Anda di halaman 1dari 42

STANDAR 1.4.

MANAJEMEN SARANA/BANGUNAN, PRASARANA,


PERALATAN PUSKESMAS, DAN KESELAMATAN
LINGKUNGAN PUSKESMAS DILAKSANAKAN
SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN.
STANDAR 2015

• 2.1.4. Prasarana Puskesmas tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik untuk
menunjang akses, keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
pelayanan yang disediakan.
• 2.1.5. Peralatan medis dan non medis tersedia, terpelihara, dan berfungsi dengan baik
untuk menunjang akses, keamanan, kelancaran dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan pelayanan yang disediakan.
• 2.6.1. Pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas dilaksanakan dan
didokumentasikan secara jelas dan akurat.
STANDAR 2015

• 8.5.1. Lingkungan fisik Puskesmas, instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistim lain yang dipersyaratkan
diperiksa secara rutin, dipelihara, dan diperbaiki bila perlu
• 8.5.2. Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian
dan pembuangan limbah berbahaya dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai
• 8.5.3 Perencanaan dan pelaksanaan program yang efektif untuk menjamin keamanan lingkungan fisik
dikelola oleh petugas yang kompeten  diminta 6 program
• 8.6.1. Peralatan ditempatkan di lingkungan pelayanan dengan tepat
6 PROGRAM KESELAMATAN (STANDAR 2015)

1. Keselamatan dan Keamanan. Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung,
halaman, tempat parkir, dan peralatan klinik tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien,
staf dan pengunjung. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan,
atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang
2. Bahan berbahaya, yang meliputi: penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
3. Manajemen emergensi, yaitu tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan
emergensi direncanakan dan efektif
4. Pengamanan kebakaran: klinik wajib melindung properti dan penghuninya dari
kebakaran dan asap.
5. Peralatan medis: untuk mengurangi risiko, peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sesuai
dengan ketentuan.
6. Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian
STANDAR 1.4.1
KRITERIA
1.4.1 Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya,
manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan, dan sistem utilisasi
1.4.2 Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan
1.4.3 Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta
pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasarkan
perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan
1.4.4 Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat
bencana internal dan eksternal
1.4.5 Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi.
1.4.6 Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan yang dapat
digunakan setiap saat
1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semua prasarana atau
sistem utilisasi berfungsi dan mencegah terjadinya ketidak tersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
1.4.8 Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan bagi
petugas
MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN

1 • Keselamatan dan keamanan


2 • Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya
3 • Manajemen emergency (kedaruratan)
4 • Pengamanan kebakaran
5 • Peralatan kesehatan
6 • Sistem utilisasi
• Pendidikan dan pelatihan petugas
1.4.1 DISUSUN DAN DITERAPKAN
RENCANA PROGRAM MANAJEMEN
FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK) YANG MELIPUTI
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
FASILITAS, PENGELOLAAN BAHAN
DAN LIMBAH BERBAHAYA,
MANAJEMEN EMERGENCY ,
PENGAMANAN KEBAKARAN,
PERALATAN PUSKESMAS, DAN
SISTEM UTILISASI
P OKOK P I K I R AN
1.4.1

• Program MFK disusun untuk menyediakan


lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat
• Penetapan petugas yang bertanggungjawab
• identifikasi dan pembuatan peta terhadap area -
area berisiko sesuai ruang lingkup MFK
• Rencana kerja MFK disusun setiap tahun
• Program MFK perlu dievaluasi minimal per tri
wulan untuk memastikan bahwa Puskesmas telah
melakukan upaya penyediaan lingkungan yang aman
bagi pasien, petugas, dan masyarakat sesuai dengan
rencana.
1.4.1
ELEMEN PENILAIAN
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan MFK
yang sesuai dengan yang diuraikan dalam pokok
pikiran. (R)
2. Ditetapkan petugas yang bertanggungjawab dalam
MFK. (R)
3. Ada rencana program MFK yang ditetapkan setiap
tahun berdasarkan identifikasi risiko. (R)
4. Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko
yang meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok
pikiran. (D,W)
5. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per tri wulan
terhadap pelaksanaan program MFK meliputi huruf a
sampai huruf f pada pokok pikiran. (D)
1.4.1
KESELAMATAN KEAMANAN

PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3

MGMT BENCANA/DISASTER
MONEV & TL
PENGAMANAN KEBAKARAN

PERALATAN KESEHATAN

SISTEM UTILISASI
PJ. MFK
DIKLAT MFK
1.4.2 PUSKESMAS
MELAKSANAKAN
PROGRAM KESELAMATAN
DAN KEAMANAN
POKOK PIKIRAN 1.4.2

• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah


terjadinya cedera akibat kesehatan dan keselamatan kerja
(K3)
• Pelaksanaan program didukung dengan penyediaan
anggaran
• Penetapan area berisiko keamanan dan kekerasan
fisik perlu diidentifikasi dan dibuatkan peta, dimonitor
• Kode-kode darurat perlu ditetapkan dan diterapkan
• Bila ada renovasi perlu disusun Infection Control Risk
Assesment (ICRA)
ELEMEN PENILAIAN 1.4.2

1. Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas, dan pegawai kontrak.


(D, O, W)
2. Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala meliputi bangunan, prasarana, dan
peralatan Puskesmas kecuali alat kesehatan. (D, 0, W)
3. Ada strategi ICRA dalam pelaksanaan program PPI pada renovasi bangunan.
(D, W)
4. Dilaksanakan program keselamatan dan keamanan sesuai dengan rencana.
(D, O, W)
5. Dilakukan pelaporan, tindak lanjut dan dokumentasi terhadap kejadian,
kekerasan fisik, dan cedera terkait dengan keamanan lingkungan fisik. (D)
MONEV TINDAK LANJUT

PROGRAM KESELAMATAN
DAN KEAMANAN

Pelaksanaan Identifikasi area berisiko


Identifikasi pengunjung Keamanan & kekerasan dan
Tindak lanjutnya

1.4.2
1.4.3 INVENTARISASI, PENGELOLAAN,
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA BERACUN SERTA
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA BERACUN
DILAKUKAN BERDASARKAN
PERENCANAAN YANG MEMADAI DAN
KETENTUAN PERUNDANGAN.
POKOK PIKIRAN

• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu


diidentifikasi dan dikendalikan secara aman. (lihat juga
KMP : 1.4.1; 1.5.7, dan 1.7.1; UKPP : 3.9.1 ; PMKP : 5.2.1;
dan 5.5.4)
• WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun
serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius;
patologis dan anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat;
kontainer bertekanan; benda tajam; genotoksik/sitotoksik;
radioaktif.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,
jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Daftar
inventarisasi ini selalu mutahir (di-update) sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan.
• Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
1.4.3
ELEMEN PENILAIAN

1. Dilaksanakan program limbah B3 sesuai angka


satu sampai enam pada huruf b pada kriteria
1.4.1. (R)
2. Tersedia TPS limbah B3 dan IPAL sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan. (D, O) (lihat juga KMP : 1.4.1; 1.5.7,
dan 1.7.1; UKPP : 3.9.1 ; PMKP : 5.2.1; dan
5.5.4)
3. Ada laporan, analisis, dan tindak lanjut
tumpahan, paparan/pajanan terhadap B3 dan
atau limbah B3. (D,W)
1.4.3. inventrisasi

INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
PENGGUNAAN
PENGENDALIAN
regulasi
PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3
1. Penetapan jenis, area/lokasi penyimpanan B3 sesuai
ketentuan perundangan
2. Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai
ketentuan perundangan (termasuk MSDS)
3. Penggunaan APD yang sesuai untuk penggunaan dan
penaganan tumpahan dan paparan yang sesuai
ketentuan perundangan MONEV TINDAK LANJUT
4. Sistem pelabelan yang sesuai ketentuan perundangan
5. Sistem pendokumentasian dan perijinan
6. Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan
dan atau paparan
1.4.4 PUSKESMAS MENYUSUN,
MEMELIHARA, MELAKSANAKAN,
DAN MENGEVALUASI PROGRAM
TANGGAP DARURAT BENCANA
INTERNAL DAN EKSTERNAL
POKOK PIKIRAN 1.4.4

• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal
maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil
penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dengan tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut
terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya
nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
HURUF C KRITERIA 1.4.1

1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin


terjadi (HVA),
2. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
3. manajemen sumber daya,
4. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
5. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen
konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
ELEMEN PENILAIAN
1.4.4
1. Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal
dan eksternal sesuai dengan letak geografis Puskesmas dan
akibatnya terhadap pelayanan. (D)
2. Dilaksanakannya program manajemen bencana/disaster
meliputi angka satu sampai dengan angka lima huruf c pada
kriteria 1.4.1 (D, W).
3. Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan meliputi angka dua
sampai dengan angka lima huruf c pada kriteria 1.4.1
terhadap program penanggulangan bencana yang disusun,
yang dilanjutkan dengan debriefing setiap dilakukan
simulasi. (D, W)
4. Dilakukan perbaikan terhadap program penanggulangan
bencana sesuai hasil simulai dan evaluasi tahunan. (D)
1.4.4
IDENTIFIKASI RISIKO BENDANA INTERNAL &
EKSTERNAL
DISASTER DRILL

HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT


• strategi komunikasi
jika terjadi bencana,
EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN • manajemen sumber
BENCANA daya,
• penyediaan
PROGRAM PENANGGULANGAN pelayanan dan
BENCANA INTERNAL EKSTERNAL alternatifnya,
• identifikasi peran
dan tanggung jawab
tiap karyawan, dan
• manajemen konflik
yang mungkin terjadi
MONEV TINDAK LANJUT
pada saat bencana.
1.4.5 PUSKESMAS MENYUSUN,
MEMELIHARA, MELAKSANAKAN,
DAN MELAKUKAN EVALUASI
PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN BAHAYA
KEBAKARAN TERMASUK SARANA
EVAKUASI.
POKOK PIKIRAN 1.4.5

• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan terjadinya


kebakaran dengan melakukan identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan,
penyimpanan dan pengelolaan bahan-bahan yang mudah terbakar, penyediaan proteksi
kebakaran aktif dan pasif
• sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif
• Identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan, penyimpanan dan pengelolaan bahan-
bahan yang mudah terbakar, penyediaan proteksi kebakaran aktif dan pasif
• Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber terjadinya
kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di lingkungan Puskesmas baik
bagi petugas, pasien, dan pengunjung. Larangan merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien
dan pengunjung, dan dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaannya.
ELEMEN PENILAIAN 1.4.5

1. Dilakukan program pencegahan dan penanggulangan


kebakaran angka satu sampai angka empat huruf d pada
kriteria 1.4.1 (D, O, W)
2. Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap
alat deteksi dini asap dan kebakaran, jalur evakuasi, serta
keberfungsian alat pemadam api. (D, O, W)
3. Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap
program pengamanan kebakaran. (D, W)
4. Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas,
pasien, dan pengunjung di area Puskesmas. (R)
5. Kebijakan larangan merokok dilaksanakan, dipantau ,
dievaluasi dan ditindaklanjuti terhadap hasil pelaksanaan
larangan merokok (D, O, W)
1 sd 4 huruf d pada 1.4.1

1. frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem


proteksi dan penanggulangan kebakaran secara periodik
(minimal satu kali dalam satu tahun)
2. jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas hambatan.
3. proses pengujian sistem proteksi dan penanggulangan
kebakaran dilakukan selama kurun waktu 12 bulan
4. edukasi pada staf terkait sistem proteksi dan evakuasi pasien
yang efektif pada situasi bencana
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN

INSPEKSI, PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

SK Larangan merokok
JALUR EVAKUASI

PROGRAM PENGAMANAN EDUKASI DAN SIMULASI:


KEBAKARAN PROTEKSI & EVAKUASI

LARANGAN MEROKOK
1.4.5
1.4.6

PUSKESMAS MENYUSUN PROGRAM


UNTUK MENJAMIN KETERSEDIAAN ALAT
KESEHATAN YANG DAPAT DIGUNAKAN
SETIAP SAAT
POKOK PIKIRAN 1.4.6

• Program pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan


kesehatan meliputi: inventarisasi peralatan kesehatan,
inspeksi, uji, pemeliharaan dan kalibrasi
• Dalam melakukan pemeriksaan alat kesehatan, petugas
memeriksa antara lain: kondisi, ada tidaknya kerusakan,
kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat.
• Pelaksanaan pemeriksaan dan pemeliharaan dilakukan
oleh petugas yang kompeten
• Peralatan kesehatan dapat dilakukan recall oleh
pemerintah dan/atau produsen dan/atau distributor
akibat adanya risiko keselamatan
1.4.6

ELEMEN PENILAIAN
1. Dilakukan inventarisasi alat kesehatan yang perlu
dilakukan sesuai dengan ASPAK (lihat juga KMP : 1.3.2).
(R)
2. Dilaksanakan program untuk menjamin ketersedian alat
kesehatan sesuai huruf e pada kriteria 1.4.1 . (D,W)
3. Dilakukan inspeksi dan testing terhadap alat kesehatan
secara periodik (D, 0, W)
4. Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat
kesehatan secara periodik (D,O,W)
5. Dilakukan inventarisasi alat kesehatan yang perlu
dilakukan penarikan (recall) (D, W)
1.4.6

Jadual & pelaksanaan


pemeliharaan

Monitoring/inspeksi
Fungsi

Kalibrasi peralatan
PROGRAM PEMERIKSAAN
DAN PEMELIHARAAN
PERALATAN KESEHATAN
1.4.6 EP 5

PELAKSANAAN
RECALL & BERITA
ACARA RECAL
1.4.7

PUSKESMAS MENYUSUN DAN


MELAKSANAKAN PROGRAM
UNTUK MEMASTIKAN SEMUA
PRASARANA ATAU SISTEM
UTILISASI BERFUNGSI DAN
MENCEGAH TERJADINYA
KETIDAK TERSEDIAAN,
KEGAGALAN, ATAU
KONTAMINASI
POKOK PIKIRAN 1.4.7

• Sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset,
panel listrik, perpipaan air dan lainnya
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan
keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air
dan/ atau listrik
• Untuk prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan sumber air dan alirannya, termasuk
pemeriksaan uji kualitas air secara periodik
1.4.7
ELEMEN PENILAIAN

1. Dilaksanakan program pengelolaan


sistem utilitas dan sistem
penunjang lainnya sesuai huruf f
pada kriteria 1.4.1. (R)
2. Sumber air, listrik dan gas medis
tersedia selama 7 hari 24 jam
untuk pelayanan di Puskesmas. (D)
1.4.7 Ketersediaan listrik, air, gas medis

Identifikasi & Ketersediaan sistem


utilitas kunci yang lain

Identifikasi area berisiko


kegagalan listrik, air

Pemeriksaan kualitas air


Uji coba sumber air
Dan listrik cadangan
PROGRAM PENGELOLAAN Pemeliharaan system utilitas
SISTEM UTILITAS

implementasi
1.4.8

PUSKESMAS MENYUSUN DAN


MELAKSANAKAN PENDIDIKAN
MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN BAGI PETUGAS.
POKOK PIKIRAN

• Dalam rangka meningkatkan pemahaman,


kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan
manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK)
perlu dilakukan pendidikan petugas.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi,
pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud
tertuang dalam rencana program pendidikan
manajemen fasilitas dan keselamatan
1.4.8

ELEMEN PENILAIAN

1. Ada rencana program pendidikan manajemen


fasilitas dan keselamatan bagi petugas. (R)
2. Dilaksanakan program pendidikan manajemen
fasilitas dan keselamatan bagi petugas sesuai
rencana. (D, W)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan
dalam pelaksanaan program pendidikan
manajemen fasilitas dan keselamatan bagi petugas.
(D, W)
1.4.8

SOSIALISASI
PROGRAM MFK

DIKLAT TERKAIT
MFK (lihat 6 program)

PROGRAM DIKLAT MFK


MARI KITA LAKUKAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai