Anda di halaman 1dari 21

BAHAN PA

PETA HIDUP BARU


A01.│PENCIPTAAN DAN KEJATUHAN
lam semesta adalah bentangan keindahan yang luar biasa. Ada
miliaran galaksi yang dapat diobservasi para peneliti, dan
setiap galaksi terdiri dari bintang bermilyar. Coba Anda
bayangkan, ukuran matahari itu sejuta kali lebih besar dari
Planet Bumi yang kita diami. Padahal matahari termasuk
sebuah bintang berukuran medium di antara bermilyar bintang
yang ada di Galaksi Bimasakti, galaksi yang kita huni. Di
jagat raya ini, bumi hanyalah sebutir debu dalam bentangan
kebesaran alam semesta.
Tuhanlah pencipta dan pemilik semua itu. Kejadian 1: 1
penderitaan, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi". Kita juga bisa melihat betapa kaya dan beraneka ragam
bumi ini. Tahukah Anda, ada lebih dari 8,7 juta tumbuhan dan
hewan yang sudah dikenali? Bahkan, ahli ahli jumlah seluruh
jenis flora-fauna bumi bisa mencapai 50 juta jenis. Berapa
Yang Anda Tahu? Bukankah fakta ini begitu mengagumkan?
Amatilah setiap jenis hewan dan tumbuhan. Tidak ada satupun
yang sama, semuanya unik. Semuanya memiliki ciri yang
sangat khas. Bukankah semuanya itu mencerminkan
keindahan dan kreativitas Penciptanya?
Begitu juga dengan pegunungan, laut, pantai, danau, hutan dan
sungai yang indah membentang memenuhi bumi kita. Masih
ditambah dengan gejala gejala alam seperti hujan, halilintar,
angin, cuaca dan keragaman iklim, bukankah semuanya adalah
keindahan yang menunjukkan kreativitas dan kebesaran
Tuhan? Ketika Allah melihat bumi dan alam semesta, Allah
menyimpulkan, "sungguh amat baik" (Kej. 1:31).
Bacalah Mazmur 19: 2-4
1. Apakah yang diceritakan oleh langit dan cakrawala?• Apa
maksudnya? (ay. 2)
2. Bagaimana cerita itu disampaikan? (ay.3)
3. Kemana cerita itu tersampaikan? Adakah tempat yang terlalu
jauh sehingga tidak terjangkau oleh-Nya? (ay.4)
4. Bagaimana seharusnya sikap kita ketiak kita menyaddari
bahwa dnia ini diciptakan untuk enceritakan kemuliaan Tuhan?
Bagaimana hal ini memengaruhi pandangan kita terkait studi,
peran dan cita-cita sebagai seorang mahasiswa?
Diantara mahkluk ciptaan Tuhan, manusia diberi karunia yang
luar biasa. Hanya manusia yang diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah (Kej. 1: 26-27). Kemampuan intelektualnya,
kecerdasan sosialnya, kesadaran moralnya serta kapasitas
rohaninya membuat manusia unggul dalam segala hal
dibanding ciptaan Allah lainnya. Dengan karunia yang luar
biasa ini, manusia ditempatkan sebagai gambar dan rupa-Nya.
Manusia atas segala hewan, tumbuhan dan seluruh isi bumi
(Kej. 1:26). Gambar dan rupa Allah itu status yang
mengamanatkan manusia sebagai pemimpin bagi bumi dan
segala isinya, mewakili Tuhan Sang Pencipta dan Pemilik DE
yang sebenarnya. Cerita Alkitab mengajar kita bahwa Adam
dan Hawa gagal melakukan kehendak Tuhan. Mereka tergoda
bujukan suara jahat yang ingin membinasakan mereka, si ular
yang merayu mereka. "buah pohon itu baik untuk dimakan
dan kelihatannya kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian "(Kej. 3: 6). Mereka mengabaikan
suara Tuhan yang memberi kehidupan dan menjadikan mereka
pemimpin pemimpin atas burni dan segala isinya.
Akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa secara luas.
Kecemaran dan kerusakan tidak hanya berfungsi sebagai
individu manusia pribadi (Kej. 3: 7), namun juga secara relasi
manusia secara komunal (Kej. 3:12), gempa bumi secara
global (Kej. 3: 17-19). Kejatuhan pertama ini dilanjutkan
dengan kejatuhan selanjutnya, bergerak pada kemerosotan
moral dan rohani Kain marah kepada adiknya sendiri atas
dasar cemburu hingga membunuh adiknya (Kej. 4: 5-8).
Lamek, keturunan ketiga dari Kain yang melakukan poligami
dan mengambil dua istri serta memelopori pembalasan dendam
berkali lipat (Kej. 4:24) Tuhan melihat bahwa kondisi manusia
sudah sangat jauh dari tujuan semula yang digambarkan
menyesal, dalam arti yang sedih dalam atas kecenderungan
hati manusia untuk dosa (Kej. 6: 5-6).
Menelaah Lebih Dalam
1. Bacalah 1 Yohanes 3: 4 dan Yakobus 4:17, apakah Yang
dimaksud dengan dosa?
2. Berdasarkan Yesaya 59: 2, Roma 3:23, dan Roma 6: 23,
mendaftarkan akibat-akibat dari dosa!
3. Menurut anda, apakah manusia bisa menemukan jalan
keluar dari masalah yang dihadapinya? Bandingkan dengan
Yesaya 55: 6 dan Yohanes 3:16.
Diskusi dan Penerapan
1. Ambilah waktu untuk bersyukur pada Tuhan atas jagad raya,
bumi, hewan, rumbuhan, dan keberadaan Anda sendiri, yang
telah Tuhan ciptakan dengan begitu unik dan luar biasa!
2. Bila tujuan Allah semula adalah agar manusia dan seluruh
ciptaan menceritakan kemultaan Tuhan, bagaimana hal ini bisa
terwujud dalam keberadaan mänusia yang telah jatuh ke dalam
dosa?
3. Apa sikap Anda menyadari bahwa dunia ini diciptakan untuk
menceritakan kemuliaan Tuhan? Bagaimana bidang studi
yang Anda tekuni di kampus juga profesi yang nanti Anda
tekuni bisa mendukung tujuan yang dicapai ini?

