Anda di halaman 1dari 15

SMK Negeri 1 Mempura

Materi Ajar
Administrasi Infrastruktur Jaringan XI

Routing Statis

PEMERINTAH PROVINSI RIAU


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 MEMPURA
JL. Pelajar Benteng Hulu Kecamatan Mempura Kabupaten Siak

Yudi Setiawan
Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga Materi pembelajaran berbasis PBL Routing Statis dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Materi ini dapat diselesaikan berkat adanya
bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing dari Universitas Negeri Manado yang telah
memberikan tugas kepada penulis untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan
diri yang telah penulis laksanakan.
2. Teman-teman seprofesi yang telah memberikan bantuan semangat dan motivasi
untuk bisa diselesaikannya penulisan Materi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Materi ini masih
banyak terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan, baik dalam penyusunan, penyajian
maupun sistematika penulisannya. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan penulisan Materi ini. Meski
demikian, penulis tetap berharap agar kiranya Materi ini dapat bermanfaat bagi pihak lain
yang memerlukan.

Mempura, Mei 2021

Penulis

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 1


Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................ 1


Daftar Isi ...................................................................................................................................... 2
Daftar Gambar ............................................................................................................................. 3
Kegiatan Belajar ........................................................................................................................... 4
A. Pendahuluan............................................................................................................................... 4
1. Deskripsi Singkat .................................................................................................................... 4
2. Relevansi ................................................................................................................................. 4
3. Petunjuk Belajar ..................................................................................................................... 4
B. Inti ............................................................................................................................................... 5
1. Capaian Pembelajaran ........................................................................................................... 5
2. Pokok-Pokok Materi ............................................................................................................... 5
3. Uraian Materi ......................................................................................................................... 5
a. Konsep ROUTING STATIS secara umum ...................................................................... 5
b. Cara Kerja Routing Statis............................................................................................ 7
c. Konfigurasi Routing Statis .......................................................................................... 8
d. Route Summary ......................................................................................................... 8
e. PERBEDAAN ROUTING STATIS CLIENT DAN ROUTING STATIS .......................................... 9
f. Routing Statis Default ................................................................................................ 9
C. Penutup .................................................................................................................................... 12
1. Rangkuman ........................................................................................................................... 12
2. Tes Sumatif ........................................................................................................................... 12
Kunci Jawaban ........................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 14

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 2


Daftar Gambar

3.1 Jaringan Tanpa ROUTING STATIS ...................................................................................................... 6


3.2 Routing Statis .................................................................................................................................... 7
3.3 Gambar Tool virtual yang digunakan ................................................................................................ 9
3.4 Gambar Desain topologi ................................................................................................................. 10

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 3


Kegiatan Belajar

A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat
Secara umum, tujuan Materi PBL(Problem Based Learning) Routing Statis adalah
untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada peserta didik
di jenjang SMK tentang Routing Statis. Materi ini juga dilengkapi suplemen berupa latihan
mulai dari merancang hingga menguji konfigurasi statis yang dibuat dengan menggunakan
aplikasi simulator yang rendah dalam pemakaian resource dan contoh aplikatif, sehingga
mendukung pembelajaran secara online dan mandiri pada masa pandemi covid19.
Secara khusus, tujuan Materi ini adalah agar peserta didik mampu: (1) Mengevaluasi
Routing Statis; (2) Mengkonfigurasi Routing Statis. dengan penekanan pada ranah: kognitif
(1) Menyimpulkan prinsip dasar Routing Statis, proses: (2) Menyajikan langkah-langkah
mengkonfigurasi Routing Statis; (3) Membuat langkah-langkah pengujian Routing Statis,
ranah keterampilan: (1) Melakukan konfigurasi Routing Statis mengunakan simulator Cisco
Packet Tracert; (2) Menguji hasil konfigurasi Routing Statis menggunakan ping test; (3)
Mempratekkan langkah-langkah pengujian Routing Statis.

2. Relevansi
Relevansi dari Materi ini adalah agar peserta didik memiliki kompetensi tentang Routing
Statis (static route) yang sesuai dengan dunia kerja dan industri dan menjadi awal untuk
mampu merancang sistem jaringan menggunakan router.

