DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 BATANG ANAI
Alamat : Jl. Dwi Warna No. 59 Pasar Usang. Telepon/Fax: (0751)471111
E-mail : office@sma1batanganai.sch.id Website : smanbatanganai.sch.id
A. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa
antara lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discoveri Learning studi
literature peserta didik mampu Menganalisis pemberontakan PKI Madiun 1948 Menganalisis
pemberontakan DI/TII Menganalisis pemberontakan APRA Menganalisis pemberontakan Andi
Aziz Menganalisis pemberontakan RMS Menganalisis pemberontakan PRRI Menganalisis
pemberontakan Permesta Menganalisis pemberontakan G 30 S/PKI dengan rasa rasa ingin
tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri
dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif),
serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik.
C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan pembukaan dengan guru memberikan salam, mengecek kehadiran peserta didik,
pembuka, dengan menyruh ketua kelas memimpin doa, dan berdoa bersama
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini diawal tahun pelajaran
Menyampaikan kompetensi yang akan di pelajari dan dicapai serta di kembmagkan
Apersepsi materi yang akan disampaikan
KEGIATAN INTI
Orientasi Guru merumuskan masalah tentang Upaya bangsa Indonesia dalam
masalah menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa (PKI Madiun 1948, DI/TII,
APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI)
Merumus Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan Upaya
kan masalah bangsa Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Mengajukan Peserta didik merumuskan hipotesis sementara tentang Upaya bangsa
hipotesis Indonesia dalam menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
Mengumpulkan Peserta didik dibagi beberapa kelompok bergabung dalam delapan
informasi kelompok
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah diidentifikasi secara kelompok melalui berbagai
macam sumber yang terkait dengan tugas sebagai berikut :
untuk kelompok 1,2 3 dan 4 membahas tentang :
pemberontakan PKI Madiun 1948
pemberontakan DI/TII
pemberontakan APRA
pemberontakan Andi Aziz
Menguji Peserta didik menganalisis informasi dari bacaan berbagai buku sumber
hipotesis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah ditugaskan
Mendiskusikan hasil pengolahan data dan memverikasi hasil
pengolahan dengan data-data pada sumber terkait materi yang disajikan
a. Guru dan siswa sama-sama menyimpulkan dari keseluruhan materi upaya bangsa Indonesia
dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan
pemberontakan
b. Guru memberikan pertanyaan tulisan (terlampir)
c. Guru memberikan evaluasi berupa post test secara acak
d. Guru membimbing peserta didik agar dapat mengambil nilai moral pelajaran dari
pembelajaran hari ini
e. Guru bersama peserta didik merefleksi pembelajaran
f. Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya
g. Guru mengucapkan salam
Lampiran
1. Bahan ajar
2. Evaluasi / Penilaian
3. Program Remedial / Pengayaan
Lampiran
1. Bahan ajar
PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN DALAM NEGERI
Kabinet Ali Sastroamidjojo mengeluarkan Undang Undang No. 1 tahun 1957 yang mengatur
tentang Pokok-Pokok Pemerintahan daerah, dimana didalamnya diatur pembagian kekuasaan dan
keuangan pusat dengan daerah.Pada tanggal 9 April 1957 Kabinet Karya pimpinan Perdana Menteri
Djuanda menggantikan Kabinet Ali Sastroadmijojo II. Kabinet ini secara teoritis bersifat non partai,
namun pada hakikatnya kabinet ini merupakan koalisi antara PNI dan NU.Pada bulan Mei 1957
dibentuklah Dewan Nasional yang terdiri dari 41 wakil golongan fungsionalpemuda, kaum petani,
kaum buruh, kaum wanita, para cendekiawan, pemuka agama, kelompok-kelompok daerah dan lain-
lain] di tambah beberapa anggota ex officio. Dewan Nasional ini langsung dipimpin oleh Presiden
Soekarno, sedangkan pelaksana harian adalah wakil ketuanya Ruslan Abdulgani. Kalangan militer
berusaha menjamin bahwa cara-cara baru yang bersandar pada golongan golongan fungsional yang
berafiliasi dengan partai-partai. Kabinet menjalin hubngan dengan dewan dewan militer daerah yang
telah mengambil alih kekuasaan di daerah daerahnya, bahkan memberi mereka beberapa dana dengan
kedok pembangunan daerah.
