Anda di halaman 1dari 6

1. a.

mengenai dinamika safety belt lakatos untuk menjawab falasifikasi popper


Jawaban :
Prinsip falsifikasi Popper menyimpulkan bahwa semua teori dikatakan ilmiah bila
mana teori dapat falsibility (disalahkan) refutability (mampun disangkal), dan
testability (diuji). Sehingga gagasan-gagasan ini dikenal dengan pemikiran
epestimologi rasional-kritis dan empiris modern. Dalam pandangan “ekstrem” Popper
menghindari objektivisme dan subjektivisme. Hal ini dilakukan Popper dikarenakan
fisik-mental-bahasa merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
berintraksi, sehingga integrasi-interkoneksi ketiga dunia terbukti, walau epistimologi
Popper hanya bersifat situasional untuk memberikan “solusi tentatif”. Maksudnya
prinsip falsifikasi Popper terus-menerus menyesuaikan dengan problem-problem baru
untuk mendapatkan kebenaran.
Seangkan dinamika safety belt oleh lakatos memang tidak dapat ditemukan
dengan stigma yang pas mengenai maksud dari dinamika tersebut. Namun, dalam
pandangan luar kita bisa melihat dari artian Para ilmuwan yang terlibat dalam
program ini akan melindungi inti teori dari usaha falsifikasi di belakang satu sabuk
pelindung ( a protective belt) dari hipotesis pelengkap (auxiliary hypotheses). Dari
pemaparan tersebut maka safety belt sendiri merupakan sabuk pengaman bagi teori-
teori dari lakatos mengenai paradigma yang ia munculkan sendiri. Dinamika safety
belt oleh lakatos ditegaskan juga pada Lakatos yang mengikuti gagasan Quinian
bahwa seseorang selalu dapat melindungi satu kepercayaan yang berharga dari bukti
yang menentang melalui pengarahan kembali sikap kritis ke arah sesuatu yang
dipercaya lainnya. Kesulitan ini diakui sendiri oleh Popper bagi penerapan prinsip
falsifikasionisme.
- Relavansi dalam bidang pendidikan
Relavansi Hubungan antara dinamika safety belt lakatos dan falasifikasi
popper yang mengarah pada bidang pendidikan memang dapat dianalisa dengan
kuat sebagai paradigma yang berlaku sebagai ilmu pengetahuan dan pendidikan
yang ada dengan pandangan safety belt lakatos mempunyai kekuatan guna
memberi sabuk pengaman pada riset-riset ilmu pengetahuan terdahulu yang juga
masuk pada falasifikasi popper yang biasa disebut dengan pengetahuan gagasan
dengan pemikiran epestimologi rasional-kritis dan empiris modern. Dengan
adanya safety belt lakatos yang diiringi oleh falasifikasi popper maka
pengetahuan-pengetahuan dalam bidang pendidikan mempunyai sabuk pengaman
mengenai berbagai bidang pendidikan lingkup ilmu pengetahuan yang dilakukan
dengan riset pemikiran rasional, kritis, hingga pemikiran yang mengikuti
peradapan dunia/modern.
b. mengenai perubahan paradigma thomas khun

Jawaban

Perkembangan ilmu pengetahuan dapat terjadi diantaranya disebabkan adanya


ketidakpercayaan ilmuwan terhadap teoriteori tertentu. Asumsinya, ilmu pengetahuan
dapat terbentuk karena dibangun atau diisi atas kumpulan beberapa teori. Selain itu,
ilmu pengetahuan selama ini diposisikan sebagai sesuatu yang bebas nilai, harus
independen, dan empiris. Pandangan ini kemudian ditolak Thomas Kuhn yang
memahami ilmu pengetahuan tidak bisa terlepas dari “paradigma”. Suatu paradigma
berisi suatu pandangan yang dapat dipengaruhi oleh latar belakang ideologi, relasi
kuasa (otoritas), dan fanatisme mendasar tentang apa yang menjadi inti persoalan
suatu ilmu. Sehingga, tidak ada satu ilmu pengetahuanpun yang hanya bisa dijelaskan
dengan satu teori yang dianggap lebih kuat, terlebih hanya diperolah melalui
pembuktian empiris. Bagaimanapun, gugatan atas penyimpangan (anomali) ilmu
pengetahuan akan selalu ada secara terus menerus. Anomali terjadi pada saat teori
tidak dapat menjawab atau menjelaskan sebuah fenomena, sehingga muncullah
kebenaran baru. Begitu pula setelah diketemukan kebenaran baru, siapapun tidak bisa
menyalahkan kebenaran lama yang digunakan pada masa lalu, karena itu, sebuah teori
dianggap benar pada masanya. Begitu pula teori baru yang dianggap benar pada masa
sekarang belum tentu akan dianggap benar pada masa yang akan datang.

Menurut Kuhn bahwa revolusi perkembangan ilmu pengetahuan itu tidak


terjadi secara kumulatif, tapi terjadi secara non kumulatif. Artinya bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan tidak berasal dari gabungan beberapa ilmu
pengetahuan yang telah ada tetapi terjadi secara revolusioner melalui tahapan-
tahapan tertentu. Thomas Kuhn membagi paradigma dalam beberapa tipe paradigma,
yakni : paradigma metafisik, paradigma sosiologis, paradigma konstruk.

- Relavansi dalam bidang pendidikan


Relavansi perubahan paradigma thomas khun dalam bidang pendidikan
merupakan suatu hal yang mutlak dan signifikan karena perubahan paradigma
thomas khun sendiri menjelaskan bahwa perkembangan bidang pendidikan dalam
lingkup ilmu pengetahuan tidak berasal dari gabungan beberapa ilmu pengetahuan
yang telah ada tetapi terjadi secara revolusioner melalui tahapan- tahapan tertentu
yang memang diartikan sebagai cangkupan yang luas dari suatu perkembangan
pendidikan yang mengikuti era sekarang yang dimana hal tersebut tetap dengan
tahapan-tahapan atau sistematika pendidikan yang dilalui dari riset-riset para ahli
dalam bidang pendidikan.
2. Refleksi belajar dari mengenal pendidikan di jepang dan beri pendapat
mengenai kasus bunuh diri atau kematian siswa yang terjadi di Jepang (kenapa
level bunuh diri di jepang tinggi padahal pendidikan juga tinggi?
Jepang sebagai salah satu Negara maju di dunia, memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi yang dapat dilihat berdasarkan data dari United Nations Development
Programme : Human Development Reports pada tanggal 15 November 2013 yang
menunjukan bahwa Jepang menempati ranking 17 dari 187 negara berdasarkan index
pendidikannya dengan nilai 0,890. Selain itu, berdasarkan data dari Central
Intelligence Agency pada tahun 2002 bahwa 99% populasi warga Jepang
(127.103.388 orang pada tahun 2014) baik perempuan maupun laki-laki mulai dari
usia 15 tahun dan seterusnya dapat membaca dan menulis. Data tersebut menunjukan
bahwa hanya 1% warga Jepang yang masih mengalami buta huruf. Kesadaran akan
pendidikan yang tinggi juga dimiliki oleh Negara Jepang di mana 3,8% dari GDP
(Gross Domestic Product) dianggarkan untuk biaya pendidikan berdasarkan data
tahun 2011 dari Central Intelligence Agency. Pendapatan perkapita Jepang meningkat
setiap tahunnya dengan total $35.600 pada tahun 2011, $36.300 pada tahun 2012, dan
pada tahun 2013 adalah sebesar $37.100 yang menempati peringkat ke-36 di dunia.
Sebelum perang dunia II, sistem pendidikan jepang memiliki banyak jalur,
namun setelah tahun 1980 pemerintah jepang melakukan reformasi di bidang
pendidikan. Taman kanak-kanak (TK) menerima anak berusia 3-5 tahun, sedangkan
pendidikan dasar (SD) menerima siswa yg berusia 6 tahun dengan jumlah mata
pelajaran bervariasi yaitu 850 jam pelajaran /tahun. Sedangkan untuk pendidikan
menengah pertama berlangsung selama tiga tahun dengan jumlah jam pelajaran
1015/tahun. Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan
menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan
Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
digolongkan sebagai Compulsory Education dan Sekolah Menengah Atas
digolongkan sebagai Educational Board. Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal
ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas
satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga
tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsory education,
sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung
mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang
diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat
standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board. (Nur. 2010)
Pada level nasional tanggung jawab pendidikan ada pada kementrian
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Kementrian memberikan pedoman
untuk menyusun kurikulum mata pelajaran serta persyaratan kredit mulai dari TK
hingga ke perguruan tinggi. Kementrian juga bertanggung jawab terhadap
pengembangan buku teks untuk sekolah dasar dan menengah. Kemudian distrik
terdapat dewan pendidikan yang bertanggung jawab terhadap suvervisi atas masalah-
masalah personalia pada lembaga pendidikan pemerintah, memberikan inservice
training asset cultural, dan memberikan nasihat kepada lembaga-lembaga pendidikan.
Di masing-masing kota memiliki tiga sampai lima orang dewan pendidikan dengan
fungsi utama memberikan dan mengurus institusi pendidikan di kota. Sistem
keuangan di jepang disediakan bersama-sama antara pemerintah pusat, distrik,
maupun kota, dimana diambil dari pajak dan dari sumber-sumber lain. Kurikulum
