Oleh :
Oleh :
2
LEMBAR PENGESAHAN
Program Studi Sanitasi Program Diploma III, Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
2021”.
Mengetahui
3
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI
NIM : P1337433118064
Tengah
4
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI
NIM : P1337433118075
Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661
Shafly Wafiqi
NIM : P1337433118075
5
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI
NIM : P1337433118082
Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661
6
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI
NIM : P1337433118088
Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661
An Najm As Syihristani
NIM:P1337433118088
7
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI
NIM : P1337433118101
Tengah
Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661
8
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
“Laporan Praktik Kerja Industri Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai laporan akhir dari kegiatan Praktik
Kerja Industri di PT. Eraguna Bumi Nusa. Dalam penyelesaian laporan ini penulis
banyak mendapat bantuan baik materiil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu
Kemenkes Semarang.
2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Semarang.
4. Bapak Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si. selaku pembimbing institusi yang
membantu kami.
6. Seluruh karyawan PT. Eraguna Bumi Nusa yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
9
8. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas 3B di Jurusan Kesehatan
dan dukungan.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu
karena itu, saran dan kritik pembaca untuk penyempurnaan sangat penulis
10
DAFTAR ISI
B. Tujuan ............................................................................................................5
C. Waktu .............................................................................................................6
D. Lokasi..............................................................................................................6
A. Kesimpulan ....................................................................................................20
B. Saran ..............................................................................................................21
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Industri merupakan lahan bagi pekerja untuk
5. Ada risiko bahaya yang mungkin menjadi celaka atau penyakit sebagai akibat
kerja
peralatan kerja guna menghasilkan produk agar bebas dari celaka dan penyakit akibat
yang secara periodik melakukan penilaian dan pemeliharaan sarana dan tempat kerja
dengan melibatkan peran serta dari pekerja dan petugas pemantau kegiatan, perihal
keharusan bagi setiap tempat kerja atau perusahaan yang dilakukan dengan cara
memeriksa atau mengukur, memantau dan menilai sumber bahaya yang berpotensi
menjadi risiko terjadinya celaka dan penyakit akibat kerja. Untuk penerapan Sistim
12
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja perlu diperhatikan
waktu dan tempat yang sudah ditentukan. Penyelesaian pekerjaan dari pekerja antara
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Status gizi
4. Status kesehatan
5. Jenis kelamin
6. Usia
Beban kerja adalah jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam
kurun waktu dan tempat yang sudah ditentukan, untuk itu memberikan tugas pada
pekerja harus memperhatikan kapsitas kerja, pengalaman kerja, etos kerja dan disiplin
kerja.Lingkungan kerja adalah bagian yang berhubungan dengan pekerja saat berada
sosial, psikologi dan kemampuan fisik pekerja. Selain unsur tersebut kondisi
udara ruang kerja ( suhu dan kelembapan, intensitas cahaya di tempat kerja dan
sudah atau telah dilakukan namun kecelakaan atau penyakit akibat kerja masih sering
13
1. Menganggap ringan risiko pekerjaan yang ada
maju yang dapat berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja terutama
masalah penyakit akibat kerja. Selain itu, masih banyak perusahaan yang belum
kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian, waktu dan memerlukannya biaya
yang tinggi. Dari pihak pekerja sendiri disamping pengertian dan pengetahuan masih
terbatas, ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan alat pelindung diri atau
ada satu orang mati per 15 detik, dan 153 pekerja cedera akibat kecelakaan kerja yang
terjadi diseluruh dunia. 2,5 milyar orang pekerja mati per tahun, 317 milyar kecelakaan
kerja terjadi per tahun dn kecelakaan kerja di negara berkembang semakin tinggi, hal
ini terjadi karena banyak industri padat karya sehingga lebih banyak karyawan yang
terpapar potensi bahaya, selain itu banyak perusahaan yang dinilai kurang mampu
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi mengakibatkan kerugian pada
pekerja, pemilik dan konsumen dan untuk lebih memahami permasalahan yang terjadi
14
maka mahasiswa yang telah dibekali ilmu K3 dipandang perlu melakukan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan agar bisa mengetahui secara langsung masalah yang ada di
tempat kerja dengan cara melakukan audit K3 untuk bisa memahami mengapa celaka
maksudkan agar potensi bahaya yang bisa menjadi risiko terjadinya celaka dan
penyakit akibat kerja yang menimpa pekerja, pemilik dan atau konsumen bisa diatasi.
