Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN PERENCANAAN

Disusun Oleh:
Muhammad Zainal ( D1A120018 )

AGRIBISNIS C
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hanturkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Tentang
“Manajemen Perencanaan” makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Dasar – dasar Manajemen.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.


Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan


bermanfaat pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………..i

Kata Pengantar…………………………………………………………………….ii

Daftar Isi………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………2

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan……………………………………………………….3

B. Tujuan dan Manfaat Perencanaan……………………………………………..4

C. Ruang lingkup Perencanaan…………………………………………………...6

D. Asas – asas Perencanaan……………………………………………………...10

E. Jenis – jenis Perencanaan……………………………………………………..11

F. Alat Perencanaan……………………………………………………………...15

G. Proses Perencanaan…………………………………………………………..17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..21

B. Saran………………………………………………………………………….21

DAFTAR ISI.......................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan


organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan
(planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan
prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab


perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu
kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan
ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya
dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,


terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat ( dugaan ).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian perencanaan ?

2. Apa saja tujuan dan manfaat perencanaan ?

3. Apa saja ruang lingkup perencanaan ?

4. Apa saja asas – asas perencanaan ?

5. Apa saja jenis – jenis perencanaan ?

6. Apa saja alat perencanaan ?

7. Apa saja proses perencanaan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan perencanaan dalam manajemen.


2. Memberikan pengetahuan mengenai pendidikan manajemen dalam
perencanaan.
3. Sebagai suatu media untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan

Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan an-.
Rencana adalah produk perencannaan, sedangkan perencanaan adalah proses
penentuan rencana. Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu Planus yang
berarti flat. Menurut Malayu S.P. Hasibuan perencanaan (2006: 91) adalah fungsi
dasar (fundamental) karena organizing, directing, controlling, evaluating, dan
reporting harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan merupakan hal yang
penting dibuat untuk mencapai tujuan organisasi. Malayu S.P. Hasibuan (2006:
91) mengemukakan betapa pentingnya perencanaan yaitu:
1. Tanpa perencanaaan berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.
2. Tanpa perencanaaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak
pemborosan.
3. Perencanaan adalah dasar pengendalian, karena tanpa ada rencana
pengendalian tidak dapat dilakukan.
4. Tanpa perencanaan, tidak ada keputusan dan proses manajemen.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian perencanaan dari sudut pandang


berebeda tetapi menmpunyai makna yang sama, yaitu:
1. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, Perencanaan adalah fungsi seorang
manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-
kebijaksanaan, prosedur-prosedur, program-program dari alternative-alternatif
yang ada.
2. Louis A.Allen, Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
3. Menurut Mondy, Sharfin dan Premeuk disebut perencanaan Sependapat dengan
Bartal dan Martin (1999) mengatakan perencanaan adalah proses penentuan
tujuan-tujuan dan menetapkan cara-cara terbaik untuk mencapainya.
4. G.R. Terry, perencanaan adalah tindakan memilih dan menghubungkan fakta-
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang
akan dating dalam hal memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas-aktivitas
yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

3
Perencanaan (planning) pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
menetapkan diawal berbagai hasil akhir yang ingin dicapai perusahan dimasa
mendatang. Antara kegiatan perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai
diasumsikan terdapat jeda waktu, dimana semakin panjang rencana yang dibuat
maka jeda waktu antara perencanaan dengan hasil akhir yang ingin dicapai hasil
tersebut juga semakin meningkat. Sebaliknya, semakin pendek jeda waktu antara
perencanaan yang dibuat dengan target hasil yangingin dicapai maka derajat
ketidakpastian pencapaian hasil akan menurun.

Apapun macam dan bentuk dari definisi perencanaan dari sudut pandang
yang berbeda tetap memiliki makna yang sama yaitu proses penentuan tujuan-
tujuan dan menetapkan cara-cara terbaik untuk mencapainya.

B. Tujuan dan Manfaat Perencanaan

Menurut Usman (2008: 60) perencanaan bertujuan untuk:


1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya
maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya,
tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

Selanjutnya ditambahkan oleh Aedi (2015: 179) tujuan dari perencanaan


adalah untuk; (1) sebagai upaya optimalisasi atau pemetaan sumber daya
sebagaimana hasil analisis internal dan eksternal. (2) Sebagai panduan
pelaksanaan, dengan melihat indikator-indikator yang ada didalamnya. (3)
Sebagai gambaran komprehensif kegiatan-kegiatan dan keterkaitannya. (4)
Sebagai tolak ukur atau arahan dalam pencapaian tujuan. (5) Sebagai alat untuk
meminimalisir atau mengantisipasi berbagai kesulitan dalam tingkat probabilitas
tertentu. (6) Untuk mendeterminasi pembiayaan, waktu, dan tenaga kerja yang
diperlukan. (7) Sebagai standar pengawasan.

