Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Gizi Aisyah, Vol.4., No.

2, Agustus 2021 │ 35-41


e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

JURNAL GIZI AISYAH


Universitas Aisyah Pringsewu
Vol.4, No.2, Agustus, 2021

HUBUNGAN KEJADIAN DIARE DENGAN STATUS GIZI BALITA DI


KELURAHAN SIDOREJO KECAMATAN KABUPATEN TUBAN

Moh. Zainul Ma'arif1, Dian Ayu Ainun Nafies1, Suparmi2


1
Program Studi S1 Ilmu Gizi, InstitutIlmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
2
Program Studi S1 Keperawatan, InstitutIlmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Email : diannafies19@gmail.com

ABSTRAK

Masalah gizi anak pada umumnya merupakan akibat dari ketidakseimbangan antara
asupan dan keluaran, asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya. Terlepas dari
kesalahan dalam memilih makanan yang akan disantap. Salah satu penyebab
ketidakseimbangan gizi pada balita adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kejadian diare dengan status gizi balita di Kabupaten Tuban.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan korelasional.
Populasi sebanyak 555 responden dan diperoleh sampel sebanyak 85 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Status gizi pada balita
menggunakan pengukuran berat badan untuk menghitung nilai Z-Score WHO 2007,
sedangkan kejadian diare diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data
diuji menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan signifikan kejadian diare dengan status gizi balita (p value = 0,00, r = 0,570).
Kata kunci: kejadian diare; status gizi; balita.

ABSTRACT

Nutrition problems among children are generally caused by an imbalance of intake and
expenditure, excessive intake and less expenditure or vice versa. Regardless of the
mistakes in choosing food to eat. One of the causes of nutritional imbalance among
children is diarrhea. This study aims to determine the relationship between the
occurrence of diarrhea and the nutritional status among children aged 0-5 years old in
Tuban Regency. This type of study was an observational analytic correlation. The
population of this study were 555 and 85 respondents are obtained as subject. The
sampling technique of this study was cluster random sampling. The nutritional status
among childrens used body weight measurement to calculate the Z-Score based on
WHO (2007), while the occurrence of diarrhea was obtained through interviews by
using questionnaire. The data were analyzed by using the Rank Spearman test. The
result of this study showed that there is a significant relationship between diarrhea and
the nutritional status among chilren 0-5 years old (p value = 0.00, r = 0.570).
Keyword: Diarrhea, Nutritional Status, Children.

