Anda di halaman 1dari 7

“DRY LAB” METODE SIMULASI LABORATORIUM MENGGUNAKAN

KOMPUTER PADA PRAKTIKUM SPIROMETRI

Ida Ayu Eka Widiastuti, Dian Puspita Sari, Ni Made Reditya Noviyani

ABSTRAK

Praktikum spirometri merupakan salah satu metode yang dipergunakan untuk menambah
pemahaman mahasiswa tentang fisiologi respirasi, yang dalam pelaksanaannya membutuhkan
beberapa persiapan, mulai dari peralatan sampai orang coba dengan persyaratan tertentu, yang
terkadang sulit terpenuhi sesuai dengan kriteria/kondisi yang diharapkan. Salah satu metode
praktikum yang berkembang saat ini adalah metode “dry lab,” yaitu metode yang memanfaatkan
perangkat lunak (software). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penggunaan metode dry lab dibandingkan metode konvensional serta untuk mengetahui tingkat
kepuasan mahasiswa terhadap metode dry lab.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan randomized


pretest and posttest group design. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah menempuh Blok VI (Sirkulasi dan
Distribusi) yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek penelitian berjumlah 60 orang, dibagi
dalam 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok 1 dan 2. Pada tahap I, kelompok 1 melakukan
praktikum spirometri dengan menggunakan metode dry lab dengan perangkat lunak PhysioEx
9.1 dan kelompok 2, menggunakan metode konvensional dengan alat spirometer digital. Pada
tahap II, dilakukan pertukaran, kelompok 1 melakukan praktikum konvensional dan kelompok 2
praktikum metode “dry lab”. Data, berupa nilai pretest dan posttest yang diperoleh pada tahap I
dianalisis dengan Uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Seluruh responden mengisi kuesioner
kepuasan terhadap metode “dry lab”.

Hasil penelitian diperoleh bahwa rerata beda nilai pretest dan posttest pada masing-masing
kelompok berbeda bermakna, (p < 0,05), dengan rerata peningkatan nilai pada kelompok 1
sebanyak 4,2 (75,9%) sedangkan pada kelompok 2 sebanyak 2,8 (40,7%). Tidak ada perbedaan
bermakna antara nilai kelompok perlakuan yang menggunakan metode dry lab dan nilai
kelompok perlakuan yang menggunakan metode konvensional (p > 0,05). Metode praktikum
spirometri dengan metode “dry lab” maupun metode konvensional meningkatkan capaian nilai
responden. Metode “dry lab” tidak lebih baik dalam meningkatkan capaian nilai dibandingkan
metode konvensional.

