Anda di halaman 1dari 29

Kreasi Kesenian

Melayu Riau
BAB 6
Kesenian Tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang tumbuh dan
berkembang di dalam komunitas budaya, di penuhi nilai-nilai,
diwariskan secara lisan, dan menjadi milik komunal dari komunitas
budaya.

Kesenian tradisional selalu tampil dengan kekhasan tempatan


kesenian itu berada.
Riau menjadikan kesenian sebagai titik memulai dengan memosisikan
unsur kesenian sebagai inti lingkaran unsur-unsur kebudayaan.

Sebagai inti, Riau dapat dipandang sebagai


spirit terhadap siklus kehidupan
orang-orang Melayu, karena unsur-unsur seni
menyusup dan menghiasi hampir semua
tatanan kehidupan orang-orang Melayu.

Setiap seni bagi orang Riau adalah sistem


gagasan yang bersumbu pada keyakinan
yang mutlak terikat kepada kepercayaan
ketuhanan.
1. Seni Tari

2. Teater (Lakon)
Jenis-jenis
Kesenian Melayu 3. Musik

Riau
4. Rupa

5. Sastra
1. Seni Tari
Secara umum, tari Melayu dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
a. Tari rakyat
Tari rakyat tumbuh dan berkembang dalam suatu komunitas budaya yang
tampak pada tarian-tarian ritual upacara dan hiburan rakyat.

Tari dalam ritual dipengaruhi kepercayaan animisme, dinamisme yang menjadi


kekuatan pokok dengan pukulan musik yang monoton.
Tari hiburan rakyat lebih bebas dengan gerakan-gerakan yang lincah dan musik
yang rancak. Tari hiburan menekankan keriangan dan kegembiraan sehingga
diminati oleh generasi muda.
contoh tari rakyat:

tari olang-olang tari badewo

tari balai terbang tari cecah inai


b. Tari Klasik
Tari klasik berkembang di kalangan istana sebagai hasil akulturasi diploma
budaya. Sifat tari terikat aturan-aturan kebangsawanan untuk menjaga nilai-
nilai yang berlaku di dalam istana. Penari umumnya
laki-laki sehingga tari terkesan kaku dan monoton dengan iringan musik
bernada lembut dan ringan.
Contoh tari klasik:

tari zapin tari makan sirih


2. Teater (Lakon)
Seni teater rakyat tumbuh di tengah masyarakat sebagai ekspresi hiburan
untuk meningkatkan kekerabatan komunikasi pendukung. Sebagian pertunjukan
seni teater masih dipengaruhi kesakralan sebagai bagian pertunjukan yang
berfungsi untuk menarik khalayak, misalnya tampak pada ranggung, dabus dan
lamut.
Setiap teater rakyat selalu disertai lagu dan musik pengiring yang menjadi inti

dalam pertunjukan, misalnya randai Kuantan, mamanda, dan mak yong.

mak yong mamanda


3. Musik
Secara umum, Musik Melayu dikelompokkan dalam tiga jenis,yaitu:

a. Musik Melayu asli

Musik ini tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat dalam perayaan-


perayaan sebagai ekspresi berkesenian ataupun mengiring ritual dan
upacara. Di dalam perayaan, musik ini bersifat profan yang bisa dimainkan
oleh siapapun, sedangkan di dalam ritual dan upacara mempunyai
ketentuan-ketentuan tertentu yang hanya dimainkan oleh kumantan.
Musik Melayu asli menggunakan alat musik yang sederhana seperti beduk,
seruling, serunai, gambang, gendang panjang, ketobung, dan ketuk-ketuk.
b. Musik Melayu tradisional

Musik Melayu tradisonal di pengaruhi oleh budaya luar terutama Arab dan
Persia. Musik ini menjadi bagian dari tradisi lisandengan pewarisan yang
dilakukan secara turun-temurun. Berfungsi untuk mempertahankan struktur
sosial, menjadi alat kebesaran kerajaan.
Contoh: gong, kompang, rebana, rebab, marwas, gubano, nobat, suling dan
calempong.