35
JurnalGiziAisyah, Vol.1., No.2, Agustus 2021 │ 1-7
e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

PENDAHULUAN tinggi yaitu sebanyak 65,31% total


penduduk, dan sebanyak 3.401 (12%)
Masalah gizi anak merupakan kasus diare terjadi pada balita. Hingga
dampak dari ketidakseimbangan antara tahun 2017, diare masih menjadi 6 besar
asupan dan keluaran zat gizi, yaitu penyebab kematian pada bayi (Dinkes
asupan yang melebihi keluaran atau Kabupaten Tuban, 2017).
sebaliknya (Marimbi, 2010). Salah satu Hasil survey pendahuluan di
penyebab ketidakseimbangan gizi pada Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tuban,
balita adalah diare. Diare merupakan Kabupaten Tuban pada bulan Januari
suatu keadaan gangguan Buang Air 2018 didapatkan jumlah balita sebanyak
Besar (BAB) yang ditandai dengan 555 balita. Wawancara pada 10 ibu balita
peningkatan volume, keenceran, serta di Kelurahan Sidorejo, 5 balita (50%) di
frekuensi lebih dari 3 kali sehari, serta Bawah Garis Merah (BGM) sering
dapat disertai darah (Kemenkes RI, mengalami diare, sedangkan 5 balita lain
2013). Diare masih menjadi masalah (50%) diatas garis merah, 3 balita tidak
global dengan derajat kesakitan dan pernah diare dan 2 balita jarang diare
kematian cukup tinggi pada anak balita dalam tiga bulan terakhir.
di negara berkembang (Hartati & Penilaian status gizi pada anak
Nurazila, 2018). Data WHO dilakukan dengan pengukuran
menunjukkan angka kematian akibat antropometri, klinis, biokimia, dan
diare di dunia mencapai 11% dan biofisik. Parameter penilaian
kelompok balita beresiko paling tinggi, antropometri anak didasarkan pada berat
lebih dari 760 ribu balita meninggal badan dan panjang/tinggi badan yang
setiap tahun akibat diare (WHO, 2013). terdiri dari 4 (empat) indeks, meliputi:
Masalah diare di Indonesia masih Berat badan menurut Umur (BB/U);
menjadi salah satu Kejadian Luar Biasa Panjang /Tinggi Badan menurut Umur
(KLB), yang sering terjadi di daerah (PB/U atau TB/U); Berat Badan menurut
dengan pengendalian faktor risiko yang Panjang /Tinggi Badan (BB/PB atau
rendah, seperti cakupan perilaku hidup BB/TB); dan Indeks Massa Tubuh
bersih dan sanitasi yang rendah sering menurut Umur (IMT/U). Klasifikasi
menjadi faktor risiko terjadinya KLB status gizi anak berdasarkan BB/PB
diare (Kemenkes RI, 2011). Data dibagi menjadi 3 yaitu : status gizi baik,
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan status gizi kurang dan status giziburuk
terjadi peningkatan prevalensi diare pada (Supariasa, 2012).
balita dari tahun 2013 sebesar 2,4% Hasil penelitian Kurniawati dan
menjadi 11% (Kemenkes RI, 2018). Martini (2016), menunjukkan bahwa
Selain itu, hingga tahun 2018 diare masih kejadian diare berhubungan dengan
menjadi 10 besar KLB di Provinsi Jawa status gizi pada anak berdasarkan
Timur (Dinkes Provinsi Jatim, 2018). indikator BB/U dan PB/U, status
Berdasarkan data yang di kelola imunisasi campak, pola pemberian ASI,
oleh Puskesmas Tuban dari 9 Kelurahan dan pengetahuan ibu. Penelitian
didapatkan 3 Kelurahan dengan sebelumnya oleh Adisasmito (2007),
prevalensi balita gizi buruk atau gizi menunjukkan hubungan yang bermakna
kurang tertinggi di Kelurahan Sidorejo antara kejadian diare dengan status gizi.
(2,8%), Mondokan (2,7%) dan Diare banyak terjadi pada anak dengan
Kembangbilo (1,9%). Selain itu, pada status gizi kurang.
tahun 2011 kejadian diare di Kabupaten Oleh karena itu, berdasarkan latar
Tuban masih dalam kategori cukup belakang yang telah diuraikan, penelitian

