Anda di halaman 1dari 14

Praktikum ke – 2 M. K.

Metode Klimatologi
Nama : Velia Alisha Putri Asisten Praktikum
NRP : G24180056 1. Salman Al-Farisi (G24170038)
Tanggal : 8 September 2020 2. Latif Ismail (G24170068)

PEMUSATAN DAN PENYEBARAN DATA IKLIM


STASIUN METEOROLOGI BUDIARTO, TANGERANG, BANTEN,
TAHUN 1990

PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka
Penerapan ilmu statistik telah merambah pada bidang pendidikan. Di
dalam ilmu statistika terdapat berbagai pengolahan data yang berperan dalam
penelitian kuantitatif. Data diolah kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel,
grafik, maupun diagram. Analisis statistika deskriptif merupakan metode yang
berkaitan dengan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna
(Pratikno et. al 2020).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui ukuran pemusatan dan penyebaran data dan
menyajikannya dalam bentuk histogram dan boxplot.

METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah komputer
dengan aplikasi Microsoft Excel, Minitab,dan RStudio dan data iklim harian selama
1 tahun berupa suhu udara dan curah hujan dari Stasiun Meteorologi Budiarto,
Tangerang, Banten. Data iklim tersebut lalu dibuat grafik Histogram, Time Series
Plot, dan Bar Chart.

Gambar 1 Diagram alir analisis data iklim Stasiun Meteorologi Budiarto,


Tangerang, Banten tahun 1990
PEMBAHASAN LAPORAN

1. Pendahuluan

Ukuran pemusatan data adalah suatu konsep yang mempelajari bagaimana data
mengelompok di sekitar rata-rata hitungnya, serta menghitung modus dan median data (Wahyudi
2017).
a. Mean
Mean merupakan jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan banyaknya data. Mean
dari kumpulan data hanya memiliki satu nilai, sehingga nilai mean dapat dijadikan sebagai
suatu nilai yang mewakili suatu kelompok data. Nilai ini selanjutnya disebut ukuran
pemusatan karena pada umumnya data mempunyai kecenderungan terletak di tengah-
tengah dan memusat ke dalam suatu kelompok data.
b. Median
Median merupakan nilai tengah setelah data tersebut diurutkan. Jika jumlah datanya
ganjil, nilai tengahnya terdefinisi dengan jelas. Sedangkan untuk banyaknya data genap,
nilai tengahnya didefinisikan sebagai rata-rata dua nilai pertengahannya.
c. Modus
Modus merupakan nilai data yang mempunyai frekuensi terbesar atau nilai
yang paling sering muncul. Modus berguna untuk mengetahui tingkat seringnya
terjadi suatu peristiwa. Jika nilai yang tampil dengan frekuensi tertinggi ada dua
disebut bimodal, kalau ada tiga disebut trimodal, kalau ada banyak disebut
multimodal.

Ukuran penyebaran data merupakan ukuran yang menggambarkan bagaimana berpencarnya


suatu data kuantitatif (Wahyudi 2017).
a. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah nilai statistik yang dimanfaatkan untuk menentukan
bagaimana sebaran data dalam sampel, serta seberapa dekat titik data individu ke mean
atau rata-rata nilai sampel (Hidayat et. al 2019).
b. Jangkauan
Jangkauan adalah selisih antara nilai terbesar dengan nilai terkecil. Jangkauan
hanya dipengaruhi oleh dua data ekstrim, dan kurang memperhatikan peran data yang
lain. Jangkauan data dapat menunjukkan kualitas suatu data (Wahyudi 2017).
2. Hasil dan Pembahasan

29
Suhu Rata-rata (°C) 28
27
26
25
24
23

Tanggal

Gambar 2 Plot harian suhu udara (°C) Stasiun Meteorologi


Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990 dengan grafik garis

Grafik menunjukkan suhu rata rata (°C) pada Stasiun Meteorologi


Budiarto tahun 1990. Terlihat data berdasarkan grafik, suhu minimum berada
pada bulan November, sedangkan suhu maksimum berada pada bulan Oktober.
Hal ini dipengaruhi oleh kelembaban dan musim hujan. Musim kemarau pada
wilayah tangerang biasanya diwakili periode Juli-Agustus (Sepriani 2014).
200
180

Curah Hujan (mm)


160
140
120
100
80
60
40
20
0

Tanggal

Gambar 3 Plot harian curah hujan (mm) di Stasiun Meteorologi


Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990 dengan grafik batang

Grafik menunjukkan curah hujan (mm) pada Stasiun Meteorologi


Budiarto tahun 1990. Terlihat data berdasarkan grafik, curah hujan ekstrim
tertinggi berada pada bulan April-Mei. Diperkirakan curah hujan yang terjadi saat
itu adalah sekitar 180 mm – 200 mm. Curah hujan dipengaruhi oleh pencahayaan
matahari, semakin intens semakin tinggi curah hujan (Hidayat 2018).

(a)
(b)
Gambar 4 Plot pemusatan dan penyebaran data suhu udara Stasiun Meteorologi
Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990 (a) histogram (b) boxplot

Grafik diatas diperoleh dari pengolahan data menggunakan Minitab.


Suhu rata- rata (°C) Stasiun Meteorologi Budiarto tahun 1990 menunjukkan
bahwa suhu maksimum berada diantara 28,8°C dan suhu minimum berada
diantara 24°C. Berdasarkan hasil grafik boxplot, suhu rata-rata (°C) berada
sekitar 26°C - 27°C. Terlihat ada pencilan pada suhu minimum dan maksimum.
Gambar 5 Plot pemusatan dan penyebaran data curah hujan Stasiun
Meteorologi Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990

Grafik diatas menunjukkan curah hujan (mm) yang diperoleh dengan


Minitab. Stasiun Meteorologi Budiarto memperoleh data pada tahun 1990 dan
dapat dilihat curah hujan maksimum ada pada sekitar 180 mm – 200 mm. Curah
hujan ekstrim ini biasanya dipengaruhi oleh musim hujan atau bulan basah.

Statistics

N for
Variable Mean StDev Variance Median Range Mode Mode
Suhu Rata-rata 26.391 0.885 0.782 26.400 4.700 26.2 22
(°C)
Curah Hujan 9.38 19.11 365.17 1.00 197.00 0 146
(mm)

Tabel 1 Tabel penyebaran dan pemusatan data Suhu Udara dan Curah Hujan Stasiun
Meteorologi Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990

Tabel diatas diperoleh dengan menggunakan Minitab. Tabel ini berfungsi


untuk melihat pemusatan data seperti mean, median, dan modus. Diperoleh juga
penyebaran data seperti ragam dan standar deviasi. Tabel ini memudahkan dalam
plotting grafik batang dan boxplot.
KESIMPULAN
Praktikan dapat mengetahui pemusatan dan penyebaran data. Pemusatan dan
penyebaran data dapat dilakukan dengan membuat tabel dan grafik pada Software yang
digunakan. Data di input dan di proses sehingga menghasilkan grafik. Grafik dapat
meringkas data dan menyederhanakannya agar dapat dianalisis dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat NM, Pandiangan AE, Pratiwi A. 2018. Indentifikasi perubahan


curah hujan dan suhu udara menggunakan RCLIMDEX di
wilayah Serang. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 5(2).
Hidayat RN, Sabri LM, Awaluddin M. 2019. Analisis desain jaring GNSS
berdasarkan fungsi presisi (studi kasus : titik geoid geometri
Kota Semarang). Jurnal Geodesi Undip. 8(1).
Pratikno AS, Prastiwi AA, Ramahwati S. 2020. Pemetaan ukuran pemusatan
data. OSF Preprints. 22(3):1-7.
Sepriani KD, Turyanti A, Kudsy M. 2014. Sebaran partikulat (PM10) pada
musim kemarau di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya. Jurnal
Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca. 15(2) : 89-100.
Wahyudi ST. 2017. Statistika Ekonomi. Malang(ID):Tim UB Press.
LAMPIRAN

(a)

(b)
(c)
Gambar 6 Plot pemusatan dan penyebaran data suhu udara Stasiun Meteorologi
Budiarto, Tangerang, Banten 1990 dengan Minitab (a) grafik garis (b) histogram
(c) boxplot

(a)
(b)

(c)

Gambar 7 Plot pemusatan dan penyebaran data suhu udara Stasiun Meteorologi
Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990 dengan RStudio (a) grafik garis (b)
histogram (c) boxplot
(a)

(b)
(c)

Gambar 8 Plot pemusatan dan penyebaran data curah hujan Stasiun Meteorologi
Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990 dengan Minitab (a) grafik batang (b)
histogram (c) boxplot

(a)
(b)

(c)

Gambar 9 Plot pemusatan dan penyebaran data curah hujan Stasiun Meteorologi
Budiarto, Tangerang, Banten tahun 1990 dengan RStudio (a) grafik batang (b)
histogram (c) boxplot
Gambar 10 Perhitungan ukuran penyebaran dan pemusatan data yang dilakukan
dengan Minitab

Anda mungkin juga menyukai