c. Musik Melayu modern


Musik Melayu modern menggabungkan instrumen alat-alat musik yang
terdapat pada musik Melayu asli, tradisional dan alat musik Barat.
Contoh: kasidah, dan gambus
4. Rupa
Secara umum, seni rupa dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :
a. Seni rupa murni
Seni rupa murni mengacu pada karya yang bertujuan sebagai ekskresi
pribadi, dan berfungsi untu mengutamakan keindahan atau estetika yang
digunakan sebagai hiasan atau memenuhi kepuasan batin perupa.
Seni rupa murni berupa seni lukis, keramik, relief, dan kaligrafi.
b. Seni rupa kriya
Seni rupa kriya menitikberatkan pada kamahiran dan kerajinan tangan
dalam proses penciptaan.
Contoh seni kriya adalah tenun, keramik, logam dan kayu atau tumbuh-
tumbuhan termasuk anyaman pandan, rotan, dan bambu.
c. Seni desain

Seni desain adalah suatu rencana untuk mewujudkan suatu hasil karya
yang nyata, yang bertujuan untuk memudahkan dalam menjalankan produksi.
Desin berkaitan dasar dalam penyusunan suatu pola rancangan yang menjadi
dasar dalam pembuatan suatu benda buatan.

Contoh: arsitektur, vernakalur, dan desain busana.


5. Sastra
Karya sastra Melayu Riau dilihat dari asal, media, dan pengaruh dikelompokkan
kepada tiga bagian, yaitu sastra Melayu asli, sastra Melayu tradisional, sastra Melayu
modern. Ketiga bagian ini dapat dibedakan dalam dua genre, yaitu naratif (prosa) dan
nonnaratif (puisi).
Jika dilihat dari bentuk, sastra Melayu Riau dikelompokkan kepada dua bagian, yaitu:
a. Sastra tertulis
Sastra tulis adalah karya dari hasil kesusastraan yang diuangkap dalam media tulis.
Jenis-jenis karya tulis misalnya roman, novel, cerpen, dan puisi.
b. Sastra lisan
Sastra lisan adalah kreativitas yang dilakukan masyarakat berupa prosa atau puisi
yang penyampaiannya secara lisan memalui tutur kata. Jenis sastra lisan misalnya
cerita rakyat, mitos, lagenda, mantra dan pantun.
Mengkreasikan Tari Melayu Riau
Kreasi Melayu Riau pada hakikatnya adalah kreasi kesenian baru yang berasaskan
atau melanjutkan kesenian tradisional.
Kreasi kesenian baru umumnya keluar sari pola-pola tradisi berupa musik, gerak,
tatacara, kostum, teknik berlatih, dan pewaris. Unsur kreasi kesenian baru tampak
bebas dan tidak lagi berpijak pada aturan-aturan yang terdapat dalam kesenian
tradisional. Namun, kebebasan di dalam kreasi bukan berarti tanpa aturan melainkam
tetap memiliki nilai-nilai estetika dan filosofi yang terdapat di dalam kesenian
tradisional.

Tari kreasi merupakan bentuk gerak tari baru sebagai hasil cipta dari pencipta tari atau
koreografer. Bentuk gerak dapat dirangkai dari perpadauan gerak tari tradisional
kerakyatan dengan tari tradisional klasik yang disesuaikan dengan musik, pengiring, tata
rias, dan busana penari.
1. Memahami tarian tradisonal

2. Aspel-aspek koreografi
Langkah-langkah
3. Proses penggarapan tari
dasar merancang
tari kreasi baru
Melayu Riau 4. Musik pengiring

5. Merancang & menentukan tata busana

6. Merancang tata rias


1. Memahami Tarian Tradisional
Tari tradsional Melayu Riau dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
Tarian Rakyat
Tarian rakyat masih bersifat ritual memiliki bentuk dan komposisi tari yang
sangat sederhana. Gerakan tari dilakukan secara spontan yang tidak terikat
atau longgar dengan syarat-syarat tarian.
Seluruh gerakan badan, tangan dan kaki mengikuti rentak musik internal dan
eksternal yang memperlihatkan ekspresi kegembiraan dan harapan,
berdasarkan tujuan persembahan.
Contoh: tarian ritual, joget, zapin api, dan dabus.
(1) Tari Ritual
Tari ritual bersumber dari gerakan-gerakan bomo maupun dukun yang terdapat
dalam ritual pengobatan.
Misalnya: bulian (Talang Mamak), balai terbang (Bonai), olang-olang (Sakai), badewo
(Petalangan, Bonai), buwong kuayang (Bonai), badikei (Akit), dan ritual bertujuan sebagai
pemeliharaan alam seperti tabale-tabale. Tarian ritual diiringi alat musik ansambel
seperti ketobung, tetawak, dan gendang.

(2) Joget
Berfungsi sebagai hiburan yang diminati oleh pemuda dan pemudi. Joget diiringi
musik-musik rancak dan lirik-lirik berupa pantun yang menunjukan keriangan.
Contoh: sonde, lambak, dan dangkong.

joget sonde joget lambak joget dangkong


(3) Zapin Api
Pertunjukan ini ditandai dengan petikan gambus, pukulan bebano, dan
marwas. Lantunan pantun dan syair mengalir dari Khalifah yang memetik
gambus. Para penari duduk bersila dan mellingkar di sisi sabut kelapa yang
telah disusun. Di tengah mereka terdapat wadah yang berisi kemenyan.
Masing-masing penari kemudian meraih asap dari kemenyan, lalu
mengusapkan ke seluruh badan sebagai persiapan raga.
(4) Dabus
Tari Dabus menggunakan senjata tajam di dalam pertunjukan. Penari
Dabus umumnya laki-laki, menari sambil menikam
kan senjata ke badannya. Dabus populer di Indragiri Hilir, Indragiri Hulu,
dan Kepulauan Riau.

senjata mata dabus


Tari Klasik
Tari klasik adalah tarian yang berkembang di dalam lingkungan istana,
dibawa atau dipengaruhi oleh budaya asing sebagai hasil interaksi atau diploma
budaya. Tarian klasik disusun dari kegemulaian dan kewibawaan pemimpin tari
mengikuti aturan yang telah baku, dan diawasi secara ketat agar tidak melanggar
norma-norma yang terdapat didalam istana. Misalnya:

(1) Tari Zapin


Tari zapin dikenal dengan kekhasan gerak yang terfokus pada kaki,
sedangkan gerak isyarat tangan dan lengan hanya bertindak sebagai
penyeimbangan.

(2) Tari Persembahan


Tari persembahan atau disebut juga tari makan sirih dipertunjukkan dalam
penyambutan tamu kehormatan. Penari membawa tepak sirih yang
dipersembahkan kepada tamu kehormatan.
2. Aspek-aspek Koreografi
Secara umum, aspek-aspek koreografi yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Aspek Isi
Aspek isi adalah tema atau inti dari sebuah karya tari. Isi tari didapatkan dari
menyaksikan pergelaran tari rakyat, tari klasik, ataupun bersumber dari khazanah
tradisi yang berkembang ditengah masyarakat misalnya batobo,pacu jalur,
manumbai, turun mandi, pijak tanah, dongeng, dan lagenda.
Dalam mengkreasikan tari, seorang penata tari harus memahami sumber tari
dan menuangkannya dalam suatu gerakan tari. Kemampuan dan pengalaman
seorang koreografer akan berpengaruh dalam penggarapan suatu tari sehingga
menghasilkan karya tari yang diinginkan.
2. Aspek Bentuk
Bentuk diartikan sebagai wujud dari suatu tari. Bentuk dalam sebuah karya tari
merupakan terjemahan dari isi suatu gerak tari yang dihadirkan di atas
panggung. Bentuk tari dapat berupa gerak, desain lantai, dinamika, dan dramatik.

3. Aspek Teknis
Aspek teknis adalah sarana untuk mencapai sasaran atau alat yang berfungsi
untuk mencapai perwujudan bentuk. Aspek teknis membantu pra penata tari
untuk mewujudkan isi. Penata tari diharapkan memiliki dasar teknik gerak yang
baik dan kuat, yang tidak terlepas dari bekal gaya (style).
4. Aspek Proyeksi
Aspek proyeksi adalah hubungan rasa antara bentuk sajian karya tari dengan
penonton. Penari memegang peran penting dalam menerjemahkan ide
koreografer. Pemilihan gerak yang tepat dan cermat sesuai dengan tema
garapan menjadi hal yang utama sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan
penata atri terserap oleh khalayak.

3. Proses Penggarapan Tari

Meliputi empat tahapan yaitu:


a). eksplorasi
Eksplorasi adalah proses penciptaan atau pencarian motif-motif gerak
melalui pengalaman, pengamatan, ataupun pendalaman pada gerak tari
rakyat, klasik, dan improvisasi dari berbagai khasanah budaya. Proses
penjelajahan akan memunculkan ide dan gagasan yang akan diungkapkan
dalam suatu gerak tari.
b). stilisasi
Stilisasi adalah proses pendalaman tari berupa penghalusan gerak tari yang
memungkinkan tetap sejalan dengan isi atau tema tari. Stalisasi berperan untuk
pengembangan yang akan berpengaruh kepada ragam gerak, bentuk, dan struktur tari.

c). improvisasi
Imprivisasi adalah proses pengungkapan gerak tari yang bersumber dari pengalaman,
pengamatan, ataupun pendalaman yang dilakukan terus menerus sehingga tercipta suatu
gerak tari baru sebagai bagian dari kreasi tari. Hal utama dalam improvisasi adalah
menghindari keluar dari terlalu jauh dari tema atau inti tari, sehingga pesan-pesan dalam
tari tersampaikan kepada khalayak.
c). komposisi tari
Komposisi dapat berupa unsur-unsur gerak tari yang mencakup desain atas, yaitu
gerak simetris dan asimetris, gerak lengkung, garis lurus, atau horizontal. Unsur komposisi
meliputi media pendukung tari semisal pentas, musik, peralatan pendukung, tata rias, dan
busana
4. Musik Pengiring
Musik pengiring tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Musik pengiring internal adalah musik yang dihasilkan atas dibuat oleh penari
sendiri. Misalnya, irama yang dihasilkan dari gerakan kaki atau tangan.
b. Musik pengiring eksternal adalah musik yang berasal dari luar penari. Misalnya,
musik yang dimainkan oleh pemusik atau rekaman audio.

Musik pengiring tari berfungsi sebagai berikut:


memberi irama pada tari, yaitu pengaturan tempo yang menentukkan gerak tari;
memberikan ilustrasi atau gambaran suasana, berkaiatan dengan watak tari;
mempertegas ekspresi gerak misalnya dalam tari terdapat tekanan gerak, maka
gerakan tersebut dapat dipertegas musik tari;
stimulus penari, yang mendorong atau menambah semangat bagi penari dalam
mengekpresikan gerak tari.
5. Merancang dan Menentukan Tata Busana
Busana tari merupakan segala sandang dan perlengkapan yang dikenakan penari
di atas panggung. Tata busana berkaitan erat dengan pemilihan warna yang mewakilii
tema dari karakter tokoh yang dipersonifikasikan di dalam tari.
Secara umum, tata busana terdiri dari beberapa bagian yaitu:
pakaian dasar, merupakan pakaian utama penarii sebelum mengenakan pakaian
pokok. Misalnya, korset, setagen, dan rok dalam.
pakaian kaki. Misalnya sepatu, kaus kaki, binggel, dan gongseng.
pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai
dari dada sampai pinggul. Misalnya songket, kain samping, baju, celana, dan
selendang;
pakaian kepala. Misalnya kerudung, tanjak, songkok.
perlengkapan atau aksesoris, melengkapi pakaian untuk menciptakan suasana
yang mendukung penampilan tari.
6. Merancang Tata Rias
Fungsi Tata rias:
rias aksen, bertujuan memperjelas garis-garis pada wajah berdasar karakter yang
diperankan;
rias jenis, memberikan perubahan wajah pemain laki-laki memerankan perempuan,
begitu pula sebaliknya.
rias bangsa, riasan untuk memberikan aksen dari riasan pada pemain yang
memerankan bangsa lain;
rias usia, mengubah pemain muda menjadi tua;
rias tokoh, memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan;
rias watak, untuk penjelas watak yang diperankan pemain;
rias temporal, untuk memperjelas keberadaan tempat pemain

Menerapakan riasan yang baik tidak saja memerlukan pengetahuan tata rias, tetapi
juga pengetahuan yang berkaitan dengan budaya tempat tari tersebut tercipta.
Terima kasih!

KElOMPOK 4
Budaya Melayu Riau

Fanny Sello Kezia Putri


Wulandini Yuliandi Pransiska

Febby Yandri
Astuti Wika Efelia Ferdinsyah

XII MIA 1 SMA N 1 LIRIIK T/A: 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai