k3rs 2 Langkah Budaya Yang Benar
k3rs 2 Langkah Budaya Yang Benar
Monikanaulia2@gmail.com
Abstrak
Latar belakang : Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis
obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup
besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Artinya
kesalahan medis didefinisikan sebagai: sLuatu Kegagalan tindakan medis yang telah
direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan)
atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan).
Tujuan : untuk mengetahui langkah-langkah menuju budaya keselamatan pasien. Metode :
metode yang digunakan adalah literature review. Hasil : Kesalahan yang terjadi dalam proses
asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Pembahasan :
Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan
diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang
sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi. Penutup :
Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha
mengurangi medical error sebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka
dikembangkan system Patient Safety yang dirancang mampu menjawab permasalahan yang
ada.
Salah satu system di Rumah Sakit adalah keselamatan pasien, yang bertujuan untuk membuat
asuhan di rumah sakit lebih aman. Artinya saat melakukan asuhan keperawatan juga
sebaiknya perawat harus selalu memperhatikan keselamatan pasien yang akan ia lakukan
asuhan keperawatan dengan begitu barulah dikatakan pekerjaan yang dilakukan perawat saat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di rumah sakit sudah baik dan benar. Ada
beberapa standar keselamatan pasien yang harus diperhatikan oleh sorang perawat pada saat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di rumah sakit. Setiap perawat, haruslah
selalu memperhatikan keselamatan pasien karena itu juga merupakan sebagian dari hal
penting pada saat ia melakukan asuhan keperawatan.
Tujuan
Untuk mengetahui Langkah- Langkah Menuju Budaya Keselamatan Pasien dan dapat
menerapkannya dengan baik dan benar.
Metode
Hasil
Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien mungkin membutuhkan langkah-
langkah yang agak kompleks. Tetapi dengan memecah kompleksitas ini dan membuat
langkah-langkah yang lebih mudah mungkin akan memberikan peningkatan yang lebih nyata.
Belajar dari pengalaman, meskipun itu sesuatu yang salah adalah pengalaman yang berharga.
Koordinator patient safetydan manajer RS harus membuat budaya yang mendorong pelaporan.
Mencatat tindakan-tindakan yang membahayakan pasien sama pentingnya dengan mencatat
tindakan-tindakan yang menyelamatkan pasien. Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden
yang terjadi bisa menjadi pembelajaran bagi semua staf.
Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan mengikuti
perkembangan kualitas dari waktu ke waktu. Misalnya saja data mortalitas. Dengan perubahan
data mortalitas dari tahun ke tahun, klinisi dan manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari
penerapan patient safety.
Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual. Pengembangan hanya bisa
terjadi jika ada sistem pendukung yang adekuat. Staf juga harus dilatih dan didorong untuk
melakukan peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien. Tetapi jika
pendekatan patient safety tidak diintegrasikan secara utuh kedalam sistem yang berlaku di RS,
maka peningkatan yang terjadi hanya akan bersifat sementara.
Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan metodologi, sistem
berfikir, dan implementasi program. Pemimpin sebagai pengarah jalannya program disini
memegang peranan kunci. Di Inggris, pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien sudah dimasukkan ke dalam kurikulum kedokteran dan keperawatan,
sehingga diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah menjadi bagian dalam budaya kerja.
Keterlibatan pasien dalam pengembangan patient safety terbukti dapat memberikan pengaruh
yang positif. Perannya saat ini mungkin masih kecil, tetapi akan terus berkembang.
Dimasukkannya perwakilan masyarakat umum dalam komite keselamatan pasien adalah salah
satu bentuk kontribusi aktif dari masyarakat (pasien). Secara sederhana pasien bisa diarahkan
untuk menjawab ketiga pertanyaan berikut: apa masalahnya? Apa yang bisa kubantu? Apa
yang tidak boleh kukerjakan?
Kesimpulan
Pemerintah lebih memperhatikan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan aman dengan mengeluarkan dan
memperbaiki aturan mengenai keselamatan pasien yang mengacu pada perkembangan
keselamatan pasien (patient safety) internasional yang disesuaikan dengan kondisi yang ada di
Indonesia.
Referensi
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Firawati, dkk. (2012). Pelaksanaan program keselamatan pasien di RSUD solok. Jurnal
kesehatan masyarakat .Vol. 6 No. 2.
H Simamora Roymond. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan Indentifikasi Pasien. Uwais Inspirasi
Indonesia
H Simamora Roymond., Fathi Achmad. (2019). The Influence of Training Handover based
SBAR Communication for Improving Patients Safety. Indian Journal of Public Health
Research & Development. 9. 1280-1285
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah
Sakit. Jakarta.
Potter dan Perry. (2010). Fundamental Keperawatan (Ed.7). Jakarta: Salemba Medika.
Rifai, Fridayanti, dkk. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi Kesehatan
Pasien di RSUD Ajjappannge Soppeng tahun 2015. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia,
vol.5. 152-157.
Rutami & Setiawan. (2012). Pelaksanaan Proses Pengkajian Keperawatan Di Ruang Rawat
Inap RSUP Adam Malik Medan. Jurnal Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar Keselamatan Pasien Melalui Timbang Terima Pasien
Berbasis Komunikasi Efektif: SBAR.
Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit.
Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University,
Indonesia