Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN EFEKTIFITAS

KOMUNIKASI PEMASARAN GOJEK INDONESIA PADA


SAAT PANDEMI COVID-19

Proposal penelitian ini disusun guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu : Riski Damastuti, S.Sos., M.A

Disusun Oleh:
Mei Sumantri 18.96.0527

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada masa pandemi saat ini penerapan social distancing dan physical
distancing atau menjaga jarak minimal 1 meter dengan sesama manusia telah
dilakukan pada berbagai sektor. Tindakan tersebut dilakukan untuk memutus
penyebaran COVID-19 dan menjalankan protokol kesehatan selama pandemi.
Beberapa program pemerintah mulai diterapkan untuk menunjang hal tersebut,
seperti bekerja dari rumah atau work from home (WFH), belajar dari rumah,
dan beribadah dari rumah (Kartika, 2020). Pelaksanaan program tersebut tentu
akan berpengaruh pada seluruh sektor yang melibatkan aktivitas antar
manusia.
Inovasi baru harus dilakukan agar dapat menyesuaikan dan bertahan
dengan keadaan saat ini. Perusahaan ojek online yang sedang meningkat pesat
untuk tetap melayani masyarakat ketika masa pandemi salah satunya adalah
perusahaan Gojek Indonesia yang didirikan tahun 2011 oleh Nadiem Makarim
dan Michaelangelo Moran (Kartika, 2020). Dalam memudahkan masyarakat
untuk melakukan kegiatan secara online, aplikasi Gojek pada smartphone
dengan kuota dapat mengantarkan penumpang kemanapun mereka inginkan
menggunakan layanan Go-ride atau Go-Car. GoFood untuk melayani pesan
antar makanan, Go-Send untuk melayani pengiriman barang berskala kecil,
GoMart sebagai layanan untuk berbelanja kebutuhan konsumen, Go-Tix untuk
melayani pemesanan tiket bioskop maupun tiket lainnya dan Go-Clean untuk
melayani jasa untuk membersihkan rumah (Kamim & Khandiq, 2019).
Upaya menaati program pemerintah mengenai social distancing dan
physical distancing, Perusahaan gojek mendukung gerakan #dirumahaja
menggunakan media instagram sebagai alat penyebaran informasi tentang
COVID-19. Informasi berupa gambar foto dan video sebagai konten yang
dibagikan melalui sosial media untuk mengajak masyarakat tetap aman tinggal
di rumah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
(Aprianita&Hidayat, 2020). Informasi yang disampaikan melalui instagram
tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menimbulkan dampak
kepada customer secara berkelanjutan serta berulang dalam periode waktu
yang ditentukan (Setiawan & Fithrah, 2019).
Beberapa kebijakan baru juga dikeluarkan oleh Gojek dalam mencegah
penyebaran COVID-19 melalui bentuk komunikasi di fitur layanan Go-Food,
Go-Mart, Go-Shop untuk membantu para pengguna memenuhi kebutuhan
berbelanja, membeli makanan, dan obat-obatan tanpa harus keluar rumah dan
tidak berkerumun. Gojek juga menghapus sementara layanan Go-Ride
menjadi G0-Car dengan melakukan instruksi khusus seperti penggunaan
masker, meminimalkan komunikasi dengan driver secara langsung dan
pembayaran secara cashless (Kartika, 2020).
Gojek melakukan kampanye #dirumahaja Berdasarkan pemaparan datas,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas komunikasi
pemasaran Gojek pada masa pandemic COVID-19 untuk tetap
mempertahankan bisnisnya dan membantu konsumen memenuhi kebutuhan
sehari-hari secara online.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang, terdapat beberapa permasalahan
yang ada diantaranya adalah seberapa besar pengaruh pemasaran pada
perusahaan ketika pandemi, bagaimana cara perusahaan mengkomunikasikan
produknya kepada para pelanggan dalam kondisi pandemi, langkah seperti apa
yang diambil perusahaan untuk mempertahankan produknya dipasaran,
bagaimana respon pelanggan kepada perusahaan ketika dalam kondisi
pandemi, bagaimana tingkat penjualan atau pemasukan perusahaan dalam
kondisi pandemi, dan strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan
perusahaan. Beberapa masalah tersebut terfokus pada pengukuran efektifitas
komunikasi pemasaran perusahaan kepada para pelanggannya pada pandemic
Covid-19.
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu:
1. Data yang diambil merupakan data pada tahun 2020 bulan Mei hingga
Maret 2021.
2. Data yang diambil hanya pada layanan berbelanja yaitu Go-Food, Go-Mart
dan Go-Shop.
3. Pengambilan data dilakukan pada pengguna aplikasi Gojek wilayah D.I.
Yogyakarta.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat efektifitas komunikasi pemasaran perusahaan Gojek
Indonesia pada masa pandemi Covid-19?
2. Strategi komunikasi pemasaran apa yang dilakukan perusahaan Gojek
Indonesia pada masa pandemi Covid-19?
3. Seberapa besar tingkat penjualan Gojek Indonesia pada masa pandemi
Covid-19?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat efektifitas komunikasi pemasaran perusahaan Gojek
Indonesia pada masa pandemi Covid-19.
2. Mengteahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan
Gojek Indonesia pada masa pandemi Covid-19.
3. Mengetahui tingkat penjualan Gojek Indonesia pada masa pandemi Covid-
19.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
1. Memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu komunikasi
mengenai efektifitas komunikasi pemasaran Gojek Indonesia pada
masa pandemi Covid-19.
2. Menambah pengetahuan, pengalaman dan memperluas wawasan
terakait dengan efektifitas dan strategi komunikasi pemasaran.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Gojek
Indonesia dan perusahaan lainnya yang bergerak pada bidang
yang sama.
2. Melalui penelitin ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan
untuk mengembangkan ilmu dan teori-teori komunikasi serta
bahan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Studi pustaka mengenai penelitian yang telah ada dari peneliti-
peneliti terdahulu akan membantu untuk melihat posisi penelitian, maka
beberapa studi pustaka dari penelitian terdahulu terkait efektifitas dan
strategi komunikasi pemasaran perlu diketahui.
Penelitian yang dilakukan oleh (Amalia, 2017) terkait tentang
strategi komunikasi pemsaran digital yang dilakukan oleh Tripvisto
dengan tujuan menganalisis perencanaan komunikasi pemasaran digital
melalui 4 steps of public reltions dengan menganalisa perlaku konsumen
dengan model AISAS lalu dikaitkan dengan komponen dan tipe hybrid.
Sehingga menghasilkan analisa tentang strategi pemasaran yang
digunakan dan memberikan rekomendasi perbaikan untuk PT. Tripvisto.
Penelitian yang dilakukan oleh (Khairani, Soviyant, & Azuriyandi,
2018) mengenai efektifitas promosi melalui Instagram pada produk
UMKM sektor makanan dan minuman di kota Pekanbaru menggunakan
konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) pada 100 pengguna
Instagram. Metode analisis data menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas data, dan uji t satu sample. Hasil penelitian menungkap bahwa
efektifitas promosi tersebut masuk dalam kategori tinggi. Hal ini
mengindikasi bahwa promosi melalui media Instagram bermanfaart untuk
menarik minat konsumen membeli produk UMKM sektor makanan dan
minuman.
(Aprianita & Hidayat, 2020) melakukan penelitian mengenai program
kampanye #dirumahaja ditengah pandemi covid-19 yang dilakukan oleh
perusahaan transportasi online Gojek Indonesia melalui media Instagram.
Penelitian ini dilakukan di kota Bandung dengan tujuan untuk memberikan
gambaran tentang pelaksanaan program kampanye #dirumahaja yang
dipelopori oleh perusahaan gojek dan mengetahui daya tarik konsumen
terhadap program tersebut. metode yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif dengan melakukan wawancana online kepada 6 pelanggan
Gojek Indonesia dan observasi.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Hasil Penelitian

1 Devi Amalia (2017) Strategi komunikasi Mengetahui strategi


pemasaran digital PT. pemasaran yang digunakan
Tripvisto Nusantara Jaya. oleh PT. Tripvisto
Nusantara Jaya dan
memberikan rekomendasi
untuk perusahaan terkait
dengan promosi dan
penggunaan alat media
digital.

2 Zulia Khairani, Efrita Efektifitas promosi Tingkat efektifitas promosi


Soviant & melalui Instagram pada produk UMKM di media
Aznuriyandi (2018) UMKM sektor makanan Instagram di kota
dan minuman di kota Pekanbaru masuk dalam
Pekanbaru kategori tinggi, diukur
dengan konsep AIDA
(Attention, Interest, Desire,
Action) pada 100 pengguna
Instagram.

3 Dian Aprianita & Program kampanye Mengetahui program


Dasrun Hidayat (2020) #dirumahaja di tengah kampanye #dirumahaja
pandemic covid-19. yang dilakukan perusahaan
Gojek pada masa pandemi
dan respon daya tarik
konsumen terhadap
program tersebut.

4 Mei Sumantri (2021) Efektifitas komunikasi Mengetahui tingkat


pemasaran gojek Indonesia efektifitas dan strategi
pada saat pandemi covid- komunikasi pemasaran serta
19. tingkat penjualan gojek
Indonesia pada saat
pandemi covid-19.

Berdasarkan penelitian terdahulu khsuusnya komunikasi pemasaran


dalam masa pandemi covid-19 masih terbatas. Oleh sebab itu, dalam
penelitian ini penulis akan mencoba untuk melakukukan analisa dan
pengukuran mengenai efektifitas komunikasi pemasaran dalam masa pandemi
covid-19 pada perusahaan Gojek Indonesia wilayan D.I. Yogyakarta.

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communication yang berasal dari kata komunis yang berarti sama.
Sama disini memiliki arti sama makna, jadi komunikasi sendiri
dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu
pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan penerima pesan
atau komunikan. Hovland mendefinisikan proses komunikasi
sebagai proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan
rangsangan untuk mengubah perilaku orangt lain (Mulyana, 2010)
Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, dapat
berlangsung apabila adanya kesamaan makna. sesuai dengan
definisi tersebut pada dasarnya sesorang melakukan komunikasi
adalah untuk mencapai kesamaan makna antara manusia yang
terlibat dalam komunikasi yang terjadi, dimana kesepahaman yang
ada dalam benak komunikator (penyampai pesan) dengan
komunikan (penerima pesan) mengenai pesan yang disampaikan
haruslah sama agar apa yang komunikator maksud juga dapat
dipahami dengan baik oleh komunikan sehingga komunikasi
berjalan baik dan efektif (Effendy, 2005).

2.2.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang
perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan usaha dan
menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut.Disamping
kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu mengkombinasikan
fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar perusahaan
berjalan dengan baik. Dalam hal ini perlu diketahui beberapa
definisi pemasaran. Menurut (Kotler, 1997) “Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain”. Sedang definisi menurut
(William, 1984) yaitu: “Pemasaran adalah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang
memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini
maupun konsumen potensial”.Pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial (Basu & T, 2004)

2.2.3 Komunikasi Pemasaran


Secara umum, komunikasi pemasaran adalah usaha
memasarkan produk atau jasa dengan memakai pola perencanaan
dan metode agar dapat berhasil menjual lebih banyak dari target
yang ada (Ramadhan, 2019). Menurut (A. Shimp, 2003)
komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan
misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.
Komunikasi pemasaran memegang peranan sangat penting bagi
pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara
keseluruhan tidak akan memnegatruhi keberadaan produk dipasar.
Dengan penentuan pemasaran yang tepat, proses komunikasi akan
berjalan efektif dan efisien (Sutrisna, 2002).
2.2.4 Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi komunikasi adalah cara untuk mongkomunikasikan
suatu pengetahuan yang diperlukan orang agar mereka memiliki
kesadaran bahwa mereka memerlukan suatu produk. Adapun
strategi utama yang dapat digunakan yaitu strategi pesan dan
strategi media (Suswanto & Setiawati, 2020).
Strategi pesan yaitu penentuan segmen pasar sasaran terlebih
dahulu sebelum merancang bentuk dan isi pesan Isi komunikasi
harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi konsumen (Lestari,
2020).
Strategi media yaitu subyek media yang akan digunakan dalam
menyampaikan pesan kepada konsumen berisi pemilihan media
dan celah konsumen. Media adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sehingga harus disesuaikan dengan target
konsumen. Sedangkan celah konsumen adalah pemilihan waktu
dan tempat yang tepat dalam menyampaikan pesan agar dapat
mencapai jangkauan yang maksimum (Giantika, 2020).
2.2.5 Tujuan Komunikasi Pemasaran
Tanpa adanya komunikasi perusahaan ke pasar maka
mustahil akan terjadi penjualan karena pasar tidak mengenal
produk. Karena itulah komunikasi pemasaran sangat penting dalam
proses pemasaran suatu perusahaan, terdapat tujuan-tujuan dalam
komunikasi pemasaran, Riyeke dan Silvia dalam Strategi Serangan
Internet Marketing mengatakan bahwa tujuan komunikasi
pemasaran adalah untuk:
a. Memperkenalkan produk / merek dengan berbagai keunggulannya.
b. Membangkitkan perasaan suka terhadap produk/merek.
c. Membangun keyakinan konsumen terhadap produk/merek..
d. Menempatkan produk/merek pada urutan pertama

Lebih jelas Kennedy dan Soemanegara menjelaskan komunikasi


pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan
kepada konsumen, yaitu:

1) Tahap Perubahan Pengetahuan


Perubahan pengetahuan menunjukkan bahwa konsumen
mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa produk itu
diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut, dengan
demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan informasi
penting dari produk.
2) Tahap Perubahan Sikap
Sikap (attitude) menggambarkan penilaian, perasaan, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah
objek atau gagasan. Adapun tahap perubahan sikap yang dimaksud
berkaitan dengan pengaruh komunikasi pemasaran terhadap
penilaian konsumen atas suatu produk. Dalam faktor sikap terdapat
tiga komponen, yaitu : (1) cognitive component (kepercayaan
terhadap merek): kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang
obyek, (2) affective component: emosional yang merefleksikan
perasaan seseorang terhadap suatu obyek (evaluasi merek), apakah
obyek tersebut diinginkan atau disukai, (3) behavioral component
(maksud untuk membeli): merefleksikan kecenderungan dan
perilaku aktual terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini
menunjukkan kecenderungan melakukan suatu tindakan.
Perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang disebut
tricomponent attitude changes yang menunjukkan bahwa tahapan
perubahan sikap ditentukan oleh tiga komponen yaitu Cognition
(pengetahuan), Affection (perasaan), dan Conation (perilaku). Jika
ketiga komponen ini menunjukkan adanya kecenderungan terhadap
sebuah perubahan (kognitif, affektif, dan konatif) maka
memungkinkan sekali akan terjadi sebuah perubahan sikap.
3. Perubahan Perilaku

Perubahan Perilaku dimaksudkan agar konsumen tidak


beralih pada produk lain dan terbiasa menggunakannya. Penerapan
strategi dan teknik komunikasi pemasaran harus tepat, karena harus
disesuaikan dengan karakteristik produk, segmen pasar yang
dituju, tujuan pemasaran yang ingin dicapai serta karakter dan
kondisi perusahaan. Dari kedua pendapat yang di jelaskan di atas,
Ketiga tahapan yang dialami konsumen tersebut dapat dianggap
sebagai fase dimana konsumen merespon dan memahami suatu
produk dari hasil interaksi mereka melalui komunikasi pemasaran.
Dari kedua penjelasan mengenai Tujuan Komunikasi Pemasaran
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi
pemasaran memiliki tujuan untuk merubah dan membawa
masyarakat untuk mengenal, mengetahui dan menggunakan produk
atau jasa dari sebuah perusahaan. Masyarakat atau konsumen harus
memiliki pengetahuan dan kepercayaan atas citra dari sebuah
perusahaan atas produk atau jasa yang tersedia.

2.2.6 Peran Komunikasi Pemasaran

(Tandiarruan, 2013) menjelaskan bahwa menurut Killer peran


komunikasi pemasaran adalah mengkonstibusikan ekuitas merek
dengan menetapkan merek pada memori dan hubungan yang kuat,
menguntungkan, dan asosiasi yang unik ke dalamnya. Berbagai
macam pilihan komunikasi pemasaran yang berbeda ada untuk
membantu pemasar. 10 Ekuitas merek sendiri adalah seperangkat
aset dan kemampuan merek berhubungan dengan nama merek atau
symbol yang menambah dan mengurangi nilai sebuah produk bagi
pelanggan maupun perusahaan.11 Sedangkan Jatmiko dalam
artikelnya yang berjudul Komunikasi Pemasaran Sebagai Strategi
Memperluas Pasar, mengutip apa yang dikatakan oleh Philip kotler
menjelaskan bahwa dalam operasional sebuah perusahaan,
komunikasi pemasaran memiliki peran yang sangat penting, dalam
sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi pemasaran memiliki
peranan memberikan informasi, membujuk, mengingatkan kon
sumen (secara langsung maupun tidak langsung ) tentang produk
dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran melaksanakan
banyak fungsi kepada konsumen atau pasar sasaran terutama
memberitahu dan memper lihatkan seputar bagaimana dan
mengapa produk itu digunakan, siapa pasar sasarannya, dimana
dan kapan produk itu dapat diperoleh.

