TELKOMSEL,Tbk
DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN DI BIDANG
TELEKOMUNIKASI INDONESIA
DISUSUN OLEH
DAFFA KHOLILULLOH
NIM. S. 1418.317
SKRIPSI
Disusun untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Bisnis Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah
Institut Agama Islam Tazkia
Bogor
DAFFA KHOLILULLOH
NIM. S. 1418.317
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ANALISIS STRATEGI
PEMASARAN PT.TELKOMSEL,Tbk DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN
DI BIDANG TELEKOMUNIKASI INDONESIA ” beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Daffa Kholilulloh
S. 1418.317
i
PENGESAHAN
Dewan Penguji
Diketahui:
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
ABSTRACT
Purpose: The objectives of this study are 1) To find out whether the strategies used by
Telkomsel are appropriate in facing business competition, 2) To analyze marketing
strategies in competition in the Indonesian telecommunications sector.
Method: The type of method used is a qualitative method with a descriptive approach.
The research conducted will describe a SWOT analysis in the marketing strategy of
Telkomsel. Data collection using interview techniques (interview), as well as
documentation used to support this research.
Results / Findings: 1) Based on the results of the IE matrix assessment, the average
IFE value is 3.322 and the EFE average is 3.306 indicating that the position of PT.
Telekomunikasi Indonesia is in quarter I. In this position the strategy used is the
strategy of growth and development. Strategies that can be implemented by PT.
Telekomunikasi Indonesia is an intensive strategy namely market penetration, forward
integration and horizontal integration. Market penetration strategy carried out by PT.
Telekomunikasi Indonesia, namely more aggressively conducting promotions,
expanding marketing and distribution areas, maintaining prices, establishing
cooperation, increasing advertising budgets, increasing publicity activities, creating
new product innovations. The future integration strategy carried out by PT.
Telekomunikasi Indonesia is to establish its own distribution channel, acquire
ownership of the distribution channel. 2) Based on the QSPM matrix for PT.
Telekomunikasi Indonesia above, there are two strategies taken from the analysis of the
input stage and the matching stage. ), namely 1) conducting product innovation. This
alternative strategy gets TAS (Total Attractiveeness) for the threat opportunity factor of
2.84, while for the strength and weakness factor it is 2.85. Strengthen marketing and
expand distribution reach. 2) Alternative strategy 2 is to strengthen marketing and
expand distribution reach. This alternative strategy gets a bag (Total Attractiveness) for
the threat opportunity factor of 2.92, while for the strength and weakness factor of 3.11
which is the highest value.
Keywords: Marketing Strategy, Telecommunication, SWOT.
iv
ABSTRAK
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui apakah strategi yang digunakan
oleh Telkomsel sudah tepat dalam menghadapi persaingan bisnis, 2) Menganalisis
strategi pemasaran dalam persaingan dibidang telekomunikasi indonesia.
Metode: Jenis metode yang dilakukan adalah metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Penelitian yang dilakukan akan menggambarkan analisis SWOT dalam
strategi pemasaran pada telkomsel. Pengumpulan data dengan teknik wawancara
(interview), serta dokumentasi yang digunakan untuk mendukung penelitian ini.
Hasil / Temuan: 1) Berdasarkan hasil dari penilaian matrik IE, nilai rata-rata IFE
sebesar 3,322 dan rata-rata EFE sebesar 3,306 menunjukan bahwa posisi PT.
Telekomunikasi Indonesia berada pada kuartan I. pada posisi ini strategi yang
digunakan adalah strategi tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat diterapkan oleh
PT. Telekomunikasi Indonesia adalah strategi intensif yaitu penetratsi pasar, integrasi ke
depan dan integrasi horizontal. Strategi penetrasi pasar yang dilakukan PT.
Telekomunikasi Indonesia yaitu lebih gencar melakukan promosi, memperluas wilayah
pemasaran dan distribusi, mempertahankan harga, menjalin kerjasama, meningkatkan
anggaran iklan, meningkatkan aktifitas publisitas, menciptakan inovasi produk yang
baru. Strategi integrasi ke depan yang dilakukan PT.Telekomunikasi Indonesia yaitu
mendirikan sendiri jalur distribusi, memperoleh kepemilikan atas jalur distribusi. 2)
Berdasarkan matrik QSPM untuk PT.Telekomunikasi Indonesia diatas terdapat dua
strategi yang diambil dari analisis tahap masukan (input stage) dan tahap penyesuaian
(matching stage), yaitu 1) melakukan inovasi produk. Alternatif strategi ini
mendapatkan TAS (Total Attractiveeness) untuk faktor peluang ancaman sebesar 2.84,
sedangkan untuk faktor kekuatan kelemahan sebesar 2.85. Memperkuat pemasaran dan
perluas jangkauan distribusi. 2) Alternatif strategi 2 adalah memperkuat pemasaran dan
perluasan jangkauan distribusi. Alternatif strategi ini mendapatkan Tas (Total
Attractiveness) untuk faktor peluang ancaman sebesar 2.92, sedangkan untuk faktor
kekuatan kelemahan sebesar 3.11 yang merupakan nilai tertinggi.
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Tazkia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Dibuat di : Bogor
Pada Tanggal : 7 Juni 2021
Yang menyatakan,
(Daffa Kholilulloh)
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA
Arab Latin Arab Latin Arab Latin
ا A س S ل L
ب B ش Sy م M
ت T ص Sh ن N
ث Ts ض Dh و W
ج J ط Th ه H
ح H ظ Zh ء ’
خ Kh ع ’ ي Y
د D غ Gh
ذ Dz ف F
ر R ق Q
ز Z ك K
Catatan:
1. Konsonan ber syaddah ditulis rangkap, seperti kata : ”” َربَّنَا, ditulis = Rabbanâ
2. Vokal panjang (madd) fathah (baris di atas), kasrah (baris di bawah) dan
dhammah (baris di depan), ditulis â, î, û, misalnya kata :
سا ِك ْينَ ال َمditulis : al-masâkîn
ال ُم ْفلِ ُح ْونditulis : al-muflihûn
3. Diftong ditulis : = َأ ْوaw, =ُأ ْوû, ي ْ =َأay, إي
ْ =î
4. Kata sandang alif dan lam ()ال, baik diikuti oleh Qamariyah maupun huruf
Syamsiyah,ditulis “al” di awalnya, misalnya :
ساء َ ّالنditulis : al-nisâ
ال ُمؤ ِمنditulis : al-mu’min
5. Ta’ al marbuthah bila terletak di akhir kalimat ditulis : h, seperti البقرةditulis : al-
Baqarah. Bila terletak di tengah kalimat, ditulis “t”, misalnya : زكاة المالditulis :
zakât al-mâl.
6. Penulisan kalimat arab di dalam kalimat Indonesia ditulis menurut tulisannya, : َو
َ ُه َو َخ ْي ُر ال َّرا ِزقِيْن, ditulis : wa huwa khair al-râziqîn.
vii
KATA PENGANTAR
viii
f. Keluarga besar INSTITUT TAZKIA angkatan 14, terutama untuk keluarga
padepokan, Griya alam, Cadas ngampar, keluarga besar Angkatan 14 yang telah
membagikan ilmunya dan memberi support pada penulis.
g. Dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih kepada semua pihak atas bantuan, kerjasama, inspirasi, semangat dan
segala hal yang telah diberikan, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas dengan
yang lebih baik. Aamiin. Pemulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak
Daffa Kholilulloh
1418317
ix
DAFTAR ISI
x
5.1 Simpulan..............................................................................................................44
5.2 Saran....................................................................................................................45
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk tersampainya atau bisanya berinteraksi didalam kehidupan, manusia
memerlukan adanya komunikasi, menjadi hal yang sangat penting didalam kehidupan
manusia agar bisa berinteraksi dan bertukar informasi satu dengan lainya dengan
berkomunikasi. Informasi yang disampaikan dari satu dengan yang lainya bisa di
sampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu komunikasi yang di
sampaikan secara tidak langsung bisa dilakukan dengan menggunakan lisan, tulisan
maupun alat komunikasi sebagai media penyampaianya.
Dengan berjalanya waktu dan kemajuan teknologi yang semakin cepat makan
manusia di mudahkan dengan adanya telepon seluler atau gadget, dengan adanya
teknologi ini makan beriringanlah dengan adanya operator selular yang sangat penting
dengan adanya gadget atau telpon seluler, dengan kemajuan teknologi ini dan
bermunculanya operator seluler maka masyarakat Indonesia pun menjadi penggunanya
dan sangat melebihi jumlah populasi yang ada di negara ini.
Indonesia menjadi pengguna telepon seluler terbanyak ke-empat Dunia setelah
China, India, United State Of Amerika (USA). Penggunanya melebihi populasi
Penduduknya. Pada saat ini populasi di Indonesia berjumlah 268,369,114jiwa, dan pada
saat ini pengguna telepon seluler di Indonesia kurang lebih sebanyak 355,5 juta.
(websindo. 2019).
Jumlah pengguna telepon seluler yang sangat banyak di Indonesia membuat
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi khususnya operator
seluler menjadikannya ladang bisnis. Saat ini terdapat beberapa perusahaan operator
seluler di Indonesia yang memiliki teknologi GSM (Global System for Mobile) dan 4G
LTE (Fourth Generation Long Term Evolution. Berikut ini adalah provider-provider
telepon seluler di Indonesia yang di urutkan dengan peringkat yang di peroleh dari
Annual Report.
1
Tabel 1 Provider-provider Telepon Selular dan jumlah pengguna di Indonesia
Jumlah Pengguna
Urutan Operator Teknologi (dalam juta)
2017 2018 2019
1 Telkomsel GSM, 4G LTE 196,322 162,988 171,105
2 Indosat Ooredoo GSM, 4G LTE 110.200 58,600 59,300
3 XL Axiata GSM, 4G LTE 53.509 54.909 56,700
4 Smartfren Telecom GSM, 4G LTE 11.526 12.270 23,456
Sumber : Annual Report, 2017-2019
Tabel di atas adalah provider yang ada di Indonesia dan di urutkan berdasarkan
jumlah pengguna terbanyak yang sekaligus menjadi gambaran pesaing bagi Telkomsel
pada tahun 2020.menyadari banyaknya operator seluler Indonesia dengan berbagai
macam dan jenis produknya, tentu saja perusahaan operator di Indonesia ingin
memberikan kualitas jaringan terbaik dengan harga yang terbaik sesuai target pasar
yang di inginkan oleh masing masing operator,tentu saja berlomba-lomba dana
memberikan harga yang terjangkau bagi penggunanya.
Tingkat persaingan yang sangat tinggi dalam berbagai jenis bisnis membuat
setiap manajemen perusahaan mencari dan menentukan strategi baru untuk perusahaan
lebih unggul dalam bersaing, dan dapat mempertahankan posisinya sebagai (market
leader). Dan terbukti Telkomsel sudah menerapkan strategi tersebut kedalam
perusahaanya.
