Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DI PT ERAGUNA BUMI NUSA
TAHUN 2021

Oleh :

1. Fajar Sidik Faelani (P1337433118064)


2. Shafly Wafiqi (P1337433118075)
3. Yolanda Putri Alfionita (P1337433118082)
4. An Najm As Syihristani (P1337433118088)
5. Niken Nur Cahyani (P1337433118101)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III
TAHUN 2021
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI PT ERAGUNA BUMI NUSA
TAHUN 2021

Oleh :

1. Fajar Sidik Faelani (P1337433118064)


2. Shafly Wafiqi (P1337433118075)
3. Yolanda Putri Alfionita (P1337433118082)
4. An Najm As Syihristani (P1337433118088)
5. Niken Nur Cahyani (P1337433118101)

Disusun sebagai persyaratan untuk menempuh mata kuliah


Praktik Kerja Industri

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III
TAHUN 2021

2
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa Laporan Praktik Kerja Industri mahasiswa

Program Studi Sanitasi Program Diploma III, Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Semarang, berjudul “Laporan Praktik Kerja Industri Sistem

Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di PT Eraguna Bumi Nusa Tahun

2021”.

Yang disusun oleh :

1. Fajar Sidik Faelani (P1337433118064)

2. Shafly Wafiqi (P1337433118075)

3. Yolanda Putri Alfionita (P1337433118082)

4. An Najm As Syihristani (P1337433118088)

5. Niken Nur Cahyani (P1337433118101)

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal.............

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Sumarsono Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si.


NIP :196002121196021005

Mengetahui

Ketua Tim Dosen Praktik Kerja Industri

Yulianto, BE, S.Pd, M.Kes


NIP : 19610731 1398403 100

3
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Nama Mahasiswa : Fajar Sidik Faelani

NIM : P1337433118064

Alamat Rumah : Desa Susukan RT 02/RW 02, Kecamatan

Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa

Tengah

Nomor Telepon : 082326347801

Institusi Tempat Praktik: PT. Eraguna Bumi Nusa

Nama Institusi : Poltekkes Kemenkes Semarang

Unit Kerja : SMK3

Alamat Institusi : Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen, Semarang,

Jawa Tengah 50661

Nomor Telepon : (0298) 521226

Pembimbing Lapangan: Sumarsono

Pembimbing Institusi : Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si.


Semarang, 3 April 2021

Peserta Praktik Kerja Industri

Fajar Sidik Faelani


NIM : P1337433118064

4
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Nama Mahasiswa : Shafly Wafiqi

NIM : P1337433118075

Alamat Rumah : Desa Gambarsari RT 02/RW 01, Kecamatan


Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

Nomor Telepon : 081575255415

Institusi Tempat Praktik: PT. Eraguna Bumi Nusa

Nama Institusi : Poltekkes Kemenkes Semarang

Unit Kerja : SMK3

Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661

Nomor Telepon : (0298) 521226

Pembimbing Lapangan: Sumarsono

Pembimbing Institusi : Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si.

Semarang, 3 April 2021

Peserta Praktik Kerja Industri

Shafly Wafiqi
NIM : P1337433118075

5
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Nama Mahasiswa : Yolanda Putri Alfionita

NIM : P1337433118082

Alamat Rumah : Desa Kediren RT 11/RW 03, Kecamatan

Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah

Nomor Telepon : 081225288207

Institusi Tempat Praktik: PT. Eraguna Bumi Nusa

Nama Institusi : Poltekes Kemenkes Semarang

Unit Kerja : SMK3

Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661

Nomor Telepon : (0298) 521226

Pembimbing Lapangan: Sumarsono

Pembimbing Institusi : Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si.

Semarang, 3 April 2021

Peserta Praktik Kerja Industri

Yolanda Putri Alfionita


NIM:P1337433118082

6
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Nama Mahasiswa : An Najm As Syihristani

NIM : P1337433118088

Alamat Rumah : Desa Tabaran RT 04/RW 08,Kecamatan

Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah

Nomor Telepon : 085211718800

Institusi Tempat Praktik: PT. Eraguna Bumi Nusa

Nama Institusi : Poltekes Kemenkes Semarang

Unit Kerja : SMK3

Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661

Nomor Telepon : (0298) 521226

Pembimbing Lapangan: Sumarsono

Pembimbing Institusi : Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si.

Semarang, 3 April 2021

Peserta Praktik Kerja Industri

An Najm As Syihristani
NIM:P1337433118088

7
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Nama Mahasiswa : Niken Nur Cahyani

NIM : P1337433118101

Alamat Rumah : Desa Sumbang RT 05/RW 01,Kecamatan

Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa

Tengah

Nomor Telepon : 085600124390

Institusi Tempat Praktik: PT. Eraguna Bumi Nusa

Nama Institusi : Poltekes Kemenkes Semarang

Unit Kerja : SMK3

Alamat Institusi :
Jl. A Asyhari, Doplang, Bawen,
Semarang, Jawa Tengah 50661

Nomor Telepon : (0298) 521226

Pembimbing Lapangan: Sumarsono

Pembimbing Institusi : Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si.

Semarang, 3 April 2021

Peserta Praktik Kerja Industri

Niken Nur Cahyani


NIM:P1337433118101

8
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul

“Laporan Praktik Kerja Industri Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Di PT Eraguna Bumi Nusa Tahun 2021”.

Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai laporan akhir dari kegiatan Praktik

Kerja Industri di PT. Eraguna Bumi Nusa. Dalam penyelesaian laporan ini penulis

banyak mendapat bantuan baik materiil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Marsum, BE., SPd., MHP., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang.

2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

3. Bapak Suparmin, SST., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Sanitasi

Program Diploma III Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Semarang.

4. Bapak Zaeni Budiono, BE., S.IP., M.Si. selaku pembimbing institusi yang

selalu membimbing kami.

5. Bapak Sumarsono selaku pembimbing lapangan yang selalu sabar

membantu kami.

6. Seluruh karyawan PT. Eraguna Bumi Nusa yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

7. Orangtua serta segenap keluarga tercinta yang senantiasa selalu menjadi

penyemangat dalam penyusunan laporan ini.

9
8. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas 3B di Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto yang telah memberikan doa, motivasi, semangat,

dan dukungan.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan proposal tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

kekurangan, baik dalam materi, teknik penulisan maupun sistematikanya. Oleh

karena itu, saran dan kritik pembaca untuk penyempurnaan sangat penulis

harapkan. Semoga laporan Praktik Kerja Industri ini dapat bermanfaat.

10
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................................ii

IDENTITSA PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI .................................................iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................................1

B. Tujuan ............................................................................................................5

C. Waktu .............................................................................................................6

D. Lokasi..............................................................................................................6

BAB II HASIL ..............................................................................................................7

A. Gambaran Umum Industri ...............................................................................7

B. Gambaran Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................10

C. Gambaran Pelaksanaan Pencegahan Covid-19 di Lapangan .........................13

BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................................15

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................................................15

BAB IV Kesimpulan dan Saran ...................................................................................20

A. Kesimpulan ....................................................................................................20

B. Saran ..............................................................................................................21

11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut pedoman buku Praktik Kerja Industri tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Industri merupakan lahan bagi pekerja untuk

beraktifitas menghasilkan produk guna memenuhi kebutuhan manusia. Perlu diketahui

untuk bekerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Ada manusia sebagai pekerja

2. Ada aktifitas yang dilakukan untuk mewujudkan produk

3. Ada peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk

4. Ada lokasi kegiatan yang terbatas untuk beraktifitas

5. Ada risiko bahaya yang mungkin menjadi celaka atau penyakit sebagai akibat

kerja

Untuk mengantisipasi agar pekerja saat beraktifitas di tempat kerja menggunakan

peralatan kerja guna menghasilkan produk agar bebas dari celaka dan penyakit akibat

kerja diperlukan penerapan program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

yang secara periodik melakukan penilaian dan pemeliharaan sarana dan tempat kerja

dengan melibatkan peran serta dari pekerja dan petugas pemantau kegiatan, perihal

penerapan Sistim Manajemen Keselamatan dan Ksehatan Kerja di tempat kerja.

Penerapan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan

keharusan bagi setiap tempat kerja atau perusahaan yang dilakukan dengan cara

memeriksa atau mengukur, memantau dan menilai sumber bahaya yang berpotensi

menjadi risiko terjadinya celaka dan penyakit akibat kerja. Untuk penerapan Sistim

12
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja perlu diperhatikan

keseimbangan antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.

Kapasitas kerja yaitu kemampuan dari pekerja menyelesaikan pekerjaan pada

waktu dan tempat yang sudah ditentukan. Penyelesaian pekerjaan dari pekerja antara

satu dengan yang lainnya berbeda, hal tersebut dipengaruhi oleh :

1. Pengetahuan

2. Keterampilan

3. Status gizi

4. Status kesehatan

5. Jenis kelamin

6. Usia

7. Kesesuaian peralatan dan tubuh pekerja

Beban kerja adalah jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam

kurun waktu dan tempat yang sudah ditentukan, untuk itu memberikan tugas pada

pekerja harus memperhatikan kapsitas kerja, pengalaman kerja, etos kerja dan disiplin

kerja.Lingkungan kerja adalah bagian yang berhubungan dengan pekerja saat berada

di tempat kerja yang sangat mempengaruhi keberhasilan pekerja seperti kehidupan

sosial, psikologi dan kemampuan fisik pekerja. Selain unsur tersebut kondisi

lingkungan juga sangat berpengaruh pada penyelesaian pekerjaan seperti kondisi

udara ruang kerja ( suhu dan kelembapan, intensitas cahaya di tempat kerja dan

intensitas suara di tempat kerja.

Penerapan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

sudah atau telah dilakukan namun kecelakaan atau penyakit akibat kerja masih sering

terjadi, hal ini disebabkan karena pekerja :

13
1. Menganggap ringan risiko pekerjaan yang ada

2. Membiarkan kesalahan yang terjadi

3. Menggunakan peralatan kerja dengan tidak benar

4. Tidak menggunakan alat pelindung diri

5. Bekerja dengan buru-buru

Mengingat kegiatan sektor industri tidak terlepas dengan penggunaan teknologi

maju yang dapat berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja terutama

masalah penyakit akibat kerja. Selain itu, masih banyak perusahaan yang belum

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah ke pencegahan penyakit akibat

kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian, waktu dan memerlukannya biaya

yang tinggi. Dari pihak pekerja sendiri disamping pengertian dan pengetahuan masih

terbatas, ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan alat pelindung diri atau

mematuhi aturan yang sebenarnya.

Catatan International Labour Organization (ILO) menunjukkan bahwa setiap tahun

ada satu orang mati per 15 detik, dan 153 pekerja cedera akibat kecelakaan kerja yang

terjadi diseluruh dunia. 2,5 milyar orang pekerja mati per tahun, 317 milyar kecelakaan

kerja terjadi per tahun dn kecelakaan kerja di negara berkembang semakin tinggi, hal

ini terjadi karena banyak industri padat karya sehingga lebih banyak karyawan yang

terpapar potensi bahaya, selain itu banyak perusahaan yang dinilai kurang mampu

mengidentifikasi potensi bahaya ditempat kerja (ILO,2016) serta penilaian Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia mengenai kurangnya pembinaan

bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) oleh perusahaan.

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi mengakibatkan kerugian pada

pekerja, pemilik dan konsumen dan untuk lebih memahami permasalahan yang terjadi

14
maka mahasiswa yang telah dibekali ilmu K3 dipandang perlu melakukan kegiatan

Praktik Kerja Lapangan agar bisa mengetahui secara langsung masalah yang ada di

tempat kerja dengan cara melakukan audit K3 untuk bisa memahami mengapa celaka

dan penyakit akibat kerja masih terjadi di tempat kerja.

Penerapan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerjadi

maksudkan agar potensi bahaya yang bisa menjadi risiko terjadinya celaka dan

penyakit akibat kerja yang menimpa pekerja, pemilik dan atau konsumen bisa diatasi.

Untuk itu setiap perusahaan wajib menerapkan Sistim Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 dan

ketentuan Peraturan Perundang- undangan serat memperhatikan standar internasional

( ISO 450001 : 2018 ).

B. Tujuan

Mahasiswa bisa mendapatkan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan

yang berkaitan dengan Kesehatan lingkungan sehingga memperoleh sikap dan

berkemampu- an mandiri, berjiwa wirausaha, khususnya dalam upaya

pemecahan masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Industri

C. Waktu

Praktek Kerja Industri ini di laksanakan selama 3 minggu, dimulai sejak

tangal 15 – 03 Februari 2021.

D. Lokasi

Lokasi pelaksanaan Praktek Kerja Industri bertempat di PT Eraguna

Bumi Nusa Jl A Asyhari, Bawen, Doplang, Semarang. Selama praktek

mahasiswa di tempatkan di proyek pembangunan gedung parkir RS Roemani.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja)

1. Pengertian

K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) merupakan suatu ilmu pengetahuan

dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan,kebakaran, peledakan,

pencemaran, penyakit, dll. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah

suatu daya upaya sedemikian rupa guna melindungi para pekerja agar selalu

dalam keadaan sehat dan selamat selama berda di tempat kerja serta

meningkatkan sumber daya manusia dengan melakukan pencegahan dan

pegobatan terhadap kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

2. Analisis Keselamatan Kerja

Analisis Keselamatan Kerja atau Job Savety Analysis (JSA) adalah

prosedur yang membantu menintegrasikan prinsip dan praktik keselamatan

dankesehatan kerja kedalam tugas atau operasi pekerjaan tertentu. Dalam job

savety analisis, setiap langkah dasar pekerjaan adalah menidentifikasi potensi

bahaya dan merekomendasikan cara teraman untuk melakukan pekerjaan itu.

JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi

bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian

pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan. JSA ini berfokus padahubungan

antara pekerja, tugas/pekerjaan, peralatan, dan lingkungan kerja. Idealnya,

setelah Anda (supervisor) mengindentifikasi bahaya yang ada di areakerja,

Anda harus menentukan langkah- langkah pengendalian untuk meminimalkan

bahkan menghilangkan risiko tersebut

16
Langkah – langkah dalam membuat JSA :

1. Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya

a. Penyebab kecelakaan kerja sebelumnya (jika ada)

b. Pekerjaan lain yang berada di dekat area kerja

c. Regulasi atau peraturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan

d. Instruksi produsen dalam mengoperasikan peralatan kerja

Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu

pekerjaan tertentu, tetapi juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja

berubah tetapi jenis pekerjaan sama, tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan

tersebut perlu berubah juga.

2. Mengidentifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja

Berdasarkan langkah- langkah kerja yang sudah ditentukan ini menjadi

bagian paling penting dalam membuat JSA. Berikut beberapa hal yang dapat anda

pertimbangkan saat mengidentifikasi potensi bahaya. Menentukan langkah

pengendalian berdasarkan bahaya-bahaya pada setiap langkah-langkah pekerjaan

Setiap bahaya yang telah diidentifikasi sebelumnya tentumembutuhkan kontrol dan

pengendalian. Kontrol dan pengendalian ini menjelaskan bagaimana cara Anda

akan menghilangkan bahaya di areakerjaatau bagaimana cara Anda akan

mengurangi risiko cedera secara signifikan. Setelah membuat JSA, supervisor

diharuskan untuk mendiskusikannya dengan para pekerja yang terlibat. Pasalnya,

fungsi JSA sebagai pencegah kecelakaan kerja tidak akan efektif bila para pekerja

tidak mengetahui dan memahami apa saja yang dijelaskan dalam JSA. Sebelum

memulai suatu pekerjaan, pastikan supervisor dan tim meninjau isi JSA dan

pastikan juga semua pekerja mengetahui bagaimana prosedur bekerja secara

aman sesuai yang tertuang dalam JSA.

17
Satu hal yang tak kalah penting dalam pembuatan JSA adalah jika kondisi

area kerja berubah atau area kerja berpindah, supervisor atau foreman

(mandor/pengawas)harus memperbarui JSA, karena potensi bahaya di area

tersebut juga mungkinberbeda.

3. Penerapan K3 di Tempat Kerja Langkah-langkahPenerapan K3 :

Menurut Suardi (2007:23) langkah-langkah yang harus dilakukan

dalampenerapan K3 adalah:

a. Menyatakan Komitmen: Penerapan Sistem Manajemen K3 tidak akan berjalan

tanpa adanya komitmen. Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk

menerapkan SistemManajemen K3 dalam organisasi/manajemen harus

dilakukan oleh manajemen puncak. Komitmen ini harus dinyatakan bukan

hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agardapat

diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran staf dan

karyawanperusahaan. Staf dan karyawan perusahaan juga harus mengetahui

bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan

bagian K3 saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh personel dalam

perusahaan mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah.

b. Menetapkan Cara Penerapan: Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan

untukmenerapkanSistem Manajemen K3.

c. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan

d. Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota

kelompok kerja tersebut terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya

manajer unit kerja. Hal ini penting karena merekalahyang tentunya

palingbertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.

18
e. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan: Sumber daya di sini mencakup

personel / orang, perlengkapan,waktu, dandana. Orang yang dimaksud adalan

beberapa orang yangdiangkat secara resmi di luar tugas-tugas pokoknya dan

terlibatpenuh dalam proses penerapan. Untuk perlengkapan, perlu dipersiapkan

ruangan tambahan untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk

mengolah danmenyimpan data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit

terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat,

pelatihan, mempelajari bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai

menghadapi kegiatan audit dan assesment. Sementara dana adalah danayang

diperlukan untuk membayar konsultan (bila menggunakan konsultan),lembaga

sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan di luar perusahaan.

f. Kegiatan Penyuluhan: Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan dari

dan untuk kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu perlu dibangun

rasaadanya keikutsertaan atau partisipsi dari seluruh karyawan dalam

perusahaan melalui program penyuluhann

g. Peninjauan Sistem : Kelompok kerja yang telah dibentuk kemudian mulai

bekerja untuk meninjau sistem yang sedang berlangsung untuk kemudian

dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3.

Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yakni dengan meninjau

dokumen prosedur dan meninjaupelaksanaannya.

h. Penyusunan Jadwal Kegiatan : Setelah melakukan peninjauan sistem maka

kelompok kerja dapat menyusun suatu jadwal kegiatan.

19
i. Pengembangan Sistem Manajemen K3 : Beberapa kegiatan yang perlu

dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem Manajemen K3 antara lain

mencakup dokumentasi, pembagian kelompok, penyusunan bagan alir,

penulisan manual Sistem Manajemen K3, prosedur dan instruksi kerja.

j. Penerapan Sistem : Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka setiap

anggota kelompok kerja kembali ke masing-masing unit kerjanya untuk

menerapkan sistem yang telah ditulis. Dalam praktek pelaksanaanyamaka

kelompok kerja tidak harus menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu

dokumen selesai dan sudah mencakup salah satu elemen standar maka

penerapan sudah dapat dikerjakan. Sementara proses penerapan sistem

berlangsung, kelompok kerja tetap melakukan pertemuan berkala untuk

pemantauan. Penerapan sistem ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan

sebelum pelaksanaan audit internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk

mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk rekaman tercatat) secara memadai

dan untuk melaksanakan penyempurnaan sistem serta modifikasi dokumen.

k. Proses Sertifikasi : Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem Manajemen K3.

Misalnya Sucofindo melakukan sertifikasi terhadap Permenaker

05/Men/1996.Namun untuk OHSAS 1800: 1999 organisasi bebas menentukan

lembaga sertifikasi manapun yang diinginkan. Untuk itu organisasi disarankan

untuk memilih lembaga sertifikasi OHSAS 18001 yang paling tepat.

20
B. SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja)

1. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem

Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem

manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien, dan produktif. Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang

SinstemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) pengertian Audit

SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap

pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan

yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

2. Manfaat Audit SMK3

a. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan setiap unsur

dalam SMK3 untuk mencegah timbulnya gangguan operasional, kecelakaan,

insiden, dan kerugian-kerugian.Mengetahui gambaran-gambaran secara jelas

dan lengkap tentangkinerjaK3 di perusahaan.

b. Meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundang-undanganbidang K3.

c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran tentangK3,

khususnya bagi pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan audit.

d. Meningkatkan produktivitas kerja.

3. Pelaksanaan audit SMK3

Pelaksanaan audit SMK3 paling sedikit dilakukan melalui tahapan:

21
a. Pertemuan Pembuka

Auditor dan pengurus perusahaan melakukan pertemuan awal sebelum

proses atau pelaksanaan audit dimulai. Pada pertemuan pembuka, auditor

memaparkan rencana audit sesuai checklist yang sudah dipersiapkan. Pada tahap

ini tingkat audit (awal/transisi/lanjutan), waktu, lokasi, divisi, proses kerja yang akan

diaudit, dan petugas pendamping dalam pelaksanaan audit sudah ditetapkan.

b. Proses Audit SMK3

Pada proses audit ini, auditor akan melakukan pemeriksaan

ataspelaksanaan SMK3 di perusahaan. Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan

cara:

1) Kunjungan ke lapangan untuk orientasi

2) Wawancara kepada manajemen

3) Pemeriksaan semua informasi hasil wawancara

4) Pemeriksaan dokumen

5) Wawancara tenaga kerja

6) Pemeriksaan kondisi fisik lingkungan kerja.

Sesuai PP Nomor 50 Tahun 2012, ada beberapa elemen penerapan SMK3

yang akan diaudit, antara lain:

1) Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen

2) Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3

3) Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak

4) Pengendalian dokumen

5) Pembelian dan pengendalian produk

6) Keamanan bekerja berdasarkan SMK3

7) Standar pemantauan

22
8) Pelaporan dan perbaikan kekurangan

9) Pengelolaan material dan perpindahannya

10) Pengumpulan dan penggunaan data

11) Pemeriksaan SMK3

12) Pengembangan keterampilan dan kemampuan

c. Pertemuan Tim Auditor SMK3

Dalam pertemuan ini, tim auditor SMK3 akan menganalisis, mengkaji,

dan menentukan penilaian kriteria sesuai hasil temuan. Ketentuan

penilaianhasil audit SMK3 dibagi menjadi tiga kategori, di antaranya:

1) Pertemuan Penutup

Auditor dan pengurus perusahaan melakukan pertemuan penutup guna

mengakhiri rangkaian audit eksternal yang telah dilaksanakan. Dalam

pertemuan ini auditor menyampaikan hasil temuan beserta kriterianya,

tindakan perbaikan atau peningkatan (bila perlu) serta memberitahukan hasil

penilaian audit dan pernyataan apakah perusahaan dinyatakan berhasil atau

tidak berhasil menyandang sertifikat SMK3.

2) Penyusunan Laporan Audit SMK3

Lembaga audit akan membuat hasil laporan dan mengeluarkan laporan

hasil audit SMK3 serta memberikan rekomendasi tingkat pencapaian

penerapan SMK3 perusahaan. Laporan audit SMK3 ini akan menjadi bahan

pertimbangan Menteri untuk memberikan penghargaan sesuai dengan tingkat

penerapan dan kategori penilaian hasil audit SMK3.

23
Bentuk laporan harus sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2012, yang memuat:

a) Nama perusahaan yang diaudit dan jenis usahanya

b) Lingkup audit, meliputi nama tempat kerja yang diaudit, unit kerja

proses/bagiantempat kerja, lokasi audit, dan seterusnya.

c) Tingkat audit (awal/transisi/lanjutan)

d) Waktu dan tempat pelaksanaan audit

e) Tujuan audit

f) Tim auditor

g) Gambaran umum tempat kerja, mencakup proses produksi dan penerapan K3

h) Jadwal audit, mencakup kegiatan, waktu, keterangan, dan penghubungpada

saatpertemuan awal, pemeriksaan dan penilaian kriteria, dan pertemuan akhir.

i) Daftar kriteria audit dan pemenuhannya, mencakup keterangan nomor kriteria,

kriteriayang tidak berlaku, kesesuaian, dan ketidaksesuaian (mayor atau minor)

j) Penjelasan tentang kriteria yang tidak berlaku (elemen/kriteria yang tidak

bisaditerapkan)

k) Uraian temuan ketidaksesuaian (uraian mengenai temuan yang tidak

sesuaiminor/mayor)

l) Tindak lanjut berupa saran perbaikan ketidaksesuaian

m) Hasil audit (kesimpulan presentasi perolehan hasil audit).

n) Data pendukung laporan audit, mencakup daftar pertemuan perusahaan yang

diauditdan respons perusahaan terhadap tindak lanjut temuan ketidaksesuaian

24
BAB III

HASIL

A. Gambaran Umum Industri

Didirikan pada tahun 2011, PT Eraguna Bumi Nusa yang bergerak di

bidang Jasa Konstruksi memulai perjalanan pertama dalam pembangunan

gedung parkir RSUD Dr. Gunawan Mangunkusumo.

PT Eraguna Bumi Nusa yang bergerak di bidamg Jasa Konstruksi

berkomitmen dan peduli terhadap keselamatan konstruksi khususnya dalam

pencapaian penanganan isu keselamatan konstruksi dengan langkah sebagai

berikut :

1. Peduli dalam mempromosikan pemahaman akan kebutuhan keselamatan

konstruksi dan membudayakan keselamatan konstruksi dalam seluruh

kegiatan pelaksanaan konstruksi.

2. Peduli dalam melakukan sosialisasi tentang keselamatan konstruksi

terhadap seluruh tenaga kerja maupun masyarakat di dalam lingkngan kerja

konstruksi.

3. Peduli dalam melaksanakan implementasi sesuai rencana keselamatan

konstruksi berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dalam

keselamatan konstruksi nasional.

4. Mencegah kecelakaan, kebakaran, sakit akibat kerja, keamanan dan

pencemaran lingkungan.

5. Memantau dan mengevaluasi terhadap kinerja keselamatan konstruksi

serta melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

25
1. Logo PT Eraguna Bumi Nusa

2. Lokasi PT Eraguna Bumi Nusa

Alamat : Perum Griya Bukit Indah No. 1 Doplang, Blawen

Kode Pos : 50131

Telepon : 0298521226

Email : eragunabuminusapt@gmail.com

26
B. Gambaran Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT Eraguna Bumi Nusa sebagai penyedia Jasa pada Pembangunan

Gedung Parkir RS. Roemani, membuat identifikasi bahaya, penilaian risiko,

skala prioritas, pengendalian risiko, penanggung jawab untuk diserahkan,

dibahas, dan di setujui PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak

sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.

Sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam dukungan

keselamatan konstruksi merupakan “ Tenaga Keselamatan Konstruksi” yang

terdiri dari Penanggung Jawab K3 serta dibantu oleh petugas kedaruratan,

petugas kebakaran dan petugas P3K.

Tugas tanggung jawab dan wewenang “Tenaga Keselamatan Konstruksi” :

a. Penanggung jawab K3

Tugas dan wewenang :

1) Menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3)

2) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan

tentang dan terkait K3 konstruksi

3) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan

konstruksi

4) Merencanakan dan menyusun program K3

5) Membuat prosedur kerjadan instruksi kerja penerapan

ketentuan K3

6) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan

pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3

27
7) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3

dan pedoman teknis K3 konstruksi

8) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan

konstruksi berbasis K3 jika di perlukan

9) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja serta keadaan darurat

b. Kedaruratan

Tugas dan tanggung jawab :

1) Menerapkan program emergency atau kedaruratan

2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pelatihan

keadaan darurat secara keseluruhan

3) Mendata seluruh personil dan menugaskab Tim P3K dalam

pencarian orang hilang

4) Mengkoordinir pelaksanaan penanganan kondisi darurat,

evakuasi dan evaluasi kondisi darurat secara keseluruhan

5) Melakukan pemantauan dan pengendalian dalam setiap

kondisi keadaan darurat termasuk melakukan mitigasi

apabila terjadi kecelakaan kerja

6) Memastikan kesiapan tim dan peralatan keadaan darurat

tersedia sesuai kondisi lapangan

c. P3K

Tugas dan tanggung jawab :

1) Menerapan program P3K

2) Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja

3) Merawat fasilitas P3K di tempat kerja, meliputi

28
a) Ruang P3K

b) Kotak P3K dan transportasi

c) Alat evakuasi dan transportasi

d) Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri (APD)

dan peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki

potensi bahaya yang bersifat khusus

4) Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan

5) Membuat laporan kegiatan P3K secara periodik

d. Kebakaran

Tugas dan tanggung jawab :

1) Menerapkan program kebakaran

2) Menyusun rencana kegiatan sesuai kebijakan

3) Menetapkan semua kegiatan unit manajemen keselamatan

kebakaran pada pekerja konstruksi

4) Mengimplementasikan kebijakan operasi pemadam

kebakaran konstruksi dan lingkungannya

5) Melaksanakan aktifitas unit manajemen keselamatan

kebakaran di tempat kerja

6) Mengendalikan aktifitas terkait dengan pencegahan dan

penanggulangan kebakaran sesuai rencana kerja

7) Melakukan koordinasi dengan pihak instasi pemadam

kebakaran dan instasi terkait

29
C. Gambaran Pelakasanaan Pencegahan Covid-19 Di Lapangan

1. Pemasangan poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang himbauan

atau anjuran pencegahan Covid-19 untuk disebarluaskan atau dipasang

di tempat-tempat strategis di lokasi proyek

2. Penyampaian penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik

pencegahan Covid-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari

(safety morning talk)

3. Seluruh pekerja dan tamu yang terindikasi memiliki suhu tubuh dibawah

38°C datang ke lokasi pekerjaan

4. Apabila di temukan pekerja di lapangan sebagai pasien dalam

pengawasan atau PDP Covid-19 maka pekerja harus di berhentikan

sementara oleh pengguna jasa dan atau penyedia jasa paling sedikit 14

hari kerja

5. Evakuasi dan penyemprotan desinfektan pada seluruh tempat, fasilitas

dan peralatan kerja

6. Penghentian sementara di lakukan hingga proses evakuasi dan

penyemprotan desinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan

dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak fisik dengan

tenaga kerja yang terpapar telah selesai

D. Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kegiatan operasional PT Eraguna Bumi Nusa diperkirakan akan

menimbulkan dampak positif dan negative terhadap lingkungan sekitarnya.

Meskipun dampak yang diperkirakan akan terjadi bukan merupakan dampak

yang besar dan penting, akan tetapi diupayakan pengelolaannya dan

pemantauan lingkungannya, jenis dampak yang diperkirakan muncul dari

30
kegiatan operasional PT Eraguna Bumi Nusa. Antara lain meliputi dampak

terhadap:

a. Kualitas udara ambien (debu dan emisi gas) dan tingkat kebisingan

Parameter Satuan Baku mutu Hasil Metode / alat

analisa

NO2 Ug / m3 400 4, 02 SNI 19-7119.2-

2005

SO2 Ug / m3 900 3, 67 SNI 19-7119.2-

2005

CO Ug / m3 30.000 240, 34 Spektrofotometer

OX Ug / m3 235 4, 56 SNI 19-7119.2-

2005

TSP Ug / m3 230 11, 03 SNI 19-7119.2-

2005

Kebisingan dBa (Leq) 70 87, 09 MU/04/SLM/04

(Sound level)

b. Hidrologi dan kualitas air tanah

No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Metode

Mutu

1 Gol MPN/100 20 50 APHA, 2005,

Coliform ml 9221 - B

2 Gol Colitinja MPN/100 3 0 APHA, 2005,

ml 9221 - E

31
Secara bakteriologi untuk parameter coliform belum menunjukan

melebihi ambang batas baku mutu lingkungan. Tetapi coli tinja melebihi

ambang batas yang diijinkan oleh karena itu air sumur gali tersebut jika

digunakan untuk konsumsi harus dimasak hingga benar benar masak atau

dengan kata lain pengelolaan kualitas air tanah sangat perlu dilakukan.

No Parameter Satuan Hasil uji Metode

1 Bau - Tidak berbau IKM/5.461/BLK

2 pH - 7,2 SNI 06-6989,

11-2004

3 Suhu °C 32 IKM/5.4.127/BL

K-Y

4 BOD Mg/L 7, 09 APHA 5210 – B

- 2005

5 COD Mg/L 23, 56 APHA 5220 – C

- 2005

6 TSS Mg/L 27 APHA 2540 – D

- 2005

7 Tembaga ( Mg/L <0, 0025 APHA 3111 – B

Cu) - 2005

Limbah cair diambil pada outlet PT Eraguna Bumi Nusa berdasarkan

analisa laboratorium, untuk hasil uji kualitas limbah cair pada outlet secara

keseluruhan menunjukan hasil yang cukup baik

32
c. Keasrian dan keindahan lingkungan

Penaataan taman ini berdampak pada kondisi keasrian dan keindahan

lingkungan di lokasi kegiatan PT Eraguna Bumi Nusa, sebagian dari lahan

terbuka tersebut dimanfaatkan oleh PT Eraguna Bumi Nusa sebagai

tempat penyimpanan bus yang sudah jadi dengan luas lahan terbuka.

d. Kerawanan terjadi kebakaran

Sumber dampak atau kegiatan yang menumbulkan dampak rawan

terjadinya kebakaran adalah penggunaan energy listrik, penyebab

kebakaran yang ditimbulkan oleh peralatan tersebut tidak lain terkait

banyak factor. Antara lain kelalaian penggunadalam menggunakan energy

listrikdan peralatan elektronik yang berlebihansehingga mudah

mengakibatkan peralatan mengalami kerusakan/aus. Untuk mengurangi

hal hal tersebut PT Eraguna Bumi Nusa menyediakan peralatan

penanggulangan dini sebagai kesiapan jika terjadi kebakaran.

e. Sanitasi lingkungan akibat timbulan limbah padat

Volume limbah padat / sampah domestic yang dihasilkan berdasarkan

laju timbulan sampah untuk perkotaan per karyawan/hari sebesar 0,50 –

0,75 liter (LPM ITB dan Puslitbang DPU, 1991) diasumsikan sebagai

berikut,

Volume limbah padat/ sampah domestic = Volume limbah padat /

sampah domestic yang dihasilkan berdasarkan laju timbulan sampah untuk

perkotaan per karyawan/hari sebesar 0,50 – 0,75 liter (LPM ITB dan

Puslitbang DPU, 1991) diasumsikan sebagai berikut,

33
Volume limbah padat/ sampah domestic

= 0,75 lt/orang/hari x 25 orang

= 18,75 lt/hari

f. Adanya limbah B3

Limbah oli bekas dan solar yang tercecer kurang lebih sebanyak 3m3

perhari sedangkan untuk solar dan oli tidak banyak tetapi jika dibiarkan

dalam jangka waktu yang lama juga dapat berbahaya bagi lingkungan

sekitar. Dari pengamatan dilapangan untuk oli bekas telah dikelola dengan

baik yaitu ditampung di tempat tertutup

g. Munculnya vektor penyakit (lalat, kecoa, nyamuk)

Sumber dan dampak yang menimbulkan dampak munculnya vector

penyakit dalah adanya aktivitas MCK karyawan dan pengunjung serta air

bekas pembersihan armada pengangkut yang menggenang, disamping itu

tumpukan sampah padat juga menjadi salah satu factor munculnya vector

panyakit.

34
BAB IV

PEMBAHASAN

PT Eraguna Bumi Nusa banyak menggunakan mesin- mesin dan alat- alat yang

mempunyai resiko bahaya berupa kecelakaan kerja seperti kebisingan, suhu panas,

posisi kerja yang tidak ergonomis, kimia serta fisik. Sebagai solusi untuk mengurangi

angka kecalakaan kerja maka perlu dilaksanakan program keselamatan dan kesehatan

kerja antara lain :

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT Eraguna Bumi Nusa selalu mengutamakan keselamatan dan

kesehatan pekerja. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan segala pekerjaan

perusahaan ini berpedoman pada Sistem Manajemen Keselamatan Proses.

Sistem Manajemen Keselamatan Proses adalah bagian dari sistem manajemen

secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung

jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi

pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya unit operasi, dan tempat

kerja yang aman, efisien dan produktif,

Tujuan SMKP adalah untuk mencegah atau untuk mengurangi potensi

bahaya pada tahap perancangan, pembangunan, start-up, pengoperasian,

pemeliharaan dan purna operasi sehingga kegiatan operasi Direktorat

Pengolahan dapat berjalan secara aman, handal, dan efisien.

35
a. Kebijakan K3

Perusahaan harus mempunyai Kebijakan K3 yang isinya

menyatakan tentang visi, obyektif, komitmen dan tekad untuk

meningkatkan kinerja K3. Kebijakan K3 di tingkat pusat di tanda tangani

oleh DIrektur Pengolahan dan tingkat unit Operasi ditandatangani oleh

General Manager. Kebijakan K3 harus:

1) Sesuai dengan resiko K3 yang ada di perusahaan

2) Mencakup komitmen untuk pengembangan K3 secara

berkesinambungan

3) Mencakup komitmen untuk memenuhi peraturan K3 yang berlaku

4) Didokumentasikan dan diimplementasikan

5) Dikomunikasikan kepada seluruh pekerja dan kontraktor di

perusahaan tentang ketentuan K3 yang harus di terapkan

6) Ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan

tersebut sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam peraturan

dan perundangan K3.

b. Perencanaan

Perencanaan untuk Sistem MKP mencakup:

1) Perencanan Identifikasi Bahaya Penilaian dan

Pengendalian Resiko, Prosedur harus disediakan untuk

menidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan resiko

baik untuk kegiatan rutin maupun non rutin.

2) Perencanaan untuk menerapkan dan mengembangkan

elemen-elemen Sistem MKP. Prosedur harus disusun untuk

dapat mengidentifikasi keurangan pada elemen-elemen

36
Sistem MKP dan menyusun program kerja sesuai prioritas

serta menentukan strategi penerapanya.

3) Peraturan Perundangan dan Ketentuan lainnya, Peraturan,

Perundangan dan Ketentuan yang terkait dengan Sistem

MKP harus diidentifikasi, diterapkan, di sosialisasikan dan

didokumentasikan.

4) Tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

sesuai dengan Kebijakan K3 harus ditetapkan. Tujuan dan

sasaran harus memenuhi kualifikasi: dapat diukur,

mempunyai satuan/ indicator pengukuran, mempunyai

sasaran pencapaian, mempunyai jangka waktu pencapaian,

dan SMART (Specific, Measurable, Achievable,

Reasonable, Timebound). Kemajuan dari pencapaian tujuan

dan sasaran dipantau oleh penanggung jawab program dan

dilaporkan kepada pimpinan operasi sesuai prosedur

pemantauan dan pengukuran.

c. Penerapan

Penerapan untuk Sistem MKP mencakup:

1) Tugas dan Tanggung jawab : Tugas dan tanggung jawab,

peran serta otoritas personil dalam struktur organisasi yang

harus disediakan agar dapat mengatur dan menerapkan

Sistem MKP.

37
2) Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana : Sarana dan

dana harus disediakan untuk kualifikasi personal, dan dapat

menerapkan Sistem MKP.

3) Pelatihan dan Kompetensi : Pelatihan kepada personel dan

kontraktor agar kompetensinya dapat dijamin untuk dapat

menerapkan Sistem MKP.

4) Konsultasi dan Komunikasi : Prosedur harus disediakan

untuk menjamin bahwa informasi yang terkait dengan

Sistem MKP dikomunikasikan, dilaporkanm dikonsultasikan

dari dan kepada pekerja, serta instansi terkait lainnya.

5) Pendokumentasian : Informasi harus dijaga, dan

didokumentaskan dalam rangka mencapai tujuan penerapak

Sistem MKP

6) Pengendalian Dokumen : Prosedur harus disediakan agar

kegiatan pengendalian dokumen dapat menjamin

7) Dokumen ditinjau ulang secara bberkala dan jika diperlukan

dapat direvisi

8) Dokumen sebelum diterbitkan harus lebih dahulu disetujui

oleh personel yang berwenang

9) Dokumen versi terbaru haru tersedia di tempat kerja yang

dianggap perlu

10) Semua dokumen yang telah using harus segera disingkirkan

11) Dokumen mudah ditemukan, bermanfaat dan mudah

dipahami Elemen-Elemen Sistem MKP

38
Obyektif Sistem MKP dapat dicapai melalui penerapan sistem

manajemen yang mencakup 14 elemen berikut :

1) Informasi Keselamatan Proses (Process Safety

Information)

2) Analisa Bahaya Proses (Process Hazard Analysis)

3) Keterpaduan Mekanik (Mechanical Integrity)

4) Review Keselamatan Pre Start Up (Pre Start Up Safety

Review)

5) Keselamatan Kerja Kontraktor (Contractor Safety)

6) Cara Kerja Aman (Safe Work Practices)

7) Prosedur Operasi (Operating Procedures)

8) Pelatihan (Training)

9) Partisipasi Pekerja (Employee Participation)

10) Manajemen Perubahan (Management of Change)

11) Rencana Tanggap Darurat (Emergency Planning and

Response)

12) Kesehatan Lingkungan Kerja (Industrial Hygiene)

13) Penyelidikan Kecelakaan (Accident Investigation)

14) Audit Sistem MKP (Audit)

d. Pengukuran dan Evaluasi

Implementasi Sistem MKP harus diukur, dipantau, dievaluasi dan

dianalisis, guna mengetahui keberhasilan yang telah dicapai dan

kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki.

1) Kegiatan dan Pengujian

39
Proses inspeksi, pengujian dan pemantauan yang

berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan

dan kesehatan kerja harus disediakan dan di

perlihara. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus

sesuai dengan obyeknya.

2) Audit Sistem MKP

Audit Sistem MKP harus dilakukan secara berkala untuk

mengetahui keefektifan implementasi SMKP sesuai yang

diharapkan pada elemen 14 (Audit). Audit harus

dilaksanakan secara sistemik dan independen oleh

personel yang memiliki kompetensi kerja dengan

menggunakan metodologi yang sudah ditetapkan.

Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan

ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber bahaya

yang didapatkan di tempat kerja. Hasil audit harus

digunakan oleh team manajemen dan jajarannya dalam

proses tinjauan ulang manajemen.

3) Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit

dan tinjauan ulang SMKP harus didokumentasikan dan

digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan

pencegahan serta pihak manajemen menjamin

pelaksanaannya secara sistematik dan efektif

40
e. Tinjauan Ulang dan Peningkatan Oleh Pihak Manajemen

Jajaran manajemen yang ditunjuk harus melaksanakan tinjauan

ulang pe- laksanaan SMKP secara berkala untuk menilai

kesesuaian dan keefektifan SMKP. Tinjauan ulang Sistem MKP

harus, meliputi:

1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3

2) Tujuan, sasaran dan kinerja K3

3) Hasil temuan audit Sistem MKP

4) Evaluasi efektifitas penerapan Sistem MKP dan

kebutuhan untuk mengubah Sistem MKP

41
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan program K3 dan

Sanitasi Industri di PT. Eraguna Bumi Nusa diperoleh kesimpulan sebagai berikut

1. PT Eraguna Bumi Nusa sudah menjalankan seluruh program SMK3 dengan

baik dan sudah dilakukan secara rutin.

2. PT Eraguna Bumi Nusa sudah berkomitmen untuk menjamin keselamatan dan

kesehatan bagi seluruh pekerja dan tamu dengan memberikan APD kepada

seluruh pekerja, memasang rambu – rambu disetiap unit produksi.

B. Saran

Berdasarkan hasil observasi yang kami amati pada saat kegiatan proses

kerja di tiap- tiap bagian maka perlu diadakan pengawasan dan pengendalian

yang lebih di tingkatkan, seperti membuat peraturan dan sanksi apabila ada

pekerja yang melanggar untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resiko

kecelakaan kerja pada saat bekerja.

42
LAMPIRAN

Pelakasanaan Pencegahan Covid-19 Di Lapangan

Identifikasi Bahaya

43
Talkbook Meeting

44
Konsultasi dengan Pembimbing Lapangan

45
46

Anda mungkin juga menyukai