4
Kemudian Engkoswara & Komariah (2012: 133) menyatakan bahwa
perencanaan yang baik dilakukan untuk mencapai; (1) “protective benefits” yaitu
menjaga agar tujuan-tujuan, sumber dan teknik/metode memiliki relevansi yang
tinggi dengan tuntutan masa depan sehingga dapat mengurangi risiko keputusan.
(2) “Positive benefits” yaitu produktivitas yang dapat meningkat sejalan dengan
dirumuskannya rencana yang komprohensif dan tepat.

Sedangkan manfaat dari perencanaan dikemukakan oleh Usman (2014: 76-


77) bahwa perencanaan bermanfaat sebagai; (1) standar pelaksanaan dan
pengawasan (memfasilitasi, monitoring, dan evaluasi). (2) Pemilihan berbagai
alternatif terbaik (pedoman pengambilan keputusan). (3) Penyusunan skala
prioritas, baik sasaran maupun kegiatan. (4) Menghemat pemanfaatan sumber
daya organisasi. (5) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan. (6) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait. (7)
Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti (untuk mengantisipasi masalah
yang akan muncul). (8) Meningkatkan kinerja (keberhasilan organisasi tergantung
keberhasilan perencanaannya).

Ditambahkan oleh Sa’ud & Makmun (2014: 33) perencanaan dipandang


penting dan diperlukan bagi suatu organisasi antara lain dikarenakan:
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal
dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik.
4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-
urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatan usahanya.
5. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk
pendidikan.

5
C. Ruang Lingkup Perencanaan

Menurut Usman (2014: 81-85) ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh


dimensi waktu, spasial, dan tingkatan teknis perencanaan. Ketiga dimensi ini
saling berinteraksi dan masingmasing dimensi tersebut sebagai berikut:

1. Perencanaan dari Dimensi Waktu.


2. Perencanaan jangka panjang (Long term planning),
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 4 lebih sampai 8 tahun ke atas untuk
lingkungan Kemendikbud. Dalam perencanaan ini belum ditampilkan sasaran-
sasaran yang bersifat kuantitatif, tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas
keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat
fundamental, seperti Propenas. Terbagi atas dua proses yaitu:
a. Perencaaan jangka menengah (Medium term planning),
Perencanaan ini meliputi jangka waktu satu tahun lebih sampai dengan
empat tahun untuk lingkungan Kemendikbud. Di Indonesia umumnya lima tahun.
Perencanaan jangka menengah ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan
jangka panjang. Walaupun perencanaan jangka menengah ini masih bersifat
umum, tetapi sudah ditampilkan sasaransasaran yang diproyeksikan secara
kuantitiatif, seperti Propeda. Di sekolah disebut Rencana Kerja Sekolah (RKS).
b. Perencanaan jangka pendek (Short term planning),
Jangka waktunya minimal satu tahun untuk Kemendikbud. Perencanaan
jangka pendek tahunan disebut juga perencanaan operasional tahunan, seperti
proyek-proyek. Di lingkungan sekolah disebut Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS).

3. Perencanaan dari Dimensi Spasial

Perencanaan dilihat dari dimensi spasial adalah perencanaan yang memiliki


karakter yang terkait dengan ruang dan batasan wilayah. Dimensi spasial ini
dikenal perencanaan nasional, regional, dan tata ruang atau tata tanah.

a. Perencanaan nasional
Perencanaan nasional adalah suatu proses penyusunan perencanaan berskala
nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah,
terpadu, menyuluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,
memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional, dan, memerhatikan
perkembangan internasional. Contoh, Propenas dan perencanaan pendidikan di
Indonesia.

6
b. Perencanaan Regional

Perencanaan regional ialah pilihan antarsektor dan hubungan antarsektor dalam


suatu wilayah (daerah) sehingga disebut perencanaan daerah atau wilayah.
Misalnya, Propeda dan perencanaan pendidikan di provinsi/kabupaten/kota.

c. Perencanaan Tata Ruang

Perencanaan tata ruang ialah perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan


fungsi kawasan tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara
ekologis, geografis, maupun demografis. Misalnya, perencanaan tata kota,
perencanaan permukiman, perencanaan kawasan, perencanaan daerah
transmigrasi, dan proyek-proyek.

4. Perencanaan dari Dimensi Tingkatan Teknis Prencanaan


5. Perencanaan makro

Perencanaan makro ialah perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi


secara internal dan eksternal. Perencanaan ekonomi makro meliputi berapa
pendapatan nasional yang akan ditingkatkan, berapa tingkat konsumsi, investasi
pemerintah dan swasta, tingkat ekspor impor, pajak, bunga bank, dan sebagainya.
Pada setiap perencanaan pembangunan pendidikan nasional, sebelum dirumuskan
secara rinci dalam perencanaan sektoral dan regional maka diperlukaperencanaan
makro yang menggambarkan kerangka makro pendidikan yang berinteraksi satu
sama lainnya. Gunanya untuk melihat keseimbangan kedua faktor tersebut, baik
secara internal maupun eksternal, seperti perencanaan pendidikan nasional.

a. Perencanaan mikro

Perencanaan mikro ialah perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan


kondisi otonomi daerah dibidang pendidikan. Perencanaan mikro disebut juga
pemetaan pendidikan. Faktor yang mempengaruhi perencanaan mikro secara
teknis antara lain; (1) kebijakan/ketentuan/standar. (2) Geografis. (3) Demografi.
(4) Infrastruktur. Secara nonteknis antara lain; (1) aspirasi masyarakat terhadap
pendidikan. (2) Sosial ekonomi dan budaya masyarakat. (3) Politis. (4)
Keamanan.

