Anda di halaman 1dari 9

PEMBERIAN MINUM DENGAN CAWAN DAN SENDOK

TERHADAP EFEKTIVITAS MINUM BAYI BARU LAHIR


Lala Budi Fitriana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan membandingkan pemberian minum dengan cawan dan sendok terhadap
efektivitas minum bayi baru lahir. Desain penelitian menggunakan quasi experimental post test-
only non equivalent control group design dengan jumlah sampel 20 pada sampel kelompok
cawan dan 20 pada kelompok sendok, teknik sampling menggunakan consecutive sampling.
Hasil menunjukkan adanya perbedaan jumlah tumpahan (p=0,012), waktu yang dibutuhkan
(p=0,000), volume yang dikonsumsi (p=0,012) dan efektivitas minum (p=0,000) pada α=0,05.
Tidak ditemukan kejadian tersedak selama pemberian minum dengan cawan dan sendok. Selain
itu cawan lebih efektif dibanding sendok dengan nilai rerata efektivitas minum adalah 0,32 ±
0,13 ml/detik. Penelitian ini merekomendasikan bahwa cawan dapat digunakan secara aman
sebagai metode alternatif pemberian minum pada bayi baru lahir yang bermasalah.

Kata kunci : cawan; sendok; bayi baru lahir; efektivitas minum

ABSTRACT

The aims of this research was to identify the effectiveness of neonates’s feeding ability using
spoon feeding compared with cup feeding. Quasi experimental post-test only non equivalent
control group design was used as the research design, in which data were collected by
consecutive sampling method. The sample of this research was 40 neonates, 20 neonates of them
was feed using cup feeding and other 20 neonates was feed using spoon feeding. The result
showed significant amount of breast feeding milk spilled out (p=0.012), time needed to feed
(p=0.000), the volume of milk consumed (p=0.012), and feeding effectivity (p=0.000). It wasn’t
found of aspiration cases while neonates feed with cup feeding and spoon feeding. Feeding
neonates using cup feeding was more effective compared with spoon feeding (mean=0.32±0.13
seconds). It was recommended to use cup feeding as an alternative method to feed neonates with
breastfeeding problems.