36
JurnalGiziAisyah, Vol.1., No.2, Agustus 2021 │ 1-7
e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

ini bertujuan untuk menganalisis Berdasarkan hasil pengumpulan data


hubungan kejadian diare dengan status diketahui bahwa dari 85 balita di
gizi balita di Kabupaten Tuban. Kelurahan Sidorejo, sebanyak 43 balita
(50,6%) tidak pernah mengalami diare,
METODE PENELITIAN sedangkan yang sering mengalami diare
sebanyak 6 anak (7%) (Tabel 1).
Jenis penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil pengumpulan
penelitian analitik observasional dengan data diketahui dari 85 balita di Kelurahan
desain penelitian korelasional yang Sidorejo, sebanyak 48 balita (47,1%)
mencari hubungan dua variabel yaitu mengalami gizi kurang (Tabel 2).
variabel independen kejadian diare
dengan variabel dependen status gizi Tabel 1. Karakteristik Responden
balita. (N=85)
Penelitian ini dilakukan di wilayah Variabel Value n (%) n
kerja Puskesmas Tuban, Kabupaten Jenis Kelamin
Tuban, Jawa Timur dengan besar sampel Perempuan 62.3 53
85 balita. Teknik pengambilan sampel Laki-laki 37.6 32
dengan teknik cluster random sampling, Kejadian
Diare
yaitu dengan memilih 85 balita sebagai
Tidak pernah 50.6 43
sampel secara acak dari 555 populasi dan Jarang 42.4 36
telah menyetujui inform consent yang Sering 7 6
telah diberikan sebelumnya. Penelitian Status Gizi
ini telah disetujui oleh Komisi Etik Lebih 1.2 1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baik 38,8 33
Nahdlatul Ulama Tuban Nomor Kurang 56,5 48
094/LEPK.STIKESNU/IV/2020. Buruk 3,5 3
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner untuk Masalah status gizi kurang pada
mengetahui kejadian diare melalui umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
wawancara dan timbangan berat badan kurangnya persediaan pangan, kurang
untuk mengetahui berat badan untuk baiknya kualitas lingkungan (sanitasi),
menghitung nilai Z-Score berdasarkan kurangnya pengetahuan masyarakat
BB/U WHO 2007. Setelah mendapatkan tentang gizi, menu seimbang dan
hasil dari penyebaran kuesioner dari kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi
responden kemudian dikelompokan (iodium). Empat masalah gizi utama
dalam tabulasi data kemudian yang dikenal adalah kurang energi
diprosentasikan. Setelah data diperoleh, protein, anemia gizi besi, GAKI dan
data observasiakan di KVA. Adapun faktor-faktor yang lain
masukkankedalamtabulasi data dan yang mempengaruhi status gizi pada
dianalisa dengan uji analisa Uji Korelasi balita selain diare di antaranya,
dari Rank Spearman. dengan SPSS versi ketidaktahuan akan hubungan makanan
21 dan taraf kesalahan 5%. dan kesehatan, prasangka buruk terhadap
bahan makanan tertentu, adanya
HASIL PENELITIAN kebiasaan atau pantangan yang
merugikan, kesukaan yang berlebihan
Sebanyak 85 balita yang terhadap jenis makanan tertentu, jarak
berpartisipasi dalam penelitian ini kelahiran yang terlalu rapat, sosial
meliputi 53 perempuan dan 32 laki-laki. ekonomi, akibat gizi yang tidak

37
JurnalGiziAisyah, Vol.1., No.2, Agustus 2021 │ 1-7
e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

seimbang, kekurangan energi dan protein PEMBAHASAN


(Christy, 2014).
Walaupun sebagian besar balita di Hasil analisis statistik
Kelurahan Sidorejo dalam tiga bulan menunjukkan nilai p value <0,05 dengan
terakhir tidak pernah mengalami diare, nilai r = 0,57 yang artinya terdapat
tetap perlu untuk ditingkatkan hubungan yang bermakna antara
pencegahan diare karena diare yang tidak kejadian diare dengan status gizi balita di
ditangani secara tepat akan Kelurahan Sidorejo, Tuban. Penelitian
mengakibatkan gangguan kesehatan dan ini menunjukkan sebanyak 36 balita yang
kematian. Pada dasarnya untuk mencegah mengalami diare memiliki status gizi
diare untuk meningkatkan mutu kesehatan. kurang dan gizi buruk, dan hanya 6 balita
Saat ini balita di kelurahan Sidorejo dengan status gizi baik yang mengalami
hampir setenganya mengalami gizi diare. Hasil penelitian ini sejalan dengan
kurang sebanyak 48 balita (47,1%) dari hasil penelitian Kurniawati & Martini
85 balita. (2016), yang menunjukkan status gizi
anak berdasarkan indikator BB/U dan
Tabel 2 Hubungan Kejadian Diare PB/U, status imunisasi campak, pola
dengan Status Gizi pemberian ASI, dan pengetahuan ibu
Status Gizi berhubungan dengan kejadian diare akut
Diare p*
Lebih Normal Kurang Buruk pada balita. Selain itu juga didukung oleh
Tidak hasil penelitian Ganguly et al (2015)
1 27 15 0
Pernah
yang dilakukan di India, menunjukkan
Jarang 0 6 30 0 0.00
bahwa anak dengan malnutrisi
Sering 0 0 3 3
Total 1 33 48 3 mempunyai risiko mengalami diare 1,73
kali lebih tinggi dibandingkan anak
Hal ini dikarenakan banyaknya ibu dengan status gizi normal. Penelitian
yang tidak memperhatikan asupan makan sebelumnya oleh Adisasmito (2007),
yang bergizi dan ketidaktahuan ibu juga menunjukkan hubungan yang
tentang keanekaragaman bahan makanan bermakna antara kejadian diare dengan
yang berhubungan dengan kesehatan status gizi. Diare banyak terjadi pada
khususnya tentang pemenuhan anak dengan status gizi kurang.
kebutuhan gizi makro dan mikronutrien, Beberapa penelitian menunjukkan
mengakibatkan gizi yang tidak seimbang kejadian diare berhubungan dengan
dan terjadi malnutrisi pada balita status gizi. Diare dengan status gizi
(Ouédraogo et al., 2019). memiliki hubungan timbal balik. Diare
Berdasarkan hasil penelitian dapat menimbulkan status gizi kurang,
diketahui sebanyak 6 balita sering dan sebaliknya
mengalami diare, dengan kondisi 3 balita Malnutrisi dengan diare diketahui
status gizi kurang dan 3 balita status gizi memiliki hubungan timbal balik. Diare
buruk. Selain itu, 30 balita dengan status dapat menimbulkan malnutrisi, begitu
gizi kurang jarang mengalami diare, juga sebaliknya malnutrisi berisiko
sedangkan balita dengan status gizi baik terjadinya diare karena sistem imunitas
sebagian besar (27 balita) tidak pernah tubuh menurun (Maryanti et al., 2014).
mengalami diare (Tabel 2) Kejadian diare pada balita disebabkan
oleh banyak faktor antara lain, faktor
lingkungan, faktor balita, faktor ibu, dan
faktor sosiodemografis. Selain itu status
gizi dan pemberian ASI merupakan

38
JurnalGiziAisyah, Vol.1., No.2, Agustus 2021 │ 1-7
e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

faktor risiko kejadian diare pada balita kurang dibandingkan ibu yang
(Adisasmito, 2007; Widoyono, 2011; mempunyai tingkat pengetahuan cukup
Hartati & Nurazila, 2018). (Merga& Alemayehu, 2015).
Diare juga dapat disebabkan oleh Selain tingkat pendidikan dan
faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan pengetahuan ibu, faktor risiko lain
penyerapan zat gizi), makanan dan faktor kejadian diare balita adalah perilaku
psikologis, malabsopsi merupakan hidup sehat, higienesanitasi, dan
kegagalan dalam melakukan absorpsi ketersediaan air bersih (Astuti, 2015;
yang menyebabkan tekanan osmotik Mulyani, 2015; Syaputra & Syamsir,
meningkat sehingga terjadi pergeseran 2020). Penelitian Ferllando (2014)
air dan elektrolit ke rongga usus yang menunjukkan bahwa perilaku hidup
dapat meningkatkan isi rongga usus masyarakat yang tidak sehat dan kondisi
sehingga terjadi diare, makanan, ini lingkungan yang buruk menjadi
dapat terjadi apabila toksin yang ada penyebab seseorang mudah terserang
tidak mampu diserap dengan baik. penyakit diare. Penelitian lain yang
Sehingga terjadi peningkatan peristaltik mendukung dilakukan oleh Nurpauji
usus yang mengakibatkan penurunan (2015) terkait sanitasi lingkungan dengan
kesempatan untuk menyerap makanan kejadian diare pada balita, diketahui
yang kemudian menyebabkan diare bahwa jenis sumber air minum dan
(Hidayat, 2008). perilaku ibu mengelola makanan dan
Penanganan diare pada balita minuman berpengaruh terhadap kejadian
memerlukan peran aktif banyak pihak, diare pada balita. Penelitian lain oleh
yang dapat dimulai dari ibu balita. Penelitian yang dilakukan oleh Carrel
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu (2011) di Bangladesh, menunjukkan
balita memiliki peran penting dalam bahwa ketersediaan air bersih
penanganan diare. Tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian diare.
akan mempengaruhi kemampuan Sarana air yang terkontaminasi mikroba
seseorang dalam menyerap dan dan pasokan air yang kurang akan
memahami informasi yang diberikan. menyebabkan diare, karena penggunaan
Semakin tinggi pendidikan, ibu akan air menjadi terbatas. Selain itu, balita
lebih mudah menerima informasi dengan keluarga yang mampu
kesehatan dalam hal ini terkait menyediakan air bersih dan sehat,
pencegahan diare, sehingga dapat memiliki risiko terkena diare lebih kecil.
meningkatkan pengetahuan ibu tentang Penggunaan air PDAM untuk mencuci
pencegahan diare (Christy, 2014). peralatan makan lebih aman
Penelitian Rohmah et al (2015) dibandingkan dengan air sungaiatau air
menunjukkan hasil terdapat hubungan sumur (Chandra &Yulianty, 2013; Azmi
antara tingkat pendidikan ibu dengan et al., 2018).
kejadian diare. Hasil penelitian lain yang Selain ketersediaan air, kebiasaan
mendukung dilakukan oleh Siauta (2015) mencuci tangan juga berhubungan
yang menunjukkan salah satu faktor dengan perilaku hidup sehat dan higiene
kejadian diare pada balita adalah tingat sanitasi. Penelitian Hartati & Nurazila
pendidikan orang tua. Ibu balita yang (2018) menunjukkan terdapat hubungan
berpendidikan rendah cenderung antara kebiasaan mencuci tangan dengan
memiliki pengetahuan pencegahan diare kejadian diare dengan p=0,000.
yang kurang. Risiko kejadian diare 3,6 Penelitian ini sejalan dengan hasil
kali lebih tinggi pada balita dengan ibu penelitian Saleh dan Rachim (2014) yang
yang mempunyai tingkat pengetahuan juga menunjukkan terdapat hubungan

39
JurnalGiziAisyah, Vol.1., No.2, Agustus 2021 │ 1-7
e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

antara perilaku mencuci dengan penyakit 2013. J Kesehat


diare dengan p= 0,014. Hal ini didukung Lingkung;4(1):112–7.
oleh teori Widoyono (2011), yang Carrel. 2011. Diarrheal disease risk in
menyatakan bahwa mencuci tangan rural Bangladesh decreases as
dengan menggunakan sabun dapat tubewell density increases: a zero-
membunuh kuman dan bakteri, termasuk inflated and geographically
bakteri penyebab diare. weighted analysis. World Journal
of Environmental Biosciences.Vol.
KESIMPULAN DAN SARAN 11 (4): 4-12.
Christy, M. 2014. Faktor yang
Berdasarkan hasil penelitian ini berhubungan dengan kejadian diare
diketahui bahwa ada hubungan kejadian pada anak. Berkala
diare dengan status gizi pada balita, di Epidemiologi;2(3).
Kelurahan Sidorejo Kecamatan Tuban, Dinkes Provinsi Jatim. 2018. Profil
Kabupaten Tuban. Perlu dilakukan Kesehatan Jawa Timur. 2018.
penelitian lanjutan tentang hubungan Surabaya: Dinas Kesehatan
kejadian diare dengan status gizi balita, ProvinsiJawa Timur.
serta untuk mengetahui faktor-faktor apa Dinkes KabupatenTuban. 2017. Profil
saja yang mempengaruhi kejadian diare Kesehatan Tahun 2017 Kabupaten
pada balita di wilayah Kabupaten Tuban. Tuban.Tuban: Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban.
DAFTAR PUSTAKA Ferllando, H. T. 2014. Hubungan Antara
Sanitasi Lingkungan dan Personal
Adisasmito, W. 2007. Faktor Risiko Higiene dengan Kejadian Diare di
Diare pada Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Indonesia: Systematic Review Mangkang. Artikel Ilmiah
Penelitian Akademik Bidang Universitas Dian Nuswantoro
Kesehatan Masyarakat. Makara Semarang.
Kesehatan ;11(1). Ganguly, E., P.K. Sharma, & C.H.
Astuti, I. P. 2015. Faktor-faktor yang Bunker. 2015. Prevalence and Risk
Berhubungan dengan Kejadian Factors of Diarrhea Morbidity
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas among Under-Five Children in
Tengal Angus Kabupaten India: A Systematic Review and
Tangerang. Jurnal Kesehatan Meta-analysis. Indian Journal of
Lingkungan. 2015; Vol. 10 Child Health;2(4).
(XVIII): 89-103. Hartati&Nurazila. 2018. Faktor Yang
Azmi, Sakung J, & Yusuf H. 2018. Mempengaruhi Kejadian Diare
Hubungan Sanitasi Lingkungan Pada Balita Di Wilayah Kerja
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Puskesmas Rejosari Pekanbaru.
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jurnal Endurance;3(2), hal.400-
Bambaira Kabupaten Pasangkayu. 407.
Jurnal Kolaboratif Sains. 2018;1 Hidayat, Aziz Alimul A. 2008.
(1):313–22. Pengantar an Anak . Jakarta:
Candra Y, Hadi MC, &Yulianty AE. Salemba Medika.
2013. Hubungan Antara Keadaan Kemenkes RI. 2013. Laporan Riset
Sanitasi Sarana Air Bersih Dengan Kesehatan Dasar. Jakarta:
Kejadian Diare Pada Balita Di Kementerian Kesehatan Republik
Desa Denbantas Tabanan Tahun Indonesia.

40
JurnalGiziAisyah, Vol.1., No.2, Agustus 2021 │ 1-7
e-ISSN 2686-3537, p-ISSN 2686-2441

Kemenkes RI. 2011. Buku Saku Petugas and Its Determinants in Different
Kesehatan Lintas Diare. Jakarta: Agricultural Periods. International
Direktorat Jendral Pengendalian Journal of Nutrition Sciences; 4(3):
Penyakit dan Penyehatan 151-161. doi:
Lingkungan. 10.30476/ijns.2019.82283.1018.
Kemenkes RI. 2018. Hasil Utama Rohmah, Z., Handajani, S., & Rosida.
Riskesdas 2018. Jakarta: 2015. Hubungan Tingkat
Kementerian Kesehatan Republik Pendidikan Ibu Balita Diare
Indonesia. Dengan Penggunaan Oralit di
Kurniawati & Martini. 2016. Status Gizi Wilayah Kerja Puskesmas Jajag
Dan Status Imunisasi Campak Banyuwangi Tahun 2014. Jurnal
Berhubungan dengan Diare Akut. Kesehatan Ilmiah Rustida:1(2).
Jurnal Wiyat; Vol. 3 No. 2. P-ISSN Saleh dan Rachim L.H. 2014. Hubungan
2355-6498 |E-ISSN 2442-6555. Kondisi Sanitasi Lingkungan
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh dengan Kejadian Diare pada Anak
Kembang, Status Gizi & Imunisasi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Baranti Kabupaten Sindrap Tahun
Nuha Medika. 2013. Jurnal Kesehatan:7(1).
Maryanti E., Lesmana S.D., Mandela H., Siauta, J. 2015. Hubungan Pendidikan
& Herlina S. 2014. Profil Penderita Dan Pekerjaan Ibu dengan Balita
Diare Anak Di Puskesmas Rawat yang Mengalami Diare di
Inap Pekanbaru. JIK; Jilid 8, Puskesmas Cempaka Putih Jakarta
Nomor 2, Hal. 101-105. Pusat. Permata Medika:4(1).
Merga, N., & T. Alemayehu, T. 2015. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2012.
Knowledge, perception, and Penilaian Status Gizi. Jakarta:
Management Skills of Mothers EGC.
with Under-Five Children about Syaputra & Syamsir. 2020. Gambaran
Diarrhoeal Disease in Indigenous Spasial Kejadian Diare Pada Balita
and Resettlement Communities in Berdasarkan Kondisi Sanitasi
Assosa District, Western Ethiopia. Lingkungan Dan Personal Hygiene
Journal Of Health, Population, and Di Wilayah Kerja Puskesmas
Nutritio;33(1). Lempake Kota Samarinda. Borneo
Mulyani, N. S. 2015. Faktor Student Research;1(3).
RisikoDiareAkut pada Balita. WHO.Diarrhoeal Disease. 2013.
Berita Kedokteran Masyarakat; Vol Available from URL :
27 (1): 55-81. http://www.who.int/mediacentre/fa
Nurpauji, S. V. 2015. Hubungan Jenis ctsheet s/fs330/en/. 4 Desember
Sumber Air, Kualitas Bakteriologis 2020
Air, Personal Higiene Dengan Widoyono. 2011. Penyakit Tropis
Kejadian Diare Pada Balita di Epidemilogi, Penularan,
Wilayah Kerja Puskesmas Lamper Pencegahan dan Pemberantasan
Tengah Semarang. Jurnal (2nd ed.). 2011. Jakarta: Erlangga
Kesehatan Masyarakat FKM
Undip; Vol. 3 (2).
Ouédraogo, O., Wendin puikondo Raketa
Compaoré, E., Kou’santa Sabiba
Amouzou, E., Hama Dicko, M.
2019. Toddlers’ Dietary Diversity

41

Anda mungkin juga menyukai