SPM 1
SPM 1
Penelaah :
Drs. Sukma Tjatur W., M.M.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang
berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus
perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................5
C. Peta Kompetensi.....................................................................................................5
D. Ruang Lingkup.......................................................................................................6
A. Tujuan....................................................................................................................9
C. Uraian Materi.........................................................................................................9
D. Aktivitas Pembelajaran.........................................................................................33
F. Rangkuman..........................................................................................................34
H. Kunci Jawaban.....................................................................................................37
iii
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN KOMPONEN SISTEM INJEKSI................41
A. Tujuan..................................................................................................................41
C. Uraian Materi.......................................................................................................41
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................119
F. Rangkuman........................................................................................................120
H. Kunci Jawaban...................................................................................................122
EVALUASI........................................................................................................125
PENUTUP.........................................................................................................127
GLOSARIUM....................................................................................................129
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................131
i
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 32. Wiring Diagram MAP Sensor........................................... 50
Gambar 33. Throtle Position Sensor................................................... 50
Gambar 34. Wiring Diagram TPS....................................................... 52
Gambar 35. Posisi IAT Sensor........................................................... 53
Gambar 36. Wiring Diagram IAT......................................................... 56
Gambar 37. Wiring Diagram EOT....................................................... 57
Gambar 38. Konstruksi EOT............................................................... 59
Gambar 39. Skema Processor............................................................. 65
Gambar 40 Rangkaian Sistem Pengapian........................................... 70
v
DAFTAR TABEL
vii
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor kelompok
kompetensi J ini berisikan materi tentang Pemeliharaan Engine Management System
(EMS) Sepeda Motor. Materi yang ada dirancang untuk dapat memenuhi tuntutan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat
dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian Teknik
Sepeda Motor.
Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-gambar teknik sepeda
motor sehingga guru pembelajar akan mudah untuk memahami informasi yang
tersaji dalam modul. Oleh karena pembelajaran keterampilan dalam bidang teknik
otomotif sebagian besar sangat memiliki resiko keselamatan kerja bagi peralatan,
bahan maupun manusianya, maka guru pembelajar harus berhati-hati dalam aktifitas
pembelajarannya.
1
Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan materi sepeda motor,
khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah
Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang
digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi
terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang
mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi
dan melaksanakan pembelajaran “Keterampilan” dengan baik dan
aman. Ketuntasan pembelajaran “Keterampilan” adalah
jika pembelajar dapat melaksanakan materi
keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu di
Kelompok Standar
Kompeten Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
si Guru (SKG)
Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katub
berkala mesin Menyetel celah katub
sepeda motor Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai
kebutuhan mesin
Mengganti saringan oli dan oli
Menelaah secara umum sistem pendinginan
A Memeriksa kondisi sistem pendingin Memeriksa
kinerja tutup radiator
Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar Menyetel
campuran bahan bakar dan udara pada karburator
Menyetel putaran stasioner mesin sesuai spesifikasi
Menelaah emisi gas buang.
Mengukur emisi gas buang
3
Memperbaiki kerusakan pada sistem pelumasan
Perbaikan Mesin Menelaah sistem pendingin
Sepeda motor step Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin
2 Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin
Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator
G Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada karburator
Memperbaiki gangguan pada karburator
Menelaah sistem pengapian.
Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian
4
(rem mekanik dan hidrolik)
Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS
Menelaah sistem kopling
Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling
Memperbaiki kerusakan sistem kopling Menelaah
sistem transmisi
Mendiagnosa kerusakan komponen sistem transmisi
Memperbaiki kerusakan transmisi manual
Pemeliharaan Menelaah sistem injeksi bensin
EMS (engine Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi bahan
J Management bakar bensin
System) sepeda Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bahan
motor bakar bensin
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
5
Program Keahlian/Mapel : Teknik Otomotif Paket
Keahlian : Teknik Sepeda Motor
D. Ruang Lingkup
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas,
peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur pengampu
kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi- materi yang
dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
3. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut ini :
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
6
Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
7
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 :
SISTEM PENGALIRAN BAHAN BAHAN BAKAR
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi peserta diklat mampu menjelaskan cara kerja
sistem pengaliran bhan bakar, komponen-komponennya serta cara pemeriksaannya
C. Uraian Materi
9
berat dari bagian udara dan bahan bakar. Bensin harus terbakar keseluruhannya
untuk dapat menghasilkan tenaga besar pada mesin dan meminimalkan tingkat emisi
gas buang dari mesin. Secara teori perbandingan udara dan bahan bakar adalah 15 : 1
. yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Pada kondisi sebenarnya, mesin membutuhkan campuran udara dan besin dalam
perbandingan yang berbeda-beda, tergantung pada temperatur, kecepatan putaran
mesin, beban dan kondisi lainya. Di bawah ini diperlihatkan perbandingan campuran
udara dan bensin secara teoritis yang dibutuhkan mesin sesuai kondisi.
Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan serangga. Ketika udara
di tekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersama-sama
dengan udara terkarburasi keluar berupa gas, campuran udara dan bensin masuk
kedalam ruang bakar karena adanya hisapan (vacuum) yang dihasilkan oleh langkah
piston (langkah hisap).
10
Antara karburator dengan sistem fuel injection ( FI ) sebenarnya mempunyai tujuan
yang sama yaitu memberikan campuran udara dan bensin dalam jumlah yang tepat
sesuai dengan tuntutan kondisi kerja mesin. Hanya metode pencampurannya saja
yang berbeda, sedangkan pada sistem fuel injection penginjeksian dilakukan secara
elektronik, bensin disemprotkan bukan berdasarkan kevakuman pada intake
melainkan karena adanya respon terhadap suatu sinyal listrik dari ECM (engine
control modul) ke injector.
Sistem pengontrolan penginjeksian bahan bakar saat ini berkembang dengan pesat
terutama pada mesin bensin, walaupun harus kita ingat bahwa penguraian bahan
bakar hasil pembakaran berupa gas buang yang bersih
1
membatasi pemakaian bahan bakar untuk memenuhi tuntutan tersebut, sepeda motor
dengan kemampuan tinggi mempergunaan electronic control fuel injection yang
diatur oleh sensor- sensor yang menerima sinyal untuk mengatur campuran bahan
bakar secara sempurna dan menghasilkan emisi yang ramah lingkungan.
Gambar di bawah ini adalah sistem injeksi dimana injector dan pompa bahan bakar
terpisah, yaitu bensin dipompa oleh fuel pump dengan tekanan tertentu memalui
saluran bensin masuk ke injector
Banyaknya bensin yang diseprotkan harus sebanding dengan jumlah udara yang
masuk ke dalam silinder. Semakin banyak udara yang mengalir masuk ke dalam
silinder, maka bensin harus semakin banyak di semprotkan. Semakin sedikit udara
yang masuk, maka volume bensin yang disemprotkan juga sedikit.
12
2. Multi point injection
Multi point injection, system yang mempunyai injector pada setiap saluran
untuk menyuplai bensin pada masing-masing silinder. Bensin disemprotkan ke
masing-masing saluran pada intake valve. Oleh karena itu istilah multi point
(lebih dari satu lokasi/titik) fuel injection digunakan.
2. Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam ruang
bakar. Sistem penginjeksian langsung ini umumnya digunakan di sistem
penginjeksian mesin diesel
1
Gambar 6 Direct injection
14
bensin (Pada pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin
secara konstan menuju injektor).
Keterangan
1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)
2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)
3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)
4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)
5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)
6. Fuel Injector
7. Throttle body
Pompa bensin listrik ditempatkan dalam tangki supaya dalam tangki ada tekanan
maka dipasang sebuah katup ventilasi yang terdapat pada tutup tangki, untuk
mencegah terjadinya kevakuman pada ruang tangki, karena
1
karakter pompa tidak mampu menghisap bahan bakar jika diruang tangki terjadi
kevakuman.
Catatan : bensin harus tetap penuh pada ruang pompa, hal ini karena bensin berfungsi
sebagai pelumas dan pendingin pompa oleh sebab itu sepeda motor dengan sistem
injeksi bensin tidak boleh tangki dalam keadaan kosong.
16
Gambar 11 Posisi regulator
Keterangan :
Kelebihan tekanan bahan bakar yang dihasilkan pompa akan dikembalikan ke tangki lagi
melalui pressure regulator dengan cara menekan membran dan pegas yang ada didalam
pressure regulator. Besar tekanan bahan bakar tergantung pada kekuatan pegas pressure
regulator.
Fungsi lain dari pressure regulator adalah mempertahankan tekanan system meskipun
pompa tidak bekerja lagi. (lihat diagram sifat bensin dibawah ini)
1
DIAGRAM SIFAT BENSIN
tekanan
3
Tekanan bahan bakar harus
di m w
pertahankan agar bahan bakar
(
asih tetap berbentuk cair pada
aktu motor panas
2 lihat grafik ! )
cair
C ontoh
B :
be
ensin dengan tekanan 2 bar, masih
1 rbentuk cair pada suhu 120 c
Gas
0
20 40 60 80 100 120
140 160 temperatur
Jadi pada tekanan sistem, ketika mesin mati / pompa bahan bakar tidak aktif,
tekanan bahan bakar harus dipertahankan minimun 2 bar.
18
Fuel Suction Filter ( saringan hisap bahan bakar)
Untuk menyaring kotoran kasar yang ada pada bensin, agar tidak merusak elemen
pompa.
1. Elemen kasa
2. Penahan kasa
Gambar 12 Saringan Bahan bakar
Bila penahan kasa rusak, maka akan menyebabkan kasa menyumbat saluran
hisap bahan bakar.
Gambar 13 Injektor
1
Bentuk semprotan Injektor
Throttle Body
20
Gambar 16 Throtle body
Berfungsi sebagai pengatur jumlah udara masuk, dudukan injektor dan tempat
unit sensor, yaitu:
1. Throtle Position Sensor (TPS) / sensor posisi katup gas.
2. Intake Air Temperature Sensor (IAT) / sensor temperatur udara masuk
3. Manifold Absolut Pressure Sensor (MAP) / Sensor tekanan absolut
saluran masuk.
2
Gambar 18 Selang menggunakan dua lapisan
Sumber : Caterpillar Hose and Couplings : caterpillar asia pacific learning
Keterangan pengukuran
33P Conector Merah
massa keterangan
2P Conector muda/hijau
Merah
ada Tidak ada baik
muda/hijau
22
6. Periksa besar nilai tahanan injektor
2
periksa tegangan impuls injeksi, dengan menghubungkan kabel 2P conector injektor
( pink / hijau ) dan lampu LED seperti pada gambar dibawah sambil menstart mesin.
CATATAN:
Sebelum melepaskan fuel feed hose slang penyaluran bahan bakar,
buanglah tekanan dari system dengan
24
Melepaskan quick connect fitting (peralatan pemasangan dengan cepat) pada
fuel pump.
Langkah-langkahnya;
1. Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).
2. Hidupkan mesin, dan biarkan berputar stasioner sampai mesin mati
sendiri.
3. Putar kunci kontak ke “OFF”. Lepaskan kabel negatif baterai dulu, lalu
lepaskan kabel positif.
4. Periksa fuel quick connect fitting terhadap kotoran, dan bersihkan bila
perlu. Letakkan handuk bengkel bersih diatas quick connect Fitting.
5. Tariklah penutup karet. Pegang connector dengan satu tangan dan pencet
retainer tabs (lidah penahan) dengan tangan yang lain untuk
melepaskannya dari locking pawls (penahan pengunci). Tarik lepas
connector.
2
Catatan:
1. Cegahlah agar sisa bahan bakar didalam fuel feed hose (slang saluran bahan
bakar) tidak keluar dengan handuk bengkel.
2. Hati-hati agar tidak merusak slang atau bagian lain.
3. Jangan menggunakan kunci perkakas
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer (alat penahan) tabs terus ke dalam,
dan secara bergantian tarik dan tekan connector sampai ia terlepas dengan
mudah.
Pemasangan Quick
Connect Fitting
CATATAN:
1. Selalu ganti
retainer (alat penahan) dari quick connect fitting dengan yang baru jika fuel
feed hose telah dilepaskan.
26
2. Jika retainer perlu diganti, pakailah retainer buatan pabrik yang sama seperti
yang telah dilepaskan (masing-masing pabrik pembuat mempunyai spesifikasi
yang berbeda).
