Dosen Pembimbing :
PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah “Keperawatan Jiwa ” yang membahas
tentang “Asuhan Keperawatan dengan Isolasi Sosial”.
Terima kasih kepada seluruh anggota kelompok, karena atas kerjasama yang dilakukan
sangat membantu dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik.Makalah ini merupakan hasil
diskusi kelompok kami. Pembahasan didalamnya kami dapatkan dari , browsing internet,
diskusi anggota, dll. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan “Asuhan Keperawatan
dengan Isolasi Sosial”.
Kami sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-
teman.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
1. KONSEP DASAR.............................................................................................................5
A. DEFINISI................................................................................................................5
C. MEKANISME KOPING.......................................................................................6
D. ETIOLOGI.............................................................................................................6
E. PATOFISIOLOGI.................................................................................................7
F. PATHWAYS..........................................................................................................7
G. PENATALAKSANAAN........................................................................................8
A. PENGKAJIAN.....................................................................................................11
B. FAKTOR PREDISPOSISI..................................................................................11
D. ASKEP PSIKOSOSIAL......................................................................................12
E. STATUS MENTAL.............................................................................................13
G. MEKANISME KOPING.....................................................................................13
H. ASPEK AKADEMIS...........................................................................................13
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................................21
M. EVALUASI...........................................................................................................21
BAB II TINJAUAN KASUS.................................................................................................22
A. PENGKAJIAN.....................................................................................................22
B. PEMERIKSAAN FISIK......................................................................................22
C. ANALISIS DATA................................................................................................22
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN........................................................................22
E. INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................22
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................................22
G. EVALUASI...........................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................................107
A. KESIMPULAN..................................................................................................107
B. SARAN................................................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................109
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
1. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan
dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018).
Tanda dan gejala isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak acuh
terhadap lingkungan), Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul,
Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau kurang terhadap
komunikasi verbal, Menolak berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi diri
(menyendiri), Kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan
minuman terganggu, Aktivitas menurun dan Rendah diri.
Subjektif
a. Perasaan sepi
b. Perasaan tidak aman
c. Perasan bosan dan waktu terasa lambat
d. Ketidakmampun berkonsentrasi
e. Perasaan ditolak
Objektif
a. Banyak diam
b. Tidak mau bicara
c. Menyendiri
d. Tidak mau berinteraksi
e. Tampak sedih
f. Ekspresi datar dan dangkal
g. Kontak mata kurang
(Suciati, 2019)
C. MEKANISME KOPING
D. ETIOLOGI
1. Predisposisi
Predisposisi adalah ada juga faktor presipitasi yang menjadi penyebab antara
lain adanya stressor sosial budaya serta stressor psikologis yang dapat
menyebabkan klien mengalami kecemasan (Arisandy, 2017).
a. Aspek Biologis
E. PATOFISIOLOGI
Isolasi sosial dapat terjadi pada seseorang yang mengalami perubahan ukuran
tubuh, perubahan bentuk tubuh, perubahan struktur tubuh, perubahan fungsi pada
seorang tersebut, dan keterbatasan pada seseorang tersebut.
Orang yang memiliki salah satu atau lebih dari semua hal diatas akan
mengalami gangguan citra tubuh, yaitu menurunnya atau memburuknya seseorang
dalam memikirkan/ membayangkan dirinya sendiri. Saat seseorang sudah mengalami
hal tersebut, akan menyebabkan rasa sedih dan duka cita seperti sedih, menangis,
merasa bersalah, banyak melamun, dan diam. Selain hal tersebut juga bisa
menyebabkan perilaku yang dapat merusak, berbicara tentang perasaan tidak
berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan,
kemudan seseorang itu akan menarik diri dari lingkungannya.