3. Petunjuk Belajar
Pada Kegiatan Belajar 3 ini, urutan yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam
mempelajari Materi ini adalah:
a. Membaca tujuan pembelajaran sehingga memahami target atau goal dari kegiatan
belajar tersebut.
b. Membaca indikator pencapaian kompetensi sehingga memahami kriteria pengukuran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Sudah memahami installasi sistem operasi dan penggunaan software Virtual Box dan
Cisco Packet tarcert.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 4


d. Membaca uraian materi pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan
dan sikap kompetensi yang akan dicapai.
e. Melakukan aktifitas pembelajaran dengan urutan atau kasus permasalahan sesuai
dengan contoh.
f. Mengerjakan latihan/soal atau tugas dengan mengisi lembar kerja yang telah
disediakan.
Pada Materi ini menggunakan beberapa dukungan perangkat yang yang harus disediakan.
Peserta didik dapat menggunakan perangkat yang dimiliki tetapi harus memenuhi standar
spesifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar setiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dapat berjalan dengan semestinya. Perangkat-perangkat yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran Materi ini adalah: Personal Computer/Laptop yang sudah terinstal
minimal OS Windows 7 atau lebih, aplikasi Simulator jaringan seperti Cisco Packet Tracert
for Student versi 6.1 atau lebih tinggi, Aplikasi Virtual Box, dan OS Mikrotik.

B. Inti

1. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti seluruh tahapan pada kegiatan belajar ini, peserta didik dapat membuat
dan menerapkan konsep Routing Statis.

2. Pokok-Pokok Materi
a. Konsep umum Routing Statis
b. Kelebihan dan Kekurangan Router Statis
c. Routing Summary
d. Konfigurasi Routing Statis
e. Pengujian Routing Statis

3. Uraian Materi
a. Konsep ROUTING STATIS secara umum

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 5


Gambar 3.1 Jaringan Tanpa ROUTING STATIS
Coba perhatikan pada gambar pertama, ada 2 buah pc yang terhubung dengan sebuah
switch yang sama-sama diberi ip address secara manual dengan subnet 192.168.10.x,
dimana PC01 dengan alamat IP 192.168.10.2 dan PC02 dengan IP 192.168.10.4, jaringan
ini secara teori tidak ada masalah, tetapi akan jadi masalah jika salah satu di inputkan
dengan ip yang sama dengan komputer sebelahnya seperti yang ada pada gambar kedua,
pada gambar tersebut terjadi Request Time Out (RTO) yang artinya ada 2 alamat IP yang
berbeda Network IDnya. Contoh diatas baru melibatkan 2 PC, nah bagaimana dengan
banyak perangkat yang tersambung seperti laptop, HP, printer dan yang lain sebagainya,
tentu jika tidak dengan manajemen network yang tepat akan semakin banyak terjadinya
RTO dan tentu saja akan berakibat putusnya atau gagalnya suatu jaringan. Untuk itu
diperlukan suatu manajemen pengaturan IP yang dapat dilakukan secara otomatis dan
dinamis, konsep tersebut dinamakan ROUTING STATIS.

Routing Statis
Routing Statis biasa digunakan ketika routing dari suatu jaringan stub ke jaringan WAN
(ISP). Sebuah jaringan stub adalah jaringan yang diakses oleh satu rute. Sebagai contoh,
diperlihatkan pada Gambar 2.1. Di situ tampak bahwa setiap jaringan LAN yang melekat
pada Router0 hanya akan memiliki satu cara untuk mencapai tujuan lain, apakah ke
jaringan yang melekat pada Router1 atau ke tujuan di luar Router1 (bisa diasumsikan itu
sebuah ISP). Oleh karena itu, jaringan 192.168.1.0/24 adalah jaringan stub dan Router0
adalah router stub.
Menjalankan protokol routing (dinamis) antara Router0 dan Router1 merupakan
pemborosan sumber daya karena Router0 hanya memiliki satu jalan keluar untuk
mengirimkan lalu lintas non-lokal (WAN). Oleh karena itu, Routing Statis lebih tepat
dikonfigurasi untuk konektivitas jaringan tersebut. Namun demikin Routing Statis

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 6


tidak terbatas hanya digunakan pada jaringan stub. Jaringan lokal skala kecil juga
memungkinkan untuk mengimplementasikan Routing Statis.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam routing statis, (1) Next Hop
adalah ip address pertama yang akan didapat pertama kali ketika mengirim paket ke
remote network. (2) Field dalam tabel IP routing table yang mengidentifikasikan IP
address router selanjutnya yang perlu menerima paket untuk memastikan mengirim ke
destinasi yang benar. (3) Outgoing Interface adalah interface yang akan dilewati ketika
akan mengirim sebuah paket yang akan keluar dari router

