Anda di halaman 1dari 3

Simson.

Simson (Ibrani: ‫ִׁש מְׁשֹון‬ Šimšon, Tiberias Šimšôn, Arab: ‫شمشون‬ Syamsyun/Sam'un; bahasa


Inggris: Samson) adalah hakim ketiga dari terakhir
dalam zaman Anak-anak Israel kuno, diceritakan dalam
kitab suci Yahudi, Tanakh (Alkitab Ibrani), Perjanjian
Lama di Alkitab Kristen dan Talmud. Ia digambarkan
dalam Kitab Hakim-Hakim 13-16. Makamnya dipercayai
ada di Tel Tzora di Israel menatap Ngarai Sorek. Di sana
terdapat dua batu pualam besar untuk Simson dan
ayahnya Manoah. Di dekatnya terletak altar untuk
Manoah (seperti yang ditulis dalam Hakim-hakim 13:19-
24). Tempat ini berada antara kota Zora dan Esytaol.

Etimologi.

Shimshon (syim-syon) artinya "pria matahari".Nama ini


bermakna bahwa dirinya menebarkan cahaya dan
perkasa, atau "Dia yang melayani Tuhan".

Pemerian.
Lukisan pertarungan Simson dengan
Simson adalah seorang tokoh seperti Herkules, yang seekor singa yang dilukis Lucas Cranach
menggunakan kekuatan fisiknya yang luar biasa untuk the Elder pada tahun 1525.
bertempur melawan musuh-musuhnya dan melakukan
beberapa aksi kepahlawanan yang tidak dapat
dilakukan oleh manusia biasa: bergulat melawan singa,
menghancurkan pasukan musuh dengan hanya
menggunakan tulang rahang keledai, dan merobohkan
sebuah bangunan raksasa.

Joan Comay, salah seorang penulis buku "Who's Who in


the Bible:The Old Testament and the Apocrypha, The Lukisan Simson dan Delila karya
New Testament" menyatakan bahwa cerita Simson pelukis Anthony van Dyck.
yang sedemikian akuratnya mengenai waktu dan tempat membuktikan bahwa Simson adalah figur
yang nyata yang menggunakan kekuatan fisiknya untuk melawan bangsa-bangsa yang menjajah
Israel dan bukan cerita legenda saja.

Kejatuhan Simson.

Simson terpikat dengan perempuan dari lembah Sorek bernama Delila, Delila membujuk Simson
untuk memberitahukan apa kelemahan Simson, karena dengan diikat tali pun dengan sekali
sentakan tali akan terputus dan Simson dapat menghajar orang-orang Filistin. Sampai akhirnya Delila
berhasil mengetahui kelemahan Simson karena Simson memberitahunya, Simson akan hilang
kekuatannya jika rambutnya dipotong.

Diam-diam Delila mencukur rambut Simson saat dia tertidur lelap, dan mengikatnya. Saat
dibangunkan, Simson sudah dikepung orang Filistin, saat dia berusaha meronta, kekuatannya sudah
tidak ada, Simson hilang kekuatannya. Orang Filistin dengan mudah menangkap Simson, dan
menahannya, Simson dicongkel matanya sehingga menjadi buta, dan dipaksa menjadi tontonan
seperti badut pertunjukan, selain itu Simson juga harus menggiling di kilangan gandum.
Lama berselang rambut Simson mulai tumbuh, Simson berdoa pada Allah agar diberi kekuatan sekali
lagi, untuk menghancurkan orang Filistin. Saat perayaan dewa Dagon, Simson diikat dan dibawa
sebagai tontonan di kuil Dagon. Karena Simson buta, saat itulah Simson menyuruh anak kecil yang
menuntunnya, untuk mengarahkan Simson ke tiang penyangga kuil Dagon.

Segenap kekuatan Simson dikembalikan oleh Allah, dan dengan kedua tangannya Simson memeluk
tiang penyangga, dan merubuhkan kuil Dewa Dagon. Simson ikut mati bersama orang Filistin setelah
dia menghancurkan kuil Dagon pada saat terakhir hidupnya. Itulah kematian Simson, mati bersama
musuh bangsanya yaitu bangsa Filistin.

Situs yang dianggap makam Simson di hutan Zora (Tzora forest)

Arkeologi

Dalam cerita Simson diceritakan bahwa menjelang kematiannya dia merubuhkan sebuah kuil orang
Filistin. Titik balik yang sangat berarti dalam peperangan Israel melawan Filistin adalah kematian
Simson. Dia ditangkap melalui pengkhianatan Delila. Orang-orang Filistin mencungkil matanya dan
membawanya ke Gaza, salah satu kota besar mereka. Di sana mereka menyuruhnya menggiling biji-
bijian di penjara. Diketahui dari penemuan arkeologi bahwa penjara seperti itu pada dasarnya adalah
rumah penggilingan. Di rumah-rumah biasa, pekerjaan ini biasa dilakukan oleh para wanita. Para
bangsawan birokrasi membangun rumah penggilingan untuk menghasilkan biji-bijian bagi para kaum
elit. Di tempat inilah para budak dan narapidana diperkerjakan. Peralatannya adalah batu penggiling
yang sederhana. Simson melewatkan hari-harinya duduk di atas tanah menggiling biji-bijian dengan
alu yang digosok-gosokkan maju mundur dalam lesung di atas pangkuannya.

Pada suatu hari para pemimpin Filistin mengadakan upacara keagamaan untuk merayakan
kemenangan mereka atas para musuhnya. Mereka membawa Simson ke kuil tempat mereka
berkumpul, sehingga ia dapat menghibur mereka. Begitu tiba di dalam kuil, Simson meminta anak
yang menuntunnya untuk menunjukkan kepadanya di mana letak tiang-tiang penyangga, sehingga
dia dapat bersandar. "Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga
rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang
lain dengan tangan kirinya. Berkatalah Simson: "Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin
ini." Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu
dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu
lebih banyak daripada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya."

Dalam satu ketika, Simson menghilangkan seluruh kepemimpinan Filistin. Ini merupakan
kemunduran besar dalam konflik mereka dengan Israel. Hal itu merupakan suatu titik balik. Sejak
saat itu, orang Israel mulai memperoleh kemenangan. Tetapi apakah peristiwa itu benar terjadi?
Dapatkah satu orang merubuhkan seluruh kuil sendirian? Arkeologi telah memberi kita jawaban
yang menakjubkan.

Dua kuil Filistin telah ditemukan oleh para ahli arkeologi. Satu di Tel Qasile yang terletak di utara Tel
Aviv, dan satu di Tel Miqne, yaitu kota Ekron kuno, 21 mil di selatan Tel Aviv. Kedua kuil mempunyai
desain yang unik: atapnya disangga oleh dua tiang penyangga tengah. Tiang penyangganya terbuat
dari kayu dan berdiri di atas alas batu. Penemuan arkeologi ini sangat cocok dengan cerita Kitab Suci,
karena dengan tiang-tiang yang berjarak enam kaki, seorang yang kuat dapat melepaskan tiang
tersebut dari alas batunya dan menyebabkan seluruh atap runtuh.Pada tahun 2010, kuil orang
Filistin di Tell-es-Safi (Gaza kuno) yang diduga dihancurkan oleh Simson ditemukan dalam suatu
penggalian yang dipimpin oleh Prof. Aren Maeir, di mana kuil itu juga memiliki dua tiang penyangga
di tengah-tengahnya.

Walaupun Simson mempunyai kelemahan, dia adalah orang pilihan Tuhan dan terdaftar
dalam Perjanjian Baru sebagai seorang "yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, …
telah beroleh kekuatan dalam kelemahan."

Simson dalam Islam.

Kisah Simson ini ada pada kitab Qashash al-Anbiya dan Muqasyafat al-Qulub. Dalam kitab itu
dikatakan bahwa Muhammad tesenyum sendiri, lalu ditanya oleh sahabatnya "Apa yang
membuatmu tersenyum wahai rasulullah?" Muhammad menjawab "Diperlihatkan kepadaku hari
akhir ketika seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar, ada seorang nabi dengan
membawa pedang yang tidak mempunyai pengikut satu pun, masuk ke dalam surga dia adalah
Sam'un". Ia dikisahkan memiliki mukjizat yaitu dapat melunakkan besi dan merobohkan istana.

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas: Malaikat Jibril menceritakan kapada nabi Muhammad bahwa


pada zaman dulu ada seorang hamba Allah yang bernama Sam'un untuk Bani Israil. Ia senantiasa
berjuang melawan orang–orang kafir, hingga pada suatu saat istrinya bersama orang–orang kafir
berencana membunuh suaminya. Pada suatu malam istrinya mengikat tubuh Sam'un yang sedang
tidur lelap dengan rambut milik Sam'un.

Setelah Sam'un tidak dapat melawan, maka orang–orang kafir bersama–sama mengarak dan
menyiksa Sam'un dengan keji. Namun ketika itu pula Sam'un mendapatkan pertolongan dari Allah.
Sam'un berhasil merobohkan istana kaisar bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta istri dan
para kerabat yang mengkhianatinya.

Setelah itu Sam'un menghabiskan waktunya untuk beribadah. Siang hari digunakan untuk berpuasa
dan malamnya ia gunakan untuk salat. Rutinitas tersebut dilakukan Sam'un hingga seribu bulan.

Anda mungkin juga menyukai