F. PATHWAYS
G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Medis
Berupa Therapy farmakologi
a. Clorpromazine (CPZ)
a) Indikasi: Untuk syndrome psikosis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai
norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi
fungsi mental: waham, halusinasi, gangguan perasaan dan perilaku
yang aneh atau, tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi
kehidupan sehari -hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan
melakukan kegiatan rutin.
b) Efek samping: Sedasi, gangguan otonomik
(hipotensi, antikolinergik/ parasimpatik,mulut kering,
kesulitan dalam miksi, dan defikasi, hidung tersumbat,mata kabur,
tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung),gangguan
ekstra piramidal (distonia akut, akatshia,
sindromaparkinson/tremor, bradikinesia rigiditas), gangguan
endokrin, metabolik, hematologik, agranulosis, biasanya untuk
pemakaian jangka panjang.
b. Haloperidol (HLD)
a) Indikasi : Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam
fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari –hari.
b) Efek samping : Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik
(hipotensi, antikolinergik /parasimpatik, mulut kering, kesulitan
miksi dan defikasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan
intraokuler meninggi, gangguan irama jantung).
c. Trihexyphenidyl (THP)
c) Indikasi:Segala jenis penyakit parkinson,termasukpaskaensepalitis
dan idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpin dan
fenotiazine.
d) Mnhk Efek samping: Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan
otonomik (hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut kering,
hidung tersumbat, mata kabur,gangguan irama jantung).
e) Efek samping: Sedasi dan inhibisi psikomotor Gangguan otonomik
(hypertensi, anti kolinergik/ parasimpatik, mulut kering, hidung
tersumbat, mata kabur,gangguan irama jantung).
2. Electro convulsiftherapi
Electro convulsiftherapi (ECT) atau yang lebih dikenal dengan
elektroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energi shock
listrik dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk terapi
pasien gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri pada dosis
terapinya. ECT pertama kali diperkenalkan oleh 2 orang neurologist Italia
UgoCerlitti dan Lucio Bini pada tahun 1930. Diperkirakan hampir 1 juta
orang didunia mendapat terapi ECT setiap tahunnya dengan intensitas
antara 2-3 kali seminggu.
ECT bertujuan untuk menginduksi suatu kejang klonik yang dapat
memberi efek terapi (TherapeuticClonicSeizure) setidaknya selama 15
detik. Kejang yang dimaksud adalah suatu kejang dimana seseorang
kehilangan kesadarannya dan mengalami rejatan. Tentang mekanisme
pasti dari kerja ECT sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan dengan
memuaskan. Namun beberapa penelitian menunjukkan kalau ECT dapat
meningkatkan kadar serum Brain-DerivedNeurotrophic Faktor (BDNF)
pada pasien depresi yang tidak responsif terhadap terapi farmakologi.
3. Therapy kelompok
Therapy kelompok merupakan suatu psikotherapy yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa. Therapy ini bertujuan memberi stimulus bagi klien dengan
gangguan interpersonal.
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan
isolasi sosial adalah :
a. Sesi 1 : kemampuan memperkenalkan diri
b. Sesi 2 : kemampuan berkenalan
c. Sesi 3 : kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4 : kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5 : kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6 : kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7 : evaluasi kemampuan sosialisasi
4. Therapy Individu
Menurut Pusdiklatnakes (2012)tindakan keperawatan dengan
pendekatan strategi pelaksanaan (SP) pada pasien dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap antara pasien
dan keluarga.
a) Membina hubungan saling percaya
b) Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial
c) Melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien dan
anggota keluarga
b. Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 2 orang
lain), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian.
a) Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
b) Memvalidasi kemampuan berkenalan (berapa orang)
c) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan
harian (latih 2 kegiatan)
d) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3
orang
c. Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 4-5 orang),
latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan harian baru.
a) Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
b) Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan bicara saat
melakukan dua kegiatan harian
c) Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
d) Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan kegiatan
harian (latih 2 kegiatan baru)
e) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4-5 orang
Tanggapan atau deskripsi tentang isolasi yaitu suatu keadaan kesepian yang
dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan
mengancam (towsend, 1998).Seseorang dengan perilaku menarik diri akan
menghindari interaksi dengan orang lain.
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
B. FAKTOR PREDISPOSISI
D. ASKEP PSIKOSOSIAL
E. STATUS MENTAL
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak mata , kurang
dapat memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu
berhubungan dengan orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang
berharga dalam hidup.
H. ASPEK AKADEMIS
a. Isolasi Sosial
b. Harga diri rendah
c. Halusinasi
d.
1. Isolasi sosial
a. Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP)
pada pasien
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
Pengkajian Isolasi sosial, dan melatih bercakap-cakap antara
pasien dan keluarga.
Membina hubungan saling percaya
Membantu pasien menyadari masalah isolasi sosial
Melatih bercakap-cakap secara bertahap antara pasien
dan anggota keluarga
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 2
orang lain), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan
harian.
Mengevaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
Memvalidasi kemampuan berkenalan (berapa orang)
Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan
kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk
latihanberkenalan 2-3 orang
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien :
Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (pasien dengan 4-5
orang), latihan bercakap-cakap saat melakukan 2 kegiatan
harian baru.
Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan
bicara saat melakukan dua kegiatan harian
Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan
kegiatan harian
(latih 2 kegiatan baru)
- Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4-5
orang
d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada pasien :
Mengevaluasi kemampuan berinteraksi, melatih cara bicara
saat melakukan kegiatan sosial
Evaluasi tanda dan gejala isolasi sosial
Validasi kemampuan berkenalan (berapa orang) dan
bicara saat melakukan empat kegiatan harian
Tanyakan perasaan setelah melakukan kegiatan
Beri pujian, melatih cara berbicara saat melakukan
kegiatansocial
2. Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP)
pada keluarga
a. Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada keluarga :
Mengenal masalah dalam merawat pasien isolasi sosial, berkenalan
dan berkomunikasi saat melakukan kegiatan harian.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
dalam merawat klien.
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi sosial,
yangdialami klien beserta proses terjadinya.
Memberi kesempatan keluarga untuk memutuskan
perawatan pasien
Menjelaskan cara merawat isolasi sosial dan melatih
dua cara merawat : berkenalan dan melakukan
kegiatan harian
b. Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada keluarga :
Latihan merawat : melibatkan pasien dalam kegiatan rumah tangga
sekaligus melatih bicara pada kegiatan tersebut
Evaluasi kemampuan keluarga mengenal gejala isolasi
sosial
Validasi kemampuan keluarga melatih pasien
berkenalan dan berbicara saat melakukan kegiatan
harian
Beri pujian pada keluarga
Menjelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
melibatkan pasien berbicara (makan, sholat bersama)
Latih cara berbimbing pasien berbicara dan memberi
pujian
Anjurkan keluarga membantu pasien melakukan
kegiatan bercakap-cakap sesuai jadwal
c. Strategi pelaksanaan 3 untuk keluarga :
Melatih cara merawat dengan melatih berkomunikasi saat
melakukan kegiatan sosial
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
isolasi sosial
Validasi kemampuan keluarga dalam merawat atau
melatih berkenalan
Berbicara saat melakukan kegiatan harian dan rumah
tangga
Menjelaskan cara melatih pasien bercakap-cakap
dalam melakukan kegiatan sosial berbelanja, dan
melatih keluarga mendampingi pasien berbelanja
Menganjurkan keluarga membantu melakukan
kegiatan sosial sesuai jadwal dan berikan pujian
d. Strategi pelaksanaan 4 untuk keluarga :
Melatih keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk followup
pasien isolasi sosial
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
isolasi
sosial
Validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih
pasien
Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluarga
Jelaskan followup ke pelayanan kesehatan masyarakat,
tanda kambuh, dan rujuk pasien segera
Anjurkan keluarga membantu pasien melakukan
kegiatan sesuai jadwal dan berikan pujian
e. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi
pelaksanaan (SP) pada pasien
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
Pengkajian dan latihan kegiatan pertama
Identifikasi pandangan/penilaian pasien tentang diri
sendiri dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan
orang lain, harapan yang telah dan belum tercapai,
upaya yang dilakukan untuk mencapai harapan yang
belum terpenuhi
Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek
positif paasien ( buat daftar kegiatan)
Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan
saatini (pilih dari daftar kegiatan mana kegiatan yang
dapat dilaksanakan)
Buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk dilatih
Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukan
nya)
Masukkan kegiatan yang telahh dilatih pada jadwal
kegiatan untuk latihan
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
Latihan kegiatan kedua
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan
pertama
yang telah dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua
kegiatan
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien :
Latiah kegiatan ketiga
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, dan
kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan
kedua
Bantu pasien melihkegitan ketiga yang akan dilatih
Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan tiga
kegiatan
e) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada pasien :
Latih kegiatan keempat
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah
Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama,
kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua
dan
ketiga
Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan
dilatih
Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan empat
kegiatan
Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi
pelaksanaan (SP) pada keluarga
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada keluarga :
Mengenal masalah harga diri rendah dan latihan cara
merawat melatih kegiatan pertama
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien harga diri rendah, jelaskan pengertian, tanda
dan gejala, proses terjadinya, dan akibat harga diri
rendah
Berikan pujian terhadap semua hal positif yang dimilik
pasien
Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang
dipilih pasien , bimbing memberikan bantuan pada
pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada keluarga :
Latihan cara merawat dan membimbing melakukan
kegiatan kedua
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
harga diri rendah
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing
pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam
merawat, beri pujian, bersama keluarga melatih pasien
dalam melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada keluarga :
Latihan cara merawat dan membimbing melakukan
kegiatan ketiga
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
harga diri rendah
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing
pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam
merawat, beri pujian, bersama keluarga melatih pasien
dalam melakukan kegiatan ketiga yang dipilih pasien
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada keluarga :
Latihan cara merawat dan membimbing melakukan
kegiatan keempat
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
harga diri rendah
Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing
pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam
merawat, beri pujian, bersama keluarga melatih pasien
dalam melakukan kegiatan keempat yang dipilih pasien
Jelaskan followup ke puskesmas, tanda kambuh dan
rujukan
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
3. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
1) Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan
(SP) pada pasien
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada pasien :
Pengkajian dan mengenal halusinasi
Mengkaji kesadaran pasien akan halusinasi nya dan
pengenalan akan halusinasi
Isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan,
respon pasien, upaya yang telah dilakukan pasien
untuk mengontrol halusinasi
Menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada pasien :
Evaluasi tanda dan gejala halusinasi
Validasi kemampuan pasien mengenal halusinasi yang
dialami dan kemampuan pasien mengontrol halusinasi
dengan menghardik dan berikan pujian
Evaluasi manfaat mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
Latih cara mengontrol halusinasi dengan patuh obat
(jelaskan 6 benar : jenis, waktu, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
Masukkan pada jadwal kagiatan untuk minum obat
sesuai jadwal
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada pasien :
Evaluasi gejala halusinasi
Validasi kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi dengan menghardik, minum obat dan
berikan pujian
Evaluasi manfaat mengontrol halusinasi dengan
menghardik, minum obat sesuai jadwal
Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada pasien :
Melakukan aktivitas sehari-hari Pada tindakan ke empat ini
dapat diulang kegiatan harian. Contohnya membersihkan
kamar :
Validasi kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi dengan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap, berikan pujian
Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan harian
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
4. Tindakan Keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP)
pada keluarga
a) Strategi pelaksanaan pertemuan 1 pada keluarga :
Mengenal masalah dalam merawat pasien halusinasi dan melatih
mengontrol halusinasi pasien dengan menghardik
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien , jelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya
Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melatih
cara menghardik halusinasi
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
b) Strategi pelaksanaan pertemuan 2 pada keluarga :
Melatih keluarga merawat pasien halusinasi dengan enam benar
minum obat
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi pasien
Merawat pasien dalam mengontrol halusinasi
dengan
menghardik, berikan pujian
Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
Latih cara memberikan/membimbing minum obat
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
c) Strategi pelaksanaan pertemuan 3 pada keluarga :
Melatih keluarga merawat pasien halusinasi dengan bercakap-cakap
dan melakukan kegiatan
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi pasien dan merawat/melatih pasien
menghardik dan memberikan obat
Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluarga
Jelaskan cara bercak-cakap dan melakukan kegiatan
untuk mengontrol halusinasi
Latih dan sediakan waktu bercakap-cakap dengan
pasien terutama saat halusinasi
- Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
d) Strategi pelaksanaan pertemuan 4 pada keluarga :
Melatih keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk followup
pasien halusinasi.
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala
halusinasi pasien dan merawat/melatih pasien
menghardik, memberikan obat dan bercakap-cakap
Berikan pujian atas upaya yang telah dilakukan
keluarga
Jelaskan followup ke pelayanan kesehatan masyarakat,
tanda kambuh dan rujukan
Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
M. EVALUASI
A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT
INAP RUMAH SAKIT JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.A (P) Tgl. Pengk. : 22 Mei
Umur : 30 th No. RM :
Alamat :Nanggalo, Kota
Padang Pendidikan : SMA Pekerjaan :
Tidak bekerja Sumber Data : Kel
Agama : Islam Status :
-
Partisipan merasa bingung ketika diajak kenalan dengan orang lain dan
tidak tau mulai dari mana dengan apa yang akan dibicarakan. Keluarga
terkadang mengajak partisipan untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar,
tetapi partisipan tetap tidak mau dan mengatakan ia merasa malu bertemu
dengan orang
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan
VII. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (tiga Generasi)
Keterangan :
Perempuan
Laki laki
meninggal
Klien
Hubungan keluarga
Tinggal serumah
Sistem komunikasi
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : klien mengatakan tidak ada bagian anggota tubuh yang
tidak disukai
b. Identitas : klien merupakan anak ke 5 dari 5 saudara
c. Peran diri : klien mengatakan sekarang hanya bekerja membantu
orang tua dirumah
d. Ideal diri : klien mengatakan ingin sembuh dan bisa berinteraksi
dengan masyarakat
e. Harga diri : klien mengatakan merasa tidak mampu, tidak berguna,
mudah putus asa dan kurang percaya diri.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien memiliki orang orang terdekat dalam
kehidupannya sebagai tempat mengadu, meminta bantuan, dan sokongan
terutama ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien mengatakan
jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat, klien juga mengatakan malas
ikut dalan kegiatan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien mengatakan
merasa enggan untuk berinteraksi dengan yang lain, dan juga merasa
malu untuk bertemu dengan orang lain.
a. Nilai dan keyakinan ; klien mengatakan beragama islam dan semua yang
dimiliki adalah pemberian Tuhan
2. Pembicaraan
[ ] Cepat [ [ ] Keras [ ] Gagap [ ] Inkoheren
] Apatis [ ] Lambat [ ] Membisu [√ ] Tidak mampu
memulai
pembicaraan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
[ √] Lesu [ √] Tegang [ ] Gelisah [ ] Agitasi
[ ] Tik [ ] Grimasen [ ] Tremor [ ] Kompulsif
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaan
[ √] Sedih [ ] Ketakutan [√ ] Putus asa
[ ] Khawatir [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
5. Afek
[ ] Datar [√ ] Tumpul [ ] Labil [ ] Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
7. Persepsi
Halusinasi
[ ] Pendengaran [ ] Penglihatan [ ] Perabaan
[ ] Pengecapan [ ] Penghidup
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
8. Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial [ ] Kehilangan asosiasi
[ ] Flight of ideas [ √] Blocking [ ] Perseverasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia [ ] Hipokondria
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham
[ ] Agama [ ] Somatik [ ] [ ] Curiga
[ ] Nihilistik [ ] Sisip Kebesaran [ ] [ ] Kontrol pikir
pikir Siar pikir
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
11. Memori
[√ ] Gangguan daya ingat jangka [ ] Gangguan daya ingat jangka
panjang pendek
[ ] Gangguan daya ingat saat ini [ ] Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Belanja [ ] Ya [ ] Tidak
Transportasi [ ] Ya [ ] Tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
X. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
[ ] Bicara dengan orang lain [ ] Minum alkohol
[ ] Mampu menyelesaikan masalah [ ●] Reaksi
lambat/berlebih
[ ] Teknik relokasi [ ] Bekerja berlebihan
[ ] Aktivitas konstruktif [ ] Menghindar
[ ] Olah raga [ ] Mencederai diri
[ ] Lainnya [ ] Lainnya
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
[ ] Koping [ ] Obat-obatan
[ ] Lainnya:
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
XIV. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : skizofrenia
B. ANALISIS DATA
Do:
DO:
DO:
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
No Diagnose keperawatan
1. Isolasi social
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
4. Latih cara
berkenalan
dengan anggota
keluarga 5.
Masukkan pada
jadwal kegiatan
harian untuk
latihan berkenalan
SP 2 Pasien
1. Evaluasi
kegiatan
berkenalan
(beberapa orang)
beri pujian
2. Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
(latih 2 kegiatan)
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
berkenalan 2
sampai 3 orang,
bebicara saat
melakukan
kegiatan harian
Sp 3 pasien
1. Evaluasi
kegiatan latihan
berkenalan dan
bicara saat
melakukan 2
kegiatan harian.
Beri pujian
2. Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian 3.
Masukkan
kedalam jadwal
kegiatanharian
untuk latihan
berkenalan 4
sampai 5 orang,
berbicara saat
melakukan 4
kegiatan harian
Sp 4 pasien
1. Evaluasi
kegiatan latihan
berkenalan, bicara
saat melakukan 4
kegiatan harian.
Beri pujian
2. Latih bicara
social : belanja
kewarung,
meminta sesuatu,
menjawab
pertanyaan
3. Masukkan
kedalam jadwal
kegiatan harian
berkenalan lebih
dari 5 orang
Sp keluarga
Sp 1 keluarga
1. Diskusikan
masalah yang
dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan
pengertian tanda
dan gejala dan
proses terjadinya
isolasi social
3. Jelaskan cara
merawat isolasi
social
4. Latih 2 cara
merawat dengan
berkenalan,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
5. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
memberi pujian
Sp 2 keluarga
1. Evaluasi
kegiatan keluarga
dalam merawat
atau melatih klien
berkenalan dan
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian.
Beri pujian
2. Jelaskan
kegiatan rumah
tangga yang dapat
melibatkan klien
berbicara (makan,
sholat bersama)
3. Latih cara
membimbing
klien berbicara
4. Anjurkan
membantu klien
mengatur jadwal
Sp 3 keluarga
1. Evaluasi
kegiatan keluarga
dalam merawat
klien dengan cara
berkenalan,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
dan rumah tangga
2. Jelaskan cara
melatih klien
melakukan
kegiatan social
seperti berbelanja,
meminta sesuatu
yang lain 3. Latih
keluarga
mengajak klien
belanja
4. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
member pujian
Sp 4 keluarga
1. Evaluasi
kegiatan keluarga
dalam merawat
klien dengan cara
berkenalan,
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian,
berbelanja dan
beri pujian
2. Jelaskan follow
up ke PKM, tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
beri pujian
SP 2 Pasien:
1. Evaluasi
kegiatan pertama
yang dilatih dan
berikan pujian.
2. Bantu klien
memilih kegiatan
yang kedua untuk
dilatih
3. Latih kegiatan
yang kedua (alat
dan cara)
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan : dua
kegiatan masing-
masing dua kali
per hari.
SP 3 Pasien:
1. Evaluasi
kegiatan pertama
dan kedua yang
telah dilatih dan
berikan pujian
2. Bantu klien
memilih kegiatan
yang ketiga untuk
dilatih
3. Latih kegiatan
ketiga ( alat-cara)
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuklatihan: tiga
kegiatan, masing-
masing dua kali
perhari.
SP 4 Pasien:
1. Evaluasi
kegiatan pertama,
kedua dan ketiga
yang telah dilatih
dan berikan
pujian.
2. Bantu klien
memilih kegiatan
keempat yang
akan dilatih.
