Disfungsi Sirkulasi
Perubahan hemodinamik pada pasien dengan sirosis dihubungkan dengan retensi
natrium, perkembangan asites, dan disfungsi ginjal.25 Sirosis menyebabkan
peningkatan resistensi pembuluh darah intrahepatik dan dalam sirkulasi splanknik
terjadi vasodilatasi karena peningkatan produksi vasodilator, yaitu nitrit oxide,
karbon monoksida, prostasiklin, dan endocannabinoid. Vasodilatasi sistemik
menghasilkan pengurangan volume darah arteri efektif (VDAE) dan tekanan arteri
sistemik. Penurunan curah jantung sering mendahului perkembangan sindrom
hepatorenal, sedangkan resistensi pembuluh darah perifer tetap tidak berubah.26
Temuan ini menunjukkan peran kardiomiopati sirosis dalam patogenesis sindrom
hepatorenal.
Inflamasi Sistemik
Terlepas dari adanya infeksi, respon inflamasi sistemik diamati pada setengah
pasien dengan SHR-AKI.28 Konsentrasi sitokin proinflamasi plasma (interleukin
6, tumor necrosis factor (TNF), vascular cell adhesion protein-1, interleukin 8)
dan konsentrasi monocyte chemoattractant protein-1 urin meningkat pada pasien
rawat inap dengan SHR-AKI dibandingkan dengan sirosis dekompensasi tanpa
AKI dan pasien AKI sekunder akibat azotemia prerenal.29
Inflamasi pada sirosis didorong oleh dua kelompok molekul yaitu
pathogen associated molecular patterns (PAMPs) dan damage associated
molecular patterns (DAMPs). PAMPs mewakili produk bakteri, seperti
lipopolisakarida, flagelin, dan nigericin yang dihasilkan dari translokasi bakteri
usus atau infeksi bakteri, sedangkan DAMPs mewakili komponen intraseluler
yang dilepaskan dari hepatosit yang cedera, seperti high mobility group protein
B1, heatshock protein, adenosin triphosphate, DNA untai ganda, dan lain-lain.
Pada kondisi tanpa infeksi, PAMPs dan DAMPs menyebabkan inflamasi dan
pelepasan sitokin proinflamasi melalui aktivasi pattern recognition receptor
seperti toll-like receptors (TLRs). Respon proinflamasi sistemik menyebabkan
peningkatan produksi vasodilator arteri (nitric oxide) dan penurunan resistensi
pembuluh darah sistemik dan VDAE.
Selain efek sistemik, PAMPs dan DAMPs memiliki peran langsung di
ginjal. Pasien dengan sirosis dan disfungsi ginjal menunjukkan peningkatan
ekspresi reseptor TLR4 dan caspase-3 di sel intubular. Kedua faktor ini
merupakan komponen penting dari sistem imun innate.30 Eksperimen yang
dilakukan pada hewan, dekontaminasi usus terbukti mengurangi ekspresi TLR4
ginjal, mencegah disfungsi ginjal dan kerusakan tubulus. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan ekspresi TLR4 di ginjal dapat dihasilkan dari paparan
PAMP.31 Ekspresi TLR4 dan reseptor lainnya juga dapat meningkat sebagai
akibat dari iskemia ginjal akibat berkurangnya aliran darah ginjal pada sindrom
hepatorenal.32 33 Penelitian eksperimental pada kasus AKI iskemik menunjukkan
kekebalan bawaan bertanggung jawab atas kerusakan ginjal.34 Penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk menjelaskan mekanisme yang tepat terkait mekanisme
inflamasi sistemik menyebabkan sindrom hepatorenal.
Portal hypertension/liver failure
Sindrom Hepatoadrenal
Relative adrenal insufficiency (RAI) terjadi pada 24-47% pasien sirosis
dekompensata dengan asites dan mungkin berperan dalam perkembangan sindrom
hepatorenal.3537 Dibandingkan pasien dengan fungsi adrenal normal, pasien RAI
memiliki tekanan arteri yang lebih rendah dan konsentrasi renin dan noradrenalin
serum lebih tinggi yang meningkatkan risiko SHR-AKI, sepsis, dan
kematian.3740
Mekanisme perkembangan sindrom hepatoadrenal pada pasien RAI tetap
sulit dipahami. Kemungkinan berhubungan dengan kelelahan substrat untuk
sintesis kortisol dan penurunan aksis hipotalamus hipofisis oleh PAMPs dan
sitokin proinflamasi.4142 Pengobatan dengan hidrokortison dapat meningkatkan
luaran pada pasien RAI dan syok septik.43 Efek penggantian terapi
glukokortikoid untuk sindrom hepatorenal tanpa adanya syok dan perannya dalam
pencegahan dan pengobatan sindrom hepatorenal masih perlu dipahami.