Keywords : cup feeding, spoon feeding, neonates, feeding effectivity

1. PENDAHULUAN (Righard, 1998). Selain itu, alasan ibu untuk


Pemberian ASI eksklusif pada bayi sesuai mengakhiri menyusui yaitu kecemasan,
dengan standar emas nutrisi yang telah kurang motivasi, stres, ibu post operasi
ditetapkan oleh WHO. Berdasarkan data saesar dan lelah (Dowling, 2001; Howard,
Riskesdas tahun 2010, pola menyusui pada Lanphear, Eberly, deBlieck, Oakes, & Fred,
bayi usia 0-5 bulan menurut kelompok 2003).
umur bahwa pada bayi berumur 0 bulan, Masalah menyusu pada bayi yang lahir
menyusui eksklusif sebanyak 39,8%, cukup bulan, dapat berasal dari ibu atau
menyusui predominan 5,1%, dan menyusui bayi yang dapat mengganggu proses bayi
partial 55,1%. Rendahnya angka ASI ketika menyusu. Untuk bayi prematur,
eksklusif pada bayi baru lahir dapat kesulitan dihubungkan dengan belum
dipengaruhi oleh beberapa faktor, adanya reflek menghisap pada bayi yang
diantaranya adalah kondisi puting yang lahir kurang dari 34 minggu sehingga bayi
lecet dan produksi ASI yang minimal prematur mengalami kesulitan untuk
menyusui selama beberapa hari bahkan cawan dan sendok karena membutuhkan
sampai beberapa minggu (Dowling & waktu yang lama dan mengalami kesulitan
Thanattherakul, 2001). Untuk mengatasi ketika digunakan pada malam hari. Selain
masalah yang mengganggu pada ibu dan itu ibu merasa khawatir bila asupan bayi
bayi selama menyusu, dibutuhkan metode tidak cukup karena banyaknya tumpahan.
alternatif untuk pemberian ASI. (Dowling & Thanattherakul, 2001).
Bingung puting adalah istilah umum yang Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
dipakai untuk hipotesis masalah menyusui membandingkan pemberian minum dengan
yang diakibatkan oleh perbedaan mekanik cawan dan sendok terhadap efektivitas
antara menyusu pada payudara dan minum bayi baru lahir.
menghisap pada dot/botol (Howard et al, 2. Metode Penelitian
2003). Bingung puting terjadi ketika bayi Desain penelitian ini adalah quasi
menunjukkan preferensi pada satu experimental with post test-only control
mekanisme pemberian minum dan menolak group design. Populasi pada penelitian ini
mekanisme yang lain. Akibatnya, beberapa adalah bayi baru lahir yang dirawat di
dokter telah menyarankan penggunaan Ruang Perinatologi RSUP dr. Soeradji
puting buatan Tirtonegoro Klaten. Jumlah responden
termasuk dot dihindari pada bayi yang lahir adalah 20 untuk kelompok cawan dan 20
cukup bulan dan prematur yang sedang untuk kelompok sendok. Teknik
menyusu (Dowling & Thanattherakul, pengambilan sampel menggunakan
2001). Consequtive sampling. Alat pengumpul data
Penelitian yang dilakukan oleh Howard et al yang digunakan adalah timbangan digital
(2003), dijelaskan bahwa diantara bayi yang dan stopwatch.
dilahirkan secara sesar, pemberian minum Analisis dalam penelitian ini adalah
dengan cawan pada masa awal usia bayi, univariat dan bivariat dengan uji t-test
memiliki dampak lebih lama pada durasi independen yang digunakan untuk
menyusu eksklusif, predominan dan parsial, mengetahui perbedaan pemberian minum
dan menyusu eksklusif empat minggu lebih dengan cawan dan sendok terhadap
singkat pada bayi yang diberikan botol/dot. efektivitas minum (jumlah tumpahan,
Sendok adalah salah satu metode alternatif volume yang dikonsumsi, waktu yang
dalam pemberian ASI. Pemberian ASI dibutuhkan, frekuensi tersedak) pada bayi
perah melalui sendok sudah ada sejak baru lahir.
dahulu kala, sebelum botol/dot ditemukan
karena sendok adalah peralatan yang mudah
ditemukan (Riordan & Wambach, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumar
et al tahun 1999, menunjukkan bahwa ibu
merasa tidak nyaman dengan penggunaan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 3.1
Perbandingan Rerata Jumlah Tumpahan, Volume yang
Dikonsumsi, Waktu yang dibutuhkan, dan Efektivitas Minum

Jenis
Variabel
Kelompok n Mean Median SD Min-Maks 95% CI

Jumlah Intervensi 1 20 1,68 1,27 1,20 0,41-4,60 1,12-2,25


Tumpahan

(ml) Intervensi 2 20 2,56 2,60 0,89 1,30-4,70 2,14-2,98

15,40-
Intervensi 1 20 18,32 18,74 1,20 19,59 17,75-18,88
Volume yang
dikonsumsi (ml) 15,30-
Intervensi 2 20 17,44 17,40 0,89 18,70 17,02-17,86

55,7 153,47-
Waktu yang Intervensi 1 20 179,55 183,50 3 91-289 205,63
dibutuhkan
(detik) 41,0
Intervensi 2 20 76,70 64,50 1 33-184 57,51-95,89

Efektivitas Intervensi 1 20 0,11 0,10 0,04 0,07-0,19 0,10-1,13


Minum
(ml/detik) Intervensi 2 20 0,28 0,27 0,12 0,08-0,56 0,22-0,33

Tabel 3.2
Hasil Analisis Jumlah Tumpahan ASI/PASI Kelompok
Responden
Kelompok n Mean SD SE pValue

Intervensi 1 20 1,68 1,20 0,27 0,012

Intervensi 2 20 2,56 0.89 0,20

Tabel 3.3
Hasil Analisis Volume yang Dikonsumsi Kelompok Responden

Kelompok n Mean SD SE pValue

Intervensi 1 20 18,32 1,20 0,27 0,012

Intervensi 2 20 17,44 0,89 0,20


Tabel 3.4
Hasil Analisis Waktu yang Dibutuhkan Kelompok Responde
Kelompok n Mean SD SE pValue

Intervensi 1 20 179,55 55,73 12,46 0,000

Intervensi 2 20 76,70 41,40 9,17

Tabel 3.5
Hasil Analisis Efektivitas Minum Kelompok Responde

Kelompok n Mean SD SE pValue

Intervensi 1 20 0,11 0,04 0,00 0,000

Intervensi 2 20 0,28 0,12 0,03


Vol. 3 Nomor 3 September 2013 – Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

Hasil penelitian terhadap jumlah tumpahan rata-rata volume yang dikonsumsi antara kelompok
diketahui bahwa rerata jumlah tumpahan pada intervensi 1 dan kelompok intervensi 2 dengan nilai
kelompok intervensi cawan (2,56 ml ± 0,89 ml) p=0,012 dan α= 0,05. Berdasarkan hasil observasi
lebih besar dari rerata jumlah tumpahan pada saat dilakukan pemberian minum dengan sendok,
kelompok intervensi sendok (1,68 ml ±1,20). Uji terlihat bahwa perawat memberikan sedikit demi
statistik pooled t test diperoleh hasil bahwa terdapat sedikit volume susu pada bayi, susu diberikan tanpa
perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah dituangkan ke mulut bayi kemudian perawat
tumpahan antara kelompok intervensi 1 (pemberian membiarkan lidah bayi menjilat susu yang berada di
minum dengan menggunakan sendok) dan ujung sendok kemudian menelannya.
kelompok intervensi 2 (pemberian minum dengan Bentuk sendok, dengan ujung yang lebih sempit
menggunakan cawan) dengan nilai p=0,012 dan α= dibandingkan dengan bentuk cawan yang memiliki
0,05. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian mulut lebih lebar, memungkinkan terjadinya sedikit
yang dilakukan oleh Malholtra, Vishwambaran dan tumpahan saat pemberian minum, sehingga volume
Sundaram (1999) yang membandingkan pemberian yang dikonsumsi oleh bayi juga lebih banyak
minum pada bayi baru lahir antara kelompok (Riordan & Wambach, 2010).
botol/dot, cawan dan paladai (sejenis teko kecil Hasil penelitian terhadap waktu yang dibutuhkan
yang digunakan oleh masyarakat India sebagai alat bayi baru lahir selama pemberian minum dengan
pemberian minum pada bayi baru lahir secara cawan dan sendok di RSUP Dr. Soeradji
tradisional) dimana hasil penelitian menunjukkan Tirtonegoro Klaten diketahui bahwa rerata waktu
bahwa hasil tumpahan pada kelompok cawan yang dibutuhkan pada kelompok intervensi cawan
(22,9% ± 5,5%) lebih besar dari pada kelompok (76,70 detik ± 41,01 detik) lebih cepat dari rerata
paladai (5,5% ± 1,6%) dan kelompok botol/dot waktu yang dibutuhkan pada kelompok intervensi
(1,3% ± 1,9%). Sejumlah bayi menunjukkan respon sendok (179,55 detik ± 55,73 detik). Hasil uji
reflek rooting ketika ditawarkan pada tepi cawan statistik pooled t test terhadap waktu yang
yang melengkung ke arah luar menghadap mulut dibutuhkan bayi baru lahir saat pemberian minum
bayi sehingga mengakibatkan adanya tumpahan. dengan cawan dan sendok di RSUP Dr. Soeradji
Ketika bayi minum dengan cawan, bayi didorong Tirtonegoro Klaten diketahui bahwa terdapat
untuk menjulurkan lidah mereka, menjilat atau perbedaan yang signifikan rata-rata waktu yang
hanya menelan yang semuanya sangat berbeda dibutuhkan antara kelompok intervensi 1 dan
dengan teknik menghisap di payudara (Mizuno & kelompok intervensi 2 dengan nilai p=0,000 dan α=
Kanni, 2005 dalam Riordan & Wambach, 2010). 0,05.
Hasil penelitian terhadap volume yang dikonsumsi Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
pada pemberian minum dengan cawan dan sendok dilakukan oleh Malholtra, Vishwambaran dan
di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten diketahui Sundaram (1999) dimana hasil penelitian
bahwa rerata volume yang diminum pada kelompok menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan pada
intervensi sendok (18,32 ml ± 1,20 ml) lebih banyak kelompok cawan (6,6 menit ± 1,6 menit) lebih cepat
dari rerata volume yang diminum pada kelompok dari pada kelompok paladai (13,8 ± 3,3).
intervensi cawan (17,44 ml ± 0,89 ml). Hasil uji Pemberian minum dengan menggunakan cawan
statistik pooled t test terhadap volume yang membutuhkan waktu yang lebih singkat dari pada
dikonsumsi bayi baru lahir saat dilakukan sendok. Berdasarkan hasil penelitian Marinelli dan
pemberian minum dengan cawan dan sendok Burke (2001) dalam Aloysius dan Hickson (2007),
diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dapat dijelaskan bahwa secara fisiologi bayi lebih
Vol. 3 Nomor 3 September 2013 – Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