K02.│PENEBUSAN DAN PEMULIHAN


ita sering membaca kisah orang jahat lolos dari hukuman
setimpal dan rasa keadilan, misalnya koruptor kakap yang
dihukum sangat ringan, dokter malapraktik yang dengan
leluasa sudah banyak korban, pengusaha kaya yang
menerapkan sistem penggajian yang tidak mariusiawi, atau
yang dipilih karena kekuatan uang, keadilan di dunia ini
sering mengecewakan, meski keadilan Tuhan tidak pernah
gagal. Setiap orang yang diadili Tuhan dan masing-masing
akan menerima balasan yang setimpal. Semua manusia berdosa
dan berada di bawahhukuman Tuhan.
Tuhan adalah Hakim yang, yang mampu menghukum orang
yang bersalah dan membebaskan orang yang tidak bersalah
(Kej. 18:25), Kekudusan Tuhan menuntut penghukuman atas
dosa dan kejahatan. Tuhan tidak membiarkan kejahatan
manusia berlalu begitu saja tanpa penghukuman. Dan apabila
Tuhan menjalankan hukuman dan keadilan-Nya, maka seluruh
manusia akan berada di bawah murka Allah, schingga tidak
akan ada seorang pun yang luput.
Karena Tuhan mengambil inisiatif untuk menghukum manusia
dengan cara menjatuhkan hukuman dalam Anak-Nya Yesus
Kristus. Perjanjian Lama berisi aturan-aturan tentang hewan
korban untuk menebus kesalahan manusia (Im. 5). Tetapi
korban ini adalah korban yang sempurna, dan hanya bayangan
dari keselamatan dalam Kristus (Ibr. 10:1). Melalui
pengorbanan Yesus Kristus, Tuhan melakukan penebusan
sempurna bagi dosa manusia (Ibr. 10:14), Yesus sendiri
menyatakan, "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-
Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" ( Mrk 10:45).
Bacalah Markus 15:33-39
1. Perhatikan ayat 34. Apakah vang dikatakan Yesus pada detik-
detik menjelang kematian-Nya? Bacalah 2 Korintus 5:21 dan
1 Petrus 2:24, siapa yang seharusnya menyerukan hal itu?
2. Beberapa orang yang mengira Yesus mengharapkan Bapa
mengutus Elia untuk menyelamatkan-Nya, namun Yesus justru
dengan rela menyerahkan nyawa-Nya (ay. 37). Apakah artinya
Yesus memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak
orang (Mrk. 10:45)?
3. Ketika Yesus mati maka tabir Bait Suci terbelah dua (ay. 38).
Apakah artinya peristiwa ini?
Terbelahnya tabir itu bermakna:
1. Tabir itu melambangkan Yesus. Ibr 10:20  "karena Ia telah
membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui
tabir, yaitu diri-Nya sendiri,"
2. Terbelahnya tabir itu melambangkan matinya Yesus di kayu
salib.
3. Dengan terbelahnya tabir itu tidak ada lagi penghalang
hubungan Allah dan manusia. Sama seperti hilangnya
penghalang antara Ruang Maha Suci dan Ruang Suci. Melalui
kematian Yesus telah terjadi pendamaian antara Allah dan
manusia. Sehingga melalui Yesus tidak ada lagi penghalang
manusia datang kepada Allah.
4. Menyatakan bahwa upacara pendamaian menurut hukum
Taurat telah berakhir. Ibr 10:1a "Di dalam hukum Taurat hanya
terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan
bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri."

