Anda di halaman 1dari 9

Yesus Kristus Sebagai Adam Baru

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Ciptaan yang paling sempurna adalah manusia, karena mereka diciptakan segambar dan
serupa dengan Allah (Kejadian 2:26). Tidak hanya itu, manusia ditempatkan di tempat yang
amat indah yaitu Taman Eden untuk menikmati kehidupan dan kebaikan bersama Allah.
Tetapi Adam (Manusia pertama) melanggar perintah dan tidak taat pada Allah. “Buah
pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di
tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti
kamu mati” (Kej. 3:2). Karena ketidaktaatan manusia ini (Adam dan Hawa), Allah memberi
hukuman kepada mereka.

Hukuman yang dijatuhkan Allah pada manusia pertama yang bersalah itu mengenai
mereka justru dalam tugas utama. Perempuan dihukum sebagai ibu dan isteri, laki-laki
sebagai pekerja. Tetapi hukuman paling berat ialah; hilanglah persahabatan yang terjalin
antara manusia dan Allah. Inilah hukuman yang diwariskan manusia kepada keturunannya. 1
Hukuman lain yang diberikan Allah adalah hilangnya rahmat keselamatan akibat
ketidaksetiaan manusia pertama pada perintah Allah. Hal ini membuat Allah tidak
mempercayai manusia.

Kedatangan Yesus Kristus ke dunia sebagai Adam baru merupakan suatu berkat dan
anugerah Tuhan kepada manusia. Ia menjadi korban atas semua kesalahan manusia dalam
menjalani penderitaan dan hukuman. Manusia pertama yaitu Adam Pertama dinyatakan
gagal, sehingga kodrat manusia menjadi berdosa dan Roh kudus tidak tinggal dalam diri
manusia yang membuat mereka tidak bisa mengalami anugerah Tuhan. Yesus sebagai Adam
baru menjadi pembahasan yang penting karena memberikan point penting bahwa Adam
pertama gagal karena tidak taat pada Allah sedangkan Adam baru berhasil untuk taat pada

1
Lih.Kitab Suci Katolik Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.2010.Percetakan Arnoldus
Ende.hlm.32.

1
Allah. Dengan penjelmaan menjadi manusia, Dia memulihkan kodrat manusia yang berdosa
dan mengembalikan Roh kudus itu dalam diri orang yang percaya dan memberikan
kemanusiaan yang baru. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dilakukan Yesus dalam diri
manusia kelahiran, penderitaan, penyaliban dan kebangkitan hendak menunjukkan bahwa
Yesus sebagai Adam baru benar-benar mengembalikan kodrat manusia sebagaimana pada
awal penciptaan. Dengan demikian, orang yang percaya pada Yesus Kristus memiliki kodrat
yang baru, kehidupan yang baru dan menjadi tempat penyaluran anugerah keselamatan oleh
Roh Kudus.2

Peristiwa inkarnasi firman Allah menjadi manusia menjadi awal adanya pemulihan
kodrat manusia. Dalam dirinya tidak ada dosa, sehingga hanya Dialah yang bisa memulihkan
kodrat manusia yang berdosa, menebus manusia yang berdosa dan satu-satunya jalan
keselamatan bagi bagi manusia yang berdosa (Yoh 14:6). Karena Yesus adalah firman Allah
yang menjadi manusia berarti Dialah yang telah menjadikan segala sesuatu yang ada (Yoh.
1:3).

Pada penulisan kali ini, penulis mengangkat pembahasan tentang Yesus sebagai Adam
baru. Alasan penulis membahas ini yaitu untuk membantu kita berefleksi sudah sejauh mana
perkembangan hidup kita. Apakah kita sudah ada dalam persekutuan dengan Yesus Kristus
sebagai Adam baru ataukah kita masih ada dalam keadaan sebagai adam pertama. Untuk itu
penulis akan membahas dengan pembahasan sebagai berikut: Adam baru, pemulihan kodrat
dan Manusia baru, Roh Kudus, dan memanifestasikan iman.

Pembahasan
2
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol. 4, No. 2 (2022).hlm.260.

