Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ANZUS merupakan suatu pakta pertahanan bersama di kawasan Pasifik


yang beranggotakan Australia, New Zealand dan Amerika Serikat. ANZUS
(Australia, New Zealand, United States Security treaty) termasuk ke dalam
perjanjian internasional yang berkenaan dengan pertahanan militer ketiga negara
tersebut. Perjanjian internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di bawah
hukum internasional oleh beberapa pihak yang berupa negara atau organisasi
internasional. Sebuah perjanjian multilateral dibuat oleh beberapa pihak yang
mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Pakta pertahanan ini menjadi satu-satunya aliansi pakta pertahanan


Australia. Pakta pertahanan ANZUS dirumuskan di San Fransisco pada 1
september 1951 dan mulai berlaku pada 29 April 1952. Perjanjian ANZUS
merupakan sebuah pakta pertahanan yang bertujuan untuk meningkatkan
keamanan di kawasan Pasifik dan meningkatkan kerjasama militer untuk
mencegah terjadinya agresi dari negara lain ke kawasan pasifik. Para anggotanya
menyatakan keterikatannya untuk menghadapi ancaman yang dapat mengganggu
integritas territorial, kebebasan politik dan keamanan di setiap anggota ANZUS.

Southeast Asia Treaty Organization (SEATO) adalah sebuah organisasi


internasional untuk pertahanan kolektif yang ditandatangani pada 8 September
1954. Lembaga formal didirikan SEATO pada pertemuan mitra perjanjian di
Bangkok pada Februari 1955. Hal itu terutama dibuat untuk memblokir lebih
lanjut komunis keuntungan di Asia Tenggara.. Markas organisasi terletak di
Bangkok, Thailand. SEATO dibubarkan pada tanggal 30 Juni 1977.

Kalau kita perhatikan sejarah Asia Tenggara sejak tahun 1950-an, maka
dapat kita simak bahwa sukar ada persatuan antara bangsa-bangsa Asia Tenggara
apabila Indonesia mempunyai sikap yang tidak sesuai dengan kehendak AS.
Meskipun Indonesia tidak memusuhi AS, tetapi apabila garis politik Indonesia
tidak dapat diterima AS maka timbul persoalan di Asia Tenggara. Politik bebas
aktif Indonesia bukan sikap melawan AS, tetapi oleh AS dinilai kurang tegas
dalam memihak blok Barat melawan blok komunis. AS membentuk Organisasi
Pakta Pertahanan Asia Tenggara (Southeast Asia Treaty Organization atau
SEATO) untuk menghimpun kekuatan Asia Tenggara di bawah pimpinan AS dan
Inggeris untuk melawan blok komunis, tetapi Indonesia tidak ikut serta di
dalamnya. Indonesia dengan Dasar Negara Pancasila tidak setuju dengan paham
komunis dan akan selalu menjaga agar paham komunis tidak menguasai
Indonesia. Akan tetapi Indonesia tidak mau memihak blok Barat karena
mempunyai sikap politik bebas aktif. Demikian pula sekarang, Indonesia melawan
terrorisme dari mana pun datangnya, tetapi tidak berarti Indonesia harus dalam
segala hal memihak AS. Sikap demikian ini tidak dikehendaki AS sejak dulu.
Akan tetapi Indonesia terlalu luas wilayahnya dan terlalu besar penduduknya
untuk memungkinkan persatuan Asia Tenggara berjalan lancar dan efektif tanpa
Indonesia. Sebab itu SEATO dari semula hingga akhir tidak efektif, demikian pun
usaha lain untuk menyatukan Asia Tenggara tanpa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah :

1. Jelaskan sejarah pembentukan ANZUS?


2. Bagaimanakah reaksi pembentukan ANZUS?
3. Bagaimanakah sejarah terbentuknya SEATO?

1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah :

1. Memahami sejarah pembentukan ANZUS.


2. Memahami reaksi pembentukan ANZUS.
3. Memahami sejarah terbentuknya SEATO.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pembentukan ANZUS


Percy C. Spender adalah Menteri Luar Negeri Australia (1949-1951)
pada masa pemerintahan Menzies. Spender menginginkan agar Australia
membentuk pakta keamanan di kawasan Pasifik. Pakta keamanan ini sebagai
usaha untuk membuat kondisi politik yang stabil di kawasan Asia-Pasifik.
Apalagi pada masa perang dingin ada pengaruh oleh kedua blok untuk
berusaha memberikan simpati kepada negara-negara yang baru merdeka untuk
bergabung dengan mereka. Keadaan ini perlu segera diantisipasi, khususnya
ketakutan akan bahaya komunis di Asia.

Spender menyatakan bahwa bahaya yang paling besar adalah komunis


dari Cina yang merupakan basis komunis di Asia. Dikhawatirkan komunis ini
menyebar ke Asia - Pasifik, khususnya Asia Tenggara. Untuk itu,
kekhawatiran Spender ini ia kemukakan di depan House of Representatives
pada tanggal 9 Maret 1950, bertepatan dengan setengah tahun berdirinya RRC
(Republik Rakyat Cina) selanjutnya, mengaitkan garis kebijakan luar negeri
Australia dengan masalah pertahanan dan perdagangan luar negeri.

Australia melihat bahwa situasi damai atau perang di wilayah Asia-


Pasifik akan berpengaruh bagi keamanan wilayahnya. Untuk itu Australia
selalu siap mengawasi demi kepentingan politik dan perdamaian sehingga
diperlukan pakta keamanan di kawasan tersebut yang akan didukung oleh
Amerika Serikat. Inisiatif Spender ini didukung oleh Menlu New Zealand,
Frederick W Doidge. Selanjutnya pada bulan Februari 1951 di Canberra,
Doidge bersama Spender ikut dalam pembicaraan bersama John Foster Dulles
sebagai wakil Presiden Truman untuk mendiskusikan mengenai konsep awal
dari bentuk perjanjian Anzus.
Inisiatif Spender yang didukung oleh Doidge untuk membuat pakta
keamanan akhirnya tercapai dengan ditandatanganinya Pakta ANZUS pada
tanggal 1 September 1951 di San Francisco. Perjanjian ini ditandatangani oleh
masing-masing perwakilan, yaitu Percy C. Spender (Australia), C.A.
Berendson (New Zealand) dan Dean Acheson, John Foster Dulles, Alexander
Willey dan John J. Sparkman ( Amerika Serikat).

Dalam perjanjian ANZUS disebutkan untuk saling membantu dengan


mencegah para agresor yang mungkin muncul di kawasan Australia, New
Zealand, dan Amerika Serikat. Selain itu terlihat jelas bahwa tujuan utama
ANZUS yaitu mengkoordinasikan pertahanan bersama di kawasan Pasifik,
membendung pengaruh komunisme yang dianggap sebagai agresor di
kawasan Asia-Pasifik terutama dari RRC dan Uni Soviet, meningkatkan
kerjasama militer untuk mencegah terjadinya agresi negara lain ke kawasan
Pasifik, dan menyatakan keterikatannya dalam menghadapi segala serangan
bersenjata bersama karena ancaman terhadap salah satu anggota juga
merupakan ancaman bagi anggota yang lainnya.

Menurut Australian Information Service (1983:10), perjanjian ANZUS


ini semata-mata memfokuskan pada sistem pertahanan keamanan bagi negara-
negara anggota yang cenderung memelihara dan menjaga perdamaian serta
stabilitas keamanan dunia. Pemerintah Australia memandang usaha bersama
ini secara serius. Australia percaya, jika dirinya diserang, AS akan
memberikan bantuan yang substansial termasuk dengan angkatan
bersenjatanya. Tetapi Australia tidak tergantung pada bantuan itu yang
memunculkan anggapan bahwa angkatan tempur AS yang akan banyak
diturunkan untuk menutupi kekurangan dari kemampuan Australia dan New
Zealand untuk membela wilayahnya.

Persekutuan yang sehat seharusnya bukan atas hubungan saling


ketergantungan tetapi atas dasar saling tolong-menolong. Dalam waktu yang
cepat, ketergantungan akan melemahkan persekutuan, baik dipihak AS
maupun Australia. Karena alasan itu, kepercayaan atas diri sendiri akan
menjadi bagian atau sifat yang melekat dari kebijaksanaan persekutuan
Australia. Ada satu pengecualian penting dalam prinsip kepercayaan atas diri
sendiri, yaitu Australia dan New Zealand mengandalkan pencegahan yang
diberikan AS dalam memperkecil kemungkinan adanya serangan nuklir
terhadap Australia dan New Zealand. Tetapi yang jelas usaha bersama yang
dilakukan Australia dan New Zealand dalam perjanjian ANZUS untuk
mendukung AS sangat penting sebagaimana usaha bersama yang telah
dilakukan AS untuk mendukung Australia dan New Zealand. Usaha-usaha
bersama ini menggambarkan betapa kuatnya kepentingan Australia dan New
Zealand dalam menyokong rencana kehadiran AS di wilayah Asia Pasifik.

2.2 Reaksi Terhadap Pembentukan ANZUS


Reaksi Inggris terhadap keikutsertaan Australia dalam ANZUS
dikemukakan oleh W. Churchill (Perdana Menteri Inggris), yang isinya secara
tidak langsung menyatakan bahwa Pemerintah Inggris tidak setuju dengan
adanya pakta ANZUS. Alasan yang dikemukakan antara lain keberadaan
ANZUS dikhawatirkan akan merusak hubungan baik antara Inggris, Australia,
dan New Zealand. Reaksi ini nampaknya terlihat wajar karena sepertinya
Inggris mulai ditinggalkan oleh Australia sebagai negara persemakmuran atau
menghapus sama sekali sebagai protector bagi Australia.

Ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para


pemimpin Uni Soviet menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk
mendominasi dunia. Perebutan lingkungan pengaruh diantara dua negara
adidaya ini melahirkan sebuah pola yang bipolar. AS dan sekutunya
merupakan satu polar, sedangkan di polar (kutub) yang lain muncul Uni
Soviet dengan sekutunya.

Sedangkan negara-negara Asia memandang ANZUS sebagai


propaganda aliansi yang antikomunis yang dikhawatirkan akan berkembang di
Asia-Pasifik. Melalui ANZUS, Australia dan New Zealand memandang
Amerika Serikat sebagai jaminan keamanan dan pilar penyangga bagi
keamanan negaranya. Di sini Australia bagaikan suatu negara yang sangat
ketakutan terutama dari bahaya negara-negara agresor atau negara-negara
yang memiliki pengaruh sehingga terbentuknya ANZUS, Australia merasa
benar-benar terlindungi. Melalui ANZUS, Australia merasakan kedekatannya
dengan Amerika Serikat, terutama dibidang militer. Australia memperoleh
keuntungan di antaranya dalam hal mengatur stategi militer dan penerapan
alat-alat teknologi militer. Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan Australia
dalam Perang Korea dan Perang Vietnam, yang sebenarnya itu semata-mata
untuk kepentingan Amerika sendiri. Tetapi dengan ANZUS bukan untuk
kepentingan satu pihak saja, melainkan bagi ketiga negara yang mengikatkan
diri dalam perjanjian tersebut.

Tetapi perkembangan ANZUS tidak berjalan mulus, karena salah satu


negara yaitu New Zealand mengundurkan diri dari keanggotaannya. New
Zealand pernah menolak kedatangan kapal-kapal perang Amerika Serikat
yang membawa persenjataan nuklir untuk berlabuh di pelabuhan-pelabuhan
New Zealand pada tahun 1985. Perlu diketahui bahwa New Zealand adalah
salah satu negara yang anti nuklir. Keluarnya New Zealand dari ANZUS,
secara tidak langsung mengurangi efektivitas fungsi dalam sistem pertahanan
dan keamanan ANZUS. Menanggapi situasi ini, Pemerintah Australia bersikap
mendukung kebijakan “neither confirm nor deny” yang diterapkan bagi kapal-
kapal perangnya, dan mengharapkan New Zealand mengubah kebijakannya
dalam masalah ini. Sekalipun demikian, Pemerintah Australia tidak
menghendaki kaitan historis, politik, kebudayaan, dan pertahanan dengan New
Zealand, yang telah dibangun semasa koloni, menjadi berantakan.

Hubungan pertahanan antara New Zealand dan Australia tetap


terpelihara, melalui program-program latihan militer dan penguasaan ilmu
kemiliteran serta persenjataan. Oleh karena itu, sejak akhir 1985, sistem
pertahanan trilateral ANZUS berubah menjadi dua sistem pertahanan bilateral,
yaitu tinggal AUS (Australia and United States), sehingga keadaan ini
semakin mendekatkan hubungan pertahanan dan keamanan antara Australia
dan Amerika Serikat.

2.3 Latar Belakang Pembentukan SEATO


Perebutan pengaruh antara AS dengan Uni Sovyet dalam bidang militer
berlangsung dalam bentuk pakta pertahanan militer. Berlangsungnya Perang
Dingin menyebabkan Amerika Serikat dan Uni Soviet saling curiga satu dengan
yang lain. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perang terbuka, kedua
negara adidaya beserta para sekutunya saling memperkuat pertahanan dan
militernya. Amerika Serikat beserta para sekutunya berusaha membentuk ikatan
militer guna menghadapi serangan Uni Soviet. Pada masa Perang Dunia II
berkembang opini dunia bahwa pasukan Uni Soviet lebih unggul jumlah personel
dan persenjataannya. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan pasukan Uni Soviet
dalam menghentikan gerakan pasukan Jerman di wilayah Eropa Timur. Hal itu
berlaku sebaliknya, Amerika Serikat tersendat-sendat menghentikan laju pasukan
Jerman di Eropa Barat meskipun dibantu Inggris.

Di kawasan Atlantik Utara, Amerika Serikat bersama sekutunya Inggris,


Prancis, Belanda, Belgia, Luksemburg, Norwegia, dan Kanada, setuju untuk
membentuk persekutuan militer bersama. Persekutuan militer itu disebut
North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang berdiri tahun 1949.
Keanggotaan NATO diperluas lagi dengan masuknya Italia dan Islandia, Yunani,
dan Turki (1952) serta Jerman Barat (1955). Di dalam NATO terdapat ketentuan
bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota dianggap sebagai serangan
terhadap keseluruhan sehingga semua negara anggota wajib saling memberi
bantuan. Amerika Serikat juga berusaha menggelar kekuatan militernya di
kawasan Timur Tengah dan Asia Selatan. Untuk keperluan itu, Amerika Serikat
bersama Turki, Irak, Iran, dan Pakistan membentuk kerja sama militer. Nama
kerja sama militer itu adalah Middle East Treaty Organization yang disingkat
METO atau dikenal dengan CENTO ( Central Treaty Organization ) yang berdiri
tahun 1959 yang semula bernama Pakta Bagdad (1955). Untuk menahan laju
perluasan komunis di Asia Tenggara, Amerika Serikat membentuk kerja sama
militer yang disebut South East Asia Treaty Organization atau SEATO.

2.4 Pembentukan SEATO


Southeast Asia Treaty Organization (SEATO) adalah sebuah organisasi
internasional untuk pertahanan kolektif yang ditandatangani pada 8 September
1954. Lembaga formal didirikan SEATO pada pertemuan mitra perjanjian di
Bangkok pada Februari 1955. Hal itu terutama dibuat untuk memblokir lebih
lanjut komunis keuntungan di Asia Tenggara.. Markas organisasi terletak di
Bangkok, Thailand. SEATO dibubarkan pada tanggal 30 Juni 1977.

sejak tahun 1950-an, Politik bebas aktif Indonesia bukan sikap melawan AS,
tetapi oleh AS dinilai kurang tegas dalam memihak blok Barat melawan blok
komunis. AS membentuk Organisasi Pakta Pertahanan Asia Tenggara (Southeast
Asia Treaty Organization atau SEATO) untuk menghimpun kekuatan Asia
Tenggara di bawah pimpinan AS dan Inggeris untuk melawan blok komunis,
tetapi Indonesia tidak ikut serta di dalamnya. Indonesia dengan Dasar Negara
Pancasila tidak setuju dengan paham komunis dan akan selalu menjaga agar
paham komunis tidak menguasai Indonesia. Akan tetapi Indonesia tidak mau
memihak blok Barat karena mempunyai sikap politik bebas aktif. Demikian pula
sekarang, Indonesia melawan terrorisme dari mana pun datangnya, tetapi tidak
berarti Indonesia harus dalam segala hal memihak AS. Sikap demikian ini tidak
dikehendaki AS sejak dulu.
Anggota SEATO
a. Australia Australia
b. Bangladesh (as East Pakistan ) Bangladesh (sebagai Pakistan Timur)
c. rance Perancis
d. New Zealand Selandia Baru
e. Pakistan Pakistan
f. Philippines Filipina
g. Thailand Thailand
h. United Kingdom Kerajaan Inggris
United States Amerika Serikat
SEATO merupakan aliansi militer pimpinan AS didirakan tahun 1954 untuk
membantu perlawanan terhadap ekspansi komunis di Asia Tenggara. SEATO
merupakan keseimbangan tradisional dari pendekatan kekuasaan via aliansi
eksternal untuk keamanan regional. Sejak Malaysia dan Singapura dikolonisasi
oleh Inggris, mereka bukan lagi anggota SEATO. Indonesia juga menolak masuk
sebagai anggota SEATO. Negara-negara baru ini memiliki pandangan bahwa
masalah regional semestinya diselesaikan oleh badan lokal.

Pembentukan SEATO merupakan tanggapan terhadap permintaan bahwa


daerah Asia Tenggara dilindungi terhadap ekspansionisme komunis, terutama
karena diwujudkan melalui agresi militer di Korea dan Indocina dan melalui
subversi didukung oleh pasukan bersenjata yang terorganisir di Malaysia dan
Filipina. Vietnam, Kamboja, dan Laos (negara penerus dari Indocina) tidak
dipertimbangkan untuk keanggotaan dalam SEATO untuk alasan yang
berhubungan dengan perjanjian Jenewa tahun 1954 di Vietnam. Negara-negara
yang, bagaimanapun, diberikan perlindungan militer oleh protokol. Negara-negara
lain dari Asia Selatan dan Tenggara lebih suka mempertahankan mereka
kebijakan luar negeri dari nonalignment. Perjanjian itu ditetapkan tujuan sebagai
ketentuan hanya dan termasuk defensif untuk membantu diri sendiri dan saling
membantu dalam mencegah dan melawan kegiatan subversif dari luar dan
kerjasama dalam mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial. SEATO tidak
memiliki kekuatan berdiri tetapi mengandalkan kekuatan mencolok mobile dari
negara-negara anggotanya, yang terlibat dalam latihan militer gaungan.

2.5 Pembubaran SEATO


Pada 30 Juni 1977, SEATO dibubarkan setelah terjadinya perubahan besar
di kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terkait dengan kekalahan Amerika
dalam Perang Vietnam.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ANZUS merupakan suatu pakta pertahanan bersama di kawasan Pasifik
yang beranggotakan Australia, New Zealand dan Amerika Serikat. ANZUS
(Australia, New Zealand, United States Security treaty) termasuk ke dalam
perjanjian internasional yang berkenaan dengan pertahanan militer ketiga negara
tersebut.

Southeast Asia Treaty Organization (SEATO) adalah sebuah organisasi


internasional untuk pertahanan kolektif yang ditandatangani pada 8 September
1954. Lembaga formal didirikan SEATO pada pertemuan mitra perjanjian di
Bangkok pada Februari 1955. Hal itu terutama dibuat untuk memblokir lebih
lanjut komunis keuntungan di Asia Tenggara.. Markas organisasi terletak di
Bangkok, Thailand. SEATO dibubarkan pada tanggal 30 Juni 1977.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Crowley, Frank, 1980 “ANZUS

Anda mungkin juga menyukai