Untuk itu setiap perusahaan wajib menerapkan Sistim Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 dan
B. Tujuan
C. Waktu
D. Lokasi
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
suatu daya upaya sedemikian rupa guna melindungi para pekerja agar selalu
dalam keadaan sehat dan selamat selama berda di tempat kerja serta
dankesehatan kerja kedalam tugas atau operasi pekerjaan tertentu. Dalam job
pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan. JSA ini berfokus padahubungan
16
Langkah – langkah dalam membuat JSA :
pekerjaan tertentu, tetapi juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja
berubah tetapi jenis pekerjaan sama, tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan
bagian paling penting dalam membuat JSA. Berikut beberapa hal yang dapat anda
fungsi JSA sebagai pencegah kecelakaan kerja tidak akan efektif bila para pekerja
tidak mengetahui dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam JSA. Sebelum
memulai suatu pekerjaan, pastikan supervisor dan tim meninjau isi JSA dan
17
Satu hal yang tak kalah penting dalam pembuatan JSA adalah jika kondisi
area kerja berubah atau area kerja berpindah, supervisor atau foreman
dalampenerapan K3 adalah:
hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agardapat
diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran staf dan
kelompok kerja tersebut terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya
18
e. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan: Sumber daya di sini mencakup
terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat,
dan untuk kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu perlu dibangun
Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yakni dengan meninjau
19
i. Pengembangan Sistem Manajemen K3 : Beberapa kegiatan yang perlu
kelompok kerja tidak harus menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu
dokumen selesai dan sudah mencakup salah satu elemen standar maka
sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk
20
B. SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja)
1. Pengertian
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif. Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan
21
a. Pertemuan Pembuka
memaparkan rencana audit sesuai checklist yang sudah dipersiapkan. Pada tahap
ini tingkat audit (awal/transisi/lanjutan), waktu, lokasi, divisi, proses kerja yang akan
cara:
4) Pemeriksaan dokumen
4) Pengendalian dokumen
7) Standar pemantauan
22
8) Pelaporan dan perbaikan kekurangan
1) Pertemuan Penutup
penerapan SMK3 perusahaan. Laporan audit SMK3 ini akan menjadi bahan
23
Bentuk laporan harus sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2012, yang memuat:
b) Lingkup audit, meliputi nama tempat kerja yang diaudit, unit kerja
e) Tujuan audit
f) Tim auditor
bisaditerapkan)
sesuaiminor/mayor)
24
BAB III
HASIL
berikut :
konstruksi.
pencemaran lingkungan.
25
1. Logo PT Eraguna Bumi Nusa
Telepon : 0298521226
Email : eragunabuminusapt@gmail.com
26
B. Gambaran Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dibahas, dan di setujui PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak
a. Penanggung jawab K3
(K3)
konstruksi
ketentuan K3
27
7) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3
b. Kedaruratan
c. P3K
28
a) Ruang P3K
d. Kebakaran
29
C. Gambaran Pelakasanaan Pencegahan Covid-19 Di Lapangan
3. Seluruh pekerja dan tamu yang terindikasi memiliki suhu tubuh dibawah
sementara oleh pengguna jasa dan atau penyedia jasa paling sedikit 14
hari kerja
dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan
30
kegiatan operasional PT Eraguna Bumi Nusa. Antara lain meliputi dampak
terhadap:
a. Kualitas udara ambien (debu dan emisi gas) dan tingkat kebisingan
analisa
2005
2005
2005
2005
(Sound level)
Mutu
Coliform ml 9221 - B
ml 9221 - E
31
Secara bakteriologi untuk parameter coliform belum menunjukan
melebihi ambang batas baku mutu lingkungan. Tetapi coli tinja melebihi
ambang batas yang diijinkan oleh karena itu air sumur gali tersebut jika
digunakan untuk konsumsi harus dimasak hingga benar benar masak atau
dengan kata lain pengelolaan kualitas air tanah sangat perlu dilakukan.
11-2004
3 Suhu °C 32 IKM/5.4.127/BL
K-Y
- 2005
- 2005
- 2005
Cu) - 2005
analisa laboratorium, untuk hasil uji kualitas limbah cair pada outlet secara
32
c. Keasrian dan keindahan lingkungan
tempat penyimpanan bus yang sudah jadi dengan luas lahan terbuka.
0,75 liter (LPM ITB dan Puslitbang DPU, 1991) diasumsikan sebagai
berikut,
perkotaan per karyawan/hari sebesar 0,50 – 0,75 liter (LPM ITB dan
33
Volume limbah padat/ sampah domestic
= 18,75 lt/hari
f. Adanya limbah B3
Limbah oli bekas dan solar yang tercecer kurang lebih sebanyak 3m3
perhari sedangkan untuk solar dan oli tidak banyak tetapi jika dibiarkan
dalam jangka waktu yang lama juga dapat berbahaya bagi lingkungan
sekitar. Dari pengamatan dilapangan untuk oli bekas telah dikelola dengan
penyakit dalah adanya aktivitas MCK karyawan dan pengunjung serta air
tumpukan sampah padat juga menjadi salah satu factor munculnya vector
panyakit.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
PT Eraguna Bumi Nusa banyak menggunakan mesin- mesin dan alat- alat yang
mempunyai resiko bahaya berupa kecelakaan kerja seperti kebisingan, suhu panas,
posisi kerja yang tidak ergonomis, kimia serta fisik. Sebagai solusi untuk mengurangi
angka kecalakaan kerja maka perlu dilaksanakan program keselamatan dan kesehatan
jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya unit operasi, dan tempat
35
a. Kebijakan K3
berkesinambungan
b. Perencanaan
36
Sistem MKP dan menyusun program kerja sesuai prioritas
didokumentasikan.
c. Penerapan
Sistem MKP.
37
2) Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana : Sarana dan
Sistem MKP
dapat direvisi
dianggap perlu
38
Obyektif Sistem MKP dapat dicapai melalui penerapan sistem
Information)
Review)
8) Pelatihan (Training)
Response)
39
Proses inspeksi, pengujian dan pemantauan yang
40
e. Tinjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen
harus, meliputi:
41
BAB IV
A. Kesimpulan
Sanitasi Industri di PT. Eraguna Bumi Nusa diperoleh kesimpulan sebagai berikut
kesehatan bagi seluruh pekerja dan tamu dengan memberikan APD kepada
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi yang kami amati pada saat kegiatan proses
kerja di tiap- tiap bagian maka perlu diadakan pengawasan dan pengendalian
yang lebih di tingkatkan, seperti membuat peraturan dan sanksi apabila ada
42
LAMPIRAN
Identifikasi Bahaya
43
Talkbook Meeting
44
Konsultasi dengan Pembimbing Lapangan
45
46