Anda di halaman 1dari 18

EFEKTIVITAS KOMPRES ICE GEL DAN KOMPRES HANGAT KERING

TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIPARA KALA I


FASE AKTIF DI PUSKESMAS UMANEN KOTA ATAMBUA

Sanchar Bachita Halle, Lestari Puji Astuti,Shindi Hapsari


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
Jl. Kompol R. Soekamto No.46 Semarang
Email: ricardinasancha@gmail.com
ABSTRAK
Nyeri persalinan yang berlebihan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon
katekolamin dan steroid yang berlebihan. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinnya ketegangan otot
polos dan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga dapat memperlambat proses persalinan.
Berdasarkan data Puskesmas Umanen pada tahun 2019 diperoleh data jumlah ibu bersalin pada bulan
Januari sampai dengan November berjumlah 2.875 ibu bersalin. Jumlah partus lama pada tahun 2019
sebanyak 12 orang dan 3 orang di antaranya dirujuk dengan partus lama. Metode pengalihan nyeri
secara nonfarmakologi yaitu kompres ice gel dan kompres hangat kering. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui Efektivitas Kompres Ice Gel Dan Kompres Hangat Kering Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Ibu Bersalin Primipara Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Umanen Kota Atambua.Penelitian
ini menggunakan teknik quasi eksperimental two grup pre-post test desing. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu 32 orang, menggunakan teknik non probability sampling dengan purposive
sampling, instrumen yang digunakan yaitu NRS. Hasil dari penelitian kompres Ice Gel dan kompres
hangat kering memiliki nilai p-value 0,001 (< 0,05) dengan nilai mean rank kompres ice gel 11,50
sedangkan pada kelompok intervensi kompres hangat kering diperoleh nilai mean rank 21,50. Nilai
Mean rank pada kelompok kompres hangat kering menunjukan lebih efektif dalam menurunkan
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu primipara. Sehingga dapat disimpulkan ada
efektivitas kompres ice gel dan kompres hangat kering terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu
primipara kala I fase aktif.
Kata Kunci : Kompres Ice Gel, Kompres Hangat Kering, Nyeri Persalinan

ABSTRACT

Excessive labor pain can cause stress that leads to excessive release of catecholamine hormones and
steroids. This hormone can cause the onset of smooth muscle tension and vasocontction of blood
vessels, so it can slow down the labor process. Based on data from the Umanen health center in
2019 obtained data on the number of maternity mothers in January to November amounted to 2,875
maternity mothers. The number of old partus in 2019 was 12 people and 3 of them were referred to
with old partus. Nonpharmacological pain diversion methods are ice gel compresses and dry
warm compresses. The purpose of this study was to find out the Effectiveness of Ice Gel Compresses
and Dry Warm Compresses Against Pain Intensity In Women Of Childbirth Primiparous Kala I
Active Phase At Umanen Health Center Atambua City.This study used quasi experimental technique
two groups of pre-post desing tests. The sample used in the study was 32 people, using a non
probability sampling technique with purposive sampling,the instrument used that is NRS. The results
of the ice gel compress and dry warm compress had a p-value of 0.001 (< 0.05) with a
mean rank value of ice gel compress 11.50 while in the intervention group the dry warm compress
obtained a mean rank value of 21.50. Mean rank values in the dry warm compress group showed
more effective in lowering the intensity of labor pain when I active phase in the mother primipara.  So
it can be concluded there is the effectiveness of ice gel compresses and dry warm compresses against
the intensity of labor pain in primiparous mothers when I active phase.
Keywords : Ice Gel Compress, Dry Warm Compress,Labor Pain.

LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun
ke dalam jalan lahir.[1] Persalinan dikatakan normal jika usia kehamilan telah cukup
bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentase belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun pada janin .[2] Persalinan
dibagi menjadi empat tahapan, kala I (pembukaan); kala II (pengeluaran janin); kala III
(pengeluaran plasenta); dan kala IV (observasi). Masalah psikologis yang mungkin
terjadi pada persalinan kala I yaitu kecemasan menghadapi persalinan, kurangnya
pengetahuan tentang persalinan, munculnya ketakutan menghadapi nyeri persalinan
risiko saat melahirkan. Kala II terjadi perubahan psikologis dimana ibu merasa bahagia
karena bisa melihat anaknya dan merasa cemas serta takut kalau terjadi bahaya atas
dirinya saat persalinan. Kala III, rasa sakit ibu mulai berkurang, dan dia merasa gelisah
dan lelah, dan berlanjut; pada tahap keempat, ibu akan melepaskan tekanan dan
ketegangan yang dia rasakan, dan memikul tanggung jawab baru untuk perawatan.[3]
Proses persalinan identik dengan rasa sakit dan bisa menakutkan. Saat kepala
janin bergerak melalui jalan lahir, kandung kemih, rektum, tulang belakang dan tulang
pubis terkompresi, dan otot rahim berkontraksi dan menyebabkan nyeri persalinan.[4]
Nyeri persalinan merupakan pengalaman tidak menyenangkan serta memiliki
konsekuensi fisiologis signifikan baik pada ibu maupun pada janin.[5] Nyeri persalinan
dapat disebabkan oleh iskemia jaringan, dilatasi serviks, tekanan dan tarikan pada
struktur pelvis, distensi vagina dan perineum, juga dapat dipengaruhi oleh faktor
budaya, kecemasan dan ketakutan[6], pengalaman nyeri sebelumnya, kurangnya
persiapan persalinan dan dukungan dari pasangan dan keluarga.[6]
Nyeri diperlukan untuk mengenali kontraksi uterus selama persalinan, tetapi nyeri
dapat menyebabkan konsekuensi patologis yang terus dirasakan, serta kecemasan dan
ketakutan yang dialami klien. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, yang dapat
menyebabkan kontraksi uterus berkurang dan jam kerja lebih lama. Jam kerja yang
panjang bisa membahayakan ibu dan janin.[7]
Nyeri yang berat bisa meningkatkan ketakutan serta kecemasan ibu. Terdapat
ketakutan serta kecemasan hendak menstimulasi akitifitas saraf simpatis sehingga
sekresi katekolamin bertambah. Katekolamin menstimulasi reseptor alfa dan beta yang
dipengaruhi pembuluh darah, pembuluh darah uterus serta meningkatnya tonus otot
uterus. Dampak ini mengurangi aliran darah uterus sehingga dapat menambah tekanan
darah ibu serta dapat menyebabkan penyusutan kontraksi uterus serta memperlambat
proses persalinan sehingga mengganggu keselamatan ibu dan juga fetus serta partus
pervaginam.[6]
Sebagian besar persalinan disertai dengan rasa nyeri (90 %). Meskipun pada
penduduk sudah maju kurang lebih 7-14% bersalin tanpa nyeri. Riset yang dilakukan di
Mesir pada ibu bersalin nulipara mengalami tingkat nyeri sedang sebesar 62,5 %
sementara nyeri berat sebesar 35 %.[8] informasi Persatuan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia menarangkan jika 15% ibu di Indonesia mengalami komplikasi persalinan
dan 21% menyatakan bahwa persalinan yang dirasakan menggambarkan persalinan
yang menyakitkan karena merasakan nyeri yang sangat, sebaliknya 63% tidak
mendapatkan data tentang persiapan dalam menurunkan nyeri pada persalinan.[9]
Kemenkes menunjukkan bahwa sekitar 20% persalinan berisiko mengalami
komplikasi kehamilan dan persalinan, dan kejadian komplikasi tersebut selalu tidak
dapat diprediksi. Komplikasi persalinan dapat dikenali dengan mengenali tanda-tanda
bahaya persalinan, misalnya melalui jalan lahir berdarah, kejang ibu, cairan ketuban
keruh dan berbau, ibu tidak memiliki tenaga yang cukup untuk mengejan, ibu gelisah
atau mengalami nyeri hebat sebelum persalinan.[10]
Penolong persalinan khususnya bidan dapat memberikan bantuan langsung untuk
mengurangi rasa nyeri, membantu kelancaran persalinan sekaligus menjaga
kesejahteraan ibu dan janin.[5] Untuk memastikan ibu yang melahirkan dapat
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, sejak tahun 2015 diharapkan setiap
ibu yang melahirkan akan dibantu oleh tenaga kesehatan yang berkualitas di fasilitas
pelayanan kesehatan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Indonesia pada tahun 2018 sebesar 86,28 %. Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2018 sebesar 73,50 %.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskemas Umanen bulan
Januari sampai dengan bulan November sebanyak 2.875 ibu bersalin.
Nyeri persalinan bersifat subjektif dengan variabilitas interpersonal yang besar
dan dapat bervariasi antara kehamilan pertama dengan kehamilan berikutnya. Analgesia
yang tepat selama persalinan dapat memberikan rasa nyaman pada ibu dan janin,