Pada tanggal 10 – 14 September 1957 Kabinet Djuanda mengadakan musyawarah nasional di
Jakarta. Ada harapan bahwa musyawarah nasional yang pertama ini akan membawa hasil tentang cara
cara pemecahan riil maslah perimbangan keuangan pusat dan daerah yang dirasakan selama itu tidak
adil. Para wakil dari dewan dewan daerah tampaknya bersedia bekerjasama, tetapi setiap kali
pertemuan selalu tidak mencapai tujuan (selalu menemui jaklan buntu). Pada masa pemerintahan
kabinet ini hubungan pemerintah pusat dengan daerah semakin tidak harmonis. Hal ini terlihat dari
mumculnya berbagai pergolakan di berbagai daerah yang berhubungan dengan perimbangan
perekonomian pusat dengan daerah. Adanya konsepsi presiden tentang Konsep Ekonomi Nasional
menambah ketegangan di daerah. Perkembangan yang terjadi sangat tidak menguntungkan pemerintah
RI. Pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat yang berpokok pada masalah
ekonomi dan perimbangan keuangan Pusat dan daerah makin lama makin meningkat.
A. Peristiwa Madiun/PKI dan cara yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangannya dan
konflik-konflik internal lainnya
Perundingan Renville yang sangat merugikan bangsa Indonesia, akhirnya membawa korban,
yaitu dengan dibubarkannya kabinet Amir Syarifudin dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Selanjutnya
Amir Syarifudin merasa sakit hati dan membentuk Front DemokratikRakyat (FDR) pada tanggal 28
Juni 1948, dan memposisikan dirinya sebagai oposisi dari pemerintah kabinet Hatta.FDR pada
kemudian hari akhirnya bergabung dengan Partai Komunis Indonesia pimpinan Muso, Alimin, Semaun
dan Darsono. Bersama PKI, FDR merencanakan suatu perebutan kekuasaan. Sebelum melakukan
perebutan kekuasaan gerakan ini berusaha untuk melakukan agitasi-agitasi dengan cara merongrong,
menyebarkan berita-berita yang tidak benar tentang pemerintahan kabinet Hatta. Mereka berusaha
untuk mempengaruhi rakyat dan menimbulkan kebencian kepada pemerintah.
Puncak dari gerakan PKI ini adalah tanggal 18 September 1948 dengan mengumumkan
berdirinya Negara Soviet Republik Indonesia di Madiun. Menyertai gerakan ini, mereka mengadakan
aksi-aksi kejam, dengan mengadakan penculikan dan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh pemerintah
dan agama. Salah satu tokoh pemerintah yang menjadi korban gerakan ini adalah Gubernur Jawa
Timur, R.M. Suryo R.M Soeryo. Gerakan ini merupakan sebuah pengkhianatan dari dalam negeri,
mengingat disaat yang sama pemerintah dan bangsa Indonesia sedang menghadapi Agresi Militer
Belanda dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.Untuk menumpas pemberontakan pemerintah
melakukan serangkaian operasi sebagai berikut :
a. Ketika kekacauan di Solo meningkat, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto menjadi
Gubernur Militer Surakarta dan sekitarnya (Semarang. Pati, Madiun).
b. Mengangkat Kolonel Soengkono sebagai Gubernur Militer jawa Timur.
c. Menyerahkan pimpinan operasi penumpasan kepada Panglima Teritorium Jawa Kolonel A.H.
Nasution (karena panglima TNI / Panglima Besar Jenderal Sudirman sedang sakit)
Pada tanggal 30 September 1948 Madiun dapat direbut dan diduduki kembali oleh pasukan
Brigade Siliwangi pimpinan Mayor Ahmad Wiranatakusumah dan Brigade Jawa Timur pimpinan
Kolonel Soengkono. Dalam operasi ini pimpinan PKI Madiun, Muso berhasil ditembak mati pada saat
akan melarikan diri ke Rusia, sedangkan pimpinan yang lain seperti, Semaun, Darsono, Alimin, dan
Amir Syarifudin berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan / mahkamah
militer.Dampak dari pemberontakan PKI Madiun ini adalah :
a. Korban pemberontakan PKI dari kedua belah pihak sangat besar, termasuk rakyat yang tidak
mengerti soal politik.
b. Kekuatan bangsa Indonesia dalam perjuangan menghadapi Belanda menjadi lemah dan
dimanfaatkan Belanda untuk melancarkan agresi militernya yang kedua.
c. Keberhasilan menumpas pemberontakan PKI Madiun menimbulkan simpati dari dunia barat,
terutama Amerika Serikat sehingga memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan diplomasi
melawan Belanda.
B. Peristiwa DI/TII dan Cara Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Penanggulangannya
Gerakan pemberontakan ini berawal dari gagasan / ide Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo untuk
membentuk sebuah negara Islam. Kartosuwiryo mendirikan Pondok Pesantren Sufah, di Malangbong
Jawa Barat. Di pondok inilah ia menggembeng pasukan Hizbullah dan sabillillah. Ia pernah menjadi
sekretaris partai Masyumi Jawa Barat, bahkan pernah dicalonkan sebagai Menteri Muda Pertahanan.
Namun jabatan ini tidak pernah diembannya.Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda I, ia dan
pasukannya melancarkan perang suci melawan Belanda. Puncak dari peristiwa yang meletuskan
pemberontakan Kartosuwiryo adalah hasil perundingan Renville yang mengakibatkan seluruh pasukan
TNI harus melakukan hijrah ke dalam wilayyah RI di Yogyakarta. Pasukan Divisi pimpinan
Kartosuwiryo ( bagian dari Divisi Siliwangi Jawa Barat ), menyatakan tidak bersedia hijrah. Kantong-
kantong TNI yang ditinggal hijrah diisi oleh pasukan Kartosuwiryo, dan meneruskan gerilya melawan
Belanda di Jawa Barat.
Pada bulan Pebruari 1948, Kartosuwiryo mengubah gerakan suci melawan Belanda menjadi
sebuah gerakan politik, dengan menobatkan diri sebagai Imam Negara Islam Indonesia, dan
menamakan pasukannya dengan nama Tentara Islam Indonesia (TII).Kontak senjata pertama terjadi
dengan pasukan TNI dari Divisi Siliwangi yang baru kembali dari Yogyakarta tanggal 25 Januari
1949. Sejak saat itu terjadi perang segi tiga antara pasukan DI/TII – TNI – Belanda.Tindakan
pemerintah dalam menumpas gerakan DI/TII :
a. Pendekatan oleh pimpinan Partai Masyumi : Moh. Natsir melalui surat tidak berhasil, bahkan
Kartosuwiryo secara resmi membalas surat itu dengan memproklamasikan berdirinya Negara
Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949.
b. Bulan September 1949 untuk kedua kali Moh. Natsir membujuk Kartosuwiryo untuk
menghentikan pemberontakan dan kembali ke pangkuan RI, tetapi gagal. Bahkan sejak saat itu
rakyat Jawa Barat mulai mengalami teror dari gerombolan DI/TII yang sering melakukan
pembunuhan, merampas harta benda rakyat untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukan /
gerombolan ini.
c. Setelah tindakan persuasif tidak berhasil mengembalikan Kartosuwiryo ke pangkuan ibu
pertiwi, pemerintah bertindak tegas dengan menggelarOperasi Pagar Betis. Operasi yang
dilaksanakan dengan bantuan rakyat Jawa barat ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak
gerombolan. Sehingga semakin hari semakin banyak para pengikut Kartosuwiryo yang
menyerahkan diri dan kembali ke tengah- tengah masyrakat. Gerombolan DI/TII terdesak di
Gunung Geber, Tasikmalaya.
d. Akhirnya tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo beserta keluarga dan pengikutnya dapat ditangkap
hidup-hidup dalam sebuah operasi yang diberi nama sandi OperasiBaratayudha. Dan pada
tanggal 16 Agustus Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia, ternyata mendapat simpati dari berbagai
daerah di Indonesia, seperti :
a. Jawa Tengah
Gerakan ini diproklamasikan di Desa Pengarasan, kabupaten Tegal pada tanggal 23 Agustus
1949, dan menyatakan diri bergabung dengan Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo.
Gerakan ini dipimpin oleh Amir Fatah, bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah. Gerakan
dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Negara pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum
dan Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950.
b. Kebumen
Gerakan ini dipimpin oleh Mohammad Mahfud Abdulrahman atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Kyai Sumolangu. Seperti Amir Fatah, gerakan ini juga menyatakan sebagai bagian dari
NII Kartosuwirtyo. Gerombolan ini dapat ditumpas pada tahun 1954 melalui sebuah operasi
militer yang diberi nama Operasi Guntur.
c. Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh bekas Letnan Dua TNI yang
bernama Ibnu hajar. Ia menamakan pasukannya sebagai Kesatuan Rakyat yang Tertindas
[KRYT]. Semula pemerintah bertindak persuasif terhadap gerakan ini, karena Ibnu Hajar
bersedia kembali bergabung dengan APRIS. Namun tindakan ini ternyata hanya muslihat Ibnu
Hajar supaya pasukannya semakin kuat dana kembali melakukan pemberontakan. Akhirnya
pemerintah bertindak tegas dengan menumpas habis gerakan ini pada tahun 1959.
d. Sulawesi Selatan
Kahar Muzakar memulai gerakannya pada tahun 1951 dan menamakan gerakannya dengan
Komando Gerakan Gerilya Sulawesi Selatan. Ia menuntut supaya pasukannya dimasukkan ke
dalam APRIS dengana nama brigade Hasanudin.Namun tuntutan ini ditolak pemerintah, tetapi
pemerintah memberikan wadah bagi pasukan kahar Muzakar dengan nama Korps Cadangan
Nasional. Awalnya Kahar Muzakar menerima tawaran pemerintah ini. Pada saat pasukan ini
akan dilantik, Kahar Muzakar dan kelompoknya melarikan diri ke hutan dengan membawa
seluruh peralatan militer yanag akan digunakan untuk pelantikan. Penipuan Kahar Muzakar ini
dibalas pemerintah dengan melakukan operasi besar besaran dari Divisi Diponegoro. Pada
bulan Pebruari 1965 Kahar Muzakar tertembak mati
e. Aceh
Kekecewaan Tengku Daud Beureuh kepada pemerintah, karena hilangnya kedudukan militer
dan turunnya status Aceh dari sebuah dari istimewa menjadi karesidenan, menyebabkan Daud
Beureuh menyatakan diri bergabung dengan Negara Islam Indonesia ( 21 September 1953 )
Pemerintah berusaha mengatasi pemberontakan ini dengan mendatangkan pasukan dari
Sumatera Utara dan tengah. Karena terus terdesak pasukan Daud Beureuh melakukan
pemberontakan dari hutan-hutan, di pegunungan Bukit Barisan. Selain tindakan represif,
pemerintah juga melakukan tindakan persuasif dengan mengadakan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aaceh, atas prakarsa Kolonel M. Yasin (Panglima Kodam I Iskandar Muda).
Musyawarah ini membawa hasil yang sangat positif, karena Daud Beureuh akhirnya bersedia
kembali ke tengah tengah masyarakat Aceh dan menerima Amnesti dari pemerintah.
