Hukum Dengan Analisis Ilmu Komunikasi
Hukum Dengan Analisis Ilmu Komunikasi
Pada kasus pembekukan pengoplos air mineral kemasan galon dengan omset Rp. 90
Juta/bulan ini dipaparkan melalui kabar-kabar yang ada yang juga diunggah dalam kabar
online yang menceritakan bahwa Empat orang karyawan pengoplos air mineral yang dikemas
galon ditangkap petugas kepolisian di Perumahan Garden City Blok H-5 No 12, Kelurahan
Gembor, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten. Sementara seorang pemilik usaha
air mineral palsu yang beromset Rp90 Juta per bulan itu berhasil melarikan diri. Menurut
Kapolsek Jatiuwung, Komisaris Eliantoro, kemarin, penggrebekan yang dilakukan pada
Kamis (27/9) siang, berawal dari informasi warga yang merasa curiga terhadap tempat usaha
isi ulang mineral galon di Kampung Doyong RT04/05, Kelurahan Gembor, Kecamatan Priuk,
Kota Tangerang. Pasalnya, kata Kapolsek, selain melayani isi ulang mineral galon kepada
masyarakat, mereka kerap membawa isi ulang mineral galon tersebut dengan mobil box.
Begitu diselidiki, ternyata isi ulang mineral galon yang diambil langsung dari air bawa tanah
dibawa ke Perumahan Garden City Blok H-5 No 12, Kelurahan Gembor, Kecamatan
Jatiuwung, Kota Tangeran, untuk diganti tutupnya. Dan untuk menyakinkan konsumennya,
tutup air mineral itu mereka segel. Kemudian di jual ke toko-toko di wilayah Sangiang, Kota
Bumi dan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang dengan harga Rp 12,500/galon. Akibatnya,
kata Kapolsek, pelaku dijerat dengan Undang-Undang perlindungan konsumen, pasal 62 No.
8 tahun 1999, dengan ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun.
https://pakarkomunikasi.com/pengantar-ilmu-komunikasi
https://mediaindonesia.com/megapolitan/187209/polisi-bekuk-pengoplos-air-mineral-
kemasan-galon-beromset-rp90-jutabulan
HUKUM KEPAILITAN: BEI STOP SEMENTARA PERDAGANGAN SAHAM
Kasus BEI yang menyetop dengan sementara mengenai perdagangan saham ini
dipaparkan melalui berita online dengan pemaparan bahwa BEI telah melakukan penyetopan
sementara pada perdagangan saham dari Garuda, BBYD (PT Bank Neo Commerce Tbk),
Tech, dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS). Penyetopan sementara ini biasa disebut
juga dengan suspensi dengan alasan karena tidak memenuhi kewajiban pembayaran kupon
dan pokok. Dalam penyetopan sementara pada beberapa saham ini memang dilakukan
dengan sengaja oleh BEI guna melakukan tindakan sebagai pelindung bagi investor pada
saham-saham tersebut hingga juga dipaparkan bahwa tindakan keputusan BEI dalam
penyetopan sementara pada beberapa saham juga bukan merupakan salah satu sanksi pada
saham-saham tersebut pula. Ilmu komunikasi adalah ilmu sosial yang didalamnya mencakup
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, komunikasi massa, komunikasi antar budaya, dan lain-lain.
Jika ditarik dengan menggunakan analisis pandangan melalui ilmu komunikasi yang
dimana hal tersebut merupakan bukti analisa dengan pertimbangan penyampaian komunikasi
dengan masyarakat. Kasus hukum kepailitan mengenai penyetopan sementara mengenai
perdagangan saham ini memiliki tujuan ilmu komunikasi pada masyarakat sebagai bentuk
memulihkan kepercayaan masyarakat dalam lingkup investor saham-saham yang ditutup
sementara oleh BEI. Dalam ranah ini BEI telah melakukan komunikasi atas keputusannya
dengan benar sehingga dari efek kegiatan penyetopan dengan sementara mengenai
perdagangan saham ini bisa tetap memberikan gambaran eksistensi BEI dimata masyarakat
dengan baik dalam bidang komunikasi kecekatan BEI dalam melakukan perlindungan.
REFERENSI
https://www.liputan6.com/saham/read/4585205/alasan-bei-setop-sementara-perdagangan-
saham-garuda-indonesia
https://www.liputan6.com/saham/read/4640428/bei-setop-sementara-perdagangan-saham-
bbyb-dan-tech
https://www.idx.co.id/berita/suspensi/
https://id.berita.yahoo.com/bei-setop-sementara-perdagangan-saham-154627585.html
https://market.bisnis.com/read/20210929/7/1448503/bursa-setop-perdagangan-33-saham-ini-
daftarnya
HUKUM PENUNDAAN PEMBAYARAN: KEGAGALAN BLAMBANGAN
FOODPACKERS MEMBAYAR MTN
Berdasarkan jadwal baru tersebut, pelunasan sebagian ke-1 atas MTN BFPI IV Tahun
2019 yang semula direncanakan pada 27 Maret 2020 diundur menjadi 1 April 2020.