2
1. Adam Baru3
Jika dilihat sebelumnya, Perjanjian Lama menekankan peranan Adam dalam karya
keselamatan. Walaupun perbuatannya membuat manusia jatuh dalam dosa, tetapi
dialah bapa dan imam dari segala ciptaan. Sedangkan dalam Perjanjian Baru
khususnya Injil menunjuk diri Yesus sebagai anak Adam. Hal ini mau menunjukkan
bahwa Yesus akan mengikuti pola yang ada dalam diri Adam sebagai yang sulung
dari ciptaan. Jika Adam adalah manusia yang diciptakan menurut citra Allah dan
mengatasi semua ciptaan Allah, maka Kristus adalah gambar Allah yang tak
kelihatan, yang sulung dan lebih utama dari segala sesuatu yang diciptakan (bdk. Kol.
1:15). Yesus adalah buah sulung atas ciptaan, hal itu berarti bahwa Dialah yang
mengepalai segala ciptaan Allah, karena di dalam Dialah dan bagi Dialah segala
sesuatu dijadikan (bdk. Kol. 1:16). Berikut pola yang ditunjukkan Adam.
a. Lahir tanpa ayah dan ibu: Adam lahir tanpa adanya hubungan seksual antara
lelaki dan perempuan sebab ia manusia pertama yang diciptakan, sedangkan
Yesus lahir diprakarsai oleh Roh Kudus tanpa adanya laki-laki sebagai
pemenuh kebutuhan seksual. Dalam arti ini, Adam dan Yesus memiliki pola
yang sama yaitu tidak dilahirkan/diciptakan melalui hubungan seksual.
b. Warisan dosa asal (Rm. 5:12-21): Paulus menampilkan adanya warisan dosa
asal dari Adam. Hal ini mau mengatakan bahwa adanya solidaritas antara
Adam dan seluruh umat manusia, yang mana melaluinya dosa masuk ke dalam
dunia dan menjalar kepada semua orang. Di samping itu, Paulus juga
menampilkan solidaritas Yesus dengan umat-Nya karena melalui Dialah kasih
karunia dan rahmat Allah dapat dirasakan oleh umat manusia.
“Jika karena satu pelanggaran satu orang semua orang telah
jatuh ke dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia
Allah dan karunianya yang dilimpahkannya atas semua orang
karena satu orang (yang lain) yaitu Yesus Kristus” (Rm. 5:15).
c. Ketaatan: Adam dibandingkan dengan ketaatan Kristus. Jika Adam adalah
kepala manusia lama yang dikuasai dosa, maka Kristus adalah kepala manusia
yang ditebus dari dosa. Jika Adam menghilangkan rahmat, karunia dan berkat

3
Ohoiwirin, Paris.Yesus Sang Kristus Tinjauan Teologisdan Kajian Spiritual atas Gelar Yesus bagi Jemaat
Kontemporer.2021.Yogyakarta:Kanisius.hlm.57.

3
Allah karena dosa-dosa, maka Kristus adalah Adam baru yang memperoleh
karunia itu bagi manusia. Adam membuat martabat manusia jatuh, Kristus
sebagai Adam baru memulihkan martabat itu.
d. Kontras (1Kor. 15): Yesus digelari “Adam yang akhir”; juga Dia
dikontraskan dengan Adam. Kontras-kontras tersebut hendak menegaskan
bahwa Kristus memiliki keunggulan sebagai Adam baru di atas Adam
pertama.
o Kontras pertama (ay. 22) ~ “Jika semua orang mati dalam
persekutuan dengan Adam, maka semua orang akan dibangkitkan
dalam persekutuan dengan Kristus”.
o Kontras kedua (ay. 45) ~ Adam ditampilkan sebagai makhluk hidup
(psukhikon) sedangkan Yesus ditampilkan sebagai roh pemberi hidup
(pneumatikon).
o Kontras ketiga (ay. 47) ~ Adam berasal dari debu tanah (khoikos)
sedangkan Yesus adalah manusia yang berasal dari surga (epouranio).

2. Pemulihan Kodrat dan Manusia Baru4


Dalam Kejadian, manusia pada saat penciptaan dikatakan bahwa ia dibentuk dari
debu tanah dan dihembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikian manusia itu
hidup (bdk. Kej. 2:7). Proses penciptaan manusia tentunya berbeda dengan proses
penciptaan tanaman, binatang laut, darat maupun udara. Manusia diciptakan dari debu
tanah. Debu tanah ini menggambarkan sesuatu yang tidak berarti dan tak berharga.
Tetapi manusia itu menjadi berharga karena Tuhan sang pencipta memberi nafas
hidup kepadanya sehingga manusia itu menjadi manusia yang hidup atau jiwa yang
hidup.
Sebelum masa kejatuhan manusia dalam dosa, manusia itu sempurna dan selaras
dengan Tuhan dalam pikiran, perasaan dan kehendak. Tetapi dosa telah
menghancurkan dan merusakkan kesempurnaan itu, demikian manusia itu kehilangan
kemuliaan yang berasal dari Allah.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan
kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan

4
https://beritamujizat.com/kodrat-ilahi/diakses_26/11/2022

4
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”
(Rm. 3:23-24).

