ingin agar rencana pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-
Nipa sebagai objek wisata dikelola lebih lanjut?
a. Iya
b. Tidak
c. Tergantung pengelola
d. Ragu-ragu
6. Apakah Anda sering berinteraksi dengan pengunjung atau wisatawan yang
berkunjung ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini?
a. Iya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
d. Pernah bebrapakali
7. Apakah ada pungutan biaya yang dibebankan oleh pihak pengelola bagi
pengunjung yang datang ke Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini?
a. Iya
b. Tidak ada
c. Pernah sekali
d. Sesekali dilakukan

8. Potensi apa saja yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9. Dari segi aksesibilitas apakah Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa layak
untuk dikembangkan sebagai objek wisata?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………….
10. Apakah akomodasi yang ada di Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Ini bisa
106

mendukung pengembangan waduk sebagai obyek wisata?


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………
11. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang ada di Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa sekarang?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………..
12. Menurut Anda sarana dan prasarana apa yang masih perlu dibangun di
waduk Nipa-Nipa agar dapat menjadi objek wisata?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………
13. Apa yang menjadi keunggulan di waduk kolam regulasi Nipa-Nipa ini yang
yang tidak dimiliki oleh waduk lain?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………….
14. Bagaimana cara Anda mempertahankan keunggulan Waduk Kolam Regulasi
Nipa-Nipa agar bisa menjadi objek wisata?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………….
15. Sejauh ini bagaimana tahap pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-
Nipa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………

16. Apakah pernah dilakukan promosi untuk memperkenalkan rencana


107

pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata


kepada masyarakat luas? Promosi seperti apa?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………….

17. Apakah ada koordinasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat untuk
pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………….
18. Adakah kerjasama dengan pihak swasta dalam pengembangan Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata? Jika ada dalam bentuk apa
kerjasama yang diberikan oleh pihak swasta?
………………………………………………………………………………
……………………………………………
108

PEDOMAN WAWANCARA

RENCANA PENGEMBANGAN WADUK KOLAM


REGULASI NIPA-NIPA SEBAGAI OBJEK WISATA DI
DESA MONCONGLOE LAPPARA KECAMATAN
MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

Wawancara kepada Pemerintah Daerah dan Pengelola Waduk


Identitas Narasumber
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan/jabatan :
Pendidikan :
Pelaksanaan Wawancara
Hari/tanggal :
Tempat :
Pertanyaan Program pengembangan
1. Apakah bapak pernah mengunjungi Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa?
2. Apa yang mendasari pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini di
Desa Moncongloe, dan apa tujuan pengembangannya?
3. Dari segi kualitas dan kuantitas, apakah sarana dan prasarana yang ada di
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini memiliki kompetensi dalam upaya
pengembangan sebagai objek wisata di desa Moncongloe Lappara?
4. Apakah ada upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan
daya tarik Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
5. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang rencana pengembangan Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata di desa Moncongloe Lappara
Kecamatan Moncongloe ?
109

6. Menurut Bapak/Ibu, berpotensikah Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa untuk


dijadikan sebagai objek wisata ?
7. Apakah ada Program pengembangan yang dilakukan pemerintah Kabupaten
Maros untuk pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai
objek wisata? Jika ada program apa saja?
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah penting keterlibatan pemuda dalam
pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa Sebagai Objek Wisata di
Desa Moncongloe Lappara?
9. Sejauh ini bagaimana tahap pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-
Nipa sebagai objek wisata?
10. Apa saja program jangka pendek dan program jangka panjang yang
diterapkan Pemerintah terhadap pengembangan Waduk Kolam Regulasi
Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
11. Apakah ada kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain dalam
Pengembangan Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
12. Faktor-faktor apa saja yang mendorong pengembangan Waduk Kolam
Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata?
13. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam upaya pengembangan Waduk
Kolam Regulasi Nipa-Nipa sebagai objek wisata ?
14. Apa yang menjadi Harapan Bapak/Ibu terhadap rencana pengembangan
Waduk Kolam Regulasi Nipa-Nipa ini sebagai objek wisata dimasa
mendatang sehingga kawasan wisata ini menjadi salah satu sumber andalan
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa Moncongloe Lappara?
Kebijakan seperti apa yang seharusnya dilakukan oleh Pemda lebih lanjut
RIWAYAT HIDUP

RISKAWATI, Lahir di Kabupaten Maros, pada Tanggal

6 Maret 1999. Penulis adalah anak Kelima dari lima

orang bersaudara yang merupakan anak dari pasangan

Ayahanda Sabollah dan Ibunda Hajrah. Penulis mulai

memasuki jenjang pendidikan Formal pada tahun 2006

di SDN No.70 Manjjalling dan menamatkan sekolah

dasar pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

SMP Negeri 6 Moncongloe dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah atas di SMA Negeri 14

Maros dan dinyatakan lulus pada tahun 2018. Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan ke bangku kuliah pada Universitas Negeri Makassar (UNM) pada

tahun 2018 yaitu salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di kota Makassar

dan terdaftar sebagai mahasiswa pada Prodi Pendidikan Geografi Jurusan

Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Anda mungkin juga menyukai