Gambar 3.2 Routing Statis


b. Cara Kerja Routing Statis
Fungsi utama Router adalah merutekan paket (informasi). Sebuah Router memiliki
kemampuan Routing, artinya Router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute
perjalanan informasi (paket) akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang satu
network ataukah berada di network yang berbeda.
Jika paket-paket ditujukan untuk host pada network lain maka router akan
meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host
yang satu network maka router akan menghalangi paket-paket keluar.
Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian :
 Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router.
 Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
 Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.
Keuntungan Routing Statis:
 Static route lebih aman dibanding dynamic route karena static routing hanya
mengandunginformasi yang telah dimasukkan secara manual.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 7


 Pemeliharan bandwidth network karena peng-update-an informasi router
membutuhkanbroadcasts yang terus menerus.
 Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing
protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak
traffic.
 Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing dinamis.
Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada.
 Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih
dahulu
 Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.
Kelemahan Routing Statis
 Administrasinya cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari
banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
 Tidak ada tolerasi kesalahan. Jika suatu router down, maka static tidak akan
memperbaharui informasi dan tidak akan menginformasikan ke router yang lain.
 Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
 Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask dan next
hoopnya (gateway nya)
c. Konfigurasi Routing Statis
Beberapa perintah yang digunakan dalam proses konfigurasi routing
statis adalah:
1. Perintah untuk mengaktifkan routing statis pada mode konfigurasi global
(config):ip route jaringan_tujuan subnet_mask (exit-interface / IP next-hop)
2. Perintah untuk menon-aktifkan routing statis pada mode konfigurasi
global (config):no ip route jaringan_tujuan subnet_mask (exit-interface / IP next-
hop)
3. Perintah untuk mengecek tabel routing: show ip route
d. Route Summary
Membuat tabel routing lebih kecil akan menjadikan proses pencarian tabel routing
lebih efisien. Jika salah satu routing statis dapat digunakan sebagai pengganti dari
beberapa routing statis yang lain, maka ukuran tabel routing akan berkurang. Dalam
banyak kasus, routing statis tunggal dapat digunakan untuk mewakili puluhan, ratusan,
atau bahkan ribuan routing. Sebagai contoh beberapa alamat jaringan akan menggunakan

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 8


alamat jaringan tunggal yang mewakili mewakili beberapa subnet. Misalnya, jaringan
10.0.0.0/16, 10.1.0.0/16, 10.2.0.0/16, 10.3.0.0/16, 10.4.0.0/16, 10.5.0.0/16, yang
semuanya melalui 10.255.0.0/16 dapat diwakili oleh alamat jaringan tunggal: 10.0.0.0/8.

e. PERBEDAAN ROUTING STATIS CLIENT DAN ROUTING STATIS


Beberapa routing statis dapat diringkas menjadi routing statis tunggal jika:
1. Jaringan tujuan dapat diringkas menjadi alamat jaringan tunggal, dan
2. Semua routing statis menggunakan exit-interface atau next-hop IP yang sama.
Dalam contoh kedua misalnya terdapat tiga routing statis.:
ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 Serial0/0/1
Maka jaringan 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24 dan 172.16.3.0/24 dapat diringkas
kedalam jaringan 172.16.0.0/22. Lihat ilustrasi tabel berikut untuk memperjelas
penghitungan:

3.3 Gambar Tool virtual yang digunakan

f. Routing Statis Default


Jaringan stub seperti pada Gambar 2.1 juga merupakan contoh kondisi yang
memungkinkan untuk dilakukan konfigurasi routing statis default. Routing statis default
cocok digunakan:
 Bila tidak ada rute lain di tabel routing sesuai dengan alamat IP tujuan paket.
Penggunaan yang palin umum adalah ketika menghubungkan router perusahaan ke
jaringan ISP.
 Ketika router hanya memiliki satu router lain yang terhubung. Kondisi ini dikenal
sebagai router stub. Perintah untuk mengaktifkan routing statis default pada mode
konfigurasi global (config): ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 (exit-interface / IP next-hop)

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 9


Jika diperhatikan maka alamat jaringan 0.0.0.0 0.0.0.0 itu merupakan bentuk route
summary yang merangkum semua jaringan diluar jaringan lokal. Biasa disebut
“quad-zero”.
Pratikum
1. Rancanglah topologi jaringan dengan paket tracer seperti berikut ini: ( Gunakan
Router 1841 dengan menambahkan modul WIC-2T ).

3.4 Gambar Desain topologi

2. Konfigurasi routing static pada Router 1


 Masuk ke mode privileged EXEC, tanda “>” berarti Router pada mode user
Router1>enable
 Lakukan global konfigurasi terminal pada mode privileged EXEC
Router1#config t
 Mengonfigurasi interface Router

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 10


Router1(config)#interface fa0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#no shutdown
Router1(config)#interface s0/0/0
Router1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router1(config-if)#clock rate 64000
Router1(config-if)#no shutdown
Mengonfigurasi routing statis (dengan next-hop IP)
Router1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.2
 Atau bisa dengan exit-interface (pilih salah satu cara)
Router1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 s0/0/0
 Kembali pada global konfigurasi
Router1(config)#^Z
 Menyimpan konfigurasi pada NVRAM
Router1#copy run start
 Melihat hasil konfigurasi routing
Router1#show ip route
………………..
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
S 192.168.3.0/24 [1/0] via 192.168.2.2
3. Konfigurasi routing static pada Router 2
 Masuk ke mode privileged EXEC, tanda “>” berarti Router pada mode user
Router2>enable
 Lakukan global konfigurasi terminal pada mode privileged EXEC
Router2#config t
 Mengonfigurasi interface Router
Router2(config)#interface fa0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
Router2(config)#interface s0/0/0
Router2(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 11


Router2(config-if)#no shutdown
Router2(config-if)#exit
 Mengonfigurasi routing statis
Router2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0
192.168.2.1
 Atau bisa dengan exit-interface (pilih salah satu cara)
Router2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 S0/0/0
 Kembali pada global konfigurasi
Router2(config)#^Z
 Menyimpan konfigurasi pada NVRAM
Router2#copy run start
 Melihat hasil konfigurasi routing
Router2#show ip route
……………………………
S 192.168.1.0/24 [1/0] via 192.168.2.1
C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0

C. Penutup

1. Rangkuman
1. Routing statik umum digunakan untuk menghubungkan jaringan stub.
2. Routing statik tidak banyak memerlukan sumberdaya selama proses routing.
3. Untuk meng-efisienkan proses routing maka tabel routing bisa diringkas dengan route
summary.
4. Routing statik default banyak digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke ISP

2. Tes Sumatif
1. Perintah Untuk memeriksa apakah Default Gateway telah tersetting dengan benar
adalah ...
a. Router#show ip interface brief
b. Router#configure terminal
c. Router#show ip route
d. Router(config)#interface fa0/1

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 12


e. Router>enable
2. Perintah untuk melakukan konfigurasi routing static yang tepat adalah…IP address
a. (config)#ip route 192.168.2.1 255.255.255.0
b. (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.2
c. (config)# 192.168.2.1 255.255.255.0 192.168.1.0
d. (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0
e. (config)#ip add 192.168.1.0 255.255.255.0
3. Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada MAC Address
adalah..
a. Port Based
b. Authentication
c. MAC Based
d. Protocol Based
e. IP Subnet Address
4. Routing Statis menerima pesan pilihan IP dari ROUTING STATIS clien tersebut dan
mulai mengirim suatu paket ROUTING STATIS ACK kepada host termasuk ke dalam
tahapan..
a. Address Resolution Protocol
b. Interface router
c. ARP cache
d. Mac Address
e. Default gateway
5. Perintah untuk setting/konfigurasi koneksi router ke internet yang masuk ke Privileged
Exec Mode (Administrator / root) adalah…Tidak perlu memberikan/ mengkonfigurasi
alamat IP kepada client satu per satu.
a. Router#configure terminal
b. Router>enable
c. Router#write
d. Router#show ip route
e. Router#show ip interface brief

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 13


Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. A
4. A
5. A

Daftar Pustaka

1. Dodi Hriadi. 2012. Solusi Cerdas Menguasai Internetworking Packet Tracer. Yogyakarta:
ANDI.

2. Rudi Nurcahyo, S.Kom. 2019. ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN.


Yogyakarta: PT. KUANTUM BUKU SEJAHTERA.

3. http://fahmpress.blogspot.com/2014/01/mengenal-konfigurasi-static-route-pada.html
diakses 03/05/2021

4. http://rachmad29.blogspot.com/2008/11/routing-ip.html diakses 05/04/2021

5. https://deenugraha.wordpress.com/about/konfigurasi-routing-statik-dengan-packet-tracer/
diakses 04/05/2021

6. Rendra Towidjojo. 2012. Konsep & Implementasi Routing Dengan Router Mikrotik 100
% Connected. Jasakom.

Modul Administrasi Infrastruktur Jaringan 14

Anda mungkin juga menyukai