sekaligus mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh nyeri persalinan tersebut.
Teknik analgesia yang sering digunakan meliputi teknik farmakologi dan
nonfarmakologi. Terapi farmakologi meliputi anestesi general dan blok epidural,
sedangkan terapi nonfarmakologi meliputi edukasi, dukungan moral, pemijatan,
akupresur, aromaterapi, audioterapi, serta terapi panas dan dingin.[8]
Upaya untuk menangani nyeri persalinan ditinjau dari terapi nonfarmakologi
adalah dengan cara melakukan terapi kompres ice gel dan kompres hangat kering telah
diamati dapat membantu menghilangkan rasa sakit.
Kompres ice gel ialah salah satu pengobatan nonfarmakologi untuk mengalihkan
rasa nyeri. Kemasan yang berisi gel hypoallergenic bisa digunakan dalam keadaan
dingin maupun dalam keadaan panas, jika digunakan dingin ice gel tersebut bisa
terpelihara lebih lama diluar freezer daripada es biasa. Ice gel bersifat reusable (bisa
digunakan ulang) dan gampang didapatkan sebab ada di apotek. Pada umumnya ice gel
bisa digunakan sepanjang 15 hingga 20 menit. Pada kemasan ice gel yang berbentuk
plastik, dibutuhkan kain atau handuk untuk mengeringkan air kondensasinya. Kompres
ice gel menimbulkan dampak analgesik dengan memperlambat kecepatan atau
menghambat hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang menggapai otak lebih sedikit
tidak hanya itu, dapat pula menimbulkan transmisi nyeri tertutup sehingga cortex
cerebri tidak dapat menerima sinyal karena nyeri telah diblok dengan stimulasi dingin
yang mencapai otak terlebih dahulu.[11]
Hasil penelitian “Pengaruh Pemberian Kompres Ice Gel Terhadap Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Di Bidan Praktik Mandiri Wilayah Kota Surabaya”.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol Nilai p-value 0,000 Hasil model multivariat I didapat
OR 40 yang artinya ibu yang mendapat balutan ice gel memiliki 40 kali kemungkinan
mengalaminya. Dibandingkan dengan ibu yang tidak diberi balutan es gel, rasa sakitnya
lebih sedikit.[11]
Kompres hangat kering mengacu pada tindakan yang memenuhi persyaratan
keselamatan dengan memberikan kompres hangat kering, mengurangi atau meredakan
nyeri, mencegah kram otot, dan memberikan perasaan hangat. Penelitian lain dengan
judul “Pengaruh Kompres Hangat Kering Pada Nyeri Persalinan Primipara Kala I Fase
Aktif” Hasil didapatkan bahwa ada pengaruh Ada pengaruh terhadap tingkat nyeri
persalinan kala I fase aktif pada primipara sebelum dan sesudah diberikan kompres
hangat kering (P = 0,000). Sebagian besar responden sebelum diberikan kompres
hangat kering mempunyai skala nyeri 7 (36.7%) dan rerata 7.43, setelah diberikan
kompres hangat kering sebagian besar adalah pada skala nyeri 6 (40.0%) dan rerata
6.47.[12]
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Umanen diperoleh
data jumlah ibu bersalin pada bulan Januari sampai dengan November tahun 2019
berjumlah 2.875 ibu bersalin. Jumlah partus lama pada tahun 2019 sebanyak 12 orang
dan 3 orang di antaranya dirujuk dengan partus lama.
Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan di Puskesmas Umanen Kabupaten
Belu terdapat 3 ibu bersalin, 1 dari 3 ibu bersalin mengalami partus lama. Intervensi
yang dilakukan bidan pada ibu bersalin dengan partus lama yaitu berkolaborasi dengan
dokter dan melakukan rujukan. Dari hasil wawancara dengan bidan di Puskesmas
Umanen Kabupaten Belu penyebab partus lama salah satunya disebabkan oleh nyeri
yang tidak terkontrol. Upaya yang dilakukan bidan untuk mengalihkan nyeri persalinan
yaitu dengan memijat pada punggung bagian bawah ibu bersalin dan belum pernah
digunakan pemberian terapi kompres ice gel dan kompres hangat kering untuk
mengurangi nyeri persalinan.
Metode mutasi kelahiran harus dikembangkan melalui penelitian kesehatan,
khususnya dalam pelayanan kebidanan di Indonesia, untuk menggali manfaatnya dan
membuktikan secara ilmiah dampaknya sehingga persalinan dapat dikurangi tanpa
farmakologi. Berdasarkan pada latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
mengetahui adanya pengaruh antara kompres ice gel dan kompres hangat kering
terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Puskesmas Umanen Kota Atambua
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
METODE
Peneltian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode Quasi
Eksperimental two group pre-post test. Populasi adalah ibu-ibu bersalin yang berjumlah
61 ibu bersalin di Puskemas Umanen Kota Atambua pada bulan Mei s/d Juni 2021.
Sampel penelitian berjumlah 32 ibu bersalin dengan pendekatan nonprobability
sampling menggunakan teknik purposive sampling. Kriterian inklusi dalam penelitian
ini adalah ibu bersalin dengan primipara, ibu bersalin secara fisiologis, ibu bersalin
yang berumur 20-35 tahun, ibu bersalin dengan umur kehamilan 37-41 minggu, ibu
bersalin inpartu kala I fase aktif (pembukaan 4-8).

