Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

TRANSFORMASI GEOMETRI
Transformasi geometri adalah perubahan posisi (perpindahan) dari suatu posisi awal (x,y)
ke posisi lain (x’,y’). Posisi pada geometri biasanya dinyatakan sebagai titik (x,y) sehingga yang
mengalami perubahan atau berpindah pada transformasi geometri adalah titik. Oleh sebab itu
maka dapat juga dikatakan bahwa transformasi geometri adalah proses pembentukan bayangan
(x’,y’) dari suatu titik (x,y).
Meskipun pada transformasi geometri yang berpindah hanya titik (x,y) tetapi garis dan
bangun datar juga sebagai bagian dari geometri dapat ditransformasikan karena garis dan bangun
datar merupakan sekumpulan titik. Untuk transformasi geometri dari garis dan bangun datar
dapat dilakukan dengan mentransformasikan titik-titik tertentu pada garis dan bangun datar
tersebut.
Transformasi geometri ada beberapa jenis, tergantung cara perpindahannya. Transformasi
geometri terdiri dari: translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi (perputaran), dan
dilatasi (perbesaran),

A. TRANSLASI
Translasi (pergeseran) adalah pemindahan
suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah dan
jarak tertentu. Jika translasi T = ( ) memetakan
(memindahkan) titik P(x,y) ke titik P’ (x’,y’), maka:
x’ = x + a
y’ = y + b
Secara matematis dapat ditulis :
T = ( ) : P(x, y)  P’ (x + a, y + b)

P (x,y) disebut posisi awal atau titik asal


P’ (x’,y’) disebut: posisi akhir atau bayangan titik

Contoh Soal
1. Tentukan bayangan titik A (3 , – 7) oleh translasi T = ( )

2. Jika garis l y = x + 5 ditanslasikan oleh T = ( ) maka tentukan persamaan bayangannya.

Penyelesaian
1. Titik A (3 , – 7)  xA = 3 dan yA = – 7
Faktor translasi: T = ( )  a = 4 dan b = 2
x’A = xA + a = 3 + 4 =7
y’A = yA + b = – 7 + 2 =–5
Jadi, bayangan titik A oleh translasi T = ( ) adalah A’ (7 , – 5)

2. Faktor translasi: T = ( )  a = 2 dan b = 3


Misalkan xA = 0 dan oleh persamaan garis l diperoleh yA = xA + 5 = 0 + 5 = 5 sehingga titik
A (0,5)
Misalkan xB = 1 dan oleh persamaan garis l diperoleh yB = xB + 5 = 1 + 5 = 6 sehingga titik
B (1,6)
Tentukan bayangan titik A (0,5) dan titik B (1,6) oleh translasi T = ( ), sebagai berikut:
x’A = xA + a = 0 + 2 = 2 dan y’A = yA + b = 5 + 3 = 8 sehingga bayangannya adalah A’ (2 , 8)
x’B = xB + a = 1 + 2 = 3 dan y’B = yB + b = 6 + 3 = 9 sehingga bayangannya adalah B’ (3 , 9)
Bayangan garis l y = x + 5 melalui titik A’ (2 , 8) dan titik B’ (3 , 9) sehingga
persamaannya dapat ditentukan, sebagai berikut:

y–8=x–2
y=x–2+8
y=x+6
Jadi, bayangan garis l y = x + 5 oleh T = ( ) adalah l’  y = x + 6

B. REFLEKSI
Refleksi (pencerminan) adalah suatu transformasi yang memindahkan setiap titik pada
bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang hendak dipindahkan itu.
Pada suatu refleksi, segmen garis yang menghubungkan setiap titik dengan hasil refleksi akan
terbagi dua dan tegak lurus pada sumbu refleksinya.
Jika titik P (x,y) direfleksi pada garis ax + by + c = 0 maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’),
dimana:
( ) ( )

Rumus di atas merupakan rumus umum untuk refleksi dan berlaku untuk semua refleksi. Selain
itu juga terdapat beberapa rumus khusus untuk refleksi, sebagai berikut:
1. Jika titik P (x,y) direfleksi pada titik asal O (0,0) maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’),
dimana:
x’ = – x dan y’ = – y
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada sumbu X maka bayangannya adalah: P’ (3 , –5)
2. Jika titik P (x,y) direfleksi pada sumbu X maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’), dimana:
x’ = x dan y’ = – y
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada sumbu X maka bayangannya adalah: P’ (3 , –5)
3. Jika titik P (x,y) direfleksi pada sumbu Y maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’), dimana:
x’ = – x dan y’ = y
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada sumbu X maka bayangannya adalah: P’ (–3 , 5)
4. Jika titik P (x,y) direfleksi pada garis y = x maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’), dimana:
x’ = y dan y’ = x
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada garis y = x maka bayangannya adalah: P’ (5 , 3)
5. Jika titik P (x,y) direfleksi pada garis y = – x maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’),
dimana:
x’ = – y dan y’ = – x
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada garis y = x maka bayangannya adalah: P’ (–5 , –3)
6. Jika titik P (x,y) direfleksi pada garis x = a maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’), dimana:
x’ = 2a – x dan y’ = y
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada x = 6 maka bayangannya adalah: P’ (9 , 5)
7. Jika titik P (x,y) direfleksi pada garis y = b maka diperoleh bayangan titik P’ (x’,y’), dimana:
x’ = x dan y’ = 2b – y
Misalkan titik A (3 , 5) direfleksi pada y = 9 maka bayangannya adalah: P’ (3 , 13)
Contoh Soal
1. Jika titik A (1 , 3) direfleksikan pada garis 6x + 8y – 5 = 0 maka tentukan bayangan titik A.
2. Tentukan bayangan lingkaran x2 + y2 – 10x + 4y + 20 = 0 jika direfleksikan pada garis 2x + y
–3=0

Penyelesaian
1. Titik A (1 , 3)  x = 1 dan y = 3
Garis 6x + 8y – 5 = 0  a = 6; b = 8; dan c = –5
( ) ( )*( )( ) ( )( ) ( )+ ( )( )

( ) ( )*( )( ) ( )( ) ( )+ ( )( )

Jadi, bayangan titik A adalah A’ (–2 , –1)

2. Lingkaran x2 + y2 – 10x + 4y + 20 = 0  A = –10; B = 4; dan C = 20


Titik pusat lingkaran : P (– ½A , –½B)
P (5 , –2)
Jari – jari lingkaran : √

√ ( ) ( )

√ ( ) ( )


Yang direfleksikan cukup titik pusat lingkaran: P (5 , –2)  x = 5 dan y = –2

Garis refleksi: 2x + y – 3 = 0  a = 2; b = 1; dan c = – 3

( ) ( )*( )( ) ( )( ) ( )+ ( )( )

( ) ( )*( )( ) ( )( ) ( )+ ( )( )

Titik pusat bayangan lingkaran: P’ (1 , –4)


Jari – jari bayangan lingkaran tetap sama dengan jari – jari lingkaran, yaitu: r = 3

Bayangan lingkaran : (x – 1)2 + (y + 4)2 = 32


(x2 – 2x + 1) + (y2 + 8y + 16) = 9
x2 + y2 – 2x + 8y + 1 + 16 – 9 = 0
x2 + y2 – 2x + 8y + 8 = 0
Jadi, bayangan lingkaran x2 + y2 – 10x + 4y + 20 = 0 jika direfleksikan pada garis 2x + y – 3
= 0 adalah: x2 + y2 – 2x + 8y + 8 = 0
C. ROTASI
Rotasi (perputaran) pada bidang geometri ditentukan oleh titik pusat, besar sudut, dan arah
sudut rotasi. Suatu rotasi dikatakan memiliki arah positif, jika rotasi itu berlawanan arah dengan
arah putaran jarum jam. Sedangkan rotasi dikatakan memiliki arah negatif, jika rotasi itu searah
dengan arah putaran jarum jam.
Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh α berlawanan arah putaran jam, maka
menghasilkan bayangan titik P’ (x’ , y’), dapat dituliskan secara matematis:
RO,α : P (x,y)  P’ (x’ , y’) ; dimana:
x' = x cos α – y sin α
y' = x sin α + y cos α
Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh α searah putaran jam, maka
menghasilkan bayangan titik P’ (x’ , y’), dapat dituliskan secara matematis:
RO,-α : P (x,y)  P’ (x’ , y’) ; dimana:
x' = x cos α + y sin α
y' = y cos α – x sin α
Rumus di atas merupakan rumus umum untuk rotasi dengan titik O (0,0) sebagai titik pusat
rotasi.

Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh α berlawanan arah putaran jam, maka
menghasilkan bayangan titik P’ (x’ , y’), dapat dituliskan secara matematis:
RA,α : P (x,y)  P’ (x’ , y’) ; dimana:
x' – a = (x – a) cos α – (y – b) sin α
y' – b = (x – a) sin α + (y – b) cos α
Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh α searah putaran jam, maka
menghasilkan bayangan titik P’ (x’ , y’), dapat dituliskan secara matematis:
RA,-α : P (x,y)  P’ (x’ , y’) ; dimana:
x' – a = (x – a) cos α + (y – b) sin α
y' – b = (y – b) cos α – (x – a) sin α
Rumus di atas merupakan rumus umum untuk rotasi dengan titik A (a,b) sebagai titik pusat
rotasi.

Selain itu juga terdapat beberapa rumus khusus untuk rotasi, sebagai berikut:
1. Untuk titik O (0,0) sebagai titik pusat rotasi :
a. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 90 O berlawanan arah putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –y dan y’ = x
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 90 O berlawanan arah
putaran jam maka menghasilkan bayangan P’ (–2 , 3)
b. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 90 O searah putaran jam maka
menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = y dan y’ = –x
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 90O searah putaran jam
maka menghasilkan bayangan P’ (2 , –3)
c. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180 O berlawanan arah putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –x dan y’ = –y
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180 O berlawanan arah
putaran jam maka menghasilkan bayangan P’ (–3 , –2)
d. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180 O searah putaran jam maka
menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –x dan y’ = –y
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180O searah putaran jam
maka menghasilkan bayangan P’ (–3 , –2)
e. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 270 O berlawanan arah putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = y dan y’ = –x
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 270 O berlawanan putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (2 , –3)
f. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 270O searah putaran jam maka
menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –y dan y’ = x
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 270O searah putaran jam
maka menghasilkan bayangan P’ (–2 , 3)

2. Untuk titik A (a,b) sebagai titik pusat rotasi :


a. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh 90 O berlawanan arah putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –y + a + b dan y’ = x – a + b
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik A (4,5) sejauh 90O berlawanan arah
putaran jam maka menghasilkan bayangan P’ (7 , 4)
b. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh 90 O searah putaran jam maka
menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = y + a – b dan y’ = –x + a + b
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik A (4,5) sejauh 90O searah putaran jam
maka menghasilkan bayangan P’ (1 , 6)
c. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh 180 O berlawanan arah putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –x + 2a dan y’ = –y + 2b
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik A (4,5) sejauh 180O berlawanan arah
putaran jam maka menghasilkan bayangan P’ (5 , 8)
d. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh 180 O searah putaran jam maka
menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –x + 2a dan y’ = –y + 2b
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik A (4,5) sejauh 180O searah putaran jam
maka menghasilkan bayangan P’ (5 , 8)
e. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh 270 O berlawanan arah putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = y + a – b dan y’ = –x + a + b
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik A (4,5) sejauh 270O berlawanan putaran
jam maka menghasilkan bayangan P’ (1 , 6)
f. Jika titik P (x,y) diputar mengelilingi titik A (a,b) sejauh 270 O searah putaran jam maka
menghasilkan bayangan P’ (x’ , y’), dimana : x’ = –y + a + b dan y’ = x – a + b
Misalkan titik P (3,2) diputar mengelilingi titik A (4,5) sejauh 270O searah putaran jam
maka menghasilkan bayangan P’ (7 , 4)

Contoh Soal
1. Titik K (5 , –1) dirotasikan terhadap titik P (1 , 3) sejauh 45⁰ searah putaran jam. Tentukanlah
bayangan titik K tersebut.
2. Jika ABC dengan titik sudut A(4 , 6), B(8 , 0), dan C(0 , 9) diputar sejauh 180O berlawanan
arah putaran jam dengan pusat O(0,0), maka tentukan koordinat titik sudut bayangan segitiga
tersebut.

Penyelesaian
1. Titik K (5 , –1)  x = 5 dan y = –1
Titik pusat rotasi: P (1 , 3)  a = 1 dan b = 3
α = 60O
Karena diputar searah putaran jam, maka digunakan rumus:
x' – a = (x – a) cos α + (y – b) sin α
y' – b = (y – b) cos α – (x – a) sin α

x' – 2 = (5 – 1) cos 45⁰ + (–1 – 3) sin 45⁰


y' – 3 = (–1 – 3) cos 45⁰ – (5 – 1) sin 45⁰
x' – 2 = (4) ( √ ) + (–4) ( √ )
y' – 3 = (–4) ( √ ) – (4) ( √ )

x' – 2 = √ √
y' – 3 = √ √

x' – 2 = 0
y' – 3 = – 4√

x' = 2
y' = 3 – 4√

Jadi, bayangan titik K (5 , –1) jika dirotasikan terhadap titik P (1 , 3) sejauh 45⁰ searah
putaran jam adalah K’ (2 , 3-4√ )

2. Titik A (4 , 6) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180 O berlawanan arah putaran jam
maka menghasilkan bayangan A’ (–4 , –6)

Titik B (8 , 0) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180 O berlawanan arah putaran jam
maka menghasilkan bayangan B’ (–8 , 0)

Titik C (0 , 9) diputar mengelilingi titik O (0,0) sejauh 180O berlawanan arah putaran jam
maka menghasilkan bayangan C’ (0 , –9)

Jadi, koordinat titik sudut bayangan ABC adalah: A’ (–4 , –6), B’ (–8 , 0), dan C’ (0 , –9).