Jadi peran komunikasi pemasaran jika dilihat dari dua


pendapat yang dijabarkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
bahwa peran komunikasi pemasaran pada dasarnya adalah
mengenalkan, menginformasikan, dan mempursuasi konsumen
tentang produk dan merek yang dijual oleh suatu perusahaan. Peran
komunikasi pemasaran dapat dikatakan sangat erat kaitanya dengan
brand, terutama mengenai bagaimana menginformasikan, atau
menyampaikan pesan mengenai brand tersebut kepada konsumen

2.3 Kerangka Pikir


Pada penelitian kali ini menggunakan kerangka pikir yang
mencangkup teori-teori pokok perlu disusun, dalam konetks penelitian
kerangka piker akan menggambarkan langkah penelitian yang akan
dilakukan, seperti berikut:
Gambar 2.3. Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan atau observasi selama
masa pandemi tahun 2020 menggunakan data kualitatif yang diperoleh
dari kuesioner pengguna aplikasi Gojek pada masa pandemi tahun 2020
yaitu bulan Mei hingga Desember dan data kuantitatif yang diperoleh dari
hasil wawancara dari pengguna aplikasi Gojek untuk memperkuat data
yang diperoleh. Lalu dilakukan uji validitas dan reliabilitas serta uji t satu
sampel, selanjutnya dilakukan analisis data dan penarikan kesimpulan
untuk menjawab tujuan penelitian dan memberikan rekomendasi
perbaikan strategi komunikasi pemasaran perusahaan Gojek Indonesia.

3.2 Objek dan Subjek Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan objek yaitu perusahaan Gojek
Indonesia khususnya pada layanan Go-Food, Go-Mart dan Go-Send.
Sedangkan subjek yang digunakan adalah pengguna aplikasi Gojek yang
menggunakan layanan Go-Food, Go-Mart, dan Go-Send di wilayah
D.I.Yogyakarta pada masa pandemi yaitu tahun 2020 bulan Mei hingga
Desember.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik yang dilakukan untuk memperoleh data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka, yaitu dengan cara membaca referensi seperti buku dan
jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teori yang digunakan
dalam penelitian kali ini.
2. Observasi, yaitu dengan cara mengamati langsung di lapangan untuk
mengambil data yang diperlukan dalam penelitian.
3. Wawancara, yaitu dengan menanyakan secara langsung kepada pihak
perusahaan atau ahli terkait mengenai data yang diperlukan dalam
penelitian.

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo yang berarti
kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus
sebagai suatu tesis (Margono, 2004). Dari penilitian ini hipotesisnya adalah :

Ho : Komunikasi pemasaran Gojek Indonesia tidak efektif saat pandemi Covid-19

Ha : Komunikasi pemasaran Gojek Indonesia efektif saat pandemi Covid-19

3.5 Definisi Konseptual

Menurut (Singarimbun & Sofian, 2008), definisi konseptual adalah


pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti
untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan
pengertian tersebut maka definisi konseptual yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
A. Variabel Independent / bebas (X) : Komunikasi Pemasaran

Secara umum, komunikasi pemasaran adalah usaha memasarkan


produk atau jasa dengan memakai pola perencanaan dan metode agar dapat
berhasil menjual lebih banyak dari target yang ada (Ramadhan, 2019).
Menurut (A. Shimp, 2003) komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam
keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.
Beberapa kebijakan baru juga dikeluarkan oleh Gojek dalam mencegah
penyebaran COVID-19 melalui bentuk komunikasi di fitur layanan Go-Food,
Go-Mart, Go-Shop untuk membantu para pengguna memenuhi kebutuhan
berbelanja, membeli makanan, dan obat-obatan tanpa harus keluar rumah dan
tidak berkerumun. Gojek juga menghapus sementara layanan Go-Ride
menjadi G0-Car dengan melakukan instruksi khusus seperti penggunaan
masker, meminimalkan komunikasi dengan driver secara langsung dan
pembayaran secara cashless (Kartika, 2020).

B. Variabel Dependent / terikat (Y) : Penjualan Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan di pasar untuk


memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang,
jasa, pengalaman, event, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan
ide. Jadi produk itu bukan hanya berbentu sesuatu yang berwujud saja, seperti
makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak
berwujud seperti pelayanan jasa. Semua di peruntukkan bagi pemuasan
kebutuhan dan keinginan (need and wants) dari konsumen.

Gojek melakukan kampanye #dirumahaja berdasarkan hal tersebut untuk


mengetahui efektifitas komunikasi pemasaran Gojek pada masa pandemic
COVID-19 untuk tetap mempertahankan bisnisnya dan membantu konsumen
memenuhi kebutuhan sehari-hari secara online.

3.6 Definisi Operasional

Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa suatu atribut atau sifat atau


nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
bebas (independen), variabel terikat (dependen), variabel penghubung
(intervening)

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah komunikasi pemasaran


dan variabel terikatnya adalah penjualan produk. Kemudian diperoleh
indikator - indikatornya yaitu :

Variable bebas (X) Variabel terikat (Y)

Komunikasi Pemasaran Penjualan Produk

Indikator - Iklan Media Sosial Indikator - Keyakinan terhadap


perusahaan
- Kepercayaan pelanggan

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D. 2017. Strategi komunikasi pemasaran digital PT. Tripvisto nusantara


jaya. Skripsi. Universitas Prof.Dr.Moestopo.
Aprianita, D. & Hidayat, D. 2020. Analisis pesan kampanye #dirumahaja di
tengah oandemi Covid-19. Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi dan Sosial.
Vol.4. No.2. Hlm. 78-96.
A. Shimp. 2003. Periklanan promosi dan aspek tabahan komunikasi pemasaran
terpadu. Jakarta: Erlangga.

Basu Swastha Dharmamesta dan T. Hani Handoko. 2004. Manajemen Pemasaran


Perilaku Konsumen. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Liberty.

Efendy, Onong Uchana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.


Bandung:Remaja Rosda Karya

Giantika, G. G. 2020. Strategi Komunikasi Pemasaran Online Produk Busana


Muslim Zoya Melalui Instagram @ zoyalovers ( Studi Deskriptif Kualitatif
Akun Instagram @ zoyalovers ). Jurnal Komunikasi, 11(1).
Kamim, A. B. M., & Khandiq, M. R. 2019. Gojek dan Kerja Digital : Kerentanan
dan Ilusi Kesejahteraan yang Dialami Oleh Mitra Pengemudi Dalam Kerja
Berbasis
Platform Digital. Jurnal Studi Pemuda. Vol. 8 No. 1. Hlm. 59–73.
Kartika, N. E., 2020. Fitur aplikasi gojek favorit konsumen pada saat pandemic
covid-19 di Kota Bandung. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 9. No. 2. Hlm. 1680-
1695.
Khairani, Z., Soviyant, E., & Azuriyandi. 2018. Efektifitas promosi melalui
Instagram pada UMKM sektor makanan dan minuman di kota Pekanbaru.
Jurnal Benefita. Vol.3. No.1. Hlm. 239-247.
Kotler,Philip.1997, Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia jilid satu.
Jakarta: Prentice Hall.

Lestari, T. G. 2020. Strategi Komunikasi Pemasaran Disporaparbud Kabupaten


Purwakarta Melalui Media Aplikasi Sampurasun Dalam Mempromosikan
Pariwisata. LINIMASA, 3, Hlm. 81–100.
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidika, Jakarta: Rineka Cipta.
Deddy Mulyana, (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Cet. XIV. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya

Ramadhan, R. 2019. Strategi komunikasi pemasaran finance technology dan


danaprospera.id. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Setiawan, B. & Fithrah, D. S. 2019. Kampanye Gerakan Indonesia Diet Kantong
Plastik Dalam Membentuk Persepsi Masyarakat Bandung. Jurnal Manajemen
Komunikasi, 2.2.
Singarimbun, Masri dan Sofian, Effendi (2008), Metode Penelitian Survei,
Jakarta: LP3ES.

Suswanto, P.. & Setiawati, S, D. 2020. Strategi komunikasi pemasaran shopee


dalam membangun positioning di tengah pandemic covid-10 di Indonesia.
Linimasa: Jurnal imu komunikasi. Vol.3. No.2. Hlm.16-29.
Sutrisna. 2003. Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran. Bandung:Rosda.

Tandiarruan, Ela Dik Roth Sri, Skripsi Sarjana: “Hubungan Antara Kualitas
Pelayanan Informasi dan non-Informasi dengan Brand Assocation”(Universitas
Atma Jaya Yogyakarta: 2013)Hal; 4

William J. Stanton (1984), Prinsip Pemasaran, Penerbit Erlangga

Yayu, N., Hidayat, D., & Suhadi, M. 2019. Pendekatan intercultural


communication pada public relations PT Santos dalam membangun
komunikasi empati. Jurnal Profesi Humas Universitas Padjadjaran, 4(1).Hlm.
1–22.

Anda mungkin juga menyukai