Kemudian, pelunasan sebagian ke-2 atas pokok MTN BFPI IV Tahun 2019 yang semula
dijadwalkan pada 31 Maret 2020 diundur menjadi 6 April 2020. Setelah penjadwalan ulang
dua kali, Blambangan Foodpackers tak juga melunasi utangnya. Tak kunjung memperoleh
pembayaran atas MTN yang telah jatuh tempo, Jimmy Junaedi, selah seorang pemegang
MTN BFPI IV Tahun 2019, mengajukan permohonan PKPU ke Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Surabaya. Permohonan tersebut didaftarkan pada 20 Agustus 2021 lalu
dengan nomor perkara 70/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Niaga Sby. Selain Jimmy, enam
pemegang MTN lain juga ikut bergabung sebagai kreditur lain dalam perkara ini. Sedangkan
jika diulas dengan pemaparan lainnya dimana penggunaan ilmu komunikasi yang dipakai
dalam menyakinkan masyarakat atas terselesainya kasus ini dengan baik adalah melalui
beberapa tahapan yang dilakukan guna menyelesaikan kasus PT Blambangan Foodpackers
Indonesia melunasi utang medium term notes (MTN). Disis lainnya penerapan penggunaan
penyampaian komunikasi pada masyarakat juga dilakukan melalui beberapa berita online
mengenai perkembangan kasus ini sehingga dalam hal ini masyarakat tetap mendapatkan
aktivitas komunikasi akan kepercayaan kasus hukum keterlambatan pembayaran suatu
perusahaan.
REFERENSI
https://today.line.me/id/v2/article/jDYpnK
https://insight.kontan.co.id/news/gagal-bayar-mtn-blambangan-foodpackers-resmi-
menyandang-status-pkpu-sementara
HUKUM ARBITRASE: PLTP DIENG PATUHA
Dalam kasus Perhukuman Arbitrase nengenai PLTP Dieng Patuha yang dipaparkan
bahwa Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa (4/9/2018)
mengabulkan satu permohonan PT Bumigas Energi dan menolak dua permohonan lainnya.
Majelis Hakim PN Jaksel yang dipimpin Florensasi Susana sebagai hakim ketua, Mery Taat
Anggarasih sebagai hakim anggota 1 dan Krisnugroho sebagai hakim anggota 2, menyatakan
mengabulkan permintaan Bumigas untuk membatalkan Putusan BANI No. 922/2017 tanggal
30 Mei 2018. Putusan Badan Arbitrase Indonesia (BANI) tersebut yakni soal perjanjian
pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng dan Patuha tertanggal
1 Februari 2005. Sementara dua permohonan Bumigas yang ditolak yakni meminta PN Jaksel
untuk mengadili sendiri agar Kontrak KTR.001/2005 hidup kembali dan mengikat para
pihak. Dengan demikian, PN Jaksel menolak permintaan Bumigas agar kontraknya di Dieng-
Patuha tidak diputus. PN Jaksel juga menolak permintaan Bumigas agar PN Jaksel
memerintahkan Addendum Kontrak KTR.001/2002 disesuaikan dengan kondisi keekonomian
saat ini. Keputusan Majelis Hakim tersebut dibacakan hakim ketua Florensai Susana
Kendenan di PN Jaksel, Selasa (4/9/2018). Terkait keputusan PN Jaksel tersebut, PT Geo
Dipa Energi (Persero) memberikan tanggapannya.
Direktur Utama Geo Dipa Energi Riki F Ibrahim menyatakan putusan PN Jaksel
bertentangan dengan hukum yang berlaku dan fakta persidangan. Menurut Riki, terhadap
Putusan Majelis Hakim Perkara PN Jaksel No. 529/Pdt.ARB/2018/PN. Jkt.Sel, Selasa, 4
September 2018, PT Geo Dipa Energi (Persero) akan melakukan upaya hukum lebih lanjut,
yaitu mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Pihak Geo Dipa berpandangan,
putusan PN Jaksel itu belum berkekuatan hukum tetap. Lebih lanjut dia mengatakan, UU
Arbitrase sudah dengan terang benderang melarang pengadilan negeri untuk memeriksa
kembali pokok perkara dalam hal yang telah diperiksa dan diputus oleh BANI dalam perkara
permohonan keputusan BANI. Pada perkara yang dipaparkan diatas analisa kasus dengan
menggunakan ilmu komunikasi ditekankan pada keputusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dengan menggunakan model komunikasi dengan keputusan-keputusan yang
diterbitkannya. Pada hal metode penyampaian komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar
masyarakat kembali menaruh kepercayaan pada hukum Arbitrase mengenai kasus PLTP
Dieng Patuha. Namun juga dipaparkan dalam kasus diatas akan hal tidak selalu mulusnya
metode komunikasi yang dilakukan karena Pihak Geo Dipa mempunyai pandangan bahwa
putusan PN Jaksel itu belum berkekuatan hukum tetap sehingga komunikasi yang dilakukan
pada kasus ini juga dirasa belum optimal secara penuh mengenai ketuntasannya.
REFERENSI
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/04/214423626/kasus-sengketa-pltp-dieng-patuha-
pn-jaksel-kabulkan-sebagian-tuntutan?page=all
https://republika.co.id/berita/ekonomi/migas/pp9t87383/putusan-ma-keluar-geo-dipa-
lanjutkan-proyek-pltp
https://tirto.id/perkara-hukum-selesai-geo-dipa-ground-breaking-pltp-dieng-2-dm5U