7
b. Perencanaan sektoral

Perencanaan sektoral adalah kumpulan program dan kegiatan pendidikan


yang mempunyai persamaan ciri dan tujuan. Perencanaan sektoral
memproyeksikan sasaran pembangunan sektor pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional yang telah ditentukan. Walaupun perencanaan sektoral
menekankan pada sektor tertentu, namun berhubungan dengan sektor lain.
Misalnya, kaitannya dengan sektor ekonomi dengan nonekonomi, seperti
perencanaan pendidikan lokal/provinsi/kabupaten/kota.

c. Perencanaan kawasan

Perencanaan kawasan ialah perencanaan yang memerhatikan keadaan


lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan
komparatif dan kompetitif tertentu. Dalam perencanaan kawasan, hal penting yang
perlu mendapat perhatian adalah interaksi antardaerah. Contohnya, perencanaan
pendidikan kawasan Indonesia Timur.

d. Perencanaan proyek

Perencanaan proyek ialah perencanaan operasional yang menyangkut


operasionalisasi kebijakan dan pembangunan dalam rangka mencapai sasaran
sektor dan tujuan pembangunan. Perencanaan proyek ialah perencanaan yang
mampu menjawab siabidibam (siapa melakukan apa, bilamana, dimana,
bagaimana, dan mengapa) dengan baik. Contohnya Perencanaan Proyek Unit
Sekolah Baru SMK.

6. Perencanaan dari dimensi jenis


7. Perencanaan dari atas ke bawah

Perencanaan ini dibuat oleh pucuk pimpinan dalam suatu struktur organisasi,
misalnya pemerintah pusat yang selanjutnya perencanaan tersebut disampaikan ke
tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota.

a. Perencanaan dari bawah ke atas

Perencanaan ini dibuat oleh tenaga perencana ditingkat bawah dari suatu
struktur organisasi, misalnya dibuat di Provinsi/Kabupaten/Kota untuk
disampikan ke pemerintahpusat. Perencanaan ini dapat pula dibuat oleh kepala
sekolah untuk disampaikan ke pemerintah pusat atau Kepala Dinas Pendidikan
setempat, serta perencanaan ini dapat dibuat oleh guru kepada kepala sekolahnya.
8
b. Perencanaan menyerong ke samping

Perencanaan ini dibuat oleh pejabat lain bersama-sama dengan pejabat yang
berada dilevel bawah diluar struktur organisasinya, misalnya Depdiknas Jakarta
dan Bapedda Provinsi membuat perencanaan pendidikan sektoral di daerah.
Perencanaan ini disebut juga perencanaan sektoral.

c. Perencanaan mendatar

Perencanaan mendatar biasanya dibuat pada saat membuat perencanaan


lintas sektoral oleh pejabat selevel, misalnya perencanaan peningkatan sumber
daya manusia melibatkan pejabat Departemen Pendidikan, Departemen Agama,
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Kesehatan, dan
Departemen Sosial.

d. Perencanaan menggelinding

Perencanaan menggelinding dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam


bentuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Perencanaan jangka pendek dinlai setiap tahun pencapai kinerjanya, kemudian
dilanjutkan tahun berikutnya sehingga perencanaan jangka menengah tercapai,
demikian seterusnya. Perencanaan ini menghasilkan Rencana Tahunan dan
Rencana Strategi.

e. Perencanaan gabungan aras ke bawah dan bawah ke atas

Perencanaan ini dibuat untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah pusat


dengan pemerintah provinsi, oleh sebab itu pembuatannya melibatkan partisipasi
aktif kedua belah pihak. (Rival, 2009 dalam Ikhwan, 2016:133-134).

Selanjutnya ditambahkan oleh Engkoswara & Komariah (2012: 135-136) yang


menyatakan lingkup perencanaan terdiri dari perencanaan mikro, messo, dan
makro.:
1. Perencanaan mikro adalah suatu perencanaan pada level operasional ditujukan
secara khusus untuk memperbaiki kemampuan dan kinerja individu atau
kelompok kecil individu. Sehingga lingkup perencanaannya relatif lebih spesifik.
Silabus dan rencana pengajaran adalah contoh dari perencanaan mikro.
2. Perencanaan messo adalah suatu perencanaan level organisasi operasional dan
menengah ditujukan secara khusus untuk memperbaiki kinerja organisasi atau
satuan pendidikan seperti rencana sekolah dan rencana pengembangan mutu SD,
SMP, SMA/SMK DinasPendidikan Kab/Kota. Rencana sekolah seperti Rencana
Kerja Tahunan dan RPS. 9
3. Perencanaan makro adalah suatu perencanaan pada level top organisasi yang
menjadi rujukan perencanaan messo dan mikro. Perencanaan makro ditujukan
secara khusus untuk memperbaiki organisasi secara luas. Contoh perencanaan
makro adalah perencanaan strategis Departemen Pendidikan Nasional
Provinsi,dan Kabupaten/kota.

D. Asas – Asas Perencanaan

Asas merupakan suatu pernyataan fundamental ataukebenara umum yang


dapata dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas biasanya muncul dari
penelitian dan pengalaman. Dibawah ini merupakan asas perencanaan yang umum
dilaksanakan pada perusahaan atau organisasi (Malayu S.P. Hasibuan, 2006: 93-
94 ).

1. Priciple of contribution to objective(asas pencapaian tujuan). Setia perencanaan


dan segala perubahannya harus ditujukan kepada percapaian tujuan.
2. Principle of efficiency of planing (asas efesiensi perencanaan). Suat
perencanaan efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaanya dapat mencapai
tujuan dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
3. Principle of primary of planning (asas pengutamaan perencanaan). Perencanaan
adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, organizng,
staffing, directing,controlling, evaluating, dan reporting.Seorang pemimpin tidak
akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui
tujuan dan dan pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan.
4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan). Asas
pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat pemimpin
pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab
atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang manager pun yang tidak
mengerjakan perencanaan.
5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan ). Patokan-patokan
perencanaan sangat berguna bagi ramalan, sebab premis-premis perencanaan
dapat menunjukan kejadian-kejadian yang akan datang.
6. Principle of policy frame work ( asas kebijaksanaan pola kerja ). Kebijaksanaan
ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja dan program tersusun.
7. Principle of timing (asas waktu ) perencanaan waktu yangrelatif singkat dan
tepat.
8. Principle of planning commnication (asas tata hubungan perencanaan).
Perencanaan dapat di susun dan di kordinasi dengan baik, jika setiap orang
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang
memadai mengenai bidang yang akan di laksanakan.
10
9. Principle of alternatives(asas alternatif). Alternatif ada pada setiap rangkaian
kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternatif dalam
pelaksanaan pekerjaan, sehingga sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
10. Principle of limiting faktor (asas pembatasan factor). Dalam pemilihan
alternatifalternatif, pertama-tama harus ditujukan pada factor-faktor yang strategis
dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif dan asas pembatasan
faktor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.
11. The commitment principle (asas ketrikatan). Perencanaan harus
memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
12. The principle of flexibility(asas fleksibilitas). Perencanaan yang efektif
memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
13. The principle of navigation change (asas ketetapan arah). Perencanaan yang
efektif memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap kejadian-kejadian
yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
14. Principle of strategis planning (asas perencanaan strategis ). Dalam kondisi
tertentu manager harus memilh tindakan yang diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan perencanaan agar tujuan tercapai dengan efektif.

E. Jenis – Jenis Perencanaan

1. Visi (vision)

Visi menggambarkan kondisi masa depan yang diwujudkan melalui


pelaksanaan sejumlah misi. Visi organisasi sangat nergantung kepada pemimpin,
bila pemimpin komitmen yang tinggi terhadap organisasi, maka segala bentuk
kegiatan yang direncanakan sebelumya dapat direalisasikan dengan menentukan
siapa pelaksana, mengapa harus melaksanakan, mengapa hal itu penting,
bagaimana merealisasikan janji kepada pelanggan dan pedoman perilaku yang
mengatur, serta bagaimana berbuat.

Menurut F. Gaffar (1995:5) menyebut visi sebagai daya pandang jauh ke


depan, mendalam, dan luas yang merupakan daya pikir abstrak serta memiliki
kekuatan yang amat dahsyat, dapat menerobos segala batas-batas fisik, ruang,
dan waktu. Oleh karena itu visi digunakansebagai kunci energi manusia, serta
atribut pemimpin dan pembuat kebijakan.
Contoh visi: RCTI (Media Utama Hiburan dan Informasi), SCTV (Satu untuk
Semua), Yamaha (Selalu Terdepan), TVOne (Terdepan Mengabarkan).

11
2. Misi (Mission)

Menurut Drucker (2000:84), pada dasarnya misi merupakan alasan


mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama
ditingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnisperusahaan.
Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi
mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8). Menurut
Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006:46-47) misi merupakan
rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang
memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa
produk ataupun jasa.

Jadi dapat disimpulan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasinalnya
orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi
interprestasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat
pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi.

3. Tujuan (Objective)

Tujuan diinginkan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya agar dapat


dipahami dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain. Tujuan yang diinginkan
itu harus wajar, rasional, ideal, dan cukup menentang untuk diperjuangkan dan
dapat dicapai oleh orang banyak. Tegasnya, tujuan uang diinginkan itu harus
ditetapkan supaya perencanaan itu tidak mengambang.

G.R. Terry mengemukakan bahwa tujuan adalah sasaran manajerial yaitu


tujuan yang melukiskan skop yang jelas serta memberikakan arah pada
usahausaha seorang manajer. Sedangkan Wilson mengatakan tujuan adalah pusat
perhatian (area of concern), sampai sejauh mana atau bidang-bidang atau pusat
perhatian itu dapat direalisasikan pada waktu tertentu, ditentukan oleh perkiraan
kemampuan yang dimiliki dan hasil yang hendak dicapai.

Organisasi secara keseluruhan pasti mempunyai tujuan, kemudian


departemen atau bagian dari organisasi juga mempunyai tujuan tersendiri. Tujuan
bagian organisasi harus menunjang tujuan organisasi secara keseluruhan
meskipun tujuan masing-masing bagian berbeda satu sama lain.

12
4. Prosedur (Prosedure)

Prosedur merupakan jenis rencana,karena prosedur menunjukan pemilihan


cara bertindak dan berhubungan dengan aktivitas masa depan. Prosedur benar-
benar merupakan petunjuk untuk tindakan dan bukan cara berfikir. Prosedur
memberikan detail tindakan, sehinggan suatu aktifitas tertentu harus dilaksanakan.
Biasanya prosedur dijelaskan secara kronologis.

5. Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah suatu jenis rencana yang memberikan bimbingan


berpikir dan arah dalam pengambilan keputusan. Karena dengan kebijaksanaan
ini maka rencana akan semakin baik dan menjuruskan daya pikir dari pengambil
keputusan ke arah tujuan yang diinginkan.
Kebijaksanaan menurut Harold KoontzKebijaksanaan adala pernyataan-
pernyataan atau pengertian-pengertian umum yang memberikan bimbingan
berpikir dalam menentukan keputusan. Fungsinya adalah menandai lingkungan
disekitar yang dibuat sehingga memberikan jaminan bahwa keputusankeputusan
itu akan sesuai dengan dan menyokong tercapainya arah/tujan.

Kebijaksanaan menurut R. TerryKebijaksaan adalah suatu pedoman yang


menyeluruh, baik, lisan, maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum
dan arah tempat managerial action akan dilakukan.

6. Rule

Rule adalah rencana tentang peraturan-perturan yang telah ditetapkan dan


harus ditaati. Perbedaan antara rule dan policies terletak dalam hal bahwa policies
bertujuan memberikan bimbingan atau menentukan batas-batas lapangan tindakan
sedangkan ruletidak dimaksudkan untuk membimbing pemikiran, melainkan
memberikan bimbinga agar setiap tindakan jarang menyimpang dari peraturan.

7. Program

Program adalah satu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan


rencana yang konkret. Program juga merupakan usaha-usaha untuk
mengefektifkan rangkaian tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidangnya
masing-masing. Suatu rencana umumnya meliputi bidang-bidang “prduksi,
finansial, personalia, dan pemasaran”. Yang masing-masing disusun didalam
berbagai program,dan setiap program ini harus saling menunjang pelaksanaan
berbagai macam program itu. Programming adalah proses penyusunan suatu
program, jdi programming sifatnya statis. 13
8. Budget

Budget ( anggaran ) adalah suatu rencana yang menggambarkan penerimaan


dan pengeluaran yang akan dilakukan pada setiap bidang. Budget adalah suatu
ikhtiar dari hasil yang diharapkan daan pengeluaran yang disediakan untuk
mencapai hasil tersebut yang dinyatakan dalam kesatuan uang.
Budget menurut Jese Burkhead, Performance budget menggambarkan
maksud dan tujuan penggunaan danadana, biaya-biaya, program-program yang
diusulkan untuk mencapai tujuan tersebut serta data kuantitatif yang mengatur
penyelesaian pekerjaan yang ditetapkan pada setiap program.

Traditional budget,
Traditional budget adalah cara-cara menyusun data kebutuhan akan anggaran
yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisis tentang rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang gtelah ditentukan. Dalam
penganggaran harus ditetapkan sumber-sumber dana dan penggunaan dana secara
jelas, terinci agar semua pengeluaran dan hasil yang diharapkan tercapai dengan
baik. Anggaran sangat perlu untuk pengendalian dana yang tersedia, apakah
penggunaan dana itu sesuai dengan yang direncankan khususnya dibidang
keuangan.

9. Metode

Metode merupakan hal yang fundamental bagi setiap tindakan dan


berhubungan dengan prosedur.
Metode menurut George R. Terry, Suatu metode dapat didefinisikan sebagai
hasil penentuan cara pelaksanaan suatu tugas dengan suatu pertimbangan yang
memadai menyangkut tujuan, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan jumlah
penggunaan waktu, uang, dan usaha.

10. Strategi

Strategi adalah juga termasuk jenis rencana karena menentukan tindakan-


tindakan pada masa datang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Penyusunanan strategi ini didasarkan atas pemanfaatan keunggulan-keunggulan
kita daripada saingan. Strategi pada dasarnya adalah penentu cara yang harus
dilakukan agar memungkinkan memperoleh hasil yang optimal, efektif, dan
dalam jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan.

14
Faktor-faktor penting yang menjadi perhatian dan perhitungan dalam
menentukan strategi adalah :

1. Memperhitungkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki daripada


pihakpihak saingan.
2. Memanfaatkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan pihak saingan.
3. Memperhitungkan keadaan lingkungan intern maupun ekstern yang dapat
mempengaruhi perusahaan.
4. Memperhitungkan faktor-faktor ekonomis, sosial, dan psikologis.
5. Memperhitungkan faktor-faktor sosio-kultural dan hukum.
6. Memperhitungkan faktor ekologis dan geografis.
7. Menganalisis dengan cermat rencana pihak-pihak saingan.

F. Alat Perencanaan

1. Alat Peramalan

Alat peramalan merupakan proses sistematis untuk memperkirakan masa


mendatang menggunakan informasi masa lalu dan informasi lain yang
relevan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan (Mamduh M. Hanafi,
2011:183). Mamduh M. Hanafi mengemukakan dua contoh yaitu sebagai
berikut:
1) Manajer memperkirakan penjualan yang akan terjadi tahun mendatang.
Perkiraan penjualan tersebut akan bermanfaat untuk merencanakan aktivitas
perusahaan tahun mendatang. Contoh : organisasi Rumah Sakitakan meramal
berapa pasien tahun mendatang dan universtas meperkirakan jumlah mahasiswa
tahun ajaran mendatang.
2) Manajer memperkirakan perubahan-perubahan dalam variabel sosial, ekonomi,
politik, dan tekhnologi yang diperkirakan akan mempengaruhi organisasi. Contoh
: peramalan komposisi demografi dapat dipakai sebagai bahan perencanaan daan
pengambilan keputusan.
3) Peramalan tekhnologi penting dilakukan terutama untuk organisasi dengan
lingkungan tekhnologi yang dinamis. Contoh : sebuah perusahan kimia sedang
dibangungdengan menggunakan proses kimia yang konvensional. Sebelum pabrik
tersebut selesai, perusahaan kimia baru yang lebih efesien.jelas pabrik yang
sedang dibangun tersebut tidak akan mempunyai daya saing terhadap proses kimia
yang baru. Dengan demikian, manajer harus selalu aktif mengiuti perkembangan
tekhnologi yang relevan.

15
1. Alat penjadwalan

a. Bagan Gantt (Gantt Chart )

Bagan Gantt sering disebut bagan balok (bar chart) karena bagan ini
memberikan gambaran tentang kegiatan terperinci dari suatu proyek, waktu
memulai sikap dan kegiatan, dan lamanya kegiatan tersebut (Nanang Fattah,
2004:61). Bagan Gantt dikembangkan oleh Henry L. Gantt. Dalam bagan balok
terdapat dua macam sumbu yaitu absis dan ordinat atau disebut juga dua dimensi
yaitu vertikal dan horizontal. Domensi vertikal atau absisi menunjukan tugas atau
perincian tugas yang harus dikerjakan, dan dimensi horizontal atau ordinat
menunjukan waktu mulai dari yang ditentukan.

b. Bagan Milstone

Bagan Milstone disebut juga bagan struktur perincian kerja. Bagan ini
menggambarkan unsur-unsur fungsional suatu proyek dengan keterkaitannya
secara fungsional. Struktur ini dibuat berdasarkan pemecahan struktur proyek
yang disusun secara hierarkis. Apabila proyek secara keseluruhan dianggap
sebagai sistem, maka proyek itu dipecah-pecah menjadi bagianbagian sistem (sub
sistem) (Nanang Fattah, 2004:62-63 ).

c. PERT dan CPM (Network Planning)

PERT (Program Education and Review Technique) yaitu tekhnik penilaian


dan peninjauan program, dan CPM (Critikal Path Method) yaitu metode jalur
kritis.
PERT dapat digunakan hampir dalam segala kegiatan, mulai
memformulasikan rencana sampai kepada evaluasi dari implementasi suatu
rencana. CPM merupakan tekhnik perencanaan yang digunakan dalam proyek
yang mempunyai data biaya. Perbedaan pokok antara PERT dan CPM terletak
pada penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan. Dalam CPM ditentukan dua buah perkiraan itu adalah perkiraan normal
(normal estimate) dan perkiraan itu cepat (chas estimate). Perkiraan adalah
perkiraan waktu normal kira-kira sama dengan perkiraan waktu yang paling
diperlukan untuk PERT, dan biaya normal adalah biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek dalam waktu normal. Perkiraan waktu cepat dibutukan jika
biaya diasumsikan tidak menjadi masalah untuk mempersingkat wakru bagi
proyek tersebut.

16
3. Alat Pembantu Pengambilan Keputusan

a. Matriks Pay-off (Pay-off Matrix)

Matriks pay-off bermanfaat untuk membantuk pengambilan keputusan.


Matriks tersebut terdiri atas beberapa alternatif keputusan dengan kemungkinan
resikonya. Resiko atau ketidakpastian setiap alternative keputusan kemudian dapat
dianalisis.

b. Analisis Titik Impas (Analysis Break-even)

Analisis titik impas bertujuan melihat sejauh mana atau seberapa banyak
produk yang harus terjual agar tercapai titik impas (total penjualan sama dengan
total biaya atau keuntungan sama dengan nol). Dengan analisis semacam ini
manajer dapat mengetahui penjualan minimum agar perusahaan tidak merugi.

c. Pohon Keputusan (Decision Tree)

Pohon keputusan merupakan tekhnik yang bermanfaat untuk pengambilan


keputusan yang mempunyai urutan (rangkaian ). Pohon keputusan digunakan oleh
pembuat keputusan untuk membuat berbagai alternatif yang mungki dilaksanakan.
Sebagai contoh manajer barangkali menghadapi alternatif meluncurkan mobil
sedan, niaga, atau tidak meluncurkan mobil dengan konsekuensi lanjutan masing-
masing. Jika membuat mobil niaga perusahaan hanya dapat memanfaatkan pasar
domestik, jika membuat mobilbiaga perusahaan dapat mengekspor produk
tersebut.

Pohon keputusan bermanfaat karena manajer dapat memperkirakan efek suatu


keputusan terhadap beberapa kemungkinan hasil di masa mendatang. masalah
dalam metode tersebut adalah kesulitanmenentukan skeneraio yan tepat. Sebagai
contoh, jika membuat mobil niaga, perusahaan mempunyai kesempatan untuk
melakukan penetrasi pasar lebih jauh. Setelah pasar ekspordikuasai, manajer
mempunyai kesempatan memasukan pasar ke pasar ekspor. Alternatif pasar niaga
dengan demikian menjadi jauh lebih menarik.

G. Proses Perencanaan

Perencanaan adalah bagian paling awal dalam suatu proses kegiatan. Dapat
dikatan bahwa dengan adanya perencanaan yang baik maka akan tercapai tujuan
dari suatu kegiatan tersebut. Menurut Allen (1963, dikutip dalam Siswanto, 2010:
45-47), perencanaan terdiri atas aktivitas yang dioperasikan oleh seorang manajer
untuk berpikir ke depan dan mengambil 17
keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi
tantangan pada waktu yang akan datang. Berikut ini aktivitas perencanaan yang
dimaksud adalah:

1. Prakiraan
Prakiraan merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan
/memperkirakan waktu yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta
yang telah diketahui.

2. Penetapan tujuan
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang
ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.

3. Pemograman
Pemograman adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk
menetapkan; (a) langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu
tujuan. (b) Unit dan anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah. (c)
Urutan serta pengaturan waktu setiap langkah.

4. Penjadwalan
Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi
tertentu guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.

5. Penganggaran
Penganggaran merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang
sumber daya keuangan yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.

6. Pengembangan prosedur
Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara,
teknik, dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.

7. Penetapan dan interpertasi kebjakan


Penetapan dan interprestasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan
dalam menetapkan syarat berdasarkan kondisi mana manajer dan para
bawahannya akan bekerja. Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang
senantiasa berlaku untuk permasalahan yang timbul berulang demi suatu
organisasi.

18
Berdasarkan aktivitas perencanaan di atas, berikut ini adalah langkah-langkah
penting dalam pekerjaan perencanaan :

1. Menjelaskan permasalahan
Permasalahan harus digambarkan dengan jelas. Demikian juga permasalahan
harus dideskripsikan secara singkat karena suatu permasalahan yang dirumuskan
dengan cara efektif adalah setengah selesai.

2. Usaha memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan


Pengetahuan tentang aktivitas yang akan direncanakan adalah penting dan
perlu untuk perencanaan yang efektif. Hal ini memiliki pengaruh terhadap
aktivitas lain, baik yang bersifat intern maupun ekstern bagi organisasi. Agar
efektif, suatu aktivitas harus didasarkan atas pengetahuan. Pemahaman
pemecahan permasalahan yang lalu, praktik-praktik organisasi lain, penelitian,
pencarian catatan, dan data yang diperoleh dari penelitian dan percobaan
merupakan sumber umum dari informasi yang dapat digunakan.

3. Analisis dan klasifikasi informasi


Tiap-tiap informasi diperiksa secara terpisah dalam hubungannya dengan
informasi secara keseluruhan. Hubungan timbal balik ditunjukkan dan
berhubungan dengan perencanaan yang dihadapi, ditemukan, dan dinilai.
Informasi yang diperuntukkan guna menghadapi permasalahan yang sejenis
diklasifikasikan sehingga data yang sama disatukan.

4. Menentukan dasar perencanaan dan batasan


Berdasarkan data yang berhubungan dengan permasalahan maupun atas dasar
pendapat yang dianggap penting untuk menetapkan rencana, harus disusun
prakiraan tertentu. Dasar pendapat dan batasan tersebut akan menunjukkan latar
belakang yang dianggap dapat membenarkan rencana.

5. Menentukan rencana berganti


Biasanya terdapat beberapa rencana berganti untuk menyelesaikan pekerjaan
dan berbagai macam alternatif dikembangkan dalam langkah ini. Kecermatan dan
kecerdikan serta kreativitas sering diperlukan untuk memperoleh beberapa
rencana yang mungkin.

6. Memilih rencana yang diusulkan

19
Perlu dipertimbangkan dengan cermat mengenai ketepatan aktivitas yang
dipilih (direncanakan) dengan alokasi biaya yang akan dikeluarkan. Keputusan
dalam hal ini dapat dibuat oleh satu orang maupun terdiri atas sekelompok orang
tertentu.

7. Memebuat urutan kronologi mengenai rencana yang diusulkan


Artinya, membuat detail tindakan yang direncanakan akan dilakukan, oleh
siapa, dan bilamana dilakukan dalam urutan yang tepat untuk tujuan yang
diinginkan. Pendekatan yang diikuti maupun penentuan waktu atas rencana yang
diusulkan adalah sangat penting dan harus dimasukkan ke dalam suatu bagian dari
rencana. Hal ini lebih sering dikenal sebagai siasat dalam perencanaan.

8. Mengadakan pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan


Efektivitas suatu rencana dapat diukur melalui hasil yang dicapai. Oleh karena
itu, perlengkapan untuk kelanjutan yang cukup dalam menentukan penyesuaian
dan hasil harus dimasukkan dalam pekerjaan perencanaan. Meskipun secara
umum aktivitas tersebut merupakan pelaksanaan fungsi pengendalian, namun
setiap tahap pelaksanaan pekerjaan tertentu perlu dilakukan pengendalian,
demikian halnya dengan setiap tahap perencanaan.

Sedangkan Banghart & Trull (1973, dikutip dalam Engkoswara & Komariah,
2012: 136) menyatakan tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan perencanaan
2. Menentukan masalah perencanaan, yang mencakup; (1) gambaran ruang
lingkup permasalahan. (2) Mempelajari apa yang telah terjadi. (3) Menetapkan
apa yang ada dan yang seharusnya ada/kenyataan dan harapan. (4) Sumber-
sumber dan keterbatasannya. (5) Mengembangkan bagian-bagian perencanaan dan
prioritasnya.
3. Analisis masalah perencanaan, yang mencakup; (1) mengkaji permasalahan dan
sub masalah. (2) Pengumpulan dan tabulasi data. (3) Meramalkan dan
memproyeksikan.
4. Konsep dan desain perencanaan, yang mencakup; (1) identifikasi
kecenderungan yang ada. (2) Merumuskan tujuan umum dan khusus. (3)
Menyusun rencana.
5. Evaluasi rencana, yang mencakup; (1) simulasi rencana. (2) Evaluasi rencana.
(3) Memilih rencana.
6. Spesifikasi/merumuskan rencana, yang mencakup; (1) merumuskan masalah.
(2) Menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draf atau rencana terakhir.
7. Implementasi rencana, yang mencakup; (1) persiapan rencana operasional. (2)
Persetujuan dan pengesahan rencana. (3) Mengatur aparat organisasi.
8. Balikan pelaksanaan rencana, yang mencakup; (1) monitoring rencana. (2)
Evaluasi pelaksanaan rencana. 20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimanan sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik adalah
ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan
yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah
dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga
tujuan organisasi menjadi tidak terwujud.
Asas merupakan suatu pernyataan fundamental ataukebenara umum yang dapat
dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas biasanya muncul dari penelitian
dan pengalaman. Terdapat 14 asas didalam perencanaan.
Adapun tujuan dan manfaat dari perencanaan itu sendiri pada dasarnya ialah
sebagai pedoman, arahan, standar pengawasan, alat untuk berkoordinasi dalam
melaksanakan suatu kegiatan yang direncanakan. Selanjutnya, ruang lingkup dari
perencanaan itu sendiri terdiri dari perencanaan dari dimensi waktu, dimensi
spasial, dimensi tingkatan teknis perencanaan, dan dimensi jenis.
Jenis-jenis perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa variasi
tersebut antara lain: visi, misi, tujuan, strategi, prosedur, kebijakan, rule, program,
budget, dan metode.
Alat perencanaan dibagi menjadi 3, yaitu: Alat Peramalan, Alat Penjadwalan,
dan Alat Pembantu Pengambil Keputusan.
Dalam proses perencanaan
terdapat beberapa tahapan yang perlu kita lakukan seperti persiapan perencanaan,
menentukan dan menganalisis masalah, konsep dan desain perencanaan, evaluasi
rencana, merumuskan rencana, implementasi rencana, dan balikan pelaksanaan
rencana.

B. Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk


organisasi mengggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi
dalam sebuah perencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Badrudin. 2015. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta.


Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen (Dasar, Pengertian, dan Masalah).
Jakarta: Bumi Aksara.
Setiyo Pambudi Bambang. 2013. Pengantar Manajemen. Madura: Departemen
Pendidikan Nasional.
Ismail Solihin.2009.pengantar manajemen. Jakarta:Erlangga.

Aedi, N. (2015). Dasar-dasar manajemen pendidikan. Yogyakarta: Gosyen.


Engkoswara & Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Kurniadin, D. & Maschali, I. (2016). Manajemen pendidikan: konsep & prinsip
pengelolaan pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sa’ud, S. & Makmun, A. S. (2014). Perencanaan pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

22

Anda mungkin juga menyukai