Telkomsel merupakan pemimpin pasar operator selular dalam upaya memandu
perkembangan industri telekomunikasi Indonesia dan memasuki era baru layanan
mobile boardband. Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap
teknologi 3G, HSDPA, HSPA, serta Long Term Evolution (LTE). Kini Telkomsel telah
mengembangkan jaringan Boarband di 200 kota besar di Indonesia, untuk membantu
kebutuhan pelayanan pelanggan yang didukung dengan adanya akses Call centre 24 jam
dan 430 pusat layanan tersebesar di seluruh Indonesia. Beberapa produk yang di
munculkan, Telkomsel memiliki pendapatan yang meningkat di setiap tahunnya. Bisa
diperhatikan dari data highlight Telkomsel sebagai berikut:
2
Tabel 2 Highlight Telkomsel Tahun 2015-2019 (dalam miliar Rupiah)
Indikator Telkomsel
Tahun 2015 2016 Growth 2017 Growth 2018 Growth 2019 Growth
Revenues 76,055 86,725 14,03% 93,217 7,49% 89,246 -4,26% 91,088 2,06%
Total
84,086 89,781 6,77% 85,748 -4,49% 82,650 -3,61% 82,730 0,10%
assets
Employee 4,902 5,191 5,90% 5,461 5,20% 5,535 1,36% 5,465 -1,26%
Total
customer 152,641 173,920 13,94% 196,322 12,88% 162,988 -16,98% 171,105 4,98%
(dlm juta)
Sumber: Laporan Tahunan Telkomsel tahun 2015 sampai 2019
Berdasarkan Total Revenue, Total Aseets, Total Employee dan Total Customers
yang cenderung meningkat disetiap tahunnya. Sebagai Pemimpin pasar Telkomsel
mengharuskan dirinya agar dapat mempertahankan posisinya dengan memilih strategi
bisnis yang tepat. Bukan hanya dari strategi bisnis yang tepat, Telkomsel selalu
melakukan stategi yang baik untuk kemajuan perusahaannya. Berikut adalah strategi
yang sudah dijalankan oleh Telkomsel:
3
Tabel 3 Strategi yang sudah dijalankan Telkomsel
No Strategi
Telkomsel
1. Catatan Telkomsel dengan peringkat penggunanya hingga tahun 2019 sebanyak
171,105 juta pelanggan.
2. Melebihi dari 268 Mobile GraPARI (MOGI) yang dihadirkan Telkomsel dan
tersebar di seluruh titik di indonesia
3. Jangkauan Telkomsel yang mencapai kurang lebih 94% dari populasi di
indonesia dengan jumlah BTS yang banyak memastikan ketersediaan jaringan
sampai daerah-daerah pelosok.
4. Adanya perangkat baru yaitu 4G LTE.
5. Menghadirkan brand LOOP diperuntukan bagi kalngan muda dari umur 12
sampai 19 tahun, dengan pengembangan produk melalui perform 3 C yaitu
Connectivity, Content, dan community.
6. Bekerjasama dengan Facebook untuk menjadikan social media yang paling
diminati didunia
Sumber: www.Telkomsel.com, 2019
Strategi merupakan ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber
daya dan lingkungan secara efektif. Unsur penting dalam penertian strategi, yaitu
kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut sedemikian
rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternative pilihan
yang lalu dievaluasi untuk di ambil yang terbaik.
Pemasaran merupakan suatu gambaran besar daari kegiatan bisnis yang rancang
untuk merencanakan, promosi, menentukan harga dan mendistribusikan barang-barang
yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Analisis yang bisa digunakan adalah analisis SWOT, Strength, Weakness,
Opportunities, Threats adalah kepanjangan dari SWOT. Analisis SWOT merupakan
teknik perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dalam suatu perusahaan. Berdasarka hal tersebut penulis
membuat karya ilmiah ini dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran
PT.Telkomsel,Tbk dalam Menghadapi Persaingan dibidang telekomunikasi
indonesia”
Rumusan Masalah
Melihat persaingan bisnis dari segi pemasaran operator seluluer yang sudah
dijelaskan di atas dapat di pastikan telkomsel membuat strategi yang terbaik dengan
menyelaraskan bagian dari internal dan eksternal perusahaan secara hati-hati, maka
4
perusahaan bisa lebih berinovasi untuk memposisikan dirinya agar memiliki sharing
yang lebih baik dalam memasarkan produknya. Atas uraian tersebut rumusan yang
diambil adalah :
1. Bagaimana Telkomsel mempertahankan kekuatanya untuk menjadi market leader
dalam jangka waktu 3 tahun berturut-turut?
2. Bagaimana Telkomsel merubah Kelemahanya agar tidak menjadi peluang untuk
pesaingnya?
3. Bagaimana Telkomsel memanfaatkan peluang yang ada untuk terus
meningkatkan hubugan antara perusahaan dengan pembeli?
4. Bagaimana Telkomsel menghadapi ancaman yang tidak merugikan dalam
lingkungan perusahaan?
5. Apakah Strategi pemasaran yang digunakan telkomsel sudah tepat untuk
menghadapi persaingan dibidang telekomunikasi Indonesia?
Batasan Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ini, agar mencapai focus dan tujuan yang
diharapkan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas seputar strategi
pemasaran dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu menekankan pada bagaimana
memaksimalkan strategi pemasaran yang di terapkan perusahaan dalam menghadapi
persaingan di bidang telekomunikasi Indonesia.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan
untuk:
1. Mengetahui apakah strategi yang digunakan oleh telkomsel sudah tepat dalam
menghadapi persaingan bisnis
2. Menganalis strategi pemasaran dalam persaingan dibidang telekomunikasi Indonesia.
Manfaat Penelitian
Penulis memiliki harapan penelitian ini dapat dijadikan pandangan baru untuk
membuat strategi pemasaran , antara lainya:
1. Kepada peneliti
5
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan , pengalaman,dan wawasan
tentang strategi bersaing yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Khususnya
analisis SWOT dan yang berkaitan dengan strategi pemasaran di perusahaan
Telkomsel.
2. Kepada perusahaan Telkomsel
Memberi pandangan baru untuk perusahaan agar dapat menjadi bahan pertimbangan
Ketika hendak menganalisis suatu strategi dengan analisis SWOT pada perusahaan.
3. Kepada peneliti lain
Memberikan informasi tambahan yang ilmiah dalam memperluas wawasan pihak
lain yang berkepentingan untuk menganalisis lingkungan dan manajemen strategi
mengambil penelitian dengan topik yang sama tetapi pada perusahaan yang berbeda.
Hasil dalam penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan
menambah informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan bidang bisnis.
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian sebagai berikut:
I PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
II LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai teori dan gambaran umum mengenai
pembahasan utama. Pada bab ini juga dibahas mengenai rangkuman penelitian-
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, posisi penelitian dan hipotesis penelitian.
III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahs mengenai cara dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penelitian. Adapun isinya antara lain jenis dan sumber data, objek penelitian
yang digunakan, metode penelitian, serta teknik analisis data.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang analisa data dengan menyajikan hasil estimasi setelah
melalui metodologi yang dijelaskan. Dalam bab ini mencakup penjelasan tentang
deskripsi data, dekomposisi masalah, analisis data, dan pembahasan.
V PENUTUP
6
Dalam bab ini peneliti mengungkapkan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan dan saran saran yang dihasilkan sebagai implikasi dari penelitian ini agar
menjadi masukan dan dapat diperbaiki untuk peneliti selanjutnya.
LANDASAN TEORI
Strategi Pemasaran
Pengertian Strategi Pemasaran
Pengertian strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis
berharap untuk menciptakan nilai dan memperoleh keuntungan dari hubunganya dengan
konsumen Kotler dan Amstrong (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
th.2008, pemasaran ialah proses, cara, perbuatan dalam memasarkan barang
daganganya, perihal menyebarluaskan di tengah-tengah masyarakat pada umumnya.
Menurut Philip Kotler (2001)
Menurut definisi yang diberikan para ahli di atas memberikan hasil kesimpulan
bahwa strategi pemasaran adalah bentuk dari suatu proses membangun hubungan
komunikasi antar kelompok yang mempunyai tujuan untuk melakukan pertukaran
maupun jual beli baik barang maupun jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan.
7
a). Konsentrasi segmen tunggal : Dalam kasus sederhana segmen tunggal Volkswagen
nerkonsentrasi pada pasar mobil kecil. Melalui pemasaran yang berkonsentrasi,
perusahaan mendapat pengetahuan yang kuat tentang kebutuhan segmen tersebut.
Namun pemasaran yang terkonsentrasi melibatkan resiko, di atas resiko normal,
karena segmen pasar tertentu dapat menjadi rusak.
b). Spesialis selektif : dalam hal ini perusahaan memilih sejumlah segmen, masing-
masing menarik secara objektif dan memadai, berdasarkan tujuan dan sumber daya
perusahaan.
c). Spesialis produk : dalam hal ini perusahaan berkonsentrasi dalam menghasilkan
produk tertentu yang dijualnya kepada beberapa segmen. Contohnya perusahaan
mikroskop yang menjual mikroskop kepada laboratorium universitas, laboratorium
pemerintah, dan laboratorium komersial.
d). Spesialisasi pasar : dalam hal ini perusahaan berusaha melayani banyak kebutuhan
dari suatu kelompok pelanggan tertentu. Contohnya perusahaan yang menjual
bermacam-macam produk kepada laboratorium universitas, yang terdiri dari
mikroskop, osiloskop, labu kimia, dll.
e). Cukupan seluruh pasar : dalam hal ini perusahaan melayani seluruh kelompok
pelanggan dengan semua produk yang mungkin mereka butuhkan. Hanya
perusahaan yang sangat besar yang dapat melaksanakan strategi cukupan seluruh
pasar. Contohnya IBM, General Motor, dll.
Positioning
Setelah memutuskan segmen pasar mana yang akan dimasuki, perusahaan harus
memutuskan positioning apa yang hendak ditempatkan dalam segmen tersebut.
Penentuan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (di antara pesaing) didalam
pelanggan sasaranyya. Beberapa strategi positioning antara lain:
a). Penentuan posisi menurut pesaing adalah memposisikan produk sebagai yang
terbaik dibanding pesaingnya. Manfaat, penggunaa atau penerapan, pemakai,
pesaing, kategori produk, dan mutu atau harga.
b). Penentuan posisi menurut manfaat adalah memposisikan produk sebagai pemimpin
dalam suatu manfaat tertentu
8
c). Penentuan posisi menurut penggunaan adalah memposisikan produk sebagai yang
terbaik dalam penggunaan tertentu.
d). Penentuan posisi menurut pemakai adalah memposisikan produk sebagai yang
terbaik untuk kelompok tertentu.
e). Penentuan posisi menurut kategori produk adalah memposisikan produk sebagai
pemimpin dalam kategori produk.
f). Penentu posisi menurut atribut adalah memposisikan produk berdasarkan atribut
atau sifat, misalnya ukuran, keberadaan, kedudukan, lambang dan sebagainya.
g). Penentuan posisi menurut kategori produk adalah mempoisikan produk sebagai
pemimpin dala teknologi (Wiryo, 2009).