sekolah ditentukan oleh menteri pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh
dewan pendidikan distrik dan kota.
Pada semua tingkat pendidikan di jepang harus menempuh berbagai ujian
yang merupakan syarat untuk naik kelas atau untuk mendapatkan ijazah. Bagi siswa
yang kehadirannya kurang dari 5 % tahun belajar dan hasil ujian jelek maka
diwajibkan untuk mengulang pada level yang sama. Kurikulum disusun oleh sebuah
komite khusus dibawah control kementrian pendidikan (MEXT). Komisi kurikulum
terdiri dari praktisi dan pakar pendidikan , wakil dari kalangan industry dan wakil
MEXT. Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan jepang yang terdapat
dalam fundamental education law lalu menyesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi baik di dalam maupun luar negeri. Pembaharuan krikulum jepang setiap 10
tahun sekali.
Dibalik kesuksesan Negara Jepang yang mampu mengkibarkan bidang
pendidikan dan kesuksesan teknologinya ternyata banyak terjadi bunuh diri dari
masyarakat jepang itu sendiri yang dimana menurut saya bahwa bunuh diri
masyarakat jepang ini dilatar belakangi oleh sikap anti sosialnya masyarakat jepang
kurang atau bahkan nyaris tidak ada kepedulian dengan orang lain dan sifat orang
Jepang yang memang tidak mau merepotkan orang lain. Ada juga beberapa sumber
bahwa Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab orang melakukan bunuh diri.
Motif tertinggi adalah alasan kesehatan sebanyak 15.153 kasus, alasan ekonomi 7.404
kasus, masalah rumah tangga 3912 kasus, masalah pekerjaan 2412 kasus (data
Kepolisian Jepang, tahun 2008).
Faktor-faktor lain yang menjadi penyebab adalah faktor kesepian, semakin tua
fisik, kekurangan finansial menjadi faktor penyebab tingginya jumlah lansia yang
memilih bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya. Sementara untuk kalangan usia
produktif alasan finansial menjadi faktor terbanyak pelaku bunuh diri. Terutama
terjadi pada masa selesai baburu keizai, krisis ekonomi sekitar tahun 1997- 1998.
Krisis ekonomi dunia ini menyebabkan banyaknya pemuda yang tidak mendapatkan
kesempatan kerja. Pemuda di usia produktif sulit mendapatkan posisi sebagai tenaga
kerja atau karyawan tetap sebuah perusahaan, sementara kita tahu bahwa Jepang
dikenal sebagai ‘the land of lifetime employmen’. Ketidakpastian finansial akibat
status hanya sebagai pekerja part time atau kontrak, menyebabkan banyak di antara
mereka yang mengalami depresi hingga melakukan bunuh diri agar terbebas dari
problem hidupnya.
Kehidupan kota juga menuntut biaya ekonomi yang lebih tinggi sehingga
generasi muda ini lebih fokus mengejar ‘uang’ untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sebagian besar waktu hanya digunakan untuk bekerja, waktu berkomunikasi dengan
orang tua, keluarga dan orang-orang di lingkungan sekitarnya pun menjadi sangat
berkurang apalagi waktu untuk mengunjungi orang tua di kampung halaman. Bahkan
dewasa ini para pemuda ini banyak yang mengesampingkan kehidupan rumah tangga
dan memilih untuk hidup sendiri. Berkurangnya komunikasi dengan keluarga dan
lingkungan sekitar ini membuat tingkat individualitas meningkat, terutama di kota
besar. Mereka tidak kenal dengan orang-orang yang tinggal di apartemen yang sama,
tidak pernah berkomunikasi dengan tetangga sendiri, menjadikan mereka sebagai
kelompok ‘no relationship society’. Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh The
Japan Family Planning Association, diketahui bahwa 20 persen pemuda dengan
rentang umur 25 sampai 29 tahun tidak berminat atau tidak mempunyai ketertarikan
terhadap kehidupan berumah tangga atau menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Sementara itu kehidupan di tempat bekerja, para karyawan dituntut target
pekerjaan yang tinggi, aturan-aturan perusahaan yang ketat, dan tingkat kedisiplinan
yang tinggi. Tingkat persaingan antar karyawan juga cukup ketat. Siapa yang dapat
memenuhi keinginan perusahaan, dengan pemenuhan target dan dedikasi yang bagus,
akan bagus pula jenjang karirnya. Sebaliknya, demikian juga yang dianggap tidak
produktif oleh perusahaan maka akan disingkirkan atau terhambat kariernya. Hal ini
mengakibatkan karyawan dengan jam kerja normal 40 jam per minggu bisa menjadi
60 jam per minggu. Restrukturisasi ini membuat para karyawan bekerja lebih keras
agar tidak kehilangan pekerjaan mereka dan dapat terus bekerja di perusahaan
tersebut.. Kehidupan pekerjaan yang seperti ini ditambah dengan hubungan antar
individu di lingkungan kerja, hubungan atasan dan bawahan, hubungan uchi-soto
dapat menjadi sumber depresi atau sumber sakit psikis yang bisa membuat mereka
melakukan bunuh diri.

REFERENSI

Harahap, R., Hasibuan, A. T., Sirait, S., Yuliawati, F., & Lubis, N. (2019). TEORI
FALSIFIKASI KARL RAIMUND POPPER DAN KONTRIBUSINYA Dalam
Pembelajaran Ipa Bagi Siswa Usia Dasar. Magistra, 10(2), 166–184.
Putra, A. (2017). Mengkaji dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura,
Cina, Korea, Jepang, Amerika dan Finlandia). https://doi.org/10.31227/osf.io/vdz32
Rizal, M. (2007). PROGRAM RISET ILMIAH IMRE LAKATOS. Filsafat, 17, 254–273.
Trahutami, S. I. (2017). Kasus Bunuh Diri Pada Masyarakat Jepang (Penyebab Dan Tren
Dewasa Ini). Kiryoku, 1(1), 12–17.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kiryoku/article/download/15453/11639
Ulya, I., & Abid, N. (2015). Pemikiran Thomas Kuhn dan Relevansinya Terhadap Keilmuan
Islam. Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah Dan Studi Keagamaan, 3(2), 249–276.
https://pt.scribd.com/doc/118961845/Artikel-Filsafat-Lakatos?
language_settings_changed=portugu%C3%AAs
http://makitulungopo.blogspot.com/2013/05/imre-lakatos-metodologi-program-riset.html
https://news.okezone.com/read/2017/03/24/18/1650978/ini-penyebab-orang-jepang-banyak-
bunuh-diri

Anda mungkin juga menyukai