Kematian Yesus Kristus telah menjadi jalan pendamaian atas


dosa dan kejahatan dunia. Yesus Kristus mengambil tempat
yang harus diterima dunia, yaitu penghakiman Tuhan. "Dia
yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia tidak dibenarkan oleh Allah"
(2Kor. 5:21). Di dalam Yesus Kristus keadilan Tuhan dipenuhi
oleh Tuhan sendiri. Sehingga dengan keadilan Tuhan
ditegakkan dengan kasih dan pengorbanan Kristus. Tuhan dosa
tetapi dosa orang berdosa. Keadilan dan kasih Allah
dinyatakan dengan jelas di atas kayu salib.
Alkitab mencatat bahwa dosa masuk kedalam dunia akibat
pelanggaran Adam. Melalui kejatuhan Adam maka semua
manusia akan menerima akibatnya. Bahkan, ciptaan menjadi
rusak dan ikut mengalami akibat kejahatan manusia. Namun
melalui pengorbanan Yesus Kristus selurush manusia beroleh
keselamatan dan käsih karunia Tuhan (Rm. 5:17). Bukan
hanya manusia, tetapi alam semesta juga akan dimerdekakan
dari pembuatan kebinasaan (Rm. 8:19-21). Jadi kematian
Yesus adalah cara Allah untuk mengembalikan manusia dan
dunia ciptaan-Nya kembali kepada semula Allah menciptakan
dunia ini.
Allah menawarkan keselamatan di dalam Yesus Kristus
kepada seluruh dunia. Kematian Yesus adalah anugerah
keselamatan bagi orang berdosa. Bagi Anda dan saya. Tidak
ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Tuhan.
Tangan Tuhan terbuka lebar untuk menerima orang yang
paling hina sekalipun. Sebaliknya, tidak ada orang yang
sedemikian suci, sehingga dirinya tidak membutuhkan
penebusan dosa. Yesus mengundang semua manusia untuk
membuka hati dan menerima karya keselamatan Yesus Kristus.
Menelaah Lebih Dalam
1. Bacalah Yohanes 3:14-21. Karakter apa yang tampak dari
tindakan Allah yang telah menganugerahkan Yesus Kristus
bagi dunia? (ay. 16). Dalam pengertian apa kematian Yesus
sama dengan ular yang ditinggikan Musa di padang gurun?
(ay. 14-16)
2. Respons pakah sepatutnya tampak dar dalam diri kita atas
tindakan kasih Allah di dalam Yesus Kristus? (ay. 16-18)
3. Mengapa ada orang yang tidak mau merespons kasih Allah di
dalam Yesus Kristus? (ay. 19-21). Apakah yang dimaksud
dengan pernyataan, “Barangsiapa tidak percaya, ia telah berada
dibawah hukuman?”.
4. Apakah implikasi percaya disini? Bagaimana hal ini
berhubungan dengan pertobatan dari dosa-dosa?
Diskusi dan Penerapan
1. Mengapa Allah tidak dapat begitu saja mengampuni manusia
yang berdosa? Mengapa Yesus Kristus harus mati untuk
menebus dosa dan kesalahan kita?
Allah kita adalah Allah yang Maha Tegas dan Konsekuen.
Jika Allah mengampuni manusia begitu saja, maka aturan
yang Allah buat tentu sangat mudah dipermainkan. Lagipula,
jika terjadi demikian, maka Allah membuktikan diri-Nya tidak
tegas dan tidak konsekuen sehingga bisa dipermainkan
(Galatia 6:7).
2. Dapatkah seseorang percaya kepada Yesus, namun tidak
bersedia bertobat dari segala dosa-dosanya?
Tidak, karena percaya tanpa ada perbuatan sama dengan
bohong.
3. Sebagian dosa yang sering dilakukan orang pada masa
sekarang bersifat pribadi, sebagian lainnya adalah dosa kolektif
yang mengakar di masyarakat seperti berprasangka, budaya
terlambat, plagiarisme, menyontek, membolos, ketidak-adilan,
berbagi, dll. Dosa-dosa apa (baik dosa pribadi maupun
kolektif) vang perlu Anda selesaikan dalam masing-masing
konteks tersebut
D 03.│RANCANGAN
ALLAH
KESELAMATAN