stabil saat minum dengan cawan tetapi jika teknik hendaknya ibu dibekalidengan pelatihan
pemberian minum yang dilakukan tidak tepat, yaitu ketrampilan pemberian minum dengan
susu dituangkan ke dalam mulut bayi, maka dapat menggunakan sendok dan cawan untuk
menimbulkan resiko aspirasi (Lang, 1994 dalam meminimalkan resiko terjadinya tersedak pada bayi
Abouelfettoh, Dowling, Dabash, Elguindy & Seoud, saat pemberian minum.
2008) atau bayi menjadi tidak stabil (Aloysius & Pemberian minum dengan menggunakan cawan jika
Hickson, 2007). dilakukan dengan teknik yang tepat selain dapat
Berdasarkan hasil observasi saat pemberian minum meminimalkan kejadian tersedak ternyata dapat
dengan cawan, terlihat bahwa pemberian minum pula meningkatkan gerakan lidah yang dibutuhkan
dengan cawan bersifat tidak terputus (continue) dalam proses menyusu seperti yang disampaikan
dibanding dengan sendok yang pemberiannya oleh Lang (1994 dalam Dowling & Thanatterakul,
bersifat putus-putus serta terdapat jeda waktu atau 2001) bahwa dengan meletakkan cawan di bibir
ada periode berhenti sejenak untuk minum saat bagian bawah tanpa menunangkan susu ke mulut
perawat mengambil susu dari gelas sehingga bayi, dapat menstimulasi lidah bayi untuk menjulur
pemberian minum dengan menggunakan sendok keluar dan menjilat susu ke dalam mulut bayi.
membutuhkan waktu yang lebih lama (Mohrbacher, Kelanjutan dari menjilat adalah menghisap susu
1999). secara terus menerus, dimana respon tersebut dapat
Frekuensi tersedak pada penelitian ini tidak meningkatkan perkembangan gerakan lidah yang
dilakukan perhitungan uji statistik disebabkan dibutuhkan bayi dalam proses menyusu (Musoke,
karena tidak ditemukannya kejadian tersedak baik 1990 dalam Dowling & Thanatterakul, 2001).
pada kelompok intervensi 1 maupun kelompok Pemberian nutrisi yang efektif akan menunjang
intervensi 2. Hasil penelitian ini dapat dipengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta dapat
oleh ketrampilan perawat dalam pemberian minum mempercepat pemulihan apabila bayi sakit,
pada bayi baru lahir dengan menggunakan sendok sehingga pemberian minum yang efektif memegang
dan cawan. Sebelum intervensi pemberian minum peranan yang penting. Efektif mengandung
dilakukan, peneliti telah melakukan apersepsi pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna
dengan perawat Ruang Perinatologi tentang cara jika dipakai pada sasaran yang tepat (Rahayu,
pemberian minum dengan cawan dan sendok 2007), sedangkan efektivitas berhubungan dengan
menurut Depkes (2010). pencapaian keluaran tertentu yang memberikan
Hasil penelitian tidak ditemukan adanya kejadian gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik
tersedak. Hal tersebut disebabkan oleh pelaksanaan secara kualitas dan rentang waktu (Baskoro, 2000
intervensi pemberian minum dengan menggunakan dalam Tjiptoherijanto & Nagib, 2008). Efektivitas
sendok dan cawan dilakukan oleh tenaga yang minum pada penelitian ini dihubungkan dengan
terampil. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lang volume yang diminum dan waktu yang dibutuhkan
(1994 dalam Abouelfettoh, Dowling, Dabash, oleh bayi baru lahir untuk minumHasil penelitian
Elguindy & Seoud, 2008) bahwa jika teknik terhadap efektivitas minum selama pemberian
pemberian minum dengan cawan atau sendok minum dengan cawan dan sendok di RSUP Dr.
dilakukan dengan tidak tepat, yaitu susu dituangkan Soeradji Tirtonegoro Klaten diketahui bahwa rerata
ke dalam mulut bayi, maka dapat menimbulkan efektivitas minum pada kelompok intervensi cawan
resiko aspirasi. Pemberian minum dengan cawan (0,28 ml/detik ± 0,12 ml/detik) lebih efektif dari
dan sendok juga dapat dilakukan oleh ibu di rumah rerata efektivitas minum pada kelompok intervensi
ketika pulang dari Rumah Sakit. Sebelum pulang sendok (0,11 ml/detik ± 0,04 ml/detik). Hasil uji
Vol. 3 Nomor 3 September 2013 – Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