Kehancuran manusia akibat dosa dikarenakan Roh Tuhan (nafas hidup) yang
Tuhan berikan kepada manusia tidak lagi menyatu dengan manusia. Dengan demikian,
manusia tidak ada lagi sumber kehidupan kekal, melainkan hanyalah kehidupan
biologis semata. Kondisi seperti inilah yang harus dipulihkan Yesus Kristus. Adam
pertama berasal dari bumi tetapi Adam baru berasal dari surga yang turun ke dunia
untuk menyelamatkan manusia. Hanya yang berasal dari sorga yang boleh
memulihkan kodrat manusia yang berdosa.
Oleh sebab itu, pemulihan kodrat melalui inkarnasi Firman yang jadi manusia itu
benar-benar terjadi sesuai dengan waktu dan ketetapan Tuhan sendiri.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemulian-nya, yaitu kemliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih-karunia
dan kebenaran” (Yoh. 1:14).

Anak itu diberi nama Yesus (Mat 1:21) yang kemudian menjadi nama Anak yang kekal
itu. Firman itu ialah Yesus. Dalam diri-Nyalah berdiam segala kepenuhan Allah (Kol. 1:19;
2:9). Dengan demikian yang menebus dan memulihkan kodrat manusia itu adalah
Allah itu sendiri melalui firman-Nya karena Firman yang disebut Yesus Kristus ketika
menjadi manusia itu berdiam seluru kepenuhan Allah didalam-Nya yang mampu
umtuk menyelamatkan manusia.

3. Roh Kudus
Sebelum Yesus menderita, wafat dan bangkit Ia telah mengatakan kepada para
murid bahwa Ia akan mengutus penolong yang lain yaitu Roh Kebenaran untuk
menuntun mereka. Kehancuran manusia akibat dosa Adam pertama dikarenakan Roh
Tuhan (nafas hidup) tidak lagi menyatu dengan manusia. Hal itu berarti bahwa
manusia hanya terdiri dari tubuh dan jiwa. Tidak ada lagi sumber kehidupan kekal
bagi manusia.
Ketika Yesus turun ke dunia orang mati, Adam pertama melihat Dia, ia memukul
dadanya dengan takut dan berseru: “Tuhanku bersama kalian semua.” Dan Kristus
menjawab Adam: “Dan dengan rohmu”. Dan menyambut tangannya, Ia

5
membangkitkan dia sambil berkata, “Bangunlah, kamu yang tertidur, dan bangkitlah
dari kematian dan Kristus akan memberimu terang. Aku adalah Tuhan-mu, yang demi
engkau telah menjadi keturunanmu, yang demi engkau dan keturunanmu kini
berbicara dan memerintah dengan kuasa kepada mereka di dalam kegelapan: milikilah
terang, dan kepada mereka yang tertidur: bangunlah.5
Roh Kudus yang Yesus janjikan kepada para rasul itu terrealisasi pada hari
pentakosta. Hari ke-50 setelah Yesus bangkit dari maut.
“Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin
keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan
tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang
bertebarandan hinggap pada mereka masing-masing. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-
kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh
itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis. 2:2-4).
Dengan demikian Roh Kudus yang tidak ada pada manusia, diutus Yesus untuk
menjadi penolong supaya manusia boleh melanjutkan karya keselamatan yang telah
diwartakan Yesus Kristus sebagai Adam baru. Dengan adanya Roh Kudus berarti
Yesus meluhurkan martabat manusia yang hancur karena dosa manusia pertama.
4. Memanifestasikan Iman
a. Rasul Paulus
Lalu setelah menjadi manusia yang naungi Roh Kudus, apa yang harus kita
lakukan agar Roh itu tetap bertahan dalam diri kita sebagai manusia yang dibaharui
oleh Roh Kudus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (bdk.Filipi 3:8-
12) memperlihatkan kerinduan terbesarnya dalah mengenal Kristus dan mengalami
persekutuan pribadi dan keakraban dengan Dia secara lebih erat. Usaha-usaha untuk
mencapai perseketuan dengan Kristus sebagai berikut:
1. Mengenal Kristus secara pribadi, sifat dan tabiat-Nya.
2. Berada di dalam Kristus (ay. 3:9)
3. Mengenal kuasa kebangkitan-Nya (ay. 10)
4. Mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dengan menyangkal diri,
menyalibkan manusia lama, dan menderita demi Kristus dan kerajaan-Nya

5
Salettia, Julius. Dia yang Kau Tolak Yesus Kristus Menurut Sabda dan
TindakanNya.2022.Pineleng:Percikan Hati.hlm.216-217.