Pada dasarnya semua bentuk kegiatan bisnis menurut syariat Islam termasuk
kategori muamalat yang hukumnya sah dan boleh dilakukan. Hal ini sesuai dengan
kaidah:
االصل ىف العقود واملعامالت الصحة حىت يقوم دليل اىل البطالن والثحرمي
Artinya : Pada dasarnya semua akad dan muamalat hukumnya sah sehingga ada dalil
yang membatalkan dan mengharamkannya (Muslich, 2013).
Islam memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berjalan begitu cepat dan
dinamis. Berdasarkan hadis dan kaidah di atas terlihat bahwa Islam memberikan jalan
dan kebebasan bagi manusia untuk melakukan berbagai improvisasi dan inovasi melalui
sistem, teknik, dan mediasi dalam melakukan bisnis.
Layanan Pelanggan (Customer Service)
Menurut Kasmir (2000), pengertian Customer Service secara umum adalah
setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada
nasabah melalui pelayanan yang dapat memenuhi kegiatan nasabah. Seorang Customer
Service memegang peranan yang sangat penting, disamping memberikan pelayanan juga
sebagai Pembina hubungan dengan masyarakat atau public relation.
Dalam al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 267 disebutkan:
ِ َألر مِم ِ ِ ِ ِ َّ
ض َوالَ َتيَ َّم ُم! !!وا ْ َّْآَأخَر ْجنَ! !!ا لَ ُكم ِّم َن ا َ يَاَأيُّ َ!ه !!ا الذ
ْ ين ءَ َامنُ! !!وا! َأنف ُق! !!وا من طَيِّبَ! !!ات َما َك َس! ! !ْبتُ ْم َو
}267{ َأن اهللَ َغيِن ٌّ مَحِ ي ٌد َّ ضوا فِ ِيه َو ْاعلَ ُموا ِِِ ِ ِ ! ِاخْل ب
ُ يث مْنهُ تُنف ُقو َ!ن َولَ ْستُم بَِئاخذيه ِإآلَّ َأن ُت ْغ ِم َ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan
dari bumi untuk kamu dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu
9
kamu nafkahkan darinya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS, Al-Baqarah (2): 267).
10
Pembayaran. Hal ini berkaitan dengan surplus atau difisitnya neraca pembayaran
luar negeri pemerintah.
e. Keadaan perekonomian secara umum dapat memberikan peluang maupun
ancaman terhadap perusahaan dalam menerapkan strateginya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Aspek Social, Budaya, Demografi, dan Lingkungan.
Faktor-faktor sosial mencakup kepercayaan, nilai, sikap, pendapat dan gaya hidup
kelompok masyarakat yang merupakan pencerminan dari kondisi budaya,
lingkungan fisik, demografi, agama, pendidikan, dan ras. Perubahan sikap
masayarakat akan mengubah perilaku terhadap permintaan barang seperti; makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan akan hiburan dan rekreasi.
Dengan demikian penyusunan strategi harus senantiasa memperhatikan
kecenderungan perubahan sikap dan perilaku kelompok sosial dimana perusahaan
tersebut beroperasi. Untuk mempermudah pemahaman berikut ini akan
dikemukakan beberapa contoh bagaimana aspek sosial-budaya dapat berpengaruh
dalam menciptakan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Kekuatan politik,
Pemerintah, dan hokum.
3. Aspek Hukum, Politik, dan Pemerintah
dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar.
Perusahaan dan industry baru yang bergantung pada kontrak pemerintah atau
subsidi, ramalan politik dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit
eksternal. Faktor-faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis
antara lain adalah para pengambil keputusan strategi perlu memahami pengaruh
yang terjadi dalam suatu masyarakat dilingkungan yang mana ia bergerak, termasuk
percaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi dikalangan politisi dan para
negarawan.
4. Aspek Teknologi
Pengambilan keputusan strategi mutlak perlu memahami perkembangan teknologi,
sedang dan akan terjadi sehingga mampu mengetahui teknologi mana yang tepat
untuk diterapkan dalam segi dan proses bisnis yang akan dilakukan.
11
Analisis SWOT
Metode analisis yang hendak diuji dalam menentukan dan menyusun strategi
perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik bisa menjadi metode yang dapat
menggambarkan dengan focus bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
didimiliki perusahaan harus diselaraskan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Empat kemungkinan alternative strategic yang akan dihasilkan. Untuk
mengetahui faktor apa yang harus digunakan perusahaan Matriks SWOT dapat
dijadikan sebagai satu modal yang dapat pakai.
Tabel 4 Matrik SWOT
Tabel 1. Matrik SWOT Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Faktor-faktor Internal Daftarkan 5-10 Daftarkan 5-10 faktor-
(IFAS) dan factor faktor-faktor internal faktor eksternal
eksternal (EFAS)
Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
Daftarkan 5-10 faktor- Buat strategi disini Buat strategi disini yang
faktor peluang eksternal yang menggunakan memanfaatkan peluang
kekuatan untuk mengatasi ancaman
memanfaatkan peluang
Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
Daftarkan 5-10 faktor- Buat strategi disini Buat strategi disini yang
faktor ancaman eksternal yang menggunakan meminimalkan kelemahan
kekuatan untuk dan menghindari ancaman
mengatasi ancaman
Sumber: Rangkuti (2009): 31)
Keterangan:
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar mungkin.
b. Strategi ST
Strategi ini dibuat berdasarkan bagaimana perusahaan menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelamahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
12
Pilihan Alternatif Strategi
Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan antara faktor eksternal peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strength) dan
kelemahan (weaknesses) yang menghasilkan pilihan strategi.
O
Stability Growth
II A IA
II B IA
W S
III A IA
III B IV A
Survival Diversification
T
Posisi pada kuadran I : Faktor eksternal dan internal positif yang berarti bahwa
lingkungan yang dihadapi secara relative berpeluang lebih besar dibanding ancamannya,
sedangkan kekuatan relative lebih unggul dibanding dengan kelemahannya. Suatu
Lembaga atau institusi memiliki kemampuan untuk merubah potensi menjadi prestasi
kinerja yang lebih baik sehingga arah kebijakan yang tepat untuk dilaksanakan adalah
dengan meningkatkan dan memperbesar peranan suatu Lembaga atau institusi dalam
berbagai kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sekaligus untuk memperluas
peran serta memanfaatkan peluang yang ada.
Arah kebijakan tersebut merupakan dasar dari kebijakan dalam kondisi growth
strategy dan arah kebijakan itu sendiri dapat dibedakan dengan melihat posisi sub
kuadrannya. Jika pada kuadran IA, berarti pertumbuhan peran yang dilaksanakan dapat
dilakukan dengan cepat (rapid growth), dan jika pada kuadran IB maka pertumbuhan
peran perlu dilakukan secara bertahap sesuai skala prioritas (stable growth strategy).
13
Posisi pada kuadran II: Faktor eksternal positif tetapi faktor internal negative,
posisi ini menunjukkan bahwa peluang yang dihadapi masih lebih besar di banding
ancaman yang ada, sedangkan di posisi internal kekuatan atau keunggulan yang dimiliki
relatif lebih kecil dibanding kelemahannya. Sehingga arah kebijakan yang harus dipilih
adalah faktor internal negatif, hal ini berarti bahwa posisi yang dihadapi dalam kondisi
lemah, hal ini berarti bahwa posisi yang dihadapi dalam kondisi lemah, dimana
kekuatan atau keunggulan internal cenderung lebih besar. Arah kebijakan yang perlu
ditempuh adalah bertahan untuk hidup (survival strategy) dalam arti bahwa pelaksanaan
kegiatan tetap dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada dan berusaha menghindari
diri (turn around strategy) dari kebijakan-kebijakan yang tidak popular menurut
masyarakat atau konsumen (kuadran IIIA), sambal melakukan pembenahan internal dan
mencari peluang (guerilla strategy) yang memungkinkan untuk perbaikan atas
kelemahan-kelemahan internal mempertankan peran yang telah ada dan berlangsung
saat ini secara agresif atau selektif di dalam melaksanakan program kerja yang memang
memungkinkan. Pada kondisi ini arah kebijakan dasar yang harus dilaksanakan adalalah
menjaga stabilitas terhadap kegiatan yang telah ada dan telah berlangsung. Jika pada
kuadran IIA, maka kebijakan yang harus dipilih adalah mempertahankan peran secara
agresif (aggresif maintenance), jika pada kuadran IIB maka kebijakannya adalah
mempertahankan peran secara selektif (selective maintenance strategy).
Posisi pada kuadran III: Faktor eksternal dan internal sama-sama negative,
kondisi ini memberikan arti bahwa perusahaan tidak lagi memiliki keunggulan bersaing
dan pasar juga tidak lagi menyediakan peluang bisnis. Perusahaan masih memiliki
kesempatan untuk memilih strategi mempertahankan hidup (survival strategy). Jika
pada kuadran IIIA ini ancaman yang datang dari lingkungan bisnis secara relative tidak
lebih besar dibandingkan dengan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, maka dari
itu perusahaan diharuskan memilih strategi penyehatan ( turn around strategy).
Perusahaan berusaha untuk terus bertahan hidup sembari berusaha terus
melakukan penyehatkan serta berharap pada perbaikan lingkungan bisnis. Jika pada
kuadran IIIB, kelemahan perusahaan tidak seburuk pada kuadran IIIA dan oleh karena
itu sesungguhnya perusahaanya dalam batas-batas tertentu masih mungkin melakukan
manuver. Akan tetapi di sisi lain, lingkungan bisnis yang dihadapi amat buruk, lebih
buruk dibanding kuadran IIIA. Strategi yang diharapkan akan dilakukan adalah strategi
14
gerilya (guirella strategy) yakni perusahaan mencari terobosan baru dengan
memanfaatkan keunggulan bersaing yang masih dimiliki untuk mengeksploitasi sisa-
sisa peluang pasar yang mungkin masih tersedia.
Posisi pada kuadran IV: Faktor eksternal negative tetapi faktor internal positif,
kondisi ini memberikan arti bahwa peluang yang ada relative lebih kecil dibanding
besarnya ancaman. Namun di sisi internal kekuatan atau keunggulan yang dimiliki
relative masih lebih besar dibanding kelemahannya, sehingga yang harus dipilih adalah
melaksanakan kebijakan diversifikasi.
Arah kebijakan tersebut diantaranya dapat melaksanakan dapat dilaksanakan
dengan diversifikasi yang terkonsentrasi kepada kebijakan populis (concentric
diversification strategy), popular dan merupakan prioritas, sambal melaksanakan
perbaikan internal yang masih lemah atau kuadran IV A. Arah kebijakan ini perlu
dilaksanakan untuk persiapan melakukan diversifikasi secara luas ke berbagai kegiatan
yang memberi peluang perbaikan peran suatu Lembaga atau institusi (conglomerate
diversification strategy) atau kuadran IVB, secara ringkas. Pilihan strategi dapat
dijelaskan pada table berikut.
Tabel 5 Pilihan Alternatif Strategi
15
dapat mengidentifikasi Sembilan strategi perusahaan, tetapi pada prinspnya kesembilan
sel itu dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama, yakni :
1. Posisi perusahaan yang berada oada sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai
“Grow” dan “Build”. Strategi yang cocok bagi perusahaan yang berada paa sel-
sel tersebut Intensive (market penetration, market development, dan product
development) atau (integration backward integration, forward integration, dan
horizontal integration).
2. Posisi perusahaan yang berada pada sel III, V, VII paling baik dikendalikan
dengan strategi-strategi “Hold” dan “Maintain”. Strategi yang umum dipakai
yaitu strategi market penetration, dan product development.
3. Posisi perusahaan yang berada pada sel VI, VIII, dan IX dapat menggunakan
strategi “Harvest” atau “Divestitur”.
I II III
IV V VI
VII VIII IX
Sumber: (David, 2006)
Penelitian Terdahulu
Dalam rangka mendukung juga menambah wawasan dalam penelitian ini,
disini penulis merangkum beberapa penelitian terdaulu, yang berkenaan dengan tema
yang dibawa dan diteliti penulis, diantaranya :
Pertama, Rohmanudin (Skripsi) (2017) dengan judul Analisis Strategi
Pemasaran Dalam Meningkatkan Daya Saing (Studi Pada Industri Mebel di Kecamatan
Wayhalim Kota Bandar Lampung). Hasil analisis internal dan eksternal yang menjadi
strategi utama Industri mebel dikecamatan Wayhalim kota Bandar Lampung adalah
strategi Growth Strategy dan Stabily Strategy.
Kedua, Novi Hanifah (Skripsi) (2016) dengan judul Analisis Strategi Bisnis
Telkomsel Dalam Menghadapi Persaingan. Hasil Grand strategy dari analisis internal
16
dan eksternal perusahaan bahwa Telkomsel Jakarta selatan strategy Rapid Growth, hal
tersebut dengan mudah menggembangkan dan meningkatkan kompetitifitas dalam
posisinya.
Ketiga, Ravindra Safitra H (2017) dengan judul Analisis Pengaruh Strategi
Segmenting, Targeting Dan Positioning Terhadap Keputusan Pelanggan Membeli Nu
Green Tea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Segmenting, Targeting dan
Positioning berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian.
Keempat, Faisal Hakim (1), Arlin Ferlina M. Trenggana (2) (2016) dengan judul
Analisis Strategi Pemasaran Produk Indihome Pt.Telkom Witel Bandung. Adapun
setelah melakukan perhitungan EFAS/IFAS, analisis matriks TOWS dan diagram
analisis SWOT, produk IndiHome berada di kuadran I, yaitu pertumbuhan agresif.
Kelima, Sylvia Tri Astina Sunarti (1) M. Kholid Mawardi (2) (2016) dengan
judul Analisis Segmentation, Targeting, Dan Positioning Dalam Rangka Meningkatkan
Daya Saing Melalui Strategi Pemasaran Di Toko PIA Cap Mangkok Cabang Semeru.
(Studi pada Toko Pia Cap Mangkok Cabang Semeru, Malang). Berdasarkan hasil survei
dengan 30 konsumen di Toko Pia Cap Mangkok Cabang Semeru dapat disimpulkan
bahwa pengelola telah menerapkan strategi pemasaran terdiferensiasi (differentiated
marketing) karena produk yang diciptakan selama ini memang diusahakan untuk
mampu memenuhi kebutuhan dan daya beli seluruh lapisan konsumen.
Keenam, Rahmayanti (2006) dengan judul Analisis Pengambilan Keputusan
Strategi Bauran Pemasaran Bumbu Masak Olahan Pada UD Gerak Tani Di Jakarta
Timur. hasil analisis pengambilan keputusan strategi bauran pemasaran dengan metode
Proses Hierarki Analitik (FHA) dapat diketahui bahwa tujuan yang paling diprioritaskan
adalah untuk meningkatkan penjualan.
Ketujuh, Vonny tiara narundana (1), gilang cahya samudra (2) (2019) dengan
judul Analisis Strategi Pemasaran Pada PT Telkomsel Bandar Lampung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PT Telkomsel Bandar Lampung berada pada kuadran I.
Hal ini menunjukkan bahwa PT Telkomsel Bandar Lampung saat ini berada pada posisi
Growth and Build (tumbuh dan berkembang). Berdasarkan posisi perusahaan tersebut
alternatif strategi yang tepat digunakan pada kuadran ini adalah strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif
(integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal).
17
Kedelapan, Aris firmansyah (2003) dengan judul Analisis Strategi Pemasaran
Emping Melinjo Pada Pusat Koperasi Pertanian (PUSKOPTAN). Hasil analisis internal
puskoptan pengembangan banten memiliki posisi strategis internal yang sedang untuk
mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan kekuatan internal yang
dimilikinya.
Kesembilan, Panji pratama (2008) dengan judul Analisis Strategi Pemasaran
Buah Stroberi Vin’s Berry Park Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua-Lembang
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hasil analisis dengan metode Proses Hierarki Analitik
(PHA) dapat diketahui bahwa prioritas menyeluruh menempatkan tujuan menghadapi
persaingan diurutan pertama dengan bobot 0,637. Prioritas kedua adalah tujuan
meningkatkan keuntungan dengan bobot 0,258. Sedangkan tujuan mendapatkan
keuntungan yang berkesinambungan yang merupakan tujuan jangka panjang perusahaan
menempati prioritas ketiga dengan bobot 0,105.
Kesepuluh, Andi muhammad fauzan (2010) Analisis Strategi Pemasaran Air
Minum Beroksigen “Airox” pada PT Tirta Alam Semesta, Bogor. Berdasarkan hasil
kuisioner, kemudian data diolah menggunakan metoda Analytical Hierarcy Process
(AHP). Berdasarkan AHP, diperoleh tiga tujuan perusahaan dalam mengevaluasi
strategi pemasarannya, yaitu (1) meningkatkan penjualan ”AirOx”, (2) menghadapi
pesaing, (3) efisiensi biaya pemasaran.
Kerangka Berfikir
Analisis Internal
Kekuatan
Kelemahan
Perumusan
SWOT Implementasi
Lingkungan Analisis dan Pemilihan
Strategi
Perusahaan Strategi
Analisis Eksternal
Peluang
18
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Untuk metode yang akan digunakan adalah metode Kualitatif dengan
pendekatan Deskriptif, Memakai data berupa gambar, kata-kata dan bukan angka.
Dengan menentukan cara menggumpulkan, mencari, mengelolah dan menganalisis data
hasil penelitian maka peneliti memilih metode kualitatif. Dengan menggunakan
peneltian kualitatif akan lebih mudah berinteraksi secara social, dengan wawancara
akan menemukan titik point yang jelas dan lebih mendalam. Penelitian akan
menggunakan analisis SWOT untuk menggetahui strategi pemasaran pada telkomsel.
Pengambilan data dengan dokumentasi dan wawancara bertujuan agar memperoleh
gambaran penuh menurut pandangan manusia mengenai suatu hal yang diteliti.
Penelitian kualitatif tidak dapat diukur dengan angka karena semua berkaitan kepada
Persepsi Ide, Pendapat dan Kepercayaan Informan.
Jenis Data
Penulis mendapatkan informasi atau data yang dikumpulkan dari beberapa
sumber yang sehubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini sumber-sumber data
primer dan sekunder yang akan digunakan
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalan
hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan
instrument-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pengumpulan data
primer merupakan bagian internal dari proses penelitian dan yang seringkali
19
diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer dianggap lebih
akurat, karena data ini disajikan secara terperinci. Indriantoro dan supomo dalam
Purhantara (2010:79). Dilakukan secara Snowball sampling kepada informan
yang ditentukan untuk meminimalisir kekurangan data ketika pada kondisi
tertentu seperti menambahnya informan yang sudah ditentukan sebelumnya atau
akses yang tidak memungkikan didapat peneliti
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang didapatkan secara tidak langsung atau
membaca dari beberapa sumber media perantara. Data sekunder yang didapat
dalam bentuk catatan dan laporan yang dibuat berdasarkan historis dan disimpan
dalam arsip (data documenter) yang dipublikai atau pun tidak. Data sekunder
yang peneliti miliki dapat diperoleh dari jurnal, buku, atau karya ilmiah yang
terkait dan beberapa sumber data yang diperoleh dari internet sebagai media
pendukung.
20
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif kualitatif, dimana Sebagian
data kualitatif yang akan diperoleh akan diangkakan sekedar untuk mempermudah
penggabungan dua atau lebih data variable kemudian setelah didapat hasil akhir akan
dikualitatifkan Kembali. Dalam penelitian ini perangkat analisis data yang akan
digunakan adalah dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, dan Threats), untuk mengetahui strategi bersaing pada Telkomsel.
Analisis Matrik IFE ( Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor
Evaluation)
Matrik IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan
menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui pembobotan.
Sedangkan matrik EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan
melakukan pembobotan.
Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matrik IFE dan
EFE adalah sebagai berikut:
1. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting (critical
success factors) untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
(peluang dan ancaman) perusahaan, kemudian menempatkannya pada kolom
pertama.
2. Menentukan bobot (weight) dari critical success factors. Penentuan bobot
dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan
eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode
“Paired Comparison”. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan
bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot
setiap variable digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk
pengisian kolom adalah:
1. Jika indicator horizontal kurang penting dari pada indicator vertical
2. Jika indicator horizontal sama penting dibandingkan indicator vertical
3. Jika indicator horizontal lebih penting dibanding indicator vertical
21
Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada
Tabel berikut.
Tabel 7 Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal
dimana : Bi = bobot
variabel
ke-i
Xi= jumlah
variable
ke-i
i = 1,2,3,...,n
n = jumlah variabel
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobot ini kemudian
ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE.
3. Menentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana
untuk matrik IFE, skala nilai peringkat untuk kekuatan yang digunakan yaitu:
22
4. Menggalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor
pembobotan dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertical untuk
mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Hasil pembobotan dan
peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam
matrik. Matrik IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 7 dan 8.
Kelemahan :
-
-
Total
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total
skor IFE (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat, (2,0 –
2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang dan (1,0 – 1,99)
berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah.
Tabel 9 Analisis Matrik EFE
Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang :
-
-
Ancaman :
-
-
Total
Sumber: David (2012: 160)
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Total
skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0 – 4,0)berarti perusahaan merespon
kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-
rata (2,0 – 2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan
23
ancaman yang ada dan lemah, (1,0 – 1,99) berarti perusahaan tidak dapat
merespon peluang dan ancaman yang ada.
24
Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis, yang
diposisikan berada berada dalam atau disekitar sel I dalam matrik IE.
Nilai-nilai IFE dikelompokkan dalam kuat (3,0 – 4,0), sedang (2,0 –
2,99), dan lemah (1,0 – 1,99). Sedangkan nilai-nilai EFE dapat
dokelompokkan dalam tinggi (3,0 - 4,0), sedang (2,0 – 2,99), dan rendah
(1,0 – 1,99) (David, 2006:344).
Analisis Matriks SWOT
Rais (2009:4), metode Analisa SWOT dianggap sebagai metode Analisa
yang paling dasar, berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan
dalam 4(empat) sisi yang berbeda. Hasil analisis biasanya adalah arahan
atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah
keuntungan dari peluang yang ada, dan juga mengurahi kelemahan dan
menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar atau tidak terlihat
selama ini. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu:
S = Strenghts, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini
W = Weaknesses, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari organisasi atau program pada saat ini
O = Opportunities, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
dari luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi
di masa depan.
T = Threats, adalah situasi atau kondisi yang merupakan ancaman bagi
organisasi yang datang dari luar organisasi yang dapat mengancam
eksistensi organisasi di masa depan.
Perbandingan antara empat komponen dasar (SWOT) dijelaskan dalam
skema matriks SWOT. Matriks SWOT terdiri dari 8 sel: 4 sel berisi
inventori variable internal dan lingkungan bisnis (eksternal) dan empat sel
lainya yang berisi implikasi strategi yang ditimbulkannya. Sel berisi
daftar (list) kekuatan (S) perusahaan yang berhasil dibangun oleh
manajemen dan sen 2 berisi daftar kelemahan (W) yang ingin dihilangkan.
Oleh karena itu sel 1 dan 2 secara berturut-turut disebut sel S dan sel W.
sel 3 berisi daftar peluang (O) yang dimiliki pada masa sekarang dan yang
25
akan datang dan sel 4 berisi daftar ancaman (T) yang sedang dihadapi
sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu sel 3 dan 4 secara
berturut-turut disebut sel O dan sel T.
Sel 5 merupakan pilihan strategi yang hendak dipilih oleh manajemen
berdasar kombinasi kekuatan dan peluang bisnis yang ada pada sel S dan
O, oleh karena itu disebut sebagai strategi maksi-maksi SO. Strategi pada
sel tersebut juga sering disebut manajemen berdasarkan kombinasi
kelemahan dan peluang bisnis yang ada pada sel W dan O dan oleh karena
itu disebut sebagai sela tau strategi WO. Strategi pada sel WO juga sering
dinamai sebagai mini-maksi. Sel 7 berisi pilihan strategi yang ditimbulkan
oleh kombinasi sel S dan T dan oleh karena itu disebut sela tau strategi ST.
strategi ini sering juga dinamai sebagai strategi maksi-mini. Sel 8 berisi
strategi hasil kombinasi sel W dan T dan oleh karena itu sering disebut sel
atau strategi WT.
26
Telecom Mobile Pte Ltd (35%). Telkomsel secara khusus telah mengoperasikan
belasan ribu unit BTS di wilayah 3T, yang terdiri dari BTS Reguler dan BTS Merah
Putih, termasuk BTS Boardband yang siap mengakomodasi kebutuhan masyarakat
dalam mengakses layanan data (internet). Telkomsel terus berinvestasi dalam
teknologi terbaru untuk mendukung deliverance lebih baik dari produk dan layanan
kepada pelanggan setia mereka. Telkomsel menjadi yang pertama dalam
menghadirkan uji coba layanan 5G di Indonesia sebagai upaya dalam
menyukseskan inisiatif pemerintah menuju making Indonesia 4.0 sebagai bentuk
kesiapan negri menghadapi Revolusi Industri 4.0. Telkomsel terus berinovasi
menghadirkan beragam channel pelayanan yang mudah dijangkau masyarakat
melalui aplikasi MyTelkomsel, Asisten Virtual Telkomsel, layanan Call Center 24
jam, dan kehadiran GraPARI di seluruh wilayah Indonesia.
Telkomsel berkomitmen untuk selalu mengimplementasikan teknologi seluler
terdepan dan terkini untuk pengalaman terbaik bagi pelanggan. Melalui penerapan
teknologi broadband terbaru yakni 4.9G massive mimo yang sudah mendekati
kapabilitas 4G. Telkomsel telah memasang lebih dari 228.000 unit Base Transceiver
Station (BTS) di seluruh penjuru negri, menjadikan 95% populasi negri sudah
terjangkau layanan 4G Telkomsel.
Logo Identitas Perusahaan dan Slogan TELKOMSEL
a) Logo PT Telkomsel
27
Sebagai penyedia layanan dan solusi gaya hidup digital mobile kelas dunia yang
terpercaya, Telkomsel selalu berusaha menyediakan layanan seluler seluas-luasnya
berstandar layanan kelas dunia dan mengacu pada kepuasan pelanggan.
Misi Telkomsel
Misi yang diamanatkan dalam perusahaan adalah:
“DeliverMobile digital services and solution that exceed customers’ expectations, creat
value for our stakeholders, and support the economic development of the nation.”
“Memberikan layanan dan solusi digital mobile yang melebihi ekspetasi para pengguna,
menciptakan nilai lebih bagi para pemegang saham serta mendukung pertumbuhan
ekonomi ekonomi bangsa.”
Memberikan layanan dan solusi digital mobile dengan maksimal serta bekerjasama
dengan para pemegang saham agar menghasilkan nilai tabah dan diharapkan dapat
menjadikan Telkomsel sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di Indonesia.
Sejarah
Selama 25 tahun, Telkomsel hadir mengiringi Langkah dan aktivitas masyarakat
Indonesia melalui akses telekomunikasi dan teknologi berbasis broadband terkini. Pada
awal dibangun tahun 1995 perusahaan ini diresmikan oleh PT Telkomunikasi Indonesia
Tbk (Telkkom) dan PT Indosat Tbk (Indosat) dengan meluncurkan layanan pascabayar
dan kartuHalo, lalu pada tahun selanjutnya Telkomsel meluncurkan simPATI dengan
kartu prabayar pertama di Asia yang melayani 27 provinsi diseluruh Indonesia, dan
pada tahun 1998 Telkomsel menjadi pemimpin pasar dalam industri seluler di
Indonesia, dan sering berjalanya waktu pada tahun selanjutnya perusahaan ini
memperkenalkan layanan mobil banking pertama di Indonesia, disusul dengan
beroperasinya layanan dual band GSM dalam frekuensi 900 dan 1800 MHz di
Indonesia, lalu Telkomsel selalu berkembang dan berinovasi dalam mengiringi Langkah
dan aktivitas masyarakat Indonesia dengan meluncurkan layanan WAP, web, dan
layanan data melalui SMS untuk berseluncur online melalui ponsel, diawal tahun 2003
sampai dengan tahun 2016 Telkomsel sudah memiliki banyak inovasi-invasi baru dari
memperkenalkan layanan roaming internasional prabayar pertaman untuk indonesai,
sampai mengajak masyarakat untuk gaya hidup mobile, Transformasi Mobile Melebihi
Indonesia menghubungkan lebih banyak masyarakat untuk meninggalkan lebih banyak
28
jejak didunia dengan itu pada tahun 2017 Telkomsel berevolusi dengan melakukan uji
coba 5G yang terus dikembangkan sampai saat ini.
Share Ownership Telkomsel
Tabel 11 Share Ownership Telkomsel
Tahun Deskripsi
Telkomsel adalah dibentuk oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
1995
(Telkom) dan PT Indosat Tbk (Indosat)
Tahun Deskripsi
• Telkomsel meluncurkan 3 Program mahakarya: Dunia Digital, Hebat
Pengalaman Pembayaran dan TrueBEx (True Pengalaman Broadband).
• Spektrum lengkap penataan ulang pada tahun 1800 MHz, dan diluncurkan
LTE di 14 kota dengan 2.2 juta pengguna LTE.
2015
• Melebihi 100 Seribu BTS dan 150 juta basis pelanggan.
• Mencapai Triple 3 Strategi, dengan Enterprise Nilai > Rp300 Tn, Kumulatif
3 Tahun Pendapatan 33%, dan Bisnis Digital Kontribusi 33% Pendapatan
yang dicapai pada Q4 15.
• Dieksekusi 3 Karya program: Besar Data, Memimpin 4G, dan Pelanggan
Pengalaman.
• Diperluas LTE cakupan ke lebih banyak dari 80 Broadband Kota-kota di
2016 Negara.
• Mencapai lima tahun berturut-turut dari Triple Double Pertumbuhan digit
dalam Pendapatan (+14.0% YoY), EBITDA (+16.9% YoY) dan Laba Bersih
(+26.1% YoY).
29
• Berfokus pada pembuatan secara konsisten Pelanggan yang sangat baik
Pengalaman (CX), IoT Ekosistem Digital untuk Manajemen Armada dan
Bakat Baru Manajemen ke dukung Digital Pengua saan.
• Dianugerahi 30 MHz spektrum tambahan
pada 2300 MHz frekuensi oleh pemerintah, yang akan digunakan untuk
2017
memberikan yang terbaik Layanan data untuk pelanggan dan mendukung
Indonesia 2019 Paket Broadband [sebagai bagian dari Telkomsel komitmen
terhadap bangsa].
• Telkomsel 4G LTE cakupan tercapai 490 kota kabupaten di seluruh
Indonesia.
• Perluasan posisi pada Ekosistem video dengan diluncurkan MAXstream,
video satu atap portal yang menggabungkan OTT aplikasi video, saluran
linear, dan Konten VOD.
• Meluncurkan 5G pertama pengalaman teknologi melalui "Pengalaman 5G
Telkomsel Pusat" yang terbuka untuk publik selama Asian Games 2018.
• Layanan TCASH yang diperpanjang kepada pelanggan penyedia
2018 telekomunikasi sehingga dapat dimanfaatkan dengan semua orang dan
digunakan untuk beragam jenis transaksi digital mudah, kapan saja dan di
mana saja.
• Meluncurkan bahasa Indonesia pertama serial asli, Brata, yang dapat
ditonton di MAXstream
• Game pertama yang dipublikasikan, Shellfire, e-sport untuk menargetkan
komunitas gamer yang ada
• LinkAja was officially launched on June 30, 2019 under PT. Fintek Karya
Nusantara, LinkAja, a collaboration of SOEs 'From and For Indonesia', is the
only fintech supported by a variety of cross-sector businesses such as
banking, insurance, oil.
• Dunia Games has released its newest e-game, Lord of Estera. As an RPG
(role-playing game) online mobile game application, Lord of Estera has a
variety of game modes, characters, and in-app purchases.
2019
• Telkomsel officially launched by.U, the first digital prepaid cellular service
in Indonesia that provides an end-toend digital experience for all
telecommunications needs, from choosing a number to getting a SIM card,
topping-up balance and quota, and making payments.
• Telkomsel successfully tested its 5G network in Batam, Riau Islands with
the first video call using a 5G connection as well as a successful 5G speed
test.
Sumber: www.Telkomsel.com, 2019
Pemasaran Telkomsel
Untuk melengkapi perusahaan transformasi menjadi Digital terkemuka
Telkomsel meluncurkan berbagai program, promosi dan penawaran produk untuk
mempertahankan eksistensi dan dorongan Bisnis Digital sebagai utama mesin
pertumbuhan. Strategi pemasaran yang digunakan oleh Telkomsel ini diselaraskan
dengan hati-hati dengan segmen pelanggan tertentu dan persembahan yang
dipersonalisasi disampaikan melalui saluran digital untuk implementasi yang efisien.
30
Tujuan dari kegiatan promosi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan keunggulan
yang terdapat pada produk, serta menyakinkan dan membujuk konsumen untuk
membeli produk tersebut. Selain itu strategi pemasaran yang diterapkan Telkomsel yaitu
dengan cara meluncurkan produk-produk yang baik dan harga yang terjangkau.
Produk yang ditawarkan oleh Telkomsel saat ini adalah KartuHalo, simPATI, LOOP,
Flash, dan KartuAS dengan kekuatan sinyal 4G LTE, ini menjadi kekuatan bagi
Telkomsel karena tidak semua operator seluler memiliki kekuatan sinyal sebaik
Telkomsel.
Profil Responden
Berikut ini hasil gambaran dari profil responden,. Informasi tersebut didapat dari
hasil penyebaran kuesioner terhadap 5 orang pakar. Adapun hasil profil pakar yang
diperoleh berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diajukan kepada para pakar adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Jenis Kelamin (%)
(Orang)
Pria 5 100
Wanita 0 0
Total 5 100
Sumber: Data Hasil Pengolahan Penulis
Berdasarkan tabel diatas dari jenis kelamin, diperoleh gambaran pakar pria
sebanyak 5 orang dan tidak ada pakar wanita. Total pakar sebanyak 5 orang.
2. Pekerjaan Responden
Tabel 14 Presentase Pekerjaan Responden
Jumlah Responden
Jabatan (%)
(Orang)
Manajer 3 60
Sales Manajer 2 40
Total 5 100
31
Sumber: Data Hasil Pengolahan Penulis
Berdasarkan tabel diatas dari pekerjaan responden, diperoleh gambaran bahwa
pakar dari berbagai latar belakang yang berbeda terdiri dari Manajer dan Sales
Manajer.
Pembahasan
Matrik EFE (External Factor Evaluation)
Faktor-faktor yang dianalisis dengan matrik ini adalah faktor-faktor strategis
eksternal PT Telkomsel. Faktor-faktor strategis yang dianalisis adalah peluang dan
ancaman bagi PT Telkomsel di masa yang akan datang. Matrik EFE dan perusahaan
yang dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 15 Matrik EFE PT. Telekomunikasi Indonesia
Skor
Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat
Bobot
Peluang
1. Kemampuan menangkap pangsa pasar yang
0.10 2.4 0.240
baik
2. Jalinan kerjasama yang baik antara PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan 0.13 2.8 0.364
pelanggan.
3. Citra perusahaan yang baik antara
0.09 3 0.270
perusahaan dengan konsumen
4. Tingkat daya beli masyarakat terhadap
0.10 3.4 0.340
produk PT Telekomunikasi Indonesia
5. Tingkat permintaan pasar yang tinggi akan
0.09 3 0.270
internet
Ancaman
6. Tingkat persaingan usaha yang tinggi. 0.12 3.8 0.456
7. Resiko usaha pemasangan internet dan
0.1 3.6 0.36
jaringan yang tinggi.
8. Resiko pekerja freelance yang tinggi. 0.08 2.2 0.176
9. Tingginya pertumbuhan usaha yang sejenis
dengan produk PT Telekomunikasi 0.08 2.6 0.208
Indonesia
10. Tingginya harga logistik untuk paket data
0.11 3.2 0.352
internet PT Telekomunikasi Indonesia
Total 1.00 3.306
32
1. Faktor Peluang
a. Faktor Kemampuan menangkap pangsa pasar yang baik mendapat bobot 0.10
dan rating untuk faktor ini 2.40. PT. Telekomunikasi Indonesia merespon
dengan baik peluang ini sehingga memperluas pangsa pasarnya. Faktor ini yang
menjadi fokus perusahaan untuk meningkatkan jumlah konsumen dan menarik
konsumen lain untuk membeli produk PT. Telekomunikasi Indonesia.
b. Faktor Jalinan kerjasama yang baik antara PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
dengan pelanggan mendapat bobot 0.13 dan rating untuk faktor ini 2.80. Faktor
ini mendapatkan peringkat ketiga dari 5 poin yang dianalisis.. Hal ini membuat
para konsumen memiliki loyalitas yang tinggi dan cenderung menjadi pelanggan
tetap serta menjadi media promosi bagi perusahaan melalui media mouth to
mouth untuk menarik konsumen lain untuk membeli produk di perusahaan yang
akan meningkatkan penjualan.
c. Faktor Citra perusahaan yang baik antara perusahaan dengan konsumen
mendapat bobot 0.09 dan rating untuk faktor ini 3.00. Faktor ini mendapatkan
peringkat kedua dari 5 poin yang dianalisis. Peluang ini dimanfaatkan melalui
citra yang baik PT Telekomunikasi Indonesia.
d. Faktor Tingkat daya beli masyarakat terhadap produk PT Telekomunikasi
Indonesia mendapat peringkat pertama dan merupakan poin utama yang penting
dari 5 poin yang dianalisis. Peluang ini mendapatkan bobot 0.10 dan rating
untuk faktor ini 0.340. faktor peluang Tingkat daya beli masyarakat terhadap
produk PT Telekomunikasi Indonesia dimanfaatkan betul perusahaan sehingga
dapat meningkatkan penjualan.
e. Faktor Tingkat permintaan pasar yang tinggi akan internet mendapat bobot 0.09
dan rating untuk faktor ini 3.00. Faktor ini mendapatkan peringkat kedua dari 5
poin yang dianalisis. Konsumen merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Besarnya jumlah konsumen akan
mempengaruhi cakupan pangsa pasar menjadi lebih luas dan mendorong
meningkatkan pendapatan perusahaan.
2. Faktor Ancaman
33
a. Faktor Tingkat persaingan usaha yang tinggi mendapat bobot 0.12 dan rating
untuk faktor ancaman ini 3.8. Faktor ancaman ini mendapat peringkat pertama
dari point utama yang penting dari lima poin yang dianalisis.
b. Faktor Resiko usaha pemasangan internet dan jaringan yang tinggi mendapat
bobot 0.10 dan rating untuk faktor ini 3.6. Faktor ancaman ini mendapat
peringkat kedua dari point utama yang penting dari lima poin yang dianalisis.
Persaingan antar produk sejenis saat ini mulai gencar menciptakan inovasi-
inovasi agar terhindar dari resiko-resiko yang tidak diinginkan perusahaan.
c. Faktor Resiko pekerja freelance yang tinggi mendapat bobot 0.08 dan rating
untuk faktor ini 2.2. Faktor ancaman ini mendapat peringkat kelima dari point
utama yang penting dari lima poin yang dianalisis.
d. Faktor Tingginya pertumbuhan usaha yang sejenis dengan produk PT
Telekomunikasi Indonesia mendapat peringkat keempat dari lima poin yang
dianalisis. Faktor ancaman ini mendapat bobot 0.08 dan rating untuk faktor ini
2.6. tingginya pertumbuhan usaha sejenis di Indonesia yang terbilang tinggi
yang menjadi perhatian perusahaan.
e. Faktor Tingginya harga untuk paket data internet PT Telekomunikasi Indonesia
mendapat peringkat ketiga dari lima poin yang dianalisis. Faktor ancaman ini
mendapat bobot 0.11 dan rating untuk faktor ini Tingginya harga untuk paket
data internet PT Telekomunikasi Indonesia, perusahaan ditunutut perusahaan
untuk membangun harga yang terjangkau sesuai kualitas produk PT.
Telekomunikasi Indonesia. Lini produk dan mutu produk ditingkatkan untuk
menarik segmen pasar baru.
Dari hasil analisis EFE diatas menunjukkan total keseluruhan sebesar 3.306
yang merupakan bobot diatas rata-rata dimana skor bobot rata-rata 2.5. Hal ini
mengindikasikan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia menjalin kerjasama yang baik
antara PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan pelanggan dengan total skor 0.364.
Sedangkan Tingkat persaingan usaha yang tinggi merupakan faktor ancaman paling
kuat dengan total skor 0.456.
Matrik IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor-faktor yang dianalisis dengan matrik ini adalah faktor-faktor strategis
internal PT Telekomunikasi Indonesia. Faktor-faktor strategis yang dianalisis adalah
34
kekuatan dan kelemahan bagi PT Telekomunikasi Indonesia di masa yang akan datang.
Matrik IFE dan perusahaan yang dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 16 Matrik IFE PT Telekomunikasi Indonesia
Skor
Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat
Bobot
Kekuatan
1. Kualitas produk PT. Telekomunikasi
0.15 3.8 0.57
Indonesia yang ditawarkan baik
2. Pengaruh lokasi PT Telekomunikasi
Indonesia terhadap kelangsungan usaha 0.13 3.4 0.442
yang baik
3. Pelayanan kepada konsumen yang maksimal 0.07 3.4 0.238
Kelemahan
6. Tingkat harga PT. Telekomunikasi
0.09 3 0.27
Indonesia yang tinggi.
7. After Sales Service yang tidak terlalu
0.13 3.2 0.416
memuaskan
8. Kurangnya sosialisasi tentang perubahan
0.06 2.6 0.156
tarif kepada pelanggan
9. PT. Telekomunikasi Indonesia
mengharuskan pelanggan untuk membeli 0.13 3.8 0.494
satu paket (triple play).
10. Keterbatasan logistik yang tinggi. 0.10 2.6 0.26
Total 1.00 3.322
3. Faktor Kekuatan
a. Faktor Kualitas produk PT. Telekomunikasi Indonesia yang ditawarkan baik
mendapat bobot 0.15 dan rating untuk faktor ini 3.8. Faktor ini mendapatkan
peringkat pertama dari 5 poin yang dianalisis. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas produk yang baik akan mampu menyaingi pesaing terhadap produk
sejenis.
35
b. Faktor pengaruh lokasi PT Telekomunikasi Indonesia terhadap kelangsungan
usaha yang baik mendapat bobot 0.13 dan rating untuk faktor ini 3.4. Faktor ini
mendapatkan peringkat kedua dari 5 poin yang dianalisis.
c. Faktor Pelayanan kepada konsumen yang maksimal mendapat bobot 0.07 dan
rating untuk faktor ini 3.4. Faktor ini mendapatkan peringkat keempat dari 5
poin yang dianalisis. Pelayanan yang baik dan ramah ini sangat membantu
perusahaan dengan lancar sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain yang sejenis.
d. Faktor Jaminan kualitas produk yang baik kepada konsumen mendapat bobot
0.06 dan rating untuk faktor ini 3.4. Faktor ini mendapatkan peringkat ketiga
dari 5 poin yang dianalisis. Dengan kekuatan faktor ini mampu meningkatkan
laba perusahaan karena didukung dengan jaminan kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan.
e. Faktor Kerjasama yang baik dengan stakeholder mendapat bobot 0.08 dan rating
untuk faktor ini 3.4. Faktor ini mendapatkan peringkat ketiga dari 5 poin yang
dianalisis. Faktor kekuatan ini menunjukkan bahwa perusahaan harus mampu
bekerja sama dengan stakeholder
4. Faktor Kelemahan
a. Faktor Tingkat harga PT. Telekomunikasi Indonesia yang tinggi mendapat bobot
0.09 dan rating untuk faktor ini 3. Faktor ini mendapatkan peringkat keempat
dari 5 poin yang dianalisis. Setiap produk yang dihasilkan adalah untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk tersebut dapat
diterima tentunya haruslah terjangkau dengan konsumen.
b. Faktor After Sales Service yang tidak terlalu memuaskan mendapat bobot 0.13
dan rating untuk faktor ini 3.2. Faktor ini mendapatkan peringkat kedua dari 5
poin yang dianalisis. Dengan banyaknya kompetitor saat ini, perusahaan harus
meningkatkan sales service.
c. Faktor PT. Telekomunikasi Indonesia mengharuskan pelanggan untuk membeli
satu paket (triple play) mendapat bobot 0.06 dan rating untuk faktor ini 2.6.
d. Faktor Kurangnya sosialisasi tentang perubahan tarif kepada pelanggan
mendapat bobot 0.13 dan rating untuk faktor ini 3.8. Faktor ini mendapatkan
peringkat pertama dari 5 poin yang dianalisis. Faktor ini merupakan faktor
36
kelemahan yang perlu diperhatikan PT. Telekomunikasi Indonesia karena
kurangnya sosialisasi terhadap perubahan tarif membuat konsumen kecewa.
e. Faktor Keterbatasan logistik yang tinggi mendapat bobot 0.10 dan rating untuk
faktor ini 2.6. Faktor ini mendapatkan peringkat keempat dari 5 poin yang
dianalisis.
Dari hasil analisis IFE diatas menunjukkan total keseluruhan sebesar 3.322 yang
merupakan bobot diatas rata-rata dimana skor bobot rata-rata 2.5. Hal ini
mengindikasikan bahwa Kualitas produk PT. Telekomunikasi Indonesia yang
ditawarkan baik dengan total skor 0.57. Sedangkan Kurangnya sosialisasi tentang
perubahan tarif kepada pelanggan dengan total skor 0.494.
Matrik IE
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik EFE dan matrik IFE maka dapat
disusun selanjutnya dalam matrik Internal-Eksternal atau matrik IE. Matrik IE
digunakan untuk menganalisis posisi perusahaan secara lebih detail dan melihat strategi
apa yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan.
Hasil dari penilaian matrik IE untuk PT. Telekomunikasi Indonesia dapat dilihat
pada gambar 4.1. Nilai rata-rata IFE sebesar 3,322 dan rata-rata EFE sebesar 3,306
menunjukkan posisi PT. Telekomunikasi Indonesia berada pada kuartan I. Pada posisi
ini strategi yang tepat untuk digunakan adalah strategi tumbuh dan berkembang. Strategi
yang dapat diterapkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia adalah strategi intensif yaitu
penetrasi pasar, integrasi ke depan dan integrasi horizontal.
Strategi penetrasi pasar yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu
untuk mengatasi perkembangan pasar dengan meningkatkan pangsa pasar produk yang
sudah ada. Peningkatan pangsa pasar produk ini dapat dilakukan dengan lebih gencar
melakukan promosi, memperluas wilayah pemasaran dan distribusi, mempertahankan
harga dan harga, menjalin kerjasama dengan stakeholder, meningkatkan anggaran iklan,
meningkatkan aktivitas publisitas, menciptakan inovasi produk yang baru dan tetap
menjaga atau meningkatkan kualitas produk yang sudah ada.
Strategi integrasi ke depan yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu
meningkatkan kontrol atas distributor. Strategi integrasi ke depan yang dilakukan PT.
Telekomunikasi Indonesia adalah strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas
jalur distribusi.
37
Strategi integrasi horizontal yang dilakukan PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu
meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling signifikan
dalam manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi
horizontal sebagai strategi pertumbuhan.
TOTAL NILAI IFE
Kuat Rata Lemah
3.0-4.0 2.0-2.99 1.0-1.99
4.0 3.0 2.0 1.0
I II III
Tinggi
3.306- 3.322
TOTAL NILAI EFE
38
untuk membeli dengan
satu paket konsumen
(triple play
4. Jaminan kualitas 4. Kurangnya 4. Citra 4.Tingginya
produk yang baik sosialisasi perusahaan pertumbuhan
kepada konsumen tentang yang baik usaha yang
perubahan tarif antara sejenis dengan
kepada perusahaan produk PT
pelanggan dengan Telekomunikasi
konsumen Indonesia
5. Kerjasama yang baik 5. PT. 5. Tingkat 5.Tingginya
dengan stakeholder Telekomunikasi permintaan harga logistik
Indonesia pasar yang untuk paket
mengharuskan tinggi akan data internet PT
pelanggan internet Telekomunikasi
untuk membeli Indonesia
satu paket
(triple play).
Strategi SO Strategi WO Strategi ST
Strategi WT
Menjangkau jaringan di Membuka Analisis aktivitas
Melakukan
daerah jauh dari kota website, yang nilai yang dapat
variasi produk
(S2, O2) memfasilitasi dielemninasi
(produk kualitas
keluhan sehingga dapat
premium dengan
pelanggan menekan biaya
harga lebih
mahal)
Dalam promosi produk Menambah variasi Mengenali dan Membuat
ditekankan pada harga produk mengidentifikasi inovasi-inovasi
dan volume kebutuhan produk
karyawan,
mengadakan
training
1. Strategi S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk mengambil keuntungan dari kesempatan eksternal. Strategi S-O PT.
Telekomunikasi Indonesia adalah :
a. Menjangkau jaringan di daerah jauh dari kota
Strategi ini dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan perusahaan guna
menangkap peluang yang dimiliki perusahaan. Menggunakan media promosi
masal yang tepat sasaran sesuai pasar yang akan dituju oleh perusahaan sehingga
tepat sasaran. Melakukan inovasi terhadap jenis produk yang ditawarkan dan
mempertahankan serta menjamin kualitas produk yang ditawarkan serta
39
memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen untuk mendapatkan
citra baik perusahaan dimata konsumen.
b. Dalam promosi produk ditekankan pada harga dan volume
Dalam meningkatkan volume penjualan diperlukan perencanaan aktivitas yang
dilaksanakan dalam rangka peningkatan permintaan dari para konsumen untuk
meningkatkan volume dan omset penjualan. Aktivitas tersebut dilakukan dengan
mempengaruhi secara langsung konsumen dalam keputusan pembelian dari
target konsumen yaitu dengan cara meningkatkan permintaan, menumbuhkan
keinginan konsumen dalam pembelian produk, menciptakan godwill,
menstimulus para konsumen untuk melakukan pembelian kembali dengan
kuantitas yang lebih banyak, serta menjaga loyalitas konsumen kepada
perusahaan.
2. Strategi W-O
Strategi W-O bertujuan untuk meningkatkan kelemahan internal dengan mengambil
keuntungan pada kesempatan eksternal. Strategi W-O PT. Telekomunikasi
Indonesia adalah:
a. Membuka website, yang memfasilitasi keluhan pelanggan
Saat ini website menjadi suatu kebutuhan dan kepentingan masyarakat diantara
memfasilitasi segala problematika yang dihadapi pelanggan. Dengan
menggunakan website sebagai tempat keluhan pelanggan, akan membaut citra
PT. Telekomunikasi Indonesia semakin baik di mata masyarakat karena mampu
memberikan berbagai solusi keluhan pelanggan.
3. Strategi S-T
a. Analisis aktivitas nilai- nilai yang dapat dielemninasi sehingga dapat menekan
biaya
Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi
diberlakukannya era perdagangan bebas. Sehingga perlu adanya manajemen
biaya. Manajemen biaya ini berfungsi memberikan informasi kepada manajer
dalam mengambil keputusan strategis dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perusahaan.
b. Mengenali dan mengidentifikasi kebutuhan karyawan, mengadakan training
40
Untuk meningkatkan daya saing karyawan dalam menghadapi persaingan bisnis
yang selalu berkembang serta membekali karyawan agar siap dengan
perkembangan terbaru di dunia bisnis, perusahaan melakukan training SDM.
Training SDM ini sangat penting dan dibutuhkan oleh hampir semua
perusahaan. Training atau pelatihan sendiri sebagai sebuah investasi dimana
hasilnya harus bisa dirasakan di masa yang akan datang.
4. Strategi W-T
Strategi W-T adalah teknik yang dilakukan untuk mengurangi kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal.
Strategi W-T PT. Telekomunikasi Indonesia yaitu:
a. Melakukan variasi produk (produk premium dengan harga lebih mahal)
Dalam strategi variasi produk, kesesuaian manfaat produk terhadap kebutuhan
pelanggan sangatlah penting. Sehubungan dengan hal tersebut, kepekaan dan
pengetahuan terhadap produk yang ditawarkan bagi konsumen sangat
berpengaruh terhadap kesuksesan strategi variasi produk.
4.1.1. Matrik QSPM
Matrik QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk
mengevaluasi faktor kunci internal. Seperti alat analisis formulasi strategi
lainnya. QSPM mensyaratkan penilaian intuisi yang baik. Jadi secara konseptual
tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemeenarikan alternatif dari strategi-
strategi yang bervariasi yang telah dipilih untuk menentukan strategi mana yang
paling baik untuk diimplementasikan.
Adapun tabel matrik QSPM adalah sebagai berikut:
Tabel 18 Matrik QSPM
Memperkuat
Melakukan
pemasaran dan
Faktor-faktor Utama Bobot Inovasi Produk
perluas jangkauan
AS TAS AS TAS
Peluang
1. Kemampuan menangkap
0.12 2.3 0.27 3.0 0.4
pangsa pasar yang baik
2. Jalinan kerjasama yang
baik antara PT
Telekomunikasi 0.08 2.7 0.22 2.7 0.2
Indonesia, Tbk dengan
pelanggan
41
3. Citra perusahaan yang
baik antara perusahaan 0.10 3.0 0.30 3.3 0.3
dengan konsumen
4. Tingkat daya beli
masyarakat terhadap
0.08 2.0 0.17 2.3 0.2
produk PT
Telekomunikasi Indonesia
5. Tingkat permintaan pasar
0.13 3.7 0.49 2.7 0.4
yang tinggi akan internet
Ancaman
1. Tingkat persaingan usaha
0.17 4.0 0.67 3.7 0.6
yang tinggi
2. Resiko usaha pemasangan
internet dan jaringan yang 0.08 2.3 0.19 3.3 0.3
tinggi
3. Resiko pekerja freelance
0.08 2.0 0.17 2.7 0.2
yang tinggi
4. Tingginya pertumbuhan
usaha yang sejenis dengan
0.07 1.7 0.11 2.0 0.1
produk PT
Telekomunikasi Indonesia
5. Tingginya harga logistik
untuk paket data internet
0.08 3.0 0.25 2.7 0.2
PT Telekomunikasi
Indonesia
Total 1.0 2.84 2.92
Kekuatan
1. Kualitas produk PT.
Telekomunikasi Indonesia 0.13 2.7 0.36 2.3 0.3
yang ditawarkan baik
2. Pengaruh lokasi PT
Telekomunikasi Indonesia
0.10 2.7 0.27 3.3 0.3
terhadap kelangsungan
usaha yang baik
3. Pelayanan kepada
0.07 2.0 0.13 3.3 0.2
konsumen yang maksimal
4. Jaminan kualitas produk
yang baik kepada 0.07 2.7 0.18 2.7 0.2
konsumen.
5. Kerjasama yang baik
0.05 3.7 0.18 3.0 0.2
dengan stakeholder
Kelemahan
1. Tingkat harga PT.
Telekomunikasi Indonesia 0.08 2.3 0.19 2.7 0.2
yang tinggi
2. After Sales Service yang
0.08 3.0 0.25 3.7 0.3
tidak terlalu memuaskan
42
3. PT. Telekomunikasi
Indonesia mengharuskan
0.07 3.0 0.20 3.3 0.2
pelanggan untuk membeli
satu paket (triple play).
4. Kurangnya sosialisasi
tentang perubahan tarif 0.23 3.3 0.78 3.0 0.7
kepada pelanggan
5. Keterbatasan logistik
0.12 2.7 0.31 4.0 0.5
yang tinggi
Total 1.0 2.85 3.11
Dari tabel matrik QSPM untuk PT. Telekomunikasi Indonesia diatas terdapat
dua strategi yang diambil dari analisis tahap masukan (input stage) dan tahap
penyesuaian (matching stage), yaitu:
1. Melakukan Inovasi Produk dan variasi Produk
Alternatif strategi 1 adalah Melakukan Inovasi Produk. Alternatif strategi ini
mendapatkan TAS (Total Attractiveeness) untuk faktor peluang ancaman sebesar
2.84, sedangkan untuk faktor kekuatan kelemahan sebesar 2.85. Strategi ini
merupakan strategi pilihan yang kedua karena dianggap . Telekomunikasi Indonesia
sudah memenuhi strategi ini dengan baik dalam penerapannya. Melonjaknya jumlah
pelaku usaha sejenis mengakibatkan persaingan pasar menjadi semakin ketat.
Bahkan sekarang ini persaingan antara pengusaha yang satu dengan pelaku usaha
lainnya sudah dalam kondisi yang semakin kompleks, sehingga masing-masing
perusahaan kini berlomba menciptakan inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan
eksistensi bisnisnya. Menggunakan inovasi baru untuk menghadapi persaingan pasar
cukup efektif untuk memenangkan pasar yang ada. Tanpa adanya inovasi dari
perusahaan, bisa dipastikan konsumen akan cepat bosan di tengah ramainya
persaingan. Karena itulah, Perusahaan menggunakan strategi ini untuk selalu
berinovasi baik dalam urusan internal perusahaan maupun untuk meningkatkan daya
saing produk yang dihasilkan.
2. Memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan
Alternatif strategi 2 adalah Memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan.
Alternatif strategi ini mendapatkan TAS (Total Attractiveeness) untuk faktor
peluang ancaman sebesar 2.92, sedangkan untuk faktor kekuatan kelemahan sebesar
3.11 yang merupakan nilai tertinggi. Strategi ini merupakan strategi pilihan yang
pertama karena dianggap . Telekomunikasi Indonesia sudah memenuhi strategi ini
43
dengan baik dalam penerapannya. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding
strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Suatu produk akan dapat dijual dengan
mudah apabila bagian pemasaran suatu perusahaan dapat memahami kebutuhan
konsumen, melakukan pengembangan produk, menetapkan harga yang sesuai,
memperluas pendistribusian, dan kegiatan promosi dengan efektif.
Dalam memperluas jangkauan distribusi yang sesuai untuk suatu perusahaan,
perusahaan harus mampu menganalisa kebutuhan konsumen akan pelayanan,
menetapkan sasaran yang ingin dicapai dan hambatan yang ada, dan mengenali
alternatif mata rantai saluran distribusi, serta dapat memilih dan mengevaluasi
alternatif saluran distribusi yang telah dipilih tersebut. Dan harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi perusahaan tersebut, juga pedoman-pedoman yang ada,
dan faktor-faktor lainnya yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
memutuskan penetapan saluran distribusi. Berdasarkan faktor-faktor yang
disebutkan diatas, penetapan saluran distribusi yang akan dipergunakan suatu
perusahaan merupakan suatu masalah yang harus dapat direncanakan,
dipertimbangkan, dipecahkan dan diambil suatu keputusan yang tepat oleh
manajemen perusahaan tersebut.
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh maupun hasil analisis yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Analisis Strategi Pemasaran PT.Telkomsel,
Tbk dalam Menghadapi Persaingan di bidang telekomunikasi indonesia, yaitu:
1. Berdasarkan hasil dari penilaian matrik IE, nilai rata-rata IFE sebesar 3,322 dan
rata-rata EFE sebesar 3,306 menunjukkan bahwa posisi PT. Telekomunikasi
Indonesia berada pada kuartan I. Pada posisi ini strategi yang digunakan adalah
strategi tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat diterapkan oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar, integrasi ke
depan dan integrasi horizontal. Strategi penetrasi pasar yang dilakukan PT.
Telekomunikasi Indonesia yaitu lebih gencar melakukan promosi, memperluas
44
wilayah pemasaran dan distribusi, mempertahankan harga, menjalin kerjasama,
meningkatkan anggaran iklan, meningkatkan aktivitas publisitas, menciptakan
inovasi produk yang baru. Strategi integrasi ke depan yang dilakukan PT.
Telekomunikasi Indonesia yaitu mendirikan sendiri jalur distribusi, memperoleh
kepemilikan atas jalur distribusi.
2. Berdasarkan matrik QSPM untuk PT. Telekomunikasi Indonesia diatas terdapat dua
strategi yang diambil dari analisis tahap masukan (input stage) dan tahap
penyesuaian (matching stage), yaitu 1) melakukan inovasi produk. Alternatif
strategi ini mendapatkan TAS (Total Attractiveeness) untuk faktor peluang ancaman
sebesar 2.84, sedangkan untuk faktor kekuatan kelemahan sebesar 2.85.
Memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusi, 2) alternatif strategi 2
adalah memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusi. Alternatif strategi
ini mendapatkan TAS (Total Attractiveeness) untuk faktor peluang ancaman sebesar
2.92, sedangkan untuk faktor kekuatan kelemahan sebesar 3.11 yang merupakan
nilai tertinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dengan adanya masalah harga pada faktor internal produk PT Telekomunikasi
Indonesia, yang dianggap terlalu tinggi untuk konsumen, maka PT Telekomunikasi
Indonesia, sebaiknya memberikan paket-paket sesuai dengan kebutuhan konsumen
serta dengan harga yang terjangkau.
2. Daya kebutuhan masyarakat yang tinggi dan tingkat pertumbuhan usaha
pemasangan jaringan telp yang tinggi menuntut PT Telekomunikasi Indonesia untuk
selalu melakukan inovasi produk agar memperoleh karakter dan citra di mata
konsumen.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Marcos, & Mustamu, Ronny H. 2014. Perumususan Strategi Bersaing Salah
Satu Hotel Bintang Tiga di Samarinda. Agora, 2(1). Retrieved from Universitas
Kristen Petra Journals database
Armstrong, Gery dan Philip Kotler. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Buchory, Herry Achmad dan Djaslim Saladin. 2006. Dasar-dasar Pemasaran Bank.
Bandung : Linda Karya.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi Sepuluh. Jakarta : Salemba
Empat
Husein Umar, 2008, Strategi Management In Action (Konsep, Teori, dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis), Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Kinnear, T.C. and J. R. Taylor. 2000. Riset Pemasaran. (Terjemahan oleh Thamrin).
Edisi Tiga, Erlangga : Jakarta.
46
Lexy. Moleong, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roskarya.
Payne. Adrian, 1993. The Essence of Services Marketing (Pemasaran Jasa), Yogyakarta:
Andy.
Rangkuti, Freddy. 2000, Teknik Membuat Perancangan Bisnis dan Analisis Kasus,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka.
Zikmund, W. G., Babin, Carr, & Griffin. 2009. Business Research Methods. Canada:
South-Western Cengage Learning.
Muslich, Ahmad Wardi, 2013. Fiqh Muamalat, Jakarta : AMZAH, 2010, cet. ke-1,
47
Pertanyaan Wawancara
Telkomsel
1. Bagaimana menurut anda mengenai persaingan yang terjadi di dalam dunia bisnis
operator seluler ini?
48
2. Provider apa saja yang menjadi pesaing Telkomsel saat ini?
3. Apa yang harus dilakukan Telkomsel agar tetap bertahan mengenai posisinya saat
ini?
49