Anda di halaman 1dari 3

CASE STUDY:

PERUSAHAAN PEMBUAT MOBIL BERKEMBANG MENJADI PERUSAHAAN PEMBUAT


PERANGKAT LUNAK

Seiring perkembangan pasar smartphone dan perangkat elektrik pintar, industri lain
juga semakin pintar dengan aplikasi dan perangkat lunak; industry mobil Ford, BMW, dan
perusahaan mobil lainnya memperbaiki kendaraan mereka dengan perangkat lunak onboard
yang meningkatkan pengalaman konsumen dalam berkendara, serta berupaya menciptakan
teknologi yang memungkinkan pengguna mengendalikan mobilnya lewat jaringan
komputer.
Perusahaan mobil menemukan bahwa perangkat lunak merupakan satu-satunya cara
dalam memberikan nilai lebih dan menyegarkan produk mereka tanpa perlu berinvestasi
besar-besaran pada penciptaan produk baru. Sebagai contoh, butuh waktu 2,5 tahun bagi
perusahaan mobil Ford Motor Company untuk merancang dan menciptakan produk baru.
Kegiatan merancang dan memproduksi seperti peralatan pencetakan logam, dan menyusun
jalur perakitan, harus diselesaikan jauh sebelum mobil tersebut diproduksi. Namun
perusahaan mobil dapat membuat tampilan perangkat lunak baru dalam sebulan dan dapat
memperbaruinya terus menerus sepanjang usia produksi mobil tersebut tanpa harus
menghabiskan banyak waktu. Hal ini memungkinkan Ford dan perusahaan mobil
meningkatkan pengalaman konsumen dalam berkendara secara signifikan serta
menambahkan fitur baru pada mobil setelah satu tahun diproduksi.
Mungkin Ford adalah perusahaan yang paling banyak melakukan inovasi
menggunakan aplikasi dan perangkat lunak. MyFord (nama aplikasi buatan Ford) layar
sentuh yang terdapat pada dasbor mobil yang berguna dalam menentukan navigasi
kendaraan, musik, integrasi telepon, dan mengatur suhu. Ford telah meningkatkan fitur
aplikasi ini berikut sinkronisasi perangkat lunak di dalamnya, dengan mengintegrasikan
penggunaan tablet dan smartphone, serta sensor suara. Pada tahun 2010, Ford
menambahkan fitur layanan streaming musik online bekerja sama dengan Pandora, yang
sangat terkenal di kalangan pembelinya. Peningkatan-peningkatan ini memungkan
pengendara menghubungkan tablet atau smartphone-nya ke aplikasi yang ada di mobilnya
untuk mendengarkan music atau melakukan hal lainnya dengan menggunakan perintah
suara.
Bill Ford Jr., chairman perusahaan Ford, memenangkan penghargaan untuk
penggunaan perangkat lunak dalam mengurangi kemacetan di perkotaan dengan
berinvestasi pada teknologi yang merespons masalah yang ditimbulkan oleh lalu lintas di
kota-kota besar. Secara teori, teknologi dapat membantu mobil dalam menghindari
kemacetan lalu lintas, memesan tempat parkir sebelumnya, dan memungkinkan untuk
mengemudi tanpa bantuan manusia.
Untuk mengelola kendaraan seperti ini, setiap kendaraan perlu terhubung ke suatu
sistem pusat, yang akan berkoordinasi dengan tempat pemberhentian umum, dan metode
transportasi lainnya, serta kendaraan harus dilengkapi dengan perangkat lunak yang dapat
memantau dan menunjang sebagian fungsi dasar kendaraan. Sistem terkini mungkin
mewajibkan setiap mobil untuk meningkatkan jumlah masukan informasi ke sistem guna
meminimalkan jumlah kemacetan di jalan tol. Sistem tersebut juga memerlukan standar yang
disepakati oleh kalangan industry terkait, yang belum disepakati sampai sekarang. Ford telah
meningkatkan jumlah investasinya 2 kali lipat di bidang teknologi komunikasi antar
kendaraan demikian pula dengan BMW.
Dengan kehadiran aplikasi di mobil mereka, perusahaan mobil telah memasuki
wilayah yang belum pernah dipetakan sebelumnya. Sekarang mereka harus menyediakan
sumber untuk meng-update dan menguji perangkat lunak mereka guna menyediakan
aplikasi paling mutakhir bagi pelanggan mereka. Perusahaan mobil perlu mengoordinasikan
siklus pengembangan mobil dengan siklus pengembangan aplikasinya lebih dekat. Juga,
banyak dari teknologi yang disertakan dalam aplikasi tersebut mengangkat masalah privasi
yang sama seputar pemantauan lokasi (location tracking) yang sering melanda perusahaan
pabrikan smartphone dan pengembang aplikasi.
Ford bergumul untuk menemukan cara terbaik dalam meluncurkan upgrade pada
aplikasi penggunanya. Perusahaan tersebut telah mengirim pesan yang berisi batang USB
kepada 250.000 pelanggannya yang memiliki aplikasi layar sentuh MyFord mutakhir pada
mobilnya. Batang USB tersebut berisi program untuk melakukan upgrade pada aplikasi
MyFord yang akan meningkatkan pengaturan navigasi, fitur music, dan telepon,
meningkatkan kecepatan sistem, serta mengatur suhu ruangan kendaraan dan
mengingkatkan performa tampilan berdasarkan kritik yang sering diterima oleh pemilik Ford.
Meskipun Ford mengatakan rencananya untuk melanjutkan penerbitan program
untuk melakukan upgrade pada aplikasi MyFord, perusahaan tersebut berharap
pelanggannya memiliki kebiasaan sendiri untuk berkunjung ke situs Web Ford untuk meng-
upgrade perangkat lunaknya. Meskipun pemilik mobil terbiasa dengan teknologi yang sudah
ada di mobilnya dan berharap menggunakannya sepanjang usia mobil, mobil keluaran baru
siap untuk mengubah itu semua.
Ford telah merekrut "human-machine interface engineers", yang pekerjaannya
adalah menganalisis bagaimana pelanggannya berinteraksi dengan aplikasi yang ada di
mobilnya. Sering kali human-machine interface engineers menggunakan tanggapan dari
konsumennya untuk melakukan perubahan pada aplikasinya. Pelanggan mengeluh terlalu
banyaknya informasi yang tersedia pada setiap tampilan layar, oleh sebab itu Ford
memindahkan fitur yang paling sering digunakan ke posisi yang lebih baik, serta
membesarkan hurufnya dan memindahkan sisanya ke sub-menu. Tanggapan balik yang
diterima pun positif. Ford juga telah meminta dealer untuk menyediakan lebih banyak waktu
dan tenaga kerja untuk melatih pelanggannya dalam menggunakan aplikasi yang telah
dibuat.
General Motors, Daimler, dan beberapa perusahaan lainnya mengembangkan fitur
baru bagi mobilnya yang beroperasi menggunakan sistem cloud. Pengguna dapat
memantau mobilnya dari jarak jauh (Anda tidak akan lupa di mana Anda parkir) dan
memeriksa masalah yang terjadi pada kendaraan, seperti ban sudah mulai tipis, atau perlu
penggantian oli. Perusahaan dapat memantau karyawan yang menggunakan mobil
perusahaan dengan menerjemahkan sensor pada mobil dan membaca parameter yang
tersedia pada mesin. Pihak pabrik akan mampu mengumpulkan dan menganalisis data dari
pelanggan secara menyeluruh untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan jika diperlukan
pabrik akan menarik kembali kendaraan tersebut. Sama dengan aplikasi, setiap
kemungkinan hanya dibatasi oleh imajinasi perancang mobil saja.
General Motors mengizinkan pengembang aplikasinya untuk mengakses sistem
komputernya untuk meningkatkan fungsi aplikasi yang menimbulkan masalah privasi serupa.
Para analis percaya bahwa perusahaan mobil akan membuat kesalahan dan belajar
bagaimana sepatutnya menangani data pelanggan yang bersifat sensitif serta menyediakan
pilihan privasi yang kuat. Di sisi lain, perusahaan mobil berharap pelanggan dari kalangan
anak muda yang tumbuh bersama Facebook agak cuek mengenai masalah privasi dan fitur
yang mengumpulkan informasi mengenai lokasi dan kebiasaan penggunaan mobil tersebut.
BMW juga menginvestasikan $ 100 juta untuk aplikasi mobile, berharap diterima oleh
pelanggan mereka sebagai layanan premium. Beberapa analis skeptis dengan investasi
besar uang dilakukan, tetapi BMW percaya bahwa aplikasi tersebut akan menjadi daya Tarik
bagi penjualan BMWi elektrik dan mobil-mobil hybrid lainnya. Meskipun masa depan dalam
berbagi informasi antar mobil yang berdekatan masih jauh, perusahaan mobil tertarik
dengan kemungkinan-kemungkinan yang diusahakan oleh aplikasi dan perangkat kunak
cerdas.

Sumber:
Chris Murphy, “Why BMW Suddenly Loves Mobile Apps,” Information Week, 2 Maret 2011;
Chris Murphy, “Ford is Now a Software Company,” Information Week, 28 November 2011
Chris Murphy, “4 Ways Ford is Exploring Next-Gen Car Tech,” Information Week, 27 Juli
2012;
Chuck Squatriglia, “Ford Brings SmartPhone Apps to Your Dashboard”, Wired, 20 April
2010.
Ian Sherr, “Cars Pump Up IQ To Get Edge,” The Wall Street Journal, 13 Januari 2012;
Joseph B. White, “New Driver’s Ed: Tutors to Decode High-Tech Dashboards,” The Wall
Street Jurnal, 8 Mei 2012;
Mike Ramsey, "Avoiding Gridlock with Smart Autos," The Wall Street Journal, 27 Februari
2012;

Anda mungkin juga menyukai