D. DILATASI
Dilatasi (perbesaran atau perkalian) adalah suatu transformasi yang mengubah ukuran
(memperbesar atau memperkecil) suatu bangun, tetapi tidak mengubah bentuk bangun yang
bersangkutan. Dilatasi ditentukan oleh titik pusat dan faktor (faktor skala) dilatasi. Pada dilatasi
suatu bangun, faktor k akan menentukan ukuran dan letak bangun bayangan.
Jika k > 1, maka bangun bayangan diperbesar dan terletak sepihak terhadap pusat dilatasi dan
bangun semula.
Jika 0 < k < 1, maka bangun bayangan diperkecil dan terletak sepihak terhadap pusat dilatasi dan
bangun semula.
Jika –1 < k < 0, maka bangun bayangan diperkecil dan terletak berlainan pihak terhadap pusat
dilatasi dan bangun semula.
Jika k < –1, maka bangun bayangan diperbesar dan terletak berlainan pihak terhadap pusat
dilatasi dan bangun semula.

Jika titik P (x , y) didilatasikan terhadap titik pusat O(0 , 0) dengan faktor skala k, maka
menghasilkan bayangan titik P’ (x’ , y’), dapat dituliskan secara matematis:
[O , k] : P (x,y)  P’ (x’ , y’) ; dimana: x’ = kx
y’ = ky

Jika titik P (x , y) didilatasikan terhadap titik pusat A(a , b) dengan faktor skala k, maka
menghasilkan bayangan titik P’ (x’ , y’), dapat dituliskan secara matematis:
[A , k] : P (x,y)  P’ (x’ , y’) ; dimana: x’ = a + k(x – a)
y’ = b + k(y – b)
Contoh Soal
1. Bayangan titik P(–2 , 3) oleh dilatasi [O , k] adalah P’(4 , –6). Tentukan bayangan titik Q(6 ,
–7) oleh dilatasi [O , 3k].
2. Diketahui titik P(1 , –7) dan A(–5 , 3). Tentukan bayangan titik P oleh dilatasi [A , ½].

Penyelesaian
1. [O , k] : P(–2 , 3)  P’(4 , –6), sehingga: 4 = –2k dan –6 = 3k
dan
k=–2
3k = – 6
[O , 3k] : Q(6 , –7)  Q’(x’ , y’)
[O , –6] : Q(6 , –7)  Q’(x’ , y’), dimana: x' = kx = (–6) (6) = –36
y' = ky = (–6) (–7) = 42

Jadi, bayangan titik Q(6 , –7) oleh dilatasi [O , 3k] adalah Q’(–36 , 42)

2. P(1 , –7)  x = 1 dan y = –7


A(–5 , 3)  a = –5 dan b = 3
k=½

[A , k] : P(1 , –7)  P’(x’ , y’)


[A , ½] : P(1 , –7)  P’(x’ , y’), dimana: x’ = a + k(x – a) = –5 + ½ (1 + 5) = –5 + 3 = – 2
y’ = b + k(y – b) = 3 + ½ (–7 – 3) = 3 + (–5) = – 2

Jadi, bayangan titik P(1 , –7) oleh dilatasi [A , ½] adalah P’(–2 , –2)

Latihan
1. Tentukan bayangan titik A (–5 , 6) oleh translasi T = ( )
2. Jika garis l y = 3x – 2 ditanslasikan oleh T = ( ) maka tentukan persamaan bayangannya.
3. Jika titik P (–3 , 5) direfleksikan pada garis 2x – 5y = 27 maka tentukan bayangan titik P.
4. Tentukan bayangan lingkaran L  x2 + y2 + 6x – 10y + 9 = 0 jika direfleksikan pada garis
3x – 2y = 7
5. Jika titik A direfleksikan terhadap garis x = –3 maka menghasilkan bayangan titik A’(3,-12).
Tentukan koordinat titik A.
6. Titik D (–2 , 3) dirotasikan terhadap titik P (5 , –1) sejauh 90⁰ berlawanan arah putaran jam.
Tentukanlah bayangan titik D tersebut.
7. Jika ABC dengan titik sudut A(4 , 6), B(8 , 0), dan C(0 , 9) diputar sejauh 90O searah
putaran jam dengan pusat O(0,0), maka tentukan koordinat titik sudut bayangan segitiga
tersebut.
8. Bayangan titik B(–4 , 5) oleh dilatasi [O , k] adalah B’(–4 , 20). Tentukan bayangan titik C(3
, –5) oleh dilatasi [O , ½k].
9. Diketahui titik P(–6 , 3) dan A(4 , –5). Tentukan bayangan titik P oleh dilatasi [A , 3].
10. Diketahui titik P(6 , –8) dan A(a , b). Bayangan titik P oleh dilatasi [A , 2] adalah P’(8 , –6).
Nilai a – b = ……

Anda mungkin juga menyukai