LAMPIRAN 1 Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis, Lisan dan Penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja, Proyek, Produk dan portofolio
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Jurnal observasi sikap, Lembar Observasi, Penilaian Diri,
Penilaian Antar Teman
b. Tes tertulis, lisan dan penugasan: Uraian, isian/melengkapi
c. Unjuk kerja : Praktik/Pedoman Penskoran
d. Proyek : Petunjuk mengerjakan proyek/Rubrik Penilaian
e. Produk : Petunjuk/Rubrik Penilaian
f. Portofolio : E-Portofolio
2. Menyusun kisi-kisi penilaian, ini dilaksanakan pada penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan
4. Analisis Instrumen, dilakukan dengan menganalisis kesesuaian antara KD, IPK dan
instrumen penilaian
NAMA
CATATAN BUTIR TINDAK
NO TANGGAL PESERTA
PRILAKU SIKAP LANJUT
DIDIK
1
2
3
4
5
dst
Jurnal Observasi sikap dikumpulkan diakhir semester kepada wali kelas
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan tulislah skormu sesuai dengan apa yang kamu alami dan
rasakan atau kau lakukan. Angka 5 untuk selalu; 4 untuk sering; 3 untukkadang-kadang; 2 untuk
jarang; dan 1 untuk tidak pernah.
Σ skor perolehanmu
_________________ X 100 = NILAI SIKAP SOSIALMU
110
Demikian, penilaian diri ini saya isi dengan sebenarnya, dan saya bersedia mempertanggung-jawabkan
dengan perubahan perilaku saya.
Batang Anai, Juni 2021
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Apa yang sudah saya ketahui Apa yang ingin saya ketahui Apa yang sudah saya pelajari
(Catatan Guru)
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan tulislah skor TEMANMU sesuai dengan apa yang kamu
KETAHUI. Angka 5 untuk selalu; 4 untuk sering; 3 untuk kadang-kadang; 2 untuk jarang; dan 1 untuk
tidak pernah.
Aspek No Pernyataan Skor
Selama proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun
1
dalam berkomunikasi dengan guru
Selama proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun
2
Santun dalam berkomunikasi dengan teman.
Di luar proses pembelajaran teman saya selalu bersikap santun
3 dalam berkomunikasi dengan karyawan dan seluruh civitas SMA N
1 BATANG ANAI
4 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada guru
5 Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada teman
Selama proses pembelajaran, teman saya peduli pada teman dan
6
lingkungan sekitar saya
Peduli
Di luar proses pembelajaran, teman saya peduli dengan guru;
7
karyawan, dan teman serta lingkungan sekitar saya.
8 Teman saya mengerjakan tugas dengan jujur
9 Teman saya mengerjakan ulangan dengan jujur
Jujur 10 Teman saya berkata dan bertindak jujur
11 Teman saya mengerjakan tugas berdasarkan buah pikiran saya
12 Teman saya datang tepat waktu, sebelum guru memasuki kelas
13 Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu
Disiplin 14 Teman saya mengenakan seragam sesuai dengan ketentuan sekolah
15 Teman saya melakukan presentasi tepat waktu
Teman saya percaya diri dalam mengambil giliran tampil di depan
16
kelas
Percaya 17 Teman saya percaya diri dalam mengerjakan tugas
Diri 18 Teman saya percaya diri dalam mengerjakan ulangan
19 Teman saya percaya diri dalam pergaulan sehari-hari
Tanggung 20 Teman saya mengerjakan tugas secara mandiri dan bertanggung
Jawab jawab
Teman saya mengerjakan ulangan secara mandiri dan
21
bertanggungJawab
22 Perbuatan dan perkataan teman saya dapat dipertanggungjawabkan
Jumlahkan Skormu
Hitung nilai sikap sosial temanmu dengan rumus:
1. Tes Tertulis
2. Tes Lisan
3. Penugasan
Tertulis
1. Salah satu tuntutan Kapten Westerling yang kemudian menjadi penyebab pemberontakan APRA
pada 23 januari 1950 ialah…
a. Tan Malaka
b. Sultan Hamid II
c. Anak Agung Gde Agung
d. Kahar Muzakir
e. Amir Syarifudin
Jawaban : b
3. Pemberontakan DII/TII pertama kali meletus di daerah…
a. Aceh
b. Jawa Barat
c. Jawa Tengah
d. Sulawesi selatan
e. Kalimantan selatan
jawaban : b
a. Amir fatah
b. Daud beureuh
c. Kahar muzakar
d. Kartasuwiryo
e. Andi aziz
Jawaban : d
5. Untuk menumpas Pemberontakan DII/TII di daerah Jawa tengah, pemerintah membentuk suatu
komando operasi bernama…
a. Operasi Tegas
b. Operasi Pagar Betis
c. Operasi Merdeka
d. Gerakan Benteng Negara
e. Operasi Baratayudha
Jawaban : d
Essay :
1. Meskipun indonesia telah merdeka kondisi ekonomi masa demokrasi liberal masih sangat buruk,
jelaskan pendapatmu mengenai buruknya perekonomian indonesia saat itu!
2. Jelaskan tugas utama dari konstituante?
Penugasan:
RUBRIK PENILAIAN
Aspek Pengamatan
Nama Menghargai
No
Siswa Kerjasama Mengkomunikasi- Toleransi Kreatifitas pendapat
Jumlah
Nilai Ket
kan pendapat skor
teman
1
2
3
4
dst
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : Kriteria Nilai
4= Baik Sekali A=88–100 Baik Sekali
3= Baik
B=84 – 87 Baik
2= Cukup
1= Kurang C=80 – 83 Cukup
∑ Skor perolehan D=76 - 79 Kurang
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
c. Penilaian Keterampilan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :
4= Baik Sekali
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A=88 – 100 Baik Sekali
B=84 – 87 Baik
C=80 – 83 Cukup
D=76 – 79 Kurang
a. Rubrik penilaian :
Tahapan Skor
Tugas 1 2 3 4
Persiapan Tidak Membuat Membuat Membuat tujuan, topik,
membuat tempat dan tujuan dan tempat dan waktu
tujuan, topik, waktu topik pelaksanaan kegiatan
tempat dan pelaksanaan kegiatan
waktu kegiatan akan tetapi
pelaksanaan
akan tetapi tidak
kegiatan tidak membuat
membuat tempat dan
tujuan dan waktu
topik pelaksanaan
kegiatan kegiatan
Pelaksanaan Data yang Data yang Data yang Data yang diperoleh
diperoleh diperoleh diperoleh lengkap, terstruktur, dan
tidak lengkap, lengkap, sesuai tujuan
lengkap, terstruktur, sesuai
tidak tetapi tidak tujuan tetapi
terstruktur, sesuai tidak
dan tidak tujuan terstruktur
sesuai tujuan
Pelaporan Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan data sesuai
secara tetulis data tidak data relevan data sesuai dengan tujuan dan relevan
sesuai dengan tetapi tidak dengan
tujuan dan sesuai tujuan tetapi
tidak relevan dengan tidak
tujuan relevan
Total skor (persiapan + pelaksanaan + pelaporan secara tertulis) = 4 + 4 + 4 = 12
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Kelas :
Nama Anggota :
1. ........................................
2. ........................................
3. ........................................
4. ........................................
5. Dst (sesuai kebutuhan)
No. ASPEK SKOR
1 PERENCANAAN (25)
a. Pembagian tugas
b. Penjadwalan
2 PELAKSANAAN (25)
a. Keakuratan Sumber Data/Informasi
b. Kuantitas Sumber Data
c. Analisis Data
d. Penarika Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK (40)
a. Sistematika Laporan
b. Relevansi
c. Keaslian
d. Performans
e. Presentasi
Total Skor
NILAI INDIVIDU
NILAI NILAI
No. NAMA TOTAL
KELOMPOK TAMBAHAN
1
2
3
dst
Ket:
Sangat aktif ditambah 10
Aktif ditambah 5
Remedial
a. Membuat rangkuman materi pada indikator yang belum tuntas
b. Menjawab kembali soal-soal pada indikator yang belum tuntas
Pengayaan
Membahas soal-soal pendalaman yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas