Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN

Ghost fishing adalah suatu keadaan di mana berkurangnya sejumlah ikan


dari suatu populasi secara terusmenerus dalam jangka waktu tertentu akibat
hilangnya alat tangkap; ghost gear mengacu pada alat tangkap yang terus
menangkap ikan setelah semua kontrol nelayan terhadap alat tangkap tersebut
telah hilang (Poon, 2005).
Ghost fishing dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan dari suatu alat
tangkap untuk terus menangkap ikan setelah seluruh alat tangkap tersebut lepas
kendali dari nelayan, yaitu bila alat tangkap hilang, yang sering terjadi dalam
operasi penangkapan ikan (Smolowitz (1978).
Ikan atau biota laut yang terperangkaP, akan mati karena kelaparan atau
mangsa jika tidak dapat meloloskan diri; kemudian tubuhnya membusuk dan
bertindak sebagai umpan untuk biota lain yang tertarik dan ditangkap juga (Poon,
2005). Kondisi ini akan berlangsung terus menerus sampai alat tangkap rusak atau
berlubang.
Peralatan ini terus memperangkap ikan, menjerat dan berpotensi
membunuh kehidupan laut, mennghancurkan habitat, dan bertindak sebagai
bahaya untuk navigasi. Jaring-jaring ini, seringkali hampir tidak terlihat dalam
cahaya yang redup pada perairan, biasanya dibiarkan terjerat di terumbu karang
atau laut terbuka.
Banyak hewan yang terjerat pada jaring seperti ikan, lumba-lumba, hiu,
dugong, buaya, sea birds dan makhluk lainnya termasuk para penyelam. Ghost
gear biasa di sebut juga sebagai “SILENT KILLERS”. Jaring ini sering terbawa
arus laut dan dapat berpindah dalam jarak jauh.
The United Nations Environment Program (UNEP) and the Food dan
Agriculture Organization of the United Nations (FAO) memperkirakan bahwa
640.000 ton alat pancing yang tersisa di lautan dunia setiap tahun. World Animal
Protection memperkirakan bahwa alat itu membunuh setidaknya 136.000 anjing
laut, singa laut dan paus besar setiap tahun, selain burung yang tak terhitung
jumlahnya, kura-kura, ikan dan spesies lain keterlibatan dalam ghost fishing.
Meskipun tidak mungkin untuk mendapatkan jumlah yang akurat secara global,
perkiraan kasar adalah bahwa kurang dari 10% dari laut puing-puing per volume
adalah DFG (discarded fishing gear)
Merujuk pada UNEP, Ghost fishing dapat menyebabkan
1. mengganggu penangkapan ikan dan merusak kapal dan alat penangkap
ikan
2. memblokir asupan air pendingin di pembangkit listrik
3. mengganggu kapal, menyebabkan kecelakaan di laut
4. merusak ekonomi lokal dengan mencemari hasil tangkapan ikan dan
mengusir wisatawan
5. biaya yang signifikan untuk membersihkan

DAMPAK GHOST FISHING


1. Bagian dari masalah sampah laut global yang berdampak pada organisme
laut dan lingkungan.
2. Dapat membunh organisme target dan non-terget, termasuk yang terancam
punah dan spesies yang dilindungi
3. Menyebabkan kerusakan habitat bawah air seperti terumbu karang dan
fauna benthic, dan berkontribusi terhadap polusi laut.

DAMPAK EKONOMI
1. konsekuensi ekonomi yang parah pada penangkapan ikan secara komersial
2. industri pariwisata
3. Pengeluaran biaya untuk memulihkan lingkungan laut yang rusak
4. Pengeluaran biaya untuk mengganti peralatan yang hilang
5. Pengelauran biaya untuk membeli perlengkapan baru untuk menyesuaikan
peraturan baru
6. penurunan populasi organisme target karena kematian yang diebabkan
DFG

DAMPAK LINGKUNGAN
1. Ghost fishing hantu berbahaya bagi kehidupan laut secara langsung dan
tidak langsung, melalui perusakan habitat dan gangguan ekosistem
2. jaring (ghost gear) menjerat ikan, lumba-lumba, penyu, hiu, dugon, buaya,
burung laut, kepiting dan makhluk hidup lainnya
3. rusaknya ekosistem terumbu karang dan rumput laut

ALAT TANGKAP YANG MENYEBABKAN GHOST FISHING:


 Gillnets
 Pots/traps
 Bottom trawl nets
 Longlines

FAKTOR YANG MEMBUAT ALAT PANCING MENJADI DFG


 lingkungan: cuaca yang buruk, badai, arus dan gelombang. sedimentasi,
ice cover, Kondisi perairan dalam
 Permasalahan alat: tersangkut dengan kapal lain atau topografi bawah air
seperti terumbu karang atau dasar berbatu
 kondisi alat : lepas/dipotong longgar (niat dapat disengaja atau
 disengaja) karena sudah tua
 alat terlalu sering digunakan tanpa pengecekan
 Pembuangan yang tidak pantas di laut
 transisi perubahan alat tangkap dari bahan alami, biodegradable, seperti
kapas dan kayu menjadi plastik monofilamen dan baja berlapis vinil.
Meskipun bahan-bahan ini berlangsung lebih lama, yang menguntungkan bagi
nelayan, tetapi menambah potensi untuk ghost fishing dan meningkatkan jumlah
total sampah laut.

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGENDALIKAN GHOST FISHING


1. membuat program untuk mempromosikan pengumpulan, pembuangan,
dan daur ulang peralatan bekas
2. inisiatif untuk menciptakan jenis alat atau metode penangkapan yang lebih
baik
3. meningkatkan kesadaran tentang ghost fishing dan isunya sebagai sampah
laut
4. Meningkatan hubungan antara industri, pemerintah dan NGO untuk
mendorong perubahan dan manajemen DFG yang lebih baik
5. Memberikan informasi rinci tentang ghost fishing dan DFG (misalnya;
peraturan, tingkat kepatuhan, persentase ghost fishing)
6. mengupayakan masa depan untuk fokus pada standarisasi metode
lapangan dan metriks
7. perbaikan desain alat tangkap untuk mengurangi kemungkinan kegagalan
atau tersangkut
8. zonasi spasial perikanan untuk menghindari konflik alat tangkap dan
meningkatkan kesadaran navigasi alat tangkap di perairan
9. Mengurangi upaya penangkapan ikan (mambatasi waktu penangkapan,
alat tangkap yang lebih sedikit per perahu)
10. mengurangi efisiensi dari ghost fishing pada alat (meningkatkan aspek
biodegradable untuk pelepasan atau penonaktifan alat yang hilang dari
waktu ke waktu)
11. penandaan alat tangkap, menggunakan GPS terintegrasi untuk
memungkinkan pemulihan alat dnegan cepat, pemantauan pelabuhan atau
negara bagian, dan pemeriksaan alat tangkap
12. menyediakan fasilitas dan insentif pembuangan pelabuhan yang terjangkau
untuk mencegah pembuangan yang tidak semestinya di laut

Anda mungkin juga menyukai