Kata Kunci: metode konvensional, metode dry lab, praktikum spirometri, kuesioner kepuasan
PENDAHULUAN METODE PENELITIAN
Bekerja dalam laboratorium Penelitian ini merupakan penelitian
(praktikum) merupakan bagian yang telah eksperimen dengan menggunakan rancangan
dipahami secara umum sebagai suatu randomized pretest and posttest group
metode pengajaran ilmu pengetahuan design. Subjek penelitian adalah mahasiswa
(Gallagher, 1987 dalam Kirschner and Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Huisman, 1998). Motivasi utama dalam Tahun Ajaran 2014/2015 yang telah
melaksanakan kegiatan praktikum menempuh Blok VI (Sirkulasi dan
berhubungan dengan struktur substantif dari Distribusi) yang memenuhi kriteria
suatu ilmu: mengilustrasikan teori, penelitian. Subjek penelitian berjumlah 60
mendapatkan pemahaman belajar yang lebih orang, dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu
baik, menterjemahkan wawasan secara teori kelompok 1 dan 2. Pada tahap I, kelompok
ke dalam fenomena yang sebenarnya. Ilmu 1, melakukan praktikum spirometri dengan
Fisiologi yang mempelajari fungsi di dalam menggunakan metode dry lab dengan
tubuh merupakan ilmu kedokteran dasar perangkat lunak PhysioEx 9.1 dan kelompok
yang menggunakan praktikum sebagai salah 2, menggunakan metode konvensional
satu metode pembelajarannya. dengan alat spirometer digital. Pada tahap II,
Dengan metode praktikum fisiologi dilakukan pertukaran, kelompok 1
konvensional, yang umum dilaksanakan saat melakukan praktikum konvensional dan
ini ada beberapa kendala yang dapat kelompok 2 praktikum metode “dry lab”.
dijumpai dalam pelaksanaannya. Beberapa Data yang diambil adalah nilai pretest dan
kendala yang mungkin dihadapi adalah posttest pada tahap I, dengan menggunakan
membutuhkan waktu yang lebih lama dalam Uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Setelah
persiapannya, bila menggunakan hewan menyelesaikan keseleruhan tahapan seluruh
coba, harus mencari atau membeli hewan responden mengisi kuesioner kepuasan
coba. Saat ini telah dikembangkan metode terhadap penggunaan metode dry lab.
praktikum non laboratorium (non‐
laboratory practicals) atau yang lebih HASIL
dikenal dengan ‘dry labs’. Metode ‘dry lab’ Hasil penelitian yang berupa nilai rerata
ini sangat baik diterapkan untuk membantu pretest dan posttest pada kedua kelompok,
siswa/mahasiswa mencapai kemampuan yaitu kelompok 1 yang melaksanakan
kognitif yang spesifik, seperti analisis, praktikum spirometri dengan metode dry lab
sintesis dan evaluasi, yang dibutuhkan untuk dan kelompok 2 yang melakukan praktikum
mempraktekkan suatu ilmu dan untuk dengan metode konvensional dibandingkan.
melakukan penelitian ilmiah (Kirschner and
Huisman, 2007). Salah satu media atau 1. Uji Rerata Beda Nilai Pretest dan
sarana yang dipergunakan dalam metode dry Posttest
lab ini adalah dengan menggunakan Untuk mengetahui perbedaan rerata
perangkat lunak (software). nilai pretest dan posttest pada masing-
masing kelompok digunakan uji
nonparametrik, yaitu Uji Wilcoxon, pada α =
0,05. Uji ini dipilih karena data tidak adalah sebanyak 4,2 (75,9%) sedangkan
normal. Hasil uji disajikan pada tabel 1. pada kelompok 2 sebanyak 2,8 (40,7%)

Tabel 1 2. Uji Komparasi Peningkatan Nilai


Uji Rerata Beda Nilai Pretest dan Posttest Setelah Praktikum
Kelompok Pretest Posttest Rerata P Untuk membandingkan efektivitas
Beda±SB
pemakaian metode dry lab dan konvensional
1 5,53 9,73 4,2±2,6 0.000
2 6,87 9,67 2,8±2,3 0.000 dalam praktikum spirometri terhadap yang
dilihat dari perbandingan nilai pre dan
Tabel 1 menunjukkan rerata beda posttest pada kedua kelompok perlakuan,
nilai pretest dan posttest pada masing- maka dilakukan uji nonparametrik Mann-
masing kelompok berbeda bermakna (p< Whitney, yang disajikan dalam tabel 2
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan berikut ini.
bahwa praktikum spirometri dengan
menggunakan metode dry lab maupun Tabel 2
konvensional dapat meningkatkan atau n
Kelompok Rerata±SB p
memperbaiki nilai secara signifikan. (orang)
Untuk mengetahui gambaran 1 30 4,2±2,6
0,720
2 30 2,8±2,3
peningkatan nilai pretest dan posttest pada
masing-masing kelompok, dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil analisis dengan
gambar 1 berikut.
menggunakan Uji Mann-Whitney, seperti
pada tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa
nilai p>0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara
nilai kelompok perlakuan yang
menggunakan metode dry lab dan nilai
kelompok perlakuan yang menggunakan
metode konvensional.

3. Analisis Kuesioner
Kuesioner kepuasan terhadap
Gambar 1 Grafik Nilai Pretest dan penggunaan metode dry lab untuk
Posttest praktikum spirometri terdiri dari 13
Berdasarkan gambar 1 di atas dapat pertanyaan, yang dikelompokkan menjadi 4
dilihat bahwa ada perbedaan peningkatan (empat) aspek penilaian, yaitu (1) efektivitas
nilai pada kedua kelompok perlakuan. metode, yang terwakili dari pertanyaan
Rerata peningkatan nilai pada kelompok 1 kuesioner no.1-5, (2) peningkatan
(metode dry lab) lebih besar daripada pemahaman tentang fisiologi respirasi, yang
kelompok 2 (metode konvensional). Pada terwakili dari pertanyaan no. 6-10, (3)
kelompok 1 rerata peningkatan nilainya motivasi belajar fisiologi, terwakili dari
pertanyaan no. 11, dan (4) kesimpulan 59,2% setuju dan 16,65% menyatakan tidak
responden terhadap metode dry lab, yang setuju jika dikatakan metode ini cocok
terwakili dari dua pertanyaan terakhir, yaitu diterapkan untuk praktikum spirometri dan
pertanyaan no. 12 dan 13. lebih baik dibandingkan metode
Berdasarkan rerata jawaban konvensional.
responden untuk aspek pertama, maka
didapatkan hasil sangat setuju (35,34%), PEMBAHASAN
setuju (61%) dan tidak setuju (3,66%). Dari Subjek penelitian ini adalah
hasil kuesioner yang diperoleh terhadap mahasiswa angkatan 2014 yang telah
aspek pertama yang menilai efektivitas dari menempuh blok VI (Blok Sirkulasi dan
metode dry lab untuk praktikum spirometri, Distribusi). Pada blok VI mahasiswa
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar diberikan materi tentang fisiologi respirasi
responden setuju jika metode dry lab yang diberikan melalui metode kuliah, dan
merupakan metode yang efektif digunakan tutorial. Subjek penelitian berjumlah 60
untuk praktikum spirometri. orang, terbagi dalam 2 kelompok sama
Berdasarkan rerata jawaban banyak, yaitu 30 orang, kelompok 1,
responden untuk aspek kedua, diperoleh melakukan praktikum spirometri dengan
hasil sangat setuju (36,34%), setuju (61%) metode dry lab dan kelompok 2, praktikum
dan tidak setuju (2,66%). Dari hasil spirometri dengan metode konvensional,
pengisian kuesioner terhadap aspek kedua menggunakan alat spirometer digital.
yang menilai peningkatan pemahaman Efektivitas masing-masing metode dinilai
responden tentang fisiologi respirasi, dapat dari nilai pretest dan posttest yang dicapai
ditarik kesimpulan bahwa hampir seluruh responden.
responden setuju jika metode dry lab dapat Rerata nilai pretest pada kelompok 1
meningkatkan pemahaman responden adalah 5,53, sedikit lebih kecil jika
tentang fisiologi respirasi. dibandingkan dengan nilai pretest kelompok
Berdasarkan jawaban responden 2, yaitu 6,87. Rerata nilai posttest hampir
untuk aspek ketiga yang hanya diwakili oleh sama antara 2 kelompok, masing-masing
sebuah pertanyaan, didapatkan hasil sangat 9,73 untuk kelompok 1, dan 9,67 untuk
setuju (28,3%), setuju (68,4%) dan tidak kelompok 2. Setelah dilakukan Uji Wilcoxon
setuju (3,3%). Dari hasil yang diperoleh untuk menilai signifikansi peningkatan nilai
terhadap aspek ketiga yang menilai motivasi pada kedua kelompok, didapatkan hasil p<
responden belajar fisiologi, maka 0,05, sehingga disimpulkan terdapat
disimpulkan bahwa sebagian besar perbedaan yang bermakna antara nilai
responden sependapat bahwa metode dry pretest dengan posttest untuk tiap-tiap
lab mampu memotivasi mahasiswa belajar kelompok perlakuan.
fisiologi. Praktikum merupakan bagian yang
Aspek keempat yang diwakili oleh 2 telah dipahami secara umum sebagai suatu
pertanyaan terakhir, yang menilai metode pengajaran ilmu pengetahuan
kesimpulan responden terhadap metode dry (Gallagher, 1987 dalam Kirschner and
lab, didapatkan hasil 23,35% sangat setuju, Huisman, 1998). Kegiatan di laboratorium
akan memberikan pemahaman yang lebih FVC untuk menilai atau memberikan
dalam terhadap ilmu pengetahuan, di interpretasi kondisi orang yang diperiksa.
samping dapat meningkatkan partisipasi Pada metode ini mahasiswa dapat terlibat
aktif serta mengembangkan kemampuan langsung dalam proses pengukuran dan
berpikir kritis para peserta didik (Omosewo, pengambilan data riil dari probandus. Pada
2004). metode dry lab yang memanfaatkan
Pada uji komparasi terhadap rerata perangkat lunak (software), dalam penelitian
beda nilai antara kelompok 1 dan 2 dengan ini menggunakan PhysioEx 9.1, mahasiswa
menggunakan Uji Mann-Whitney, diperoleh berhadapan dengan serangkaian tahapan,
nilai p>0,05 (p=0,72). Hal ini mulai dari penayangan tujuan pembelajaran
menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan praktikum, teori singkat, kuis sebelum
bermakna antara nilai kelompok perlakuan 1 praktikum, kegiatan praktikum, dan ditutup
yang menggunakan metode dry lab dan nilai dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang
kelompok perlakuan 2 yang menggunakan berkaitan dengan materi praktikum. Pada
metode konvensional. kedua metode tersebut, mahasiswa
Pendekatan yang umum memperdalam serta mengaplikasikan teori
dipergunakan dalam mempelajari fisiologi yang telah mereka pelajari sebelumnya.
manusia adalah dengan mempelajari teori, Kemampuan menganalisis dan mensintesis
dilengkapi dengan praktikum sederhana dapat dilakukan pada kedua metode
(Kokalari, Karaja, and Guerrisi, 2012). praktikum.
Kegiatan dalam praktikum diharapkan dapat Kepuasan responden terhadap
mengilustrasikan konsep-konsep atau metode dry lab dinilai melalui jawaban
pemahaman yang dipelajari sebelumnya dan responden terhadap 13 buah pertanyaan,
menambah komponen pembelajaran aktif yang dibagi menjadi 4 aspek penilaian, yaitu
terhadap suatu materi tertentu (Ra’anan, pertanyaan 1-5 untuk menilai aspek
2005). Melalui kegiatan praktikum, seorang efektivitas metode dry lab, 5-10 untuk
mahasiswa memiliki kesempatan untuk menilai peningkatan pemahaman responden
mendiskusikan, mencari alasan dan tentang fisiologi respirasi, pertanyaan 11
membandingkan apa yang telah mereka untuk menilai apakah metode ini mampu
kerjakan dengan mahasiswa lainnya. Media memotivasi responden dalam belajar
elektronik interaktif, juga diperlukan untuk fisiologi serta pertanyaan nomor 12 dan 13
mencapai kompetensi ini. untuk menilai pendapat akhir responden
Pada praktikum spirometri terhadap metode dry lab.
menggunakan metode konvensional dengan Dari rerata jawaban responden untuk
menggunakan spirometer digital, dibutuhkan masing-masing aspek penilaian, terlihat
probandus untuk memperoleh nilai dari responden sebagian besar setuju jika dry lab
variabel-variabel pemeriksaan fungsi merupakan metode yang efektif untuk
respirasi, yaitu volume pernapasan, yang praktikum spirometri, pemahaman
terdiri dari nilai FVC (Forced Vital responden terhadap materi fisiologi respirasi
Capacity), FEV1 (Forced Expiratory Volume menjadi lebih baik, responden termotivasi
in one second), serta rasio antara FEV1 dan lebih baik untuk belajar fisiologi respirasi
dan metode ini cocok digunakan untuk sedangkan dengan metode
praktikum spirometri serta lebih baik konvensional 2,8 (40,7%).
dibandingkan dengan metode konvensional. 2. Tidak ada perbedaan bermakna
Metode praktikum non laboratorium antara nilai kelompok perlakuan 1
(non‐laboratory practicals) atau yang lebih yang menggunakan metode dry lab
dikenal dengan ‘dry lab’, merupakan metode dan nilai kelompok perlakuan 2 yang
praktikum yang sangat baik diterapkan menggunakan metode konvensional.
untuk membantu siswa/mahasiswa 3. Berdasarkan analisis kuesioner
mencapai kemampuan kognitif yang bahwa praktikum spirometri dengan
spesifik, seperti analisis, sintesis dan metode dry lab dinilai lebih efektif,
evaluasi, yang dibutuhkan untuk lebih meningkatkan pemahaman
mempraktekkan suatu ilmu dan untuk tentang fisiologi respirasi,
melakukan penelitian ilmiah (Kirschner and meningkatkan motivasi belajar
Huisman, 2007). Dengan desain dan kreasi fisiologi serta lebih baik
yang tepat, metode ini juga meningkatkan dibandingkan metode konvensional.
pencapaian mahasiswa. Mahasiswa dapat
terlibat dalam belajar berdasar pertanyaan, DAFTAR PUSTAKA
memformulasikan dan menguji hipotesis Abrahams, I and Millar, R., 2008. Does
(Bartocci et al, 2011 dalam Lewis, 2014), Practical Work Really Work? A study
of the effectiveness of practical work
fokus pada pengumpulan data, analisis dan
as a teaching and learning method in
interpretasi (Grisham, 2009; Macaulay et al, school. International Journal of
2009 dalam Lewis, 2014). Penggunaan Science Education, [online] Available
metode dengan menggunakan komputer, at:
baik memiliki berbagai keunggulan, di http://www.tandfonline.com/doi/abs/10
antaranya berkenaan dengan logistik, .1080/09500690701749305#.VRULm
pembiayaan, dan ketersediaan/efisiensi 46pU04 [Accessed 28 March 2015].
waktu (Kingsbury and Haberstroh, 2009).
Hal ini juga sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kokalari,
Keraja dan Guerrisi yang menyimpulkan
bahwa simulasi dengan komputer
memberikan manfaat yang besar dan efektif
dalam mempelajari fisiologi sistem
kardiovaskular (Kokalari, Karaja, and
Guerrisi, 2012).
SIMPULAN
1. Praktikum spirometri dengan metode
dry lab meningkatkan capaian nilai
responden sebesar 4,2 (75,9%)
Balkanci, Z.D. and Pehlivanoglu, B., 2008. Lewis, D.I., 2014. The pedagogical benefits
An overview of undergraduate and pitfalls of virtual tools for
physiology education in Turkish teaching and learning laboratory
medical faculties. American practices in the Bioogical Sciences.
Physiological Society, [online] The Higher Education Academy
Available at: University of Leeds, [online] Available
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ at: https://www.heacademy.ac.uk/
19047511 [Accessed 28 March 2015]. [Accessed 2 April 2015].
John, L.J., 2013. A review of computer Nageswari K S, Devi M S, and Sharma R.,
assisted learning in medical 2007. Simulation of physiology
undergraduates. Journal of experiments an alternative to animal
Pharmacology and use. Indian Journal Physiology and
Pharmacotherapeutics, [online] Pharmacology, [online] Available at:
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic 18476389 [Accessed 28 March 2015].
les/PMC3669587/ [Accessed 25 Omosewo E.O., 2004. Laboratory based
March 2015]. teaching method: application to
Kingsbury, J and Haberstroh, P., Use of science, engineering, agriculture and
Virtual Anatomy and Physiology health sciences. University of Science
Laboratory Exercises: Evaluation of education, University of Ilorin,
Student Learning. The FASEB Journal, [online] Available at:
[online] Available at: https://www.unilorin.edu.ng/publicatio
http://www.fasebj.org/cgi/content/m ns/omosewo/LABORATORY
eeting_abstract/23/1_MeetingAbstra %20BASED%20TEACHING
cts/463.1 [Accessed 25 March 2015]. %20METHOD.htm [Accessed 28
Kirschner, P and Huisman, W., 1998. Dry March 2015].
laboratories in science education: Ra’anan, A.W., 2005. The evolving role of
computer-based practical work. animal laboratories in physiology
International Journal of Science instruction. American Physiological
Education, [online] Available at: Society, [online] Available at:
http://dspace.library.uu.nl/handle/1 http://advan.physiology.org/content/29
874/16974 [Accessed 2 April 2015]. /3/144 [Accesed 2 April 2015].
Kokalari I, Karaja T, and Guerrisi M., 2012. Shore N, Khawar S, Qutam M, Ayub M.,
Practically oriented teaching of 2013. Animal laboratory, interactive
cardiovascular physiology with and computer based learning, in
computer simulations of mathematical enhancing basic concepts in
models. Advanced Research in physiology: an outlook of 481
Scientific Areas, [online] Available at: undergraduate medical students.
http://www.arsa-conf.com [Accessed 2 Journal Ayub Med Coll Abbottabad,
April 2015] [online] Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
25098055 [Accessed 2 April 2015].

Anda mungkin juga menyukai