Anda di halaman 1dari 17

Hukum Bisnis & Akuntansi Forensik

Chapter 4
Financial Fraud & Faktor Penyebab
Fraud dan Diskusi Financial Fraud, studi
literatur Financial Fraud.

Dr. Iman Bastari, Ak, M.Acc, CA, QIA


FRAUDELENT STATEMENT
(PERNYATAAN PALSU)

Jenis 2 Kejahatan pernyataan palsu ini terdiri dari:


1. Finansial
1) Assets/revenue overstatements (meningggikan pendapatan/asset
perusahaan), melalui skema pergeseran waktu pengakuan
revenue/assets (time difference), pengakuan penerimaan fiktif,
menyembunyikan hutang, pengungkapan informasi yg tidak layak,
menyajikan asset yg tdk wajar/nilai asset ditinggikan)
2) Asset/revenues understatement (Merendahkan atau menurunkan
nilai) dengan skema seperti butir 1) di atas
2. Non Financial
Pemalsuan pernyataan yang sifatnya non financial ini, berupa: employment
credentials, pemalsuan dokumen internal dan pemalsuan dokumen eksernal

Catatan :
Kejahatan dgn melakukan manipulasi lap keuangan atau melakukan pemalsuan
pernyataan, sering kali dlm praktik dilakukan hanya utk mempercantik agar
lapkeu tetap baik, walaupun manajemen dlm tekanan situasi bisnis yang kurang
baik,tetap terlihat baik dlm kinerjanya.

2
Financial Fraud

Financial Statement Fraud


Suatu persahaan dpt masuk kedalam jenis kejahatan peloporan
keuangan ini yaitu mencoba untuk menunjukkan kinerja laporan
keuangannya lebih dari yang sesungguhnya. Tujuan menjayikan
kesalahan angka-angka dalam laporan kemungkinan utk
memperbaiki likuiditas, menjaga (ensure) bahwa kinerjanya baik
dan berharap tetap mendapatkan bonus/tancem walau dlm situasi
tekanan bisnis terhadap perusahaan.

Penyalahgunaan asset (Asset Missappropriation)


merupakan kecurangan yg banyak dilakukan dalam bisnis.
Sebagai contoh, penyalahgunaan uang perusahaan, menyerahkan
faktur fiktif, melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif, dan
menyalahgunakan peralatan perusahaan, dan mencuri barang2
persediaan/inventory.

3
FINANCIAL STATEMENT FRAUD ?
Financial Statemet Fraud
A company can get into this type of fraud to try to show that its financial
statement is better than it actually is. The goal of presenting fraudulent
numbers may be improve liquidity, ensure that C-level executives continue
to receive bonuses or to cope with the pressure o perform.

Kata Kunci :
Audit Forensik (Forensic Audit): pemeriksaan (examination) & evaluasi
(evaluation) thd catatan2 keuangan individu atau perusahaan utk
mendapatkan bukti2 (evidence) yg dpt digunakan dlm proses hukum (legal
proceeding).
Audit Forensik:mengusut/menginvestigasi (to prosecute) a party of fraud,
embezzlement, or another criminal behavior. Dlm proses audit forensic,
auditor forensik mungkin diminta utk menjadi saksi ahli (expert witness) dlm
proses peradilan. Dlm proses audit forensic bisa mencakup situasi atau
keadaan yg tdk menyangkut kejahatan finansial, misalnya terkait masalah
perusahaan yg akan bangkrut, merger,dll.
Forensic auditing;accounting speciality, & kebanyakan big KAP memiliki
departemen forensic auditing.
4
Beberapa contoh kasus terkait manipulasi laporan keuangan

Memanipulasi Kewajiban/Hutang dan Biaya/Beban:


1. Menyajikan Hutang Jk Pendek sbg Hutang Jk Panjang, atau
sebaliknya.
2. Kapitalisasi biaya2 yg seharusnya beban tahun berjalan,
sbg Aset tetap Biaya riset yg gagal tidak dibebankan sbg
beban thn berjalan, tetapi dikapitalisasi menambah nilai
aset tetap.
3. Hutang2 lama yg sdh tdk jelas masih dicacat sbg hutang.
4. Menghapuskan hutang menjadi pendapatan perusahaan
5. Penyesuaian beban/biaya terhadap Cadangan.
6.Tidak mengakui sebagi Hutang atas beban yg belum
dibayar (unpaid expenses), & dicatat hanya pada saat biaya
tsb dikeluarkan/dibayarkan oleh perusahaan- Tujuannya
saldo laba tetap baik, & rasio utang thd ekuitas juga baik,
tdk menggambarkan kesehatan perusahaan
sesungguhnyabonus tetap tinggi

5
Kecurangan dlm Persediaan/Harga Pokok Penjualan
(Transaksi, akun yg dipengaruhi & modusnya)
Transaksi Akun yg dipengaruhi Pola/Modus
1. Pembelian Inventory Akun Inventory dan Hutang 1. Memperkecil catatan pembelian
Dagang 2. Memperlambat pencatatan
pembelian
3. Tidak mencatat pembelian
2. Pengembalian barang ke Akun Hutang Dagang dan Akun
pemasok Inventory 4. Meninggikan Pengembalian
5. Mencatat pengembalian barang
pada periode lebih awal (cutoff
problem)
3. Pembayaran kpd vendor dalam
Akun Hutang Dagang, Inventory 6. Diskon ditinggikan
periode diskon dan Cash 7. Tidak mengurangi harga
pembelian inventory

4. Inventory dijual, dan harga pokok 8. Mencatat jumlah yg terlalu rendah


penjualan diakui
Akun Harga Pokok Penjualan, 9. Tidak mencatat harga pokok
dan akun Inventory penjualan & tdk mengurangi
inventory.

Akun Kerugian penghapusan 10. Tidak mengurangi /menghapuskan


5. Inventory yang using/absolence
inventory & Akun Inventory inventory yg usang

Akun Inventory shrinkage & 11. Over estimate inventory


6. Jumlah inventory diestimasi Akun Inventory (menggunakan rasio yg salah)

12. Harga beli yg salah digunakan


7. Harga beli Inventory ditetapkan. 13. Dibuat kesalahan perkalian
Akun Inventory & COGS 14. Mencatat inventory fiktif 6
Kecurangan dlm Persediaan/Harga Pokok Penjualan
(Transaksi, akun yg dipengaruhi & modusnya)
Transaksi Akun yg dipengaruhi Pola/Modus
1. Pembelian Inventory • Akun Inventory dan Hutang 1. Memperkecil catatan pembelian
Dagang 2. Memperlambat pencatatan
pembelian
3. Tidak mencatat pembelian
2. Pengembalian barang ke • Akun Hutang Dagang dan Akun
pemasok Inventory 4. Meninggikan Pengembalian
5. Mencatat pengembalian barang
pada periode lebih awal (cutoff
problem)
• 3. Pembayaran kpd vendor dalam
• Akun Hutang Dagang, Inventory 6. Diskon ditinggikan
• periode diskon dan Cash 7. Tidak mengurangi harga
pembelian inventory

• 4. Inventory dijual, dan harga 8. Mencatat jumlah yg terlalu rendah


pokok penjualan diakui
• Akun Harga Pokok Penjualan, 9. Tidak mencatat harga pokok
dan akun Inventory penjualan & tdk mengurangi
inventory.

• Akun Kerugian penghapusan 10. Tidak mengurangi /menghapuskan


• 5. Inventory yang
using/absolence inventory & Akun Inventory inventory yg usang

• Akun Inventory shrinkage & 11. Over estimate inventory


Akun Inventory (menggunakan rasio yg salah)
• 6. Jumlah inventory diestimasi
12. Harga beli yg salah digunakan
13. Dibuat kesalahan perkalian
• Akun Inventory & COGS 7
• 7. Harga beli Inventory ditetapkan. 14. Mencatat inventory fiktif
FINANCIAL STATEMENT FRAUD

Kejahatan dilakukan memanipulasi pelaporan keuangan dgn sengaja sehingga


merugikan pengguna laporan keuangan (utamanya para investor) karena
mendapatkan informasi yang keliru sehingga memberikan kesan yg keliru
mengenai kesehatan suatu perusahaan.
Tindakan atau perbuatan kejahatan laporan keuangan ini dilakukan dgn pola-pola
kejahatan :
1. Memanipulasi waktu (time manipulation). Mengakui penerimaan lebih awal (early
recognition of revenues) dan menunda beban (postponement of exepenses).
Mengakui pengakuan pendapatan lebih awal, memberi kesan perusahaan dlm
keadaan sehat, target penerimaaan dicapai sehingga manajemen dinilai berhasil
dgn tujuan mendapatkan bonus padahal kondisi bisnis sedang sulit. Menggeser
atau melakukan penundaaan pengakuan beban atau tidak mengakui beban pada
tahun berjalan, ini juga akan menghasilkan gambaran laporan keuangan yg
menyesatkan dengan tujuan agar target laba tetap tercapai. merugikan pengguna
laporan keuangan/pengambil keputusan.
2. Melakukan penipuan atau kesalahan pencatatan dgn sengaja/pemalsuan
dokumen/transaksi fiktif.
3. Tidak memberikan pengungkapan informasi penting secara layak dlm lapkeu
(misalnya menyembunyikan kasus2 hukum yg dihadapi perusahaan, sehingga
perusahaan tidak membentuk contingent liability)—mempengaruhi going concern
perusahaan. 8
Financial Fraud—Kejahatan Pelaporan Keuangan

Akuntansi Forensik (forensic accounting) terutama


ditujukan untuk mendeteksi adanya kejahatan
akuntansi (accounting fraud) yaitu kejahatan atau
penyimpangan di dalam pelaporan keuangan suatu
organisasi atau perusahaan.
Kejahatan ini bisa, baik oleh pegawai atau pejabat
yang mempunyai otorisasi terkait dengan kejahatan
pelaporan keuangan (financial statement fraud)
Ref: Gerard M. Zack (2013), “Financial Statement Fraud; Strategies for
detection and Investigation.” mengklasifikasikan atau
mengelompokkan kecurangan atau kejahatan dalam
pelaporan keuangan sebagai berikut :
9
Klasifikasi kejahatan pelaporan keuangan
berdasarkan pola atau skema fraud
Gerard M. Zack: Pola kejahatan pelaporan keuangan yg sering terjadi di Amerika
yaitu skema kejahatan terkait dengan Penerimaan (Revenue based Schemes) dgn
sengaja meninggikan penerimaan perusahaan. Pelaporan financial fraud thn
1998-2007 oleh Komisi Dagang di Amerika (The Committee of Sponsoring
Organizations of Treadway Commission/COSO), 60% kejadian terkait penyajian
yang tdk benar dari penerimaan (Revenues) perusahaan. Hasil analisis Badan
Pengawas Pasar Modal di Amerika (Stock Exchange Commission) utk pelap
keuangan periode 1982 s/d 2005, dari 676 kesalahan dalam penyajian lapkeu, 54 %
merupakan pelaporan yg tdk benar terkait dgn revenue perusahaaan.
Pola kejahatan terkait dengan penerimaan dikelompokkan menjadi:
1. Pola pergeseran waktu pengakuan penerimaan (time scheme)
2. Pola fiktif atau meninggikan penerimaan
Catat penerimaan yg fiktif atau tinggikan penerimaan melibatkan kedua-duanya,
merupakan merekayasa tambahan penerimaan utk meninggikan laba
perusahaan, atau menurunkan kerugian, atau secara sederhana memunculkan
pengaruh yang lebih besar. Penerimaan fiktif merupakan suatu jumlah yg diakui
sebagai penerimaan tetapi tidak memiliki dasar untuk diakui sebagai penerimaan
(tidak ada bukti akuntansi yang sesuai disyaratkan dalam standar akuntansi).
3. Pola kekeliruan pengelompokkan (misclassification scheme).
4. Skema gross-up (gross-up schemes)
Pola fraud digunakan oleh perusahaan (individu perusahaan) bila tujuan
pertumbuhan atau pendapatan tertentu yang dinginkan dan perusahaan akan 10
segera jatuh.
Standar pelaporan keuangan secara universal

Standar pelaporan keuangan secara intenasional, IFRA No.18


bahwa Revenue yg berasal dari transaksi penjualan barang
hanya diakui memenuhi 5 persyaratan:
• Seluruh risiko & reward yg signifikan berkaitan dgn pemilikan
barang telah ditransfer atau berpindah kpd customer atau
pihak pembeli
• Perusahaan penjual barang tdk menahan kepemilikan
apapun seperti campur tangan manajemen atau
pengendalian atas barang yang sudah dijual.
• Jumlah penerimaan (revenues) dapat diukur atau dinilai
secara wajar/dapat dipercaya.
• It is probable that economic benefits associated with
transaction will follow to the seller
• Biaya-biaya transaksi yang timbul dapat diukur atau dinilai
secara wajar/dapat dipercaya.
11
5 tahapan untuk menetapkan standar akuntansi
pengakuan penerimaan (revenues) bagi perusahaan :

• Identifikasi perjanjian atau kontrak dengan


pelanggan
• Identifikasi the separate performance obligations
• Menentukan harga transaksi
• Alokasi harga transaksi
• Mengakui pendapatan atau penerimaan bilamana
kewajiban kinerja (a performance obligations)
dipenuhi (satisfied).
12
Pengakuan penerimaan bagi Perusahaan ?
Penerimaan hrs diakui apabila penerimaan atau inflow tersebut telah
diterima & juga telah dpt direalisasikan. Secara lebih detail, standar
akuntansi mengatur lebih lanjut bahwa revenue atau inflow tersebut sdh
dapat diakui, direalisasikan & diperoleh bagi perusahaan harus memenuhi
kriteria atau persyaratan sbb:
• Bukti yg meyakinkan dari suatu perjanjian atau perikatan yang terjadi.
• Pengiriman barang telah dilakukan dan atau pemberian jasa telah
diserahkan kepada pelanggan.
• Harga bersifat tetap atau telah dapat ditentukan.
• Tingkat kolektibilitas dari penerimaan dapat dipastikan secara wajar.

Catatan/lesson learn :
Laporan keuangan PT Garuda tahun lalu, diduga telah keliru melaporkan
revenues sehingga menggambarkan kondisi keuangan yg tdk benar,
pengakuan penerimaan yang seharusnya belum merupakan penerimaan
bagi perusajaan
13
Hasil Riset
Steven Dellaportas, Deakin Univ, Victoria, Australia
Jurnal : Conversation with inmate accountants: Motivation,
opportunity & The Fraud Triangle, 2012
Contoh Financial Fraud oleh Profesi Akuntansi yg abaikan integritas
Findings:
Hasil wawancara langsung kepada profesi akuntansi yg ditahan (inmate
accountants), Faktor penyebab mereka melakukan Fraud/kecurangan, karena
tidak memiliki integritas :
1. Financial Acountant (pengalaman di perusahaan multi nasional), dihukum 5
thn, status berkeluarga, 2 anak, penyalahgunan asset/funds perusahaan
dikarenakan (motif) balas dendam karena penipuan.
2. Bekerja di bank, 25 tahun experience, dihukum 4,5 thn penyalahgunaan dana
perusahaan, motivasinya gambling, status cerai dengan 2 anak yang sedang
tumbuh.
3. Bekerja di Akuntan Publik, dihukum 5,5 - 7 thn, karena melakukan kejahatan
perpajakan, motivasinya/pendorongnya tekanan keuangan, kinerja bisnisnya
yang jelek, status punya 3 anak dari 2 kali perkawinan/pernikahan.
4. Kantor konsultan (financial advisor) dgn 100 pegawai, dihukum 7-11 tahun,
melakukan kejahatan perpajakan, motivasi/pendorong penyebabnya, greed
(keserakahan), status kawin dengan 3 anak.
14
Faktor penyebab Fraud:
Hasil analisis dari berbagai kasus yang ditemukan melalui audit forensik,
faktor-faktor penyebab terjadinya Fraud/Korupsi :
1. Lemahnya sistem internal kontrol
2. Sifat permisif terhadap perbuatan yang menyimpang dalam
pengelolaan keuangan daerah
3. Lemahnya moral (integritas) pejabat/pengelola keuangan
negara/daerah
4. Lingkungan eksternal yang belum melaksanakan prinsip-prinsip
Good Governance
5. Rendahnya Law enforcement oleh manajemen
6. Tingkat kesejahteraan pegawai yang masih rendah
7. Peraturan perundang-undangan yang multi tafsir atau sering
berubah-ubah
8. Kurangnya contoh keteladanan dari pimpinan satuan kerja
15
Konferensi FRAUD di Singapura
(ContoH Kasus tidak berfungsinya INTERNAL AUDIT)

Kasus FIFA (WC 2012) terbongkar karena fungsi


whistlerblower (kerjasama kejaksaan Amerika &
Swiss)- kegiatan FIFA melibatkan big money,
kontrak bisnis melibatkan banyak perusahaan di
dunia 7 tahun baru terungkap ---lemahnya internal
control dan auditing environment yang tidak
mendukung—Terjadi bribery & corruption

Lesson learnt :
Prinsip-prinsip tata kelola dengan sistem internal
control yang handal dan berfungsinya auditor internal
sangat diperlukan. 16
Latihan/Diskusi Reviu Kritis Jurnal Ilmiah ---Tugas Individu
The Effect of Forensic Accounting Investigation in Detecting Financial
Fraud: A Study in Nigeria (Pengaruh Akuntansi Forensik untuk
mendeteksi Fraud di Nigeria), isu yg dibahas:
a. Tujuan dari penelitian dan temuan (findings) dari hasil riset ini
b. Apakah novelty atau hal yang baru dari survey di Nigaria terkait
dgn definisi, lingkup serta peran dari akuntansi forensik, apakah
sejalan definisi akuntansi forensic atau investigatif audit?
c. Apa masalah atau problematika financial fraud di Nigeria menurut
peneliti?
d. Apa yg dimaksudkan financial fraud menurut penulis ini? Langkah
apa saja yg harus dilakukan oleh akuntan forensik utk mengungkap
fraud menurut AICPA ?
e. Apa pendapat penulis tentang akuntansi forensik & apa saran atau
rekomendasi dari peneliti/penulis jurnal ini? Dan bagaimana
menurut pendapat saudara atas rekomendasi peneliti?
17

Anda mungkin juga menyukai