statistik pooled t test terhadap efektivitas minum atau cawan karena pada kedua metode tersebut,
dengan menggunakan cawan dan sendok pada bayi dijumpai adanya tumpahan saat pemberian minum.
baru lahir di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Pada pemberian minum dengan menggunakan
diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sendok, dianjurkan untuk menambahkan 1,68 ml
rata-rata efektivitas minum antara kelompok dan 2,56 ml pada pemberian minum dengan
intervensi 1 (pemberian minum dengan menggunakan cawan.
menggunakan sendok) dan kelompok intervensi 2 1.2 Keilmuan dan Pendidikan dan
(pemberian minum dengan menggunakan cawan) Keperawatan
dengan nilai p=0,000 dan α= 0,05. Dari hasil Penelitian ini bermanfaat untuk perkembangan
penelitian dapat diketahui bahwa pemberian minum ilmu keperawatan anak khususnya dalam
dengan menggunakan cawan lebih efektif dibanding mengembangkan teori tentang pemberian minum
sendok karena pada kelompok intervensi cawan, pada bayi baru lahir di tatanan pelayanan
volume ASI/PASI yang dapat dikonsumsi bayi kesehatan. Proses belajar mengajar di tingkat
adalah sebesar 0,28 ml per detik. spesialis dapat menggunakan hasil penelitian ini
1. Implikasi Hasil Penelitian dalam melatih mahasiswa spesialis melakukan
4.1 Pelayanan Keperawatan di Rumah sakit pemenuhan kebutuhan nutrisi terutama pada bayi
Penelitian memberikan kontribusi pada perawat baru lahir yang karena alasan tertentu belum bisa
untuk menjalankan perannya sebagai menyusu langsung pada payudara ibu. Kemampuan
pemberi asuhan, dimana perawat mampu yang dilatihkan ke mahasiswa dapat berupa cara
melakukan pemberian minum pada bayi pemberian minum dengan menggunakan sendok
baru lahir baik dengan menggunakan sendok atau dan cawan yang sesuai dengan Standar Operasional
cawan sebagai metode alternatif jika ditemui Prosedur yang telah ditetapkan Rumah Sakit atau
adanya masalah menyusui baik pada ibu atau menurut Depkes tahun 2010 untuk meminimalkan
bayi. Selain itu peran perawat adalah sebagai kejadian tersedak saat pemberian minum.
pendidik, dimana perawat 1.3 Kepentingan Penelitian
memberikan edukasi dan dukungan terutama pada Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan
ibu bayi baru lahir untuk terus menyusui bayinya pelaksanaan penelitian di area yang sama dengan
walaupun bayi dan ibu mengalami masalah kriteria sampel yang berbeda yaitu pada bayi baru
menyusui. lahir dengan usia gestasional < 37 minggu sehingga
Hasil penelitian dapat memberikan gambaran dapat memberikan informasi yang lebih banyak
tentang metode alternatif yang lebih efektif dalam terkait pola variabilitas yang mungkin terjadi di usia
pemberian minum pada bayi baru lahir yaitu kehamilan yang berbeda atau pada berbagai tahap
pemberian minum dengan menggunakan cawan perkembangan setelah bayi disapih dari OGT ke
lebih efektif dari pada sendok. Oleh karena itu, oral feeding. Selain itu dapat dilakukan penelitian
penelitian ini dapat menjadi dasar bagi pihak lebih lanjut mengenai efektivitas sendok dan cawan
pelayanan keperawatan rumah sakit untuk dilihat dari tingkat stres bayi, perilaku bayi dan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. kepuasan perawat selama pemberian minum.
Hasil penelitian mendukung program Rumah Sakit 1.4 Masyarakat
Sayang Ibu dan Bayi karena tidak menggunakan Pemberian ASI perah dapat dilakukan oleh ibu
botol dalam pemberian minum pada bayi baru lahir. dirumah dengan menggunakan sendok dan cawan.
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
perawat terkait penambahan volume pada pemberian minum dengan menggunakan sendok
pemberian minum dengan menggunakan sendok
Vol. 3 Nomor 3 September 2013 – Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

dan cawan tidak ditemukan adanya kejadian c. Untuk Penelitian Lebih Lanjut
tersedak, sehingga sendok dan cawan merupakan Dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai
metode yang aman dalam pemberian minum. Selain efektivitas sendok dan cawan dilihat dari tingkat
itu penggunaan sendok dan cawan berdampak stres bayi, perilaku bayi dan kepuasan perawat
positif terhadap periode menyusui eksklusif. selama pemberian minum serta dapat dilakukan
Penggunaan sendok dan cawan tidak menyebabkan penelitian pada usia gestasional yang berbeda
adanya bingung puting seperti yang terjadi pada sehingga dapat memberikan informasi yang lebih
pemberian botol/dot sehingga sendok dan cawan banyak terkait pola variabilitas yang mungkin
dapat digunakan sebagai metode alternatif terjadi di usia kehamilan yang berbeda atau pada
pemberian minum pada ibu bekerja yang ingin berbagai tahap perkembangan setelah bayi disapih
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dari OGT ke oral feeding.
(Dowling & Thanattherakul, 2001). Pada penelitian Penelitian lebih lanjut tentang pemberian minum
ini ditemukan bahwa metode yang lebih efektif dengan sendok dan cawan pada bayi baru lahir
adalah dengan menggunakan cawan. dapat dilakukan setelah bayi melewati periode
transisi dari kehidupan di dalam dan di luar rahim,
KESIMPULAN
dengan harapan bayi baru lahir dapat beradaptasi
Ada perbedaan jumlah tumpahan, volume yang
dengan lingkungan yang baru yaitu di luar rahim.
dikonsumsi, waktu yang dibutuhkan, dan efektivitas
Selain itu, jika penelitian lebih lanjut ingin
minum dalam pemberian minum dengan
mengukur tentang jumlah tumpahan ASI/PASI,
menggunakan sendok dan cawan pada bayi baru
hendaknya pengalas misalnya tisu yang digunakan
lahir di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
sebagai tempat tumpahan ASI/PASI, dilakukan
Penelitian ini memberikan saran:
penimbangan pada setiap pengukuran, bukan hanya
a. Untuk Pelayanan Keperawatan
satu kali di awal, karena kemungkinan berat
Cawan dapat digunakan oleh perawat sebagai
masing-masing tisu berbeda-beda.
metode alternatif yang efektif dibanding sendok
dalam pemberian minum pada bayi baru lahir yang KEPUSTAKAAN
belum dapat menyusu langsung pada payudara ibu. Abouelfettoh, A.M., Dowling, D.A., Dabash, S.A.,
Cawan dapat digunakan sebagai metode alternatif Elguindy, S.R., & Seoud, I.A. (2008). Cup
versus bottle feeding for hospitalized late
dalam pemberian minum pada bayi baru lahir preterm infants in Egypt: a quasi-experimental
karena telah terbukti aman dengan tidak ditemukan study. International Breastfeeding Journal, 27,
1-11
kejadian tersedak selama penelitian dilakukan, jika Dowling, D.A., & Thanattherakul, W. (2001).
cara pemberiannya dilakukan dengan benar Nipple confusion, alternative feeding methods,
and breast-fedding supplementation: State of
b. Untuk Institusi Pendidikan the science. Newborn and Infant Nursing
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal untuk Reviews, 1, 217-223
Howard, C.R., Howard, F.M., Lanphear, B., Eberly,
para praktisi pendidikan agar dapat memasukkan S., deBlieck, E.A., Oakes, D., et al. (2003).
pemberian minum dengan menggunakan cawan Randomized clinical trial of pacifier use and
bottle-feeding or cupfeeding and their effect on
pada bayi baru lahir ke dalam kurikulum pendidikan breastfeeding. American Academy of
keperawatan, disampaikan dalam metode ceramah, Pediatrics, 111, 511-514
Rahayu, M. (2007). Bahasa indonesia di perguruan
dan praktek di laboratorium serta lapangan. Selain tinggi: Mata kuliah pengembangan
itu mahasiswa keperawatan bisa mendapatkan kepribadian. Jakarta: Grasindo
informasi mengenai metode alternatif yang efektif
dan aman yang dapat mendukung layanan
keperawatan.
Vol. 3 Nomor 3 September 2013 – Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 2088 - 8872

Anda mungkin juga menyukai