IP Address
5 Capaian Pembelajaran :
Mampu melakukan konversi bilangan biner, desimal dan
hexadecimal
Mampu membedakan antara alamat IP Private dan Publik
Mengenal IP versi 6
Pendahuluan
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner
antara 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer
host dalam jaringan internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk Ipv4 atau IP versi
4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut
pada jaringan internet berbasis TCP/IP.
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga
merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode
pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti
kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Jika suatu
komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita
haru memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk tiap
interfacenya.
Untuk terhubung pada suatu jaringan diperlukan pengamatan yang unik di setiap komputer
yang terhubung, pengalamatan ditandai dengan penomoran dari Internet Protocol yang ada
pada PC tersebut. Tekhnik penomoran IP ada 2 yaitu manual dan otomatis (DHCP).
Format Penulisan IP Address IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan
oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111.
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering
ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih
dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu
oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Format IP Address V4
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar
lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian
kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan
tertentu atau untuk keperluan tertentu. IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni
bagian network (net ID) dan bagian host (host ID).
Pada sebuah network or a subnetwork, host berkomunikasi dengan yang lain tidak
memerlukan Network layer intermediary device. Pada saat sebuah host ingin berkomunikasi
dengan yang lain, perangkat intermediary atau router bertindak sebagai gateway dengan
network lain. Sebuah host memiliki sebuah default gateway address. Gateway address
merupakan sebuah alamat dari sebuah router yang menghubungkan ke network yang sama
sebagai host. Untuk berkomunikasi dengan sebuah perangkat pada network lain, sebuah host
menggunakan alamat dari gateway ini atau default gateway untuk meneruskan paket keluar
local network.
IP Address terdiri dari dua bagian yaitu Net ID dan Host ID, sebagai berikut :
1. Net ID (Network Identifier) : digunakan khusus untuk mengidentifikasi alamat
jaringan dimana host berada.
Di dalam alamat IP Address kita harus mengerti pembacaan binner dalam alamat IP.
Dimana disetiap 1 segmen memiliki 8 bit.
Contoh :
IP 192.168.90.15
Cara perhitungan :
Mencari bilangan penjumlah dari tiap oktet
Oktet 1
27 26 25 24 23 22 21 20
192 128 64 32 16 8 4 2 1
128 +64 +0 +0 +0 +0 +0 +0
Biner 1 1 0 0 0 0 0 0
Oktet 2
27 26 25 24 23 22 21 20
168 128 64 32 16 8 4 2 1
128 +0 +32 +0 +8 +0 +0 +0
Biner 1 0 1 0 1 0 0 0
Oktet 4
27 26 25 24 23 22 21 20
15
128 64 32 16 8 4 2 1
0 +0 +0 +0 +8 +4 +2 +1
Biner 0 0 0 0 1 1 1 1
Hasil :
192.168.90.15 = 11000000.10101000.01011010.00001111
a. IP Address Kelas A
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang
host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0 -127.
Pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung
sekitar 16 juta host. IP Address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah
host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada Tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 1. IP Kelas A
Oktet 1 Oktet 2 Oktet 3 Oktet 4
0 - 127 0 – 255 0 - 255 0 – 255
Network ID Host ID
b. IP Address Kelas B
Dua bit IP Address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
128 – 191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID. IP address
kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.XXX.XXX sampai 192.155.XXX.XXX, yakni
berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar
65 ribu host.
c. IP Address Kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk 2 juta
network dengan masing – masing network memiliki 256 host.
Tabel 3. IP Kelas C
Oktet 1 Oktet 2 Oktet 3 Oktet 4
192 - 223 0 – 255 0 - 255 0 – 255
Network ID Host ID
192 . 168 . 90 . 0
(desimal)
A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0 /8
B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0 /16
C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 /24
Contoh :
Diketahui:
a. Hitunglah Network ID !
b. Hitunglah Broadcast ID !
Dijawab:
192.168.11.5 11000000.10101000.00001011.00000101
255.255.255.240 11111111.11111111.11111111.11110000
Reserved IP Address
Beberapa alamat IP dicadangkan untuk tujuan khusus, sehingga administrator jaringan tidak
pernah dapat menetapkannya ke host. Tabel berikut mencantumkan daftar reserved IP dan
alasan mereka dimasukkan ke dalam daftar tersebut.
Ciri-Ciri IP Private
Disebut private karena IP ini hanya bisa diakses dari jaringan local saja dan tidak bisa
diakses melalui jaringan internet secara langsung tanpa bantuan router (NAT). IP private
digunakan oleh gadget seperti printer,komputer,laptop,smartdevice pada jaringan local
(LAN) agar sesama dapat saling berkomunikasi dalam lingkup jaringan lokal seperti
sekolah,kantor,toko,pabrik,dll.
Agar IP private dapat mengakses internet maka diperlukan router yang berfungsi sebagai
NAT (Network Address Translation). Walau sudah terkoneksi ke internet IP private tetap
IP private persis seperti nomer telepon local/interkom dalam sebuah kantor ,nomer local
intercom tidak bisa digunakan untuk menelepon ke luar (katakanlah internet).
Diperlukan Nomer telepon yang terdaftar ke telkom (katakanlah 1 IP publik) agar
pengguna intercom bisa menelepon ke semua nomer yang ada di dunia (katakanlah
Berinternet)
Alokasi IP v4 private sesuai standar internasional ketika Internet Engineering Task Force
(IETF) telah menunjuk Internet Assigned Numbers Authority (IANA) untuk
mengalokasikan IPv4 untuk jaringan private , yang diterbitkan dalam RFC 1918 dibagi
menjadi 3 kelas yaitu:
Ini dikarenakan IP Private bersifat non-routable dan perangkat jaringan di internet yang
menggunakan IP private didesain dan diprogram untuk tidak berkomunikasi secara
langsung dengan IP lain yang berada dibalik router.
Karena IP private tidak bisa terkoneksi ke internet secara langsung maka diperlukan
minimal satu IP public agar semua IP private di jaringan bisa mengakses internet
menggunakan fitur Network Address Translation (NAT)
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32 bit (jumlah total alamat yang dapat
dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128 bit. IPv4, meskipun
total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena
ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta
saja. IPv6, yang memiliki panjang 128 bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4
x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat
yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing
yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel
routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur
alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam
IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful
address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan
dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai
alamat jaringan sementara bit bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host,
dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit bit pada tingkat tinggi akan digunakan
Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128 bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16 bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan
heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi
yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
001000011101101000000000110100110000000000000000001011110011101100
00001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16 bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan
heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan
tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16 bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan
membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni
dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika
sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format
mengandung beberapa blok 16 bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari
kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali
saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda
dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak
blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan
angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua
blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah
bit.
Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan
dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki
angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang
IPv6 tidak mendukung subnet mask. Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit
bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute
atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti
halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks
mementukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh,
prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
3) Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many.
Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan
diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa. Alamat Anycast dalam IPv6
mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih
efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet
Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun
alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada
alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang
berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah
alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat
berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena
alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat
berikut:
• Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
• Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar
dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
• Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer
agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Kesimpulan
Cisco Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai
media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan
komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas,
mahasiswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama
Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi mahasiswa dan pengajar agar dapat
memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan.
Untuk menjalankan aplikasi packet tracer, dapat dilakukan dengan mengklik dua kali icon
packet tracer yang ada di desktop atau di aplikasi menu. Packet Tracer mewajibkan anda untuk
melakukan login untuk memulai aplikasi, jika anda belum memiliki akun, silahkan pilih guest
login untuk mulai menggunakan aplikasi Packet Tracer.
1) Halaman Cover
2) Tujuan Praktikum
3) Skenario Praktikum (Studi Kasus)
4) Dasar Teori
5) Alat dan Bahan
6) Langkah Kerja
7) Permasalahan dan Troubleshooting
8) Kesimpulan
9) Daftar Pustaka
Kriteria Penilaian
Nilai Ketentuan
Daftar Pustaka
Todd Lammle, CompTIA® Network+® Study Guide Fourth Edition, Sybex, A Willey Brand
Stritrusta Sukaridhoto, ST. Ph.D. Buku Jaringan Komputer, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya (PENS) – 2016
https://www.buatkuingat.com/2018/11/pengertian-packet-tracer-dan-fungsinya-pada-
jaringan-komputer.html
https://373583482.netacad.com/courses/1050029