Anda di halaman 1dari 4

BERSATU TEGUH BERCERAI TERBUNUH

Oleh
Adresty Widha Ardiningrum
Siswa Kelas XII KBDR SMA Negeri 1 Lamongan

Identitas Buku
Judul buku : Sekali Peristiwa Di Banten Selatan
Jenis : Novel Sejarah
Penulis : Pramodya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2003
Tebal Buku : 132 halaman
ISBN : 978-979-3820-04-0

Pendahuluan
Tentang Pengarang
Pramodya Ananta Toer atau yang lebih akrab disapa Pram adalah salah satu sastrawan besar
yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Ia telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan
diterjemahkan dalam 42 bahasa asing. Karya Pram yang penuh dengan kritik sosial
membuatnya sering keluar masuk penjara. Pram pernah ditahan selama 3 tahun pada masa
kolonial dan 1 tahun pada masa orde lama. Kemudian selama orde baru ia ditahan selama 14
tahun sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan. Meskipun begitu, Pram tetap berkaya
sampai akhir hayatnya. Beberapa karya Pram antara lain Bumi Manusia, Gadis Pantai,
Rumah Kaca, Arus Balik, dan sebagainya.
Tujuan Penulisan
Buku ini ditulis oleh Pram setelah kunjungannya di Banten selatan pada 1957. Setelah
mendapati berbagai peristiwa dan kesaksian para warga, Ia ingin menyumbangkan sedikit
pikiran dengan medium dan caranya sendiri. Pram berharap bahwa hasil pikirannya sedikit
atau banyak punya arti yang konstruktif.
Inti/isi Resensi
Novel ini merupakan hasil “reportase” singkat Pramodya Ananta Toer di wilayah Banten
Selatan yang subur tapi rentan dengan penjarahan dan pembunuhan. Tanah yang subur tapi
masyarakatnya miskin, kerdil, tidak berdaya, lumpuh daya kerjanya. Mereka diisap
sedemikian rupa. Mereka dipaksa hidup dalam tindihan rasa takut yang memiskinkan. Tubuh
boleh disekap, ditendang, diinjak-injak, tapi semangat hidup tidak boleh redup.
Lewat tokoh Ranta, Ireng, Pak Lurah, Komandan, Juragan Musa, Pram menggambarkan
kehidupan rakyat pada saat itu. Diselipkan pula penggambaran kekejaman DI yang saat itu
dianggap sebagai pemberontak.
Cerita dimulai dari penggambaran tokoh Ranta yang hidup penuh keterbatasan bersama
isterinya. Begitu pula dengan orang-orang disekitar ranta. Namun sayangnya mereka tidak
akrab satu sama lain karena ketakutan masing-masing. Lalu datangnya Juragan Musa yang
saat itu adalah juragan tanah memerintahkan Ranta untuk mencuri bibit karet agar dapat Ia
jual. Dengan berat hati, Ranta terpaksa melakukannya. Namun apa yang terjadi? Bukan saja
tidak diberi upah, Ranta dipukuli hingga babak belur oleh Juragan Musa dan mengancam
akan melaporkannya ke DI sebagai pencuri. Setelah kejadian ini Ranta pun mulai
menyuarakan ketidakadilan yang selama ini Ia alami bersama warga-warga lain pada
Komandan. Akankah Ranta berhasil memperjuangkan keadilan? Semua akan terjawab dalam
tulisan Pram dalam bab per bab buku ini.

Keunggulan Buku
Keunggulan buku ini adalah penulis dapat menggambarkan semua karakter, suasana, latar
dengan amat jelas sehingga pembaca dapat benar-benar memahami inti cerita. Misalnya saja
karakter Ranta yang selalu digambarkan dengan pakaian lusuh, celana hitam di bawah lutut,
dan memakai sarung yang dikaitkan di tubuhnya. Sosok Ranta juga digambarkan sebagai
sosok pekerja keras, rela berkorban, tegas, berani, dan juga solidaritas. Pada karakter
antagonis diwakilkan oleh Juragan Musa. Di mana karakter Juragan Musa digambarkan
dengan laki-laki empat puluh tahunan memakai jas coklat, peci sutra, dan bersarung pelikat.
Semua yang dipakainya sudah tua namun terlihat rapi. Juragan Musa memiliki sifat egois,
sombong, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya. Penyelaman karakter Juragan Musa
dapat dilihat di bab dua buku ini.
Keunggulan lainnya yaitu Pram menggunakan kata-kata yang ringan dan mudah dipahami
oleh pembaca. Berbeda dari buku-bukunya yang lain seperti Bumi Manusia yang
menggunakan kalimat-kalimat berat, dalam Sekali Peristiwa Di Banten Selatan kalimat yang
digunakan seperti kalimat sehari-hari. Alurnya pun tidak berbelit-belit, meskipun sedikit
maju-mundur namun tidak terasa saat dibaca karena digarap sesederhana mungkin oleh Pram.
Misalnya pada bab satu, pram menggambarkan masa sekarang dimana Ranta sebagai tokoh
utama tertindas oleh Juragan Musa dan pasukan DI. Setelah itu menuju bab dua yang
menunjukan sisi lain dari Juragan Musa dan hal-hal lain diluar sepengetahuan Ranta.
Kemudian menuju bab tiga di mana pertempuran antara rakyat dan pasukan DI dimulai. Pada
bab terakhir Pram menulis akhir yang diterima oleh Ranta, Juragan Musa, dan tokoh-tokoh
lain dengan jelas. Dengan pembagian bab yang mudah seperti itu, maka pembaca dapat
menikmati cerita tanpa menghiraukan usia.
Ada hal lain yang menurut saya sangat menarik. Di sini, Pram memberi nama tokoh hanya
pada beberapa tokoh utama saja. Sedangkan tokoh lain hanya disebut dengan nama sapaan,
misalnya saja “yang pertama” “yang kedua” “nyonya” “prajurit” dan sebagainya.
Penggunaan kata sapaan ini menghemat ingatan pembaca akan tokoh yang disebutkan.
Sehingga pembaca dapat terfokus dan ingat pada tokoh utama saja.

Kelemahan Buku
Selain semua keunggulan yang sudah tertulis, saya merasa masih ada beberapa kelemahan
dari buku ini. Yang pertama adalah buku ini sebenarnya cerita singkat yang dibuat panjang.
Sebernarnya jika semua alur diceritakan menjadi satu tanpa basa-basi, hanya akan menjadi
satu bab saja, namun kembali lagi pada judul bahwa Pram hanya ingin menceritakan sekali
peristiwa.
Kelemahan lain yang dapat saya temui yaitu kurangnya ilustrasi pada buku. Meskipun Pram
sudah menggambarkan semua hal dengan detail, namun alangkah baiknya jika Ia
menambahkan satu atau dua ilustrasi yang mendukung suasana cerita.

Penutup
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan buku ini, saya pribadi menyukai cara Pram
menuliskan cerita begitu juga amanat. Penulis seakan menyampaikan amanat bahwa kita
harus menjunjung tinggi kebenaran, persatuan, gotong royong, solidaritas untuk kebaikan
bersama. “Di mana-mana aku selalu dengar: Yang benar juga akhirnya yang menang. Itu
benar. Benar sekali. Tapi kapan? Kebenaran tidak datang dari langit, dia mesti diperjuangkan
untuk menjadi benar”-Pramodya Ananta Toer
Buku ini cocok untuk pembaca yang menyukai novel sejarah dengan cerita ringan. Buku ini
juga tidak terlalu tebal sehingga cocok untuk pembaca pemula dan pelajar seperti saya.

Anda mungkin juga menyukai