idalam keselamatan keselamatan bukan sekedar masul urga


dan terhindar dari neraka. Keselarmatan bukan semata-mata
tentang Anda dan saya. Keselamatan adalah tentang Tuhan dan
rencana-Nya bagi Anda dan dunia ciptaan-Nya. Keselamatan
bethubungan dengan kepedulian Allah yang terdalam. Hal ini
menyangkut manusia, tetapi juga berhubungan dengan alam
semesta yang adalah milik kepunyaan Tuhan. Bumi dengan
segala isinya adalah milik Tuhan, dan semuanya akan menjadi
kemuliaan yang terindah bagi Tuhan.
Jagat raya adalah milik Tuhan, dan semuanya akan berharga
bagi Tuhan. Demikian juga segala hasil karya dan kreativitas
manusia, semuanya adalah milik Tuhan, dan harus
dikembalikan menjadi milik kepunyaan Tuhan. Dengan kata
lain, renicana berhubungan dengan kerinduan Allah agar
segala sesuatu yang diciptakan dari dosa, dan dikembalikan
pada tempatnya yaitu sebagai ciptaan yang mempermuliakan
Sang Pencipta.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa segala sesuatu akan
dipersatukan, "di dalam Kristus' sebagai Kepala..., baik yang
ada di surga maupun yang ada di bumi" (Ef. 1:10). Karya
perdamaian Yesus Kristus bukan hanya menyangkut manusia
tetapi juga, "segala sesuatu... baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di Surga" (Kol. 1:20). Pada bagian ini Paulus
mengenai dimensi universal dan kosmik dari karya
keselamatan Allah di dalam berbicara Yesus Kristus. Salib
berhubungan dengan manusia, seluruh isi bumi, dan segala
ciptaan Tuhan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
Bacalah Roma 8: 19-25
1. Apakah yang dimaksud Paulus dengan seluruh mahkluk
pada bagian ini? (ay. 19,20)
Seluruh ciptaan Tuhan
2. Apakah yang diharapkan seluruh makhluk? Bagaimana
kondisi mereka pada saat ini? Apakah yang akan mereka
alami pada masa yang akan datang? (ay 20-22)
Yang diharapkan: saat anak-anak Allah dinyataan.
Kondisi mereka saat ini: ditaklukkan kepada kesia-siaan,
sama-sama mengeluh dan sama-sama merasakan sakit
bersalin.
Yang akan datang: akan dimerdekakan dari perbudakan
kebnasaan dan masuk kedalam kemerdekaan kemuliaan
Allah.
3. Apakah yang kita alami selama kita menantikan
keselamatan? Apakah yang harus kita lakukan dalam masa
penantian itu? (ay. 23-25)
Yang akan kita alami: mengeluh dalam hati
Yang kita lakukan: menantikan pengangkatan sebagai
anak yaitu, pembebasan tubuh kita.
Karena keselamatan berhubungan dengan dunia ciptaan Tuhan,
maka penghargaan kristiani berkaitan erat dengan kebangkitan
tubuh. Pada akhir zaman, semua orang yang percaya kepada
Yesus akan dibangkitkan secara jasmaniah dari antara orang
mati untuk menikmati dengan Allah dan sesama orang dalam
dunia yang sudah kita gunakan (1 Kor. 15:51-53).
Tubuh kebangkitan dapat disamakan dengan kebangkitan
Yesus Kristus, karena dalam Alkitab selalu disinggung bahwa
Yesus Kristus adalah yang sulung, atau yang pertama dan
menjadi model kebangkitan orang percaya (I Kor. 15:20).
Akan tetapi, keselamatan, tidak otomatis menghapuskan
penghakiman Tuhan. Tidak semua hal yang ada di dunia ini
akan meningkat. Tuhan akan membinasakan dosa dalam
segala bentuk. Setiap kejahatan yang dilakukan akan dihakimi
oleh Tuhan. Hal-hal yang buruk dan segala bentuk penderitaan
akan dibuang Tuhan dari bumi dan dunia milik kepunyaan-Nya
(Why. 21:4).
Puncak dari keselamatan adalah Tuhan akan hadir secara
sempurna bagi manusia dan bagi alam semesta yang
diciptakan-Nya. Dalam Kitab Wahyu, kehadiran Tuhan yang
disimbolkan dengan Yerusalem yang turun dari atas dan
menyatu dengan langit dan bumi yang telah mengalami
pengalaman. Tuhan akan berada dalam kehidupan yang indah
dan kekal dengan manusia (Why. 21:1-3). Tentu saja semua
ini akan dialami oleh orang yang percaya dalam tubuh
kebangkitan yang telah terjadi, yaitu tubuh yang tepat untuk
memuji, memuji dan hidup bagi Tuhan untuk selama-lamanya
dalam langit dan bumi yang baru.
Menelaah Lebih Dalam
1. Bacalah 1 Korintus 15:35-44. Apakah keraguan yang
dijawab Paulus dalam bagian ini? Bagaimana analogi
tumbuhan menjelaskan proses dari kematian muncul
kehidupan? (ay. 35-38)
2. Apa yang sedang dijelaskan Paulus melalui berbagai
bentuk tubuh dan berbagai macam kemuliaan? Bagaimana
ini memperjelas arti kebangkitan? (ay. 39-40)
3. Kualitas apa sajakah yang berbeda antara tubuh kita
sekarang dengan kebangkitan kebangkitan? (ay. 42-44).
sesuai dengan ayat 58.

LEAD LIKE JESUS


Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi. Setiap kali
Anda berusaha mempengaruhi cara berpikir, perilaku atau
perkembangan orang menuju pencapaian suatu tujuan dalam
kehidupan pribadi atau professional mereka, Anda sedang
menjalankan peran sebagai pemimpin. Dalam satu hal,
kepemimpinan yang sering orang alami diungkapkan secara
populer sebagai berikut: “Semuanya itu karena saya.” Promosi diri
(kesombongan) dan perlindungan diri (ketakutan) merupakan
motivasi yang menguasai dan mendominasi urusan kepemimpinan.

Dalam hubungan personal, harapan kepemimpinan yang saling


menghargai, memperhatikan, berkorban diri, dan terbuka sering
menjadi lemah atau rusak ketika kesombongan atau keangkuhan
diri, ketakutan, dan ketidakpedulian menggantikan keakraban
dengan isolasi diri. Ini tentu saja berita buruk.

Kabar baiknya adalah bahwa ada satu cara yang lebih baik. Ada
satu model peran kepemimpinan yang Anda bisa percayai, dan
nama-Nya Yesus.
Apakah Saya Seorang Pemimpin

Setiap orang merupakan pemimpin karena mereka mempengaruhi


orang lain, baik secara positif maupun negatif. Tindakan dari
seorang pemimpin yang memberi pengaruh kepada orang yang
dipimpinnya tidak selalu jelas nyata. Kita juga mempengaruhi
orang yang tidak memilih untuk mengikuti, seperti eksekutif yang
menolak informasi orang dalam. Para pemimpin ini telibat dalam
satu pilihan tentang bagaimana caranya dan untuk apa mereka
menggunakan pengaruh mereka. Pilihan yang sama itulah yang
harus kita buat ketika kita menggunakan pengaruh atas orang lain:

Apakah kita berusaha melayani atau dilayani.

Dalam Matius 20:25-28: Yesus memanggil mereka lalu berkata.


“Kamu tahu bahwa pemerintahan bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah
demikian diantara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar
diantara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa
ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani melainkan melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang
Panggilan dari Yesus untuk menjalani peran kepemimpinan yang
melayani sangat jelas dan tidak samar-samar. Bagi para pengikut
Yesus, kepemimpinan sebagai tindakan pelayanan bukanlah
pilihan. Itu adalah mandat atau perintah. Kepemimpinan yang
melayani harus menjadi statemen hidup dari mereka yang tinggal
dalam kristus, cara kita memperlakukan satu sama lain, dan cara
kita memperlihatkan cinta Kristus kepada seluruh dunia.
Empat ranah memimpin seperti Yesus
Memimpin seperti Yesus menuntut penyatuan empat ranah
kepemimpinan; hati, kepala, tangan, dan kebiasaan. Ketika
keempat ranah tersebut akan bersatu, hasilnya adalah tingkat
kesetiaan, kepercayaan, dan produktivitas luar biasa. Ketika
bidang ini tidak bersatu, muncul kekecewaan, ketidakpercayaan,
produktivitas yang merosot dalam jangka panjang. Buku-buku
suci seperti Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah diisi
dengan teladan yang kaya tentang bagaimana Yesus menjalankan
fungsi pada setiap ranah hidup.

1. Hati
Kepemimpinan pertama-tama merupakan tindakan atau unsur
spiritual di dalam hati. Pertanyaan menyangkut hati yang Yesus
berikan adalah, “Apakah Anda seorang pemimpin pelayan atau
pemimpin yang melayani diri sendiri?”
Berulang kali pertanyaan itu jelas dinyatakan, apakah ketika
Yesus memberi perintah “tidaklah demikian diantara kamu”
kepada para Murid-Nya sesudah ibu Yohanes dan Yakobus
meminta tempat khusus bagi kedua putranya di surga (Mat 20:20-
28) atau ketika Yesus meminta handuk dan baskom untuk
mencuci kaki murid-muridNya (Yoh 13:3-5), bahwa Dia memberi
satu model kepemimpinan pertama-tama dan terutama sebagai
tindakan pelayanan. Kesamaran hati dan selubung pembenaran
yang kita taruh di atas motif melayani diri sendiri menuntut
ketulusan yang luar biasa untuk dibuka dan disembuhkan.
2. Kepala
Perjalanan untuk memimpin seperti Yesus mulai dari dalam hati
dengan menegaskan motivasi. Niat itu kemudian bergerak melalui
ranah internal, kepala, yang memeriksa keyakinan dan teori
tentang memimpin dan memotivasi orang lain. Semua pemimpin
besar memiliki pandangan tentang kepemimpina merekan sendiri
yang menegaskan tentang bagaimana mereka melihat peran dan
hubungan mereka dengan orang-orang yang mereka hendak
pengaruhi. Melalui suasana kepemimpinan di dunia, Yesus telah
mengajar dan menekankan pandanganNya, yaitu kepemimpinan
yang melayani. Seperti Yesus katakan dalam Markus 10:45,
“Karena Anak manusia datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk
melayani orang lain, dan memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.

3. Tangan
Orang lain akan mengalami dan mengetahui apa yang terdapat di
dalam hati dan kepala jika motivasi dan kepercayaan tentang
kepemimpinan mempengaruhi tindakan kita (tangan). Jika kita
memiliki hati yang melayani dan pandangan tentang
kepemimpinan sebagai tindakan pelayanan, kita bisa mengubah
menjadi pelatih dengan kinerja yang baik. Hal itu menyangkut
penetapan tujuan yang jelas dan kemudian mengamati kinerjanya,
yang diikuti dengan memuji kemajuan dan mengarahkan kembali
perilaku yang tidak tepat.
Pelatih yang mempunyai kinerja baik menyadari bahwa orang
yang mengeluarkan hasil yang baik merasa nyaman dengan diri
mereka sendiri. Yesus mencurahkan diriNya kepada pada
muridNya selama tiga tahun sehingga ketika Dia meninggalkan
pelayanan-Nya, mereka akan menjalankan visi-Nya.

4. Kebiasaan
Kebiasaan kita adalah bagaimana kita mempengaruhi komitmen
sehari-hari sebagaimana seorang pemimpin untuk melayani,
bukan untuk dilayani. Sebagai seorang pemimpin yang
berkomitmen untuk melayani walaupun banyak tekanan, cobaan,
dan godaan yang dihadapi, bagaimana Yesus mengisi kembali
energi dan perspektif pelayanan-Nya? Kebiasaan-Nya! Melalui
pola hidup hening dan doa, pengetahuan akan kehendak Allah
yang diungkapkan melalui firman-Nya yang kudus, dan
komunitas dimana Dia hidup, satu kelompok teman yang akrab,
Yesus terus menerus disegarkan dan diperbarui.
Apakah Saya Bersedia Mengikuti Yesus Sebagai Model Peran
Kepemimpinan?
Selama masa hidup-Nya di bumi, Yesus membangun satu model
cinta yang berkorban untuk memastikan bahwa para pengikut-
Nya dipersiapkan untuk melanjutkan gerakan itu. Dia
menghidupkan warisan-Nya dalam hubungan yang akrab dengan
orang-orang yang ia berdayakan dengan kata-kata dan teladan-
Nya.
Yesus mengajukan model hati pemimpin sebagai pelayan sejati
dengan mencurahkan banyak waktu pelayanan-Nya untuk melatih
dan mempersiapkan para murid-Nya dengan satu model
kepemimpinan. Mendekati masa akhir pelayanan-Nya di bumi,
Yesus berkata kepada murid-Nya, “Aku tidak memanggil kamu
hamba karena seorang hamba tidak tahu apa yang dibuat oleh
tuannya. Sebaliknya, Aku memanggil kamu sahabat karena segala
sesuatu yang Aku terima dari Bapa, Aku telah
memberitahukannya kepadamu” (Yoh 15:15). Dia juga berkata
kepada murid-Nya dan juga kepada kita; “Sesungguhnya Aku
berkata kepadamu, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan juga
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan
pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-
pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada
Bapa” (Yoh 14:12).
Mengapa Memimpin Seperti Yesus
Memimpin seperti Yesus merupakan suatu perjalanan harian dan
suatu tantangan, bukan suatu tujuan akhir. Hal itu hanya dapat
terlaksana dalam melalaui kekuasaan Roh Kudus dalam hidupmu.
dan hubungan yang jelas dan tegas, pertama-tama dengan Allah
dan selanjutnya dengan orang lain. Perjalanan memimpin seperti
Yesus akan selalu ditandai dengan kegagalan, perilaku yang
mendekati benar, dan kemenangan total. Tetap pada jalur itu
berarti senantiasa memeriksa dimana kita berada dan dimana kita
berarah dan membuat perbaikan yang perlu sepanjang perjalanan
itu.
Dunia sangat membutuhkan model kepemimpinan baru, dan
Yesus telah memperlihatkan suatu cara untuk memimpin.
Sekarang Anda telah memiliki keterampilan dan sarana dalam diri
untuk memimpin seperti Yesus, untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Semoga damai sejahtera dan kegembiraan menyertai dalam
perjalananmu. Ingat, Allah menyertaimu dalam setiap
langkah hidupmu.
04.│KESELAMATAN YANG TEGUH

H ubungan orang tua dengan anak memang tidak selalu


harmonis. Namun, hal itu tidak mengubah status
mereka sebagai sebuah keluarga. Kadang terjadi
kerenggangan, kadang terjadi saat-saat yang mesra dan sangat
indah. Sementara relasi mengalami pasang surut, satu hal akan
tetap dan teguh, yaitu status sebagai anak dan orang tua akan
tetap.
Demikianlah gambaran hubungan Tuhan dengan orang
percaya, "tetapi mereka yang menerima-Nya diberi kuasa
(NIV: right) supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka
yang percaya dalam nama-Nya" (Yoh. 1:12). Inilah salah satu
aspek keselamatan, yaitu adanya status baru sebagai anak
Tuhan. Status ini bukan semata-mata pengalaman subjektif.
Tetapi sekaligus juga merupakan kenyataan objektif, karena
orang yang percaya diperanakkan dari Allah, atau mengalami
kelahiran kembali yang dikerjakan olch Roh Kudus (Yoh.
1:13, 3:5-8).
Tuhan juga memberikan Roh Kudus-Nya berdiam di dalam
diri orang percaya (Yoh. 16:16-17). Roh Kudus tidak akan
meninggalkan orang percaya dan akan diam di dalam orang
percaya selama-lamanya. Roh Kudus yang ada di dalam diri
orang percaya adalah materai yang menjadi jaminan
keselamatan. "Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita
sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang
menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya"
(Ef. 1:14). Roh Kudus mendorong kita untuk berdoa dan
memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan (Rm. 8:15-16).
Sehingga status sebagai anak itu dapat dihidupi dan dijalani
dengan penuh keyakinan, kemenangan, dan sukacita.
Bacalah Yohanes 10:27-30

1. Selainhubungan Bapa-anak, hubungan apa lagi 1.yang


digambarkan dalam bagian ini antara orang percaya dengan
Tuhan? (ay. 27)

2. Jaminan apa yang diberikan Yesus bagi domba-domba-


Nya? Bagaimanakah sifat dari jaminan itu? (ay. 28)

3. Apabila seorang percaya jatuh ke dalam dosa, apakah in


bisa kehilangan keselamatannya?

4. Apakah ajaran keyakinan keselamatan ini dapat 4.membuat


seseorang menjadi seenaknya berbuat dosa? Mengapa?

Keyakinan akan keselamatan memiliki akar yang kuat di


dalam kasih Allah. Dasarnya bukanlah perbuatan baik yang
dilakukan manusia, tetapi kasih Allah dalam pengorbanan
Yesus Kristus. Paulus bersaksi di tengah penderitaan dan
tantangan yang dialaminya untuk mengikut Tuhan, kasih Allah
tidak akan goyah. Tidak akan ada yang dapat memisahkan
orang percaya dari kasih Allah. "Tetapi dalam semuanya itu
kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-
pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan
datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di
bawah, ataupun sesuatu mahkluk lain, tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita" (Rm. 8:37-39).
Alkitab juga mengajarkan bahwa pengampunan orang percaya
sebagai sesuatu yang total. Penghakiman akhir zaman terhadap
seluruh hidup kita telah diberitakan pada masa kini. Hal ini
disebut dengan pembenaran. Dengan kata lain, di mata Tuhan
kita sudah dihakimi, dan didapati berdosa. Namun, di dalam
Yesus Kristus, orang percaya telah diperdamaikan dengan
Tuhan, Kematian Yesus Kristus menjadi dasar Tuhan untuk
mengampuni segala dosa-dosa yang dilakukan oleh orang
percaya. Hal inilah yang menjadi dasar keyakinan
keselamatan, bahkan bermegah dalam keselamatan. (Rm. 5:8-
11). Orang percaya tidak perlu lagi kuatir akan hari
penghakiman, karena hasil dari penghakiman itu telah
diberitakan pada masa kini, yaitu bahwa setiap orang yang
percaya akan dinyatakan sebagai orang benar di hadapan
mahkamah pengadilan Tuhan.
Keyakinan keselamatan adalah pengetahuan yang pasti bagi
orang percaya. Hal ini tidak bersifat dugaan, ramalan ataupun
mudah-mudahan. Keselamatan adalah sebuah pengharapan
yang pasti. Janji Tuhan tidak akan batal. Pengorbanan Yesus di
atas kayu salib adalah sebuah karya yang mutlak dan final.
Dengan kematian-Nya maka Yesus Kristus telah menjadi
pemilik hidup setiap orang percaya. Namun keyakinan ini
tidak berarti kita bisa dengan sesuka hati berbuat dosa. Justru
keinginan untuk hidup di dalam dosa adalah salah satu tanda
bahwa seseorang itu belum mengalami keselamatan. Dalam
arti keselamatan itu hanya sebatas pengetahuan semata.

Menelaah Lebih Dalam

1. Bacalah 1 Yohanes 5:11-13. Apa kesaksian yang diberikan


oleh firman Tuhan? (ay. 11)

2. Siapakah yang memiliki hidup kekal? Siapakah yang tidak


memiliki hidup kekal? Apakah artinya memiliki Anak dan
tidak memiliki Anak? (ay, 12)

3. Dapatkah orang percaya mengetahui dengan pasti bahwa ia


memiliki hidup yang kekal? Ataukah ia baru tahu setelah ia
meninggal kelak? (ay. 13)

Diskusi dan Penerapan Pribadi

1. Menurut Anda, apakah ciri-ciri yang tampak dari seorang


pribadi yang meyakini bahwa ia telah diselamatkan?

2. Apabila pada saat ini dilakukan hari penghakiman .untuk


menentukan nasib kekal setiap orang, apakah Anda yakin
akan diselamatkan dan dibenarkan oleh Tuhan?

3. Bagaimana kebenaran ini memengaruhi hidup .kita?

Anda mungkin juga menyukai