Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN )

DI
PT SINTAS KURAMA PERDANA

Laporan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Nasional 2018/2019

Disusun oleh :

NAMA : DHEA AMANDA


: MEGA WULANDARI
: RINI ASTRIA
KELAS : XI APL 3
PROGRAM KEAHLIAN : ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIKAMPEK
Jl. Sukamanah Timur Cikampek, Telp/Fax. (0264) 301 849
E-mail: smknckmpk@gmail.com Kabupaten Karawang – 41373
2018

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
1
LEMBARLEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN)
SMK NEGERI 1 CIKAMPEK

Laporan Ini Telah Dipelajari dan Disahkan oleh :

Ketua Jurusan, Pembimbing,

............................. ...........................
NIP. NIP.

Mengetahui,
Waka Hubinmas

Sukmana, S.Pd .MT


NIP. 196705251995121002

Menyetujui
Kepala Sekolah

Drs. Makmur, MT
NIP. 196404231995121002

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
2
Identitas Sekolah

:
1 Nama Sekolah SMK Negeri 1 Cikampek

2 NSS : 31.1.02.09.038

: Jl. Sukamanah Timur, Cikampek Barat,


3 Alamat Kab. Karawang. Telp. (0264) 301849
E-mail : smknckmpk@gmail.com

SK Pendirian Nomor :
4 217/0/2000. 17 November
Tanggal
1. Teknik Elektronika Industri
2. Teknik Kendaraan Ringan
:
3. Teknik Pemesinan
Bidang / Program 4. Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Keahlian
5 5. Otomasi Industri
6. Kimia Analis
7. Agribisnis Tanaman Pangan
Holtikultura

1. Kepala Sekolah 1. Drs. Makmur, M.T.


2. NIP : 2. 196404231995121002
6 3. Nomor SK 3. 230/Kep..4594/BKD/2011
Pengangkatan
4. Tanggal 4. 27 Desember 2011
5. TMT 5. 27 Desember 2011

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
3
Identitas Perusahan
Nama Perusahaan : PT Sintas Kurama Perdana
Alamat : Kawasan Industri Kujang Cikampek
Jl. Jendral A. Yani No.39, P.O. Box 66
Cikampek, 41373, Karawang,
Jawa Barat, Indonesia
No Telepon / Fax : ( 0264 ) 313043/313044
Nama Pemimpin : Drs.Joko Soeharto MM.,
Jabatan : Direktur Utama
Nama Pembimbing : Aef Syaeful Rochman
Jabatan Pembimbing : Supervisor Laboratorium
Email : sales@sintas90.co.id
Website : http://www.sintas90.co.id

Identitas Siswa

1 Nama Lengkap : Dhea Anamanda

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
4
2 NIS : 120160374
3 Kelas : XI APL 3
4 Program Keahlian : Analisis Pengujian
Laboratorium
5 Tempat, Tanggal Lahir : Karawang,22 Mei 2003
6 Jenis Kelamin : Perempuan
7 Agama : Islam
8 Golongan Darah : O
9 Nama Orang Tua/Wali :
Ayah Suryana
Ibu Otini
10 Alamat Rumah : Kp.Kalen-
kupu,ds.Bojong sari
11 Nomor Telepon : 0895348022084

Identitas Siswa
1 Nama Lengkap : Mega Wulandari
2 NIS : 120160395
3 Kelas : XI APL 3
4 Program Keahlian : Kimia Analisis
5 Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 12 Mei 2002
6 Jenis Kelamin : Perempuan
7 Agama : Islam

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
5
8 Golongan Darah : -
9 Nama Orang Tua/Wali :
Ayah Robi Musigit
Ibu Ami Maryani
10 Alamat Rumah : Kp.gombol
kukunya,dan.parakan
Mulya,RT 01/RW
04,kec.Tirtamulya.
11 Nomor Telepon : 089624007115

Identitas Siswa
1 Nama Lengkap : Rini Astria
2 NIS : 120160434
3 Kelas : XI APL 3
4 Program Keahlian : Kimia Analisis
5 Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 11 September
2002
6 Jenis Kelamin : Perempuan
7 Agama : Islam
8 Golongan Darah : AB
9 Nama Orang Tua/Wali :
Ayah Hamid Ali Permana

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
6
Ibu Rastini
10 Alamat Rumah : Kp.Sukamanah,Ds.
Cikampek Barat, kec.
Cikampek, Karawang
11 Nomor Telepon : 089676193679

KATA PENGANTAR
‫ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻥﺍﻠﺮﺣﻳﻢ‬

Puji syukur atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia Allah SWT, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan praktek kerja lapangan dan menyelesaikan laporan
praktek kerja lapangan di PT. Sintas Kurama Perdana.
Penyusunan laporan praktek kerja industri ini merupakan salah satu tugas
yang harus diselesaikan oleh setiap siswa program studi analisis kimia level 4 untuk
memenuhi syarat kelulusan.
Dalam penulisan laporan ini, penyusun banyak mendapat bantuan dan
dorongan baik moral maupun spiritual dari berbagai pihak, sehingga laporan ini
dapat diselesaikan dengan baik. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
7
1. Allah SWT, Maha Suci Engkau Ya Rabb. Tiada daya dan upaya melainkan
Karena-Mu Ya Rabb……

2. Nabi Muhammad SAW, beserta pars ahli baitnya salawat dan salam akan
tercurah selalu.

3. Orang Tua dan sanak Saudara tercinta yang telah memberikan doa baik Do'a

dan dorongan baik moral maupun spiritual.


4. Bapak Drs. Makmur M.T , selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Cikampek

5. Ibu Eko Karyani, S.Pd, M.P.Kim, selaku Kepala program Kimia Analisis di SMK
Negeri 1 Cikampek.

6. Ibu Hernawati, S.Pd ,selaku Wali Kelas XI Kimia Analisis 1

7. Ibu Nina Nurhasanah, S.Pd, selaku Wali Kelas XI Kimia Analisis 2

8. Bapak Muhammad Natsir ,S.Pd, selaku Wakabid Hub.Industri

9. Seluruh Staff dan pengajar SMK Negeri 1 Cikampek

10. Bapak Drs.Joko Soeharto MM., selaku Direktur Utama PT.SINTAS KURAMA
PERDANA.

11. Bapak Unang Juanda, selaku Manager Departemen Teknik dan produksi
PT.SINTAS KURAMA PERDANA.

12. Bapak Marwan Juanda, selaku Koordinator bagian Ketenagakerjaan PT.SINTAS


KURAMA PERDANA.

13. Bapak Asep Suhendi, selaku Koordinator bagian inpeksi Teknik proses
PT.SINTAS KURAMA PERDANA.

14. Bapak Aef Syaeful Rochman,Supervisor Laboratorium selaku Pembimbing utama

15. Fiqri Ramdani Febriyansyah selaku Staff Laboratorium Sekaligus Pembimbing


Bagi kita.

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
8
16. Staff karyawan PT.SINTAS KURAMA PERDANA yang tidak bisa seluruhnya
saya sebutkan satu persatu.

17. Teman-teman seperjuangan selama Prakerin.

18. Seluruh teman-teman di SMK NEGERI 1 CIKAMPEK

19. Pihak-pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan baik materi maupun moril selama pelaksanaan praktik Kerja
Industri dan penyelesaian laporan.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dalam


penyusunan laporan ini.Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan dimasa depan.
Akhir kata penyusun berharap laporan ini dapat memberikan informasi bagi
perkembangan ilmu teknologi dan pengetahuan serta bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................i
IDENTITAS SEKOLAH..........................................................................ii
IDENTITAS INDUSTRI..........................................................................iii
IDENTITAS SISWA...............................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................vi
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Sejarah berdirinya Industri.........................................................1

1.2Gambaran Umum Industri ............................................................3

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
9
1.2.1 Bahan Baku dan Bahan Pembantu..............................................3
1.2.1.1 Bahan Baku.......................................................................3
1.2.1.2 Bahan Pembantu...............................................................5
1.2.2 Unit-unit dalam industri.................................................................5
1.2.2.1 Unit Sintesa Metil Format..................................................5
1.2.2.2 Unit Hidrolisis Metil Format...............................................6
1.2.2.3 Unit Destilasi......................................................................6
1.2.3 Organisasi Perusahaan................................................................6
1.2.3.1 Dewan Direksi...................................................................7
1.2.3.2 Kepala Departemen...........................................................7
1.2.3.3 Jam Kerja...........................................................................12
1.2.3.4 Keselamatan Kerja............................................................13
1.2.4 Sistem Pemasaran Hasil Produksi...............................................18
1.3 Lokasi dan Lay Out Pabrik...........................................................18
1.3.1 Lokasi Pabrik................................................................................18
1.3.2 Tata Letak Perusahaan................................................................20
BAB II KEGIATAN DI LINI INDUSTRI
2.1 Persiapan Bahan............................................................................23
2.2 Tahapan Proses.............................................................................26
2.2.1 Sintesa Metil Format...................................................................26
2.2.2 Pemisahan Metil Format.............................................................28
2.2.3 Pemisahan Garam......................................................................29
2.2.4 Hidrolisis Metil Format................................................................30
2.2.5 Pemisahan Asam formiat Pada Kolom Distilasi Asam I.............31
2.2.6 Pemisahan Metanol Pada Kolom Recycle.................................32
2.2.7 Pemekatan Asam formiat Pada Kolom Distilasi Asam II...........32
2.2.8 Pemekatan Asam Formiat Pada Kolom Distilasi Asam III.........33
2.2.9 Pengemasan Produk..................................................................34
2.3 Analisa di Laboratorium.............................................................34
2.3.1 Analisa Bahan Baku...................................................................35
2.3.1.1 Analisa Metanol pada Sampel 2.....................................35
2.3.1.2 Analisa Feed Gas CO.....................................................36
2.3.1.3 Analisa Katalis pada Sampel 3.......................................36
2.3.2 Analisa Bahan Setengah jadi.....................................................37

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
10
2.3.2.1 Analisa Sampel 3...........................................................37
2.3.2.2 Analisa Sampel 3...........................................................38
2.3.2.3 Analisa Sampel 8...........................................................39
2.3.2.4 Analisa Sampel 13...........................................................40
2.3.2.5 Analisa Sampel 14...........................................................41
2.3.2.6 Analisa sampel 14............................................................42
2.3.2.7 Analisa Sampel 16...........................................................43
2.3.2.8 Analisa Sampel 18..........................................................44
2.3.2.9 Analisa Sampel 3............................................................46
2.4 Analisa Bahan Jadi......................................................................47
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Asam Formiat.............................................................49
3.2 Sifat Fisika dan Kimia....................................................................50
3.2.1 Sifat Fisika ...................................................................................50
3.2.2 Sifat Kimia.....................................................................................51
3.3 Proses Pembuatan Asam Formiat...............................................53
3.3.1 Reaksi Formamid dengan Asam Sulfat........................................53
3.3.2 Reaksi Natrium dengan Karbon Monoksida.................................54
3.3.3 Dehidrogenasi Metanol.................................................................55
3.3.4 Sintesa Langsung Karbon Monoksida dengan Air.......................56
3.3.5 Hidrolisis Metil Format..................................................................56

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN


4.1 Analisa Bahan Baku......................................................................61
4.1.1 Analisa Metanol pada Sampel 2...................................................61
4.1.2 Analisa Gas Feed CO...................................................................61
4.1.3 Analisa Katalis pada sampel 3.....................................................61
4.2 Analisa Bahan Setengah Jadi......................................................62
4.2.1 Analisa MF pada Sampel 3..........................................................62
4.2.2 Analisa TS pada Sampel 3...........................................................63
4.2.10 Analisa AF pada Sampel 13.......................................................68
4.2.11 Analisa Air pada Sampel 14.......................................................69
4.2.12 Analisa AF pada Sampel 16.......................................................69
4.2.13 Analisa AF pada Sampel 18.......................................................70

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
11
4.2.14 Analisa Cl pada Sampel 3..........................................................70
4.3 Analisa Bahan Jadi........................................................................70
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Spesifikas Alat.............................................................................71
5.1.1 Spesifikasi Pesawat Utama........................................................71
5.1.1.1 Reaktor............................................................................71
5.1.1.2 Kolom Destilasi...............................................................72
5.1.1.3 Tangki..............................................................................77
5.1.2 Spesifikasi Pesawat Pendukung................................................81
5.1.2.1 pompa...............................................................................81
5.1.2. 2 HCl Guard.........................................................................86
5.2 Gambar Detail dan Cara Kerja
5.2.1 Reaktor Metil Format....................................................................87
5.2.2 Reaktor Hidrolisis..........................................................................88
5.3 Karl Fischer....................................................................................89
5.4 Spektrofotometer...........................................................................90
5.5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Daftar Pustaka..……………………………………………………………….xii
Lampiraan-lampiran…..……………………………………………………..xiii

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
12
BAB I
PENDAHULUAN

Globalisasi membawa dampak ganda, satu sisi membawa iklim yang semakin
meningkatkan kerjasama guna mengisi dan saling melengkapi segala kekurangan diantara
kedua belah pihak, dan pada akhirnya dapat mencapai keuntungan diantara kedua belah pihak
yang bekerjasama tersebut.

Di sisi lain, globalisasi juga melahirkan situasi persaingan yang semakin ketat dan
tajam, serta menjanjikan masa depan yang semakin cerah bagi bangsa yang secara sungguh-
sungguh mempersiapkan diri dalam mengisi era globalisasi.

Indonesia yang berada di kawasan Asia-Pasifik menghadapi kemungkinan ganda. Di


satu sisi bisa menarik manfaat dari kemajuan di kawasan itu, tetapi di sisi lain bisa tertekan
dan menjadi korban kemajuan negara tetangga. Hal ini terjadi apabila bangsa Indonesia tidak
secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan antar bangsa
yang semakin terbuka dan terus berkembang secara ketatdan tajam.

Salah satu faktor yang cukup penting dalam persaingan di era globalisasi tersebut
adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cukup memadai. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimaksud adalah tenaga

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
13
kerja yang memiliki keahlian profesional sebagai andalan utama dalam menentukan
keunggulan, karena tingkat keahlian profesional tenaga kerja yang terlibat dalam suatu proses
produksi akan menentukan mutu, biaya produksi, effisiensi waktu dan penampilan hasil
produksi industri yang menjadi penentu dalam persaingan.

Sekolah merupakan salah satu lembaga dalam mempersiapkan dan menyediakan


calon-calon tenaga kerja harus membekali para siswa dengan kemampuan yang disesuaikan
dengan perkembanngan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat.