Bersihkan daerah
disekitar fuel hose joint
(penyambung slang bahan bakar). Masukkan sebuah retainer baru ke dalam
connector joint (penyambung connector) dengan menempatkan kedua hooks
(kaitan) dari retainer dengan kedua lubang pada conector joint.
CATATAN:
Jangan menekuk atau memelintir fuel feed hose. Bersihkan disekitar pipe.
2
CATATAN:
Ketika memasang quick connect fitting pada sisi injector dari fuel feed pipe,
tepatkan tabs antara connector damper dan retainer
Pastikan bahwa penyambungan terpasang dengan kokoh dan bahwa pawls terkunci
dengan erat pada tempatnya. Periksa secara visuil dan dengan menarik connector.
28
Pasang dan kencangkan kedua sekrup khusus dengan torsi yang ditentukan. TORSI :
4,2 N.m (0,4 kgf.m, 3 lbf.ft)
Pasang dan kencangkan baut pemasangan tangki bahan bakar dengan erat.
LANGKAH KERJA
a) Buang tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting
b) Pasang fuel pressure gauge set dan pressure gauge
c) Pasang fuel pressure gauge set dan pressure gauge
d) Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner.
2
Pemeriksaan Debit Bahan Bakar
LANGKAH KERJA
Buanglah tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting.
CATATAN:
Bersihkan bensin yang tertumpah.
Letakkan ujung dari hose kedalam tempat penampung dan ukur Jumlah aliran
bahan bakar dengan kunci kontak yang diputar ke “ON”.
CATATAN:
Fuel pump beroperasi selama 2 detik, jalankan 5 kali sehingga jumlah waktu
pengukuran 10 detik.
Jumlah aliran bahan bakar :
13,9 cm3 (0,47 US oz, 0,49 Imp oz) minimum/10 detik pada 12 V, jika aliran bahan
bakar kurang dari pada yang ditentukan, periksalah sebagai berikut:
1. Fuel pump
2. Fuel section filter tersumbat (pemasangan fuel pump)
Hubungkan quick connect fitting
Pemeriksaan Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak ke “ON” dan pastikan bahwa fuel pump beroperasi selama
beberapa detik.
Jika fuel pump tidak beroperasi, periksalah sebagai berikut : Putar
kunci kontak ke “OFF”
30
Lepaskan body cover
Lepaskan fuel pomp cover
Lepaskan fuel pump 5P connector (hitam).
PELEPASAN
CATATAN:
Fuel pump tidak dapat dibongkar setelah dilepaskan.
Bersihkan daerah di sekitar fuel pump.
Buanglah tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connect fitting
Lepaskan fuel pump 5P connector (Hitam).
Lepaskan kawat fuel pump dari klemnya Lepaskan
baut-baut pemasangan fuel pump klem CATATAN :
Lepaskan fuel pump sementara berhati-hati untuk tidak merusak fuel level
sensor float arm.
3
Lepaskan set plate/rakitan fuel pump unit dan packing.
Cara Pemeriksaan
Periksa fuel pump unit terhadap keausan atau kerusakan. Periksa
fuel section filter terhadap keausan atau kerusakan Ganti fuel
pump unit bila perlu
PEMASANGAN
CATATAN :
1. Selalu ganti packing dengan yang baru.
2. Pasang fuel pump dengan berhati-hati untuk tidak merusak level sensor float
arm.
3. Berhati-hatilah untuk tidak menjepit kotoran dan debu diantara fuel pump dan
packing.
32
Pasang set plate/rakitan fuel pump unit pada fuel tank.
Pasang klem dan kencangkan mur-mur pemasangan fuel pump dalam urutan yang
diperlihatkan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem yang
menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan bertanggung
jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat perlu merencanakan
belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah
diperoleh.
Implementasi
1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
3. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh
F. Rangkuman
Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar bila tidak dalam bentuk gas
yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur
dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan
bensin ini sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
34
Keuntungan fuel injection type
1. Menyempurnakan atomisasi (bahan bakar memaksa masuk ke intake yang
membantu memecah bahan bakar saat disemprotkan yang akan menyempurnakan
campuran).
2. Distribusi bahan bakar yang lebih baik (campuran udara bahan bakar disuplai
dengan jumlah yang sesuai ke silinder).
3. Putaran stationer lebih lembut (campuran bahan bakar dan udara yang kurus
tidak menjadikan putaran mesin kasar oleh karena disribusi bahan bakar lebih
baik dan kecepatan atomisasi yang rendah).
4. Irit (efisiensi tinggi oleh karena takaran campuran bahan bakar yang lebih tepat,
atomisasi, distribusi dan adanya sistem pemutus bahan bakar).
5. Emisi gas buang rendah (ketepatan takaran campuran udara dan bahan bakar
yang menjadikan sempurnanya pembakaran dapat mengurangi emisi gas buang).
6. Lebih baik saat dioperasikan pada seuai kondisi temperatur (adanya sensor yang
mendeteksi temperatur menjadikan pengontrolan penginjeksian lebih baik).
7. Meningkatkan tenaga mesin (ketepatan takaran campuran pada silinder dan aliran
udara yang ditingkatkan dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar).
8. Secara prinsip pengaliran bahan bakar pada semua sistem injeksi bensin adalah
sama, dan bagian dari komponen tertentu dapat dipakai pada sistem injeksi yang
berbeda.
Sistematika pengaliran bahan bakar : Tangki bensin Filter hisap bensin pompa
bensin menuju Pressure regulator kemudian kembali ke tangki bensin (Pada
pressure regulator mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan
menuju injektor).
Komponen sistem pengaliran bahan bakar adalah sebagai berikut
1. Fuel Tank (Tangki bahan bakar)
Berfungsi sebagai penampung bahan bakar dan rumah pompa bahan bakar.
2. Electric Fuel Pump (Pompa bensin listrik)
3
Berfungsi memompa bahan bakar dengan tekanan tertentu menuju injector.
3. Fuel pressure regulator (Pengatur tekanan bahan bakar)
Berfungsi untuk membatasi tekanan aliran bahan bakar yang mengalir menuju
injektor
4. Fuel suction filter (Saringan hisap bahan bakar)
Berfungsi untuk menyaring bahan bakar yang akan masuk keinjektor
5. Fuel feed Hose (Slang suplai bahan bakar)
Berfungsi sebagai tempat aliran bahan bakar
6. Fuel Injector
Berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar
7. Throttle body Berfungsi sebagai dudukan injektor dan sensor
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus
mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan fungsi sistem pengaliran bahan bakar
2 Saya dapat menjelaskan keuntungan sistem injeksi bahan bakar
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen sistem pengaliran
bahan bakar
4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen sistem pengaliran
bahan bakar
5 Saya dapat menjelaskan bagan aliran sistem bahan bakar
6 Saya dapat memeriksa komponen aliran sistem bahan bakar
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada komponen
aliran sistem bahan bakar
36
H. Kunci Jawaban
3
Indirect injection
Indirect injection system, menyeprotkan bahan bakar ke intake seperti
yang digunakan pada sistem penginjeksian mesin bensin, bensin
disemprotkan tidak langsung kedalam ruang bakar
Direct injection
Pada direct injection sistem bahan bakar diseprotkan langsung ke dalam
ruang bakar. Sistem penginjeksian langsung ini umumnya digunakan di
sistem penginjeksian mesin diesel
Keterangan
Sistematika pengaliran bahan bakar :Tangki bensin Filter hisap bensin pompa
bensin Pressure regulator kembali ke tangki bensin(Pada pressure regulator
mengatur tekanan yang masuk ke slang bensin secara konstan menuju injektor).
4. Fuel Pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang
menuju injector agar selalu konstan
38
5. Akibat yang ditimbulkan jika tekanan Fuel Pressure regulator adalah bentuk
semprotan tidak sempurna sehingga campuran kurang homogen akibatnya
pembakaran tidak sempurna sehingga daya mesin menjadi berkurang.
3
40
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN
KOMPONEN SISTEM INJEKSI
A. Tujuan
Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu menelaah
komponen EMS dan memeriksa kinerja komponen serta memperbaiki gangguan
pada EMS sepedamotor
C. Uraian Materi
Prinsip kerja Engine Management System pada sepeda motor bekerja seperti
sebuah perangkat computer yang di gunakan dikantor kantor atau keperluan yang
lain, yaitu terdiri dari inputan data, kemudian data inputan diproses di dalam
Central Prosessor Unit (CPU) dan akhirnya menhasilkan data output.
Secara sederhana proses tersebut dapat digambar menjadi bagan seperti di bawah ini
4
data inputan prosessor
output
aktuator
Pada materi sesi ini akan dibahas ketiga blok dalam bagan diatas, yaitu :
1. Data input
Seperti telah diuraikan sebelumnya, data inputan berasal dari sensor,
yaitu antara lain :
a. Sensor Putaran Mesin (Crank Position Sensor)
42
Gambar 20 sensor putaran mesin
Nama Bagian
1. Magnet permanen 4. Inti besi
2. Konektor 5. Kumparan
3. Dudukan sensor 6. Tonjolan (gigi) Pembangkit pulsa
Keterangan
Untuk mengetahui putaran diperlukan sebuah impuls sensor induktif gigi
dalam roda gigi diporos engkol dimana ada gigi tertentu yang mempunyai
jarak berbeda dengan gigi lainnya hal ini dimaksudkan agar diperoleh sinyal
perubahan medan magnet berupa tegangan induksi bolak-balik, tegangan
yang dihasilkan yang akan dikirim ke prosessor (ECU).
4
Gambar 21, bentuk perubahan jarak gigi
Keterangan
Ketika Pick Up Coil dilewati “gigi” pick up rotor setiap sudut 30o,arus AC
terkirim ke ECU. Pada sudut 60o, terjadi jeda signal listrik yang dikirim ke
ECU (suplai listrik terhenti sesaat). Sehingga ECU dapat memantau setiap
posisi Crank Shaft dengan akurat.
Sensor sudut kemiringan (Bank Angel))
44
Pada saat kendaraan dalam kemiringan normal (lihat gambar di bawah), IC Hall
mengirim tegangan hall ke ECM, sehingga system injeksi berjalan normal.
Pada saat kemiringan tertentu, pemotong sinyal hall menutup garis gaya magnet
yang menembus IC hall, maka IC Hall tidak mengirimkan tegangan hall ke ECM,
system injeksi dimatikan.
55O + 50 55O + 50
Centrifugal force
Centrifugal force
Weight
Weight Weight
4
Kemiringan yang dibaca oleh sensor kemiringan adalah ketika sepeda motor
dalam posisi roboh, bukan ketika sepedamotor dalam keadaan berjalan
(contoh ketika posisi belok).
Tegangan Hall yang dihasilkan akan berubah jika diantara IC Hall dan
Magnet terhalang komponen lain (dalam hal ini yang
46
menghalangi adalah pendulum) karena bentuk pola medan magnet juga akan
berubah, seperti terlihat pada gambar di bawah :
Ketika tuas pendulum belum menempati celah antara mangnet (no.2) dan IC
Hall (no.3), maka garis gaya medan magnet (garis merah) akan menembus
IC Hall, tegangan Hall akan akan berubah jika tuas pendulum menempati
(menghalangi) antara magnet dan IC Hall, hal itu terjadi karena arah medan
magnet juga berubah seperti terlihat pada gambar di bawah :
Perubahan tegangan tersebut akan di olah oleh ECU, kemudian ECU akan
berhenti mengirim tegangan ke injektor, ke coil pengapian dan ke pompa
bahan bakar.
Dengan kata lain ketika posisi roboh makan injektor, coil pengapian dan
pompa bahan bakar akan dimatikan.
4
Hal ini dimaksudkan sebagai perangkat pengaman kendaraan jika terjadi hal
ang tidak di inginkan (kecelakaan) tidak terjadi kebakaran akibat tumbahan
bensin bertekanan dan pengapian yang menyala.
LANGKAH KERJA.
Putar kunci kontak pada posisi OFF
Lapaskan konektor terminal bank angel sensor (3P conector) dan
konektor ECM (33P conector)
Periksa secara visual terhadap kotoran atau kelonggaran sambungan
(sambungan lemah) pada kedua konektor
Periksa kontinuitas antara kedua konektor
Periksa kontinuitas terminal 3P conector pada bank angel sensor dengan
massa
48
Tabel 1 Pemeriksaan kontinuitas
33P Conector
Hijau/jingga Kuning/merah Merah/biru massa
3P Conector
Hijau/jingga Ada - -
Kuning/merah - ada - Tidak ada
Merah/biru - - ada Tidak ada
4
posisi trottle (TPS). Yang berfungsi membaca (mendeteksi) besarnya
tekanan udara di dalam intake manifold
LANGKAH KERJA
Sebelum memulai pemeriksaan, periksalah kembali kedipan MIL, jika MIL
tidak hidup atau berkedip, sistem dalam keadaan normal.
Putar kunci kontak pada posisi OFF
50
Lepaskan konektor pada ECM dan konektor Map sensor
Kuning /
Ada ada Tidak ada
merah
Hijau / jingga Ada ada
5
Periksa tegangan yang masuk ke MAP sensor dengan cara melepas konektor
5P, kemudian putar kunci kontak pada posisi ON.
52
Nama bagian :
Tuas kontak putaran idle
Sepatu kontak
Kontak beban penuh
Rumah
Terminal 2
Terminal 18
Terminal 3
Poros katup gas
Kontak putaran idle
Beba n
ECM
TPS
Idle
5
Pemeriksaan Sensor Posisi Katup Gas Atau Throtle Position
Sensor (Tps)
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak pada posisi OFF
Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada Unit
sensor throtle bodi (5P conector)
Periksa terhadap kemungkinan kotor, longgar atau sambungan lemah Periksa
kontinuitas antara kedua konektor
54
Hubungan Massa ket
Kuning Std : 4,75 – 5,25 Volt Harus ada tegangan
5
Gambar 34, Wiring diagram IAT
Keterangan :
Sensor ini ditempatkan pada saluran udara masuk, yang berfungsi mengukur
temperature udara yang masuk, berdasarkan perubahan nilai tahanan dari
NTC.
Penghantar dingin
Penghantar panas
56
2. Penghantar tidak Contoh : Pemakaian :
adanya pemanasan
3. Penghantar panas Tahanan Contoh : Pemakaian : Komponen
1. Jika arus mengalir pada kumparan, maka sakelar utama akan menutup
2. Setelah beberapa saat tahanan PTC akan bertambah besar akibatnya arus
mengalir pada kumparan menjadi kecil sehingga saklar utama membuka
kembali.
Positif (+)
baterai
57
Jika temperatur air pendingin semakin tinggi, tahanan NTC semakin kecil, kuat arus
yang mengalir semakin besar, temperatur bimetal semakin naik, muai panjang
semakin besar, maka simpangan jarum semakin besar atau dengan kata lain
sebanding antara besar arus yang mengalir dengan skala jarum dapat dipakai sebagai
penunjuk tinggi rendahnya temperatur.
LANGKAH KERJA
Putar kunci kontak pada posisi OFF
Lepaskan Konektor pada ECM (33P conector) dan konektor pada unit sensor
throtle bodi (5P conector)
Periksa terhadap kemungkinan kotor, longgar atau sambungan lemah Periksa
kontinutas antara kedua konektor
5
Hubungan Massa Keterangan
Abu-abu/biru Std : 4,75 – 5,25 Volt
Keterangan
Sensor temperature oli ini ditempatkan pada ruang poros engkol, dimana sensor ini
mengirim sinyal temperature mesin menuju ECU.
59
Housing
2. Prosessor
Prosessor umumnya juga disebut Elektronic Control Unit (ECU) yang
berfungsi mengolah data berupa sinyal dari sensor, seperti wiring diagram
dibawah ini :
6
Keterangan :
1. Sensor putaran mesin (Crank Position sensor)
2. Sensor temperature mesin (Engine Oil Temperatur sensor / EOT )
3. Sensor sudut kemiringan (Bank Angle sensor)
4. Sensor tekanan absolute saluran masuk (Manifold Absolute Pressure )
5. Sensor posisi katup gas (Throtle Position sensor)
6. Sensor temperature udara masuk (Intake Air Temperature / IAT)
7. Sensor posisi transmisi netral
8. Kontrol unit elektronik (KUE) / ECU / ECM)
61
9. Pompa bahan bakar listrik (Electric Fuel Pump)
10. Injektor
11. Coil pengapian
12. Check engine (Malfunction Indicator Lamp / MIL)
13. Konektor diagnosa (Data link Conector / DLC)
Unit Pengontrol Elektronik atau ECU di bagi menjadi beberapa bagian besar yaitu :
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Random Assces Memory (RAM)
3. Read Only Memory (ROM)
4. Input – Output (I / O)
6
Keterangan :
RAM adalah suatu rangkaian di dalam ECU yang berfungsi untuk menerima dan
mengolah data yang masuk kemudian mengeluarkan kembali dalam bentuk bilangan
biner digit. ( ya dan tidak / 0 dan 1 ) secara kontinyu.
RAM terdiri dari dua bagian yaitu :
1. SRAM (Statische RAM) yang dapat menyimpan data input secara
kontinyu dan stabil.
2. DRAM (Dynamische RAM) yang dapat menyimpan dan mengirim informasi
data secara dinamis sesuai dengan karakteristik sensor.
ROM
Di dalam ROM terdapat data-data seperti fungsi table, kode-kode rumus,
pengendalian input atau berisi data-data yang sudah diprogram untuk keadaan
darurat.
ROM terdiri dari :
1. PROM (Programable ROM) yaitu data-data yang sudah dimasukkan
dapat diubah menyesuaikan kebutuhan atau diprogram ulang.
2. EPROM (Eraseable Prog. ROM) sebuah program yang dapat dihapus .
I /O (Input/Out put)
Ialah rangkaian yang merubah sinyal analog ke digital atau sebaliknya, kemudian
memperkuat sinyal yang keluar.
CPU (mikrokontroler)
Mikrokontroler adalah sebuah bagian elemen dari fungsi umum CPU, yang berfungsi
mengelola data.
Adapun contoh pengolahan data oleh prosessor adalah seperti ilustrasi di bawah ini :
63
Q = 180 l/min
Th er
n= 800
rpm
IAT = 20o C
ti=
Z=4
EOT = 80o C
mL(teori): 14,7 kg
K = 125
grm/min
ti = RA R U (id l U VL Q
nK
M O
I
Prinsip kerja A
T
RAM mendapat data inputan dari sensor-sensor, kemudian data di masukkan ke
CPU sedangkan ROM juga memasukkan data-data hasil pemograman dari
manufacturer yang kemudian juga dimasukkan ke CPU,
6
kedua data tadi di olah oleh CPU menjadi sebuah output berupa duration of injection
pada putaran tertentu.
65
Mesin tidak dapat dihidupkan (MIL tidak berkedip)
CPU
Injector =
ti = 2,4 ms
6
Kontak longgar atau lemah
Mesin hidup
pada ECM connector
KETERANGAN :
Putar kunci kontak ke “ON” dan ukur Q : Jumlah udara masuk saat idle mL:
Voltase baterai antara ECM connector dari kawat kebutuhan udara teoritis
ρL : massa jenis udara K
Kontak : jumlah bensin
connector
67
3. Aktuator
Aktuator adalah sistem yang melaksanakan perintah ECU, yaitu antara lain :
Sistem Pengapian
Dil
G 16 a A
1
1
6
Keterangan :
3. Tegangan baterai
5. Mikroprosesor
6. Pemutus arus
7. Koil pengapian
69
Keterangan :
1. Magnet permanen
2. Rumah
3. Dudukan pengirim sinyal
4. Inti besi
5. Kumparan pembangkit
6. Roda gaya (magnet)
15
7
1. Pengirim sinyal Bentuk sinyal yang dikirim
2. Roda gigi/gaya
Untuk penyesuaian ini kontrol unit (ECM) menerima informasi dari sensor
temperatur (EOT) yang dipasang pada bagian blok mesin yang berhubungan dengan
oli mesin atau air pendingin.
Terdapat juga sistem injeksi yang menggunakan sensor temperatur aie pendingin
mesin yang disebut Engine Coolant Temperature (ECT) yang dipasang pada sistem
pendingin sepedamotor yang menggunakan sistem pendingin air.
1. Tahanan NTC
2. Rumah sender
3. Terminal
Simbol NTC
na Tahanan turun
71
Fungsi : menyesuaikan saat pengapian untuk start dingin dan start panas.
4 Mikro proses
Cara kerja
Pengirim digital 30
Memori
pengubah analog-digital.
Contoh :
Saat tanda posisi lewat (misal 12o sebelum TMA) mikroprosesor menghitung
informasi yang masuk :
7
Misal hasil perhitungan saat pengapian yang paling tepat 100 sebelum TMA, berarti
kontrol unit harus menunggu 20 lagi untuk memberi informasi ke darlington untuk
memutus arus primer.
Grafik saat pengapian Vs. putaran Vs. beban motor pada sistem pengapian
komputer
Pemutus Arus Primer (darlington)
Saat pengapian yang dapat dibaca pada grafik diatas adalah saat pengapian yang
terprogram dalam memori (kurang lebih 256 saat pengapian).
Diantara itu masih bisa dihitung dalam mikroprosesor diantara 1000 s/d 4000
saat pengapian.
Diagram Pengajuan pengapian
Keterangan
73
: Langkah buang
: Langkah Hisap
: Langkah kompresi
: Langkah Usaha
1. Langkah torak
2. Gelombang engkol (sinyal putaran)
3. Tekanan saluran masuk
4. saat pengapian.
Keterangan :
1. Kasa penyaring
2. Pegas
3. Kumparan solenoid
4. Saluran bahan bakar
5. Plunyer
6. Nosel
7
Agar penyemprotan yang dihasilkan berupa kabut halus dan rata, pada injektor
dibuat empat lubang yang masing-masing lubang bediameter 0,04 mm2.
Kunci kontak
4
E1
2 n
Ke te gan
: Langkah
: Langkah Hisap
: Langkah kompresi
75
: Langkah Usaha
1. Langkah piston
4. saat pengapian.
5. Saat penyemprotan
4 3
5
-
bahan bakar
-Teganga
TEKANAN BAHAN
BAKAR (PE)
VOLUME PENYEMPROTAN (VE)
7
Malfunction Indicator Lamp (MIL)
Berupa lampu yang berada pada panel instrumen yang berfungsi sebagai
petunjuk tentang kondisi sistem injeksi.
Pengendalian lampu tersebut dilakukan oleh Elektronic Control Modul (ECM) sistem
injeksi itu sendiri.
DIAM
LAMA
- Tempera
tur oli
MIL
Pemeriksaan gangguan pada sistem EMS
Meskipun secara prinsip dasar kerja sistem EMS semua sepedamotor sama,
namun setiap merk sepeda motor mempunyai ciri khusus dalam memberikan
kode gangguan melalui MIL, sehingga bisa dikatakan pada kerusakan yang
sama maka kode kedipan setiap merk berbeda.
Dibawah ini contoh cara memeriksa gangguan (trouble shooting) untuk
sepeda motor merk Yamaha.
Self-Diagnostic Function
Setiap unit sepeda motor injeksi di lengkapi dengan self-diagnostic function,
fungsi ini dapat menjamin sistem kontrol mesin bekerja dengan sempurna. Apabila
terdapat kerusakan, atau ada masalah dalam sensor, maka akan memberitahu pada
pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin (engine trouble warning light)
atau Malfunction Indicator Lamp (MIL) yang terdapat pada speedometer.
77
Keterangan: posisi lampu MIL (no.1)
Contoh: 42
Light ON
Light OFF
Prosedur pemeriksaan
1. Periksa tegangan baterai.
2. Jika tegangan baterai rendah, setrom battery. Kondisi pengisian 12,4 V
(60%)
7
3. Jika tegangan baterai tidak bertambah, atau mesin tidak bisa hidup jika
distart setelah baterai melakukan pengisian, baterai harus diganti.
4. Periksa sistem pengisian / charging system.
Setelah kuci kontak diputar ke ON dan menekan tombol start, lampu peringatan
mesin bermasalah akan menyala selama dua detik. Jika lampu peringatan tidak
menyala, kemungkinan bohlam lampu indicator peringatan mesin putus.
Jika ECM tidak mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala,
sewaktu anda memutar ignition switch ke “ON”
79
Jika ECM mempunyai kode kegagalan yang disimpan, MIL akan menyala selama
0,3 detik dan kemudian mati, lalu mulai mengkedipkan kode kegagalan, setelah anda
memutar ignition switch ke “ON”.
Perhatikan berapa banyak kali MIL berkedip, dan tentukan penyebab masalah.
8
1. DLC harus dihubungkan singkat sementara MIL menyala. Jika tidak, MIL
akan mati dan kemudian menyala terus (pola tidak berhasil). Jika ini
terjadi putar ignition switch ke “OFF” dan coba sekali lagi dari langkah 3
2. Perhatikan bahwa solf-diagnostic memory (memory pondiagnosaan diri
sendiri) tidak dapat dihapus jika ignition switch diputar ke “OFF” sebelum
MIL mulai berkedip.
TRAUBLESHOTING UMUM
KEGAGALAN TERPUTUS-PUTUS
Istilah “kegagalan terputus-putus” berarti pada sebuah sistem mungkin telah
mengalami kegagalan, tapi didalam kegagalan baik sekarang. Jika MIL tidak
menyala, periksa terhadap kontak buruk atau pins longgar pada semua connectors
yang behubungan dengan rangkaian listrik yang sedang di troubleshooting. Jika MIL
pernah menyala, tapi kemudian mati, maka masalah semula mungkin adalah
terputus-putus.
81
kadang dapat berarti sesuatu bekerja, tetapi bukan dengan cara yang
seharusnya.
MIL TROULESHOOTING
MIL 1 KEDIPAN (MAP SENSOR)
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk pada
sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu- abu) dan periksa
ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan daya sensor unit. Putar
ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam).
8
Putar ignition switcht ke “ON”
Ukur tegangan pada sisi wire harness.
HUBUNGAN:
Kuning/orange (+) – hijau/orange (-)
STANDARD: 4,75 - 5,25 V
Apakah tegangan antara 4,75-5,25 V ???
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH
3 TIDAK -LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
2. Pemesiksaan rangkaian sensor unit
Putar ignition switch ke “OFF”
Lepaskan ECM 21P connector pada sisi wiro hamess.
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
HUBUNGAN:
83
Kuning/merah(+)_massa(-)
STANDARD : 3,80-5,25 V
Apakah voltase antara 3,80-5,25V??
YA - ganti sensor unit dengan yang baru dan periksa
kembali (MAP sensor tidak bekerja dengan baik)
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 4
HUBUNGAN STANDARD
KUNING/MERAH-KUNING/MERAH Kontinuitas
Kuning/merah-massa Tidak ada
kontinuitas
8
MIL 7 KEDIPAN (ECT SENSOR)
sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgaratau buruk pad
ECT sensor 2P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu- abu) dan periksa
ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan ETC sensor Putar
ignition switch ke “OFF”
Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam).
85
Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu).
Periksa terhadap kontinuitas antara ECM 21P connector dan ECT sensor
2P connector (Hitam) pada sisi wire hamess.
Periksa terhadap kontinuitas antara ECT sensor 2P connector dan massa.
HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/putih-merah mudah/putih Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
Merah mudah/putih-massa Tidak ada
kontinuitas
8
MIL 8 KEDIPAN (TP SENSOR)
Sebelum memulai penyelidaikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk pada
sensor unit 5P connector (hitam) dan ECM 21P connector (abu- abu) dan periksa
ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan voltase pemasukan daya sensor unit Putar
ignition switch ke "OFF”.
Lepaskan connector unit 5P connector (Hitam)
HUBUNGAN:
Kuning/orange (+) – hija/orange(-)
STANDARD : 4,75-5,25 V
Apakah voltase antara 4,75-5,25V??
YA - lanjutkan dengan langkah 3
TIDAK - lanjutkan dengan langkah 2
87
Periksa terhadap kontinuitas antara sensor unit 5P connector (hitam) dan
ECM 21P connector pada sisi wire harness.
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/orange-kuning/orange Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange
8
Periksa bahwa tahanan antara terminal-terminal berikut berubah sesuai
dengan pengoperasian throttle.
HUBUNGAN : B-C
Apakah pemeriksaan diatas normal??
YA - LANJUTKAN KE LANGKAH 4
TIDAK - ganti sensor unit dengan yang baru, dan periksa
ulang (sensor TP tidak bekerja dengan baik)
HUBUNGAN STANDARD
Kuning/biru-kuning/biru Kontinuitas
Kuning/biru-massa Tidal ada
kontinuitas
89
Apakah pmeriksaan diatas normal??
YA - ganti ECM dengan ECM yang lain yang diketahui
dalam keadaan baik,dan periksa ulang.
TIDAK -
1. Rangkaian terbuka pada kawat kuning/biru
2. Hubungan singkat pada kawat kuning/biru.
9
Putar ignition switch ke “ON”. Ukur
tegangan pada wire harness.
HUBUNGAN : putih/biru (+) –hijau/orange (-)
STANDARD : 4,75-5,25 V
Apakah tegangan antara 4,75-5,25V
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 3
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
HUBUNGAN STANDARD
Putih/biru-putih/biru Kontinuitas
Hijau/orange-hijau/orange Kontinuitas
Putih/biru-massa Tidak ada
kontinuitas
91
TIDAK -
1. Rangkaian terbuka pada kawat hijau/orange
2. Rangkaian terbuka pada kawathijau/orange
3. Hubungan singkat pada kawat putih/biru
9
lepaskan VS sensor 3P connector (hitam)
putar ignition switch ke “ON” .
ukur voltase pada sisi wire harness
HUBUNGAN :
93
HUBUNGAN STANDARTD
Merah mudah/hijau-merah mudah/hijau Kontinuitan
Merah mudah/hijau/massa Tidak ada
kontinuitas
Pemerisaan VS sensor
Ganti VS sensor dengan VS sensor lain yang diketahui baik
Hidupkan mesin dan pasangkan.
Uji-jalan skuter dan periksa ulang kedipan MIL.
Apakah MIL berkedip 11 kali??
YA - ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik, dan
periksa ulang
TIDAK - VS sensor semua tidak bekerja dengan baik.
MIL 12 KEDIPAN (IJNECTOR)
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah rehadap kontak
longgar atau buruk pada injector 2p connector (Hitam) dan
periksa ulang kedipan.
1. Pemeriksaan tegangan masuk injektor
Putar ignition switch ke “OFF” Lepaskan
injektor 2P connector (hitam)
9
Apakah ada voltase standard??
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH KE 2
TIDAK - ada rangkaian terbuka atau ada hubungan
singkat pada kawat hitam/putih.
95
Periksa kontinuitas antara ECM 21P connector dan injektor 2P
connector (hitam) pada sisi wire harmess.
Periksa kontinuitas antara injektor 2P connector pada sisi wire
harness dan massa.
HUBUNGAN STANDARD
Merah mudah/biru-merah muda biru Kontinuitas
Merah mudah/biru-massa Tidak
kontinuitas
9
Periksa terhadap kontinuitas antara O₂ sensor cap terminal dan massa.
HUBUNGAN : O₂ sensor cap terminal-massa
Apakah ada kontinuitas??
YA - ada hubungan singkat pada kawat hitam/orange.
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH KE 2
3. Pemeriksaan O₂ sensor
Ganti O₂ sensor O₂ sensor lain yang diketahui baik Hapus
data memori self diagnosis dari ECM Hidupkan mesin dan
panaskan.
Uji-jalan skuter dan periksa ulang kedipan MIL
Apakah MIL berkedip 21 kali??
YA - ganti ECM dengan ECM lainyang baik dan periksa
ulang
TIDAK - O₂ sensor semula tidak bekerja dengan baik. MIL
21 KEDIPAN (IACV)
97
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak kontak longgar atau
buruk pada IACV 4P connector (hitam) dan ECM 21P connector (hitam) dan periksa
ulang kedipan MIL.
1. Pemeriksaan hubungan pendek pada IACV
Putar ignition swictg ke “OFF”
Lepaskan IACV 4P connector (hitam).
Periksa connector terhadap kontak longgar atau terminal yang berkarat.
Periksa terhadap kontinuitas antara IACV 4P connector pada sisi wire
harmess dan massa.
HUBUNGAN : hijau mudah/merah-massa
coklat/merah-massa
abu-abu/merah massa
hitam/merah massa
STANDARD : Tidak ada kontinuitas
YA -
a. Ada hubungan singkat pada kawat hijau mudah/merah atau coklat
/merah
b. Ada hubungan singkat pada kawat abu-abu/merah atau
hitam/merah.
TIDAK - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
2. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian IACV
Lepaskan ECM 21P connector (hitam).
Periksa koninuitas antara IACV 4P connector terminals antara IACV 4P
connector terminals (hitam) dan ECM 21P connector terminals pada sisi
wire harness.
HUBUNGAN : Hijau muda/mera0hijau mudah/merah
Hijau mudah/merah
Coklat/merah-coklat/merah
Abu-abu/merah –abu-abu /merah
Hitam/merah-hitam/merah
9
STANDARD : Ada kontinuitas
Apakah ada kontinuitas??
YA - Lanjutkan dengan langkah 3
TIDAK-
a. Ada rangkaian terbuka pada kawat hijau muda/merah atau
coklat/merah
b. Ada rangkaian terbuka pada kawat abu-abu /merah atau
hitam/merah.
3. Pemeriksaan tahan IACV
Ukur tahanan pada IACV 4P connector terminals.
HUBUNGAN : A - D
B-C
STANDARD : 110 -150 Ω(20°C)
Apakah tahanan antara 110-150 Ω(20°C)?? YA
- LANJUTKAN LANGKAH 4
TIDAK- IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang baru
dan periksa ulang.
4. Periksaan hubungan singkat IACV
Periksa terhadap kontinuitas pada IACV 4F connector terminals pada sisi
IACV .
HUBUNGAN : A-B
C-D
STANDARD : ada kontinuitas
Apakah ada kontinuitas??
YA - IACV tidak bekerja dengan baik. Ganti IACV dengan yang baru
dan periksa ulang.
TIDAK- ganti ECM dengan ECM lain yang diketahui baik,dan
periksa ulang
99
Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau buruk pada
CKP sensor 6P connector (hitam) dan ECM 21P connectors dan periksa ulang
kedipan MIL.
1. Pemeriksaan rangkaian CKP sensor
Putar ignition swicth ke “OFF”.
Lepaskan CKP sensor 6P connector (hitam).
Periksa connector terhadap kontak longgar atau terminal berkarat. Ukur
voltase pada CKP sensor 6P connector pada sisi ECM. HUBUNGAN :
Putih/merah (+) –massa (-)
Putih/biru (+) –massa (-)
Putih/hitam (+)- massa (-)
Putih/kuning(+) –massa (-)
STANDARD : 5 -10 V
HUBUNGAN : coklat/hitam (+) –biru /hijau(-)
STANDARD :tegangan baterai
Apakah ada voltase standard??
YA - LANJUTKAN DENGAN LANGKAH 2
TIDAK - Ada rangkaian terbuka pada vire harmess antara ECM dan
CKP sensor connector.
1
PEMERIKSAAN RANGKAIAN MIL
SEWAKTU IGNITION SWITCH DIHIDUPKAN, MIL TIDAK MENYALA
Putar ignition switch ke “off”
Lepas floor step
Lepaskan ECM 21 P connector (Hitam)
Hubungkan ECM 21P connector terminal pada wire harness side
connector ke massa dengan jumper wire (kawat penghubung)
HUBUNGAN : Putih/biru – Massa
Putar ignition switch ke “ON”, MIL seharusnya menyala.
1. Jika MIL menyala, ganti ECM denagn ECM lain yang di ketahui
baik, dan perikasa ulang.
2. Jika MIL tidak menyala, periksa terhadap rangkaian terbuka pada kawat
Puti/biru antara speedometer dan ECM.
10
2. Jika tidak ada kontinuitas, ganti ECM dengan ECM lain yang di ketahui
baik, dan periksa ulang.
1
m. Untuk mencegah timbulnya kerusakan dan menjaga agar bahan asing
tidak dapat masuk. Tutuplah connector yang telah di lepaskan dan
ujung pipa dengan kantong plastik.
CATATAN :
Jangan hidupkan mesin.
Fuel pump akan berjalan selama kira-kira 2 detik, dan tekanan bahan bakar akan naik.
Ulangi 2 atau 3 kali, dan periksa bahwa tidak ada kebocoran pada fuel supply
system.
10
Pasang luggage
Jika kesulitan menghubungkan, teteskan sejumlah kecil oli mesin pada ujung pipe.
Pastikan hubungan adalah kokoh dan bahwa palws telah terkunci dengan erat
pada tempatnya; periksa secara visual dan dengan menarik connector dan dengan
menarik connector.
Untuk sementara pasang kabel positif dan negatif ke baterai dan fuel pump 5P
connector.
Hidupkan mesin dan biarkan berputar stationer bacalah tekanan bahan bakar.
1
4. Fuel filter yang tersumbat (perakitan fuel pump unit
Setelah pemeriksan, bebaskan tekanan bahan bakar . Hubungkan
quick connect fitting pada injector joint
Lepaskan quick connen fitting dari special toll sebagai berikut:
Tahan connector dengan satu tangan yang lain untuk melepaskanya dari
locking palws.
Tarik lepas connector dan lepaskan retainer.
1. Untuk mencegah kluarnya haban bakr yang tersisa didalam fuel teed
hose, pakailah kain lap
2. Hati-hati agar tidak merusak house atau pant lain
3. Jangan memakai tools.
4. Jika connector tidak bergerak, tekan retainer tabs terus,dan secara
bergantian tarik dan dorong connector sampai terlepas dengan mudah.
Pasang parts yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari pelepasan.
10
3. Fuel filter tersumbat (perakitan dari fuel pump unit
Hubungkan quick connect fitting
PELEPASAN
1. Jangan membongkar fuel pump .
2. Sekuter ini memekai resin (dammar) untuk sebagian bahan- bahan dari
fuel hose. Jangan membengkokan atau memelintir fuel hose.
3. Lepaskan fuel tank
4. Bersihkan disekitar fuel tank.
5. Lepaskan screw.
6. Lepaskan sel plate sementara menekannya kebawah
7. Lepaskan fuel pump unit dan packing.
1
PEMERIKSAAN
1. Periksa fuel pump unit terhadap kerusakan, ganti bila perlu.
2. Periksa fuel filter terhadap penyumbatan atau kerusakan.
PEMASANGAN
1. Lapisi packing baru dengan oli mesin dan tempatkan pada fuel
pump.
2. Pasang fuel unit kedalam fuel tank dengan membengkokan fuel
filter seperti diperlihatkan.
3. Jangan merusak filter mash dan bone (saringan kasa dan tulang filter)
karena tersentuh ujung tangki dan dibengkokkan.
4. Pasang saat olate sementara fuel pump unit kebawah.
5. Pasang fuel pump set plate screw dan kencangkan dengan tosi
yang ditentukan.
6. TORSI : 2 N.m (0,20 kgf.m;1,4 ib.ft)
7. Pasang fuel tank ,hubungkan quick connect fitting
8. FUEL TANK (TANGKI BAHAN BAKAR)
Pelepasan/pemasangan.
1. Lepaskan floor step
2. Bebasaskan tekanan bahan bakar dan lepaskan quick connec fitting
3. Bersihkan disekitar fuel tank cup dan fuel fray.
4. Lepaskan fuel tank cap dan fuel tray.
5. Lepaskan fuelhose bolt.
6. Lepaskan wire band boss dari fuel tank.
7. Lepaskan keempat bolts
8. Lepaskan fuel tank dari sisi kiri.
9. Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan.
10
2. Lepaskan socket bolt dari rear inner fender.
3. Tarik keluar final reduction case breather hose dari air cleaner
housing
4. Lepaskan keduan cleaner housing monting bols dari sisi kiri.
5. Lepaskan crankcase breather hose dari air cleaner housing.
6. Longgarkan air cleaner connecting hose band.
7. Lepaskan pengikat throttle body dengan menahan throttle body
dan menarik air cleaner housing ke belakang.
8. Lepaskan air cleaner housing.
THROTTLE BODY
PELEPASAN.
1. Jika sensor unit telah dilepaskan,lakukan prosedur penyetelan kembali
TP sensor
2. Lepaskan luggage box
3. Lepaskan pengikat throttle cable dari connenting hose hook
(kaitan pipa penghubung).
4. Longgarkan throttle cable lock nut.
5. Lepaskan throttle dari cable bracket.
6. Lepaskan throttle dari cable drum.
7. Lepaskan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P
connector (Hitam).
8. Longgarkan connecting hose band screw dan insulator band bolts.
1
9. Lepaskan throttle body.
10. Tutup intake pipe dengan kain lap atau tutuplah dengan sepotong pipa
untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam mesin.
PEMBONGKARAN
1. Selalu bersihkan throttle body sebelum melepaskan sensor untuk
mencegah masuknya debu dan kotoran kedalam saluran udara.
2. Lepaskan torx screw, sensor unit dan O-ring.
3. Throttle body telah di setel-awal di pabrik. Jangan membongkarnya
dengan cara lain dari pada yang diperlihatkan pada buku pedoman repasi
ini.
4. Jangan menghentakkan throttle valve dari terbuka penuh ke tutup penuh
setelah throttle cable telah dilepaskan . ini dapat mengakibatkan putaran
stasioner yang tidak benar.
5. Jangan merusak throttle body . ini dapat mengakibatkan cara kerja
throttle valve yang tidak benar.
6. Jangan melonggarkan atau mengencangkan nut (mur) yang dicat dari
throttle drum. Melonggarkan atau menggencangkanya dapat
mengakibatkan kegagalan dalam throttle body
MEMBERSIHKAN
1. Lepaskan IACV
2. Tiuplah terbuka masing-masing saluran udara didalam throttle body
dengan udara bertekanan.
3. Jangan memakai tekanan udara yang tinggi atau meletakan nozzle
terlalu dekat dengan throttle body.
4. Pasang serar pada throttle body dengan menepatkan clip dari TP sensor
dan bushing dari throttle valve.
5. Tekanan ringn cukup untuk merakit sensor unit dan throttle body pada
posisi mereka yang benar. Jika andan tidak dapat merakit merekan dengan
menconba untuk memasang mereka dengan paksa dan pastikan bahwa clip
sudah dipasang denan tepat.
10
6. Pasang dan kencangkan torx screw dengan torsi yang ditentukan.
TORSI : 3,4 N,m (0,35 kgf.m;2,5 lbf.ft)
7. Setelah memasang throttle body,jalankan prosedur penyetelan kembali
posisi tertutup penuh throttle valve
PEMASANGAN
1. Pasang throttle body antara connecting hose dan insulator band.
2. Tepatkan throttle body tab dengan alur insulator band. Kencangkan
insulator band bolds dengan torsi yang ditentukan.TORSI: 5N.m (0,51
kgf.m;3,7 lbf.ft)
3. Tempatkan connecting hose band dengan band screwnya menghadap
kesisi kiri seperti di perlihatkan.
4. Kencangkan connecting hise band screw sampai band duduk pada collar.
5. Hubungkan sensor unit 5P connector (hitam) dan IACV 4P
connector (hitam).
6. Kaitkan throttle cable ke connecting lose hook.
7. Hubungkan throttle cable ke throttle dram dan tempatkan throttle cable
pada cable bracket kemudian setel jarak main bebas throttle grip.
8. Pasang luggage box
Jika sensor unit telah dilepaskan ,jalankan prosedur penyetelan kembali Posisi
throttle sensor.
1
3. Lepaskan connector cover dari DLC
4. Hubungkan special tool ke DLC.
5. Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam).
6. Hubungkan singkat ECT sensor terminal dengan jumper wire
(kawat penghubung).
7. Putar ignition switch ke “ON” kemudian lepaskan jumper wire dari ECT
sensor 2P conector (hitam) sementara MIL sedang berkedip reset
receiving patten (pola penerimaan penyetelan kembali) selama 10 detik.
8. Periksa apakah MIL berkedip.
9. Setelah melepaskan jumper wire,MIL seharusnya mulai berkedip (
successful patten= pola berhasil).
10. Jika jumper wire dihubungkan selama lebih dari 10 detik, MIL akankah
tetap menyala (unsuccessfull pattern= pola tidak berhasil) cobalah sekali
lgi dari langkah 4.
11. Putar ignition switch ke “OFF”
12. Hubungkan ECT sensor 2P connector (Hitam)
13. Lepaskan special tool dari DLC.
14. Pasang connector cover ke DLC
15. Pasang sebagai berikut.
a. Battery maintenance hid
b. Right side cover
16. Letakan skuter di atas centerstand.
Panaskan mesin selama kira-kira sepuluh menit. Hubungkan
tachometer dan periksa putaran stasioner. PUTARAN
STASIONER MESIN : 1.700±100 menit (rpm).
Jika putaran stasioner diluar spesifikasi, periksalah sebagai berikut:
1. Cara kerja throttle dan jarak main bebas throttle grip
2. Kebocoran udara masuk
11
Cara kerja IACV
PELEPASAN
1. Lepaskan luggage box
2. Lepaskan IACV 4P connector (hitam)
3. Lepaskan torx screws, set plate dan IACV.
PEMASANGAN
1. Putar slide valve searah jarum jam sampai duduk dengan
ringan pada IACV.
2. Pasang set plate dengan mentetabkan tab (lidah pemasangan)
dari IACV dengan slot (lubang pemasangan) dari set plate
3. Pasang IACV dengan mennetapkan pin dengan slide valve slot.
4. Hubungkan IACV 4P connector (Hitam).
5. Pasang dan kencangkan torx screws denganTorsi yang
ditentukan.TORSI : 2,1 N.m (0,21 kgf.m;1,5 lbf.ft)
PEMASANGAN.
IACV telah dipasang pada throttle body dan dijalankan oleh step motor. Saat
ignition switch di putar ke “ON”, IACV bekerja selama beberapa detik.
1. Periksa suara bekerjanya motor dengan ignition switch posisi “ON”.
2. Lepaskan IACV
3. Periksa IACV slide valve dan IACV air passage (saluran udara
IACV) pada throttle body terhadap endapan karbon.
4. Bersihkan IACV slide valve dan IACV air passage bila perlu.
5. Untuk sementara hubungan IACV 4P connector (hitam).
6. Putar ignition switch ke “ON”.
7. Slide valve seharusnya bergerak maju-mundur.
8. Lepaskan IACV 4P connector (hitam) dan pasang IACV
9. Periksa kembali putaran stasioner merin
1
PELEPASAN/PEMASANGAN
1. Lepaskan floor step.
2. Lepaskan sebagi berikut: ECM
21P connector (hitam) ECM 21P
connector (abu-abu) ECM 5P
connector
ECM 3P connector (hitam)
3. Lepaskan bolt dan lepaskan brake cable clamp(klem kabel rem).
4. Lepaskan bolts ECM.
5. Pemasangan adalah dalam urutan terbalik dari pelepasan.
PEMERIKSAAN.
MIL TIDAK MENYALA DAN FUEL PUMP TIDAK BEROPERASI (ECM
TIDAK BEROPERASI).
1. Sebelum memulai penyelidikan, periksalah terhadap kontak longgar atau
buruk pada ECM connectors, dan periksa ulang kedipan pada MIL.
2. Lepaskan bahwa baterai bermuatan penuh.
a. Pemeriksaan sekring
Periksa terhadap sekring yang terputus.
Apakah sekring terputus?.
YA gantilah sekring.
TIDAK LAJUTKAN DENGAN LANGKAH 2.
b. Pemeriksaan saluran massa ECM
Putar ignition switch ke “OFF”.
Lepaskan ECM 21P connector (abu-abu) dan 5P connector, Periksa
terhadap kontinuitas antara ECM connector pada sisi wire
harness dan massa.
11
Hijau/hitam – massa
Biru/hijau - massa
HUBUNGAN :
Hitam/putih (+) – massa(-)
Apakah ada tegangan batterai?.
YA - ganti ECM lain yang diketahui
baik, dan periksa ulang.
1
TIDAK - ada rangkaian terbuka pada kawat
hitam /putih antara ignition switch dan ECM.
PELEPASAN.
1. Selalu bersihkan disekitar injector sebelum melepaskannya untuk
mencegah masuknya debu dan kotoran didalam saluran injector.
2. Askuter ini memakai resin untuk sebagai bahan pada fuel hose jangan
membengkokkan atau memelintir fuel hose.
Bebaskan tekanan bahan bakar dan
Lepaskan quick connect fitting.
Lepaskan injektor 2P connector (hitam).
Lepaskan baut-baut,injektor joint/injektor dari intake pipe.
Lepaskan injektor dari injektor joint.
Lepaskan O-ring dari injektor.
Periksa komponen yang telah dilepaskan.
PEMASANGAN
1. Lapisi O-ring baru dan seal ring dengan oli mesin.
2. Pasang O-ring baru dan seal ring pada injektor, dengan berhati- hati
agar tidak merusak mereka.
3. Pasang injektor joint pada injektor sehingga connector berada antara
stopper dan bodi dari injektor joint.
4. Pasang injector joint/injector kedalam intake pipe. Pasang dan
kencangkan injector joint mounting bolts.
5. Hubungkan injector 2P connector (hitam).
6. Pasang komponen yang dilepaskan dalam urutan terbalik dari
pelepasan.
PELEPASAN/PEMASANGAN.
Keluarkan collant (cairan pendingin)
Lepaskan sebagai berikut:
11
1. Right side cover
2. Lagguge box
Lepaskan water hoses dari water joint.
Lepaskan bolts dan water joint.
Lepaskan ECT sensor 2P connector (hitam) dari sensor.
Kencangkan ECT sensor dang anti O-ring dengan yang baru.
Kencangkan ECT sensor torsi yang ditentukan .
TORSi: 17.7 N.m (1,8 kgf.m; 13 lbf.ft)
Ganti water joint O-ring dengan yang baru.
Pasang water joint dan kencangkan bolts.
Hubungkan water hoses.
Isi cooling system (sistem pendinginan) dengan coolant yang
dianjurkan
PEMERIKSAAN
1. Lepaskan ECT sensor
2. Panaskan coolant diatas kompor listrik.
3. Masukan ECT sensor didalam coolant dan periksa ECT sensor didalam
coolant dan periksa kontinuitas melalui sensor sewaktu coolant dipanaskan.
4. Rendam ECT sensor didalam coolant sampai ulirnya menyentuh
sekurangnya 40mm dari dasar sensor.
5. Pertahankan suhu konstan selama 3 menit sebelum pengujian. Perubahan
mendadak pada suhu akan mengakibatkan pembacaan yang tidak benar.
Jangan mengakibatkan pembacaan yang tidak benar. Jaga agar thermometer
atau ECT sensor tidak menyentuh panic.
1
HUBUNGAN :
A-B
Suhu °C 40 100
Tahanan 1,0-1,3 0,1-0,2
(KΩ)
PEMBERITAHUAN
1. Jagalah agar gemuk,oli atau bahan lain tidak memasuki O₂ sensor air
hole (lubang udara).
2. O₂ sensor dapat rusak jika dijatuhkan. Gantilah dengan yang
baru,apabila terjatuh.
PELEPASAN
Lepaskan plug maintenance lid
Lepaskan wire band boss dari stay.
Bebaskan O₂ sensor 1P connector (hitam) dari stay dan lepaskan. Tahan
bagian tengah dari O₂ sensor cap seperti diperlihatkaan.
Lepaskan cap dari sensor sementara agak memutarnya, kurang dari
½putaran
Lepaskan O₂ sensor dari cylinder head.
Jangan memakai impact wrench (obeng ketok) sewaktu melepaskan atau
memasang O₂ sensor, karena dapat menimbulkan kerusakan.
PEMASANGAN
Pasang dan kencangkan O₂ sensor pada cylinder head dengan torsi yang
ditentukan.
TORSI: 24,5 N.m (2,5 kgf.m; 18 lbf.ft)
Hubungkan O₂ sensor cap dengan mendorongnya lurus.
11
PEMBERITAHUAN
3. Hati-hati agar tidak memiringkan O₂ sensor cup sewaktu
menghubungkan cap pada O₂ sensor.
Tempatkan wire band boss pada stay.
Hubungkan O₂ sensor 1P connector (hitam) dan tempatkan pada stay. Setelah
pemasangan, pastikan bahwa tidak ada pasang plug
maintenance lid
PELEPASAN
Lepaskan injektor
Longgarkan insulator band bolst.
Lepaskan intake pipe mounting bolts.
Lepaskan intake pipe/insulator band dari throttle body.
Lepaskan O-ring dari intake pipe.
Lepaskan insulator
Lepaskan O-ring dari insulator.
Tutuplah lubang pemasukan cylinder head dengan kain lap atau tutuplah
dengan sehelai pita untuk mencegah masuknya benda asing kedalam mesin.
Lepaskan insulator band dari intake pipe.
PEMASANGAN
Pasang insulator band pada intake pipe dengan mentempatkan intake pipe
tab dan alur insulator band.
Pasang sebuah O-ring baru pada insulator.
Pasang insulator dengan tab-nya menghadap ke sisi kiri depan. Pasang
O-ring baru pada alur pada intake pipe.
1
Pasang insulator band/intake pipe dengan mentepatkan throttle body tab dan
alur insulator band.
Pasang dan kencangkan intake pipe mounting bolts.
D. Aktivitas Pembelajaran
Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem
yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan
bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat
perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar.
2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
4. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang
sudah diperoleh.
Permulaan dari proses pembelajaran
1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang
terdapat pada tahap belajar.
11
2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat
menggabungkan pengetahuan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh
F. Rangkuman
Prinsip kerja Engine Management System pada sepeda motor bekerja seperti
sebuah perangkat computer yang di gunakan dikantor kantor atau keperluan yang
lain, yaitu terdiri dari inputan data, kemudian data inputan diproses di dalam Central
Prosessor Unit (CPU) dan akhirnya menhasilkan data output.
Secara sederhana proses tersebut dapat digambar menjadi bagan seperti di bawah ini
1
Data inputan
Sensor - sensor
Prosessor Output
12
7. Prosessor (ECU) mengolah data inputan sinyal dari sensor untuk
diteruskan ke actuator yang terdiri dari Pompa bahan bakar yang
berfungsi mengalirkan bahan bakar ke injector. Injector berfungsi
menyemprotkan bahan bakar. Coil pengapian
1
membakar campuran bahan bakar. Mal function indicator lamp (lampu
MIL yang berfungsi memberikan sinyal gangguan berupa kode kedipan
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus mampu
menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja sistem EMS sepedamotor
2 Saya dapat menjelaskan komponen data inputan
3 Saya dapat menjelaskan nama komponen data output
4 Saya dapat menjelaskan prinsip kerja prosessor
5 Saya dapat menjelaskan cara kerja sensor
6 Saya dapat menjelaskan cara kerja aktuator
7 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada komponen
sensor
8 Saya dapat mendiagnosa gangguan yang terjadi pada komponen
sensor
Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan
mempelajari materi berikutnya
H. Kunci Jawaban
12
Data inputan Prosessor
Output
Aktuator
1
12
EVALUASI
1. Jelaskan keuntungan sistem injeksi dibandingkan dengan sistem
karburator
2. Jelaskan perbedaan sistem penyemprotan injektor
berdasarkan
3. Jumlah injector
4. Posisi penempatan injector
5. Gambarkan bagan pengaliran bahan bakar EMS
6. Jelaskan Fungsi fuel pressure regulator
7. Apa akibat yang ditimbulkan jika tekanan fuel pressure regulator
di bawah standar
8. Gambarkan secara bagan prinsip kerja EMS sepedamotor
9. Jelaskan akibat jika nilai tahanan sensor temperature mesin (EOT)
di bawah nilai standar:
a.ketika mesin dingin (diatas standar)
b.ketika mesin panas
10. Jelaskan akibat yang terjadi jika Fast Idle Speed (FID) rusak
11. Jelaskan fungsi Bank Angle Sensor
12. Apa akibat yang terjadi jika setelan TPS pada sepedamotor
Yamaha vixion nilainya diluar spesifikasi
1
12
PENUTUP
1
12
GLOSARIUM
Choke
Komponen yang berfungsi memperkaya campuran bahan bakar dan udara
Idling
Putaran stasioner (mesin berputar tanpa beban), handel gas tidak di tarik
Intake manifold
Saluran masuk bahan bakar dan udara menuju ruang bakar
Intake valve
Katup pang membatasi (membuka dan menutup) pada saluran masuk bahan bakar dan
udara dengan ruang bakar
2P Connector
Sambungan kabel penghubung yang mempunyai jumlah kabek 2 buah
Retainer
Penahan sambungan selang bahan bakar agar rapat tidak bocor
Fast Idle Speeds (FIDs)
Komponen yang berfungsi mempertahan putan mesin pada posisi putaran stasioner
Pick Up Coil
Komponen yang berfungsi membangkitkan tegangan pulsa yang terletak pada rangkaian
generator pembangkit tegangan AC
1
13
DAFTAR PUSAKA
AHM .Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125.Jakarta: PT. Astra Honda
Motor
Technical Service Division, 2012. PT. Astra Honda Motor - Astra Honda Training
Centre – Technical Training Dept.
1
13
Penulis :
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com
Penelaah :
Prof. Gunadi; gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
1
Penulis :
Dr. Muljo Rahardjo ; 08123306593; muljorahardjo@yahoo.com
Penelaah :
Prof. Gunadi: gunadi.hs@um.ac.id
Drs. Suryanto, M.Pd.
Copyright 2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang
berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi focus
perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan
upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan
kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untukkompetensi
pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta
kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta
kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi.
Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG
melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru
sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan (PPPPTK),
Lembaga Pengembngan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan
Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit
PelaksanaTeknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang
bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan
kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang
dikembangkantersebutadalahmoduluntuk program Guru Pembelajar (GP) tatap mukadan
GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini
diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan
kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
i
ii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ i
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................1
C. Peta Kompetensi....................................................................................................................2
D. Ruang Lingkup.......................................................................................................................2
A. Tujuan....................................................................................................................................5
C. Uraian materi........................................................................................................................5
D. Aktivitas Pembelajaran.........................................................................................................9
F. Rangkuman.........................................................................................................................10
A. Tujuan..................................................................................................................................13
B. Indikator keberhasilan.........................................................................................................13
C. Uraian Materi......................................................................................................................13
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................................20
F. Rangkuman.........................................................................................................................23
i
G. Balikan dan Tindak Lanjut...................................................................................................23
A. Tujuan..................................................................................................................................25
C. Uraian Materi......................................................................................................................25
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................................30
F. Rangkuman.........................................................................................................................31
A. Tujuan..................................................................................................................................33
C. Uraian Materi......................................................................................................................33
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................................................................39
F. Rangkuman.........................................................................................................................40
PENUTUP................................................................................................................................ 41
A. Kesimpulan..........................................................................................................................41
KUNCI JAWABAN.................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 49
i
v
v
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc.Taggar.....................Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot............Error! Bookmark not
defined.
v
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang pendidik harus mengenal secara baik kondisi dan situasi yang ada di
dalam kelas, terutama yang berkaitan dengan peserta didik. Situasi pembelajaran
perlu mendapat perhatian utama, sehingga pencapaian kompetensi dapat diperoleh
secara maksimal. Kesulitan peserta didik selama pembelajaran harus dapat
dideteksi dengan baik oleh pendidik. Begitu pula kegiatan yang paling disukai
oleh peserta didik juga perlu diketahui oleh pendidik. Kesemuanya itu harus digali
oleh pendidik untuk kepentingan pengembangan pembelajaran yang efektif. Ada
beberapa cara untuk menggali hal tersebut, salah satu diantaranya adalah tindakan
reflektif. Tindakan reflektif sangat efektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Karena pendidik dapat mengetahui sejauh mana penguasaan
kompetensi oleh peserta didik, dan apa saja kesulitan yang dialami oleh mereka.
Setelah mencermati betapa pentingnya tindakan reflektif bagi para pendidik, maka
modul ini disajikan untuk memberikan sumbangan pemikiran yang berkaitan
dengan tindakan reflektif.
B. Tujuan
Setelah peserta diklat/guru pembelajar mempelajari dan memahami materi dalam
modul ini, dengan melalui proses evaluasi baik pengetahuan maupun
keterampilan, diharapkan peserta dapat:
1. Memahami Konsep Refleksi Pembelajaran
2. Membuat KonsepPenelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
5. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
1
C. Peta Kompetensi
Di bawah ini adalah letak pete kompetensi judul Diklat Guru
pembelajarTindakan Reflektif untuk peningkatan Kualitas Pembelajaran PETA
KOMPETENSI
POSISI MODUL
KODE UNIT
NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI
PED0100000-00 Perkembangan Peserta Didik 4 JP
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip 8 JP
Pembelajaran yang Mendidik
PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 8 JP
PED0400000-00 Pembelajaran yang Mendidik 10 JP
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan 2 JP
Komunikasi dalam Pembelajaran
PED0600000-00 Pengembangan Potensi Peserta Didik 4 JP
PED0700000-00 Komunikasi Efektif, Empatik, dan Santun 2 JP
PED0800000-00 Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran 5 JP
PED0900000-00 Pemanfaataan Hasil Penilaian dan 4 JP
Evaluasi Pembelajaran
PED0100000-00 Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan 8 JP
Kualitas Pembelajaran
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang perlu dipelajari dalam modul ini adalah:
1. Refleksi Pembelajaran
2. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
4. Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2
5. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya
pada instruktur/fasilitator pengampu materi.
6. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap
materi yang dibahas.
7. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta
ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
7) Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan pengulangan pada
materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada instruktur yang mengampu
materi.
2. Bagi Widyaiswara/Instruktur
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membantu peserta diklat dalam mengikuti tahap-tahap pembelajaran
c. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar
d. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses pembelajaran.
e. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
f. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
3
g. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk
membantu jika diperlukan
Guru pembelajar diharapkan memiliki dasar mengelas dan sikap mandiri dalam
belajar, dapat berperan aktif dan berinteraksi secara optimal dengan sumber
belajar. Oleh karena itu langkah kerja berikut perlu diperhatikan secara baik :
a. Bacalah modul ini secara berurutan dari halaman paling depan sampai halaman
paling belakang. Pahami dengan benar isi dari setiap kegiatan belajar yang ada.
b. Untuk memudahkan anda dalam mempelajari modul ini, maka pelajari terlebih
dahulu Tujuan Akhir Pembelajaran dan Ruang Lingkup yang akan dicapai
dalam modul ini.
c. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi
anda berkembang sesuai standar.
d. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana yang
telah anda susun.
e. Sebelum anda dapat menjawab dengan baik latihan dan tugas atau tes yang ada
pada setiap akhir materi, berarti anda belum memperoleh ketuntasan dalam
belajar. Ulangi lagi pembelajarannya sampai tuntas, setelah itu diperbolehkan
untuk mempelajari materi berikutnya.
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: REFLEKSI
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Peserta diklat memahami cara melaksanakan refleksi, dan mengidentifikasi
permasalahan, serta manfaat tindakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran
yang akan dikembangkan.
C. Uraian materi
Materi refleksi pembelajaran diuraikan dalam dua sub materi, yaitu: (1) Konsep
refleksi pembelajaran, dan (2) Pelaksanaan refleksi pembelajaran
5
refleksi pembelajaran perlu dilakukan. Terdapat berbagai pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Namun dalam modul ini definisi pengertian
refleksi pembelajaran dikemukakan berdasarkan kegiatan yang selama ini
dilakukan oleh para pengajar (guru, widyaiswara, instruktor, dan jenis penyaji
yang lain). Sehingga refleksi pembelajaran didefinisikan sebagai serangkaian
kegiatan mendata hasil belajar, dan faktor pendukung keberhasilan, serta
berbagai kendala yang ditemui untuk perbaikan kualitas pembelajaran.
6
2. Sub Materi 2: Pelaksanaan Refleksi Pembelajaran
Kegiatan refleksi pembelajaran terdiri atas tiga langkah kegiatan, yaitu: analisis
pencapaian hasil belajar, analisis proses pembelajaran, dan merancang tindakan
perbaikan
1. Analisis pencapaian hasil belajar
Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Strategi apapun yang digunakan guru, bila hasilnya
maksimal, maka strategi tersebut dapat dianggap efektif. Begitu pula sebaliknya.
Hasil belajar peserta didik, menggambarkan kinerja yang dicapai oleh guru. Oleh
sebab itu hasil belajar peserta didik harus dianalisis, untuk mengetahui sejauh
mana efektivitas kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Analisis hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Menganalisis catatan hasil belajar oleh guru (hasil ulangan harian / tengah
semester / semester).
b. Meminta peserta didik menuliskan capaian hasil belajar yang dimiliki
/ dirasakan.
7
Selanjutnya data yang diperoleh dari masukan peserta didik, dianalisis, dan
diklasifikasi sesuai dengan kelompok/kategori permasalahan dan tingkatan
masing-masing.
8
Contoh: (format)
REFLEKSI
Nama : Tanggal:
Kelas :
No. Umpan Balik
1 Materi-materi yang telah dikuasai:
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas,
dan merefleksi diri.
9
2. Latihan 1
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta mengisi format “REFLEKSI” dengan
menggunakan situasi pembelajaran dalam Diklat sebagai bahan pengisian format
tersebut. Selanjutnya melakukan kegiatan di bawah ini.
1. Merangkum dan menganalisis penguasaan materi oleh peserta Diklat
2. Merangkum dan menganalisis proses pembelajaran dalam Diklat
3. Merangkum dan menganalisis saran-saran perbaikan pembelajaran Diklat
4. Waktu pembahasan 30 menit
5. Mempresentasikan hasil kelompok @ 6 menit
F. Rangkuman
Sebagai pendidik harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna,
kesalahan masih sering kita lakukan walau kadang tanpa menyadarinya. Karena
itu refleksi pembelajaran sangat diperlukan bagi pedidik. Refleksi pembelajaran
dapat dilakukan dengan evaluasi diri maupun melalui masukan dari peserta didik.
Secara spesifik dapat dilakukan dengan langkah-langkah: (1) analisis proses
pembelajaran, (2) analisis proses pembelajaran, dan (3) merancang tindakan
perbaikan. Namun yang perlu diingat, bahwa setiap tindakan perbaikan harus
dirancang berdasarkan hasil refleksi.
1
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
materi Refleksi Pembelajaran agar kegiatan berikutnya lebih baik / lebih
berhasil ?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
1
1
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: KONSEP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK), minimal dua
model (model Kurt Lewin dan model Kemmis & Taggart, atau model yang lain)
B. Indikator keberhasilan
1. Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) dijelaskan sesuai dengan model
Kurt Lewin dan model kemmis & Taggart
2. Konsep penelitian tindakan kelas (PTK) diterapkan sesuai dengan model
Kurt Lewin dan model kemmis & Taggart
C. Uraian Materi
Materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan dalam dua sub materi,
yaitu: (1) Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, dan Model Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dan (2) Siklus Kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan
oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di tempat pembelajaran (umumnya kelas)
untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki
praktik-praktik kerja, melakukan inovasi serta mengembangkan ilmu pengetahuan
terapan (profesional knowledge).
2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) di sekolah dinyatakan di bawah ini.
a. Memperbaiki situasi saat ini
b. Meningkatkan mutu proses dan output
c. Mengembangkan inovasi proses dan output
d. Meningkatkan kinerja yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan,
efisiensi, dan produkivitas
e. Meningkatkan kemampuan profesional sebagai pendidik
f. Mengembangkan ilmu terapan/praktis.
1
Ada beberapa model penelitian tindakan kelas, tiga diantaranya adalah: model
Kurt Lewin, model Kemis & Taggart, dan model John Elliott.
Perencanaan
(planning)
1
Perencanaan (planning)
refleksi (reflecting)
Perencanaan (planning)
Tindakan dan Observasi (acting
& observing)
refleksi (reflecting)
1
Gambar 2.41 Model Penelitian Tindakan Kelas John Elliot
Berdasarkan siklus kegiatan penelitian tindakan kelas pada tiga model yang
telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa secara umum siklus kegiatan
memiliki tahapan yang sama. Tahapan tersebut adalah: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting).
1
(reflecting). Sehingga saat ini banyak peneliti yang mengunakan siklus kegiatan
ini ketika melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berapapun jumlah siklusnya,
tetapi tahapan pada masing-masing siklus menggunakan empat tahapan tersebut.
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan penulisan tentang hal-hal yang akan dilakukan,
perangkat yang diperlukan, dan waktu pelaksanaan. Sehingga yang hatrus
dilakukan peneliti pada tahap ini meliputi:
a. Perumusan tindakan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan /
kegiatan inovasi. Adalah menuliskan tindakan yang akan dilakukan dalam
upaya meningkatkan kinerja atau menyelesaikan masalah.
b. Identifikasi sumber daya manusia yang terlibat. Yaitu mendata siapa saja
yang akan dilibatkan / terlibat dalam kegiatan penelitian tindakan kelas.
c. Identifikasi perangkat yang digunakan. Yaitu mendata perangkat yang akan
digunakan selama penelitian berlangsung.
1
2. Tindakan (acting)
Tindakan adalah penerapan menyelesaikan masalah / menghadapi tantangan /
kegiatan inovasi. Yang harus diperhatikan peneliti pada tahap ini adalah:
a. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan
(konsisten)
b. Penggunaan perangkat yang sesuai (instrumen, media)
c. Pengendalian waktu
d. Pengelolaan keterlibatan (bila melibatkan orang lain)
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan adalah mencermati semua peristiwa yang terjadi selama proses
penerapan tindakan. Obyek pengamatan yang harus mendapatkan perhatian dari
peneliti meliputi:
a. Perubahan perilaku peserta didik
b. Faktor pendukung keberhasilan selain tindakan (media, strategi, perangkat,
fasilitas)
c. Kendala yang muncul selama proses penerapan tindakan
d. Prestasi hasil belajar
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah kegiatan menganalsis semua data hasil observasi selama proses
penerapan tindakan. Sehingga yang harus dilakukan oleh guru adalah:
a. Menghitung: nilai tertinggi, terendah, dan rerata prestasi hasil belajar
b. Membandingkan prestasi hasil belajar dengan prestasi sebelumnya
c. Mengaitkan perubahan perilaku dengan faktor pendukung
keberhasilan
d. Mengaitkan perubahan perilaku dengan kendala yang muncul ketika proses
penerapan tindakan
1
d. Aktivitas Pembelajaran
1. Tugas 1
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan
ketentuan di bawah ini.
1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.
2. Kelompok 1 sd 3 membahas Konsep Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
3. Kelompok 4 sd 6 membahas Siklus Kegiatan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
4. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)
5. Waktu pembahasan 30 menit
2. Latihan 2
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyelesaikan tugas kelompok sebagai
sarana latihan dengan ketentuan di bawah ini.
1. Pilih salah satu topik berikut (sesuai pembagian kelompok)
a. Metode pembelajaran
b. Alat bantu pembelajaran
c. Model bimbingan
2. Diskusikan topik tersebut, rumuskan jawaban setiap butir pertanyaan
di bawah ini dan tuliskan pada kolom yang telah disediakan
a. Alur Berpikir
(1). Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi
pendidik (guru) ketika melaksanakan tugas sesuai dengan topik
yang dibahas!
2
(2). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera
diselesaikan masalahnya!
2
b. Kerangka Kerja
Siklus 1
(1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya)
(2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru
latihan/exercise)
2
Catatan:
a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik “a”
c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik “b”
d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik “c”
e. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
f. Waktu pembahasan 45 menit
g. Waktu pembahasan: 30 menit
F. Rangkuman
Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi pendidik, sehingga
penggunaannya sangat dianjurkan dalam pembelajaran. Saat ini ada beberapa
model penelitian tindakan kelas, namun secara umum memiliki kesamaan pada
siklus kegiatan yang dilakukan. Yaitu menggunakan empat tahapan: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Hal ini tidak mengherankan, karena berbagai model penelitian tindakan kelas
tersebut mengacu pada ide yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sehingga walau
jumlah siklus kegiatan yang dilakukan bervariasi. para peneliti tetap
menggunakan siklus kegiatan dengan empat tahapan.
2
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
materi Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan berikutnya
lebih baik / lebih berhasil?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami cara penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), secara sistematis.
C. Uraian Materi
Materi “Peoposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan menjadi dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dan (2) Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
2
pelaksanaan PTK akan terarah sesuai dengan tujuan akan dicapai.
Sebaliknya, jika proposal salah, maka pelaksanaan PTK pun akan salah pula.
Oleh karena itu, proposal harus disusun dengan benar agar pelaksanaan
PTK dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
2
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
1. BAB I: PENDAHULUAN
Pada BAB I: PENDAHULUAN, memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
a. Latar Belakang
Berisi uraian singkat tentang kondisi nyata saat ini, kondisi ideal atau kondisi yang
diharapkan, dan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi kesenjangan/
mengatasi masalah/ memperbaiki kondisi
/meningkatkan mutu, serta alasan menggunakan tindakan tersebut.
b. Rumusan Masalah
Berisi deskripsi masalah yang ditulis dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan berdasarkan pembatasan masalah.
Contoh: Rumusan Masalah PTK
1) Bagaimana implementasi Problem Based Learning dalam kegiatan
pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di SMKN 15
Malang?
2) Apakah implementasi Problem Based Learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran Sejarah
Indonesia di SMKN 15 Malang?
2
c. Tujuan Penelitian
Berisi pernyataan tentang perubahan yang diharapkan dari hasil PTK/PTS.
Contoh Tujuan Penelitian PTK
1) Mendeskripsikan implementasi Problem Based Learning dalam
kegiatan pembelajaran Sejarah Indonesia pada kelas X semester 2 di
SMKN 15 Malang
2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X semester 2 pada mata pelajaran
Sejarah Indonesia di di SMKN 15 Malang, melalui implementasi
Problem Based Learning
d. Manfaat Penelitian
Berisi pernyataan tentang manfaat PTK bagi pendidik (guru), tenaga
kependidikan, siswa, dan sekolah pada umumnya serta pengembangan ilmu
praktis/aplikatif.
b. Penyelesaian Masalah
Berisi tentang rancangan tindakan untuk menyelesaikan masalah atau
meningkatkan mutu, yang meliputi jenis tindakan, dan cara melaksanakan
untuk mencapai hasil tindakan yang diharapkan seperti yang tertulis pada
tujuan PTK
2
b. Prosedur Penelitian
Berisi uraian tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian mulai persiapan sampai
penyajian laporan PTK adalah sebagai berikut.
1) Persiapan penelitian, termasuk kajian masalah di lapangan, studi
kepustakaan, penyiapan instrumen dan sarana tindakan.
2) Siklus penelitian / penerapan tindakan (tindakan nyata untuk melakukan
perubahan dari situasi kelas saat ini menuju situasi yang diharapkan).
3) Indikator keberhasilan tindakan.
4) Penyusunan laporan.
5) Penyajian laporan PTK.
4. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip untuk mendukung teori-teori yang dibahas. Daftar
pustaka harus memilki kesesuaian dengan permasalahan yang akan diselesaikan.
Karena daftar pustaka merupakan daftar rujukan yang digunakan oleh peneliti
untuk menunjukkan logika berpikir. Cara penulisannya ada beberapa macam,
disesuaikan gaya selingkung. Untuk buku: Nama Penulis, Tahun. Judul. Kota,
Penerbit.
2
Contoh:
Husaini Usman. 2009. Pengantar Penelitian Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi
Aksara.
Stringer, E. 2004.Action Research in Education.Upper Saddle River, New
Jersey: Pearson Merrill Prentice Hall.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan
merefleksi diri.
3
E. Latihan / Kasus / Tugas
1. Tugas 3
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan
ketentuan di bawah ini.
1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.
2. Kelompok 1 sd 3 membahas Pengertian dan Tujuan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Kelompok 4 sd 6 membahas Sistematika Penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
4. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)
2. Latihan 3
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil
identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran “Konsep Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
4. Waktu pembahasan: 45 menit
F. Rangkuman
Proposal memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena dari
proposal dapat diketahui pokok pikiran, dan rencana kegiatan peneliti. Juga
sebagai sarana komunikasi dengan pemangku kepentingan. Sistematika
penyusunan proposal ada berbagai macam, tetapi kegiatan secara umum memiliki
kesamaan.
3
G. Balikan dan Tindak Lanjut
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar
kegiatan berikutnya lebih baik/lebih berhasil?
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi/latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Tujuan
Peserta diklat memahami cara melaksanakan dan melaporkan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara sistematis.
C. Uraian Materi
Materi “Laporanl Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” diuraikan dalam dua sub
materi, yaitu: (1) Pengertian dan Tujuan Laporanl Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dan (2) Pelaksannaan dan Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
3
Pengertian Laporan Hasil PTK
Setelah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selesai dilakukan, peneliti harus
menyusun laporan hasil penelitian. Laporan PTK adalah uraian tertulis tentang
persiapan, pelaksanaan, pembahasan, kesimpulan, dan saran, serta dokumen
pendukung pelaksanaan penelitian. Tingkat kebermaknaan suatu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sangat ditentukan oleh kualitas proses pelaksanaan,
pengolahan data dan pembahasan temuan-temuan yang diperoleh. Yang semuanya
itu dikemas dalam laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penjelasan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diuraikan pada butir (3)
Metode Penelitian, dan butir (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan.
3
Seperti pada sistematika penulisan proposal PTK, sistematika penulisan laporan
hasil PTK juga memiliki banyak ragam, namun secara umum memuat hal-hal
pokok seperti di bawah ini.
3
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
B. Penyelesaian Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan WaktuPenelitian
B. Prosedur Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
B. Siklus 1
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
C. Siklus 2 (rumuskan rencana siklus 2, 3, dan seterusnya
hingga masalah terselesaikan)
(jika diperlukan)
D. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
3
Untuk BAB I: PENDAHULUAN, BAB II: KAJIAN PUSTAKA, dan BAB III:
METODE PENELITIAN sudah dibahas pada topik proposal penelitian tindakan
kelas. Sehingga yang akan dikupas berikutnya adalah; BAB IV: HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, dan BAB V: SIMPULAN DAN SARAN
b. Siklus 1
1. Perencanaan
Berisi tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi
langkah-langkah atau prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Tindakan
Berisi tentang implementasi tindakan dan situasi/kondisi pada saat
tindakan diterapkan, yang meliputi perilaku dan tanggapan atau reaksi
subjek penelitian.
3. Hasil Pengamatan
Berisi tentang hasil pengamatan terhadap perilaku dan hasil kerja subjek
penelitian sehubungan dengan tindakan yang diterapkan.
4. Refleksi
Berisi tentang evaluasi atas proses dan hasil tindakan yang telah
dilakukan serta kajian tentang kekurangan atau hambatan yang dialami
dan kemungkinan cara mengatasi kekurangan atau hambatan selama
pelaksanaan tindakan.
3
c. Siklus 2
Struktur isi sama dengan siklus 1 tetapi menceritakan situasi dan kondisi
siklus 2, pada siklus 2 ini harus dijelaskan penyempurnaan tindakan jika
dibandingkan dengan siklus 1.
e. Pembahasan
Berisi tentang uraian kondisi awal/pra tindakan, hasil tindakan setiap siklus
yang dibandingkan dengan kajian teori yang diuraikan pada Bab II.
b. Saran
Berisi saran tindakan lanjutan untuk menyelesaikan masalah / menghadapi
tantangan / melakukan inovasi.
3. DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi yang dikutip saja. Cara menulis referensi lihat daftar pustaka
pada materi pelatihan ini (di halaman terakhir).
3
4. LAMPIRAN
Berisi tabel, gambar, foto, dan dokumentasi yang relevan dengan data yang
dikumpulkan. Lampiran diberi nomor urut jika lebih dari dua buah. Tuliskan
lampiran yang dimaksud pada data yang ditemukan di Bab IV.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari
modul, berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas,
dan merefleksi diri.
2. Latihan 4
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil
identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran “Konsep Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Waktu pembahasan: 45 menit
4. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
3
F. Rangkuman
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan hasil akhir dari suatu
kegiatan penelitian. Sehingga dari laporan tersebut dapat ditemukan sejumlah
temuan yang diperoleh melalui analisis data dan pembahasan. Selanjutnya
dikemas menjadi suatu simpulan, dan digunakan sebagai landasan perumusan
saran dan rekomendasi.
G. Balikan dan Tindak Lanjut
1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses pembahasan
materi Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar kegiatan berikutnya
lebih baik / lebih berhasil
2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 80.
4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran harus dievaluasi secara periodik dan berjenjang, agar
kualitas pembelajaran dapat dijamin peningkatannya. Proses dan hasil belajar
merupakan sasaran utama evaluasi, karena kinerja pembelajaran merupakan
gabungan dari kedua hal tersebut. Data tentang proses dan hasil belajar dapat
diperoleh dari dua cara, yaitu (1) evaluasi diri guru (catatan guru), dan (2) umpan
balik dari peserta didik. Kemudian data tersebut dianalisis, sebagai acuan
pembuatan rancangan tindakan. Setelah rancangan tindakan selesai dibuat,
selanjutnya kegiatan yang terkait dengan tindakan-tindakan tersebut dikelola
secara sistematis.
2 Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 80. Bagi yang belum
4
mencapai nilai minimal 80 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga
dapat memperoleh nilai minimal 80.
KUNCI JAWABAN
4
a. Alur Berpikir
(1) Tulislah masalah-masalah atau kendala-kendala yang dihadapi
pendidik (guru) ketika melaksanakan tugas sesuai dengan topik yang
dibahas
4
(1). Pilihlah salah satu masalah yang paling penting dan segera diselesaikan
masalahnya!
b. Kerangka Kerja
Siklus 1
(1) Rencana Tindakan (berisi rumusan masalah dan rencana solusinya)
4
(2) Pelaksanaan Tindakan (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru
latihan/exercise)
(4) Refleksi (catatan: dalam pelatihan ini, tahap ini baru latihan/exercise)
Catatan:
a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
b. Kelompok 1 dan 2 membahas topik “a”
c. Kelompok 3 dan 4 membahas topik “b”
d. Kelompok 5 dan 6 membahas topik “c”
e. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
f. Waktu pembahasan 45 menit
g. Waktu pembahasan: 30 menit
Rubrik Latihan 2
4
C. Kunci Jawaban Materi 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
Latihan 3
Bapak dan Ibu peserta Diklat diminta menyusun proposal berdasarkan hasil
identifikasi masalah (pengisian format pada saat pembelajaran “Konsep
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan ketentuan di bawah ini.
1. Dikerjakan dalam kelompok
2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok
3. Hasil kelompok dipresentasikan @ 6 menit
4. Waktu pembahasan: 45 menit
Rubrik Latihan 3
INSTRUMEN PENILAIAN PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
No. Aspek Kriteria Skor
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
c. Ada hasil yang diharapkan 1
d. Memuat tempat penelitian 1
e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, 1
yang penting efektif)
2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 10
mendesak
b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan 5
jelas
3 Perumusan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5
dan masalah PTK
Pemecahan b. Bentuk tindakan pemecahan masalah 5
Masalah sesuai dengan masalah
c. Ada gambaran tentang indikator 5
keberhasilan
4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5
6 Kajian a. Sesuai dengan substansi pokok 5
Pustaka permasalahan
b. Kerangka pikir, jelas 10
7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: 5
Penelitian jelas
b. Ada rencana langkah tindakan 10
4
c. Ada siklus yang jelas 5
d. Ada kriteria keberhasilan 5
8 Jadwal Mencantumkan kegiatan, waktu, dan 5
Penelitian perangkat yang diperlukan
9 Daftar Ditulis sesuai dengan ketentuan 5
Pustaka
10 Penggunaan Penggunaan bahasa baku 5
Bahasa
TOTAL 100
Rubrik Latihan 4
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Aspek Kriteria Skor
1 Judul a. Rumusan jelas 1
b. Menggambarkan masalah yang diteliti, 1
Memuat tindakan mengatasi masalah
c. Ada hasil yang diharapkan 1
d. Memuat tempat penelitian 1
e. Maksimal 20 kata (bila memungkinkan, yang 1
penting efektif)
2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas dan 5
mendesak
b. Penyebab masalah diidentifkasi dengan jelas 5
3 Perumusan dan a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan 5
Pemecahan masalah PTK
4
Masalah b. Bentuk tindakan pemecahan masalah sesuai 5
dengan masalah
c. Ada gambaran tentang indikator keberhasilan 5
4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah 5
5 Manfaat Jelas, manfaat apa, untuk siapa 5
6 Kajian Pustaka a. Sesuai dengan substansi pokok permasalahan 5
b. Kerangka pikir, jelas 5
7 Metode a. Subyek, tempat dan waktu penelitian: jelas 5
Penelitian b. Rencana langkah tindakan logis 5
c. Siklus kegiatan jelas 5
d. Kriteria keberhasilan dirumuskan 5
8 Pengolahan a. Hasil olahan data mudah diinterpretasi 5
Data dan b. Temuan dibandingkan teori atau hasil 5
Pembahasan penelitian yang sudah ada
9 Simpulan dan a. Simpulan memiliki kebermaknaan 5
Saran b. Substansi dan sasaran saran jelas 5
10 Daftar Pustaka Ditulis sesuai dengan ketentuan 5
11 Penggunaan Penggunaan bahasa baku 5
Bahasa
TOTAL 100
4
DAFTAR PUSTAKA
4
5
5
52