6
(bdk. Flp 1:29; Kis 9:16; Rom 6:5-6; 1Kor 15:31; 2Kor 4:10; Gal 2:20; Kol 1:24; 1Pet
4:13).
Paulus melihat dirinya sebagai seorang yang berlari dalam suatu perlombaan yang
dengan sekuat tenaga dan sungguh-sugguh memusatkan pikirannya agar dapat sampai
pada kemenangan yaitu persekutuan dengan Kristus (Flp. 3:12). Baginya, dengan
kasih karunia Allah ia memusatkan kehidupannya agar terus maju dalam iman akan
Yesus Kristus. Bahkan sebelum mengenal Kristus, segala sesuatu dianggapnya
sampah (Flp. 3:8) dan menegaskan bahwa hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan (Flp. 1:21).
b. Rasul Yakobus
Yakobus juga dalam suratnya mengatakan bahwa mempunyai iman saja tidaklah
cukup. Iman itu harus disertai dengan perbuatan. Iman itu berarti perbuatan-perbuatan
Allah. Hal ini berarti bahwa seseorang dikatakan beriman kalau perbuatan-perbuatan
yang dilakukannya adalah perbuatan-perbuatan Allah (Yak. 2:14). Jadi beriman
tidaklah cukup kalau tidak dibarengi dengan tindakan nyata. Kemudia Yakobus
membandingkan tubuh manusia dengan iman bahwa tubuh manusia tanpa roh adalah
mati, demikian juga iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati (Yak. 2:26).
Pengajaran Yakobus ini, sangat berpengaruh dalam kehidupan Gereja saat ini,
yang mana gereja tidak hanya mengaku beriman kepada Kristus dan pendamaian oleh
darah-Nya lantas keselamatan dapat diperoleh dan berkeyakinan bahwa hubungan
pribadi dalam ketaatan dengan Kristus sebagai Tuhan tidaklah penting. Yakobus
mengatakan itu sebagai iman yang mati; tidak menghasilkan sesuatu yang baik atau
keselamatan itu sendiri (Yak. 2:14-16, 20-24). Tetapi iman yang mendatangkan
keselamatan ialah “iman yang bekerja oleh kasih” (Gal. 5:6). Iman yang sejati selalu
mengarahkan kita untuk menyatakan diri dalam ketaatan kepada Allah dengan
perbuatan belas kasihan kepada siapa saja yang membutuhkan bantun.

Penutup
Kesimpulan
7
Kedatangan Yesus Kristus sebagai Adam baru hendak memulihkan martabat
manusia akibat dosa yang dilakukan manusia pertama yakni Adam dan Hawa. Kodrat
manusia yang berdosa ini membuat manusia itu sendiri jauh dari kehidupan kekal.
Melalui peristiwa inkarnasi firman, Yesus mengambil kodrat manusia yang berdosa
dan memakaikan kesucian-Nya di situlah awal mula kebebasan dan keselamatan.
Inilah yang disebut pemulihan kodrat. Yesus datang tidak semata-mata untuk tugas
tertentu tetapi memulihkan manusia lama menjadi manusia melalui diri-Nya dalam
penderitaan-Nya di kayu salib; maut tidak berkuasa lagi sebab Yesus telah
menaklukkan dosa-dosa itu. Tidak hanya itu, Yesus juga menjanjikan Roh Kudus
yang dahulu dimiliki manusia namun oleh karena dosa, Roh itu tidak lagi bersatu
dengan manusia.
Harapan dari penulis bahwa semoga tulisan ini berguna bagi setiap pembaca dan
juga boleh menjadi bahan refleksi apakah kita lebih cenderung berlaku dan bertindak
seperti manusia lama ataukah kita telah hidup dalam Kristus dan menjadi manusia
baru.

8
Sumber referensi

Kitab Suci Katolik Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.2010.Percetakan
Arnoldus Ende.

Ohoiwirin, Paris.Yesus Sang Kristus Tinjauan Teologisdan Kajian Spiritual atas Gelar Yesus
bagi Jemaat Kontemporer.2021.Yogyakarta:Kanisius.

Salettia, Julius. Dia yang Kamu Tolak Yesus Kristus Menurut Sabda dan
TindakanNya.2022.Pineleng:Percikan Hati.

Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol. 4, No. 2 (2022)

Https://beritamujizat.com/kodrat-ilahi/

Anda mungkin juga menyukai