Anda di halaman 1dari 2

1.

Definisi

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu kondisi
di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan
kurang nya jumlah normal eritrosit dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim
ke jaringan tubuh juga berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).

Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal anemia
merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi. Akibatnya jumlah
oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang. Anemia bukan merupakan
kondisi penyakit khusus melainkan suatu tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner
& Suddarth, 2015).

Anemia merupakan istilah yang menunjukkan rendah nya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal ( Smeltzer, 2002 ).

2. Etiologi
Anemia Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab anemia
yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah (hemolisis), dan
penurunan produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab ini mencakup sejumlah
kelainan yang membutuhkan terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
d. Cacat sitoskeleton sel darah merah
e. Anemia persalinan kongenital
3. Tanda dan gejala

4. Patofisiologi Anemia
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan sum – sum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin
yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan dekstruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma.
Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 1,5 mg/dL akan
mengakibatkan interik pada sklera.

5. Pemeriksaan Penunjang Anemia


Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);
b. Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).

Anda mungkin juga menyukai