Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJASAMA PEMASANGAN SYSTEM GATE RFID

Pada hari ........, tanggal........, bertempat di......., telah disepakati suatu


Perjanjian Kerja Sama oleh dan di antara Para Pihak yang tersebut di bawah ini:
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama .................... yang selanjutnya
dalam Perjanjian ini disebut sebagai Pihak Pertama.

Nama :
Jabatan :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Atikah Consultant &
Management Parking yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut
sebagai Pihak Kedua, Kedua belah pihak sepakat dan mengikatkan diri
dalam Perjanjian Kerja Sama Maintenance Parking System RFID ini dengan
syarat-syarat dan ketentuan berikut :

Pasal 1 : Definisi
Yang dimaksudkan dengan perjanjian pemasangan & maintenance system
gate RFID dalam perjanjian ini adalah Pihak Kedua sebagai pihak yang
melakukan pekerjaan telah mengikatkan diri untuk melaksakan pekerjaan
pemasangan alat gate RFID pada lahan milik Pihak Pertama dengan menerima
suatu harga yang telah disepakati.

Pasal 2 : Lingkup Pekerjaan


Pihak Kedua menyetujui untuk melakukan pemasangan sistem gate RFID,
CCTV pin hole dan CCTV Area pada lahan Pihak Pertama, dan Pihak Pertama
menyetujui dengan menerima pekerjaan pemasangan tersebut dilakukan
oleh pihak kedua.
Pasal 3 : Penyediaan Barang
Seluruh barang-barang material yang diperlukan dalam pemasangan alat
tersebut sepenuhnya disediakan oleh Pihak kedua berikut pekerjaan
pemasangan sesuai dengan denah yang telah ditetapkan.

Pasal 4 : Harga
Jumlah harga total untuk pekerjaan sebagaimana disebut pada pasal
2 adalah Rp 44.450.000,- (Empat puluh empat juta empat ratus lima
puluh ribu rupiah) yang dapat dilihat rincian nya dalam RAB yang pihak
kedua ajukan.

Pasal 5 : Pelaksanaan pekerjaan


1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pihak pertama dan pihak kedua wajib
mengadakan pertemuan untuk menyepakati peletakan alat sesuai
kebutuhan di lahan tersebut (shop drawing) sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
2. Pihak Kedua menyatakan sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut
dalam waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak perjanjian ini di tanda
tangani , dan akan berakhir sesuai kesepakatan tanggal yang disepakati
bersama.

Pasal 6 : Pengawasan

1. Selama dalam proses pelaksanaan pekerjaan, Pihak Pertama akan


menempatkan wakilnya untuk memeriksa dan mengawasi seluruh
proses pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang telah
disepakati.
2. Jika Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerja ini menyimpang dari
perjanjian, wakil Pihak Pertama berhak menghentikan dan atau
membongkar pekerjaan yang sudah dilakukan oleh Pihak Kedua atas
biaya Pihak Kedua.
Pasal 7 : Pengamanan dan Pemeliharaan barang
1. Selama dalam proses pengerjaan, seluruh material yang telah dibawa
oleh Pihak kedua, baik yang sudah dipasang maupun yang belum
dipasang menjadi tanggungjawab wakil Pihak Kedua yang berada di
lokasi.
2. Apabila barang-barang material tersebut hilang atau rusak (sebelum
pengerjaan finish/bast), maka Pihak pertama wajib menggantinya
dengan material yang sama seperti material yang telah dibawa oleh
Pihak kedua.

Pasal 8 : Perubahan

1. Apabila terjadi perubahan-perubahan baik berupa penambahan atau


pengurangan pekerjaan, maka Pihak Kedua akan melaksanakan
perubahan tersebut sesudah mendapat instruksi tertulis dari Pihak
Pertama.
2. Apabila akibat perubahan-perubahan pekerjaan tersebut akan
menambah biaya pengerjaan pada Pihak Kedua, maka seluruh biaya
tambahan tersebut akan ditanggung oleh Pihak Pertama

Pasal 9 : Sistem pembayaran


1. Pembayaran tahap pertama sebesar 70% atau senilai
Rp 31.115.000 (Tiga puluh satu juta seratus lima belas ribu rupiah)
Dilakukan pada saat perjanjian ini ditandatangani.
2. Pembayaran sisanya sebesar 30% atau senilai Rp 13.335.000 (Tiga
belas juta tiga ratus tiga puluh lima ribu rupiah) dilakukan saat
pekerjaan ON SITE / BAST.
Pasal 10 : Perawatan/Maintenance
1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat bahwa jangka waktu garansi
atas pekerjaan tersebut adalah 12 (dua belas) bulan.
2. Pihak Kedua bersedia mengganti dan atau memperbaiki seluruh
kerusakan selama masa garansi yang diakibatkan oleh kesalahan
pemasangan atas biaya Pihak Kedua sendiri kecuali jika kerusakan
tersebut akibat kesalahan supervisi atau instruksi yang diberikan oleh
wakil Pihak Pertama
3. Pihak kedua tidak bertanggung jawab atas kerusakan dikarenakan
bencana alam, banjir, konselete, petir dan kerusakan disengaja maupun
tidak disengaja yang dilakukan oleh pihak luar/ketiga (seperti : alat
tertabrak kendaraan bermotor dsb).
4. Jadwal kontroling alat oleh team tekhnisi pihak kedua dilakukan sesuai
persetujuan pihak pertama(hardware/sofware).
5. Kontrol bulanan dilakukan setiap awal bulan dengan biaya per sekali
kunjungan sebesar Rp 250.000/kunjungan.
6. Kunjungan yang dilakukan team tekhnisi pihak kedua yang bersifat
urgent atas ON CALL dari wakil pihak pertama akan kena biaya sendiri
diluar dari biaya maintenence yang sudah di sepakati.(by case)
7. Biaya maintenance per tahun sebesar Rp 2.500.000 dibayarkan saat alat
ON SITE / ready to use. (12 kunjungan)
8. Pihak pertama wajib memilih skema pembayaran maintenance (no.5
atau no. 7)
9. Pihak kedua akan memantau operasional di bulan pertama secara
berkala per minggunya dengan diketahui dan di izinkan oleh pihak
pertama.
10. Pihak Kedua Berkewajiban penuh dalam hal perawatan support dan
menyediakan semua fasilitas yang diperlukan Pihak Pertama untuk
menjalankan operasional dalam bentuk support training panduan.
11. Pihak Kedua bertanggung jawab atas kelancaran System alat dan
Tanggung jawab ini berupa bantuan (support)
12. pemecahan masalah yang terjadi, yang berupa : Help Desk, Data
Support dan kunjungan langsung.
13. Pihak Kedua bersedia melayani pertanyaan atau permintaan
penjelasan dari Pihak Pertama baik melalui telepon maupun tatap
langsung.
14. Jika penanganan masalah melalui telepon tidak berhasil, maka Pihak
Keduadengan persetujuan dari Pihak Pertama dapat meminta data-data
yang diperlukan Pihak Kedua.
15. Jika penanganan masalah melalui telepon atau support tidak berhasil,
maka Pihak Kedua wajib melakukan kunjungan penanganan masalah
ke Pihak Pertama dalam waktu 1 x 24 jam.

Pasal 11 : Force Majeure


1. Terhadap pembatalan akibat Force Majeure, Pihak PerTama dan Pihak
Kedua akan berunding lagi.
2. Force Majeure yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah suatu
keadaan memaksa di luar batas kemampuan kedua belah pihak
yang dapat mengganggu bahkan gagal terlaksananya perjanjian ini
seperti bencana alam, epidemik, peperangan, pemogokan, sabotase,
pemberontakan masyarakat, blokade, kebijaksanaan pemerintah
khususnya di bidang moneter, kecelakaan atau keterlambatan yang
disebabkan karena keadaan di luar kemampuan manusia

Pasal 12 : Penutup

Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani Pihak Pertama dan Pihak
Kedua yang dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi meterai
secukupnya dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama;
dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan dalam keadaan
sehat jasmani dan rohani.

Anda mungkin juga menyukai