Untuk sampai ke arah tersebut perlu dipikirkan suatu sistem penyelenggaraan


pendidikan kejuruan yang dapat memadukan keahlian profesi secara dinamis dan serasi
antara pendidikan di sekolah dengan yang didapatkan melalui pengalaman kerja di industri.
Pendidikan semacam ini yang sekarang dikembangkan di SMK disebut Pendidikan Sistem
Ganda (PSG).

Pendidikan Sistem Ganda ini menjadi salah satu model pendidikan yang paling efektif
dalam mendekati kesesuaian antara suplai dan demand ketenagakerjaan, sesuai dengan
kebijaksanaan Departemen Pendidikan Nasional tentang “Link and Match”.

SMK Negeri 1 Cikampek mempersiapkan dan melatih calon-calon tenaga kerja


menengah Kelompok Teknologi dan Rekayasa serta Agribisnis dan Agroteknologi, dengan
Kompetensi Keahlian: Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Elektronika
Industri, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Otomasi Industri, Kimia Analis serta
Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura dipersiapkan untuk mengantisipasi tuntutan
perkembangan dunia industri.

Guna menunjang program pelatihan tersebut perlu adanya kerjasama dengan dunia
industri/usaha, Instansi pemerintah yang sesuai dengan program dan bidang keahlian yang
ada di SMK Negeri I Cikampek. Pemilihan dan penempatan siswa di dunia usaha/industri
diatur oleh lembaga sekolah ataupun sesuai dengan keinginan siswa yang bersangkutan
dengan memperhatikan syarat-syarat dan kesesuaian dengan kompetensi keahlianya. Untuk
itu siswa akan mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari pihak sekolah maupun dari pihak
industri.

Dengan pelaksanaan praktek kerja industri ini diharapkan siswa dapat memperoleh
pengalama nyata di dunia usaha/industri ataupun di instansi pemerintah, serta dapat lebih
memantapkan minat belajar dan mengetahui perkembangan teknologi. Prektek kerja
diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana untuk memotivasi diri dalam rangka menghadapi
tantangan dikemudian hari.

Disamping itu, siswa harus menyerahkan catatan kegiatan harian, daftar hadir, daftar
nilai dari dunia industri tempat pelaksanaan praktek kerja industri, sebagai bukti siswa telah
melaksanakan pelatihan sesuai dengan waktu yanng telah ditentukan dan disepakati oleh
sekolah dan dunia industry.

1.1 Latar Belakang Penulisan

Untuk mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta


berorientasi pada tuntutan dan kebutuhan perkembangan dunia kerja.

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
14
Dalam hal ini penulis ingin memperdalam pengetahuan dibidang kimia analis yang
digunakan di dunia industri dan cara kerja di laboratorium tersebut hingga menghasilkan
produk yang berkualitas. Untuk menambah wawasan serta menambah keterampilan yang
lebih luas.
Berdasarkan prosedur yang telah di tetapkan bahwa peserta yang telah melaksanakan
peraktek kerja industri harus menyerahkan laporan kepada pihak sekolah dan pihak
perusahaan. Hal tersebut yang melatar belakangi pembuatan buku laporan PSG di PT. Sintas
Kurama Perdana.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
 Maksud
Dalam penyusunan buku Laporan Prakerin banyak sekali informasi mengenai
perusahaan tempat kami melaksanakan Prakerin maupun materi-materi yang kami dapat
selama melaksanakan Prakerin di PT. Sintas Kurama Perdana. Adapun maksud dan tujuan
pembuatan buku Laporan Praktik Kerja Industri ini adalah sebagai media informasi PT.
Sintas Kurama Perdana.

 Tujuan
Sesuai dengan kurikulum sekolah khususnya pada program Kimia Analis SMK
Negeri 1 Cikampek, mempunyai tujuan penulisan sebagai berikut :
a. Melakukan kewajiban melaksanakan praktik kerja industri pada semester III (Tiga).
b. Memenuhi persyaratan kurikulum yang ada di SMK Negeri 1 Cikampek.
c. Menambahkan Ilmu pengetahuan di bidang Kimia Analis dan penerapannya di
lapangan.
d. Mencari dan membuat data sebagai bahan yang kami perlukan dalam membuat
laporan.
e. Mendapatkan gambaran nyata di dunia Industri.

1.3 Metode dan Teknik Penulisan


 Metode
Dengan menggunakan berbagai metode sebagai berikut :
a. Metode Observasi : suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek.
b. Metode Interview : teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menanyakan dengan secara langsung pada pembimbing.
c. Metode Study Kepustakaan : aktivitas mempelajari keterangan atau materi-materi
yang berhubungan dengan data yang akan di susun dalam laporan.

 Teknik Penulisan
Kami mendapatkan teori dari sekolah dan dari pembimbing sekaligus praktek
mengenai dasar – dasar teknik kimia kemudian kami kembangkan untuk membuat laporan
ini, kami menggunakan software tertentu yaitu, MS. Word, huruf – huruf yang digunakan
untuk membuat laporan ini adalah Times New Roman. Adapun ketentuan yang harus
diperhatikan untuk membuat laporan ini adalah :
1. Ukuran kertas A4 80 Gsm

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
15
2. Sampul depan plastik clear
3. Sampul belakang kertas cover warna sesuai warna jurusan
4. Antar BAB diberi kertas warna sesuai warna jurusan dengan logo SMK
5. Penulisan :
− Font : Times New Roman
− Judul : 14 pt bold/tebal
− Isi : 12 pt normal
− Ilmiah/asing : 12 pt italic/miring

6. Setiap gambar diberi nomor dan penomoran dibawahnya


7. Setiap table diberi nomor dan keterangan diatasnya
8. Penulisan nama dan jabatan harus tepat dan jelas
9. Perhatikan penulisan tanda baca
10. Gunakan Ejaan yang disempurnakan.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan

Sebagai Buku Laporan tentunya harus sesuai dengan kaidah penulisan Laporan yang
telah ada dengan baik. Oleh karena itu, Kami menggunakan Sistematika Penulisan
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Buku Panduan Praktek Kerja Industri yang diberikan
oleh pihak Sekolah juga materi dari pihak Perusahaan.
Penyusunan laporan Prakerin di PT. SINTAS KURAMA PERDANA menggunakan
sistematika sebaga berikut :
1. Cover luar 8. Bab I : Pendahuluan
2. Lembar Pengesahan 9. Bab II : Sekilas tentang Perusahaan
3. Identitas Sekolah 10. Bab III : Pelaksanaan Prakerin
4. Identitas Perusahaan 11. Bab IV : Kesimpulan dan Saran
5. Identitas Siswa 12. Lampiran – lampiran
6. Kata Pengantar 13. Daftar Pustaka
7. Daftar isi

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
16
BAB II
SEKILAS TENTANG PERUSAHAAN
Profil Perusahaan
Profil PT Sintas Kurama Perdana

Nama Perusahaan:
PT SINTAS KURAMA PERDANA
Alamat:
Kawasan Industri Kujang Cikampek
Jl. Jendral Ahmad Yani No. 39
PO Box 66, Cikampek 41373

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
17
Karawang - Jawa Barat - Indonesia
Telp. 0264-313392, 312844, 313044
Faks. 0264-313043, 313044
Situs: www.sintas90.co.id
E-mail: sales@sintas90.co.id
Luas Area Pabrik:
19.850 m 2
Berdiri:
28 Januari 1986
Sejarah:

 January, 1986 Established


 August, 1988 Start Up / Commisioning
 August, 1988 Initial Production
 September, 1988 Commercial Production
 November, 1988  Officially by President RI

Akte Pendirian dan Akte Perubahan

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
18
Akte Pendirian

1.      Akte Pendirian : No. 66, 28 Januari 1986

2.      Tambahan Berita Negara (31/1987) : No. 3, 09 Januari 1987

Akte Perubahan

1.      Akte Anggaran Dasar : No. 22, 16 November 1987

2.      Akte Perubahan Anggaran Dasar


Tabel Akte Pendirian dan Akte Perubahan : No. 30, 09 Maret 1991

3.      Tambahan Berita Negara (2271/91) : No. 61, 30 Juli 1991

4.      Akte Perubahan AD/UU No.1/95/ttg PTa : No. 58, 24 Juni 1997

Persetujuan / Perijinan
5.      Akte Tambahan PTNegara
Berita SintasKuramaPerdana
(9139/03) : No. 77, 26 September 2003

6.      Akte Perubahan AD (AHU-62558.AH.01.02.Tahun 2008) : No. 04, 25 Juli 2008

7.      Tambahan Berita Negara (9939/2009) : No. 28, 07 April 2009

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
19
Persetujuan / Perijinan
Daftar Pemegang Saham
1. Ijin Pembangunan Pabrik

PemegangSaham: S. 145/M/2/1985
a. MenteriPerindustrian RI
tgl. 05-02-1985
1. PT PupukKujang : 45,22 %
b. MenteriKeuangan RI : S. 1273/MK.001/1985
tgl. 16-11-1985
2. PT SaturamaWicaksana : 9,04 %
2. PersetujuanTetap (BKPM) : 49/I/PMDN/1986
tgl. 05-04-1986
3. PT FadjarpurnamaPratamaInti : 18,09 %

3. IjinLokasi /Luas Areal : 593/SK.133-BKPMD/1986


4. PTtgl. 19-08-1986
Harner : 9,04 %

4. IjinTempat Usaha Gangguan (HO) : 593.5/SK/123-BKPMD/1986


5. PT tgl.
Bank09-09-1986
MandiriPersero : 18,60 %

5. Perpanjangan di Karawang : 503 / 232 – BPLH / 2009


tgl. 29-08-2006
JumlahSaham di Setor : 86 %
6. IjinMendirikanBangunan : 593.5/KS/140-BKPMD/1986
tgl. 11-10-1986
SahamDalamPortepel : 14 %
7. SIUP (Dept. Perdagangan) : 0705/10-09/PB/XI/1991/P
tgl. 18-11-1991
Saham di Tempatkan : 100 %
Tabel DaftarPemegangSaham
8. SIUP Besar (DinasPerindagKrwg) : 503/0022/PB/III/DAGRI
tgl. 14-02-2008
Catatan :
Padatanggal 26 Januari 2010
9. TandaDaftar sahammilikDapen
Perusahaan (PT) Bank:MandiriDuasebanyak
10.08.1.24.00056 1.750 lembar
di lepasdan tgl. 15-01-2007
di beliolehPemegangSaham SINTAS lainnya.

10. Ijin Usaha TetapIndustri (BKPM) : 189/T/INDUSTRI/1998


tgl. 14-12-1998

11. APIT (Dept. Perdagangan) : 1018 N


tgl. 10-04-1989
Tabel Persetujuan / Perijinan

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
20
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Sintas Kurama Perdana merupakan pabrik penghasil asam formiat, disebut
juga asam format atau asam metanoat atau asam semut. PT. Sintas Kurama Perdana
adalah satu-satunya pabrik asam formiat di Indonesia bahkan Asia Tenggara saat ini.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 28 Januari 1986 denagan nama PT. Formic
Acid Indonesia Pratama. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1986 namanya diubah
menjadi PT. Sintas Kurama Perdana. PT. Sintas Kurama Perdana merupakan
perusaahaan hasil kerja sama antara PT. Pupuk Kujang dengan PT. Saturama
Wicaksana. Pemilihan nama Sintas diambil dari kata “sintesa asam formiat”, kata
Kurama berasal dari gabungan numa Kujang dan Saturama, dan kata Perdana
digunakan karena perusaahaan ini merupakan pabrik asam formiat yang pertama di
Indonesia. PT. Sintas Kurama Perdana juga menjunjung tinggi nilai-nilai integritas,
potensial, kejujuran, konsisten, dan kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan pembangunan awal, PT. Sintas Kurama Perdana melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Identifikasai proyek pendahuluan diselesaikan bulan Januari 1983.
2. Pra-studi kelayakan oleh Biro Pengembangan PT. Pupuk Kujang yang diselesaikan
pada bulan april 1984.
3. Studi kelayakan di bantu oleh PT. Capricorn yang diselsaikan pada bulan Mei 1985.
4. Persetujuan Departemen Perindustrian No. 145/M/2/1985, 5 Februari 1986.
5. Persetujuan Departemen Keuangan No. S-1273/MK.011/1985, 16 November 1985.
6. Pembetukan usaha patungan pada tanggal 20 Januari 1986.
7. Penandatanganan perjanjian usaha patungan pada tanggal 3 Februari 1986.
8. Persetujuan BPKM untuk SPS (Surat Persetujuan Sementara), 22 April 1985 dan
SPT(Surat Persetujuan Tetap) No. 49/I/PMDN/1986, 5 April 1986.
9. Pemeliharaan teknologi yang dilaksanakan pada bulan Mei 1986.

Seluruh kegiatan proyek pembangunan asam formiat dari mulai dari engineering,
procurerenment, konstrituksi, sampai dengan commingssionering, atau sart-up
dikelola secara mandiri. PT. Pupuk Kujang merupakan pendukung utama dalam
membangun pabrik asam formiat ini. Dukungan dari PT. Pupuk Kujang adalah berupa
jasa dan sumber daya manusia. Jasa yang dapat disediakan adalah :

1. Kemampuan perekayasaan dan rancang bangun.

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
21
2. Kemampuan fabrikasi dari industri peralatan pabrik.

Sumber daya manusia yangdapat disediakan berupa :


1. Tenaga berpengalaman dalam bidang procurement.
2. Tenaga terampil dalam bidang konstruksi dan administrasi.
3. Tenaga pengajar dalam bidang pendidikan dan latihan.

Pembangunan secara swakelola tersebut dilaksanakan selama 20 bulan dalam


beberapa tahap, yaitu:
1. Detail engineering, meliputi mechanical, electrical, instrumentation, dan civil. Proses
ini dilaksanakan oleh Biro Rancang bangun PT. Pupuk Kujang bekerjasama dengan
PT. Tripatra Engineering. Tahap ini berlabgsung selama 11 bulan (Januari 1987-
Desember 1987).
2. Procurement, meliputi pembelian material mulai dari evaluasi harga, seleksi supplier,
penyiapan kontrak dan pemantauan pengiriman barang oleh PT. Sintas Kurama
Perdana dilaksanakan selama 16 bulan (9Maret 1987 - Juni 1988).
3. Contruction, melipui peralatan tanah, fondasi, bangunan, piping, steel, structure, dan
erection peralatan. Proses ini dilaksanakan selama 1 bulan oleh PT. Sintas Kurama
Perdana dengan bantuan kontraktor nasional dan PT. Pupuk Kujang.
4. Commingssioning/strt-up/mechanical complection, meliputi uji seluruh peralatan
dengan media sementara berupa air dan methanol. Proses ini dilakukan oleh para
operator yang telah disiapkan melalui pelatihan di pusat pendidikan dan latihan PT.
Pupuk Kujang maupun diluar negeri. Tahap ini dlaksanakan selama 14 bulan (Juni
1988-Agustus 1989).

Anggaran dana untuk melaksanakan proyek telah disiapkan dan disetujui oleh
para pemegang saham sebesar Rp 39 Milyar. Sumber dana untuk pembiayaan proyek
sebesar tersebut diperoleh dari penyertaan para pemegang saham (modal sendiri) dan
dari pinjaman Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO) dengan rincian sebagai
berikut :
Modal saham (45%) = Rp 17,500 milyar
Pinjaman Bappindo (55%)
Kredit Investasi Bapindo = Rp 20,730 milyar
Kredit modal kerja Bapindo = Rp 0,779 milyar
Total = Rp 39,009 milyar

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
22
PT. Sintas Kurama Perdana memulai produksi perdananya pada tanggal 31 Agustus
1988. Kemudian dilanjutkan dengan produksi komersialnya pada tanggal 1 Oktober 1988 dan
diresmikan pada tanggal 19 November 1988 oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia yaitu
Bpk. Soeharto bersamaan dengan perusahaan nasional lainnya. Perusahaan yang memiliki
kapasitas produksi 11.110 ton/tahun ini menghasilkan produk Asam Formiat 94% dan 90%
yang dijalankan dengan proses Kemira Enginering Oy, Finlandia. Dan merupakan pabrik
asam formiat yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan merek dagang SINTAS
90 dan SINTAS 94.
Produk asam formiat sebagian besar digunakan dalam proses koagulasi karet,
konditioner pada pencelupan tekstil, konditioner pada penyamakan kulit dan digunakan
dalam industri kosmetik dalam jumlah kecil, farmasi dan elektroplating.
Visi dan Misi Perusahaan
Adapun tujuan didirikannya PT. Sintas Kurama Perdana menurut anggaran dasar ialah:
1. Melaksanakan kebijakan pemerintah dalam upaya deservikasi bidang industri,
khususnya industri kimia dasar, untuk memenuhi kebutuhan asam formiat di dalam
negeri yang semakin meningkat.
2. Meningkatkan pendapatan ekspor non-migas dan menghemat devisa negara.
3. Menciptakan lapangan pekerjaan tambahan.

Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan yang efisiensi, kompetitif dan
menguasai pasar dalam negeri serta berupaya terus menibgkatkan nilai perusahaan.
Perusahaan ini didirikan dengan misi :
1. Mendukung industri dalam negeri mengurangi ketergantungan pada produk impor.
2. Memelihara keselamatan kerja dan kesahatan lingkungan.
3. Memaksimalkan nilai tambah bagi para pemegang saham, pelanggan, pekerja dan
pemangku kepentingan.

2.2 Sistem Manajemen


Sistem manajemen yang diterapkan pada PT. Sintas Kurama Perdana adalah
setiap bagian-bagian utama dipimpin langsung oleh jajaran direksi yang dipimpin oleh
satu orang Direktur Utama dan satu orang Direktur Komersial.
2.2.1 Dewan Direksi
1. Direktur Utama

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
23
Direktur utama bertugas memimpin seluruh jalannya perusahaan dan mempunyai
tanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh rasionalisasi pabrik. Direktur utama
berwenang mengambil keputusan berkaitan dengan perusahaan.
2. Direktur Komersial
Direktur komersial bertugas untuk meningkatkan permintaan dan bertanggung jawab
dalam masalah penjualan dan perencanaan transportasi. Direktutr komersial
mempunyai wewenang untuk mengambil kebijakan tertentu tanpa dicampuri pihak
lain dalam sistem pemasarannya.
2.2.1.1 Kepala Departemen
1. Kepala Departemen Teknik dan Produksi
Kepala Departemen teknik dan Produksi bertugas membantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas operasi dan mempunyai wewenang mengambil keputusan yang
berhubungan dengan kegiatan operasional pabrik.
a. Bagian Operasi
Bagian operasi terdiri dari empat seksi shift operasi. Bagian operasi bertugas
untuk menjaga kelancaran operasional dan stabilitas operasi pabrik.
b. Bagian inspeksi dan Perencanaan
Bagian ini terdiri dari :
1. Seksi pengawasan proses
2. Seksi inspeksi teknik
3. Seksi perencanaan teknik
Bagian ini bertugas memeriksa kondisi peralatan pabrik yang layak digunakan,
memberikan rekomendasi perbaikan terhadap peralatan pabrik dan memberikan
usulan-usulan modifikasi sistem produksi. Bagian inspeksi dan perencanaan
berwewenang menghentikan operasional peralatan bila kondisi sudah atau akan rusak.
c. Bagian Pemeliharaan
1. Seksi jasa teknik
2. Seksi instrumen dan listrik
3. Seksi mekanik dan perlengkapan
Bagian ini bertugas memelihara peralatan untuk menjaga kualitas dan kuantitas
produksi pada kondisi optimal.
d. Bagian Pergudangan
1. Seksi gudang spare part
2. Seksi gudang produk

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
24
Bagian gudang spare part bertugas menyimpan peralatan dan suku cadang peralatan
pabrik sedangkan gudang produk bertugas menyimpan produk hasil produksi.
Selain unit kerja diatas terdapat seksi-seksi lain yang dibawahi langsung oleh kepala
departemen teknik dan produksi meliputi :
1. Seksi keamanan (PPM)
Seksi ini bertugas menjaga keamanan di lingkungan pabrik dan berwenang
menerima dan menolak permohonan izin masuk pabrik
a. Seksi keselamatan kerja
Seksi ini bertugas menjaga keadaan dan keselamatan kerja baik lingkungan dan
karyawan. Seksi keselamatan kerja mempunyai wewenang memberikan pengarahan
dan menyediakan alat keselamatan kerja.
2. Kepala Departemen Pemasaran
a. Bagian Penjualan dan Distribusi
1. Seksi distribusi
2. Seksi administrasi penjualan dan promosi
b. Bagian Marketing Service
1. Seksi promosi dan pengembangan
2. Seksi customers service
Unit kerja ini bertanggung jawab dalam pemasaran produk baik dalam penjualan,
promosi produk, administrasi penjualan, pengembangan wilayah pemasaran serta
menyalurkankannya ke konsumen.
3. Staf Direksi
Unit kerja ini bertugas membantu pimpinan dalam mengawasi kegiatan keuangan
dan operasional serta bertanggung jawab terhadap hal yang berkaitan dengan
karyawan seperti perekrutan karyawan baru, gaji karyawan, hak karyawan dan lain-
lain. Staff direksi terdiri dari :
a. Satuan Pengawasan Intern
1. Seksi pengawasan keuangan
2. Seksi pengawasan operasional
b. Bagian Personalia dan Umum
1. Seksi personalia
2. Seksi umum
Selain unit kerja diatas terdapat unit kerja yang langsung bertanggung jawab
kepada direksi yang bertugas mengelola keuangan baik pemasukan maupun

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
25
pengeluaran yang berkaitan dengan perusahaan, juga dalam pengadaan bahan baku.
Unit kerja ini meliputi :
a. Bagian Akuntansi
1. Seksi akuntansi biaya
2. Seksi akuntansi umum
b. Bagian Pengadaan
a. Seksi administrasi dan kontrol
b. Seksi pembelian
c. Bagian Keuangan
1. Seksi perbendaharaan
2. Seksi anggaran
Masing–masing kepala seksi membawahi pelaksana yang terdiri dari pelaksana I, II,
III. Garis besar struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 1 :

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
26
PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
27
2.2.2 Sistem Kepegawaian
Pengaturan sistem kepegawaian di PT. Sintas Kurama Perdana tertuang dalam peraturan
perusahaan yang disahkan oleh Kanwil Depnaker Propinsi Jawa Barat. Masa percobaan
selama 3 bulan. Apabila dalam masa tersebut karyawaan dianggap lulus, statusnya menjadi
karyawan honorer selama minimal 1 tahun untuk menjadi karyawan tetap. Selanjutnya atas
dasar evaluasi atasan yang bersangkutan maka statusnya dapat diangkat menjadi karyawan
tetap.
Tenaga kerja di PT. Sintas Kurama Perdana terdiri dari tenaga kerja shift dan regular.
Tenaga kerja shift merupakan tenaga kerja operasi pabrik dan keamanan. Tenaga kerja
operasi dibagi menjadi 4 kelompok shift yang bekerja 4 hari sekali dengan jam kerja dan
istirahat diatur sedemikian rupa oleh unit kerja masing-masing sehingga tugas berjalan
dengan baik.
Besar gaji karyawan tergantung pada posisi dan golongannya. Gaji karyawan
sudah sesuai dengan kebutuhan hidup/ kebutuhan fisik minimum yang telah
ditetapkan Pemda Jawa Barat. Selain gaji pokok para karyawan juga menerima
berbagai tunjangan dan premi seperti tunjangan hari raya, tunjangan pengobatan dan
perawatan, tunjangan shift dan premi teladan.
Dalam rangka memelihara kesehatan jasmani dan rohani bagi karyawan dan
keluarganya, serta menciptakan motivasi dan gairah kerja perusahaan memberikan
pemeliharaan dan perawatan kesehatan, berupa jaminan pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan untuk karyawan dan keluarganya melalui program JAMSOSTEK dan
BPJS. Pemeliharaan kesehatan berkala bagi seluruh karyawan adalah satu tahun
sekali.
Hak cuti karyawan yang diperoleh berupa cuti tahunan dan cuti besar. Cuti
tahunan diberikan selama 12 (Bulan) hari kerja dengan memberikan uang cuti 2 (dua)
kali gaji kotor. Cuti besar dapat diambil apabila telah menjadikaryawan selama kurun
waktu 6 (enam) tahun.
2.3 Produk dan Pemasaran

Asam formiat yang dihasilkan PT. Sintas Kurama Perdana utamanya ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, kelebihannya baru diekspor.
Sistem pemasaran di PT. Sintas Kurama Perdana dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Dalam negeri

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
28
Pemasaran dalam negeri dilakukan dengan menunjuk dua distributor, yakni PT.
Fajarpurnama Pratama Inti untuk segmen karet dan PT. Interchem Plasagro Jaya untuk
segmen industri. Konsumsi asam formiat dalam negeri sekitar 6.000 ton/tahun.
b. Luar Negeri
Penjualan asam formiat kepada luar negeri diperkirakan 4.000-5.000 ton/tahun meliputi
Mexico, Argentina, Uruguay, Cina, Hongkong, Taiwan, Jepang, India, Filipina, Thailand,
Myanmar, dan Srilangka. Pemasaran ke luar negeri ditangani langsung oleh PT.Sintas
Kurama Perdana (direct sales) dan PT. Interchem Plasagro Jaya.
Presentase pensaran asam formiat di dalam negeri sekitar 60% per tahun
sedangkan sisanya dipasarkan di luar negeri, antara lain Philipina, Vietnam, Thailand,
Bangladesh, dan Srilanka. Tetapi sejak tahun 2004, pemasaran priduksi PT. Sintas
Kurama Perdana ditujukan seluruhnya untuk pasar dalam negeri. Teknlogi proses
yang digunakan Kemira Enginering Oy, suatu pabrik asam formiat di Irlandia. Produk
asam formiat sebagian besar digunakan pada proses koagulasi karet, kondisiioner
pada proses pencelupan tekstil dan kondisioner untuk penyamakan kulit. Dalam
jumlah kecil, asam formiat digunakanpada industri kosmetik, farmasi, dan elektro
planting. Beberapa produk asam formiat yang di pasarkan oleh PT. Sintas Kurama
Perdana adalah :
1. Asam Formiat 90% dalam kemasan botol 600 gram.
2. Asam Formiat 90% dalam jerrycan 25 kg.
3. Asam Formiat 94% dalam jerrycan 25 kg.
4. Asam Formiat 90% atau 94% dalam tangki 1 ton

2.3.1 Mitra Perusahaan

Bedasarkan kesepakatan antara PT. Pupuk Kujang dan PT Saturama Wicaksana


kepemilikan saham PT. Sintas Kurama Perdana melibatkan investor swasta nasional dan
asing, sejak tahun 2008, susunan kepemilikan saham PT. Sintas Kurama Perdana saat ini
adalah sebagai berikut :
Susunan Pemegang Saham PT. Sintas Kurama Perdana tahun 2016.
Pemegang Saham :
1. PT. Pupuk Kujang
2. PT. Interchem Plasagro Jaya
3. PT. Fadjarpurnama Pratama Inti
4. PT. Saturama Wicaksana
5. PT. Harner

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
29
BAB III
PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1 Jadwal Prakerin


Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Industri yang dilaksanakan oleh kami di PT.
SINTAS KURAMA PERDANA yaitu setiap hari senin sampai dengan hari jum’at,
pada pukul :
 06.30 s/d 16.00 untuk hari Senin s/d Kamis
 06.30 s/d 16.30 untuk hari Jum’at

3.2 Bidang Pelatihan Prakerin


3.2.1   Analisis Kadar Asam Formiat
Sampel Point yang di uji : 13, 16, 18, 910, 920
Prinsip : Aklalimetri, dimana Asam Formiat yang merupakan asam lemah di titrasi dengan
NaOH yang merupakan basa kuat dengan indikator Phenolptalien (PP) dengan perubahan
dari tidak berwarna menjadi merah muda pada saat titik akhir.
 
Reaksi  : HCOOH + NaOH               HCOONa + H2O
 
Alat dan Bahan :
 Labu Erlenmeyer  Indikator PP
 Buret Digital  NaOH 1 N
 Pipet Volumetri  Air Suling
 Neraca Analitik

Cara Kerja:
1. Menyiapkan labu erlenmeyer yang berisi air ± 50 mL air suling.
2. Menimbang ± 1 ml sampel kedalam erlenmeyer tersebut.
3. Menambahkan indikator PP 3 tetes.
4. Menitrasi dengan larutan NaOH 1 N hingga titik akhir merah muda.
 Perhitungan :

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
30
mLtitran × Faktor NaOH × BM HCOOH
Kadar HCOOH % =
mL sample ×10

A. MEMBUAT FAKTOR NaOH 1 N


1. Memanaskan Kalium Hydrogen Phthalat (C8H5KO4) ke dalam oven selama ± 15 menit.
2. Memanaskan air demin .
3. Menyiapkan 3 erlenmeyer 250 ml kering.
4. Mendiamkan Phthlat yang sudah dioven.
5. Menimbang 1 gram Phthalat kedalam 3 erlenmeyer.
6. Mencatat hasil gramnya.
7. Menambahkan air demin yang sudah dipanaskan sebanyak ± 50 ml.
8. Menitrasi dengan NaOH 1 N.
9. Mencatat berapa ml yang dihasilkan, lalu hitung faktornya.

Perhitungan :

gram× 1000
Faktor NaOH =
204,22×V . titrasi
 
3.2.2 Analisis Kadar Katalis (KOCH3) Dalam Sampel
Sampel Point yang di uji : 3
Prinsip : (KOCH3) bersifat basa kuat sehingga dapat bereaksi dengan asam. Basa dari katalis
dititrasi dengan acid toluene dan indikator PP hingga tak berwarna (kembali ke warna
semula)

Alat :  Neraca analitik


 Buret automatic 25mL   Pereaksi :
 Erlenmeyer kering 125mL  Acid Toluene 0,1 N

 Pipet Volumetri

Cara Kerja :
1. Menimbang ± 5 ml sampel secara teliti ke dalam Erlenmeyer kering.
2. Menambahkan 3 tetes PP indicator.
3. Menitrasi dengan acid toluene sampai tidak berwarna (kembali ke warna semula).
4. Mencatat berapa voluem acid toluene yang terpakai.

Perhitungan :

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
31
mL KOCH 3 × F . KOCH 3× BM KOCH 3
% Katalis (KOCH3) ¿ x 100%
mL sample × 1000
3.2.3 Analisis kadar padatan garam (Total Solid) dalam sampel
Sampel point yang di uji : 3 
Prinsip : metoda Evaporation (penguapan) adalah untuk menetapkan jumlah kandungan Non
Valatile Matter dalam sampel cair dengan cara mengetahui jumlah kandungan sisa pengupan
setelah sampel diuapkan pada temperatur 100 °C.

Alat :
 Cawan penguap
 Oven
 Desikator
 Neraca analitik

Cara kerja :
1. Menimbang cawan penguap yang telah bersih dan kering (A).
2. Menimbang ± 5 ml sampel kedalam cawan penguap (B).
3. Menguapkan di dalam oven sampai kering, ± selama 4 jam.
4. Memasukan cawan kedalam desikator selama 15 menit.
5. Menimbang kembali cawan dalam neraca analitik (C).

Perhitungan :
C−A
Total Solid =  x 100%  
B

3.2.4    Analisis Kadar Klorida Dari Sampel Cairan Dengan Metode


Spectrophotometri 
Sampel point yang di uji : 3                                    
Prinsip : Sejumlah klorida yang terlarut akan bereaksi dengan perak nitrat (AgNO 3) dalam
suasana asam akan menghasilkan warna larutan menjadi putih, yaitu terbentuknya endapan
perak klorida (AgCl) yang berupa koloid.
Reaksi : Cl- + AgNO3            AgCl + NO3-                 
              

Alat :  Labu ukur 100mL  

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
32
 Pipet ukuran 1mL  Pereaksi :
 Filler  AgNO3 0,1 N
 Cuvet  HNO3 pekat (p.a)              
 Spektrofotometer

 
 Cara Kerja :
1. Memipet sampel sebanyak 1mL dengan pipet ukuran 1mL.
2. Memasukkan sampel yang telah di pipet kedalam labu ukur 100mL.
3. Menambahkan ± 3 tetes HNO3.
4. Menambahkan aquades ± 20mL, kemudian menambahkan 5 ml AgNO3.
5. Menambahkan aquades sampai tanda tera.
6. Menganalisa kadar klorida dengan langkah spektrophotometri seperti di bawah.         

Perhitungan :
Kadar klorida (Cl-) = Abs x factor spektro x volume pelarut (100mL)   

Tahapan Pengoprasian Spektro – Lovibond


1. Menghubungkan kabel Spectro dengan Stop Kontak Listrik. (Bila kabel telah
tersambung sebelumnya maka tekan On/Off saja).
2. Akan tampil tahap initializing.
PC Spektro II
Chamber ampety?
Start :            (enter)
3.      Tekan            (enter) 
4.      Akan tampil Auto Test
5.      Kemudian akan tampil metode analisa
Contoh :
20 Acid demand T
            35 Alkalinity –P T
                        dst
6.      Tekan Mode, akan tambil sbb:
Contoh :    

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
33
10 : Language
            11 : Key – beep
  dst
7.      Tekan tombol ▼ (panah) sampai pada no 51 untuk metode Absorbance
8.      Lalu tekan                 enter
9.      Akan tampil
 < Abs / Trans > 
Wave Length : … nm
10.  Untuk analisa HCl atau Cl2 , ketikan wave length 420 nm
11.  Bila wave length sudah diisi tekan        (enter) akan muncul
                  < Abs / Trans >
                  Wave Length : 420 nm
                  Prepare zero
                  Press zero
12.  Siapkan blanko dengan air aquadest + pereaksi, memasukan pada cuvet dan kemudian
cuvet tersebut masukan pada chamber dengan perlahan.
13.  Lalu tekan tombol (Zero) akan tampil
                  < Abs / Trans >
                  Wave Length : 420 nm
                  Zero Accepted zero
                  Prepare test
                  Press test
14. Siapkan sampel yang telah ditambahkan reagen memasukkan ke cuvet dan cuvet tersebut

masukan ke chamber dengan perlahan.


15.  Bila sudah tekan tombol <Test> akan tampil
                  <Abs / Trans>
                  Wave length : 420 nm
                  E          :
       T          :
(Yang dicatat hanya E saja)
16.  Bila telah selesai tekan tombol <ESC>
17.  Bila melakukan analisa sampel yang lain, lakukan semua tahap dari awal.
3.2.5  Analisis Impuritis Dalam Asam Formiat Metode Spektrofotometri

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
34
Sampel point yang di uji : Asam Formiat (HCOOH)
Prinsip : sampel yang tidak memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang
digunakan harus betul betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang dianalisis.
 Fe (0,1 - 3 ppm) Method 222
Alat dan bahan :
 Cuvet Silinder 24 mm      
 Spektrofotometer
 Reagent VARIO FERRO F10 POWDER

Cara Kerja :
1. Menyiapkan kuvet silinder 24 mm.
2. Menambahkan 10 ml HCOOH kedalam kuvet, dan tutup kuvet rapat – rapat.
3. Masukkan kuvet kedalam spektro, pastikan tanda segitiga sejajar dengan yang ada di
spektro.
4. Menekan tombol ZERO.
5. Mengambil kuvet yang ada didalam spektro .
6. Menambahkan satu sachet VARIO FERRO F10 POWDER ke dalam kuvet yang berisi
asam formiat.
7. Menghomogenkan larutan tersebut.
8. Menunggu larutan selama 3 menit agar terjadi reaksi sempurna.
9. Masukkan kembali ke dalam spektro, pastikan tanda segitiganya sejajar dengan yang
ada di kuvet.
10. Menekan tombol TEST, catat hasil absorbannya dan masukkan kedalam Certificat Of
Analysis.

 Cl (0,5 - 25 ppm) Method 90


Alat dan bahan :
 Cuvet Silinder 24 mm      
 Spektrofotometer
 Tablet CHLORIDE T1 dan CHLORIDE T2

Cara Kerja :

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
35
1. Menyiapkan kuvet silinder 24 mm.
2. Menambahkan 10 ml HCOOH ke dalam kuvet, dan tutup kuvet rapat – rapat.
3. Masukkan kuvet kedalam spektro, pastikan tanda segitiga sejajar dengan yang ada di
kuvet.
4. Menekan tombol ZERO.
5. Mengambil kuvet yang ada didalam spektro.
6. Menambahkan satu tablet CHLORIDE T1 (yang sudah di bubukkan) ke dalam kuvet
yang berisi asam formiat.
7. Menghomogenkan larutan tersebut.
8. Menambahkan kembali satu tablet CHLORIDE T2 (yang sudah di bubukkan) ke dalam
kuvet yang berisi asam formiat.
9. Menghomogenkan larutan tersebut.
10. Menunggu larutan selama 2 menit agar terjadi reaksi sempurna.
11. Masukkan kembali ke dalam spektro, pastikan tanda segitiganya sejajar dengan yang ada
di kuvet.
12. Menekan tombol TEST, catat hasil absorbannya dan masukkan kedalam Certificat Of
Analysis.

 Pb (0,1 - 5 ppm) Method 232


Alat dan bahan :
 Cuvet Kuarsa 10 mm      
 Spektrofotometer
 Reagent Pb-1 dan Pb-2

Cara Kerja :
1. Menyiapkan kuvet kuarsa 10 mm.
2. Menambahkan sampel HCOOH kedalam kuvet sampai ¾ isinya, dan tutup kuvet rapat –
rapat.
3. Masukkan kuvet kedalam spektro, pastikan tanda segitiga sejajar dengan yang ada di
spektro.
4. Menekan tombol ZERO.
5. Mengambil kuvet yang ada didalam spektro, dan buang sampelnya.
6. Menyiapkan beaker glass 100 ml.

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
36
7. Memipet Reagent Pb-1 sebanyak 0,5 ml ke dalam beaker glass.
8. Memipet kembali Reagent Pb-2 sebanyak 0,5 ml.
9. Menambahkan sampel dengan memipet sebanyak 8 ml, kemudian diaduk.
10. Masukkan larutan yang sudah dibuat ke dalam kuvet.
11. Masukkan ke dalam spektro, pastikan tanda segitiganya sejajar dengan yang ada di
kuvet.
12. Menekan tombol TEST, catat hasil absorbannya dan masukkan kedalam Certificat Of
Analysis.

 SO4 (0,1 - 3 ppm) Method 222


Alat dan bahan :
 Cuvet Silinder 24 mm      
 Spektrofotometer
 Reagent VARIO SULPHA 4/F10 POWDER

Cara Kerja :
1. Menyiapkan kuvet silinder 24 mm.
2. Menambahkan 10 ml HCOOH kedalam kuvet, dan tutup kuvet rapat – rapat.
3. Masukkan kuvet kedalam spektro, pastikan tanda segitiga sejajar dengan yang ada di
spektro.
4. Menekan tombol ZERO.
5. Mengambil kuvet yang ada didalam spektro.
6. Menambahkan satu sachet VARIO SULPHA 4/F10 POWDER ke dalam kuvet yang
berisi asam formiat.
7. Menghomogenkan larutan tersebut.
8. Menunggu larutan selama 5 menit agar terjadi reaksi sempurna.
9. Masukkan kembali ke dalam spektro, pastikan tanda segitiganya sejajar dengan yang ada
di kuvet.
10. Menekan tombol TEST, catat hasil absorbannya dan masukkan kedalam Certificat Of
Analysis.
        3.2.7  Analisis Kadar Air Dengan Metode Karl Fisher
Sampel point yang di uji: 1, 2, 6,8,14

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
37
Prinsip : Reaksi Karl Fischer secara umum adalah reaksi antara alkohol dengan sulfur di
oksida, dan menghasilkan garam alkilsulfit, yang kemudian akan di oksidasi oleh iodine
menjadi garam alkilsulfit. Reaksi oksidasi ini akan menghabiskan air.
 
ROH+SO2+R’N           [R’NH]SO3R+H2O+I2+2R’N          2[R’NH]I+[R’NH]SO4R
(alcohol)          (piridin)           (garam alkisulfit)              (iodine)                   (garam hidroidik)   (garam alkalisulfit)
 

Metode Karl Fischer untuk penentuan kadar air dalam methanol adalah dengan
mentitrasi contoh methanol dengan larutan Karl Fischer. Air dalam methanol akan bereaksi
dengan larutan pereaksi Karl Fisher yang berisi iodine, belerang dioksida, piridin dan
methanol, larutan ini keluar secara otomatis dari buret untuk menangkap air dengan prinsip
titrasi volumetric. Methanol  dan piridin  digunakan untuk melarutkan iodine dan belerang
dioksida agar reaksi dengan air menjadi lebih baik. (Haryono et al, 2007)

Alat :
Pereaksi :
 Karl Fisher Titrator DL-31 merk
 Methanol
Mettler Toledo
 Pereaksi Karl Fisher
 Pipet volumetric 5 mL

  Cara Kerja :
1. Memastikan alat dalam keadaan stand by dengan drift yang stabil, kemudian tekan
tombol “SAMPEL”.
2. Bobot contoh yang akan dianalisis dimasukkan dengan cara melihat table konversi mL
ke gram, 5 mL sama dengan 3,92 gram untuk contoh methanol, ditekan tombol “OK”.
3. Selanjutnya, contoh dipipet sebanyak 5mL menggunakan bulp dan dilarutkan ke dalam
metanol yang telah dinetralkan (methanol anhidrat) di dalam botol reaksi akuatitrator,
kemudian di tekan kembali tombol “OK”.
4. Tunggu hingga muncul tulisan mix sampel, tekan kembali tombol “OK” maka titran Karl
Fischer akan keluar dari buret secara otomatis dan bereaksi dengan air.
5. Setelah titik ekivalen titrasi, kadar air akan muncul dengan satuan ppm.
6. Mencatat hasil ke laporan harian.

3.2.8  Analisis Cooling Water


Sampel point yang di uji: cooling water

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
38
 Prinsip : Cooling water (air pendingin) berfungsi untuk mengatur suhu pada saat mesin
bekerja. Karena jika suhu terlalu panas maka kinerja mesin tidak akan optimal. Sebagai
pengatur suhu, cooling water harus netral. Karena jika bersifat asam maka dapat
menyebabkan korosi dan jika bersifat basa maka akan menimbulkan terbentuknya kerak.
Selain itu ada penambahan klorin ke dalam cooling water, yang bertujuan untuk membunuh
bakteri yang dapat mengganggu proses pembentukan asam formiat.
 
Alat :
 pH-meter (Conductivity Meter Oakton)
 Lovibond Tintometer
Pereaksi :
  DPD (penguji kadar klorin)

PT.SINTAS KURAMA
PERDANA
39
Cara Kerja :

I. Mengukur pH
1. Mengambil sampel cooling water, memasukkan ke dalam beker glass.
2. Mengukur pH cooling water dengan pH –meter (Conductivity Meter Oakton). 
3. Mencatat  pH larutan ke dalam laporan hasil analisa.

II. Menguji kadar klorin


1. Mengambil cooling water sebanyak 10 mL ke dalam kuvet.
2. Memasukan dan melarutkan tablet DPD ke dalam kuvet,
3. Menguji kadar klorin dengan lovibond tintometer dengan mengamati warna yang
ditimbulkan dari reaksi cooling water + tablet DPD,  dengan skala warna yang ada dalam
lovibond tintometer.

3.2.8.1 Penambahan NaOH ke dalam bak Cooling Water


Penambahan NaOH ke dalam bak cooling water adalah untuk menjaga kestabilan pH
cooling water jika bersifat asam agar kembali netral. Dikarenakan pabrik memproduksi asam
maka limbah yang dihasilkan bersifat asam pula.

3.2.8.2 Penambahan zat- zat ke dalam bak Cooling Water


a. Nox – 1108, berfungsi untuk membunuh mikroorganisme pada cooling water
b. Nox – 1104, berfungsi untuk mengangkat mikroorganisme yang sudah mati sehingga
tidak mengendap pada permukaan peralatan
c. AT 3207 untuk mengatur pH dan konsentrasi fospat dalam cooling water
d. Klorin sebagai agen anti bakteri
3.3 Proses Pelatihan Prakerin
3.3.1 Bahan Baku
Bahan baku utama pabrik ini adalah gas karbon monoksida (CO), Air dan Methanol
(CH3OH). Gas CO diperoleh dari unit COSORB yang merupakan hasil samping PT. Pupuk
Kujang. Air berasal dari Pupuk Kujang, Sehingga tidak menimbulkan masalah dalam
pengolahan air untuk bahan baku tersebut. Sedangkan methanol yang hanya diperlukan
sebagai media perantara berasal dari pasar lokal yang terletak di pelabuhan Tanjung Priok
yang mendapatkan pasokan dari pabrik Methanol milik PERTAMINA di pulau Bunyu
(Kalimantan). Pabrik yang dekat dengan bahan baku diharapkan akan memperkecil biaya
produksi dan menjamin kelangsungan hidupnya.
a. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida atau CO merupakan unsur utama pembuatan bahan bakar dan
sintesis senyawa organik antara lain alkohol, asam, dan hidrokarbon. Gas karbon monoksida
merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau, sedikit larut dalam air, tetapi
larut dalam etanol dan benzene. Gas karbon monoksida mudah terbakar. Oksida netral yang
terbakar diudara menghasilkan karbon dioksida.
Gas karbon monoksida digunakan oleh PT. Sintas Kurama Perdana yang diperoleh dari
unit COSORB yang merupakan hasil samping dari PT. Pupuk Kujang. Pada unit COSORB di
PT. Pupuk Kujang, gas karbon monoksida telah diproses terlebih dahulu melalui proses
pemurnian sebelum dialirkan menuju PT. Sintas Kurama Perdana. Setelah mengalami proses
pemurnian, gas karbon monoksida tersebut kemudian dialirkan melalui perpipaan yang
diinstalasi dari unit COSORB PT. Pupuk Kujang ke pabrik PT. Sintas Kurama Perdana.
Tabel 3, komposisi gas CO dari unit COSORB PT. Pupuk Kujang.
Komposisi Nilai/Kadar
CO 98%
HCl Maks 200 ppm
CO2 Maks 300 ppm
Toluena Maks 10 ppm

Adapun komposisi umpan gas karbonmonoksida yang masuk kedalam reaktor adalah:
 Komposisi
 CO : 98% vol min
 H2, CH4, N2, Ar : 2% vol maks
 CO2 : 20 ppm vol maks
 H2O : 10 ppm vol maks
 Toulena : 10 ppm vol maks
 HCl : 3 ppm vol maks
 Klorida : 3 ppm vol maks
 Tekanan : 25,5 kg/cm2
 Suhu : 40 oC
 Konsumsi per ton produk : 490NM3
[Sumber : PT. Sintas Kurama Perdana 1988]

Tabel 4, sifat fisika karbon monoksida ditunjukkan pada tabel berikut :


Sifat Fisik Nilai/Keterangan
Rumus kimia CO
Berat molekul 28,01 gram/mol
Tidak berwarna, tidak berbau, beracun, dan
Wujud
mudah terbakar
o
Densitas (0 C, 1 atm) 1,25 g/L
Specific gravity cairan 0,814
Specific gravity gas 0,968
Titik didih -192 oC
Titik leleh -207 oC
Temperatur kritik -138,7 oC
Tekanan kritik 34,6 atm
Titik tripel 115,3 ± 0,5 (68,09 ± 0,5) mmHg (K)
Panas penguapan (ΔHvap) 1443,6 kal/mol
Panas pembentukan (ΔHf) 26620 kal/mol
Panas pembakaran (ΔHc) 67636,1 kal/mol
Automatic ignition themperature 609 oC
Kelarutan dalam air 35 cm3/dm3
Membentuk campuran explosif dengan
Reaktivitas
udara bebas
[Sumber: Kirk-Othmer, 1967]
Penanganan gas karbon monoksida yang dilakukan di PT. Sintas Kurama Perdana
adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan material karbon steel digunakan untuk peralatan yang menangani
fluida yang mengandung gas karbon monoksida, dan mengelas sambungan –
sambungan perpipaan secara fully welded dan meminimalkan pemakaian flange.
b. Memusnahkan gas karbon monokida sisa proe dengan cara pembakaran pada
flare.
c. Melakukan pemeriksaan kebocoran secara periodik di daerah pembuatan metil
format, perpipaan gas karbon monoksida, dan perpipaan ke area flare.
d. Bila terjadi kebakaran, petugas menghentikan laju aliran gas, menambahkan air
yang banyak agar wadah tetap kering dan memadamkan kebakaran dengan serbuk
CO2.
e. Memonitor kandungan gas CO di atmosfer secara kontinyu oleh MA gas detector
yang dipasang dibeberapa lokasi dan menyediakan CO anaiyzer.
b. Air
Air yang digunakan di PT. Sintas Kurama Perdana berasal dari sungai parudang kali dan
sungai cikao. Sebelum digunakan pada pabrik PT. Sintas kurama Perdana, air tersebut diolah
terlebih dahulu menjadi dua jenis air, yaitu:
 Portable Water
Portable water adalah air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti minum,
mandi, dan cuci. Rata - rata pemakaian portable water di PT. Sintas Kurama Perdana adalah
18m3 per hari.
 Filtered Water
Filtered water adalah air yang digunakan untuk proses, seperti air pendingin dan air
untuk proses hidrolisis. Air untuk proses hidrolisis diperoleh dari kondensat yang ditampung
pada tangki FA-950 dan air proses yang ditampung pada tangki FA-750. Air proses dari FA-
750 berasal dari destilat kolom asam kedua sehingga masih mengandung asam formiat dalam
konsentrasi kecil. Rata - rata pemakaian filtered water di PT. Sintas Kurama Perdana adalah
sebanyak 500m3 per hari. Sebelum digunakan sebagai air pendingin, ke dalam filtered water
ditambah zat kimia tertentu agar tidak menimbulkan korosi dan kerusakan pada pipa - pipa
dan peralatan proses. Zat - zat kimia yang ditambahkan antara lain:
 NOX-1108 yang berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme pada cooling water.
 NOX-1104 yang berfungsi sebagai surfactan yang mengangkat mikroorganisme yang
sudah mati sehingga tidak mengendap pada peralatan.
 AT-3725 yang berfungsi sebagai pengatur pH dan konsentrasi dalam cooling water.
 Klorin yang merupakan agen anti bakteri.
 Multguard AT-3207 (Corrotion Inhibitor), berfungsi untuk mencegah korosi dan
mencegah terjadinya endapan.
 H2SO4 dan NaOH berfungsi sebagai penstabil pH.
 Aqua water threatment microbiocides berfungsi untuk membunuh mikroorganisme
dalam cooling water.

Tabel 5, karakteristik air pendingin dan Air tambahan (make up)


No PARAMETER SATUAN COOLING WATER MAKE UP
1 pH - 7,7-8,5 7-7,5
2 PO4 (filtered) Ppm 2-3 -
3 PO4 (unfiltered) Ppm 2-3 -
4 Silica (SiO2) Ppm 200 max 20 max
5 Total hardness ( CaCO3) Ppm 50-450 60 max
6 Total Solid Ppm - 200 max
7 Conductivitiy Ppm 6000 -
8 Chlorine (Cl2) Mhos 0,4-0,6 -
-
9 Chloride (Cl ) Ppm 1000 20 max
10 Sulfate (SO4) Ppm 2000 20 max
11 Nitrate (NO3) Ppm 50 -
12 Iron (Fe) Ppm 20 < 0,1
13 Potassium (K) Ppm - 4 max
14 Copper (Cu) Ppm - -
15 Dispersant Ppm 40 min -
16 M-Alkalinity Ppm 60 max 60 max
(Laboratorium PT Sintas Kurama Perdana)
c. Methanol
Methanol yang digunakan pada pembuatan asam formiat adalah sebagai medium
pereaksi. Methanol bersifat sangat mudah larut dengan air serta pelarut organik. Metanol
yang terbakar berwarna biru pucat, warnanya tidak terang, dan membentuk uap karbon
dioksida.
Methanol yang bereaksi dengan gas CO diperoleh kembali dari reaksi hidrolisis metil
format. Selanjutnya methanol tersebut di recycle untuk kembali direaksikan dengan gas CO.
Penambahan methanol selanjutnya pada reaktor metil format hanya untuk mengganti
methanol yang hilang sehingga levelnya konstant. Adapun spesifikasi methanol adalah
sebagai berikut:
 Komposisi
 Methanol : 99,95% (w) min
 H2O : 0,02% (w) maks
 Lain-lain : 0,03% (w) maks
 Kebutuhan per ton produk :18 kg

Tabel 6, Sifat fisik dari metanol ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Sifat Fisik Nilai/Keterangan
Rumus kimia CH3OH
Berat molekul 32,04 g/mol
Nama lain Metil alkohol, karbinol, dan alkohol kayu
Densitas pada 30 oC 0,7828 g/mL
Viskositas pada 20 oC 0,5945 cp
Titik didih 64,5 – 64,7 oC
Titik leleh -97 – -97,8 oC
Titik nyala 15,6 oC
Temperatur kritik 240 oC
Autoignition temperature 473 oC
Tekanan kritik 78,5 atm
Panas pengupan pada 64,7 oC 8340 kal/mol
Panas pembakaran cairan pada 25 oC -173650 kal/mol
Panas pembentukan cairan pada 25 oC -57036 kal/mol
o
Panas pembentukan uap pada 25 C -48100 kal/mol
[Sumber: Kirk-Othmer, 1967]
Penanganan methanol di PT. Sintas Kurama Perdana sebagai berikut:
a. Menyimpan methanol di tempat yang berventilasi baik, sejuk dan kering.
b. Menghubungkan drum, mobil tangki, tangki dan perpipaan dengan tanah secara
elektrik untuk mencegah akumulasi listrik statis selama perpindahan methanol.
c. Menggunakan sepatu yang bahannya terbuat dari karet dan menghindari pemakaian
sepatu yang memiliki bagian – bagian yang terbuat dari logam. selain itu petugas juga
menggunakan sarung tangan dan kacamata pengaman untuk menghindari percikan
methanol.
d. Menyerap kebocoran dan tumpahan methanol dengan serbuk gergaji, kemudian
secepatnya membilas dengan air yang banyak. Kandungan methanol maksimum di
tempat terbuka bagi mereka yang bekerja 8 jam per hari adalah 200 ppm.
e. Membuang atau memusnahkan methanol dengan membakarnya di bawah pengawasan
petugas.Bila terjadi kebakaran, petugas memadamkan api dengan menggunakan busa
atau serbuk CO.
d. Kalium Metoksida
Kalium metoksida ini merupakan bahan pendukung proses yang ditambahkan pada
reaktor metil format yang digunakan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi.
Larutan kalium metoksida ini merupakan basa kuat yang dapat melukai kulit. Bahan
kimia ini juga dapat menyerap air dari udara, dapat bereaksi dengan air dan karbondioksida.
Adapun spesifikasi kalium metoksida adalah sebagai berikut:
 Komposisi
 CH3OH : 75% (w)
 KOCH3 : 25% (w)
 Kebutuhan per ton produk : 13 kg
Tabel 7,Sifat fisik dari kalium metoksida ditunjukkan pada tabel berikut:
Sifat Fisik Nilai/Keterangan
Rumus kimia KOCH3
Berat molekul 70,13 g/mol
Zat cair berwarna merah kecoklatan, korosif,
Wujud
beracun dan mudah terbakar
Densitas 920 g/L
o
Titik didih 65 C (dalam metanol)
Titik beku -95 oC (dalammetanol)
Titik nyala 23 oC
Kelarutan dalamair Larut
Tekanan uap 12,24 kPa (dalam metanol pada 20 oC)
Laju penguapan 4,6 – 5,9 (dalam metanol)
Bersifat basa, dapat menyerap nair dari
Sifat lain udara, dapat bereaksi dengan air, asam
klorida, dan karbon dioksida
[Sumber: PT Sintas Kurama Perdana, 1988]
Penanganan katalis (KOCH3) di PT. Sintas Kurama Perdana sebagai berikut:
a. Menyimpan katalis di tempat yang berventilasi baik dan sejuk.
b. Bila terjadi kebakaran, melakukan pemadaman dengan peamadam yang berbentuk
serbuk. Pemadaman tidak menggunakan air dan karbondioksida karena kalium
metokida (KOCH3) dapat bereaksi dengan kedua senyawa tersebut.
3.3.2 Tahapan Proses
3.3.2.1 Sintesis Metil Format.
Sintesis metil format berlangsung di dalam reaktor (AP-240). Bahan baku yang
terlibat dalam proses pembentukan metil format ini adalah Karbon Monksida (CO), methanol
(CH3OH) dan katalis Pottasium Metokidsa (KOCH3), gas Karbon Monksida yang digunakan
diperoleh dari unit COSORB (Unit pemurnian Gas CO) PT. Pupuk Kujang, yang dialirkan
pada tekanan 19 bar dengan kompresor yang berada di unit COSORB tersebut. Sebelum
masuk kedalam reaktor (AP-240), aliran gas Karbon Monksida (CO) dilewatkan pada HCl
guard yang dapat menyerap HCl dalam aliran gas Karbon Monoksida.
Sebagian besar umpan methanol diperoleh dari produk bawah pemisahan metil format
(AT-360) yang dialirkan kedalam reaktor dengan pompa (GA-363). Selain itu untuk
mengatasi kehilangan methanol selama proses, methanol ini juga diumpankan sebagai make
up yang diperoleh dari tangki penyimpanan methanol (FA -110 dan FA-150) yang
menyimpan methanol hasil recycle dari kolom recycle (AT-460) dan supali methanol baru.
Methanol make up dialirkan oleh pompa (GA-159) dan masuk kedalam aliran menuju
reaktror sebagai sealflush bagi pompa (GA-243). Selain itu methanol make up juga dialirkan
dengan pompa (GA-129) dan masuk ke dalam aliran menuju reaktor sebagai sealflush bagi
pompa (GA-363). Pompa (GA-129) juga mengalirkan methanol dari (FA-110 dan FA-150)
ke bagian suction pompa (GA-363).
Larutan katalis yang mempunyai komposisi Pottasium Metokidsa (KOCH3) 30% dan
methanol (CH3OH) 70% yang berasal dari drum yang diisikan ke tangki penyimpanan katalis
(FA-120) dengan menggunakan pompa (GA-111). Kemudian dari (FA-120) larutan katalis
dialirkan dengan bantuan pompa (GA-113) menuju bagian suction pompa (GA-363) yang
terletak dibawah kolom metil format. Dengan demikian aliran yang masuk dalam pompa
(GA-363) merupakan campuran antara katalis dan methanol yang akan dialirkan kedalam
reaktor (AP-240).
Methanol dan katalis disemprotkan dari bagian atas reaktor dengan menggunakan tiga
buah injektor dalam posisi yang terendam di dalam reaktor. Posisi injektor cairan yang
terendam menghasilkan pencampuran yang efisien antara gas dan cairan di dalam reaktor.
Sementara itu gas CO diumpankan ke dalam reaktor metil format (AP-240) melalui nozzle
distributor gas karbon monoksida dari bagian bawah reaktor. Nozzle tersebut dirancang
berlubang – lubang sehingga menghasilkan luas permukaan kontak yang besar antara gas dan
cairan. Pada waktu gelombang gas CO masuk ke reaktor maka gelembung tersebut akan naik
dan kontak secara efisien dengan cairan yang disemburkan dari atas reaktor.
Gas karbon monoksida larut di dalam cairan pada reaktor tersebut dan bereaksi
dengan methanol yang mengandung katalis antara 0,3-1,0%-berat, membentuk metil format
pada kondisi temperatur 85-90oC dan tekanan 18-23 bar. Konsentrasi metil format di dalam
cairan bergantung pada tekanan, temperatur, konsentrasi katalis, waktu tinggal dalam reaktor,
dan luas permukaan kontak antara gas dan cairan. Cairan kemudian disirkulasi dengan pompa
(GA-243) secara kontinyu dari dasar reaktor menuju bagian atas reaktor melalui injektor.
Sirkulasi cairan tersebut memiliki prinsip kerja yang sama dengan reaktor berpengaduk.
Panas dari reaksi eksotermik tersebut dihilangkan dari sistem dengan menggunakan
cooler (AC-246). Temperatur aliran keluaran cooler dijaga agar tidak terlalu rendah. Bila
temperatur aliran keluaran terlalu rendah, kelarutan garam akan turun sehingga garam akan
mengendap di permukaan perpindahan panas. Untuk menjaga temperatur aliran keluaran
tidak terlalu rendah, dapat dilakukan dengan memperbesar laju resirkulasi cairan reaktor. Hal
ini berguna untuk menjaga temperatur dan mengefektifkan proses pengadukan. Aliran
sampling side stream dari resirkulasi cairan kemudian diumpankan kedalam kolom metil
format (AT-360). Pada kolom ini terjadi proses destilasi untuk memisahkan metil format dan
metanol yang tidak bereaksi.
Pada bagian atas reaktor juga dipasang saluran tempat keluarnya gas buangan reaktor
yang dilengkapi dengan filter penghilang kabut untuk mengembalikan tetesan cairan ke
dalam reaktor. Gas keluaran reaktor metil format terdiri dari karbon monoksida yang tidak
bereaksi, N2, H2, Ar, serta sedikit uap metanol dan metil format. Uap metanol dan metil
format yang terkondensai oleh kondensor (AG-247) dikembalikan ke dalam reaktor metil
format (AP-240). Off gas yang keluar dari kondensor selanjutnya diturunkan tekananya
dengan flash tank (FA-248) sehingga terbentuk fasa cair dan gas. Fase cair yang terbentuk
dalam (FA-248) merupakan campuran metil format dan methanol yang kemudian dialirkan
ke dalam tangki (FA-240). Sementara itu gas yang masih terbentuk di dalam (FA-248)
dialirkan ke flare untuk dibakar.

3.3.2.2 Pemisahan Metil Format.


Di dalam kolom distilasi (AT-360) terjadi proses pemisahan metil format dengan
metanol yang tidak bereaksi. Karbon monoksida dan gas terlarut lain yang masih terdapat
dalam umpan kolom (AT-360) dilepaskan pada kolom ini. Proses pemisahan berlangsung
pada tekanan 1 bar dan temperatur 53oC-85oC. Reboiler (AB-364) menggunakan steam
bertekanan rendah sebagai fluida pemanas. Sedangkan kondensor (AG-366) menggunakan
cooling water sebagai fluida pendingin. Destilat berupa uap metil format yang tidak
terkondenisasi pada kondensor (AG-366) dialirkan menuju cooler (AG-367) menggunakan
fluida pendingin berupa chilled water. Sebagian gas yang tidak terkondensasi pada cooler
(AG-367) dialirkan menuju kompresor gas reycle (GE-380), sedangkan sebagian lagi
dibuang ke flare. Dari (GE-380), aliran gas karbon monoksida diumpankan kembali kedalam
reaktor metil format (AP-240).
Destilat kolom metil format yang mengandung metil format 97%-berat dialirkan
menuju tangki intermdiate metil format (FA-410), sedangkan produk bawah bottom steam
yang mengandung methanol, sedikit katalis, garam–garam terlarut, dan metil format
kemudian dialirkan kembali kedalam reaktor metil format (AP-240) menggunakan pompa
bertekanan tinggi (GA-363). Sebagian aliran produk bawah (AT-360) juga dialirkan ke unit
pemisahan garam katalis (BA-370) untuk menghindari adanya pengendapan garam – garam
katalis diperpipaan dan peralatan – peralatan proses lainnya yang tidak terkondensasi pada
cooler (AG-367) dialirkan menuju kompresor.
3.3.2.3 Pemisahan Garam Katalis.
Garam yang terbentuk dari katalis, metil formiat, dan pengotor – pengotor yang dapat
larut dalam cairan direaktor metil formiat (AP-240) dan didalam aliran produk bawah kolom
metil formiat (AT-360). Untuk mencegah pengendapan garam pada permukaan panas, tray,
dan perpipaan, maka garam tersebut harus dibersihkan secara kontinyu. Aliran sampling slide
steam dari bagian bawah kolom metil format dialirkan menuju unit pemisahan katalis.
Unit pemisahan katalis terdiri dari sebuah thin film evaporator (BA-370) dan sebuah
kondensor (AG-372). Evaporator (BA-370) menggunakan steam sebagai pemanas. Di dalam
evaporator, metanol akan menguap dan garam akan membentuk kristal yang dipisahkan
secara kontinyu dengan menggunakan rotor. Selanjutnya uap methanol yang bebas garam
dikondensasi di dalam kondensor methanol (AG-372) dan dialirkan dengan pompa (GA-463)
menuju bagian suction pompa (GA-363) yang terletak dibawah metil forrmat. Reaksi
pembentukan garam katalis adalah sebagai berikut:
KOCH3 + H2O  CH3OH+KOH
KOCH3 + HCOOCH3  CH3OCH3 +HCOOK
KOCH3 + CO2  CH3OCOOK
KOCH3 +HCl  CH3OH + KCl
Untuk mencegah terjadinya penyumbatan evaporator oleh garam - garam katalis,
maka harus dilakukan pencucian evaporator dengan menggunakan kondensat sebanyak tiga
kali dalam 24 jam. Setelah itu evaporator harus dikeringkan dari air pencuci dengan
menggunakan gas nitrogen agar tidak ada air yang ikut kebawah di dalam proses.

3.3.2.4 Penyimpanan Sementara Metil Format dan Premixing Hidrolisa.


Tangki penyimpanan sementara (FA-410) menerima metil format dari kolom metil
format (AT-360) dan kolom recycle (AT-460). Selanjutnya dari tangki penyimpanan
sementara (FA-410), metil format tersebut dialirkan menuju tangki premixing hidrolisa (FA-
510) dengan menggunakan pompa (GA-411). Di dalam tangki premixing hidrolisa (FA-510)
menggunakan pompa (GA-955). Aliran bahan - bahan mentah yang masuk kedalam tangki
diatur sehingga perbandingan berat antara metil format dengan air dapat dijaga tetap sebesar
70/30%-berat. Air yang digunakan untuk proses hidrolisa ini juga diperoleh dari destilat
kolom asam kedua (AT-760) setelah melalui heat recoveary tank (AP-750). Destilat tersebut
berupa air yang mengandung sedikit asam formiat. Asam formiat dalam jumlah sedikit
berfungsi sebagai autokatalis dalam reaksi hidrolisis metil formiat.
Tangki premixing hidrolisa beroperasi pada tekanan 0,5-0,9 bar. Tekanan di dalam
tangki premixing hidrolisa (FA-510) dijaga konstan dengan mengkondensasikan kelebihan
uap menggunakan kondensor (AG-512). Aliran keluaran tangki premixing hidrolisa (FA-510)
ditekan menggunakan pompa (GA-541) hingga mencapai tekanan 8 bar dan dipanaskan
dengan menggunakan preheater (AB-542) hingga 85-95oC sebelum masuk kedalam reaktor
hidrolisa pertama (AP-545)
3.3.2.5 Hidrolisa Metil Format.
Sistem reaktor hidrolisa terdiri dari dua reaktor PFR yang disusun secara seri (AP-545
dan AP-546). Kedua reaktor ini beroperasi pada tekanan 8 bar dan temperatur 85–95 oC untuk
(AP-545) dan 115-130oC untuk (AP-546). Reaktor (AP-545) dilengkapi dengan jaket
berpemanas uap yang menyediakan panas bagi reaksi hidrolisa yang merupakan reaksi
endotermik. Reaktor (AP-546) berukuran lebih kecil dan tidak dilengkapi jaket pemanas
karena hanya berfungsi untuk memperpanjang waktu tinggal reaktan. Reaksi yang
berlangsung dalam reaktor hidrolisa ini merupakan reaksi autokatalis dimana asam formiat
yang terbentuk bisa berperan sebagai katalis. Sebagian besar reaksi berlangsung di dalam
reaktor hidrolisa pertama (AP-545), kemudian disempurnakan pada reaktor hidrolisa kedua
(AP-546), sehingga konversi metil format yang tinggi dapat dicapai sebelum produk reaktor
diumpankan kedalam kolom asam pertama (AT-660).
Aliran yang keluar dari sistem reaktor hidrolisa sangat mendekati kesetimbangan
kimia dengan tekanan sekitar 7,8 bar dan temperatur yang bersekitar antara 85-95oC. Aliran
yang terdiri dari asam formiat, methanol, metil format, dan air tersebut kemudian
diumpankan kedalam asam formiat pertama (AT-660) melalui kerangan penurunan tekanan
(PRV) khusus. Penurunan tekanan tersebut dapat menggangu kesetimbangan kimia dan
membentuk fase gas campuran. Hal tersebut dapat meminimalisi reaksi baik antara asam
formiat dan methanol.
3.3.2.6 Kolom Asam Formiat Pertama (Kolom Pemisahan Asam).
Kolom asam formiat pertama (AT-660) merupakan kolom packed yang digunakan
untuk memisahkan campuran metil format dan methanol (produk atas) dari campuran air dan
asam formiat (produk bawah). Kolom pemisahan ini bekerja pada tekanan 0,3 bar dan
tempeatur 50 -115oC. Pemanas pada reboiler (AB-664) memanfaatkan destilat kolom asam
(AT-760) sebagai pemanas.
Destilat kolom (AT-660) berupa uap methanol dan metil format menggunakan
kondensor (AG-666). Uap lanjut pada (AG-667) untuk mengurangi jumlah methanol dan
metil format yang keluar dari purge-gas. Sebagian besar kondensat methanol dan metil
format dari (AG-660) untuk meningkatkan kontak antara uap dan cairan. Cairan dari (FA-
670) yang mengandung metil format dan metanol kemudian dialirkan ke kolom daur ulang
(AT-460) untuk dipisahkan antara metil format dan methanol.
3.3.2.7 Kolom Daur Ulang.
Kolom daur ulang (AT-460) merupakan kolom valve tray yang memisahkan
campuran metil format dan methanol dari tangki destilast kolom asam pertama (FA-670).
Destilat berupa metil format dan produk bawah berupa methanol yang hampir murni. Proses
pemisahan pada kolom berlangsung pada tekanan 1 bar dan temperatur 49-85 oC. Reboiler
(AB-464) dipanaskan dengan menggunakan steam bertekanan rendah. Umpan yang masuk
kedalam kolom recycle (AT-460) mengandung gas inert yang sangat sedikit atau tidak ada
sama sekali. Hal ini memungkinkan terjadinya kondensasi dalam suatu tahap pada kondensor
(AG-466). Produk bawah berupa methanol didinginkan terlebih dahulu dengan cooler (AC-
467) dan kemudian dialirakan menuju tangki penyimpanan methanol (FA-150) dengan
pompa (GA-463). Produk atas berupa metil format dialirkan kembali ke tangki penyimpanan
sementara (FA-410).
3.3.2.8 Kolom Asam Formiat Kedua (Kolom Pemekatan Asam Pertama).
Kolom asam kedua (AT-760) beroperasi pada tekanan 2 bar dan temperetur 135–145 oC.
Produk bawah kolom ini merupakan campuran yang mendekati kondisi azeotrop (82% berat asam
formiat). Sedangkan produk atasnya mengandung sekitar 3-10% berat asam formiat.
Panas laten dari uap yang dihasilkan pada kolom ini digunakan pada heat recovery reboiler
(AB-664) dari kolom asam pertama (AT-660). Aliran produk atas kolom (AT-760) yang
merupakan uap air yang mengandung sedikit asam formiat diumpamakan sebagai pemanas pada
reboiler (AB-664), kemudian kondensat yang terbentuk dialirkan ke heat recovery condensate
drum (FA-750) dari (FA-750), larutan dialirkan dengan pompa (GA-753) ke (FA-510) dan
sebagian dikembalikan ke kolom asam kedua sebagai refluks. Produk bawah asam formiat dengan
kandungan sekitar 70-82% berat dialirkan ke kolom asam formiat ketiga untuk dipekatkan.
3.3.2.9 Kolom Asam Formiat Ketiga (Kolom Pemekatan Asam Kedua).
Kolom asam ketiga (AT-860) berfungsi memekatkan asam formiat yang dihasilkan
dari produk bawah kolom (AT-760) sehingga menjadi produk asam formiat dengan
kemurnian 90 atau 94%-berat. Kolom ini merupakan kolom destilasi vakum yang beroperasi
pada tekanan -0.9 bar dan temperatur 55-84oC. Produk asam formiat dengan konsentrasi 90%
atau 94%-berat dihasilkan sebagai destilat (produk atas), sedangkan produk bawahnya berupa
asam formiat 72%-berat. Destilat tersebut dikondensasi dalam dua tahap dengan
menggunakan kondensor (AG-867) menggunakan chilld water untuk menghasilkan
temperatur rendah yang diinginkan. Produk destilat asam formiat yang dihasilkan kemudian
didinginkan sampai temperatur 40oC melalui cooler (AC-880) sebelum dialirkan ke tangki
penampung produk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan temperatur yang
dibutuhkan untuk keamanan penyimpanan seperti (FA-920). Sementara itu, produk bawah
berupa asam formiat dengan konsentrasi sekitar 72%-berat disirkulasikan kembali ke kolom
asam kedua (AT-760) dengan menggunakan pompa (AG-863).
Untuk mengendalikan tekanan vakum di dalam kolom, digunakan pompa vakum dan
dilakukan pengaturan terhadap laju alir cooling water yang masuk kedalam kondensor (AG-
866). Pompa vakum tersebut mengalirkan uap air-asam formiat yang tidak dapat
dikondensasikan dibagian destilat. Uap tersebut sebelumnya dikondensasikan terlebih
dahulu, kemudian dialirkan oleh pompa vakum ketangki penampung (FA-520).
Kualitas produk asam formiat yang dihasilkan dimonitor dengan menggunakan
dengan menggunakan on-line analizer yang dipasang setelah produk didinginkan pada cooler
(AC-880) sebelum masuk ke dalam tangki penyimpanan. Tangki penyimpanan (FA-920)
digunakan untuk menampung produk asam formiat 90% berat. Sedangkan tangki (FA-910)
digunakan untuk menampung produk asam formiat 94% berat. Produksi asam formiat 90%
dan 94% tersebut dilakukan secara bergantian sesuai dengan permintaan, tetapi laju produksi
asam formiat 94% lebih kecil, sekitar 30% dari produksi total. Dari tangki penyimpanan (FA-
920), produk asam formiat 90% dialirkan ke tangki penyimpanan utama (FA-930) dengan
mengguakan pompa (GA-911).
3.3.2.10 Pengemasan.
Dari tangki penimpanan utama (FA-930) produk asam formiat dialirkan menuju
tangki packing plant buffer (FA-935) oleh pompa (GA-932) untuk dikemas. Selanjutnya,
asam formiat dialirkan melalui selang yang menghubungkan antara tangki (FA-935) dengan
dua unit pengsian asam formiat. Di dalam ruangan unit pengisian asam formiat, asam formiat
diisikan kedalam jerrycan dengan kapasitas 25 kg. Secara manual dengan membukakan
kerangan oleh operator pengemasan. Berat asam formiat diisikan dikontrol menggunakan
timbangan, dan di ruang unit pengemasan tersebut dilengkapi perlengkapan safety, seperti air
pencuci, safety google, dan blower untuk menyedot uap asam formiat yang terbentuk.
Sebelumnya metode pengemasan secara otomatis pernah diterapkan pada unit pengemasan
ini, tetapi masalah korosi material unit pengemasan oleh produk asam formiat tersebut
menjadi kendala utama. Untuk pengemasan 1 ton dilakukan di luar ruangan unit pengemasan
dan penimbangan dilakukan dengan penimbangan khusus. Selain itu, unit pengemasan untuk
kemasan 600 gram juga dilakukan dalam unit terpisah yaitu menggunakan injektor khusus
untuk mengisikan asam formiat dari tangki (FA-935) ke dalam kemasan botol 600 gram.
3.3.3 Sistem Steam dan Kondensat.
Kondensat yang berupa uap bertekanan rendah, sedang, dan tinggi dialirkan menuju
tangki kondensat (FA-950). Condensate lifters diinstalasi didalam sistem kondensat untuk
menjamin aliran uap tersebut masuk kedalam tangki (FA950). Sebelumnya, uap bertekanan
sedang dan tinggi dilewatkan ke dalam flash drums. Pada alat ini, uap yang melalui proses
flash dihubungkan ke header steam bertekanan rendah, tekanan didalam tangki (FA-950)
dikendalikan oleh kondensor (FA-952). Sebagian kondensat dilakukan dalam proses sebagai
air proses, sebagian lagi digunakan untuk menurunkan temperatur uap bertekanan tinggi. Dan
bila masih ada sisa dikembalikan ke battery limit oleh pompa (GA-955).

3.3.4 Analisis di laboratorium


STANDARD
No. Parameter Uji Satuan SNI 2128:2013 Metode Uji
ICS 71.060.30
1 Asam Formiat (HCOOH) % berat Min. 85 Titrimetri
2 Asam Asetat (CH3COOH) % berat Seangin Titrimetri
3 Klorida (Cl-) Ppm Maks. 20 Spektrofotometri
4 Sulfat (SO42-) Ppm Maks. 10 Spektrofotometri
5 Besi (Fe3+) Ppm Maks. 5 Spektrofotometri
6 Spesific Gravity (SG) - 1.19 – 1.22 Picnometer

7 Logam berat (Timbal, Pb) Ppm Maks. 5 Spektrofotometri

Tabel 8, Spesifikasi Asam Formiat di PT. Sintas Kurama Perdana


Meskipun dalam pabrik asam formiat ini kondisi proses kualitas dan kuantitas bahan
telah dapat dikendalikan dan dipantau serta dijalankan dari ruang kontrol, namun kualitas
bahan per unit proses masih perlu diteliti kembali di bagian laboratorium. Hal ini sebagai cek
ulang dari kualitas bahan, disamping itu juga menganalisa kadar-kadar tertentu zat yang
terkandung dalam bahan yang harus diketahui dan telah diisyaratkan dengan cara manual
yang tidak dapat termonitor di ruang kendali. Pengawasan proses termasuk pengendalian
kualitas produk dikendalikan secara kontinyu melalui analisa yang dilakukan pada
laboratorium setiap selang waktu tertentu. Hasil analisa laboratorium digunakan sebagai
parameter bagi pengawas secara keseluruhan. Jika hasil analisa mengindikasikan adanya
penyimpangan terhadap batas ambang yang diinginkan, maka kondisi proses dimanipulasi
agar kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Sampel
untuk variabel – variabel danalisa diambil dari beberapa lokasi pengmbilan sampel. Analisa
terhadap setiap sampel dilakukan dengan metode yang berbeda – beda, bergantung pada
variabel yang diuji. Variabel yang dianalisa pada titik tertentu beserta metode yang
digunakan ditampilkan pada tabel 9. Sedangkan selang waktu pengambilan sampel
ditampilkan pada tabel 10.

Titik pengambilan Variabel yang


No Metode analisa Parameter
sampel dianalisa
1 FA 110 (keluaran) Air Titrasi Karl-Fischer Maks 1000 ppm
2 FA 150 (keluaran) Air Titrasi Karl-Fischer Maks 500 ppm
Metil format Kromatografi gas Min 5%
Katalis Titrasi acid toluen 0,3 – 1%
3 AP 240 (keluaran)
Total solid Evaporasi Maks 15%
Klorida AAS Maks 1000 ppm
Spektrovotometri
4 HCl guard in/out HCl Maks 200 ppm
UV-Vis
Air Titrasi Karl-Fischer Maks 200 ppm
5 AT 360 (produk atas)
Metil format Kromatografi gas Min 95%
AT 360 (produk
6 Air Titrasi Karl-Fischer Maks 300 ppm
bawah)
7 AT 460 (produk atas) Metil format Kromatografi gas Min 95%
AT 460 (produk
8 Air Titrasi Karl-Fischer Maks 500 ppm
bawah)
9 FA 410 (keluaran) Metil format Kromatografi gas Mn 95%
Titrasi KOH-
Asam formiat 1 – 10%
Methanolik
10 FA 510 (keluaran) Metil format Kromatografi gas 40 – 85%
Air Titrasi Karl-Fischer 10 – 30%
Methanol Kromatografi gas 1 – 15%
11 AP 546 (keluaran) Titrasi KOH-
Asam formiat 10 – 30%
Methanolik
Metil format Kromatografi gas 20 – 50%
Air Titrasi Karl-Fischer 15 – 40%
Methanol Kromatografi gas 5 – 25%
Air Titrasi Karl-Fischer Maks 100 ppm
12 AT 660 (produk atas)
Metil format Kromatografi gas 70 – 85%
AT 660 (produk
13 Asam formiat Titrasi NaOH 30 – 45%
bawah)
14 AT 760 (produk atas) Asam formiat Titrasi NaOH 3 – 10%
AT 760 (produk
15 Asam formiat Titrasi NaOH 70 – 85%
bawah)
90 – 91,5%
94 – 95%
16 AT 860 (produk atas) Asam formiat Titrasi NaOH
85 – 86,5%
AT 860 (produk
17 Asam formiat Titrasi NaOH 60 – 75%
bawah)
90 – 91,5%
94 – 95%
18 FA 910 Asam formiat Titrasi NaOH
85 – 86,5%
90 – 91,5%
94 – 95%
19 FA 920 Asam formiat Titrasi NaOH
85 – 86,5 %
90 – 91,5%
20 FA 930 Asam formiat Titrasi NaOH 94 – 95%
85 – 86,5 %
90 – 91,5%
94 – 95%
Asam formiat Titrasi NaOH
21 FA 935 85 – 86,5 %
Fe AAS Maks 5 ppm
K AAS Maks 5 ppm
Tabel 9, Variabel yang dianalisa dan metode yang digunakan.

Waktu Titik pengambilan sampel Variabel yang dianalisa


FA 150 Air
AP 240 Katalis, klorida
AT 660 (produk bawah) Asam formiat
07.00
AT 660 (produk atas) Air, metil format
AT 760 (produk atas) Asam formiat
AT 860 (produk atas Asam formiat
AP 240 Metil format, total solid
Asam formiat Air, metil
FA 510
11.00 format,methanol
AT 660 (produk atas) Air
AT 860 (produk atas) Asam formiat
AP 240 Katalis, klorida
AT 360 (produk atas) Air
AT 360 (produk bawah) Air
AT 460 (produk bawah) Air
15.00 AT 660 (produk bawah) Asam formiat
AT 660 (produk atas) Air
AT 760 (produk bawah) Asam formiat
AT 860 (produk atas) Asam formiat
AT 860 (produk bawah) Asam formiat
Asam formiat, Air, metil
FA 510
format, methanol
19.00
Asam formiat, Air, metil
AP 546
format, methanol
AP 240 Katalis, klorida
AT 360 (produk atas) Air
21.00
AT 360 (produk bawah) Air
AT 460 (produk bawah) Air
AT 660 (produk atas) Air
AT 760 (produk atas) Asam formiat
Tabel 10, Selang waktu pengambilan sampel.
Selain analisa terjadwal seperti yang telah ditunjukan pada tabel 9, dilakukan juga
analisis extra check berupa analisa kadar asam formiat pada tangki penyimpanan asam
formiat FA-910 dan F-920. analisa tersebut dilakukan pada jam - jam tertentu sesuai dengan
permintaan control room, yaitu apabila tinggi permukaan cairan di dalam tangki
penyimpanan sudah mencapai 50%. Selain menganalisa sampel dalam proses, juga dilakukan
cooling water untuk menjaga kualitas proses. Pemeriksaan pH dan kadar klorin pada cooling
water dilakukan setiap hari pada pukul 08.00, 10.00, 13.00 dan 16.00. Pemeriksaan selain
pH dan klorin dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dilakukan oleh analis dari luar
pabrik. Variabel – variabel yang dianalisa terhadap sampel cooling water ditampilkan pada
tabel berikut:
Variabel yang dianalisa Batas
Ph 7,5 - 8,5
PO4 filter 2 - 3 ppm
PO4 unfilter 2 - 3 ppm
Silika (SiO2) Maksimum 200 ppm
Total hardness ( CaCO3) 300 - 400 ppm
Konduktivitas Maksimum 6000 mmhos
Klorrin (Cl2) < 1 ppm
Klorida (Cl-) Maksimum 1000 ppm
Sulfat (SO42-) Maksimum 2000 ppm
Nitrat (NO3-) Maksimum 50 ppm
Besi (Fe) Maksimum 2 ppm
Dispersan Minimum 40 ppm
Alkalinitas > 150 ppm
RSI (Riznar Saturation Index) 6,5 – 7
Tabel 11, variabel – variabel yang dianalisa pada sampel cooling water

No Nama alat Fungsi


1 Alat Titrasi Karl-fischer Menentukan kadar air (ppm)
2 Spektrofotometr Serapan Menentukan kadar logam Fe dan K
Atom (Perkin Erlmer 2830 )
3 Kromatografi Gas Menentukan konsentrimetil formiat dan etanol
4 Perangkat alat titrasi (Rouch) Menentukan konsentrasi asam formiat
5 Tintometer Menentukan kadar klorin dalam air pendingin
6 Oven Menguapkan air dalam sampel
7 Desikator Menyimpan alat agar tidak kontak dengan uap air di
udara
8 pH meter Mengukur pH air pada cooling water dan air limbah
Table 12, Perangkat Penguji Kualitas Produk.

3.3.5 Prinsip Alat


3.3.5.1 Titrasi Karl Fischer
Contoh methanol dengan berbagai perlakuan diambil dari tangki FA-150, dimasukkan
ke dalam botol contoh hingga penuh, dan ditutup rapat. Alat dipastikan dalam keadaan stand
by dengan drif yang stabil, kemudian ditekan tombol “SAMPLE” . Bobot contoh yang akan
dianalisis dimasukkan dengan cara melihat tabel konversi ml ke gram, 5 ml sama dengan 3.92
gram untuk contoh metanol, ditekan tombol “OK” . Selanjutnya, contoh dipipet sebanyak 5
ml menggunakan bulp dan dilarutkan ke dalam methanol yang telah dinetralkan (methanol
anhidrat) di dalam botol reaksi akuatitrator, kemudian ditekan kembali tombol “OK” . Saat
muncul tulisan mix sample, tombol “OK” kembali detekan maka titran Karl Fischer akan
keluar dari buret secara otomatis dan bereaksi dengan air. Setelah titik ekivalen titrasi, kadar
air akan muncul dengan satuan ppm, kemudian dicatat dan dikalikan dengan faktor H2O yang
ada.
Penentuan konsentrasi pereaksi Karl Fischer, alat dipastikan dalam keadaan stand by
dengan drift yang stabil. Kemudian ditekan tombol “CONC”, dipilih ISO 3696 sebagai KF
standart dan ditekan tombol “OK”. Tombol “OK” ditekan kembali saat muncul H 2O content
100%. Syringe berisi aquades ditimbang sebagai bobot awal, diinjeksi sebanyak satu tetes dan
dilarutkan ke dalam metanol yang telah dinetralkan (metanol anhidrat) di dalam botol reaksi
akuatitrator, selanjutnya ditimbang kembali sebagai bobot akhir. Bobot aquades yang
dilarutkan adalah selisih bobot awal dikurangi bobot akhir, bobot ini dimasukkan dan ditekan
tombol “OK”. Titran Karl Fischer akan keluar dari buret secara otomatis dan bereaksi dengan
air. Setelah titik ekivalen titrasi, konsentrasi Karl Fischer akan muncul dengan satuan mg/ml.
Penentuan faktor H2O alat dipastikan dalam keadaan dalam keadaan stand by dengan
drif yang stabil, kemudian ditekan tombol “SAMPLE”. Syringe berisi aquades ditimbang
sebagai bobot awal, diinjeksi sebanyak satu tetes dan dilarutkan ke dalam methanol yang
dinetralkan (methanol anhidrat) di dalam botol reaksi akuatitrator, selanjutnya ditimbang
kembali sebagai bobot akhir, bobot ini dimasukkan dan ditekan tombol “OK”. Saat muncul
tulisan mix sample, tombol “OK” kembali ditekan maka titran Karl Fischer akan keluar dari
buret secara otomatis dan bereaksi dengan air. Setelah titik ekivalen titrasi, kadar air akan
muncul dengan satuan ppm, kemudian dicatat dan dihitung faktor H 2O dengan perhitungan
kadar air yang sesungguhnya ( 1.000.000 ppm atau 100 % ) dibagi dengan kadar air hasil
analisis, maka akan diperoleh faktor H2O yang selanjutnya akan digunakan dalam penentuan
kadar air dengan metode titrasi Karl Fischer.
 Persiapan alat dan pereaksi
Pengering pada tabung plastik di atas botol pereaksi dengan yang baru jika tidak efektif lagi
(maksimum 3 bulan). Pereaksi Karl Fischer diganti dengan yang baru bila sudah habis.
Sambungan-sambungan selang diperiksa dan dikencangkan agar dapat ipastikan bahwa tidak
ada kebocoran udara. Syringe plastik yang tersedia dikeringkan bagian-bagian luarnya
dengan kertas tissue dan dibilas beberapa kali dengan kali dengan aquadest sebelum diisi.

3.3.5.2 Spektrofotometer
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna padapanjang gelombamg
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisidifraksi dengan
detektorfototube.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur
pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkamuntuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
1. Keuntungan dari spektrofotometer adalah :
a. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan
biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.
b. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai
10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur
modifikasi yang pasti.
c. Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan
dimana analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu.
d. Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe
spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut
dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang khusus.
e. Mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan
instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis
Terdapat dua jenis spektrofotometer, yaitu spektrofotometer beralur tunggal (single
beam) dan spektrofotometer beralur ganda (double beam). Secara umum, sesebuah
spektrofotometer terdiri dari komponen utama yaitu sumber cahaya, monokromator
(termasuk beberapa penapis, celah (slits) dan cermin), kotak sampel, alat pengesan, dan
sebuah meter atau perekam.

Single-beam instrument

Gambar 2. Cara Kerja Spektrofotometer Single Beam


Single-beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur
absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai beberapa
keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada merupakan
keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instrument  untuk
pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang paling rendah adalah 190
sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm.
Double-beam instrument

Gambar 3. Cara Kerja Spektrofotometer Double Beam


Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750
nm. Double-beaminstrument dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan
cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan
blangko dan sinar kedua secara serentak melewati sampel, mencocokkan fotodetektor yang
keluar menjelaskan perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan ditunjukkan oleh alat
pembaca .
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri  UV-Vis :
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis
terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan
spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi
senyawa yang berwarna.
Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan :
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut.
Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan
pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
1. Reaksinya selektif dan sensitif.
2. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel.
3. Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama.
4. Waktu operasional
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuannya
adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan
dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan.
b. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan
panjang gelombang maksimal, yaitu :
Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang
gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah
yang paling besar.
Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi
tersebut hukum lambert-beer akan terpenuhi.
Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan
ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal.

3.3.5.2.1 Komponen Spektrofotometer


a. Sumber Cahaya
Bergantung kepada panjang cahaya, maka sesebuah spektrofotometer itu dapat
mengukur daya serap pada kawasan ultraviolet, dimana lampu hidrogen atau deutrium
tekanan tinggi digunakan; atau dikawasan tampak yang menggunakan lampu tungsten-
halogen. Yang pertama itu mengeluarkan cahaya pada panjang gelombang 200 - 340 nm,
manakala yang kedua itu pada panjang gelombang 340 - 800 nm. Alat yang mempunyai
kedua-dua jenis lampu mempunyai kelenturan yang lebih baik dan boleh digunakan untuk
kajian kebanyakan molekul yang mempunyai kepentingan biologi.
b. Monokromator
Kedua lampu diatas mengeluarkan cahayan pada keseluruhan panjang gelombang.
Sehingga, sebuah spektrofotometer perlulah mempunyai sebuah sistem optik yang dapat
memilih cahaya monokromatik (cahaya yang mempunyai panjang gelombang tertentu). Alat
modern menggunakan prisma, atau selalu menggunakan diffraction grating untuk
menghasilkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Perlu juga diingatkan disini bahwa
cahaya yang keluar dari monokromator tidaklah terdiri dari hanya satu panjang gelombang,
tetapi sebaliknya diperkaya dengan panjang gelombang tersebut. Ini bermakna, kebanyakan
cahaya adalah dari panjang gelombang yang tunggal, tetapi yang pada panjang gelombang
lebih pendek atau lebih panjang dari itu juga ada.
Sebelum cahaya monokromatik itu sampai kepada sampel, ia akan melalui satu siri
celah (slits), kanta, penapis dan cermin. Sistem optik ini memekatkan cahaya, meningkatkan
kelenturan spektra dan menumpukan ia kearah sampel. Cahaya yang melintasi dari
monokromator ke sampel akan menemui satu pintu atau celah. Lebarnya celah ini
menentukan kecepatan cahaya yang mengenai sampel dan kelenturan spektra cahaya tersebut.
Dengan menyempitkan celah, kelenturan spektra akan meningkat, tetapi banyaknya cahaya
yang mengenai sampel akan berkurang. Dalam hal ini kecekapan atau kepekaan alat
pengesan akan menjadi faktor penting. Sehingga lebarnya celah perlu ditentukan untuk
mendapatkan keseimbangan diantara kelenturan spektra dengan kepekaan pengesan.
c. Kotak Sampel
Cahaya monokromatik yang telah diproses itu kemudiannya diarahkan pada kotak sampel
yang boleh menempatkan beberapa jenis pemegang sel. Sampel selalu dalam bentuk larutan.
Sampel diisikan kedalam kuvet yang diperbuat dari kaca, kuarza, atau lain-lain bahan
lutsinar. Kuvet kaca agak murah, tetapi disebabkan ia menyerap cahaya UV, ia hanya boleh
digunakan untuk panjang gelombang melebihi 340 nm. Kuvet kuarza atau silika boleh
digunakan disepanjang kawasan cahaya UV dan tampak (~200 - 800 nm). Kuvet sekarang ini
banyak terdapat dipasaran dibuat dari polimetakrilat (280 - 800nm) dan polistiren (350 -
800nm).
Spektrofotometer yang kurang mahal terdiri dari alat beralur-tunggal (single-beam)
yang membolehkan satu kuvet dimasukkan kedalam pemegang sel pada satu masa. Alat yang
lebih canggih adalah beralur-dua (double-beam) yang boleh memuatkan dua kuvet, yang satu
mengandung sampe terlarut didalam suatu pelarut (kedudukan sampel) dan yang satu lagi
mengandung pelarut tulin (kedudukan rujukan/control).
d. Pengesan
Kecepatan cahaya yang melintasi sampel kajian bergantung kepada banyaknya cahaya
yang diserap oleh sampel tersebut. Kecepatan diukur oleh pengesan peka-cahaya, selalu
merupakan sebuah tabung fotogandaan (photomultiplier tube, PMT). PMT mengesan jumlah
tenaga cahaya yang kecil, menguatkannya melalui lata elektron (cascade of electrons) yang
dipercepat oleh dinod (dynode), dan menukarkannya menjadi isyarat elektrik yang boleh
dimasukkan kedalam sebuah meter atau perekam.
e. Meter dan Perakam
Alat dapat memberikan bacaan daya serapan dan /atau transmitans secara terus dalam
bentuk analog atau digital. Alat ini sesuai untuk pengukuran pada panjang gelombang
tunggal. Sekiranga pengimbasan (scanning) daya serapan panjang gelombang diperlukan,
maka sebuah perakam (recorder) perlulah dipasang.

BAB IV
Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
1. PT. Sintas Kurama Perdana merupakan industri kimia yang memproduksi
Asam formiat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan bernama awal PT.
Formic Acid Indonesia Pratama yang didirikan pada tanggal 28 Januari 1986,
kemudian berubah menjadi PT. Sintas Kurama Perdana sejak tanggal 28 Oktober
1986, yang memproduksi asam formiat sebanyak 11.110 ton/tahun terdiri dari
konsentrasi asam formiat 90% dan 94% dan merupakan salah satu anak perusahaan
dari PT. Pupuk Kujang dan telah dikukuhkan oleh Menteri Kehakiman. Dan
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 November 1988.
2. Proses pembuatan Asam formiat dapat dibagi menjadi dua, yaitu unit sintesa
Metil format dan unit hidrolisa Metil format.
Reaksi yang terjadi:
 Sintesis metil format

KOCH3
CO + CH3OH HCOOCH3 (ΔH298K = -11000kkal/mo)
 Hidrolisis metil format
HCOOCH3 + H2O HCOOH + CH3OH (ΔH298K = -11000kkal/mol)
Pada unit sintesa metil format gas CO yang diumpankan melalui pipa distributor yang
terletak pada bagian bawah Reaktor Metil format, sedangkan Methanol dan Katalis
disemprotkan pada bagian atas Reaktor melalui injektor, produk yang diperoleh dari reaktor
Metil format adalah Metil format. Pada unit hidrolisa Metil format produk yang terbentuk
dari hasil hidrolisa adalah Asam formiat yang tercampur dengan Methanol, Metil format dan
Air, dipisahkan dalam kolom destilasi. Produk akhir asam formiat 90% diperoleh dari
pemekatan pada kolom destilasi ketiga.
3. Asam formiat banyak digunakan dalam berbagai industri. Diantaranya
industri karet, tekstil, kulit, dan pengeboran minyak, dan ada juga yang
menggunakannya sebagai pembersih, pengawet rumput, pengganti antibiotik dalam
makanan ternak ayam dan sapi, industri farmasi, kosmetik, electroplating, dan kertas.

4. Bahan baku pembuatan asam formiat adalah gas karbon monoksida (CO), air
(H2O), dan methanol (CH3OH), bahan pembantu yang digunakan sebagai katalis yaitu
potassium metoksida (KOCH3).
5. Untuk mengisi Certificat Of Analysis dilakukan analisis impuritis terlebih
dahulu.
6. Pada saat PKL (Pelatihan Kerja Lapangan) alat Gas Crhomatogravi Tidak Kita
Pakai karena belum terkalibrasi alatnya.

4.2 Saran

1. Alat-alat instrumentasi laboratorium yang sudah tua seharusnya diganti dengan yang
baru agar ketelitiannya lebih terjamin
2. Alat – alat yang rusak untuk segera diperbaiki.
3. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja lebih baik ditingkatkan kembali APD
yang ada.

LAMPIRAN
Alat – alat Laboratorium

Buret Digital Karl Fischer Titrator


Spektrofotometer Lovibond Stir Plate merk Nuva II

Neraca Analitik

Oven Desikator
Destilator pH Meter

Cawan
Ball Pipet
Beakerglass

Buret Manual

Batang Pengaduk dan Spatula Suntikan

Pipet Volume
Erlenmeyer untuk titrasi Acid Termometer

Lampiran Bahan Yang digunakan:


LABORATORIUM PT.SINTAS KURAMA PERDANA
Tempat Sampling(pengambilan sampel)
PRODUK PT. SINTAS KURAMA PERDANA

Ini adalah produk asam formiat


berkonsentrasi 90% dalam kemasan botol
600 gram Ini adalah produk asam formiat
berkonsentrasi 90% dalam kemasan jerrycan
25 kg

Ini adalah produk asam formiat Produk asam formiat dengan kemasan tangki
berkonsentrasi 94 % dalam kemasan 1 ton.
jerrycan 25 kg
Daftar Pustaka

Anonim, Basic Design, Finlandia : Kemira Oy, 1980

McKetta and W.A Cunningham, Encyclopedia of Chemical Processing and Design: Formic

Acid, New York: Marcel Dekker mc, 1975.

Perry RH, and Green DW. 1997. Perry’s Chemical Engginers Handbook.
7th edition USA MC graw Hill Book Co : New york
Buku Operasi Pabrik Asam Formiat, PT Sintas Kurama Perdana 1987
Buku Laporan Prakerin SMKN 7 BANDUNG di PT SINTAS KURAMA PERDANA, 2011
Buku Laporan Prakerin SMKN BINA NUSANTARA TASIKMALAYA di PT SINTAS KURAMA
PERDANA, 2012

Anda mungkin juga menyukai