Oleh : Muazzin *)
evolusi
PERPRES 54/2010
ULP memberikan
pelayanan/pembinaan di
ULP bidang Pengadaan
Barang/Jasa
evolusi
UKPBJ:
PERPRES 16/2018 a. Pengelolaan PBJ
b. Pengelolaan LPSE
c. Pembinaan SDM dan kelembagaan PBJ
d. Pendampingan, konsultasi dan/atau
UKPBJ
bimbingan teknis
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
menteri/kepala lembaga/kepala daerah
Pasal 75 ayat (3) disebutkan bahwa “UKPBJ berbentuk struktural dan ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Unit Kerja yang memiliki
unsur pelaksana tugas pokok di daerah bersifat operasional dapat dibentuk Unit
Pelaksana Teknis PBJ (UPTPBJ) sebagaimana disebutkan pada Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 14 Tahun 2018 (selanjutnya
disingkat PerLKPP 14/2018) pasal 10 ayat (1): “Kementerian/Lembaga yang memiliki
unsur pelaksana tugas pokok di daerah dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis PBJ
(UPTPBJ) yang merupakan unit kerja struktural di bawah UKPBJ”. Skema operasional
UKPBJ berbentuk UPTPBJ ditampilkan pada gambar berikut.
UKPBJ
UPTPBJ
UPTPBJ BP2JK
J
PEMILIHAN
Pendampingan
`
Reviu Dokumen
Tim Pelaksana BP2JK Tim Pelaksana BP2JK
1. Penugasan Pokja
Kepala BP2JK Pelaksanaan
2. Reviu Dokumen Pokja Pemilihan Penelitian
Pokja Pemilihan (PK ≤ Rp 100 M dan JK ≤ Rp 10 M)
Tim Peneliti BP2JK
Penelitian
(PK > Rp 100 M dan JK > Rp 10 M)
Tim Peneliti Pusat UKPBJ
Reviu
(PK ≤ Rp 100 M dan JK ≤ Rp 10 M)
Tim Peneliti BP2JK
Proses pembentukan kelompok kerja dilakukan oleh Kepala BP2JK sebagai berikut:
PPK mengusulkan paket yang akan di tender/seleksi;
Kepala BP2JK menugaskan Kasubag TU memeriksa kelengkapan dokumen.
Apabila dokumen tidak lengkap, Kepala BP2JK mengembalikan usulan kepada PPK
untuk dilengkapi.
Apabila dokumen lengkap, Kasubag TU menyusun anggota Pokja dan draft SK
Pokja.
Apabila draft SK Pokja tidak disetujui oleh Kepala BP2JK, Kasubag TU menyusun
kembali anggota Pokja dan draft SK Pokja.
Apabila draft SK Pokja disetujui, Kepala BP2JK menetapkan SK Pokja;
Kasubag TU menyampaikan SK Pokja kepada PPK dan anggota Pokja.
Proses reviu dokumen persiapan pengadaan dilakukan oleh Pokja Pemilihan sebagai
berikut:
Kepala BP2JK menyampaikan dokumen persiapan pengadaan kepada Pokja
Pemilihan.
Pokja Pemilihan melaksanakan reviu dan menyampaikan hasil kepada Kepala
BP2JK;
Apabila hasil reviu tidak disetujui, Pokja Pemilihan melaksanakan reviu kembali,
dan bila hasil reviu disetujui, Kepala BP2JK menyampaikan hasil reviu kepada PPK;
Apabila hasil reviu disepakati PPK, PPK menetapkan dokumen persiapan
pengadaan;
Kepala BP2JK menyampaikannya dokumen persiapan pengadaan hasil reviu kepada
Pokja Pemilihan;
Apabila hasil reviu tidak disepakati PPK, Kepala BP2JK klarifikasi hasil reviu dan
menyampaikan kepada KPA untuk dievaluasi.
Proses reviu dokumen pemilihan dilakukan oleh Tim Pelaksana BP2JK sebagai berikut:
Pokja Pemilihan menyusun dokumen pemilihan dan menyampaikan kepada Kepala
BP2JK;
Kepala BP2JK menugaskan Kasubag TU memeriksa kelengkapan dokumen;
Apabila dokumen pemilihan tidak lengkap, Kasubag TU mengembalikan kepada
Pokja Pemilihan untuk dilengkapi, dan bila dokumen pemilihan lengkap, Kepala
BP2JK menugaskan Tim Pelaksana melakukan reviu;
Tim Pelaksana BP2JK melakukan reviu dan menyampaikan hasil;
Apabila membutuhkan perbaikan, Kepala BP2JK menyampaikan usulan perbaikan
kepada Pokja Pemilihan;
Apabila Pokja Pemilihan setuju perbaikan, memperbaikinya selanjutnya
menetapkan dokumen pemilihan. Apabila Pokja Pemilihan tidak setuju perbaikan,
maka langsung ditetapkannya dokumen pemilihan dimaksud;
Tim Pelaksana BP2JK melakukan reviu dan menyampaikan hasil kepada Kepala
BP2JK;
Apabila tidak membutuhkan perbaikan, Kepala BP2JK mengusulkan penetapan
dokumen pemilihan;
Uraian diatas menggambarkan betapa strategisnya tugas dan fungsi BP2JK sesuai
mandatori Permen PUPR 05/PRT/M/2019, dengan tugas: melaksanakan pelayanan
pengadaan barang/jasa konstruksi serta fungsi: a. Pengelolaan pengadaan
barang/jasa; b. Pelaksanaan pendampingan, konsultasi proses pengadaan, konsultasi
sistem informasi, konsultasi substansi hukum, dan/atau bimbingan teknis di
wilayahnya. Secara detail, terjemahan praktis tugas dan fungsi dimuat pada Kepmen
PUPR 288/2019.
Berbagai kajian dilakukan dalam rangka memperbaiki proses bisnis (tata kelola),
sehingga tercapai maturitas (tingkat kematangan) kelembagaan pengadaan yang
diharapkan yaitu menjadi pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa. Hasil
penyelarasan dengan diterapkannya Perpres 16/2018, LKPP memunculkan konsep 4D
(domain) – 9 V (variabel).
Empat domain yang merupakan area kunci adalah: Proses, Kelembagaan, Sumber
daya Manusia (SDM) dan Sistem Informasi (SI). Empat domain di breakdown dalam 9
(sembilan) variabel sebagai berikut:
Domain Proses terdiri 4 variabel yaitu: Manajemen Pengadaan, Manajemen
Penyedia, Manajemen Kinerja dan Manajemen Resiko;
Domain Kelembagaan terdiri 2 variabel yaitu: Pengorganisasan Kelembagaan serta
Tugas dan Fungsi Kelembagaan;
Domain SDM terdiri 2 variabel yaitu: Perencanaan SDM dan Pengembangan SDM;
serta
Domain SI terdiri 1 variabel yaitu: Sistem Informasi PBJ.
2. Proses Pengadaan
Mengoptimalkan fungsi BP2JK dalam pengelolaan pengadaan barang/jasa
melalui langkah terintegrasi dari proses perencanaan pengadaan sampai dengan
pelaksanaan kontrak. BP2JK proaktif menciptakan kondisi untuk terlibat dalam
proses perencanaan, sehingga mampu memberi nilai tambah kualitas perencanaan,
memberikan konsultasi mitigasi resiko agar perencanaan lebih optimal dan dapat
dimanfaatkan dengan baik.
BP2JK membangun kolaborasi dengan unit kerja pengelola layanan pengadaan
secara elektronik (electronic proqurement) yaitu Pusat Data dan Informasi sehingga
kegiatan pengadaan barang/jasa berjalan efektif.
BP2JK perlu melengkapi tata kerja dengan “standard operational procedure”
(SOP), baik SOP dalam Pendampingan Perencanaan dan Persiapan Pengadaan, SOP
pembentukan Pokja Pemilihan, SOP Reviu Dokumen Perencanaan dan Persiapan
Pengadaan, SOP Reviu Dokumen Pemilihan, SOP Pemilihan Penyedia serta SOP
Penetapan Penyedia.
BP2JK harus memiliki target kinerja yang terukur dalam kegiatan pengadaan
barang/jasa, sehingga setiap menyelesaikan tugasnya dilakukan pengukuran
kinerja. Area kinerja meliputi ketepatan waktu, penghematan biaya, kualitas
pengadaan serta tingkat layanan. Indikator kinerja meliputi pengadaan selesai
tepat waktu, capaian efisiensi HPS, capaian efisiensi pagu, kualitas perencanaan
pengadaan, partisipasi penyedia, persentase penyedia yang terlibat dalam
pengadaan, persyaratan penyedia, kepuasan pelanggan.
Proses pengadaan memiliki potensi resiko yang mungkin terjadi. Sebagai
contoh, resiko tidak ada calon penyedia yang memasukkan penawaran, atau semua
Menilik mandatori lahirnya BP2JK, sudah sangat jelas bahwa tujuan terbentuknya
kelembagaan ini salah satunya adalah hendak menempatkannya terpisah dari unit
organisasi penanggung jawab anggaran/kegiatan. Dengan dengan unit kerja dan
sumber daya manusia yang independen serta proses bisnis yang lebih baik
diharapkan pengadaan yang kredibel serta bebas dari KKN dapat terwujud.
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR RUJUKAN
Fahrurrazi dan KM and Partner, Video Paparan Materi Kelembagaan UKPBJ, 2020