3. Latih kegiatan
keempat ( alat dan
cara)
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan:
empat kegiatan
masing-masing
dua kali per hari.
SP 1 Keluarga:
1. Diskusikan
masalah yang
dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan
pengertian, tanda
dan gejala, dan
proses terjadinya
Harga Diri
Rendah (gunakan
booklet)
3. Diskusikan
kemampuan atau
aspek positif klien
yang pernah
dimiliki sebelum
dan setelah sakit.
4. Jelaskan cara
merawat Harga
Diri Rendah
terutama
memberikan
pujian semua hal
yang positif pada
klien.
5. Latih keluarga
memberikan
tanggung jawab
kegiatan pertama
yang dipilih klien:
bimbing dan
berikan pujian.
6. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
memberikan
pujian.
SP 2 Keluarga:
1. Evalusi
kegiatan keluarga
dalam
membimbing
klien
melaksanakan
kegiatan pertama
yang dipilih dan
dilatih klien, beri
pujian
2. Bersama
keluarga melatih
klien dalam
melakukan
kegiatan kedua
yang dipilih klien.
3. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
memberi pujian.
SP 3 Keluarga:
1. Evalusi
kegiatan keluarga
dalam
membimbing
klien
melaksanakan
kegiatan pertama
dan kedua yang
telah dipilih dan
dilatih, beri pujian
2. Bersama
keluarga melatih
klien dalam
melakukan
kegiatan ketiga
yang dipilih.
3. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
memberi pujian.
SP 4 Keluarga:
1. Evalusi
kegiatan keluarga
dalam
membimbing
klien
melaksanakan
kegiatan pertama,
kedua, dan ketiga
yang telah dipilih
dan dilatih, beri
pujian
2. Bersama
keluarga melatih
klien dalam
melakukan
kegiatan keempat
yang dipilih.
3. Jelaskan follow
up ke RSJ/PKM
tanda kambuh,
rujukan
4. Anjurkan
membantu klien
sesuai jadwal dan
memberi pujian
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
SP 1 Pasien
percaya,
2. Membantu pasien
sosial,
3. Melatih bercakap-cakap
salam
pada klien
percaya.
2. Mengidentifikasi
- Melatih merawat pk
F. EVALUASI
O:
A:
P:
Optimalkan kemampuan
SP 1 isolasi sosial yaitu
melatih klien cara
berkenalan
Isolasi Sosial S:
O:
A:
klien mampu
mengidentifikasi keutungan
berkenalan
Klien bisa berkenalan
dengan 1 orang
P:
Optimalkan SP 2
S:
O:
A:
Klien mampu
mengidentifikasi
keuntungan berkenalan
Klien bisa berkenalan
dengan 1 orang dan 2 orang
P:
Optimalkan SP 3
Partisipan 1 mengatakan
sudah bisa menyapu
ruangan dan memasak
Partisipan 1 mengatakan
kadang-kadang ia memasak
O:
A:
Partisipan 1 melakukan
kegiatan mandiri tanpa
arahan
P:
Optimalkan kemampuan
SP
O:
A:
P:
Optimalkan kemampuan
SP 3 HDR
O:
A:
P:
Optimalkan kemapuan SP 4
HDR
3. Perilaku Kekerasan S:
O:
A:
P:
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
S:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
Strategi pelaksanaan
dioptimalkan keluarga
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Affiroh, A.A & Sholikah, M.M. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien
Dengan Isolasi Sosial Di Ruang Nakula Rs Dr Arif Zaenudin Surakarta.
Uniersitas Kusuma Husada Surakarta.
Apriliani, D., &Herliawati, H. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien
Isolasi Sosial: Menarik Diri Dengan Menerapkan Terapi
SocialSkillTrainning(DoctoralDissertation, Sriwijaya University).
Http://Repository.Unsri.Ac.Id/Id/Eprint/30250
Novitasari, E. D.A & Sari, F.S. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pada
Pasien Isolasi Sosial Dengan Terapi Musik Dalam Meningkatkan
Kemandirian. Universitas Kusuma Husada Surakarta.