HASIL
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Nyeri Persalinan Sebelum Dan

Sesudah Pemberian Intervensi Kompres Ice Gel Di Puskesmas Umanen Kota

Atambua.

Variabel N Mean Median Std. Dev Min Max

Pre_Ice_Gel 16 6,68 7,00 1,078 4,00 8,00


Post_Ice_Gel 16 6,06 6,00 1,289 3,00 8,00

Berdasarkan analisa diatas diketahui hasil rata-rata intensitas nyeri persalinan

sebelum pemberian intervensi kompres Ice Gel yaitu 6,68 dan nilai tengah 7,00

dengan standar deviasi 1,078. Nilai minimum yaitu 4,00 dan nilai maksimum 8,00.

Sedangkan hasil rata-rata intensitas nyeri sesudah diberikan intervensi kompres Ice

Gel adalah 6,06 dan nilai tengah yaitu 6,00 dengan standar deviasi 1,289.Nilai

minimum 3,00 dan nilai maksimum adalah 8,00

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Nyeri Persalinan Sebelum Dan Sesudah

Pemberian Intervensi Kompres Hangat Kering Di Puskesmas Umanen Kota Atambua.

Berdasarkan analisa diatas diketahui hasil rata-rata intensitas nyeri persalinan sebelum

Variabel N Mean Median Std. Devi Min Max


Pre_Kompres 16 6,75 7,00 0,774 6,00 8,00
Post_Kompres 16 5,25 5,00 0,774 4,00 6,00
pemberian intervensi kompres hangat kering yaitu 6,75 dan nilai tengah 7,00 dengan standar

deviasi 0,774. Nilai minimum yaitu 6,00 dan nilai maksimum 8,00. Sedangkan nilai rata-rata

sesudah diberikan intervensi kompres hangat kering adalah 5,25 dan nilai tengah 6,00

dengan standar deviasi 1,289. Nilai minimum 4,00 dan nilai maksimum adalah 6,00.

Tabel 3. Analisa Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum Dan

Sesudah Intervensi Kompres Ice Gel


Variabel N p-value
Sebelum kompres ice gel 16 0.004

Sesudah kompres ice gel 16


Berdasarkan anilsa diatas diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan

Wilcoxon didapatkan hasil p-value sebesar 0,004 < 0,05 maka Ha diterima,ada

perbedaan yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahawa intervensi

kompres ice gel berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif

pada ibu primpipara.

Tabel 4. Analisa Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Sebelum Dan Sesudah Intervensi Kompres Hangat Kering.

Variabel N p-value
Sebelum kompres hangat kering 16 0,000
Sesudah kompres hangat kering 16

Berdasarkan analisa diatas diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan

wilcoxon pada kelompok intervensi kompres hangat kering sebelum dan sesudah

intervensi diketahui bahwa nilai p-value 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, ada

perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi kompres

hangat kering berpengaruh terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.

Tabel 5. Efektivitas Kompres Ice Gel Dan Kompres Hangat Kering


Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Ibu Primipara Kala I Fase Aktif Di
Puskemas Umanen Kota Atambua.

Variabel N Median Std.Dev Min Max Mean p-value


rank
Kompres ice gel 1 1,00 0,619 0 2 11,50 0,001
6
Kompres hangat 1 1,00 0,632 1 3 21,50
kering 6
Berdasarkan analisa hasil Uji statistik bivariat menggunakan uji mann whitney

peroleh nilai median pada kelompok yang diberikan intervensi kompres Ice
Gel 1,00 dengan standar deviasi 0,619, sedangkan nilai median pada kelompok

intervensi kompres hangat kering 1,00 dengan standar deviasi 0,632.

Setelah dilakukan uji beda didapatkan nilai mean rank pada kelompok

intervensi kompres ice gel yatu sebesar 11,50 dan pada kelompok intervensi

kompres hangat kering nilai mean rank 21.50, yang artinya kompres hangat

kering lebih efektif untuk menurunkan nyeri persalinan dibandingkan dengan

kompres ice gel.

Nilai p-value 0,001 (< 0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang

artinya ada perbedaan yang signifikan terhadap intensitas nyeri pada ibu

bersalin primipara.

PEMBAHASAN

a. Intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah

intervensi kompres Ice Gel.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa intensitas nyeri

persalinan kala I fase aktif pada ibu primipara dari 16 responden nilai mean

intensitas nyeri persalinan sebelum pemberian intervensi kompres Ice Gel

yaitu 6,68, median 7,00, standar deviasi 1,078, dengan nilai terendah yaitu

4,00 dan nilai tertinggi 8,00. Sedangkan nilai mean intensitas nyeri sesudah

diberikan intervensi kompres Ice Gel adalah 6,06, median 6,00 dengan nilai

terendah 3,00 dan nilai tertinggi adalah 8,00.

Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsang ujung-ujung

saraf, selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri dapat

disebabkan oleh kontraksi otot rahim, dilatasi serviks, dan distensi

perineum. Serat saraf eferen visceral yang membawa implus sensorik dari

rahim memasuki medulla spinalis pada segmen torakal kesepulih,


kesebelas, keduabelas serta segmen lumbal yang pertama (T10 sampai

L1). Salah satu metode nonfarmakologi pengurangan rasa nyeri yaitu

dengan Kompres Ice Gel. Kompres ice gel adalah suatu metode kompres

yang menggunakan es, yang digunakan dengan cara mengaplikasikan es

lokal pada bagian tubuh tertentu. [11] Hal ini efektif untuk menghilangkan

rasa sakit karena Ice Gel penyebab rasa dingin diyakini memiliki efek

analgesic, sehingga dapat mencegah pembengkakan serta mengurangi

peradangan dan efektif untuk pengobatan radang sendi dan saraf akut.

Dalam Persalinan kompres Ice Gel bermanfaat untuk mengurangi

ketengangaan nyeri sendi dan otot dan juga memberikan rasa sejuk pada

kulit. Kompres Ice Gel dapat menyebabkan transmisi nyeri tertutup,

sehingga korteks serebral tidak dapat menerima sinyal, karena nyeri telah

terhalang oleh stimulus dingin yang pertamakali mencapai otak.[21]

Kompres Ice Gel juga dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian serta

mengurangi perdarahan dan juga pembengkakan. [11]

Berdasarkan analisa peneliti terdapat penurunan intensitas nyeri

sesudah dilakukan kompres ice gel hal ini dapat dilihat pada tabel uji

statistik sebelum dilakukan kompres ice gel memiliki nilai median 7,00

dan sesudah dilakukan kompres hangat kering memiliki nilai median

6,00, nilai selisih penurunan nyeri yaitu sebesar 1,00. Sehingga dapat

dikatakan bahwa kompres ice gel dapat menurunkan nyeri persalinan kala

I fase aktif pada ibu primipara.

Sejalan dengan hasil penelitian terdahulu[11] dengan jumlah

responden dari kedua kelompok masing-masing 22 orang dan diketahui

hasil yaitu skala nyeri pada responden kelompok intervensi yang


mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 19 orang (86%) nyeri berat

sebanyak 3 orang (14%) dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu yang

mengalami nyeri sedang sebanyak 2 (9%) orang dan yang mengalami nyeri

berat sebanyak 20 orang (91%).[11]

b. Intensitas nyeri persalinan kala I fase akti sebelum dan sesudah

pemberian intervensi kompres hangat kering

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diketahui

bahwa intensitas nyeri persalinan kala I fase pada ibu bersalin primpara

aktif dari 16 responden dengan nilai mean sebelum pemberian intervensi

kompres hangat kering yaitu 6,75, nilai median 7,00, standar deviasi 0,774

dengan nilai terendah yaitu 6,00 dan nilai tertinggi 8,00. Sedangkan nilai

mean sesudah diberikan intervensi kompres hangat kering adalah 5,25,

nilai median 5,00, standar deviasi 0,774 dengan nilai terendah 4,00 dan

nilai tertinggi adalah 6,00.

Nyeri persalinan merupakan salah satu mekanisme pertahanan

alami dari tubuh manusia, nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik,

universal, dan bersifat individual, hanya orang yang mengalaminya yang

dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaaan tersebut, rasa nyeri pada

persalinan adalah rasa yang timbul dari adanya kontraksi otot rahim.

Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut

dan menjalar ke paha. Nyeri persalinan dapat dikendalikan dengan terapi

farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Salah satu metode nonfarmakologi

penggurangan rasa nyeri pada fundus (perut) atau punggung bawah dapat

dikurangi dengan menggunakan kantung berisi air hangat dilapisi kain, dan

diletakan pada daerah nyeri seperti pada aderah fundus atau daerah
punggung bawah, efek dari pemberian kompres hangat ini akan terjadi

pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah ke bagian

nyeri yang dirasakan oleh ibu pada saat bersalin. Kompres hangat pada area

yang terasa tegang dan nyeri dan mengurangi kejang otot yang disebabkan

oleh stimulasi iskemik pada neuron, yang dapat menghalangi

kecenderungan stimulasi nyeri lebih lanjut, dan akan menyebabkan

vasodilatasi dan meningkatkan tekanan saat tekanan diberikan. [22] Efek

hangat juga menghilangkan produk inflamasi yang dapat menyebabkan

nyeri lokal, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin, sehingga hal ini

dapat menggurangi nyeri. Hangat juga akan merangsang serabut saraf,

seingga menutup pintu nyeri, dan kemudian dapat menghambat implus

nyeri ke sumsum tulang belakang dan otak, sehingga akan memberikan rasa

nyaman pada ibu bersalin saat melahirkan anaknnya.[12,22]

Berdasarkan analisa peneliti terdapat penurunan nilai intensitas

nyeri sesudah diberikan intervensi kompres hangat kering, hal ini dapat

dilihat pada tabel uji statistik sebelum dilakukan kompres hangat kering

nilai median sebesar 7,00, dan sesudah diberikan kompres hangat kering

nilai median sebesar 5,00 dengan selisih yaitu 2,00. Sehingga dapat

dikatakan bahwa kompres hangat kering dapat menurunkan intensitas nyeri

persalinan kala I fase aktif pada ibu primipara.

Sejalan dengan hasil penelitian terdahulu [12] dengan jumlah

responden 30 orang dan diketahui hasil yaitu nilai skala nyeri sebelum

diberikan kompres hangat kering adalah 7 (36,7%) dengan rata-rata 7,34

dan skala nyeri setelah diberikan kompres hangat kering adalah 6 (40,0%)

dengan rata-rata 6,47.


a. Analisa Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Sebelum Dan Sesudah Intervensi Kompres Ice Gel

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat penurunan

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi kompres ice gel, dengan hasil uji

wilcoxon didapatkan nilai p-value sebesar 0,004 <0,05 yang bermakna

bahwa ada perbedaan pemberian kompres ice gel terhadap nyeri persalinan

kala I fase aktif pada ibu primipara di Puskesmas Umanen Kota Atambua.

Penangan nyeri persalinan secara non farmakologi merupakan alternatif

sederhana yang dapat mengatasi maupun mengurangi nyeri yang dirasakan.

Kompres ice gel merupakan suatu terapi yang menggunakan es pada lokasi

nyeri yang bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan saat

menghadapi persalinan. Ice gel dikemas dalam kantong plastik dan dapat

digunakan secara berulang, es yang digunakan dapat menimbulkan efek

analgesik sehingga dapat mengambat transmisi nyeri dan merangsang

sirkulasi.

Hasil analisa menunjukan bahwa kompres ice gel dapat menurunkan

nyeri persalinan karena dapat menimbulkan efek analgesik dengan

memperlambat hantaran saraf sehingga implus nyeri yang mencapai otak

lebih sedikit. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p-value sebesar

0,004 <0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan

nyeri sebelum dan sudah diberikan kompres ice gel.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu[11] yang

menunjukan ada perbedaan intensitas myeri persalinan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p-value sebesar 0,000[11]


b. Analisa Perbedaan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif

Sebelum Dan Sesudah Intervensi Kompres Hangat Kering

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat penurunan

nyeri sebelum dan sesudah intervensi kompres hangat kering. Hasil uji

statistik dengan nilai p-value sebesar 0,000 <0,05 yang bermakna bahwa

ada perbedaan pemberian kompres hangat kering terhadap persalinan kala

I fase aktif pada ibu primipara di Puskemas Umanen Kota Atambua.

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis. Pada tahap awal nyeri

persalinan bersifat ringan. Pada tahap akhir persalinan bersifat berat. Nyeri

persalinan membuat ekspresi berubah meliputi peningkatan kecemasan,

menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan ketegangan

otot yang sangat diseluruh tubuh[22]

Penanganan secara non farmakologi menjadi alternatif sederhana yang

mampu mengurangi nyeri yang dirasakan saat persalinan. Kompres hangat

kering adalah tindakan memberikan kompres hangat menggunakan buli-

buli maupun botol yang sudah dilapisi dengan kain[12]

Kompres hangat kering secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas

dari buli-buli panas kedalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelepasan

pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot sehingga nyeri yang

dirasakan akan berkurang atau hilang[22]

Teori gate control mengatakan bahwa stimulus kulit mengaktifkan

transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan cepat. Proses

ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan A berdiameter kecil,

gerbang siap menutup transmisi implus nyeri. Berdasarkan hasil uji

statistik didapatkan nilai p-value 0,000 <0,05 maka Ha diterima, sehingga


dikatakan ada perbedaan nyeri sebelum dan sesudah diberikan kompres

hangat kering.

Reaksi nyeri merupakan mekanisme seseorang untuk melindungi diri

sendiri dan merupakan reaksi fisiologis, seseorang yang merasakan nyeri

akan menampakan reaksi yang berbeda-beda, kalau seorang ibu tidak

mampu dalam beradaptasi dengan nyeri maka akan mengakibatkan

kecemasan dan tidak rileks. Nyeri persalinan juga dapat menimbulkan

hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat, motilitas usus serta

vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin

yang dapat menyebabkan gangguang pada kekuatan kontraksi uterus

sehingga terjadi inersia uterus yang dapat berakibat kematian ibu saat

melahirkan.

Sejalan dengan penelitian terdahulu[12], hasil uji statistik menunjukan

ada perbedaan intensitas nyeri pada kelompok intervensi kompres hangat

kering dengan nilai p-value 0,000.

1. Perbedaan Efektivitas Kompres Ice Gel Dan Kompres Hangat Kering

Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Primipara Kala I Fase Aktif Di

Puskesmas Umanen Kota Atambua

Berdasarkan hasil uji statistik mann-whitney pada kedua kelompok

yaitu kelompok intervensi kompres Ice Gel dan kompres hangat kering

didapatkan nilai p-value 0,001 (< 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara intervensi kompres ice gel dan kompres

hangat kering terhadap intensitas nyeri persalinan di Puskesmas Umanen

Kota Atambua. Didapatkan nilai mean rank pada kelompok intervensi

kompres ice gel yaitu sebesar 11,50 dan nilai mean rank pada kelompok
ntervensi kompres hangat kering yaitu sebesar 21,50. Dari kedua kelompok

intervensi tersebut didapatkan bahwa kompres ice gel dan kompres hangat

kering dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada

ibu primipara. Namun kelompok intervensi kompres ice gel kurang efektif

untuk membantu menurunkan intensitas nyeri persalinan dibandingkan

kelompok intervensi kompres hangat kering. Sehingga untuk ibu bersalin

primipara lebih efektif bila diberikan intervensi kompres hangat kering

dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif.

Sejalan dengan penelitian terdahulu[12] dengan hasil uji statistik yaitu

nilai p-value sebesar 0,000 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara

perlakuan pemberian kompres hangat kering dengan nyeri persalinan.

SIMPULAN DAN SARAN

1. Terdapat pengaruh dari Kompres Ice Gel Terhadap Intensitas Nyeri

Persalinan Pada Ibu Bersalin Primipara Kala I Fase Aktif Di Puskesmas

Umanen Kota Atambua.

2. Terdapat pengaruh dari Kompres Hangat Kering Terhadap Intensitas

Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin Primipara Kala I Fase Aktif Di

Puskemas Umanen Kota Atambua.

3. Terdapat perbedaan efektivitas kompres Ice Gel dan Kompres Hangat

Kering Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Ibu Primipara Kala I Fase

Aktif di Puskesmas Umanen Kota Atambua. Dengan nilai p-value 0,001

(< 0,05). Dan berdasarkan hasil yang didapat nilai mean rank ice gel

11,50, sedangkan nilai mean rank pada kompres hangat kering 21,50. Hal

ini menunjukan bahwa Kompres Hangat Kering lebih berpengaruh atau


lebih efektif terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Pada Ibu Primipara

Kala I Fase Aktif di Puskesmas Umanen Kota Atambua.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirahardjo. ilmu kebidanan. jakarta: PT.Bina Pustaka; 2014.

2. saiffudin abdul bari. buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

2010.

3. marmi. Intranatal care asuhan kebidanan pada persalinan. pustaka belajar; 2012.

4. simkin. panduan lengkap kehamilan, melahirkan & bayi. jakarta: arcan; 2011.

5. N.Margarita Rehatta EH dkk. anestesiologi dan terapi intensif. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama; 2019.

6. Setyowati. Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian. Magelang:

Unimma Pres; 2018.

7. Aprilia Y. Hipnostetri:Rileks,Nyaman dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta:

Gagas Media; 2010.

8. Al-Battawi JI, Mahmoud NM, Essa RM. Effect of ice pack application on pain

intensity during active phase of the first stage of labor among primiparaous. J Nurs

Educ Pract 2017;8(2):35.

9. Mulyani A, Pertiwi S, Diana H. PENGARUH APLIKASI KONTRAKSI NYAMAN

TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA 1

FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA

TASIKMALAYA TAHUN 2017 Astriedgumeas@gmail.com Mahasiswi D4

Kebidanan Poltekes Kemenkes Tasikmalaya Pembimbi. J Kesehat Bakti Tunas Husada


2017;17.

10. BPS. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional; 2017.

11. Mardliyana NE, Raden A, Hani U. Pengaruh pemberian kompres ice gel terhadap

nyeri persalinan kala i fase aktif di bidan praktik mandiri wilayah kota surabaya.

2017;1–20.

12. Bakara DM, Lagora R, Farizal J. Pengaruh Kompres Hangat Kering Pada Nyeri

Persalinan Primipara Kala I Fase Aktif. Media Inf Kesehat 1996;7(25):18–22.

13. Marmi. Intranatal Care. Yogyakarta: Pustaka Belajar; 2016.

14. Indrayani dan Moudy Djami. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans

Info Media; 2016.

15. Negara dan Winata. Analgesia Medis pada Persalinan. E-Journal Obstetric &

Ginekologi Udayana; 2013.

16. Suhartika. Asuhan Kala I Persalinan Normal. jakarta: EGC; 2017.

17. Alam HS. Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi.

Bandung: Media Sains Indonesia; 2020.

18. Yuliatun L. Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi. Malang:

Bayu Media; 2008.

19. Maryunani A. Nyeri dalam Persalinan. jakarta: TIM; 2015.

20. Fridayanti. Terapi Nyeri Persalinan Nonfarmakologis. Makassar: UIN Alanudin

Makassar; 2009.

21. Taherian T, Shorofi SA, Zeydi AE, Charati JY, Pouresmail Z, Jafari H. The effects of

Hegu point ice massage on post-sternotomy pain in patients undergoing coronary

artery bypass grafting: A single–blind, randomized, clinical trial. Adv Integr Med

2020;7(2):73–8.
22. Utami W, Dewi RK, Nofitasari DE. PENGARUH KOMPRES HANGAT

TERHADAP NYERI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF

DI PUSKESMAS TOROH I. J Kesehat Ibu dan Anak Akad Kebidanan An-Nur

2018;3(2).

23. Notoadmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta; 2015.

24. Hidayat A AA. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. jakarta:

Salemba Medika; 2011.

25. Sugiono. Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta; 2015.

26. Hastjarjo. Eksperimen Kuasi dan Generalisasi Inferensi Kausal. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada; 2010.

27. Nasir,Abd dkk. Buku Ajar Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika; 2011.

28. Hidayati A. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. jakarta: Salemba

Medika; 2014.

29. Notoatmodjo. Metodeologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta; 2010.

30. Sumantri. Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Kencana Prenada Media Grup;

2015.
 
 

Anda mungkin juga menyukai